PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada musim kemarau sebagian besar wilayah di Desa Sayana,
menjadi kering. Sungai Cilangkap adalah salah satu sungai yang pada
Kuningan.
berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan (run off)
adalah adalah 69.879 Ha., berupa lahan sawah 29.046 Ha. dan lahan
pertanian bukan sawah 40.833 Ha. Luas lahan sawah terdiri dari :
5.610 Ha. irigasi teknis ; 7.927 Ha. irigasi setengah teknis ; 2.007 Ha.
irigasi sederhana; 5.646 Ha. irigasi desa dan 7.856 Ha. sawah tadah
hujan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. BATASAN MASALAH
selama 10 tahun
percuma.
2. Tujuan
telah di rencanakan
Sayana.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Kegunaan Teoritis
muka.
2. Kegunaan Praktis
maupun nonkonstruksi.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
G. KERANGKA PEMIKIRAN
Mulai
Pengumpulan
Primer : Sekunder :
Survey Curah hujan
Lapangan Daerah Irigasi
Wawancara
Analisa
Curah Hujan
Analisa Kapasitas
Embung
Tid
Cek
Ya
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
1.6 Lokasi Penelitian
dan 108°27’57.50” BT. Rencana Embung Sayana saat ini berupa sungai
Sumber air rencana Embung Sayana berasal dari air sungai yang
adalah setinggi ±20 cm dengan lebar sungai ±30. Potensi sumber air di
berasal dari mata air (spring) baik yang berasal dari bukit maupun yang
Pemanfatan mata air (sumber air) saat ini telah dimanfaatkan oleh
bangunan yang ada dilokasi berupa bending tetap maupun tandon air
cukup terjal.
KAJIAN PUSTAKA
alam. Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu
ke darat dan kembali lagi ke laut, seperti digambarkan pada Gambar 2.1.
siklus aliran air mulai dari tempat yang tinggi gunung, pegunungan menuju
temperatur di atmosfer dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk
akibat kondensasi dari uap menjadi cairan (from air to liquid state). Bila
terbentuk. Tetesan air kecil (tiny droplet) umbuh oleh kondensasi dan
berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara
turbulen sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air.
Apabila jumlah butir sir sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri atau
pengaruh gravitasi butir-butir air itu akan turun ke bumi dan proses
turunnya butiran air ini disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila
temperatur udara turun sampai dibawah 0º Celcius, maka butiran air akan
air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi dapat berupa retensi
alam seperti darah-daerah cekungan, danau tempat-tempat yang rendah
dll.
Secara gravitasi atau alami air mengalir dari daerah yang tinggi ke
daerah yang lebih rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan
bermuara ke laut. Aliran air ini disebut aliran permukaan tanah karena
bergerak di atas muka tanah. Aliran ini biasanya akan memasuki daerah
danau atau waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai dari sistem
sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut
dengan laut.
sering disebut dengan Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan
(infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air tanah adalah air yang bergerak di dalam
tanah yang terdapat di dalam ruang – ruang antara butir – butir tanah dan
di dalam retak – retak dari batuan. Dahulu disebut air lapisan dan yang
terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah dapat dibedakan
menjadi aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran dasar (base
flow). Disebut aliran dasar karena aliran ini merupakan aliran yang
mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini dapat dilihat pada musim kemarau,
ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu, pada suatu sistem sungai
permukaan (surface runoff), aliran intra (interflow) dan limpasan air tanah
setempat dan waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap
tampungan air tanah, misalnya lahan hutan yang beralih fungsi mejadi
danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung jatuh di atas sebuah
danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh diatas danau
melalui sistem jaringan sungai, permukaan tanah atau akibat debit banjir
reservoir, waduk maupun air laut yang merupakan sumber air terbesar.
Walaupun laut adalah tempat dengan sumber air terbesar namun tidak
berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan (run off)
dan peternakan
Menurut komisi dam dunia embung dan waduk sering juga disebut
danau buatan yang besar. Bendungan atau waduk besar adalah bila tinggi
bendungan lebih kecil dari 15 meter, sedangkan embung atau waduk kecil
tanggul dari timbunan tanah pilihan. Panjang tanggul embung sayana ini
kemarau. Hal ini yang terpenting dari embung adalah kapasitas embung
maupun intake.
kapasitas tampungan.
It = ............................................................................................... (2.2)
Dimana :
permukaan air di batasi oleh suatu batas air, topografi dan dengan
Wilayah Sungai.
daerah hulu, tengah dan hilir. DAS bagian hulu dicirikan sebagai daerah
hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata
air, karena itu setiap terjadinya kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan
segi fungsi tata air, dan oleh karenanya pengelolaan DAS hulu seringkali
menjadi focus perhatian mengingat dalam suatu DAS, bagian hulu dan hilir
dan curah hujan. Kedua DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi
air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
Curah hujan rata–rata adalah tinggi air hujan yang jatuh pada
Data hujan yang tercatat di setiap stasiun penakar hujan adalah tinggi
hujan di sekitar stasiun tersebut. Ada tiga cara untuk menghitung hujan
cara ini lebih obyektif daripada cara isohyet, dimana faktor subyektif
Dimana :
R : Area Rainfall (mm)
memberikan hasil yang lebih teliti daripada cara aljabar tetapi untuk
Suyono, 1987).
koreksinya.
R = W1 R1 + W2 R2 ++ Wn Rn... (2.4
......................................................
)
Ai
W ..................................................................................................
.
i = (2.5
A
n
Dimana :
3. Metode Isohyet
kedalaman hujan sama pada saat yang bersamaan. Pada dasarnya cara
sebagai hujan rata-rata antara dua buah isohyets (atau dengan batas
DAS) terhadap luas DAS. Kesulitan yang dijumpai adalah kesulitan dalam
setiap kali harus menggambar garis isohyet, dan juga masuknya unsur
A1 R1 + A2 R2 + … + A n R n
R=
A1 + A2 +…+ A n
Dimana :
A1,R2, ….An= Luas bagian-bagian antara garis-garis Isohyet
Indonesia. Dengan metode ini, besarnya aliran dari data curah hujan ,
dihitung. Pada dasarnya metode ini adalah hujan yang jatuh pada
akan terjadi pada masa yang akan datang, yang tak dapat dipastikan
kapan akan terjadi. Oleh karena itu, ahli hidrologi harus memberikan
mungkin.
ditimbulkan.
dua, yaitu diskrit dan kontinu. Diskrit diantaranya adalah Binominal dan
a) Distribusi Gumbel
berikutnya.
Gumbel menggunakan teori nilai ekstrem untuk menunjukkan
bahwa dalam deret nilai-nilai ekstrem X1, X2, X3, ......., Xn, dengan
sebarang nilai di antara n buah nilai Xn akan lebih kecil dari nilai X
- Nilai tengah
- Standard deviasi
- Koefisiensi skewness
Karena transformasi tersebut, maka cara ini disebut log Pearson type
III.
c) Normal
d) Log Normal
sepanjang tahun yang dapat dipakai untuk irigasi. Dalam penelitian ini
analisis adalah lima tahun dan pada umumnya untuk memperoleh nilai
80% atau tidak terpenuhi 20% dari periode waktu tertentu. Untuk
b. Evapotranspirasi
Exposed surface (m%) ditaksir berdasarkan peta tata guna lahan atau
dengan asumsi :
M = 0% untuk lahan dengan hutan lebat, pada akhir musim hujan dan
40% untuk lahan yang tererosi, dan M = 20% - 50% untuk lahan
Terbatas.
(directrunoff).
Nilai baseflow (Qg) dan runoff (Qi) tergantung dari kondisi daerah
pembuang. Istilah irigasi diartikan suatu bidang pembinaan atas air dari
dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut
1. Radiasi Matahari
ini berjalan terus hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali
juga di malam hari. Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini
langsung.
2. Angin
permukaan tanah dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga
3. Kelembaban Relatif
laju evapotranspirasi.
4. Suhu (Temperatur)
dengan jika suhu udara dan tanah rendah dengan adanya energi
naik jika suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda
5. Variasi elevasi/ketinggian
yang rendah.
Dimana :
ed = RH x ea
= Tekanan uap nyata (mbar), dimana RH =
Teresterial(mm/hari)
Rns = Rs . (1-α)
f(T’) = σ . T4
= Fungsi Temperatur
f(ed) = 0,33- 0,044 . (ed)0,5
= Fungsi tekanan uap nyata
Rn = Rns - Rnl
= Radiasi netto
hujan yang jatuh pada suatu daerah dan dapat digunakan tanaman
sebanyak 80% atau dengan kata lain dilampauinya 8 kali kejadian dari
sebagai berikut :
Dimana :
n = jumlah data
tanpa kekurangan air yang dinyatakan dalam Netto Kebutuhan Air Lapang
hujan efektif (Re). Bedanya kebutuhan pengambilan air irigasi (DR) juga
berikut:
P = perkolasi (mm/hari)
e = efisiensi irigasi
2.11 Klimatologi
dan Geofisika Blang Bintang, daerah studi termasuk dalam tipe iklim C
2.12 Evaporasi
maka adalah sulit untuk menghitung evaporasi dengan suatu rumus. Akan
banyak rumus :
Dimana :
E : evaporasi (mm/hari)
ea : Tekanan uap jenuh pada suhu rata-rata harian (mm/Hg)
METODELOGI PENELITIAN
1. Survey pendahuluan.
langkah-langkah selanjutnya.
2. Studi Pustaka
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data
Primer : Sekunder :
Survey Lapangan Curah hujan
Wawancara Klimatologi
Daerah Irigasi
Analisa
Curah Hujan
Analisa Kapasitas
Embung
Tidak
Cek
Ya
Kesimpulan dan
Saran
Selesai
atau embung.
a. Volume embung
d. Debit andalan
▪ Analisa Embung
V = A1 + A2 + …. +.LX
n
Dimana : A = Luas Section
probabilitas.
Dimana :
misalnya 1, 2, 5, 10, 20, 50, 100, 200 dan 1000 tahun yang dapat
Sayana
berikut :
➢
Tentukan hujan maksimum harian pada tahun tertentu di salah satu
pos hujan.
➢
Cari besarnya curah hujan pada tanggal-bulan-tahun yang sama
untuk pos hujan yanglain.
➢
Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yang dipilih.
➢
Tentukan hujan maksimum harian (seperti langkah 1) pada tahun
yang sama untukpos hujan yang lain.
➢
Ulangi langkah 2 dan 3 setiap tahun.
perhitungan analisa
x
Ck
n2 − x 4
n −1n −
4
Sd X− X2
n − 1
C
v
S
d
X
Penelitian jenis sebaran dilakukan dengan mencocokan nilai
1) Distribusi normal
Sifat khusus distribusi ini adalah harga asimeteri mendekati nol (Cs =
0), dan dengan kurtosis mendekati tiga (Ck = 3). Sifat yang lainnya
adalah :
• P ( X - S) = 15,87 %
• P(X) = 50 %
• P(X + S) = 84,14 %
3) Distribusi Gumbel
N = jumlah data
Dengan ;
= parameter chi-kuadrat terhitung
2
xh
= jumlah sub-kelompok
Ei
b. Smirnov Kolmogorov
dengan :
dengan :
Rn C . R
dengan :
C = koefisien pengaliran
K = qt/qo
6. Persamaan Dasar.
a.Keseimbangan air dipermukaan tanah
S = P – Et.
Et = Evapotranspirasi (mm)
Bila S positif (P > Et) maka air akan masuk kedalam tanah bila
kapasitas kelembaban tanah belum terpenuhi, dan sebaliknya akan
melimpas bila kondisi tanah jenuh. Bila S negatif (P < Et), sebagian air
tanah akan keluar dan terjadi kekurangan (defisit).
Vn = k.Vn-1 + ½ (1 + k ). In
Vn = Vn – Vn-1
Dengan :
1. Evapotranspirasi Potensial
a. Evapotranspirasi potensial
b. Evapotranspirasi Aktual
Eo = Eto x C
dengan :
m
P = (n 1)
dengan:
p : probabilitas ;
n : jumlah data.
0,7 R
80
Re = 15
Untuk tanaman palawija, curah efektif dihitung dengan persamaan ;
0,7 R50
Re = 15
dengan :
Re : Curah hujan efektif rata-rata
R80 : Curah tengah bulanan dengan keandalan 80%
R50 : Curah tengah bulanan dengan keandalan 50%
dengan :
Etc : Penggunaan konsumtif (mm)
P : Kehilangan air akibat perkolasi
(mm/hari)
Re : Curah hujan efektif (mm/hari)
WLR : Penggantian lapisan genangan air
(mm/hari)
Etc = Kc x Eto
dengan :
Kc : Koefisien tanaman
Eto : Evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Kebutuhan air irigasi untuk padi (WRD) dalam (l/dt ha) adalah :
NFR
ef 8,64
WDR =
dengan :
IR M ek
e
k − 1
dengan :
IR : kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan (mm/hari)
M : kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang
akibat evaporasi dan perkolasi di sawah yang
telah dijenuhkan
M = E0 + P
E0 : evaporasi air terbuka yang diambil 1,1×ET0
selama penyiapan lahan (mm/hari)
MT
k : S
T : jangka waktu penyiapan lahan (hari) (padi 30
hari, palawija 15 hari)
S : air yang dibutuhkan untuk penjenuhan
ditambah dengan 50 mm. (padi 200+50=250
mm dan palawija 0+50=50 mm)
e : bilangan alami yaitu 2.718281828
dan 108°27’57.50” BT. Rencana Embung Sayana saat ini berupa sungai
Tinggi Bendung : 15 m
57
4.2 Daerah Aliran Sungai
permukaan air di batasi oleh suatu batas air, topografi dan dengan
Wilayah Sungai.
daerah hulu, tengah dan hilir. DAS bagian hulu dicirikan sebagai daerah
hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata
air, karena itu setiap terjadinya kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan
segi fungsi tata air, dan oleh karenanya pengelolaan DAS hulu seringkali
menjadi focus perhatian mengingat dalam suatu DAS, bagian hulu dan hilir
58
terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan
dan curah hujan. Kedua DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi
air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
akan diambil dari stasiun hujan yang mewakili DAS Cilangkap khususnya
59
Debit4.4
Koordinat : ………………..
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
TAHUN JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
2008 201 122 165 165 290 107 181 142 113 22 10 32 29 33 14 0 71 53 36 100 101 332 450 427 3196
2009 293 310 199 348 281 114 97 175 72 182 56 35 0 0 14 0 71 53 63 0 260 171 176 325 3295
2010 284 306 375 327 280 192 158 242 412 178 115 65 108 130 86 86 226 71 121 72 373 120 199 227 4753
2011 88 378 279 233 403 243 349 41 67 84 49 60 28 38 0 0 48 50 86 44 378 239 116 521 3823
2012 160 229 328 107 175 245 132 20 58 5 15 24 0 21 27 22 48 0 45 36 199 185 256 174 2511
2013 210 310 167 147 460 200 276 70 63 350 0 0 0 0 0 22 62 0 66 1 177 378 241 234 3434
2014 226 288 199 245 346 114 323 88 44 24 71 72 62 64 0 22 69 10 68 0 167 116 335 279 3232
2015 253 305 274 74 428 87 148 372 142 121 45 41 54 0 0 22 77 10 0 0 128 196 125 107 3009
2016 110 277 259 162 215 309 160 311 153 186 35 26 10 42 0 0 34 195 311 139 250 233 125 107 3649
2017 525 317 73 167 256 240 209 141 0 0 0 0 0 0 0 0 0 87 28 65 253 283 153 199 2996
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
TAHUN JUMLAH
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
2008 199 199 194 120 57 159 49 92 72 0 0 0 0 0 0 7 0 0 67 63 206 160 244 178 2066
2009 97 325 108 102 199 128 97 211 70 181 0 23 5 5 0 7 0 0 6 8 112 135 97 77 1993
2010 240 302 387 219 172 339 218 102 180 109 77 62 61 40 95 28 99 87 51 113 236 138 213 180 3748
2011 93 146 207 107 162 292 381 146 229 41 95 59 0 0 0 0 0 0 0 20 165 103 187 142 2575
2012 94 240 271 44 149 95 294 10 33 8 0 0 48 0 0 0 0 0 0 50 174 135 132 140 1917
2013 134 247 255 125 163 236 183 100 50 132 74 130 123 159 19 0 0 10 0 66 113 187 293 77 2876
2014 129 208 129 89 202 126 158 147 80 26 11 46 65 158 16 0 0 0 0 80 165 71 156 339 2401
2015 164 202 194 146 205 93 95 136 143 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 68 177 171 207 2020
2016 139 137 125 157 227 218 175 199 207 130 15 26 0 0 25 23 0 0 47 291 115 85 171 104 2616
2017 327 171 269 271 276 260 272 93 118 0 0 0 54 28 19 8 0 0 0 38 154 220 168 218 2965
60
Debit perhitungan ini menggunakan 2 stasiun curah hujan yang
61
DAFTAR DEBIT POTENSI SUNGAI CILANGKAP DI LOKASI EMBUNG SAYANA
PROVINSI JAWA BARAT
(dalam (m³/det)
1 7109130 4816450 5797530 4499850 5649670 4304000 5493270 4588480 5219640 4336080 1582430 981080 1433050 1568200
2 4141680 4699100 4754350 4174140 5506810 3950140 4171280 4236130 2595690 2781730 965930 980380 963290 1420700
3 3566590 4666100 3933810 3044530 5039640 3768200 3789390 3048420 2178710 2585020 805610 913910 576870 745710
4 3456020 4450630 3819740 3019310 4621900 3628950 3495260 2848090 1785550 2401570 594720 609700 573480 446040
5 3067930 4186480 3336830 2976290 4013160 3230840 2780700 1939520 1537740 1281986 479417 479570 309160 403560
6 3005130 4168530 2969490 2456770 3917530 3047450 2700380 1933590 1092940 1084370 442050 436937 297360 348336
7 2858660 4034080 2718390 2315100 3780280 1882050 2519950 1623990 903560 376820 347060 398060 253260 225144
8 2140060 3584270 2662160 2147390 3347930 1811000 2152030 1212400 842480 233640 159300 339840 226996 131320
9 1820110 3557580 2619900 1470620 3347130 1801620 2017310 1120160 770730 90620 106200 254880 106200 23450
10 1370730 2228950 2036870 1342700 2557310 1360110 1485070 259300 554462 0 0 0 23450 0
Rata-Rata 3253604 4039217 3464907 2744670 4178136 2878436 3060464 2281008 1748150 1517184 548272 539436 476312 531246
63
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Dari seluruh hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai penutup dalam Studi Kelayakan
Embung Sayana dan Embung Cibuntu Kabupaten Kuningan. Kesimpulan dan
saran adalah sebagai berikut:
64
20 th 17.97 19.11 17.97 45.40 41.27 45.40
4. Dari hasil desain awal yang telah dilakukan didapatkan data teknis
Embung Sayana dan Embung Cibuntu adalah sebagai berikut :
Uraian Data Teknis Embung
Tinggi Bendung 10 m 10 m
65
Dari hasil analisa ekonomi pada Embung Sayana untuk alternatif I
Layak karena nilai EIRR > 12%% dan nilai BCR ≥ 1, hanya pada
kondisi manfaat turun 10% dan biaya naik 10% serta pelaksanaan
terlambat 1 tahun nilai EIRR= 11.35 dan BCR <1, jika bunga
pinjaman 11% maka nilai BCR = 1.02 , sedangkan alternatif II dan
III tidak layak untuk dipilih lokasinya karena nilai EIRR < 12% dan
nilai BCR < 1.
Dari hasil analisa ekonomi pada Embung Cibuntu untuk alternatif I
Layak karena nilai EIRR > 12% dan nilai BCR ≥ 1, sedangkan
alternatif II tidak layak untuk dipilih lokasinya karena nilai EIRR <
12% dan nilai BCR < 1
5.2 SARAN
66