Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian ISSN 2476-8995 (Print)

Volume 7 Nomor 2 Agustus 2021: 197-206 ISSN 2614-7858 (Online)

Modifikasi Alat Penyiram Elektrik Berbasis Mikrokontroler

Modification of Microcontroller Based Electric Sprayers

Andi Muh. Saldan, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar. Email: andisaldan87@gmail.com
Ratnawaty Fadilah, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar. Email: ratnawatyfadilah@unm.ac.id
Jamaluddin, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar. Email: mamal_ptm@yahoo.co.id
Lahming, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Makassar. Email: lahmingmaja@gmail.com
Khaidir Rahman, Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Makassar. Email: khaidir.rahman@unm.ac.id

Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian modifikasi atau rekayasa yang bertujuan untuk
memodifikasi alat penyiram (sprayer) elektrik berbasis mikrokontroler yang lebih efesien
digunakan oleh petani dalam menyiram tanaman. Teknik analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif, sehingga
pengujian pada penelitian ini hanya terbatas pada uji alat. Dengan demikian maka data yang
disajikan dalam penelitian ini adalah bentuk data rasio yang diperoleh dari hasil uji coba.
Proses pembuatan alat terdiri dari 3 tahapan diantaranya pembuatan komponen mekanik,
komponen sistem kontrol dan tahap finalisasi. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa
alat penyiram (sprayer) elektrik berbasis mikrokontroler yang dimodifikasi berfungsi dengan
baik. Tangki sprayer yang berkapasitas 16 liter mampu dioperasikan dalam waktu 8 menit.
Ketinggian semprotan sangat berpengaruh terhadap lebar kerja hasil semprotan. Selain
ketinggian, besaran tekanan air yang dipengaruhi oleh volume air juga sangat berpengaruh
terhadap lebar kerja hasil semprotan.
Kata Kunci: sprayer, mikrokontroler, semprotan.

Abstract
The study is a modified or engineered study aimed at modifying a microcontrolled
electric sprayer that farmers more efficient use in watering plants. The data analysis
techniques used in this study are quantitative data analysis techniques with descriptive
statistics, so testing on this study is limited to tooltesting, so that the data presented in this
study is a form of data ratio obtained from test results. The manufacture of tools consists of
three stages: the manufacture of mechanical components, the components of the control system
and the finalization. The work concluded that a modified microcontroller (sprayer) electric
sprayer (sprayer) worked well. A 16-liter sprayer tank can run in 8 minutes. The altitude of the
spray greatly affects the width of the spray work. Besides heights, the force of water influenced
by the volume of water also has a profound effect on the width of the spray work.
Keywords: sprayer, microcontroller, spray.

Tersedia online OJS pada : https://ojs.unm.ac.id/ptp 197


DOI : https://doi.org/10.26858/jptp.v7i2.19056
Saldan, et al. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206

Pendahuluan mengatasi hal tersebut, masyarakat pada


umumnya melakukan pemupukan secara
Kebutuhan akan bahan pangan
berkala dengan menebar pupuk secara
selalu menjadi permasalahan yang terus-
konvensional. Namun, seiring
menerus dalam kehidupan. Kekurangan
berkembangnya zaman cara ini mulai
bahan pangan seolah sudah menjadi
ditinggalkan karena dinilai tidak efisien,
persoalan akrab dengan manusia. Kegiatan
sehingga masyarakat beralih menggunakan
pertanian dalam hal ini budaya bercocok
alat penyiram (sprayer).
tanam merupakan kebudayaan manusia
Sprayer merupakan alat yang
paling tua. Namun, seiring perkembangan
berfungsi untuk memecah suatu cairan,
peradaban manusia, budaya bercocok tanam
larutan atau suspensi menjadi butiran cairan
mengalami perkembangan dan penggunaan
atau spray. Sprayer atau yang biasa disebut
berbagai sistem mulai dari sistem sederhana
pompa pada kalangan masyarakat menjadi
hingga sistem yang canggih. Berbagai
suatu hal yang wajib dimiliki petani dalam
teknologi budidaya dikembangkan guna
melakukan pemeliharaan di lahan pertanian.
mencapai produktivitas yang diinginkan.
Sprayer biasanya digunakan pada saat
Teknik budidaya tanaman merupakan
proses penyemprotan pestisida untuk
proses menghasilkan bahan pangan serta
mencegah hama dan penyakit pada
produk-produk agroindustri dengan
tumbuhan dan penyemprotan pupuk cair
memanfaatkan sumber daya tumbuhan.
pada tanaman (Rahman et al., 2014).
Cakupan obyek budidaya tanaman meliputi
Knapsack sprayer adalah alat
tanaman pangan, hortikultura, dan
penyemprot punggung dan merupakan jenis
perkebunan (Hanum, 2008).
sprayer yang sering digunakan, kelemahan
Teknik budidaya tanaman sangat
dari knapsack sprayer apabila larutan ingin
penting dilakukan untuk meningkatkan
dikeluarkan dari tangki, diperlukan tenaga
produktivitas tanaman. Setiap tanaman
pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan
memiliki teknik budidaya yang berbeda-
naik-turun untuk memompa, tekanan airnya
beda. Teknik budidaya tanaman yang benar
tidak stabil, serta membutuhkan waktu yang
dan sesuai, dapat meningkatkan kualitas dan
lama pada saat pengoperasiannya.
jumlah produksi tanaman. Namun
Seiring perkembangan zaman,
sebaliknya, apabila teknik budidaya
perkembangan teknologi juga sangat pesat.
tanaman yang dilakukan tidak sesuai dengan
Segala kegiatan atau pekerjaan yang
karakteristik dari tanaman, maka tanaman
dilakukan oleh manusia dapat dengan
tersebut mengalami kerusakan atau bahkan
mudah dikerjakan karena adanya teknologi.
bisa menjadi mati. Kondisi seperti ini
Perkembangan teknologi dalam bidang
diperlukan pengetahuan mengenai
pertanian merupakan salah satu bentuk dari
karakteristik tanaman terlebih dahulu
adanya tuntutan perkembangan zaman
sebelum dilakukan pembudidayaan.
dalam menunjang peningkatan hasil
Peningkatan produksi tanaman
produktivitas. Selain itu, kemajuan
sering kali dihadapkan pada adanya
teknologi juga berdampak pada kegiatan
gangguan hama dan penyakit. Kerugian
produksi yang dapat mengefisiensi waktu,
besar bahkan gagal panen dapat terjadi
tenaga, dan biaya. Sistem otomatisasi
ketika gangguan tersebut tidak dapat diatasi
merupakan teknologi yang banyak
dengan baik (Rizal et al., 2016). Untuk
digunakan di era sekarang, termasuk dalam

198
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206 Saldan, et al.

bidang pertanian. Penggunaan sistem tanaman dan efisien terhadap penggunaan


otomatisasi pada bidang pertanian dapat biaya, tenaga, dan waktu. Adapun tujuan
meningkatkan produktivitas pertanian. yang ingin dicapai dalam penelitian ini
Di era revolusi industri 4.0 ini, salah adalah memodifikasi alat penyiram
satu bentuk dari pengembangan sprayer (sprayer) elektrik berbasis mikrokontroler
yang dapat dilakukan yaitu dengan membuat yang lebih efesien dalam menyiram tanaman
sprayer yang berbasis pengembangan serta untuk mengetahui kinerja alat hasil
teknologi tetapi tetap mudah dioperasikan modifikasi alat penyiram (sprayer) elektrik
oleh petani. Bentuk pengembangan sprayer berbasis mikrokontroler.
yang dapat dilakukan dengan menambahkan Metode Penelitian
sistem kontrol menggunakan mikro-
kontroler arduino nano yang dihubungkan Bentuk penelitian ini adalah
dengan pompa sprayer, hal ini bertujuan penelitian modifikasi atau rekayasa. Pada
untuk mengotomatisasi sprayer. Dengan penelitian ini dilakukan modifikasi alat
demikian petani dapat lebih mudah penyiram (sprayer) elektrik berbasis
mengoperasikan sprayer. Selain itu, petani mikrokontroler untuk meningkatkan
juga dapat memangkas waktu kerja karena produktivitas petani. Dalam Penelitian ini
sprayer yang dikembangkan menggunakan dilakukan perhitungan efesiensi kerja
dua penyemprot. lapang untuk mengetahui kinerja sprayer
Pengembangan sprayer ini dibuat hasil modifikasi.
menggunakan alat dan bahan yang mudah Gambar Desain Produk
ditemukan, seperti tangki sprayer
berkapasitas 16 l, pompa pengabut, dan lain-
lain. Ada banyak penelitian tentang sprayer
namun biaya pengoperasian dan
perawatannya mahal, selain dari itu
modifikasi sprayer pada penelitian
sebelumnya masih belum menggunakan
sistem otomatisasi secara menyeluruh, dan
hanya menggunakan sistem semi otomatis
(Rahman et al., 2014). Oleh karena itu
penerapan sprayer berbasis mikrokontroler
Gambar 1. Desain produk
dengan biaya yang murah, efesien dan
Keterangan:
pengoperasian yang mudah perlu diadakan.
(1) Tangki sprayer
Sistem otomatisasi pada bidang
(2) Pompa pengabut
pertanian sangat membantu pekerjaan
(3) Pipa penyalur
petani. Selain menghemat tenaga juga dapat
(4) Selang in
menghemat waktu, sehingga pekerjaan
(5) Box kontrol
petani dapat dilakukan dengan lebih efisien
(6) Box aki
dan efektif, selain itu juga dapat
(7) Tutup box aki
meningkatkan produktivitas. Oleh karena
(8) Pneumatic
itu, penulis merekayasa alat penyiram
(9) Selang out
(sprayer) berbasis mikrokontroler untuk
(10) Cup
memudahkan petani dalam menyiram

199
Saldan, et al. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206

(11) Backpack Cara pengujian


(12) Sensor LDR Pengujian alat dilakukan dengan cara
(13) Besi penyangga sebagai berikut:
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
Alat ini terbuat dari tangki sprayer digunakan.
yang berfungsi sebagai penampung air, b. Mengoperasikan alat penyiram berbasis
pompa pengabut yang berfungsi untuk mikrokontroler pada lahan pertanian.
meningkatkan tekanan air, 2 sensor LDR c. Pengujian dilakukan dengan melakukan
yang berfungsi sebagai pengganti keran penyiraman sebanyak 3 kali, yaitu 1 kali
penyemprot dan 2 nozzle yang berfungsi untuk 1 tangki pada luas lahan yang telah
sebagai penyiram. Alat ini juga memiliki ditentukan.
control box yang didalamnya terdapat
mikrokontroler arduino nano sebagai pusat Menguji Fungsional Alat
perintah, dan terdapat button yang berfungsi Pengujian ini dilakukan untuk
sebagai menu setting antara mode otomatis mengetahui penyemprotan efektif. Dalam
dan mode manual. Gambar desain teknologi menghitung penyemprotan efektif,
yang dikembangkan ditampilkan pada dibutuhkan beberapa pendekatan sebagai
Gambar 1. berikut.
Prosedur Rancang Bangun a. Efesiensi kerja lapang
Efisiensi kerja lapang merupakan
Desain produk dibuat berdasarkan perbandingan antara kapasitas lapang efektif
kriteria perancangan. Dalam penelitian ini (KLE) dengan kapasitas lapang teoritis
dilakukan perancangan alat penyiram (KLT) yang dapat dihitung dengan
elektrik berbasis mikrokontroler. Adapun persamaan berikut (Rahman et al., 2014):
kriteria rancangan alat penyiram ini adalah
L
menggunakan dua pompa pengabut, dua KLE = WK (1)
nozzle dan menggunakan sensor LDR
KLT = 0.36 ( v × l ) (2)
sebagai pengganti keran penyemprot, serta
𝐾𝐿𝑇
menggunakan push button sebagai menu Eff = (𝐾𝐿𝐸) × 100% (3)
setting mode, antara mode manual dan
otomatis. Mode manual digunakan pada Keterangan:
tanaman yang memiliki jarak tanam yang Eff = efesiensi lapang (%)
lebar, seperti tanaman merica, dan lain-lain. KLE = kapasitas lapang efektif (ha/jam)
Sedangkan mode otomatis digunakan pada KLT = kapasitas lapang teoritis (ha/jam)
tanaman yang memiliki jarak tanam yang L = luas lahan (ha)
berdekatan, misalnya tanaman padi dan lain- l = lebar semprotan (m)
lain. Pembuatan gambar desain alat dibuat v = kecepatan rata-rata (m/detik)
menggunakan software Solidwork 2014. WK = waktu kerja (jam).

Prosedur Pengujian Alat b. Hubungan ketinggian semprotan dengan


luas kerja
Adapun prosedur uji coba yang Hubungan ketinggian semprotan
dilakukan diuraikan sebagai berikut. dengan luas kerja dapat diukur dengan cara
sebagai berikut:

200
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206 Saldan, et al.

1) Meletakkan sprayer pada ketinggian Hubungan antara tekanan air dengan


tertentu (150, 155, dan 160 cm) sebagai luas kerja dapat diukur dengan cara sebagai
aparatus percobaan. berikut:
2) Parameter tinggi semprotan 1) Meletakkan sprayer pada ketinggian
menggunakan ukuran tinggi bahu rata- tertentu (100 cm) secara tetap.
rata pria dewasa yang akan 2) Berjalan pada bidang kering agar area
mengoperasikan sprayer tersebut. yang terkena semprotan tercetak bekas
3) Berjalan pada bidang kering agar area penyemprotan.
yang terkena semprotan tercetak bekas 3) Mengoperasikan sprayer, memasang alat
penyemprotan. manometer pada salah satu ujung nozzle.
4) Mengoperasikan sprayer, pengoperasian 4) Mengukur lebar kerja sprayer yang
ini hanya dilakukan untuk memperoleh terdapat pada bidang kering yang terkena
diameter luas kerja semprotan sehingga semprotan setiap terjadi perubahan
tidak perlu dilakukan terlalu lama atau tekanan.
berkisar 5-10 detik sampai terdapat bekas 5) Mengulangi proses tersebut sebanyak 3
semprotan. kali ulangan.
5) Mengukur diameter semprotan yang Luas semprotan (A) dapat ditentukan
tercetak pada bidang kering bekas menggunakan pendekatan sebagai berikut
penyemprotan menggunakan meteran. (Purwadi et al., 2014):
6) Mengulangi proses tersebut sebanyak 3 A=axbxπ (6)
kali ulangan. Keterangan:
c. Debit penyemprotan A = luas Semprotan (cm²)
Debit penyemprotan dihitung a = jari-jari mayor (cm)
dengan persamaan sebagai berikut b = jari-jari minor (cm).
(Jalaluddin et al., 2019): Teknik Analisis Data
𝑣
Q=𝑡 (4) Teknik analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah teknik analisis
Keterangan: data kuantitatif dengan statistik deskriptif.
Q = debit penyemprotan (cm3/s) Pengujian pada penelitian ini hanya terbatas
t = waktu (s) pada uji alat, sehingga data yang disajikan
v = volume air yang keluar (cm3). dalam penelitian ini adalah bentuk data rasio
Volume air yang keluar (v) dapat yang diperoleh dari hasil uji coba. Data yang
ditentukan dengan menggunakan diperoleh dibandingkan dengan kinerja alat
pendekatan sebagai berikut (Atikah, 2009): yang kemudian akan menjadi acuan dalam
𝑉o−𝑉𝑡 membuat deskripsi mengenai hubungan
v= (5)
𝑡
antara ketinggian semprotan dengan luas
Keterangan: kerja alat, serta hubungan antara tekanan
v = volume air yang keluar (cm3) semprotan dengan kerja semprotan.
Vo = volume awal (cm3)
Hasil dan Pembahasan
Vt = volume akhir (cm3)
t = waktu (s). Hasil Perancangan Alat
d. Hubungan tekanan air dengan luas kerja Modifikasi alat penyiram (sprayer)
elektrik berbasis mikrokontroler telah dibuat

201
Saldan, et al. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206

berdasarkan desain gambar produk yang


telah direncanakan. Dari desain gambar
tersebut, dibuat tiap-tiap komponen utama
dari alat kemudian dirakit menjadi satu
kesatuan sesuai dengan desain alat yang
ingin dibuat. Proses pembuatan alat terdiri
dari 3 tahapan diantaranya pembuatan
Gambar 2. penyangga gagang sprayer
komponen mekanik, komponen sistem
kontrol, dan tahap finalisasi pada alat Sebelum besi dibengkokkan, besi
sehingga alat yang sudah didesain dapat terlebih dahulu dipotong menggunakan
terbentuk. gurinda pada bagian tengah membentuk
sudut 45o. Besi kemudian dibengkokkan
Pembuatan Komponen Mekanik
menggunakan tangan dengan cara menarik
Komponen mekanik dari alat kedua sisi besi. Kemudian besi dilas pada
penyiram (sprayer) elektrik berbasis bagian besi yang sudah dibengkokkan untuk
mikrokontroler terdiri dari beberapa tahapan memperkuat struktur. Setelah dibengkokan
pembuatan yang diuraikan sebagai berikut. kedua potongan besi tersebut dipasang pada
a. Pembuatan dudukan penyangga gagang bagian wadah sprayer yang telah dilubangi
sprayer menggunakan bor yang berdiameter 2 cm
Proses pembuatan dudukan dan diklem menggunakan sekrup agar pipa
penyangga gagang sprayer dimulai dari besi tersebut tetap seimbang dan tidak
proses pemotongan pipa besi, untuk goyang. Kemudian ujung pipa besi dipotong
dipasang pada wadah sprayer. Proses berbentuk huruf U yang berfungsi untuk
pemotongan pipa besi menggunakan melekatkan selang sambungan ke nozzle.
gurinda sebagai alat pemotong. Pipa besi b. Pembuatan dudukan pompa
dipotong berdasarkan ukuran yang telah Dudukan pompa terbuat dari akrilik
dibuat, hal ini dilakukan agar potongan yang memiliki ketebalan 3 mm. Akrilik
presisi dan pipa besi tersebut seimbang tersebut dipotong berbentuk persegi panjang
ketika dipasang pada wadah sprayer. yang memiliki ukuran 15,5 cm x 9,5 cm,
Jumlah potongan pipa besi terdiri dari 2 setelah itu akrilik tersebut dipotong lagi
buah, dan berdiameter 1,5 cm. Masing- sehingga berbentuk perpaduan antara
masing potongan pipa besi berukuran 34 cm, persegi dan persegi panjang. Gambar
kemudian dibengkokkan 135o. Sudut yang dudukan pompa dapat dilihat pada Gambar
digunakan 135o karena sudut tersebut 3.
merupakan sudut ideal untuk penyemprotan
dan merupakan sudut dengan area
semprotan yang luas (Prabaningrum, 2017).
Dudukan penyangga gagang sprayer dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 3. Dudukan pompa

202
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206 Saldan, et al.

Akrilik selanjutnya dilubangi untuk menyimpan akumulator. Berbeda


menggunakan bor di beberapa sisi, guna dengan box kontrol sistem rangkaian
sebagai tempat untuk melekatkan baut yang mikrokontroler yang terbuat dari bahan
berfungsi untuk menyatukan pompa dan akrilik, box akumulator dibuat dengan
dudukan. Baut yang digunakan berukuran 3 menggunakan printer 3D yang memiliki
mm dan memiliki tinggi 2 cm. Setelah itu ketebalan 2 mm. Gambar box akumulator
dudukan pompa tersebut dilekatkan pada dapat dilihat pada Gambar 5.
wadah sprayer menggunakan lem korea dan
lem lilin.
c. Pembuatan box kontrol dan box
akumulator
Pembuatan box kontrol
menggunakan bahan akrilik yang memiliki
ketebalan 3 mm. Box kontrol berfungsi
Gambar 5. Box akumulator
sebagai tempat sistem rangkaian
mikrokontroler alat. Selain itu box ini juga Box akumulator memiliki ukuran
berfungsi sebagai pelindung sistem 11,5 cm x 12 cm x 7,5 cm. Hal tersebut
rangkaian mikrokontroler dari panas dikarenakan untuk menyesuaikan ukuran
matahari dan hujan. Sistem rangkaian dalam aki yang digunakan. Kemudian pada tutup
box ini dipasang menggunakan spacer. box akumulator tersebut terdapat lubang
Ukuran yang digunakan pada box kontrol ini berukuran 1 cm sebagai tempat untuk
adalah 13,5 cm x 11,2 cm x 5 cm. mengeluarkan jack adaptor.
Box kontrol dipasang pada bagian d. Pembuatan sistem kontrol
rangka utama. Dengan demikian sistem Sistem kontrol pada penelitian ini
rangkaian mikrokontroler ini menjadi merupakan sistem utama dalam
terhubung langsung dengan sistem pengaplikasian alat, dan sistem kontrol
minimum, dan dengan mudah menjalankan merupakan otak dari alat ini. Pembuatan
alat sesuai dengan perintah yang telah sistem kontrol dimulai dari pembuatan
diprogram pada bahasa pemograman yang desain gambar 2D rangkaian jalur sistem
telah dimasukkan pada sistem minimium, hingga pemograman untuk
mikrokontroler. Gambar box kontrol dapat memasukkan bahasa program pada sistem
dilihat pada Gambar 4. kontrol. Desain rangkaian jalur sistem
minimium ditampilkan pada Gambar 6.

Gambar 4. Box kontrol


Selain box kontrol yang terdapat
pada rangka utama, juga terdapat box
Gambar 6. Desain sistem minimum
akumulator yang berfungsi sebagai tempat
menggunakan aplikasi proteus 8

203
Saldan, et al. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206

e. Tahap finalisasi dengan volume tangki sebesar 16 liter


Tahap finalisasi adalah tahap mampu bekerja dalam waktu 8 menit. Hasil
perangkaian atau pemasangan semua ini diperoleh saat melakukan pengambilan
komponen. Mulai dari komponen mekanik data dengan mengoperasikan sprayer dan
terdiri dari penyangga besi selang, dudukan menghitung waktu yang dibutuhkan dengan
pompa, box kontrol dan box akumulaor, menggunakan stopwatch.
dirangkai menjadi satu dan komponen Untuk mengetahui efisiensi kerja
sistem kontrol yaitu pemasangan papan lapang pada pengujian ini, dilakukan
PCB, modul (arduino nano, relay 1 channel, perhitungan efisiensi dengan melakukan
step down, sensor LDR dan lain lain), serta perbandingan antara kapasitas lapang
pemrograman alat sesuai letak fungsional teoritis (KLT) dan kapasitas lapang efektif
dan strukturalnya. (KLE). Sebelum melakukan perhitungan
Proses ini berfungsi melihat maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran
komponen yang masih kurang untuk lahan pengujian. Ukuran lahan yang
dilengkapi dan dilanjutkan pada uji coba digunakan dalam pengujian ini adalah 21 m
alat. Berikut gambar produk yang telah x 13 m, yang kemudian dikonversi ke hektar
dirangkai ditunjukkan pada Gambar 7. menjadi 0,273 ha. Waktu kerja adalah 0,13
jam, didapat dari 8 menit yang dikonversi ke
jam. Data yang diperoleh kemudian diolah
dengan menggunakan persamaan kapasitas
lapang efektif. Kapasitas lapang efektif
dalam pengujian sprayer ini adalah 2,1
ha/jam.
Kapasitas lapang teoritis adalah
persentase kerja yang diperoleh suatu alat
atau mesin dalam waktu/jam pada saat
Gambar 7. Produk pengoperasian alat di lahan. Dari hasil
Pembahasan pengujian alat, diperoleh data kecepatan
Pengujian alat bertujuan untuk jalan 1,4 m/s dan lebar semprotan 3,4 meter.
mengetahui apakah alat berfungsi sesuai Maka diperoleh perhitungan kapasitas
dengan kriteria rancangan. Sebelum lapang teoritis pada pengujian ini sebesar
dilakukan pengujian, terlebih dahulu 1,7 ha/jam.
dilakukan pengecekan dan penyetelan Efisiensi kerja lapang pada
terhadap komponen yang telah dibuat. pengujian ini diperoleh dengan
Pengecekan ini bertujuan untuk perbandingan antara KLE dan KLT.
menghindari adanya kesalahan dalam Efisiensi kerja lapang pada pengujian ini
pemasangan dari rancangan atau pada saat adalah 80% sedangkan pada penelitian yang
dilakukan uji coba alat. Pengujian dilakukan dilakukan oleh Rahman et al. (2014) pada
pada penelitian ini secara garis besar untuk modifikasi nosel sprayer menghasilkan
mengetahui kapasitas kerja sprayer hasil efesiensi kerja lapang sebesar 74%. Hal ini
modifikasi. dipengaruhi oleh waktu kerja yang relatif
Kapasitas kerja dari hasil modifikasi lebih cepat serta area semprotan dua kali
sprayer elektrik berbasis mikrokontroler lebih luas dibandingan menggunakan
sprayer manual.

204
Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206 Saldan, et al.

Hubungan ketinggian dan luas kerja Selain ketinggian semprotan,


semprotan merupakan salah satu indikator hubungan antara tekanan dan luas kerja
dalam pengujian sprayer. Data hasil semprotan juga merupakan indikator
pengujian hubungan antara ketinggian dan pengujian pada penelitian ini. Tabel 2
luas kerja semprotan ditampilkan pada merupakan tabel data hasil pengujian
Tabel 1. sprayer antara hubungan tekanan dan luas
kerja semprotan.
Tabel 1. Hubungan ketinggian dan luas kerja
semprotan Tabel 2. Hubungan tekanan dan luas kerja
semprotan
Ukuran Luas kerja
Percobaan
ketinggian semprotan Volume air Tekanan Luas kerja
1 150 cm 753 cm2 dalam tangki air semprotan
2 155 cm 790 cm2 0-4 liter 0-10 Psi 42 cm2
3 160 cm 720 cm2 4-10 liter 10-18 Psi 232 cm2
10-16 liter 18-30 Psi 490 cm2
Dari Tabel 1 diperoleh hubungan
antara ketinggian semprotan dan luas kerja Dari Tabel 2 diperoleh hubungan
semprotan, bahwa ketinggian semprotan antara tekanan air dan luas kerja semprotan,
mempengaruhi luas kerja semprotan. Dapat bahwa tekanan air sangat mempengaruhi
dilihat pada percobaan pertama dan kedua luas kerja semprotan. Dapat dilihat pada
menunjukkan bahwa semakin tinggi pengujian yang dilakukan, semakin tinggi
semprotan maka semakin luas pula luas volume air dalam tangki maka semakin
kerja semprotan. Namun tidak dengan tinggi pula tekanan air yang dihasilkan dan
percobaan ketiga yang menggunakan berbanding lurus dengan luas kerja
ketinggian 160 cm dan merupakan semprotan yang juga semakin luas.
percobaan tertinggi pada penelitian ini. Sebaliknya, semakin rendah volume air
Dari data yang dihasilkan dalam tangki maka tekanan juga akan
menunjukkan bahwa luas kerja semakin menurun begitu pula dengan luas
semprotannya mengecil. Hal ini disebabkan kerja semprotan yang semakin mengecil.
oleh perbedaan panjang dan lebar semprotan Hal ini sesuai dengan hukum
pada ketinggian-ketinggian yang telah tekanan hidrostatis, yaitu tekanan hidrostatis
ditentukan, dari hasil pengujian merupakan tekanan yang diberikan oleh air
menunjukkan bahwa semakin tinggi posisi ke semua arah pada suatu benda akibat
nozzle maka semakin panjang area adanya gaya gravitasi. Tekanan hidrostatis
semprotan dan lebar semprotan semakin akan meningkat seiring dengan
menyusut. Hal ini disebabkan oleh beberapa bertambahnya kedalaman yang diukur dari
faktor yaitu bentuk nozzle dan hembusan permukaan zat cair. Hal yang perlu
angin pada saat penyemprotan. Ketinggian diperhatikan dalam tekanan hidrostatis
155 cm merupakan tinggi efektif yang adalah massa jenis suatu zat cair yang
diperoleh pada saat pengujian, karena data mengenai suatu benda tersebut akibat
yang diperoleh memiliki luas kerja yang adanya gaya gravitasi, berat partikel air akan
paling besar. menekan partikel di bawahnya, kemudian
partikel-partikel air yang ada di bawah akan
saling menekan hingga ke dasar air sehingga

205
Saldan, et al. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 7(2) 2021: 197-206

tekanan di bawah akan lebih besar dari Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya
tekanan di atas. Sehingga semakin banyak Tanaman Jilid 1. Jakarta: Buku
volume air maka tekanan akan semakin kuat Sekolah Elektronik.
(Safitri, 2013). Dengan demikian diperoleh Jalaluddin, J., Akmal, S., Nasrul, Z. A., &
bahwa hubungan antara volume air dan Ishak, I. (2019). Analisis profil aliran
tekanan airnya sangat mempengaruhi luas fluida cair dan pressure drop pada pipa
kerja semprotan. L menggunakan metode simulasi
computational fluid dynamic (CFD).
Simpulan
Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 8(1),
Berdasarkan dari hasil penelitian 97-108.
pada modifikasi alat penyiram (sprayer) Purwadi, P., Sunarto, F., Muttaqin, A., &
elektrik berbasis mikrokontroler dapat Seto, T. H. (2014). Aplikasi mobile
ditarik kesimpulan sebagai berikut: zappeline sebagai media teknologi
1. Mekanisme perancangan modifikasi alat modifikasi cuaca (TMC) dan
penyiram (sprayer) elektrik berbasis penipisan polutan udara
mikrokontroler terdiri dari dua tahapan. (ASAP). Jurnal Sains & Teknologi
Tahap pertama, komponen mekanik Modifikasi Cuaca, 15(2), 57-63.
meliputi pembuatan besi penyangga Prabaningrum, L. (2017). Pengaruh arah
selang, pembuatan dudukan pompa dan pergerakan nozzle dalam
pembuatan box control dan box penyemprotan pestisida terhadap
akumulator. Tahap kedua, komponen liputan dan distribusi butiran semprot
sistem kontrol meliputi pembuatan jalur dan efikasi pestisida pada tanaman
rangkaian, pemasangan komponen dan kentang. Jurnal Hortikultura, 27(1),
pengimputan bahasa program pada 113-126.
sistem kontrol. Rahman, M. N., & Yamin, M. (2014).
2. Alat penyiram (sprayer) elektrik berbasis Modifikasi nosel pada sistem
mikrokontroler yang dimodifikasi penyemprotan untuk pengendalian
berfungsi dengan baik. Tangki sprayer gulma menggunakan sprayer gendong
yang berkapasitas 16 liter mampu elektrik. Jurnal Keteknikan Pertanian,
dioperasikan dalam waktu 8 menit. Dari 2(1).
hasil pengujian yang dilakukan, efesiensi Rizal, M., Subrata, I. D. M., & Setiawan, R.
lapang yang diperoleh adalah sebesar P. A. (2016). Desain dan Pengujian
80% dan ketinggian semprotan sangat Prototipe Sistem Kontrol Mesin
berpengaruh terhadap lebar kerja hasil Sprayer Dosis Variabel untuk Aplikasi
semprotan. Selain ketinggian, besaran Penyemprotan Pertanian Presisi.
tekanan tekanan air yang dipengaruhi Jurnal Keteknikan Pertanian, 4(2).
oleh volume air juga sangat berpengaruh Safitri, I. (2013). Perangkat Pembelajaran
terhadap lebar kerja hasil semprotan. Fluida Statik dan Dinamik Berupa
Power point, Video dan Modul
Eksperimen. Tesis. Institut Teknologi
Daftar Pustaka
Bandung. Bandung.
Atikah. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 2.
Surabaya: Amanah Pustaka

206

Anda mungkin juga menyukai