Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Alat Mesin Pertanian


( Alat Penyemprot )

Oleh :
Kelompok 6A
Anggota : Adelia Suryani 10307001
Rani Rifqiyanti 10307039
Salharika K.A 10307043
Sidiq Al Munawar 10307045
Hari, Tanggal Praktikum : Kamis, 2 Juni 2022
Waktu : 2 × 2 Jam
Dosen Penilai : Enceng Sobari, S.P. M.P

LABORATORIUM ALAT MESIN PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI
JURUSAN AGROINDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bahan pangan hasil pertanian sangat dibutuhkan oleh manusia, maka
mengalami peningakatan dari waktu ke waktu karena penduduk Indonesia yang
semakin banyak yaitu sekitar 237,5 juta penduduk diindonesia. Untuk memenuhi
kebutuhan dari manusia tersebut diperlukan teknologi yang dapat membantu para
petani untuk mengelola hasil pertanian agar dapat memudahkan petani dalam
mengerjakan pekerjaannya dan menghasilkan hasil pada pertanian yang
memuaskan bagi para konsumennya. Ketika proses produksi para petani pasti
mengalami kendala ketika mulai dari persiapan panen hingga ke penanganan pasca
panen. Untuk mengurangi kendala-kendala tersebut dapat dilakukan dengan
memahami prosedur dengan baik dan benar terutama ketika melakukan penyiraman
dan pengolahan lahan pada tanaman harus dilakukan dengan benar agar tanaman
dapat tumbuh sesuai dengan yang diharapkan oleh para petani.
Alat mesin pertanian mesin semprot adalah alat sebagai aplikator pestisida
yang sangat dibutuhkan oleh petani untuk membasmi organisme pengganggu
tanaman dan menjadi penyebab munculnya penyakit pada tumbuhan selain itu juga
mesin semprot dapat mempermudah para petani dalam mengelola hasil pertanian.
Para petani menggunakan pestisida yang berupa cairan, pemberian pestisida cair
pada tanaman dengan menggunakan alat penyemprot (sprayer) agar dapat
menghemat penggunaan pestisida sehingga biaya produksi tani akan lebih hemat.
Selain itu juga penggunaan sprayer berfungsi untuk memecah cairan atau larutan
menjadi butir-buitran maka penyemprotannya akan merata pada permukaan
tanaman yang dilindungi.
Alat semprot yang digunakan para petani sprayer gendong (sprayer knapsack)
dan sprayer konvemsional. Sprayer knapsack ini memiliki kapasitas 15 liter dan
dioperasikan dengan menggunakan motor bensin sehingga menghasilkan cairan
yang keluar sangat kuat kerna adamya pemompaan memberikan tekanan dalam
kamar udara sehingga nozzle akan terbuka (Yuliyanto et al., 2017). Dan sprayer
konvensional yaitu menggunakan pompa manual yang tuasnya digerakan ke atas
dan bawah menggunakan tangan kiri dan menghasilkan cairan yang dikeluarkannya
dengan tekanan yang rendah (Annafiyah et al., 2021). Oleh karena itu, praktikum
kali ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas kerja pada setiap alat semprot yang
digunakan sehingga petani dapat menyemprotkan tanaman menjadi lebih baik dan
dengan membutuhkan waktu yang lebih singkat.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mampu mengetahui berbagai macam alat sprayer
2. Mampu mengetahui menilai dan mengontrol kinerja pada alat sprayer
3. Mampu mengoperasikan alat sprayer
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lahirnya ilmu-ilmu dalam lingkup teknologi pertanian dipicu oleh


kebutuhan untuk pemenuhan pembukaan dan pengerjaan lahan pertanian secara
luas. Bidang cakupan teknik pertanian antara lain alat dan mesin budidaya
pertanian, mempelajari penggunaan, pemeliharaan dan pengembangan alat dan
mesin budidaya pertanian. Tujuan utama dari penggunaan mesin-mesin ini
adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan mengubah pekerjaan
berat menjadi lebih ringan (Tahir, 2003).
Upaya meningkatkan produktivitas pertanian menggunakan pestisida kimia
dan alami merupakan cara yang menurut petani paling efektif dalam mengendalikan
organisme dan penyakit tanaman (Budi, 2009). Sprayer berfungsi untuk memecah
cairan atau larutan menjadi butiranbutiran dan mendistribusikannya secara merata
ke permukaan tanaman yang dilindungi (Yuwana, 2014). Pada proses
penyemprotan sprayer dibutuhkan informasi mengenai unjuk kinerja alat semprot
(sprayer) agar penyemprotan lebih efektif dan efisien saat pengaplikasian pada
tanaman(Dharmawan & Soekarno, 2020).
Penanggulangan hama dan penyakit guna melindungi tanaman yang
dibudidayakan secara kimiawi/ nabati, maka diperlukan alat-alat sebagai pembantu
agar pestisida yang kita pergunakan sampai ke tanaman dan berakibat tertekannya
populasi tanpa merugikan tanaman sendiri. Untuk itu kita mengenal sprayer. Untuk
mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut
sprayer. Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah
seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada
akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya
(DS Martins, 2001).
Alat penyemprot tanaman (sprayer) adalah alat/ mesin yang berfungsi
untuk memecah suatu cairan, larutan menjadi butiran cairan (droplets)(Arifin &
Sainima, 2017). Sprayer merupakan alat aplisikator yang diperlukan dalam rangka
pemberantasan, pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga diartikan
sebagai alat atauaplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan atau pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer
sangat ditentukan olehkesesuaian dan ukuran droplet aplikasi yang dapat
dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan oleh dosis pestisidayang akan disemprotkan. Tujuan dari sprayer yaitu
Agar mampu melakukankalibrasi serta menentukan jumlah-jumlah pelarut untuk
kebutuhan budidaya tanaman tertentu.

2.1 Alat penyemprot pompa manual


Petani menggunakan sprayer konvensional berupa sprayer tipe gendong
dengan pompa manual (pompa diafragma) dengan tuas yang digerakkan naik
turun oleh lengan kiri operator. Tekanan pompa diafragma dari sprayer
tersebutmenghasilkan tekanan semprotan yang relatif rendah, apalagi pada saat
operator sudah kelelahan untuk menggerakkan tuas pompanya. Dari hasil
pengamatan, kinerja penyemprotannya kurang sempurna, butiran semprotnya
tidak halus dan tidak sampai ke permukaan daun dengan merata. Tidak semua
permukaan daun dapat tersemprot dengan baik. Selain itu, dengan
menggunakan sprayer manual ini, operator hanya dapat menyemprot satu baris
tanaman tebu dalam satu lintasan operasinya, sehingga kapasitas kerjanya
rendah yaitu 0,37 ha/jam(Annafiyah et al., 2021). Dalam mengendalikan hama,
suatu penyemprot gendong dikatakan efektif jika sprayer tersebut mampu
menurunkan penutupan hama terhadap lahan. Demikian juga efisiensi
penggunaan sprayer, dikatakan efisien jika waktu yang dibutuhkan untuk
menyemprot lebih singkat (Hermawan, 2012).

2.2 Alat penyemprot menggunakan mesin


Penggunaan knapsack power sprayer memiliki mutu penyemprotan yang
lebih baik dibandingkan sprayer gendong manual dengan membandingkan
kapasitas rata-ratanya, sprayer manual memiliki kapasitas 0.37 ha/jamper orang,
sedangkan knapsack power sprayer memiliki kapasitas mencapai 0.4 ha/jam
perorang(Annafiyah et al., 2021). Pengaruh kestabilan tekanan padapenerapan
sprayer bermotor memiliki pengaruh yang baik pada efektivitas penyemprotan, hal
ini dipengaruhi oleh sumber tenaga yang berasal dari motor bakar internal
sehingga debit keluaran dan tekanan kerja lebih stabil, jika dibandingkan dengan
sprayer manual yang menggunakan tenaga manusia sehingga tekanan yang
dihasilkan tidak stabil (Aspar, 2012). kapasitas keluaran adalah fungsi dari debit
aliran pada nosel dan kecepatan sprayer. Akan tetapi faktor harga dan tingginya
biaya operasional sprayer yang menggunakanenergi motor bensin ataupun
tractor menjadikan para petani kecil tidak mampu untuk menggunakan.
Pengembangan sprayer selama ini lebih kearah pemanfaatan energi motor bensin,
penggunaan aki, ataupun penggunaan traktor sebagai penghasil energi untuk
memompa sprayer.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Knapsack manual sprayer
2. Knapsack power sprayer
3. Ember
4. Meteran
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah air

3.2 Prosedur kerja


Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa tahapan. Adapun tahapan-
tahapannya tersaji pada Gambar 3.1

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

Memasukkan air sebanyak 3 liter ke dalam sprayer manual dan mesin.

Melakukan pengukuran terhadap panjang dan lebar pada semprotan air yang
dikeluarkan oleh alat.

Melakukan perhitungan waktu berdasarkan volume air yang keluar.


BAB IV

HASIL

4.1 Hasil Percobaan


Tabel 4.1 luas penyemprotan sprayer pompa dan mesin motor
Jenis sprayer Luas penyemprotan (m) Waktu
Panjang Lebar
Sprayer pompa 1 0,85 2 menit 45 detik
Sprayer mesin 7,5 0,49 -
motor
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Alat penyemprot pompa manual


Berdasarkan tabel 4.1 yang menunjukkan hasil dari penggunaan alat
penyemprot manual (pompa diafragma) dengan parameter panjang, lebar dan waktu
yang dibutuhkan alat penyemprot untuk menghabiskan air di dalamnya. Dimana
alat penyemprot manual ini mengeluarkan aliran air dengan panjang sekitar 1 meter
dan lebar 0,85 dengan waktu 2 menit 45 detik. Hal ini bisa terjadi karena
penyemprotannya kurang sempurna, butiran semprotnya tidak halus dan tidak
sampai ke permukaan daun dengan merata. Tidak semua permukaan daun dapat
tersemprot dengan baik. (Annafiyah et al., 2021).
Alat penyemprot manual tipe gendong ini masih banyak digunakan oleh
petani-petani dalam melakukan perawatan tanaman dilahan mereka. Alat
penyemprot manual dengan pompa manual (pompa diagragma) menggunakan tuas
yang digerakan turun naik dengan tangan kiri operator. Berdasarkan hasil kinerja
dari alat penyemprot manual ini, didapatkan bahwa intensitas dan jarak
penyemprotan cairan masih sangat terbatas. Akibatnya intensitas cairan yang
dikeluarkan tidak halus sehingga tidak sampai kepermukaan dengan merata. Selain
itu menggunakan alat sprayer manual ini, operator akan cepat kelelahan. Sehingga
target luasan lahan yang diaplikasikan dalam waktu yang disediakan tidak tercapai.
(Waluyo et al., 2021)
Dimana prinsip kerja dari alat penyemprot manual ini yaitu cairan akan
dikeluarkaan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa
yang dihasilkan oleh gerakan tangan operator. Pada waktu gagang pompa
digerakkan, cairan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan
didalam tabunh meningkat. Keadaan ini menyebabkan cairan dalam tangki dipaksa
keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzel bidang sasaran semprot.
2.2 Alat penyemprot bensin
Berdasarkan tabel 4.1 yang menunjukkan hasil dari penggunaan alat
penyemprot bensin (knapsack power ) dengan parameter panjang, lebar dan waktu
yang dibutuhkan alat penyemprot untuk menghabiskan air di dalamnya. Dimana
alat penyemprot bensin ini mengeluarkan aliran air dengan panjang sekitar 7,5
meter dan lebar 0,49. Hal ini dikarenakan pengaruh kestabilan tekanan pada
penerapan sprayer bermotor memiliki pengaruh yang baik pada efektivitas
penyemprotan, hal ini dipengaruhi oleh sumber tenaga yang berasal dari motor
bakar internal sehingga debit keluaran dan tekanan kerja lebih stabil, jika
dibandingkan dengan sprayer manual yang menggunakan tenaga manusia sehingga
tekanan yang dihasilkan tidak stabil (Aspar, 2012).
Kapasitas keluaran adalah fungsi dari debit aliran pada nosel dan kecepatan
sprayer. Akan tetapi faktor harga dan tingginya biaya operasional sprayer yang
menggunakanenergi motor bensin ataupun tractor menjadikan para petani kecil
tidak mampu untuk menggunakan. Pengembangan sprayer selama ini lebih kearah
pemanfaatan energi motor bensin, penggunaan aki, ataupun penggunaan traktor
sebagai penghasil energi untuk memompa sprayer.
Sehingga penggunaan alat penyemprot bensin ( knapsack power) memiliki
mutu penyemprotan yang lebih baik dibandingkan sprayer gendong manual dengan
membandingkan kapasitas rata-ratanya, sprayer manual memiliki kapasitas 0.37
ha/jamper orang, sedangkan knapsack power sprayer memiliki kapasitas
mencapai 0.4 ha/jam perorang(Annafiyah et al., 2021).
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pelaksanaan praktikum
kali ini adalah:
1. Ada berbagai macam jenis alat penyemprot yaitu , alat penyemprot pompa
(manual) dan alat penyemprot menggunakan mesin (motor bakar), dari kedua
jenis alat penyemprot tersebut memiliki perbedaan dalam pengoprasiannya dan
juga kedua jenis alat tersebut memiliki keefektifan hasil yang berbeda.
2. Penggunaan alat penyemprot yang menggunakan mesin lebih efektif dalam
penggunaannya dilahan pertanian, karena memiliki ruang lingkup lebih luas
dibandingkan dengan alat penyemprot pompa (manual)

6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini adalah alat penyemprot yang menggunakan
mesin harus sering diberikan perawatan agar alat tidak cepat rusak dan dapat
digunakan pada saat praktikum. Dan praktikan harus lebih memperhatikan dosen
pengampu saat menjelaskan prosedur praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Aspar, G. (2012). Studi Aplikasi Knapsack Sprayer, Knapsack Power Sprayer, Dan
Boom Sprayer Di Pt Laju Perdana Indah, Palembang, Sumatera Selatan.
Annafiyah, A., Anam, S., & Fatah, M. (2021). Rancang Bangun Sprayer Pestisida
Menggunakan Pompa Air DC 12 V dan Panjang Batang Penyemprot 6 Meter.
Jurnal Rekayasa Mesin, 16(1), 90. https://doi.org/10.32497/jrm.v16i1.2195
Arifin, E., & Sainima, J. (2017). Perancangan Alat Penyemprot Hama Tanaman
Tipe Knapsack Berbasis Solar Panel 20 Wp. Motor Bakar : Jurnal Teknik
Mesin, 1(2). https://doi.org/10.31000/mbjtm.v1i2.729
Dharmawan, A., & Soekarno, S. (2020). Uji Distribusi Semprotan Sprayer Pestisida
Dengan Patternator Berbasis Water Level Detector. Jurnal Teknik Pertanian
Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 9(2), 85.
https://doi.org/10.23960/jtep-l.v9i2.85-95
DS Martins, P. (2001). Pengenalan Alat dan Mesin Pertanian. SMK Pertanian, 1.
Hermawan, W. (2012). Kinerja Sprayer Bermotor Dalam Aplikasi Pupuk Daun Di
Perkebunan Tebu. Jurnal Keteknikan Pertanian, 26(2), 21831.
Waluyo, B. D., Sari, R. D., Januariyansah, S., & Suryanto, E. D. (2021). Penerapan
Penyemprot Tanaman Elektrik untuk Lahan Pertanian di Desa Kuta Dame.
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI, 5(1), 80–85.
https://doi.org/10.37859/jpumri.v5i1.2469
Yuliyanto, Kesuma, N. W., & Sinuraya, R. (2017). Efektivitas Dan Efisiensi
Penggunaan Knapsack Sprayer Dan Knapsack Motor Pada Penyemprotan
Gulma Di Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Citra Widya Edukasi, 9(1), 80–
92.
Tahir, A. R., Khan, F. H., & Khan, A. A. (2003). Effect of constant flow valves on
performance of pesticide sprayers. International Journal of Agriculture and
Biology, 5(1), 49-52.
Yuwana, N. A. J. (2014). Desain dan Konstruksi Grid Patternator untuk Pengujian
Kinerja Penyemprotan Sprayer.
LEMBAR KONTRIBUSI

ADELIA SURYANI BAB II

RANI RIFQIYANTI BAB I, BAB IV

SALHARIKA K.A BAB V

SIDIQ AL MUNAWAR BAB III, BAB VI

Anda mungkin juga menyukai