Anda di halaman 1dari 34

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROTPada budidaya tanaman untuk mengendalikan

gulma, hama dan penyakit tanamanumumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung.
Untuk mengaplikasikannya pestisidacair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer,
sedangkan untuk pestisida berbentuktepung digunakan alat yang disebut duster. Sprayer
merupakan alat aplikator pestisida yangsangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan
pengendalian hama & penyakit tumbuhan.Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran
droplet aplikasi yang dapat dikeluarkandalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan
ketentuan penggunaan dosis pestisida yangakan disemprotkan.Jenis sprayer yang banyak digunakan
petani di lapangan adalah jenis hand sprayer (tipepompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien
dan mudah rusak. Hasil studi yang dilakukanoleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di
beberapa tempat di Indonesia menunjukkanbahwa sprayer tipe gendong sering mengalami
kerusakan. Komponen-komponen sprayer yangsering mengalami kerusakan tersebut antara lain :
tabung pompa bocor, batang torak mudahpatah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus,
selang penyalur pecah, nozzle dan kransprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi,
dsb. (Dirjen Tanaman Pangan,1977). Di samping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah
kebanyakan pestisidayang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini
salah satunyadisebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).
Dalam penggunaannya sehari-hari petani sering menemukan masalah seperti teknikpemakaian,
serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal seperti ini pada akhirnya akan menentukantingkat efisiensi
dan efektivitas dalam penggunaannya. Berdasarkan tenaga yang digunakannyaalat penyemprot
dibedakan menjadi: alat penyemprot dengan tenaga tangan, dan alat penyemprotdengan pompa
tekanan tinggi.A. Prinsip Kerja AlatSalah satu jenis alat penyemprot yang ada adalah alat penyemprot
dengan tekanan udaratinggi atau sering pula disebut penyemprot gendong, karena dalam
pengoperasiannya alat inidigendong oleh operatornya. Prinsip kerja alat penyemprot adalah
memecah cairan menjadibutiran partikel halus yang menyerupai kabut. Dengan bentuk dan ukuran
yang halus ini makapemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk
tanaman.Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses
pembentukanpartikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni cairan di
dalam tangkidipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang
karetmenuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempitdari
alat pengabut, sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.

B. Persyaratan AlatPersyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain:
Isitangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara.Setelah
diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untukmengetahui
intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer. Beberapapersyaratan
lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksipompa
mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapatdilepas
dan dapat diganti baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitanefektivitas
aplikasi pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatanangin tidak
melebihi 10 km/jam.C. Spesifikasi AlatSecara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis
mengenai :- Volume tangki : 10 – 20 L- Kapasitas tangki : 8 – 16 L- Kekuatan tangki : 10 – 15 kg / cm2
( 140 – 200 psi)- Bahan konstruksi : plat logam anti karatD. Kelengkapan AlatKelengkapan alat yang
diperlukan untuk mengoperasikan alat penyemprot iniantara lain :1. Masker, alat pelengkap untuk
menutup mulut dan hidung agar kabut yang mengandungpestisida tidak masuk ke dalam
pernapasan.2. Pakaian lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung tangan,
sertakaca mata pelindung3. Ember, gelas ukur, dan corong plastik untuk menakar , mencampur, dan
menuangkan larutanpestisida yang diaplikasikan ke dalam tangki.E. Bagian-bagian dari Mesin
Penyemprot dan FungsinyaBerdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong inimemiliki
bagian utama yang terdiri :1. Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan2. Unit
pompa, merupakan bagian yang sangat prinsip bagi suatu sprayer. Apabila kondisipompanya
tidak baik maka hasilnya pun akan tidak memuaskan. Sprayer yang akan digunakanuntuk bermacam-
macam tujuan sebaiknya dipilih sprayer yang menggunakan pompabertekanan tinggi : pompa
piston, pompa roda gigi, pompa baling-baling, pompa denganimpeller (sudu), dan lain-lain. Pada
sprayer-sprayer tipe udara bertekanan (pneumatic) ataupunhydropneumatic, pompanya dapat berupa
pompa tekan isap atau pun berupa suatu kompresor.3. Tangkai pompa, untuk memompa cairan

4. Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi
nosel5. Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki6. Sabuk penggendong7. Selang
karet8. Piston pompa9. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki10. Katup pengendali aliran cairan
bertekanan yang ke luar dari selang karet11. Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang
menuju ke nosel12. Nosel, untuk memecah cairan menjadi partikel halusBagian-bagian dari nozzle dapat
dilihat pada Gambar berikut.Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :1. Hallow cone nozzle :Cara
yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannyaakan
berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan
yangdiberikan juga ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak
pemusingancairannya.Gambar Hollow cane NozzleMakin panjang lintasan pemusingan yang ditempuh,
makin besar ukuran spray, tetapi makin kecildiameter penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan
penggunaan nozzle ini karena dapatdiperoleh penyebaran ukuran butiran spray yang seragam.

prevnext

of 7

Cara Merawat Alat Semprot Pertanian (Sprayer)


Pakai dan gunakan sprayer sesuai dengan peruntukannya. Hindari pemakaian yang tidak perlu dengan
sprayer, misalnya mengaduk larutan campuran pupuk atau pestisida dengan stik sprayer, mencampur
larutan didalam tangki sprayer dengan cara menggoyang tangki sprayer kuat-kuat.

Sering melihat/cek bagian yang rawan rusak, seperti: karet seal yang sering rusak atau aus,
pengatur/kran yang sering macet dan aus, spuyer/nozzle yang sering digunakan sering membesar
dengan sendirinya dan katup macet karena kurang pelumas.

Sebelum digunakan akan lebih baik cek bila ada kebocoran dan segera lakukan perbaikan bila itu hanya
perbaikan ringan, jangan menunggu benar-benar rusak.

Segera ganti spare part yang rusak dengan yang baru di toko pertanian terdekat, agar kerusakan tidak
merembet.

Gunakan air yang bersih untuk bahan pelarut saat melakukan penyemprotan. Cara mengetahui air itu
keruh dan layak untuk pelarut yaitu dengan mencelupkan jari tangan ke air tersebut kalau jari tangan
masih terlihat berarti air tersebut masih bisa digunakan sebagai pelarut.

Setelah selesai penyemprotan, sprayer harus dicuci berulang kali agar sisa pupuk atau pestisida tidak
kering dan menjadi kerak. Cara mencucinya: Cuci pertama, masukkan air bersih, kocok-kocok seperlunya
dan buang airnya. Cuci kedua, masukkan air bersih, buang lewat spuyer dan buang sisa air dalam tangki.
Cuci ketiga, kocok sebentar, buang lewat spuyer dan buang sisa air dalam tangki kemudian keringkan,
dan lumasi bagian yang bergerak seperti piston dengan minyak kelapa.

Simpan dengan kondisi miring atau terbalik. Tangki sprayer yang selalu dirawat tentu saja akan lebih
awet.

Nah, itulah beberapa hal penting dalam merawat sprayer agar lebih awet dan kegiatan penyemprotan
lebih lancar. Untuk kebutuhan segala macam sprayer tidak perlu repot karena di Klikteknik.com menjual
berbagai macam jenis sprayer yang sesuai dengan kebutuhan anda dengan harga yang ekonomis dan
kwalitas terjamin.

Standar ini merupakan hasil revisi menyederhanakan dari SNI02-4513.1-1998 Prosedur dan cara uji
penyemprot manual tekanan sedang (semi automatichand sprayer) tipe gendong dan SNI 02-4513.2-
1998 Unjuk kerja penyemprot manual tekanan sedang (semi automatic hand sprayer) tipe gendong.
Standar ini menetapkan syarat mutu dan metode uji sprayer gendong semi-otomatis (knapsack sprayer)
untuk pemeliharaan tanaman
SELASA, 19 JUNI 2012

Sprayer Mekanisasi Pertanian

KELOMPOK III

Siti Masita Litimi

Siti Fatima djabid

Sartati Rajak

Risaldy Rahman

Amran Goroahe

Suryani Fatmona

Udin Hadad

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE

2012
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “SPRAYER”.

Dalam penyusunan karya tulis makalah ini penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penyusun. Namun sebagai manusia biasa, penyusun tidak luput dari kesalahan dan
kekhilafan baik dari segi teknik penyusunan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penyusun
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.

Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara dosen pembimbing dan penyusun serta beberapa kerabat
yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya makalah ini. Untuk
itu penyusun mengucapakan terima kasih kepada pihak yamg tersebut diatas yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan karya makalah
ini.

Akhir kata penyusun ucapkan banyak terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya.

Tenate, Maret 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

COVER DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI \

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

II. PEMBAHASAAN

A. a Pengertian Sprayer

B. Fungsi Sprayer

C. Jenis-Jenis Sprayer Dan Spesifikasinya

D. Bagian-Bagian Sprayer Dan Fungsi Operasionalnya

E. Petunjuk Dan Kelengkapan Bagi Operator Sprayer

III. PENTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAK

I. PENDAHULAUAN

A.latar Belakang

Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus
menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita baik komoditi tanaman
pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan menghadapi pasar dunia yang telah
dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi
tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar. Indonesia
menghadapi persaingan yang keras dan tajam tidak hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan ASEAN.
Mampukan kita memacu pertanian kita menjadi sektor yang sejajar dengan tetangga dan dunia?

Gambaran di atas menunjukkan bahwa sektor pertanian akan tetap penting dalam perekonomian serta
tetap berperan dalam pembangunan nasional. Terlebih jika wacana pembangunan yang terintegrasi
antara pertanian, industri dan perdagangan dipandang sebagai suatu sistem entity yang utuh. Kaitan
yang erat antara pertanian dan industri serta perdagangan senantiasa menuntut berkembangnya
kebijakan pembangunan pertanian yang dinamis sejalan dengan transformasi perekonomian yang
sedang terjadi.Dalam suasana lingkungan strategis yang berubah dengan cepat, penajaman arah
kebijaksanaan dan perencanaan pembangunan pada masa reformasi menjadi demikian penting.

Dengan mekanisasi pertanian diharapkan efisiensi dan produktivitas penggunaan sumber daya dapat
ditingkatkan. Melalui mekanisasi pertanian ketepatan waktu dalam aktivitas pertanian dapat lebih
ditingkatkan. Pertanian merupakan kegiatan yang tergantung pada musim. Pada saat musim tanam dan
musim panen tenaga kerja yang dibutuhkan sangat besar. Tetapi pada waktu lain tenaga kerja kurang
dibutuhkan dan ini mengakibatkan terjadinya pengangguran tak kentara. Dengan mekanisasi pertanian
semua aktivitas pertanian dapat diselesaikan dengan lebih tepat waktu sehingga memberikan hasil yang
lebih baik, di samping itu penggunaan alat dan mesin pertanian dapat juga mengurangi kejenuhan dalam
pekerjaan petani dan tenaga kerja dapat dialokasikan untuk melakukan usaha tani lain atau kegiatan di
sektor lain yang sifatnya lebih kontinyu.

Namun tidak semua teknologi dapat diadopsi dan diterapkan begitu saja karena pertanian di negara
sumber teknologi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara kita, bahkan kondisi lahan
pertanian di tiap daerah juga berbeda-beda. Teknologi tersebut harus dipelajari, dimodifikasi,
dikembangkan, dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem pertanian kita. Dalam hal ini peran
kelembagaan sangatlah penting, baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi kebutuhan
petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lembaga ini juga dibutuhkan untuk menilai
respon sosial, ekonomi masyarakat terhadap inovasi teknologi, dan melakukan penyesuaian dalam
pengambilan kebijakan mekanisasi pertanian. Makalah ini merupakan suatu kajian mekanisasi pertanian
dengan fokus pada aspek kelembagaan teknologi dan kaitannya dengan kinerja sistem dan usaha
agribisnis.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini antara lain sebagai berikut:

1. Defenisi dari sprayer

2. Apa saja fungsi sprayer

3. Jenis-jenis sprayer dan spesifikasinya

4. Bagian-bagian sprayer dan fungsi operasionalnya

5. Petunjuk dan kelengkapan bagi operator sprayer

6.

II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Sprayer
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif
pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran
semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet)
yang melekat pada objek dan sasaran semprot.

Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi
butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan
dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama dan penyakit tumbuhan. Sprayer juga
didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan
pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet
aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan
penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.

Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di
lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah
rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1997 di beberapa tempat di
Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-
komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang
torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan
kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. (Dirjen Tanaman Pangan,
1977). Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestisida yang
diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan
oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi (Mimin, et.al., 1992).

Dari hasil penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa kinerja sprayer elektrostatika lebih baik dari tipe
sprayer lainnya, namun perlu modifikasi lebih lanjut terutama pada sumber tenaga (batere) dan pola
penyebaran dropletnya agar pengeluarannya benar-benar terkontrol, bahan pembawa cairan kontak
(media kontak) yang mahal mengingat tidak semua bahan kimia dapat diaplikasikan dengan
menggunakan sprayer elektrostatik. Kelemahan lainnya adalah disain yang dibuat masih belum
ergonomis (berat dan kurang flkesibel) sehingga agak menyulitkan dalam operasionalnya di lapangan. Di
samping itu rancangan sprayer elektrostatik ini perlu dimodifikasi mengingat harga atau biaya
produksinya masih tinggi bila dibandingkan dengan tipe sprayer lainnya (terutama jenis sprayer
gendong / knapsack sprayer), baik produk lokal maupun impor. Hasil penelitian Kusdiana (1991) dan Roni
Kastaman (1992) menunjukkan bahwa sebenarnya jenis sprayer yang dapat dianggap paling baik dan
memenuhi kriteria pemakaian yang diinginkan oleh pemakai (umumnya petani) adalah sprayer dari jenis
Microner atau Sprayer Elektrostatik.

Umumnya kriteria yang banyak diutamakan pemakai adalah kriteria jaminan ketersediaan suku cadang,
keamanan dalam penggunaan alat, ekonomis, kapasitas dan kepraktisan. Demikian pula kesimpulan dari
hasil penelitian Mimin et.al. (1992), yaitu bahwa sprayer yang paling baik dari segi kinerja
penyemprotannya adalah sprayer elektrostatik dan yang paling buruk sprayer hidrolik.
Pestisida yang dipakai dalam budidaya tanaman umumnya berbentuk cairan dan ada pula yang
berbentuk tepung, digunakan untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman. Untuk
mengaplikasikannya pestisida cair digunakan alat penyemprot yang disebut sprayer, sedangkan untuk
pestisida berbentuk tepung digunakan alat yang disebut duster. Dalam penggunaannya sehari-hari
petani sering menemukan masalah seperti teknik pemakaian, serta perbaikan dan pemeliharaannya. Hal
seperti ini pada akhirnya akan menentukan tingkat efisisnsi dan efektivitas dalam penggunaannya.

Berdasarkan tenaga yang digunakannya alat penyemprot dibedakan menjadi alat penyemprot dengan
tenaga tangan (handsprayer), dan alat penyemprot dengan pompa tekanan tinggi. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan (Hidayat, 2001).
Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer yang banyak digunakan petani di
lapangan adalah jenis hand sprayer (tipe pompa), namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah
rusak. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun 1977 di beberapa tempat di
Indonesia menunjukkan bahwa sprayer tipe gendong sering mengalami kerusakan. Komponen-
komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan tersebut antara lain : tabung pompa bocor, batang
torak mudah patah, katup bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, nozzle dan
kran sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb. Di samping masalah pada
perangkat alatnya, masalah lain adalah kebanyakan pestyang direkomendasikan dan ini salah satunya
disebabkan oleh disain sprayer yang kurang menunjang aplikasi.

B. Fungsi Sprayer

Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil
(droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.

1. Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut:

o Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.

o Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.

o Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.

o Menyemprotkan pupuk cairan.

o Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

2. Tujuan Sprayer

Agar mampu melakukan kalibrasi serta mnentukan jumlah pelarut untuk kebutuhan budidaya tanaman
tertentu.
C. Jenis-Jenis Sprayer Dan Spesifikasinya

Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga penggerak dan jenis pompa sprayer :

1. Berdasarkan tenaga penggerak

a. Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer)

o Atomizer (Hand sprayer)

o Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

o Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer)

o Bucket sprayer

o Barrel sprayer

o Wheel barrow sprayer

o Slide pump sprayer

b. Sprayer Bermotor (Power Sprayer)

o Hydraulic sprayer

o Blower sprayer

o Hydro pneumatic sprayer

o Aerosol generator

2. Berdasarkan pompa sprayer

a. Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekan cairan ke nozzle.

o Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

o Hydro pneumatic sprayer

b. Pompa cairan yaitu memompa cairan langsung ke nozzle.

o Sprayer semi otomatis

o Bucket sprayer

o Barrel sprayer

o Wheel barrow sprayer


o Slide pump sprayer

o Power hydraulic sprayer

c. Pompa penghembus udara

o Atomizer (Hand sprayer)

o Power blower sprayer

Adapun jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu :

a) Home hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)

b) Knapsack-sprayer dengan pompa udara tekan

c) Knapsack-sprayer bertekanan konstan dengan pompa plunyer

d) Bucket sprayer (sprayer ember)

e) Barrel sprayer (sprayer tong), dan Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)

Spesifikasi Handsprayer

Secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis mengenai :

ü Volume tangki : 10 – 20 L

ü Kapasitas tangki : 8 – 16 L

ü Kekuatan tangki : 10 – 15 kg / cm2 ( 140 – 200 psi)

ü Bahan konstruksi : plat logam anti karat

D. Bagian-Bagian Sprayer Dan Fungsi Operasionalnya

Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki
cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari
bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang terpenting.

Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut
penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat
dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas
sesuai dengan kebutuhan.

Tipe-tipe nozzle :
o Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat dengan sudut
penyemprotan yang lebar dan dengan berbagai model pola penyemprotan dan kapasitas.

o Flooding nozzle yaitu menghasil semprotan dengan model semburan. Nozzle ini disebut juga fan spray
nozzle.

o Two-fluid atomizer yaitu menghasilkan droplet yang sangat halus dan menghindarkan pemborosan
cairan, tetapi membuthkan tenaga yang lebih besar daripada tipe-tipe yang lain.

o Rotary atomizer yaitu digunakan untuk pekerjaan besar, menyemprotkan cairan dalam jumlah besar
dengan gaya sentrifugal dan mempunyai pola penyebaran 360o.

Komponen-komponen nozzle :

o Body

o Penyaring

o spuyer (nozzle tips), dan nozzle cap

Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :

o Hallow cone nozzle

Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya akan
berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga
ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya. Makin
panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil diameter
penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat diperoleh penyebaran
ukuran butiran spray yang seragam.

o Solid-cone nozzle

Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir sama
dengan hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat
ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan
tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi hancur, meninggalkan
nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk lingkaran penuh.

o Fan type nozzle

Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang menyilang permukaan luar dari
arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa
lembaran tipis seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan
penyebarannya akan berbentuk elips penuh. Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan
yang tidak merata. Terutama pada bagian ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran
butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100
psi) untuk pengendalian herba.

Berdasarkan prinsip kerjanya, maka alat penyemprot tipe gendong ini memiliki bagian utama yang terdiri
:

o Tangki dari bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan.

o Unit pompa, yang terdiri dari silinder pompa, piston dari kulit.

o Tangkai pompa, untuk memompa cairan.

o Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi
nosel.

o Manometer, untuk mengukur tekanan udara di dalam tangki.

o Sabuk penggendong.

o Selang karet.

o Piston pompa.

o Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.

o Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.

o Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel

o Nosel, untuk memecah cairan menjadi pertikel halus

Gambar : bagian
E. Petunjuk Dan Kelengkapan Bagi Operator Sprayer

Dalam melakukan penyemprotan, yang harus diperhatikan saat aplikasi pestisida di lapangan adalah :

1. Udara pada waktu penyemprotan harus memungkinkan antara lain keadaan tenah (tidak berangin)
dan udara masih dingin misalnya pada waktu pagi hari atau sore hari.

2. Penggunaan obat dan cara mencampurnya harus sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan.

3. Hindarkan kontak langsung dengan obat-obatan agar tidak terjadi keracunan.

4. Agar jangan sampai terjadi pencucian/pengeceran bahan kimia, janganlah melakukan


penyemprotan pada waktu banyak embun atau sebelum dan selama hujan turun.

5. Selama penyemprotan berlangsung amatilah agar ukuran butiran cairan yang keluar, pola sebaran
dan hasilnya tetap, butiran cairan waktu mengenai bagian-bagian tanaman tidak terpelanting. Dalam
keadaan udara berangin, jalannya orang mengikuti arah angin.

6. Sedapat mungkin hindari pengenaan obat-obatan secara langsung pada bunganya.

Persyaratan yang diperlukan dalam mengoperasikan handsprayer (alat penyemprot) ini antara lain ialah
isi tangki dengan cairan pestisida dan sisakan kurang lebih 1/5 bagian ruangan tangki untuk udara.
Setelah diisi cairan, tangki dipompa kurang lebih sebanyak 50 – 80 kali pemompaan. Untuk mengetahui
intensitas tekanan udara di dalam tangki dapat diamati melalui manometer.

Beberapa persyaratan lainnya adalah bahan konstruksi terbuat dari plat tahan karat, bagian konstruksi
pompa mudah dilepas untuk dibersihkan, selang terbuat dari karet atau plastik, nosel dapat dilepas dan
dapat diganti baiktipe maupun ukuran lubangnya. Persyaratan lain yang berkaitan efektivitas aplikasi
pestisida dalam pengoperasian alat penyemprot adalah kondisi kecepatan angin tidak melebihi 10
km/jam.

Kelengkapan alat yang diperlukan untuk mengoperasikan alat penyemprot ini antara lain:

1. Masker, alat pelengkap untuk menutup mulut dan hidung agar kabut yang mengandung pestisida
tidak masuk ke dalam pernapasan.

2. Pakaian lengan panjang agar menutupi permukaan kulit bagian tangan, sarung tangan, serta kaca
mata pelindung.

3. Ember, gelas ukur, dan corong plastik untuk menakar , mencampur, dan menuangkan larutan
pestisida yang diaplikasikan ke dalam tangki.
III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut:

1. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi
menjadi butiran cairan (droplets) atau spray.

2. Fungsi sprayer dapat disesuaikan dengan jenis dari sprayer itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan
mekanisasi pertanian.

3. Dalam pengguanan sprayar yang di isi mengunakan pestida harus memenuhi standar keamanan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Pramudya B. 1996. Strategi Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian untuk Usahatani Tanaman Pangan.
IPB.

Herodian S. 2003. Jasa Produksi Dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian (JP2AMP). IPB.

Tarmana D. 1976. Alat dan mesin pertanian untuk proteksi tanaman pangan. IPB

Sumber : Bagian dari penelitian penulis tahun 2009 dan rangkuman diskusi di beberapa kota , IMATETANI
tahun 2007-2008.

Udyn Haddad di 21.16

Berbagi
1 komentar:

Fajar Andika26 November 2013 10.37

Blognya sangat membantu gan, terimakasih.. :D

Jangan lupa Kunjungi juga :

v_jar.student.ipb.ac.id

http://repository.ipb.ac.id

Balas

Beranda

Lihat versi web

Selasa, 17 Mei 2016

APLIKASI SPRAYER

APLIKASI SPRAYER

(Laporan Alat dan Mesin Pertanian)


DYAH ISWORO

1314071017

LABORATORIUM DAYA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

MEI 2015

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada budidaya tanaman pertanian, diperlukan beberapa tahap hingga pada akhirnya mencapai proses
panen dan proses pasca panen. Dalam proses-proses tersebut yang merupakan proses awal adalah
pengolahan lahan (soil tillage). Pada proses ini berfungsi untuk menggemburkan tanah, menghilangkan
kotoran-kotoran dan sampah pada tanah. Proses pengolahan lahan meliputi tahap pembajakan dan
penggaruan.

Setelah dilakukannya pengolahan tanah seperti yang pernah dilakukan pada praktikum sebelumnya
maka selanjutnya adalah penanaman, tanaman tidak tumbuh begitu saja namun perlu perawatan
dengan menggunakan sprayer, kita bisa melakukan perawatan tanaman.
Oleh karena itu pada laporan saya kali ini akan membahas tentang pengaplikasian sprayer.

B. Tujuan

tujuan dari praktikum ini adalah

Mahasiswa mampu mengenal sprayer.

Mahasiswa mampu mengetahui kegunaan sprayer.

Mahasiswa mampu menggunakan sprayer.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian sprayer

Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif
pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran
semprot (hama-penyakit). Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas bahan aktif tersebut yang terkandung didalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang
melekat pada objek dan sasaran semprot. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah
suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray. Sprayer merupakan alat
aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama &
penyakit tumbuhan. Sprayer juga didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan
dalam rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan waktu tertentu
sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang akan disemprotkan.

Fungsi sprayer

Fungsi utama sprayer adalah untuk memecahkan cairan yang disemprotkan menjadi tetesan kecil
(droplet) dan mendistribusikan secara merata pada objek yang dilindungi.
Kegunaan khusus sprayer sebagai berikut:

Menyemprotkan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama.

Menyemprotkan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.

Menyemprotkan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma.

Menyemprotkan pupuk cairan.

Menyemprotkan cairan hormon pada tanaman untuk tujuan tertentu.

Fungsi lainnya dari nozzle adalah :

Menentukan ukuran butiran semprot (droplet size)

Mengatur flow rate (angka curah)

Mengatur distribusi semprota, yang dipengaruhi oleh Pola semprotan, Sudut semprotan, dan Lebar
semprotan
METODELOGI

A. Waktu dan tempat praktikum

Praktikum alat dan mesin pertanian ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 18 Mei 2015 di
Laboratorium Daya Alat dan Mesin Pertanian

B. Alat dan bahan praktikum

Alat yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah sprayer , pensil, kertas, stopwatch, kamera dan
bahannya adalah air.
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

Hasil praktikum

Dari praktikum yang telah kami lakukan maka hasil dari tekanan dan ukuran volume adalah

Vvol = 1500 ml = 1,5 l

q = 103 kali pompa

T = 7 menit 32 detik = 452 detik

Dari data diatas maka kita dapat menghitung Vkec. Sprayer dalam mengeluarkan air tersebut.

Pembahasan

Sprayer diisi dengan air sebanyak 1500 ml, selanjutnya dilakukan pemompaan sebanyak yang kita
inginkan sampai tidak bisa dipompa lagi. Kelompok saya melakukannya sebanyak 103 kali. Selama 7
menit 32 detik. Selanjutnya dihitung kecepatan air keluar jika dilakukan 1 kali pompa dan hasilnya adalah
0,00193 l/mnt.

Sprayer untuk keperluan pertanian dikenal dengan 3 jenis sprayer, yakni knapsack

sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer.

a. Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung. Sprayer ini paling

umum digunakan oleh petani hampir di semua areal pertanian padi, sayuran, atau

diperkebunan. Prinsip kerjanya adalah Larutan dikeluarkan dari tangki akibat dari adanya tekanan udara
melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot. Pada waktu gagang pompa
digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat.
Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya
diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Tekanan udara yang dihasilkan oleh pompa diusahakan
konstant, yaitu sebesar 0,7 – 1,0 kg/cm2 atau 10-15 Psi. Tekanan sebesar itu diperoleh dengan cara
mempompa sebanyak 8 kali. Untuk menjaga tekanan tetap stabil, pemompaan dilakukan setiap berjalan
2 langkah pompa harus digerakan sekali naik-turun. Kapasitas tangki knapsack sprayer bervariasi berkisar
antara 13, 15, 18, 20 tergantung mereknya. Contoh knapsack sprayer antara lain Merek Solo, Hero, CP 5,
Matabi, Berthoud, dan PB.

b. Motor Sprayer

Sprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang

berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi
tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan
di atas tanah, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist blower power
sprayer, dan boom sprayer. Keuntungan dengan menggunakan motor sprayer terutama kapasitasnya
sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat
dan minim tenaga kerja.

Kelemahannya antara lain:

Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.

Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman.

Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.

c. CDA Sprayer

Berbeda dengan 2 jenis sprayer sebelumnya, CDA sprayer tidak menggunakan

tekanan udara untuk menyebarkan larutan semprot ke bidang semprot sasaran, melainkan berdasarkan
gaya grafitasi dan putaran piringan.Cara kerjanya adalah: larutan mengalir dari tangki melalui selang
menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi (spining disc), dan disebarkan ke arah bidang
sasaran. Putaran piring digerakan oleh dinamo dengan sumber tenaga bater 12 volt. Putaran piringan
sebesar 2.000 rpm dan butiran yang keluar seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran 250 mikron
merupakan ukuran optimal untuk membasahi permukaan gulma. Berdasarkan keseragaman bentuk
butiran yang dihasilkan maka alat semprot ini disebuat CDA (controlled Droplet Application). Contoh CDA
sprayer antara lain: Mikron herbi 77, Samurai, dan Bikrky. Sprayer dikelompokan berdasarkan tenaga
penggerak dan jenis pompa sprayer :

1) Berdasarkan tenaga penggerak

a) Sprayer dengan Penggerak Tangan (Hand Operated Sprayer)

· Atomizer (Hand sprayer)

· Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

· Sprayer semi otomatis (Knapsack sprayer)

· Bucket sprayer

· Barrel sprayer

· Wheel barrow sprayer

· Slide pump sprayer

b) Sprayer Bermotor (Power Sprayer)

· Hydraulic sprayer

· Blower sprayer

· Hydro pneumatic sprayer

· Aerosol generator
2) Berdasarkan pompa sprayer

a) Pompa tekanan udara yaitu memompa udara ke dalam tangki cairan dan menekan cairan ke
nozzle.

· Sprayer otomatis (Compressed air sprayer)

· Hydro pneumatic sprayer

b) Pompa cairan yaitu memompa cairan langsung ke nozzle.

Sprayer semi otomatis

· Bucket sprayer

· Barrel sprayer

· Wheel barrow sprayer

· Slide pump sprayer

· Power hydraulic sprayer

c) Pompa penghembus udara

· Atomizer (Hand sprayer)

· Power blower sprayer

Adapun jenis-jenis sprayer yang digunakan di lapangan yaitu :

a) Home hold sprayer (untuk kebutuhan rumah tangga)

b) Knapsack-sprayer dengan pompa udara tekan

c) Knapsack-sprayer bertekanan konstan dengan pompa plunyer

d) Bucket sprayer (sprayer ember)

e) Barrel sprayer (sprayer tong), dan Wheel barrow sprayer (sprayer beroda)

Spesifikasi Handsprayer

Secara umum spesifikasi alat penyemprot meliputi data teknis mengenai :


* Volume tangki : 10 – 20 L

* Kapasitas tangki : 8 – 16 L

* Kekuatan tangki : 10 – 15 kg / cm2 ( 140 – 200 psi)

* Bahan konstruksi : plat logam anti karat

Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki
cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari
bagian-bagian di atas, nozzle meruapakan bagian yang terpenting.

Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ; yaitu pengeluaran, sudut
penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat
dalam bermacam-macam disain. Setiap tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas
sesuai dengan kebutuhan.

Tipe-tipe nozzle :

Centrifugal nozzle yaitu bentuk nozzle yang paling banyak dijumpai, dibuat dengan sudut penyemprotan
yang lebar dan dengan berbagai model pola penyemprotan dan kapasitas.

Flooding nozzle yaitu menghasil semprotan dengan model semburan. Nozzle ini disebut juga fan spray
nozzle.

Two-fluid atomizer yaitu menghasilkan droplet yang sangat halus dan menghindarkan pemborosan
cairan, tetapi membuthkan tenaga yang lebih besar daripada tipe-tipe yang lain.

Rotary atomizer yaitu digunakan untuk pekerjaan besar, menyemprotkan cairan dalam jumlah besar
dengan gaya sentrifugal dan mempunyai pola penyebaran 360o.

Komponen-komponen nozzle :

Body

Penyaring

spuyer (nozzle tips), dan nozzle cap


Ada beberapa macam nozzle pada sprayer yaitu :

a. Hallow cone nozzle

Cara yang menarik ke dalam nozzle mengalami pemusingan hingga penyebaran butiran cairannya akan
berbentuk cincin. Besar kecilnya ukuran sprayer kecuali ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga
ditentukan oleh tekanan yang diberikan juga ditentukan oleh jarak pemusingan cairannya. Makin
panjang lintasan pemusingan yang ditempuh, makin besar ukuran spray, tetapi makin kecil diameter
penyebaran butiran sprayernya. Keuntungan penggunaan nozzle ini karena dapat diperoleh penyebaran
ukuran butiran spray yang seragam.

b. Solid-cone nozzle

Nozzle ini merupakan hasil modifikasi dari hallo cone nozzle. Prinsip pembentukan spray hampir sama
dengan hollo cone nozzle tetapi pada solid cone nozzle diberikan tambahan internal axiat jet yang tepat
ukurannya yang akan memukul cairan di dalam nozzle yang sedang berputar. Dengan pemukulan
tersebut cairannya akan menjadi makin turbulance dan aliran cairannya menjadi hancur, meninggalkan
nozzle dalam bentuk butiran spray, dengan penyebarannya akan berbentuk lingkaran penuh.

c. Fan type nozzle

Type ini dibuat dengan jalan membuat potongan halus atau saluran yang menyilang permukaan luar dari
arifice plate (plat tarikan). Bentuk tersebut menyebabkan cairan yang meninggalkan nozzle akan berupa
lembaran tipis seperti kipas, yang kemudian akan pecah menjadi butiran-butiran spray, dengan
penyebarannya akan berbentuk elips penuh. Kelemahan nozzle ini mempunyai ukuran butiran cairan
yang tidak merata. Terutama pada bagian ujung tepi penyemprotan, terdapat pengumpulan ukuran
butiran yang besar-besar. Nozzle tipe ini kebanyakan dipakai pada sprayer bertekanan rendah (20-100
psi) untuk pengendalian herba.

Adapun bagian-bagian beserta fungsi dari masing-masing komponen Knapsack Sprayer tersebut adalah :

Tangki (tank) merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan. Volumenya dapat berbedabeda
tergantung dengan tipe dari sprayer masing-masing. Dari bahan plat tahan karat,untuk menampung
cairan.
Pengaduk (agitator) untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di dalam tangki. Pengadukan
dimaksukan agar suspensi atau campuran larutan herbisida dapat tersebar merata dan tidak
mengendap, sehingga tidak menyumbat nozzle.

Unit pompa (pump) yang terdiri dari silinder pompa, dan piston dari kulit. Untuk memberikan tekanan
kepada larutan herbisida, sehingga larutan dapat dikeluarkan dari tangki dan mengalir melalui selang
dan keluar pada nozzle.

Pengatur tekanan (pressure gauge) untuk mengatur tekanan terhadap besar kecilnya volume cairan yang
dikeluarkan, sesuai dengan kebutuhan.

Saringan (strainer) untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini dilakukan
supaya tidak ada zat lain yang terikut sehingga dapat merusak dan menyumbat nozzle.

Penutup untuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak tumpah dan untuk menjaga tekanan
udara di dalam tangki.

Tangkai pompa untuk memompa cairan.

Saluran penyemprot terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya dilengkapi
nozel.

Sabuk penggendong digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung.

Selang karet untuk menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle.

Piston pompa

12.Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.

Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.

Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel.

Nozel untuk memecah cairan menjadi partikel halus dan memperhalus larutan yang dikeluarkan pada
saat penyemprotan, sehingga dihasilkan daya jangkau yang luas dan merata.

Perhatikan dengan teliti bagian-bagian dari sprayer sebelum penggunaan. Jika terdapat kerusakan pada
satu bagian sprayer maka diharuskan dengan secepatnya untuk memperbaikinya atau gantilah dengan
spart part baru supaya kerusakan tersebut tidak mengakibatkan kerusakan pada bagian lainnya. Jangan
biarkan kerusakan kecil menjadi besar. Hal-hal yang harus sering diperhatikan, yaitu kurangnya
pemberian pelumas yang membuat katup sering macet, seringnya penggunaan yang membuat spuyer
membesar sendiri, sering terjadi aus serta kotor pada kran atau pengatur, sering terjadi aus pada packing
atau segel, waspada akan terjadinya kebocoran, telitilah pada semua bagian sprayer yang rentan akan
terjadinya kerusakan. Bijaklah dalam pemakaian sprayer yaitu sesuai kegunaannya saja. Jangan gunakan
sprayer untuk keperluan lain, seperti tangki sprayer digoyang dengan keras agar pelarut tercampur atau
memakai stik sprayer untuk mengaduk. Sebaiknya ketika menyemprot pakailah air bersih sebagai
pelarutnya. Setelah selesai digunakan cucilah sprayer beberapa kali, pertama cuci dengan cara mengocok
dengan air bersih kemudian buang air tersebut, pencucian selanjutnya dengan membuang airnya melalui
spuyer, pencucian terakhir dengan memberi setengah tutup AERO 810 disertai dengan air bersih, kocok
sedikit dan keluarkan melalui spuyer, buang air sisa yang ada di dalam tangki. Setelah sprayer sudah
cukup kering berilah minyak kelapa sebagai pelumasnya, bagian yang perlu dilumasi adalah bagian yang
melakukan gerakan misalnya piston. Sprayer sudah siap disimpan dengan posisi terbalik ataupun miring.
Selalu lakukan perawatan karena tanpa perawatan sprayer akan lebih mudah rusak.
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas maka kesimpulan dari laporan ini adalah

Kecepatan air keluar jika dilakukan 1 kali pompa dan hasilnya adalah 0,00193 l/mnt.

Knapsack sprayer atau dikenal dengan alat semprot punggung dengan cara kerjanya larutan dikeluarkan
dari tangki akibat dari adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan
penyemprot.

Pada waktu gagang pompa digerakan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan
di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar
melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nozzle bidang sasaran semprot.

Selalu lakukan perawatan karena tanpa perawatan sprayer akan lebih mudah rusak

Bagian-bagian utama sprayer secara umum meliputi nozzle, pompa, pipa penyalur, saringan, tangki
cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur tekanan serta klep pengatur semprotan.
DAFTAR PUSTAKA

Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian
Bogor; Bogor.

Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada;
Jogjakarta.

Sukirno. 1999, Mekanisasi Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian .Universitas Gadjah Mada ;Jogjakarta.
Dyah Isworo di 05.12

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

SPRAYER

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyemprotan cairan

A. Faktor yang berasal dari alat

Ukuran nozel: untuk nozel dengan tipe yang sama, makin besar ukurannya akan makin besar ukuran butir
yang disemprotkan.

Tekanan: untuk nozel yang sama, makin besar tekanan makin kecil butir yang diperoleh.

Bentuk nozel: bentuk nozel yang berlainan akan menghasilkan pola semprotan yang berbeda.

B. Faktor yang berasal dari cairan

Viskositas

Densitas

Tegangan permukaan (adhesivitas)

C. Faktor Lingkungan

Tekanan udara
Kelembaban nisbi udara

Kecepatan dan arah angin

Suhu ruang (udara)

Kerapatan tanaman, keadaan lahan, dan lain-lain.

Dalam menggunakan sprayer sebagai alat pengendali hama dan penyakit maupun gulma, perlu
sebelumnya dilakukan pengukuran watak laku teknis alat tersebut. Hal tersebut dilakukan agar alat bisa
berfungsi dengan baik (memenuhi persyaratan agroteknis) yaitu:

Pemberian bahan kimia dapat teratur dan seragam baik volume maupun konsentrasinya.

Penyebarannya dapat seragam per satuan luas.

Penetrasi ke bagian yang terkena serangan tinggi.

Bahan kimia dapat tahan lama melekat pada tanaman.

Pada tindakan kaliberasi, akan diukur volume cairan yang akan disemprotkan per satuan waktu, serta
akan dicari lebar kerja efektif penyemprotan pada ketinggian semprot tertentu. Selain itu dapat pula
diketahui pengaruh tekanan maupun nozel terhadap hasil (pola) penyemprotan. Kaliberasi dapat
dilakukan di laboratorium maupun di lapangan.

Untuk menghitung jumlah cairan yang diperlukan dipakai rumus :

http://syairpuisiku.files.wordpress.com/2008/10/new-picture-531.png?w=125&h=42

Dengan:

q = debit cairan yang lewat 1 nozel (lt/menit)

V = kecepatan kerja (km/jam)

B = lebar kerja (m)

N = dosis penggunaan bahan kimia (lt/Ha)

K = konsentrasi larutan (%)

Lebar kerja efektif merupakan lebar kerja penyemprotan optimal yang menghasilkan sebaran melintang
volume per satuan luas yang paling seragam. Lebar kerja penyemprotan adalah jarak antara suatu garis
lintasan penyemprotan dengan garis lintasan berikutnya di sebelahnya. Untuk memperoleh lebar kerja
yang efektif, pengambilan garis lintasan berikutnya dilakukan sedemikian rupa sehingga terjadi saling
tumpang tindih (overlapping) antara penyemprotan yang terdahulu dengan penyemprotan berikutnya
sehingga ketidakseragaman yang dihasilkan oleh satu pola penyebaran ditutup oleh pola penyebaran
berikutnya.
Cara mencari lebar kerja efektif:

1. Dicari pola penyebaran melintang dari satu lintasan penyemprotan dengan cara mencoba
menyemprotkan sprayer di atas suatu deretan melintang alur-alur penampang dalam jangka waktu
tertentu. Masing-masing tampang dari setiap alur dikumpulkan dan diukur volumenya (misalnya xi, di
mana i adalah nomor urut alur penampang dari kiri ke kanan atau sebaliknya). Maka didapatkan pola
penyebaran melintang dari harga-harga xi dari i = 1 sampai i = n, di mana n adalah nomor terakhir alur
yang menampung semprotan.

2. Pola yang didapat tadi dianalisa untuk mendapatkan lebar efektifnya dengan dua cara yaitu secara
grafik dan secara statistik.

1) Secara grafik

· Dibuat grafik yang menggambarkan pola penyebaran (absis adalah i, ordinat adalah xi).

· Dicoba suatu lebar kerja tertentu yaitu digambar lagi pola-pola tadi di sebelahnya setelah digeser
selebar lebar kerja percobaan tadi.

· n alur gabungan (overlapping) dari penyemprotan dengan lebar kerja yang dicoba tadi diperoleh
dari menjumlahkan harga x yang ada pada setiap titik, dan hasilnya digambarkan.

· keseragaman atau kemerataannya dilihat dari gambar hasil penjumlahan di atas.

· Dicoba-coba lagi untuk lebar kerja yang lain sehingga didapatkan gambar grafik yang dilihat /
diperkirakan paling seragam.

· Setelah diperoleh maka lebar kerja yang menghasilkan grafik yang paling seragam tadi adalah lebar
kerja efektifnya.

2) Secara statistik

· Caranya seperti pada cara grafik tadi yaitu dicoba pada berbagai lebar kerja dan pola gambarnya
diperoleh dari penjumlahan tumpang tindihnya. Hanya bedanya pemilihan lebar kerja yang efektif tidak
hanya didasarkan p[ada perkiraan gambar, tetapi didasarkan pada hasil perhitungan suatu besaran
kuantitatif yang dinamakan koefisien variansi (Cv), yang didapat dari rumus,

http://syairpuisiku.files.wordpress.com/2008/10/new-picture-54.png?w=162&h=45

Dengan:

harga rata-rata = x / n

x = harga tampang setelah dijumlahkan terhadap tampang lintasan sebelahnya (setelah


ditumpangtindihkan) pada titik yang sama.

n = banyaknya tampang yang diambil pada selebar lebar kerja.


Standar deviasi =

(x – x)2

n-1

Harga Cv tadi dibanding-bandingkan untuk berbagai percobaan lebar kerja dengan membuat daftar lebar
kerja dan Cv.

Lebar kerja efektif dipilih dari lebar kerja dengan Cv yang minimum (paling merata).

Lebar kerja = n x b

Dengan:

b = lebar 1 alur.

AgzIk at 2:19 PM

Share

No comments:

Post a Comment

Anda mungkin juga menyukai