Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANISASI PERTANIAN

ACARA 2
PENGENALAN SPRAYER

Disusun oleh :
Nama : 1. Dewi Novianti (1910401007)
2. Novita Cahyani F (1910401008)
Kelompok :A
Asisten : Wahyu Adi Pratama

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Praktikum ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa Fakultas Pertanian prodi
Agroteknologi, khususnya pada mata kuliah mekanisasi pertanian, yang mana pelaksanaan
praktikum ini dapat membekali mahasiswa dalam mengusai keterampilan dan ilmu.
Praktikum ini dilakukan untuk melaksanakan acara 2 yaitu “Pengenalan Sprayer”.
Penggunaan alat dan mesin pertanian merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani, meningkatkan mutu dan nilai tambah
produk, serta pemberdayaan petani. Penggunaan alat dan mesin di bidang pertanian adalah
untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian, dimana setiap
tahapan dari proses produksi tersebut dapat menggunakan alat dan mesin pertanian.
Dengan demikian, mekanisasi pertanian diharapkan dapat meningkatkan efisiensi tenaga
manusia, derajat, dan taraf hidup petani, kuantitas dan kualitas produksi pertanian,
memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani dari tipe subsistem (subsistence farming)
menjadi tipe pertanian perusahaan (commercial farming), serta mempercepat transisi
bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.
Sprayer adalah salah satu alat dan mesin pertanian yang sudah banyak berkembang
dan digunakan di bidang pertanian untuk pemecah suatu cairan atau larutan menjadi tetesan
atau butiran halus. Penggunaan sprayer bertujuan agar memaksimalkan pendapatan petani
dengan menggunakan input produksi semaksimal mungkin terutama dalam penggunaan
herbisida. Penggunaan pestisida yang maksimal akan mengurangi biaya input yang
dikeluarkan oleh petani. Sprayer selain digunakan untuk menyemprorkan pestisida ke
tanaman, juga digunakan untuk penyiraman pada tanaman yang membutuhkan air sedikit.

1.2. Tujuan
1. Mengetahui bagian - bagian knapsack.
2. Mengetahui fungsi knapsack.
3. Belajar menggunakan knapsack
II TINJAUAN PUSTAKA
Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah cairan, larutan atau suspensi
menjadi butiran-butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida
yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan, pengendalian hama & penyakit tumbuhan.
Sprayer juga diartikan sebagai alat atau aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan atau pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan
oleh kesesuaian dan ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan oleh dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Tujuan dari sprayer yaitu Agar mampu melakukan kalibrasi serta menentukan jumlah-jumlah
pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman tertentu (Sulistiadji, 2006).

Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat


penyemprot dengan tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan
tinggi. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat
dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001).

Alat yang digunakan dalam pengaplikasian herbisida adalah alat penyemprot atau sprayer.
Alat penyemprot herbisida yang paling banyak digunakan adalah alat penyemprot punggung.
Sebelum melakukan pengendalian gulma, terlebih dahulu sprayer dikalibrasi. Keberhasilan
aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lain gulma sasaran, cuaca, jenis herbisida
yang digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian herbisida juga harus sesuai
dengan kondisi di lapangan. Sebelum melakukan aplikasi herbisida terlebih dahulu harus
mengetahui gulma sasaran dan tanaman yang dibudidayakan serta sifat – sifatnya. Jenis herbisida
juga penting untuk diketahui apakah sesuai untuk mengendalikan gulma sasaran dan tidak
meracuni tanaman serta bagaimana herbisida tersebut diaplikasikan. Selain itu, faktor lain yang
sangat menentukan keberhasilan suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat yang digunakan dan
orang yang mengaplikasikan herbisida tersebut. Apabila hal hal tersebut sudah dilaksanakan
dengan baik maka aplikasi herbisida juga dilapangan diharapkan dapat baik pula (Djojosumarto,
2000).
III METODE
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum mekanisasi pertanian acara 2 “Pengenalan Sprayer” dilaksanakan pada hari
Jumat, 06 November 2021 di tempat tinggal masing-masing praktikan melaui WhastApp
group dan Google Meeting.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Hand sprayer tekanan rendah,
Hand sprayer tekanan tinggi, Knapsack tekanan rendah, dan Knapsack tekanan tinggi, alat
tulis.

3.3 Cara Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.

2. Mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum.

3. Mengamati Hand sprayer tekanan rendah, Hand sprayer tekanan tinggi, Knapsack
tekanan rendah, dan Knapsack tekanan tinggi.
4. Mencatat hasil praktikum pengenalan sprayer

5. Jelaskan fungsi dan cara penggunaan knapsack.


IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan

(Gambar dan Keterangan)


4.2. Pembahasan
a. Pengertian
Knapsack sprayer adalah jenis sprayer yang paling umum digunakan oleh petani hampir di
semua areal pertanian padi, sayuran, atau diperkebunan. Knapsack sparayer merupakan sprayer
berkapasitas empat gallons (15 liter) dengan bentuk tangki seperti ginjal dan terbuat dari baja
galvanis atau lembaran kuningan yang dapat dibawa dengan cara digendong pada pundak dan bahu
operator. Leher gagang terdapat di bagian bawah tangki yang membuat operator mudah untuk
memompa. Sedikit pemompaan memberikan tekanan dalam kamar udara sehingga ketika nozzle
terbuka maka aliran cairan yang kuat dapat berhembus.
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah bahan kimia aktif
pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan
sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh
kualitas dan kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan
tersemprot (droplet) yang melekat pada objek dan sasaran semprot (Priyatmoko et al., 2016).
Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan
dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan.
b. Fungsi Bagian
Sprayer digunakan untuk memecah larutan kimia aktif pemberantas hama menjadi butiran
cair kecil (droplet). Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.
Fungsi utama sprayer adalah untuk memecah cairan larutan pemberantas hama dan
penyakit tumbuhan yang disemprotkan menjadi butiran kecil (droplet) dan mendistribusikan
secara merata pada spot atau objek yang dilindungi (batang, daun, buah). Fungsi lainnya untuk
mengatur banyaknya pestisida untuk menghindari pemberian yang berlebihan.
Menurut (Setyowati, 2012) alat semprot sprayer punggung memiliki bagian-bagian penting
untuk mempermudah dalam penggunaanya antara lain:
1. Tanki (Tank). Tanki digunakan untuk menempatkan larutan herbisida.
2. Pengaduk (Agitator) biasanya alat ini sudah terpasang dalam tanki tatap kebanyakan alat
penyemprot kecil tidak memiliki alat agitasi sehingga aplikator harus menggoyang-goyang
sendiri sprayer sewaktu menyemprot.
3. Pompa (pump), pompa digunakan untuk mndapatkan tekanan yang diperlukan untuk
mendorong larutan keluar dari nozzle.
4. Pengatur tekanan (preasure regulator) alat ini digunakan untuk mengontrol takanan yang
dihasilkan pompa sehingga diperoleh volume semprot yang seragam per satuan waktu nozzle.
5. Saringan (strainer) alat terlatak dibagian atas tanki, pada tanki semprot dan dekat nozzle.
6. Pengatur takanan (preasure gauge).
7. Nozzle, nozzle digunakan untuk memperhalus larutan semprot sampai pada sasaran.

c. Mekansime atau Cara kerja


Mekanisme / cara kerja sprayer adalah larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya
tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Ketika
gagang pompa digerakkan, tabung keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di
dalam tabung meningkat. Keadaan tersebut menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa
keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara
yang dihasilkan oleh pompa diusahakan konstant, yakni sebesar 0,7-1,0 kg/cm² atau 10-15 Psi.
tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara memompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan
tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan 2 langkah pompa harus digerakkan sekali naik-
turun. Kapasitas tangki sprayer bervariasi berkisar antara 13, 15, 18, 20, tergantung mereknya.
Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5, Matabi, Berthoud, dan PB. Kinerja
sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan
waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan
disemprotkan.
V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum acara 2 dapat disimpulkan bahwa, sprayer merupakan salah
satu alat mesin pertanian yang mempermudah penyemprotan pestisida. Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama
& penyakit tumbuhan. Alat sprayer yang sering digunakan oleh petani Indonesia adalah sprayer
jenis knapsack. Knapsack mempunyai bagian-bagian sesaui dengan fungsinya yaitu nozzle, spray
lance, spray hose atau selang, tangki, penutup tangki, tali pengait, control valve, pompa hidrolik
dan saringan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat
dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis
pestisida yang akan disemprotkan.
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, Panut.2000. Teknik Aplikasi Pestisida dalam Bidang Pertanian. Kanisius:
Yogyakarta.
Priyatmoko, A., Widodo, S., & Salahudin, X. 2016. Analisis Tekanan Tangki Sprayer Dengan
Variasi Besar Diameter Roda dan Panjang Tuas Engkol Peluncur Dengan Menggunakan
Satu Pompa Pada Sprayer Semi Otomatis. Wahana Ilmuwan, 1(1).
Setyowati, N. dkk. 2013. Penuntun Praktikum Pengendalian Gulma. Bengkulu:

Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.

Sulistiadji, K. (2006). Teknologi Mekanisasi Proteksi Tanaman (Sprayer). Litbang Pertanian,c,1-


10 http://mekanisasi.litbang.pertanian.go.id/ind/phocadownload/panduan/BUKU_SPRA
YER.pdf.

Anda mungkin juga menyukai