Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN


ACARA VI
“KALIBRASI DAN ALAT SEMPROT”

Disusun Oleh :
Nama : M. Nur Akmal Pratama
NPM : E1J021027
Shift : C1
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bilman Wilman S, M.P
Coass : Dezi Alfarizi (E1J019102)

LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk
mengendalikan berbagai hama disebut dengan pestisida. Hama yang dimaksud di sini adalah
sangat luas meliputi serangga, tungau, gulma, penyakit tanaman yang disebabkan oleh
cendawan, bakteria dan virus, dan juga nematoda, siput, tikus, burung dan hewan lain yang
dianggap merugikan. Bagi kehidupan sehari-hari, yang dimaksud hama meliputi semua hewan
yang mengganggu kesejahteraan hidup manusia, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat,
kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta organisme lain yang terbukti
mengganggu kesejahteraan manusia. (V. Ade, 2017)
Pestisida digunakan dalam mengendalikan organisme pengganggu dalam bidang pertanian.
Selain itu, pestisida juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan
kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk
mengendalikan vektor (pembawa) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan
lingkungan. Dalam bidang perumahan, pestisida digunakan untuk pengendalian rayap atau
gangguan serangga yang lain. Umumnya, pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad
pengganggu tersebut berupa racun yang berbahaya dan dapat mengancam kesehatan manusia.
Oleh karena itu, penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan menimbulkan efek samping
bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya. (S. Annida,
2018).
Istilah "mengendalikan" organisme pengganggu tanaman (OPT) bukan berarti harus
diberantas habis. Namun pengendalian disini adalah usaha pengendalian populasi atau tingkat
kerusakan karena OPT agar kerusakan dapat ditekan serendah mungkin sehingga secara
ekonomis tidak merugikan. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang
sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlukan cara pengendalian yang tepat. Dalam
menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan
pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT. (I. Minaka, 2016).

1.2 Tujuan
Mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan kalibrasi alat semprot dengan prosedur
yang benar dan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Peran alat aplikasi pestisida juga sangat penting mengingat pestisida merupakan zat kimia
berbahaya juga untuk memudahkan penggunaan pestisida tersebut. Alat-alat aplikasi pestisida
memiliki berbagai macam jenis dengan fungsi yang berbeda-berbeda tergantung sasaran yang
akan dikendalikan. Pengetahuan tentang bagian-bagian alat aplikasi pestisida beserta
mekanisme kerjanya penting untuk diketahui agar saat aplikasinya nanti dapat lebih efisien
dan efektif. Untuk itu diperlukan pengenalan terlebih dahulu mengenai alat- alat tersebut baik
dari bagian-bagiannya hingga mekanisme kerja alat tersebut. (A. Dharmawan, 2020).
Prinsip kerja sprayer adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga mempunyai tekanan
yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat pengabut bersama
dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat
pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.Dengan
bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian. (H.U. Siregar,2018).
Fungsi utama dari suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes tetes dengan ukuran
yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus
dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan
pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan.
Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer
adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batasbatas yang
menguntungkan petani. ( M. Apriansyah, 2018).
Kalibrasi adalah cara mengukur banyaknya larutan semprot yang dikeluarkan oleh alat
semprot (sprayer), sehingga dapat diketahui seberapa banyak larutan semprot yang
disemprotkan pada setiap satuan lahan. Efektivitas penyemprotan juga akan tercapai apabila
volume larutan pestisida dapat secara merata menempel pada seluruh pertanaman. Oleh
karena itu, untuk mengukur takaran kebutuhan pestisida secara benar diperlukan kalibrasi ( J.
Kaligis,2017).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :

1. Alat penyemprot (sprayer)


2. Alat pengukur volume air/larutan (gelas ukur)
3. Alat pengukur waktu/stopwatch
4. Jam tangan dengan penunjuk waktu detail
5. Nozzle berwarna kuning dengan lebar bidang semprot 0.5 m, nozzle warn hijau dengan
lebar bidang semprot 1 m, dan nozzle biru dengan lebar bidang semprot 1.5 m, serta
warna merah dengan lebar bidang semprot 2 m.

3.2 Cara Kerja


1. Mengamati bagian bagian alat semprot (sprayer)
2. Mencatat bagian, fungsi dan kegunaan bagian bagian alat semprot.
3. Untuk kalibrasi mengisi tank sprayer yang akan dikalibrasi dengan air sebanyak
setengah tangki.
4. Menekan pompa hingga tekanan menunjukkan 1.5 kg/cm lalu semprotkan kedalam
ember bersamaan dengan stopwatch diaktifkan.
5. Air didalam ember diukur volumenya menggunakan gelas ukur dan hasilnya dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Jenis jenis alat semprot


No Gambar Keterangan
.
Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai
Mist Duster
tenaga penggerak pompanya yang berfungsi
untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Alat
ini disebut juga mesin penyemprot dengan sistem
tekanan angin, karena dapat menghembuskan
cairan yang lebih sedikit dan lebih efektif, maka
dapat menghemat tenaga kerja dan efesiensi
pemberantasan hama yang lebih besar
Keuntungan dengan menggunakan alat ini
1. yaitu kapasitasnya sangat luas dengan waktu
yang relatif singkat, dan dapat menembus gulma
sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga
kerja.
Kelemahannya:
1) Harganya relatif mahal dan biaya
pengoprasian serta perawatannya yang juga
mahal.
2) Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih
muda karena dikhawatirkan drift merusak
tanaman
3) Motor sprayer harus dirawat secara rutin
meliputi servis, penggantian suku cadang,
dll.
Fungsi Automatic Sprayer adalah untuk
Automatic Sprayer
aplikasi pestisida berbentuk cair atau pestisida
yang dilarutkan dalam air. Prinsip kerja alat ini
yaitu memecah cairan menjadi butiran partikel
halus yang menyerupai kabut yakni
menggunakan proses pembentukan partikel
dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization).
Keuntungan dari penggunaan alat
2.
ini yaitu komponen yang digunakan relatif
sederhana untuk dioperasikan, peralatan fleksibel,
dan dengan perubahan sedikit dapat digunakan
untuk sasaran yang berbeda. kerugian dari
penggunaan alat ini antara lain droplet
dihasilkan dalam kisaran diameteryang luas
mengakibatkan banyak pestisida yang terbuang
(droplet dengan optimum diameter tidak
mengenai sasaran), penggunaan yang bervariasi
dan komponen dapat mengakibatkan variasi
penutupan, serta penggunaan komponen alat
khususnya noozle yang mengharuskan
seringnya penggantian alat yang bersangkutan
Semi Automatic Sprayer Alat ini digunakan untuk aplikasi pestisida
berbentuk cair atau pestisida yang dilarutkan
dalam air. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan
3. memecah cairan menjadi butiran partikel halus
yang menyerupai kabut, dilakukan dengan
menggunakan proses pembentukan partikel
dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization). Tekanan
disimpan dalam tabung khusus yang dialirkan ke
selang semprot. Kelebihan dari alat ini yaitu
banyak digunakan oleh petani, namun hasilnya
kurang efektif, tidak efisien
dan mudah rusak
Soil Injector Alat ini diaplikasikan ke dalam tanah
langsung bisa diguanakan untuk pestisida dengan
formulasi EC. Prinsip kerjanya yaitu seperti
halnya jarum suntik, namun yang menjadi objek
4. bidikan adalah tanah yang terkena hama yang
terdapat dalam tanah.
Kelebihan alat ini yaitu dapat secara langsung
membunuh organisme pengganngu yang berada
dalam tanah. Kekurangannya yaitu dapat
membunuh makromaupyn
mikroorganisme tanah yang bermanfaat
Micron Ulva menggunakan teknologi
Micron Ulva
CDA (controller Droplet Applicator), maka alat
ini mampu menyemprot pestisida dengan volume
semprot berkisar antara 20 s.d 40 ltr/ha. Karena
hanya membutuhkan volume larutan yang sedikit
maka penggunaan Micron Ulva juga akan
mempercepat proses penyemprotan menjadi
hanya 2 s.d 3 jam/ha di bandingkan dengan alat
semprot biasa yang mencapai 5 s.d 6 jam/ha.
5. Beberapa keunggulan yang di tawarkan oleh alat
semprot Micron Ulva ini antara lain:

1. Hemat air sampai dengan 80%


2. Hemat pestisida (bahan) sampai dengan
40%
3. Hemat waktu dan biaya tenaga kerja
sampai dengan 50%
4. Ringan bahkan mudah di gunakan oleh
wanita
4.2 Pembahasan
Perhitungan
Dik: Vp1 = 750 ml
Vp2 = 600 ml
T1 = 28 detik
Lp = 15 m2
Dit: T2...?
Jwb: T2 =

Praktikum yang dilakukan yaitu kalibrasi alat berdasarkan waktu dan luas. Kalibrasi
berdasarkan waktu dilakukan dengan mengisi tangki sebanyak 5 liter, kemudian angkat atau
gendong tangki. Pompa tangki atau sprayer gendong sampai tekanan maksimal. Nozle
diarahkan ke beaker glass kemudian kran dibuka. Air yang keluar dari nozle ditunggu sampai
satu menit, kemudian kran ditutup kembali. Hasil air yang keluar dihitung volumenya dan
dijadikan kalibrasi. Air yang keluar dalam 30 dtik adalah 600 ml. Volume hasil kalibrasi ini
dijadikan perhitungan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan air
sebanyak satu tangki yang berukuran 5 liter. Kalibrasi alat semprot berdasarkan luar
dilakukan dengan mengisi tangki sebanyak 5 liter. Tangki digendong kemudian dipompa
sampai tekanan maksimal. Nozle diarahkan ke areal gulma dengan panjang 5 meter dan lebar
3 meter. Semprotkan cairan dalam tangki ke arah gulma secara keseluruhan sampai terlihat
basah. Setelah selesai kran ditutup kembali dan hitung air yang tersisa, sehingga diketahui air
yang dikeluarkan saat penyemprotan. Volume air yang keluar dijadikan sebagai kalibrasi.
Hasil yang diperoleh air yang keluar sebanyak 600 ml untuk luas 15 m.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari hasil pengamatan di atas adalah : Beberapa alat aplikasi
pestisida yang diperkenalkan meliputi mist duster, swingfog, automatic sprayer, semi
automatic sprayer, soil injector, serta micron ulva. Sebagian besar alat berprinsip kerja
melalui penyemprotan, serta fungsi masing-masing alat aplikasi pestisida dipergunakan untuk
pestisida cair. Setiap alat aplikasi petisida yang diperkenalkan memiliki kelebihan maupun
kekurangan dari masing-masing bergantung pada kemudahan maupun keefektifan
penggunaannya.

5.2 Saran
Sebaiknya sebelum dimulainya praktikum, praktikan harus terlebih dahulu membaca
penuntun yang sudah diberikan supaya praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Ade, V. (2019). Analisa Pengembangan Drone Penyemprotan Hama Tanaman Dengan Jenis
Nosel Dan Ketinggian Untuk Mengetahui Luas Semprotan. ENGINEERING, 10(2),
63-69.
ANNIDA, S. (2018). Hubungan antara frekuensi dan lama penyemprotan dengan keracunan
pestisida pada petani di desa Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.
APRIANSYAH, M. D. (2018). RANCANG BANGUN ALAT SEMPROT HAMA
BERBASIS
PANEL SURYA 100 WP (PROSES PENGUJIAN) (Doctoral dissertation,
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA).
Dharmawan, A., & Soekarno, S. (2020). UJI DISTRIBUSI SEMPROTAN SPRAYER
PESTISIDA DENGAN PATTERNATOR BERBASIS WATER LEVEL DETECTOR
TEST OF SPRAYER DROPLET DISTRIBUTION USING WATER LEVEL
DETECTOR-BASED PATTERNATOR. Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol, 9(2),
85-95.
DIIN, M. T. (2018). RANCANG BANGUN ALAT SEMPROT HAMA BERBASIS
PANEL
SURYA 100 WP (PEMBUATAN) (Doctoral dissertation, POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA).
GUNTORO, B., Hersyamsi, H., & Kuncoro, E. A. (2020). MODIFIKASI KNAPSACK
SPRAYER DUA NOZZLE MENGGUNAKAN POMPA ELEKTRIK
(Doctoral
dissertation, Sriwijaya University).
Kaligis, J. N., Pinontoan, O., & Kawatu, P. A. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan
Masa Kerja Dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri Petani Saat Penyemprotan
Pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. ikmas, 2(1).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai