Anda di halaman 1dari 23

AYLA AINAYYAH M

G41116308

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia yaitu perubahan penggunaan


lahan yang setiap tahunnya meningkat secara drastis. Banyak hutan-hutan yang
ditebang untuk dijadikan lahan perkebunan ataupun untuk pemukiman warga,
disini jelas sekali dampak yang akan terjadi menyebabkan global warming
(pemanasan global). Dari permasalahan pemanasan global ini maka akibat yang
ditimbulkan akan merusak alam dan merugikan manusia.
Teknologi penginderaan jauh merupakan teknologi yang mempunyai dapat
mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat. Kemampuan penyediaan data
dan informasi kebumian yang bersifat dinamik bermanfaat dalam pembangunan di
era Otonomi Daerah. Data dan informasi mutakhir sangat diperlukan.
Ketersediaan data dan informasi yang diimbangi dengan pengolahan data menjadi
informasi wilayah dapat dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Analisis penggunaan lahan dilakukan untuk mengetahui bentuk-bentuk
penguasaan, penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan lahan untuk kegiatan
budidaya dan lindung. Selain itu, dengan analisis ini dapat diketahui besarnya
fluktuasi intensitas kegiatan di suatu kawasan, perubahan, perluasan fungsi
kawasan, okupasi kegiatan tertentu terhadap kawasan, benturan kepentingan
sektoral dalam pemanfaatan ruang, kecenderungan pola perkembangan kawasan
budidaya dan pengaruhnya terhadap perkembangan kegiatan sosial ekonomi serta
kelestarian lingkungan.
Salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
ArcView. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan
untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data
spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, perlunya dilakukan prakikum mengenai Arcview
agar dapat mengetahui cara menggunakan Arcview, dapat menjalankan Arcview
untuk melihat pembukaan atau penutupan lahan dalam suatu perencanaan
wilayah, serta dapat menerapkan Arcview dalam bidang pertanian khususnya
keteknikan pertanian.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 62


AYLA AINAYYAH M
G41116308

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum Arcview yaitu mahasiswa cara menggunakan Arcview,


mahasiswa dapat menjalankan Arcview untuk melihat pembukaan atau penutupan
lahan dalam suatu perencanaan wilayah.
Kegunaan dari praktikum profil memanjang agar mahasiswa mampu
mengetahui cara menggunakan Arcview, mahasiswa mengetahui caramenjalankan
Arcview untuk melihat pembukaan atau penutupan lahan dalam suatu perencanaan
wilayah, serta mengetahui penerapan Arcview dalam bidang pertanian khususnya
keteknikan pertanian.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 63


AYLA AINAYYAH M
G41116308

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis atau SIG merupakan suatu sistem berbasis


komputer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur,
mentransformasi, memanipulasi, dan menganalisis data-data geografis (Nugraha,
2012).
Menurut Nugraha (2012), data geografis yang dimaksud disini adalah data
spasial yang ciri-cirinya adalah:
a. Memiliki geometric properties seperti koordinat dan lokasi.
b. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan.
c. Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya data,
kejadian, gejala atau objek.
d. Dipakai untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis, pemantauan
ataupun pengelolaan.
Kebanyakan SIG menggunakan konsep lapis (layer). Setiap lapisan mewakili
satu fitur geografi dalam area yang sama dan selanjutnya semua lapisan bisa
saling ditumpuk untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Setiap lapisan dapat
dibayangkan seperti plastik transparan yang mengandung hanya gambar tertentu.
Pemakai bisa memilih transparan-transparan yang dikehendaki dan kemudian
saling ditumpangkan sehingga akan diperoleh gambar yang merupakan gabungan
dari sejumlah transparan (Nugraha, 2012).
Salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
ArcView. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan
untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data
spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya.
Dan untuk mengoptimalkan (mengotomasikan, meng-customize-kan),
mensistematikkan, me-reuse-kan dan sebagainya) aplikasi-aplikasi SIG yang
dikembangkan dengan menggunakan ArcView mengintegrasikan avenue yang
sangat mudah untuk digunakan di dalamnya. Avenue merupakan bahasa
pemrograman yang hadir bersama dengan (terintegrasi dengan paket standar)
ArcView (Nugraha, 2012).

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 64


AYLA AINAYYAH M
G41116308

Peta digital adalah representasi fenomena geografik yang disimpan untuk


ditampilkan dan dianalisis oleh komputer digital. Setiap objek pada peta digital
disimpan sebagai sebuah atau sekumpulan koordinat. Sebagai contoh, objek
berupa lokasi sebuah titik akan disimpan sebagai sebuah koordinat, sedangkan
objek berupa wilayah akan disimpan sebagai sekumpulan koordinat (Nugraha,
2012).
Menurut Nugraha (2012), beberapa kelebihan penggunaan peta digital
dibandingkan dengan peta analog (yang disimpan dalam bentuk kertas atau media
cetakan lain) antara lain dalam hal:
a. Peta digital kualitasnya tetap. Tidak seperti kertas yang dapat terlipat,
memuai atau sobek ketika disimpan, peta digital dapat dikembalikan ke
bentuk asalnya kapanpun tanpa ada penurunan kualitas.
b. Peta digital mudah disimpan dan dipindahkan dari satu media penyimpanan
yang satu ke media penyimpanan yang lain. Peta analog yang disimpan dalam
bentuk gulungan-gulungan kertas misalnya, memerlukan ruangan yang lebih
besar dibanding dengan jika peta tersebut disimpan sebagai peta digital dalam
sebuah hard disk, CD-ROM atau DVD-ROM.
c. Peta digital lebih mudah diperbarui. Penyuntingan untuk keperluan
pemutakhiran data atau perubahan sistem koordinat misalnya, dapat lebih
mudah dilakukan menggunakan perangkat lunak tertentu.

2.2. Perangkat Lunak SIG ArcView

Arcview merupakan salah satu perangkat lunak dekstop Sistem informasi


Geografis (SIG) dan pemetaan yang telah dikembangkan oleh ESRI
(Enviromental System Research Institute, Inc). Dengan ArcView pengguna dapat
memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng–explore,
menjawab query (baik basisdata spasial maupun non spasial), menganalisis data
secara geografis dan sebagainya. ArcView mengorganisasikan sistem perangkat
lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
komponen-komponen penting diantaranya project, themes, view, table, chart,
layout dan script (Hidayat, 2013).

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 65


AYLA AINAYYAH M
G41116308

Data pada Sistem Informasi Geografis (SIG) berupa data digital yang
berformat raster dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk
rangkaian koordinat (x,y). Titik disimpan sebagai sepasang angka koordinat dan
polygon sebagai rangkaian koordinat yang membentuk garis tertutup. Resolusi
dari data vektor tergantung jumlah titik yang membentuk garis. Raster
menyatakan data grafis dalam bentuk bujur sangkar yang disimpan sebagai
pasangan angka yang menyatakan baris dan kolom dalam suatu matriks. Titik
dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatkan sebagai rangkaian grid-cell
bersambung di satu sisi, dan poligon dinyatakan sebagai gabungan grid-cell yang
bersambung disemua sisi. Resolusi dari data raster ditentukan oleh ukuran
grid-cell (Hidayat, 2013).
Avenue merupakan bahasa pemograman yang ada bersama dengan ArcView
(terintegrasi). Bahasa pemograman script ini merupakan sarana atau tool yang
efektif dan efisien yang dapat digunakan untuk meng-customize dan
mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dibuat dengan perangkat SIG ArcView.
Dengan avenue secara umum para pengguna dapat melakukan aktivitas-aktivitas
diantaranya meng-customize ArcView, memodifikasi menu dan tool standart
ArcView, membuat menu dan tools baru untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
mengotomatisasi proses integrasi aplikasi-aplikasi ArcView dengan aplikasi lain,
mengembangkan fungsi dan prosedur yang diperlukan di dalam aplikasi,
mengembangkan dan mendistribusikan keselurahan aplikasi-aplikasi pengguna
(Hidayat, 2013).

2.3. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh adalah teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan


analisis informasi tentang bumi, informasi tersebut berbentuk radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi.
Penginderaan jauh terdiri atas pengukuran dan perekaman terhadap energi
elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan oleh permukaan bumi dan
atmosfer dari suatu tempat tertentu di permukaan bumi. Penginderaan jauh adalah
ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 66


AYLA AINAYYAH M
G41116308

fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Somantri, 2008).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
adalah teknik yang digunakanuntuk memperoleh data tentang permukaan bumi
yang menggunakan media satelit ataupun pesawat terbang. Jenis data
penginderaan jauh, yaitu citra. Citra adalah gambaran rekaman suatu objek atau
biasanya berupa gambaran objek pada foto (Somantri, 2008).
Menurut Somantri (2008), terdapat beberapa alasan yang melandasi
peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut:
a. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan
wujud dan letaknya yang mirip dengan di permukaan bumi.
b. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala yang relatif lengkap, meliputi
daerah yang luas dan permanen.
c. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi apabila
pengamatannya dilakukan dengan stereoskop.
d. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi
secara terestrial.
Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Di dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra, ada tiga rangkaian
kegiatan yang diperlukan, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi ialah
pengamatan atas adanya objek, identifikasi ialah upaya mencirikan objek yang
telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, sedangkan analisis
ialah tahap mengumpulkan keterangan lebih lanjut. Interpretasi citra dapat
dilakukan secara visual maupun digital. Interpretasi visual dilakukan pada citra
hardcopy ataupun citra yang tertayang pada monitor komputer (Somantri, 2008).
Hasil interpretasi citra selanjutnya dapat diolah dan dianalisis
denganmenggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Peta yang dihasilkan
dengan memanfaatkan SIG berupa peta digital yang sangat bermanfaat dan leluasa
dimodifikasi sesuai dengan perkembangan (Sudaryanto, 2014).
Interpretasi visual adalah aktivitas visual untuk mengkaji gambaran muka
bumi yang tergambar pada citra untuk tujuan identifikasi objek dan menilai

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 67


AYLA AINAYYAH M
G41116308

maknanya. Prinsip pengenalan objek pada citra secara visual bergantung pada
karakteristik atau atribut yang tergambar pada citra. Karakteristik objek padacitra
digunakan sebagai unsur pengenalan objek yang disebut unsur-unsur interpretasi
(Somantri, 2008).
Menurut Somantri (2008), unsur-unsur interpretasi meliputi sebagai berikut:
a. Rona atau warna (tone/color). Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan
objek pada citra, sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata.
Rona ditunjukkan dengan gelap - putih. Pantulan rendah, ronanya gelap,
pantulan tinggi ronanya putih.
b. Bentuk (shape) adalah variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu objek. Bentukmerupakan atribut yang jelas sehingga banyak
objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja, seperti bentuk
memanjang, lingkaran, dan segi empat.
c. Ukuran (size) adalah atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi,
kemiringan lereng, danvolume.
d. Kekasaran (texture) adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona terhadap objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara
individual.
e. Pola (pattern) adalah hubungan susunan spasial objek. Pola merupakan ciri
yang menandai objek bentukan manusia ataupun alamiah.
f. Bayangan (shadow) adalah aspek yang menyembunyikan detail objek yang
berada di daerah gelap.
g. Situs (site) adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
h. Asosiasi (association) adalah keterkaitan antara objek yang satu dan objek
lainnya.
Pada dasarnya kegiatan penafsiran citra terdiri atas dua tingkat, yaitu tingkat
pertama yang berupa pengenalan objek melalui proses deteksi dan identifikasi.
Adapun tingkat kedua yang berupapenilaian atas pentingnya objek yang telah
dikenali tersebut. Tingkat pertama berarti perolehan data, sedangkan tingkat
kedua berupa interpretasi atau analisis data. Interpretasi citra pada dasarnya terdiri
atas dua kegiatan utama, yaitu penyadapan data dari citra dan penggunaan data
tersebut untuk tujuan tertentu. Penyadapan data dari citra berupa pengenalan

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 68


AYLA AINAYYAH M
G41116308

objek yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke tabel, grafik, dan peta
tematik. Urutan pekerjaannya dimulai dari menguraikan atau memisahkan objek
yang rona atau warnanya berbeda, diikuti oleh delineasi atau penarikan garis batas
bagi objek yang memiliki rona atau warna sama. Objek yang telah dikenali
jenisnya kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tujuan interpretasi dan
digambarkan pada peta (Somantri, 2008).
Informasi tutupan lahan terbaru berupa peta hasil klasifikasi citra dapat
diperoleh melalui teknikpenginderaan jauh. Teknik ini dianggap penting dan
efektif dalam pemantauan tutupan lahan karena kemampuannya dalam
menyediakan informasi keragaman spasial di permukaan bumi dengan cepat,
luas,tepat, serta mudah (Sampurno, 2016).

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 69


AYLA AINAYYAH M
G41116308

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ArcView ini dilaksanakan pada Senin, 20 November 2017 pukul


15.30 sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Teknik Tanah dan Air, Program
Studi Keteknikan Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum software ArcView ini adalah laptop
atau notebook dan software ArcView 3.3.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ArcView ini adalah data citra.

3.3. Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan dari praktikum ArcView, yaitu:


1. Pada desktop mengklik icon ArcView, kemudian pada tampilan menu
welcome to ArcView mengklik cancel.

Gambar 22. Menu welcome to ArcView GIS.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 70


AYLA AINAYYAH M
G41116308

2. Memilih file - extensions, kemudian mencentang digitizer sampai JPG (JFIF)


image support pada kolom available extensions.

Gambar 23. File - extensions.


3. Memilih add theme kemudian memasukkan data pare2.shp kemudian
mengklik OK.

Gambar 24. Menu add theme.


4. Mencentang pare-pare yang tertera pada windows project sehingga muncul
tampilan peta Pare-Pare.

Gambar 25. Peta Pare-Pare.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 71


AYLA AINAYYAH M
G41116308

5. Mengklik querry builder. Kemudian pada menu yang muncul,mengklik dua


kali “Kecamatan” pada kolom fields kemudian mengklik dua kali tanda sama
dengan (=) dan mengklik dua kali kecamatan (“ Ujung”) pada kolom values.

Gambar 26. Menu querry builder.


6. Memilih theme kemudian convert to shape file untuk memotong peta
Kecamatan Ujung dari peta Pare-Pare. Mengklik OK.

Gambar 27. Memisahkan peta kecamatan ujung.


7. Selanjutnya memindahkan tanda centang yang ada pada pare-pare ke
Kecamatan Ujung.

Gambar 28. Peta Kecamatan Ujung.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 72


AYLA AINAYYAH M
G41116308

8. Mengklik theme - edit legend. Mengubah legend type menjadi unique value
dan values field menjadi kelurahan.

Gambar 29. Menu legend editor.


9. Memilih view lalu mengklik properties. Mengubah map units dan distance
units menjadi meters.

Gambar 30. Menu view properties.


10. Mengklik view - layout - landscape - OK.

Gambar 31. View - layout.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 73


AYLA AINAYYAH M
G41116308

11. Maka layout peta Kecamatan Ujung akan muncul.

Gambar 32. Pemetaan Kecamatan Ujung.


12. Mengklik kanan ujung.shp - simplify. Mengklik dua kali kata ujung.shp
kemudian menggantinya menjadi keterangan. Mengatur posisi dari ikon peta.
Mengklik dua kali judul peta dan skala untuk mengganti judul peta dan
mengubah skala menjadi meter.

Gambar 33. Pemetaan Kecamatan Ujung.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 74


AYLA AINAYYAH M
G41116308

13. Mengklik file - export. Pada tampilan menu export pada kolom drives
memilih tempat penyimpanan data, pada kolom directories memilih folder
tempat data disimpan dan kolom file name mengetik nama file dan pada list
file of type pilih JPEG kemudian mengklik OK.

Gambar 34. Menu export.


14. Memilih layout lalu mengklik add graticules and grids. Mengklik next pada
menu tampilan graticule and grid wizard.

Gambar 35. Menu graticule and grid wizard.


15. Pada display grid as pilih perintah lines kemudian mengklik preview lalu
mengklik finish.

Gambar 36. Display grid aslines.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 75


AYLA AINAYYAH M
G41116308

16. Menghapus semua keterangan peta dan hanya menyisakan peta.

Gambar 37. Peta Kecamatan Ujung.


17. Memilih file – export kemudian menyimpan data ditempat data sebelumnya
tersimpan. Lalu meng-close layout. Membuka view baru.

Gambar 38. View baru.


18. Pada menu tampilan add theme, pada kolom data source types pilih image
analysis data source kemudian pilih data yang akan di input lalu mengklik
OK.

Gambar 39. Menu add theme.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 76


AYLA AINAYYAH M
G41116308

19. Selanjutnya mencentang data yang akan di input pada windows project.

Gambar 40. Mencentang data akan di input.


20. Zoom sudut kemudian memilih align tool. Mengklik kiri ditengah
perpotongan antara kedua garis lalu klik kanan lalu pilih enter to coordinate.
Memasukkan koordinat x dan y lalu mengklik OK. Melakukan cara yang
sama untuk tiga titik lainnya.

Gambar 41. Koordinat peta.


21. Mengklik zoom to active theme.

Gambar 42. Active theme.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 77


AYLA AINAYYAH M
G41116308

22. Mengklik view - new theme. Pada menu tampilan new theme pada kolom
feature type pilih polygon kemudian mengklik OK. Menyimpan data.

Gambar 43. View - new theme.


23. Selanjutnya mencentang polygon. Mengubah ikon rectangular menjadi
polygon. Mempoligonkan setiap kelurahan.

Gambar 44. Menarik garis polygon.


24. Peta yang telah dipoligonkan.

Gambar 45. Peta Kecamatan Ujung yang sudah dipoligonkan.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 78


AYLA AINAYYAH M
G41116308

25. Mengklik open theme table.

Gambar 46. Theme Table.


26. Maka akan muncul tabel yang berisi data-data lokasi terkait.

Gambar 47. Tabel hasil.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 79


AYLA AINAYYAH M
G41116308

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 48. Peta Kecamatan Ujung.

4.2. Pembahasan

Pada praktikum Arcview ini dilakukan pengenalan alat dan pembuatan peta
kecamatan menggunakan software arcview dan data citra Kota Pare-Pare. Arcview
merupakan salah satu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan
untuk mengolah data citra. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugraha (2012),
bahwa salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
ArcView. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan
untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data
spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya.
Terdapat beberapa komponen-komponen pada Arcview yang dapat digunakan
untuk membuat sebuah peta dengan data citra. Komponen-komponen tersebut
antara lain yaitu file, view, themes, layout, table dan lain-lain. Komponen tersebut
hanya sebagian kecil dari komponen Arcview yang ada. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hidayat (2013), bahwa ArcView mengorganisasikan sistem perangkat

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 80


AYLA AINAYYAH M
G41116308

lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa


komponen-komponen penting diantaranya project, themes, view, table, chart,
layout dan script.
Pada praktium ini, hasil dari pemetaan data citra Kota Pare-Pare pada
Kecamatan Ujung didapatkan luas Kecamatan Lapadde yaitu 615,831479 m2, luas
Kelurahan Ujung Bulu yaitu 109,755293 m2, luas Kelurahan Maluse Tasi yaitu
19,430979 m2 dan luas Kelurahan Labukkang 37,1617 m2. Data luas tersebut
diperoleh setelah melakukan pengolahan data citra Kota Pare-Pare menjadi peta
Kecamatan menggunakan Arcview dengan mempoligonkan setiap area. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudaryanto (2014) bahwa hasil interpretasi citra
selanjutnya dapat diolah dan dianalisis denganmenggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG). Petayang dihasilkan dengan memanfaatkan SIG berupa peta
digital yang sangat bermanfaat dan leluasa dimodifikasi sesuai dengan
perkembangan.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 81


AYLA AINAYYAH M
G41116308

V. KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Arcview
merupakan salah satu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan
untuk mengolah data citra. Hasil yang didapatkan berupa peta suatu wilayah
dengan data-data terkait wilayah tersebut seperti luas wilayah. Arcview digunakan
dalam bidang pertanian untuk melihat pembukaan dan penutupan lahan dengan
data citra yang telah ada.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 82


AYLA AINAYYAH M
G41116308

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, T. dan Ali, T. 2013. Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi
TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal di ‘Aisyiyah DIY. Universitas Ahmad
Dahlan: Yogyakarta.
Nugraha, DW. 2012. Perancangan Sistem Informasi Geografis Menggunakan
Peta Digital. Universitas Tadulako: Palu.
Sampurno, RM. dan Ahmad, T. 2016. Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan
Citra Landsat 8 Operational Land Imager (Oli) di Kabupaten
Sumedang. Universitas Padjadjaran: Bandung.
Somantri, T. 2008. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh untuk
Mengidentifikasi Kerentanan dan Risiko Banjir. Universitas Pendidikan
Indonesia: Bandung.
Sudaryanto dan Melania, SR. 2014. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Perubahan Penggunan Lahan
di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Universitas Widya
Dharma: Klaten.

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 83


AYLA AINAYYAH M
G41116308

LABORATORIUM TEKNIK TANAH DAN AIR 84

Anda mungkin juga menyukai