Anda di halaman 1dari 8

JILMATEKS Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Sipil 1

e-ISSN: 2655-7266
Vol. .... No.....Bulan 20XX
Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung
Marilaleng Kota Pare-Pare
Andi Ummul Chaerani1, Dea Rosatikah Khansa A2, Ratna Musa3
1,2,3) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia
Jl. Urip Sumoharjo KM 05 Makassar, Sulawesi Selatan
Email : andiummull@gmail.com; dearosatikah02@gmail.com
ABSTRAK
Analisis ketersediaan air embung ini adalah upaya untuk menampung kelebihan air hujan di
musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya dapat digunakan memenuhi kebutuhan air
masyarakat pada saat dimusim kemarau atau disaat curah hujan makin jarang. Dimana pada musim
penghujan jumlah debit air pada embung bisa melewati batas air permukaan dan akan dilepas
melalui saluran pelimpah hingga mencapai batas air permukaan. Pada musim kemarau akan terjadi
evaporasi dan rembesan dalam skala yang besar yang menyebabkan pengurangan debit air pada
embung secara drastis hingga mencapai batas air dasar. Analisa ini bertujuan Untuk mengetahui
studi ketersediaan air baku pada embung guna memenuhi kebutuhan air. Embung marilaleng yang
dibangun di Kota Pare Pare Provinsi Sulawesi Selatan ini beroperasi memenuhi kebutuhan air
masyarakat, pengumpulan data terbagi atas 2 yaitu data sekunder dan data primer, dimana data
sekunder itu diambil dari instansi PUPR dan Badan Meteorologi dan Geo Fisikaberupa data
hidrologi penduduk, dimana data hidrologi sendiri terbagi atas 2 bagian yaitu data curah hujan dan
data klimatologi dan untuk data primer yaitu ketersediaan air dilapangan. Metode yang
dinganakan yaitu metode aritmatik dan metode water balance ( neraca air). Dari hasil analisa
kebutuhan air baku penduduk kota pare pare masyarakat, kebutuhan air masyrakat tidak jauh
berbeda tiap bulannya. Dari hasil perhitungan water balance dapat diketahui air yg mengisi
embung pada musim penghujan dan musim kemarau sangat jauh berbeda, maka dari itu dari table
dan grafik water balance dapat dengan jelas terlihat kebutuhan air baku masyrakat di musism
kemarau tidak dapat terpenuhi terutama di musim kemarau.

KATA KUNCI : Embung, Analisa, Kebutuhan

ABSTRACT
Analysis of the availability of reservoir water is an effort to accommodate excess rainwater in the
rainy season. The collected water can then be used to meet the water needs of the community
during the dry season or when rainfall is increasingly scarce. Where in the rainy season the
amount of water discharge in the reservoir can cross the surface water level and will be released
through the overflow channel until it reaches the surface water limit. During the dry season,
evaporation and seepage will occur on a large scale, which will cause drastic water discharge to
decrease drastically until it reaches the bottom water level. This analysis aims to determine the
study of the availability of raw water in the reservoir to meet water needs. The marilaleng
reservoir, which was built in the City of Pare Pare, South Sulawesi Province, operates to meet the
water needs of the community. Data collection is divided into 2, secondary and primary data,
where secondary data is taken from the PUPR agency and the Meteorology and Geophysics
Agency in the form of population hydrology data, in Hydrological data itself is divided into 2
parts, namely rainfall data and climatology data. and for primary data, namely the availability of
water in the field. The recommended method is the arithmetic method and the water balance
method. From the analysis of the raw water needs of the population of the city of Pare Pare, the
community's water needs are not much different each month. From the results of the water
balance calculation, it can be seen that the water that fills the reservoir in the rainy season and
the dry season is very different, so from that table and graph the water balance can be clearly
seen that the raw water needs of the people in the dry season can not be fulfilled, especially in the
dry season.

KEY WORDS: Embung, Analysis, Needs


2 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

1. PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan air masyarakat


1.1 Latar Belakang pada saat dimusim kemarau atau disaat
Aspek yang menjadi acuan curah hujan makin jarang. Dimana pada
dalam program penyediaan air baku musim penghujan jumlah debit air pada
yaitu Pengembangan Sistem Penyediaan embung bisa melewati batas air
Air Minum (SPAM), pengaturan permukaan dan akan dilepas melalui
Pengembangan Sistem Penyediaan Air saluran pelimpah hingga mencapai batas
Minum (SPAM) dilakukan sehubungan air permukaan. Pada musim kemarau
dengan Kota Pare Pare yang akan terjadi evaporasi dan rembesan
perkembangan penduduknya sangat dalam skala yang besar yang
pesat dan juga untuk mendukung menyebabkan pengurangan debit air
perkembangan industry serta tersedianya pada embung secara drastis hingga
potensi air yang bisa dimanfaatkan. mencapai batas air dasar.

Analisis ketersediaan air Penyediaan air bersih bagi


embung ini adalah upaya untuk masyarakat bersumber dari air
menampung kelebihan air hujan di permukaan,yaitu air tanah yang tersebar
musim hujan. Air yang ditampung pada beberapa titik di Kota Pare-Pare.
tersebut selanjutnya dapat digunakan

Sumber air tanah yang dapat sehingga penulis merasa tertarik untuk
dimanfaatkan masyarakat adalah air mengkaji kinerja embung saat ini
tanah dangkal dan dalam serta air bawah terutama menganalisis ketersediaan
tanah yang merupakan sumur bor. Akan airnya. Oleh karna itu permasalahan
tetapi sumber air tersebut kurang bisa tersebut kemudian dituangkan dalam
memenuhi kebutuhan air masyarakat bentuk penulisan tugas akhir atau skripsi
apalagi di musim kemarau oleh karna itu yang berjudul :
perlu dilakukan pembangunan embung
untuk memenuhi kebutuhan air “TINJAUAN KETERSEDIAAN AIR
masyarakat. Dimana embung ini BAKU PADA EMBUNG
digunakan untuk mengatur dan MARILALENG KOTA PARE-PARE”.
menampung suplai aliran air hujan serta Tujuan dari penelitian ini adalah :
untuk meningkatkan kualitas air.
1. Menghitung kebutuhan air baku
Embung marilaleng yang penduduk Kota Pare Pare.
dibangun di Kota Pare Pare Provinsi 2. Menghitung neraca air pada
Sulawesi Selatan ini beroperasi Embung untuk kebutuhan dan
memenuhi kebutuhan air masyarakat, ketersediaan .

2. METODE PENELITIAN

2.1. Gambaran Umum Lokasi Kota Pare Pare merupakan salah satu
daerah di Sulawesi Selatan yang
Lokasi penelitian ini terletak di
memiliki posisistrategis karena terletak
KotaPare Pare. Untuk mencapai Kota
pada jalur perlintasan transportasi darat
Pare Pare dibutuhkan waktu ± 4 jam
maupun laut, baik arah Utara– Selatan
perjalanan dari Kota Makassar dengan
maupun Timur – Barat, dengan luas
menggunakan transportasi darat (mobil).
3 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

99,33 km2 yang secara geografis terletak meliputi empat kelurahan yakni: Lemoe,
antara 3 57’ 39” - 4 04’ 49” Lintang
0 0
Lompoe, Watang Bacukiki danGalung
Selatan dan 1190 36’ 24” - 1190 43’ 40” Maloang. Kecamatan Ujung meliputi
Bujur Timur. Terdiri atas 4(empat) lima kelurahan yakni Mallusetasi,
kecamatan dan 22 (dua puluh dua) Labukkang,Lapadde, Ujung Bulu dan
kelurahan. Kecamatan Bacukiki Barat Ujung Sabbang. Kecamatan Soreang
meliputi enam kelurahan, yakni: meliputi tujuh kelurahan yakniBukit
BumiHarapan, Cappa Galung, Kampung Harapan, Bukit Indah, Kampung Pisang,
Baru, Sumpang Minangae, Tiro Sompe Lakessi, Ujung Baru, Ujung Lare dan
dan Lumpue.Kecamatan Bacukiki Watang Soreang.

Gambar 2.1 Lokasi Alternatif Rencana Penyediaan Air Baku Kota Parepare

Jika dilihat dari luas wilayah Kota Pare Data Sekunder diperoleh dengan
Pare, maka Kecamatan Bacukiki melakukan studi pustaka (desk study)
merupakan kecamatan terluas dengan yang ada kaitannya dengan penelitian ini
luas sekitar 66,70 km2 atau 67,15% luas untuk memperoleh gambaran teroritis
Kota Pare Pare. dan masalah yang akan dianalisis
3. Variabel Yang Diteliti 2. Data Primer
1. Data Sekunder Data primer diperoleh dengan
cara berhubungan dengan obyek secara
4 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

langsung yang akan dilakukan dengan 5.1. Hasil Hidrologi


cara mengambil data secara langsung
dilapangan seperti survey kondisi 5.1.1 Analisis Curah Hujan Rata-
ketersediaan air yang ada dilapangan. rata Dengan Metode Aritmatik
4. Metode Analisa Data (aljabar)
1) Analisis hidrologi
Analisa data curah hujan
a. Analisis Data Curah Hujan digunakan untuk mendapatkan jumlah
b. Analisis Klimatologi
hujan. Kebutuhan untuk menghitung
2) Analisis ketersediaan air
curah hujan untuk wilayah adalah
a. Simulasi Dr. F.J. Mock persiapan dari penggunaan air rancangan
b. Evaporasi dan desain pengendalian banjir. Analisa
curah hujan untuk penelitian ini
3) Analisis proyeksi penduduk
menggunakan metode rata-rata aljabar
hingga tahun 2024
dari Stasiun Hujan Lompoe dan Stasiun
4) Analisis neraca air (water
Paberesseng, hal ini dikarenakan
balance)
keterbatasan alat ukur curah hujan di
5. Hasil Analisa atau diperoleh :
Kota Pare-Pare.

Tabel 5.1 Analisa Data Curah Hujan Bulanan

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jumlah
2002 300,0 138,0 175,5 216,5 198,0 173,5 11,0 26,5 14,5 0,0 171,5 234,5 1.659,5
2003 134,0 362,5 205,5 126,0 210,5 59,0 51,5 20,0 38,5 97,5 155,0 820,5 2.280,5
2004 415,0 152,0 211,5 236,0 197,5 47,0 41,5 1,0 26,0 0,0 227,5 227,5 1.782,5
2005 259,0 115,5 217,0 265,0 84,5 44,5 51,5 49,0 36,0 302,0 179,5 348,5 1.952,0
2006 291,5 259,0 135,0 179,5 95,0 158,0 11,0 4,5 7,5 44,0 103,0 342,0 1.630,0
2007 390,5 146,5 183,0 165,5 148,0 275,5 21,0 0,0 17,5 124,5 170,5 280,0 1.922,5
2008 296,5 288,5 280,0 227,0 61,0 175,5 45,5 44,0 57,5 168,0 260,5 413,0 2.317,0
2009 369,0 213,0 175,0 114,0 223,5 6,5 106,0 0,0 11,5 140,0 77,5 185,5 1.621,5
2010 290,0 111,0 201,5 202,5 196,5 262,5 227,0 333,0 282,5 386,5 201,0 671,0 3.365,0
2011 187,0 172,0 149,5 183,5 91,0 23,5 13,0 2,5 4,0 213,0 244,5 494,0 1.777,5
2012 228,0 208,5 270,0 203,0 223,5 144,0 139,5 11,5 30,0 111,5 252,0 334,5 2.156,0
2013 436,5 156,0 170,5 238,5 182,5 177,0 215,5 68,5 0,5 31,5 252,0 551,0 2.480,0
2014 696,0 172,5 151,0 231,0 270,5 137,5 93,0 21,0 0,0 29,0 86,0 405,0 2.292,5
Rerata 330,2 191,9 194,2 199,1 167,8 129,5 79,0 44,7 40,5 126,7 183,1 408,2 2.095,1

5.1.2. Analisis Klimatologi keterbatasan stasiun klimatologi yang


Data-data yang diperoleh dari ada di Kota Pare-Pare, maka data
stasiun klimatologi adalah temperatur klimatologi diambil dari Stasiun
rata-rata (t), kelembaban nisbi rata-rata Klimatologi Banga-Banga Pinrang tahun
(Rh), lama penyinaran matahari (n/N), 2012 sampai dengan tahun 2014.
dan kecepatan angin (u). Karena
5 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

5.2. Data Klimatologi Stasiun Banga-Banga dan Hasil Evapotranspirasi Potensial


No. Item Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Rerata
1, Suhu Maksimum, T (° C) 25,90 26,23 26,17 25,50 26,07 25,00 25,60 25,97 25,77 26,53 26,43 25,87 25,92
2, Suhu Minimum, T (° C) 24,15 23,95 24,25 24,20 24,25 24,05 23,35 24,05 23,75 24,30 24,35 23,70 24,03
3, Kelembaban, RH (%) 90,56 89,69 90,37 88,74 89,47 89,00 92,36 90,47 89,74 88,44 88,20 90,41 89,79
4, Penyinaran Matahari, n (jam/hari) 4,45 4,25 5,40 6,20 5,60 4,80 4,05 4,00 8,30 9,00 7,70 6,30 5,84
5, Kecepatan Angin, U2 (km/hari) 50,24 52,61 54,99 54,00 58,36 51,96 61,81 63,72 64,21 67,84 67,05 67,70 59,54
6, Evapotranspirasi Potensial 3,20 3,20 3,50 3,60 3,30 2,90 2,00 3,00 4,20 4,40 4,00 3,50 3,40

5.2. Analisis ketersediaan air data curah hujan rata-rata bulanan dari
stasiun hujan yang ada di daerah Kota
Analisa ketersediaan air/ debit
Pare -Pare.
andalan dihitung berdasarkan posisi
rencana intake/ bangunan pengambilan 5.2.1 Simulasi Dr. F.J. Mock
lokasi alternatif potensi penyediaan air Model mock terdiri dari hujan rata-rata
evapotranspirasi potensial . Hujan rata-
baku. Perhitungan debit andalan
rata dihitung dari data hujan pos-pos
( ketersediaan air ) dilakukan terhadap hujan di dalam dan di sekitar DAS.

Tabel 5.3. Perhitungan Debit Andalan DAS Lompoe (Rencana Embung Marilaleng)
dengan menggunakan Metode F.J. Mock
Lompoe
Luas Daerah Aliran (Das) = 10,80 km2
Soil Moisture Capacity (SMC) = 100 mm
Koefisien Infiltrasi (I) = 0,4
Faktor Resesi Aliran air tanah (k) = 0,6

NO URAIAN JAN. PEB. MAR. APR MEI JUN JUL AGS SEP. OKT NOP. DES.

1 Curah Hujan (P), [data] 338,00 231,40 159,00 140,20 172,10 67,10 68,00 1,80 9,90 101,60 87,70 248,10
2 Hari hujan (n), [data] 27 26 22 20 17 8 10 1 6 7 12 23

Evapotranspirasi Terbatas (Et)


3 Jumlah hari per bulan, [data] 31,00 28,00 31,00 30,00 31,00 30,00 31,00 31,00 30,00 31,00 30,00 31,00
4 Evapotranspirasi (Eto)/hr, [Data] 3,20 3,20 3,50 3,60 3,30 2,90 2,00 3,00 4,20 4,40 4,00 3,50
5 Evapotranspirasi (Eto)/bln, [3 x 4] 99,20 89,60 108,50 108,00 102,30 87,00 62,00 93,00 126,00 136,40 120,00 108,50
6 Permukaan Lahan yang Terbuka (m) 20,00 20,00 20,00 20,00 20,00 10,00 30,00 40,00 50,00 50,00 40,00 20,00
7 E = (m/20) x (18-n) x [3] -8,93 -7,17 -4,34 -2,16 1,02 4,35 7,44 31,62 37,80 37,51 14,40 -5,43
8 Evapotranspirasi Terbatas (Et) = Eto - E 108,13 96,77 112,84 110,16 101,28 82,65 54,56 61,38 88,20 98,89 105,60 113,93

Keseimbangan Air
9 P - Et 229,87 134,63 46,16 30,04 70,82 -15,55 13,44 -59,58 -78,30 2,71 -17,90 134,18
10 Kandungan Air Tanah (SMS) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -15,55 13,44 -59,58 -38,31 2,71 -2,71 100,00
11 Kapasitas Kelembaban Tanah (SMC) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 84,45 97,89 38,31 0,00 2,71 0,00 100,00
12 Kelebihan Air (WS) 229,87 134,63 46,16 30,04 70,82 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 34,18

Aliran dan Penyimpanan Air Tanah


13 Infiltrasi ( I ), {[12] x i} 91,95 53,85 18,46 12,02 28,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 13,67
14 0,5 x (1 + k) x I 73,56 43,08 14,77 9,61 22,66 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10,94
15 k x V(n-1) 7,46 48,61 55,02 41,87 30,89 32,13 19,28 11,57 6,94 4,16 2,50 1,50
16 Tampungan (Vn) 81,02 91,69 69,79 51,49 53,55 32,13 19,28 11,57 6,94 4,16 2,50 12,44
17 Perubahan Volume Tampungan (DVn) 68,58 10,67 -21,91 -18,30 2,07 -21,42 -12,85 -7,71 -4,63 -2,78 -1,67 9,94
18 Aliran Dasar 23,36 43,18 40,37 30,32 26,26 21,42 12,85 7,71 4,63 2,78 1,67 3,73
19 Aliran Langsung 137,92 80,78 27,70 18,02 42,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 20,51
20 Aliran / Debit sungai (mm/bln) 161,29 123,96 68,07 48,34 68,75 21,42 12,85 7,71 4,63 2,78 1,67 24,24
21 Debit Andalan (m3/dt) 0,6502 0,5533 0,2744 0,2014 0,2772 0,0892 0,0518 0,0311 0,0193 0,0112 0,0069 0,0977

3.2.2. Analisis proyeksi penduduk Proyeksi jumlah penduduk


hingga tahun 2024 dimaksudkan untuk memperkirakan
jumlah penduduk suatu daerah dimasa
6 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

yang akan datang. Untuk menentukan


berapa tingkat pertambahan jumlah
penduduk, dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan Matematical
Method.

Tabel 5.4 Proyeksi jumlah penduduk


Kota Pare-Pare

Tahun Jumlah Penduduk


(Jiwa)
2018 148,880
2019 150,892
2020 152,930
2021 154,996
2022 157,090
2023 159,212
2024 161,363

5.2.3. Analisis neraca air (water


balance)

Water balance
(keseimbangan air) adalah suatu
analisa yang menggambarkan
pemanfaatan sumber daya air suatu
daerah tinjauan yang didasarkan
pada perbandingan antara
kebutuhan dan ketersediaan air.

Pembukaan lahan untuk pembangunan


infrastruktur dan permukiman yang
tidak terkendali secara tidak langsung
berdampak terhadap timbulnya masalah
banjir dan berkurangnya daerah resapan.

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan

Water Balance
7 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

Kebutuhan Water
QAndalan Air baku Balance
Bulan
(m3) (m3) (m3)
Jan 841,629 453,815 387,453
Feb 492,146 409,897 82,249
Mar 492,307 453,815 38,492
Apr 502,588 439,176 63,412
May 426,375 453,815 27,44
Jun 325,142 439,176 114,034
Jul 198,785 453,815 255,03
Aug 112,521 453,815 341,294
Sep 101,713 439,176 337,463
Oct 317,028 453,815 136,787
Nov 457,917 439,176 18,741
Dec 1022,924 453,815 569,109

1200
1000
800
600
400
200
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Q-Andalan (m3) Kebutuhan air penduduk (m3)


Water Balance (m3)

Gambar 6.1. Grafik Analisa Kesetimbangan Air (Water Balance)

6. Penutup 1. Dari hasil analisa kebutuhan air


baku penduduk kota pare pare
6.1. Kesimpulan
masyarakat, kebutuhan air
masyrakat tidak jauh berbeda
tiap bulannya.

2. Dari hasil perhitungan water


balance dapat diketahui air yg
mengisi embung pada musim
8 Tinjauan Ketersediaan Air Baku Pada Embung Marilaleng Kota Pare-Pare

penghujan dan musim kemarau menjaga keadaan embung agar bisa


sangat jauh berbeda, maka dari
bertahan sesuai dengan umur
itu dari table dan grafik water
perencanaan, karena kalau hanya
balance dapat dengan jelas
terlihat kebutuhan air baku bergantung pada perah pemerintah
masyrakat di musism kemarau keadaan ini akan sulit dicapai.
tidak dapat terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
6.2. Saran

1. Perencanaan pola penyebaran Anonim,Satuan Kerja Balai Besar


Pompengan Jeneberang
penduduk dan kawasan industri HK.02.03/BBWS-PJ/13/IV/2015

yang disesuaikan dengan rencana Mulyanto, HR. 2007, “Pengembangan


Sumber Daya Air
tata ruang wilayah agar kepadatan Terpadu” .Yogyakarta,
Graha ilmu
penduduk dan industri tidak
Joko, Tri 2010, “Unit Produksi Dalam
terpusat dalam satu kawasan Sistem Penyediaan Air
Minum” .Yogyakarta
sehingga kelestarian sumberdaya air Graha Ilmu

yang ada tetap terjaga dan air Monaracih Limantara, M.Sc. Lily. 2010,
“Hidrologi Praktis”. Bamdung , Lubuk
terdistribusi secara merata. Agung

2. Setelah dibangunnya embung Anugrah Satria, Eko. 2017. EA Satria


“Analisis apitalis Melimpah Embung
marilaleng peran serta masyarakat Tetesea”.epority.unhas.ac.id/handle?
123456789/24261
dalam menjaga keadaan embung

sangat dibutuhkan untuk tetap

Anda mungkin juga menyukai