G41116308
I. PENDAHULUAN
Data pada Sistem Informasi Geografis (SIG) berupa data digital yang
berformat raster dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk
rangkaian koordinat (x,y). Titik disimpan sebagai sepasang angka koordinat dan
polygon sebagai rangkaian koordinat yang membentuk garis tertutup. Resolusi
dari data vektor tergantung jumlah titik yang membentuk garis. Raster
menyatakan data grafis dalam bentuk bujur sangkar yang disimpan sebagai
pasangan angka yang menyatakan baris dan kolom dalam suatu matriks. Titik
dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatkan sebagai rangkaian grid-cell
bersambung di satu sisi, dan poligon dinyatakan sebagai gabungan grid-cell yang
bersambung disemua sisi. Resolusi dari data raster ditentukan oleh ukuran
grid-cell (Hidayat, 2013).
Avenue merupakan bahasa pemograman yang ada bersama dengan ArcView
(terintegrasi). Bahasa pemograman script ini merupakan sarana atau tool yang
efektif dan efisien yang dapat digunakan untuk meng-customize dan
mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dibuat dengan perangkat SIG ArcView.
Dengan avenue secara umum para pengguna dapat melakukan aktivitas-aktivitas
diantaranya meng-customize ArcView, memodifikasi menu dan tool standart
ArcView, membuat menu dan tools baru untuk memenuhi kebutuhan pengguna,
mengotomatisasi proses integrasi aplikasi-aplikasi ArcView dengan aplikasi lain,
mengembangkan fungsi dan prosedur yang diperlukan di dalam aplikasi,
mengembangkan dan mendistribusikan keselurahan aplikasi-aplikasi pengguna
(Hidayat, 2013).
fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak
langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji (Somantri, 2008).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh
adalah teknik yang digunakanuntuk memperoleh data tentang permukaan bumi
yang menggunakan media satelit ataupun pesawat terbang. Jenis data
penginderaan jauh, yaitu citra. Citra adalah gambaran rekaman suatu objek atau
biasanya berupa gambaran objek pada foto (Somantri, 2008).
Menurut Somantri (2008), terdapat beberapa alasan yang melandasi
peningkatan penggunaan citra penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut:
a. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan
wujud dan letaknya yang mirip dengan di permukaan bumi.
b. Citra menggambarkan objek, daerah, dan gejala yang relatif lengkap, meliputi
daerah yang luas dan permanen.
c. Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensi apabila
pengamatannya dilakukan dengan stereoskop.
d. Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi
secara terestrial.
Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Di dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra, ada tiga rangkaian
kegiatan yang diperlukan, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi ialah
pengamatan atas adanya objek, identifikasi ialah upaya mencirikan objek yang
telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup, sedangkan analisis
ialah tahap mengumpulkan keterangan lebih lanjut. Interpretasi citra dapat
dilakukan secara visual maupun digital. Interpretasi visual dilakukan pada citra
hardcopy ataupun citra yang tertayang pada monitor komputer (Somantri, 2008).
Hasil interpretasi citra selanjutnya dapat diolah dan dianalisis
denganmenggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Peta yang dihasilkan
dengan memanfaatkan SIG berupa peta digital yang sangat bermanfaat dan leluasa
dimodifikasi sesuai dengan perkembangan (Sudaryanto, 2014).
Interpretasi visual adalah aktivitas visual untuk mengkaji gambaran muka
bumi yang tergambar pada citra untuk tujuan identifikasi objek dan menilai
maknanya. Prinsip pengenalan objek pada citra secara visual bergantung pada
karakteristik atau atribut yang tergambar pada citra. Karakteristik objek padacitra
digunakan sebagai unsur pengenalan objek yang disebut unsur-unsur interpretasi
(Somantri, 2008).
Menurut Somantri (2008), unsur-unsur interpretasi meliputi sebagai berikut:
a. Rona atau warna (tone/color). Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan
objek pada citra, sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata.
Rona ditunjukkan dengan gelap - putih. Pantulan rendah, ronanya gelap,
pantulan tinggi ronanya putih.
b. Bentuk (shape) adalah variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau
kerangka suatu objek. Bentukmerupakan atribut yang jelas sehingga banyak
objek yang dapat dikenali berdasarkan bentuknya saja, seperti bentuk
memanjang, lingkaran, dan segi empat.
c. Ukuran (size) adalah atribut objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi,
kemiringan lereng, danvolume.
d. Kekasaran (texture) adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau
pengulangan rona terhadap objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara
individual.
e. Pola (pattern) adalah hubungan susunan spasial objek. Pola merupakan ciri
yang menandai objek bentukan manusia ataupun alamiah.
f. Bayangan (shadow) adalah aspek yang menyembunyikan detail objek yang
berada di daerah gelap.
g. Situs (site) adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
h. Asosiasi (association) adalah keterkaitan antara objek yang satu dan objek
lainnya.
Pada dasarnya kegiatan penafsiran citra terdiri atas dua tingkat, yaitu tingkat
pertama yang berupa pengenalan objek melalui proses deteksi dan identifikasi.
Adapun tingkat kedua yang berupapenilaian atas pentingnya objek yang telah
dikenali tersebut. Tingkat pertama berarti perolehan data, sedangkan tingkat
kedua berupa interpretasi atau analisis data. Interpretasi citra pada dasarnya terdiri
atas dua kegiatan utama, yaitu penyadapan data dari citra dan penggunaan data
tersebut untuk tujuan tertentu. Penyadapan data dari citra berupa pengenalan
objek yang tergambar pada citra serta penyajiannya ke tabel, grafik, dan peta
tematik. Urutan pekerjaannya dimulai dari menguraikan atau memisahkan objek
yang rona atau warnanya berbeda, diikuti oleh delineasi atau penarikan garis batas
bagi objek yang memiliki rona atau warna sama. Objek yang telah dikenali
jenisnya kemudian diklasifikasikan sesuai dengan tujuan interpretasi dan
digambarkan pada peta (Somantri, 2008).
Informasi tutupan lahan terbaru berupa peta hasil klasifikasi citra dapat
diperoleh melalui teknikpenginderaan jauh. Teknik ini dianggap penting dan
efektif dalam pemantauan tutupan lahan karena kemampuannya dalam
menyediakan informasi keragaman spasial di permukaan bumi dengan cepat,
luas,tepat, serta mudah (Sampurno, 2016).
Alat yang digunakan dalam praktikum software ArcView ini adalah laptop
atau notebook dan software ArcView 3.3.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ArcView ini adalah data citra.
8. Mengklik theme - edit legend. Mengubah legend type menjadi unique value
dan values field menjadi kelurahan.
13. Mengklik file - export. Pada tampilan menu export pada kolom drives
memilih tempat penyimpanan data, pada kolom directories memilih folder
tempat data disimpan dan kolom file name mengetik nama file dan pada list
file of type pilih JPEG kemudian mengklik OK.
19. Selanjutnya mencentang data yang akan di input pada windows project.
22. Mengklik view - new theme. Pada menu tampilan new theme pada kolom
feature type pilih polygon kemudian mengklik OK. Menyimpan data.
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Pada praktikum Arcview ini dilakukan pengenalan alat dan pembuatan peta
kecamatan menggunakan software arcview dan data citra Kota Pare-Pare. Arcview
merupakan salah satu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan
untuk mengolah data citra. Hal ini sesuai dengan pendapat Nugraha (2012),
bahwa salah satu perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah
ArcView. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan
untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik basis data
spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis dan sebagainya.
Terdapat beberapa komponen-komponen pada Arcview yang dapat digunakan
untuk membuat sebuah peta dengan data citra. Komponen-komponen tersebut
antara lain yaitu file, view, themes, layout, table dan lain-lain. Komponen tersebut
hanya sebagian kecil dari komponen Arcview yang ada. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hidayat (2013), bahwa ArcView mengorganisasikan sistem perangkat
V. KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Arcview
merupakan salah satu aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan
untuk mengolah data citra. Hasil yang didapatkan berupa peta suatu wilayah
dengan data-data terkait wilayah tersebut seperti luas wilayah. Arcview digunakan
dalam bidang pertanian untuk melihat pembukaan dan penutupan lahan dengan
data citra yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, T. dan Ali, T. 2013. Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi
TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal di ‘Aisyiyah DIY. Universitas Ahmad
Dahlan: Yogyakarta.
Nugraha, DW. 2012. Perancangan Sistem Informasi Geografis Menggunakan
Peta Digital. Universitas Tadulako: Palu.
Sampurno, RM. dan Ahmad, T. 2016. Klasifikasi Tutupan Lahan Menggunakan
Citra Landsat 8 Operational Land Imager (Oli) di Kabupaten
Sumedang. Universitas Padjadjaran: Bandung.
Somantri, T. 2008. Pemanfaatan Teknik Penginderaan Jauh untuk
Mengidentifikasi Kerentanan dan Risiko Banjir. Universitas Pendidikan
Indonesia: Bandung.
Sudaryanto dan Melania, SR. 2014. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh dan
Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Perubahan Penggunan Lahan
di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta. Universitas Widya
Dharma: Klaten.