Dina Oktavia
ABSTRAK
Kabupaten Nunukan mempunyai banyak sumber alam antara lain minyak bumi dan gas alam
sehingga beberapa perusahaan internasional pengeksplorasian minyak bumi dan gas alam
beroperasi di daerah tersebut. Dengan adanya aktifitas tersebut, pertumbuhan ekonomi terpacu
dan disusul dengan meningkatnya sektor-sektor lain, antara lain pertumbuhan penduduk yang
harus diimbangi dengan pembangunan sarana infrastruktur seperti sarana air baku untuk
memenuhi kebutuhan air bersih.
Total kebutuhan air baku untuk air bersih Kabupaten Nunukan dari hasil perhitungan yang
telah dilakukan dari berbagi tahapan yang telah di analisa diketahui debit kebutuhan air baku
untuk air bersih Kabupaten Nunukan sebesar 0,0754 m3/dtk dan kebutuhan air untuk penduduk di
Kecamatan Nunukan Selatan sebesar 0,0752 m3/dtk, dari hasil perhitungan kebutuhan air Embung
Sei Limau masih mencukupi untuk menyuplai air sampai periode 15 tahun kedepan
Kabupaten Nunukan tidak mempunyai sungai besar, disarankan untuk mencari alternatif
tampungan-tampungan air lain, untuk mencukupi kebutuhan air penduduk di waktu yang akan
datang. Bagi penelitian selanjutnya, dapat dikaji mengenai permasalahan sedimentasi yang dapat
mengakibatkan luas tampungan dari Embung semakin berkurang dari waktu ke waktu..
Kata kunci : Optimalisasi Embung, Sumber air baku untuk Kebutuhan air bersih
ABSTRACT
Nunukan regency has many natural resources such as petroleum and natural gas so that
some international companies exploring oil and natural gas operations in the area. Given these
activities, economic growth accelerated and was followed by increase in other sectors, such as
population growth must be balanced with the construction of infrastructure facilities such as raw
water facilities to meet water needs.
The total requirement of raw water to clean water Nunukan regency of calculations that have
been done of sharing the stage that has been analyzed is known discharge raw water requirements
for clean water Nunukan regency of 0,0754 m3 / sec and water needs for residents in the District
of south Nunukan 0,0752 m3 / sec, from the calculation of water needs Embung Sei Limau still
sufficient to supply water to a period of 15 years ahead
1
Nunukan regency has a large river, it is advisable to look for alternatives to other water
reservoirs, to meet the water needs of the population in the future. For further research it can be
studied regarding sedimention, it will cause the reservoir area to diminish over time.
Keywords : Optimization Embung, source of raw water for the need for clean water
2
PENDAHULUAN Limau yang berlokasi di Kecamatan Nunukan
Selatan, Kabupaten Nunukan.
1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Air merupakan sumber daya alam yang Nunukan sendiri sebagai salah satu kabupaten
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, kepulauan, sedang mengalami peningkatan
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh yang pesat. Dengan meningkatnya sektor
karena itu, sumber daya air harus dilindungi perekonomian mendorong juga peningkatan
agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik di berbagai sektor lain seperti pertumbuhan
oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. penduduk, tidak terkecuali daerah Sei Limau.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan Hal ini harus diimbangi dengan
harus dilakukan secara bijaksana, dengan pembangunan sarana infrastruktur, salah
memperhitungkan kepentingan generasi satunya sarana air baku untuk pemenuhan
sekarang maupun generasi mendatang. kebutuhan air bersih.
Pembangunan wilayah merupakan bagian Dari permasalahan tersebut di atas, maka
integral dari pembangunan nasional yang dalam penelitian ini akan mengkaji
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup kemampuan Embung Sei Limau dalam
dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu memenuhi kebutuhan air bersih.
aspek yang perlu diperhatikan adalah sumber
daya air. Air merupakan sumber daya alam 2. Rumusan Masalah
yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup, Adapun Rumusan Masalah ini adalah
baik untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai berikut :
secara langsung sebagai air baku untuk air 1. Berapa kebutuhan air yang dapat disuplai
minum maupun yang tidak langsung seperti oleh Embung Sei Limau?
kebutuhan untuk irigasi. Menyadari 2. Berapa kebutuhan air bersih untuk
ketergantungan tersebut, manusia dituntut masyarakat yang dapat terlayani oleh
untuk selalu dapat menyediakan air bersih Embung Sei Limau di Kecamatan
guna dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Nunukan Selatan?
Indonesia sebagai negara kepulauan dan
lebih dari dua pertiga bagian berupa perairan 3. Batasan Masalah
memiliki kandungan air yang sangat Untuk lebih memfokuskan lingkup
melimpah. Faktanya masih banyak daerah penelitian ini, karena luasnya
yang memiliki potensi tampungan air baku, permasalahan, maka diberikan batasan-
yang belum dimanfaatkan dengan optimal. batasan dalam penelitian sebagai berikut :
Salah satu daerah tersebut adalah daerah Sei
3
1. Secara umum penelitian ini merupakan 2. Mendapatkan besaran total kebutuhan air
studi kasus dengan perhitungan bersih untuk masyarakat yang dapat
menggunakan rumus yang di uraikan pada terlayani oleh Embung Sei Limau di
Bab II : Tinjauan Pustaka dan Bab III : Kecamatan Nunukan Selatan Kabupaten
Metodologi Penelitian. Nunukan.
2. Penelitian ini menganalisa berapa besar
kebutuhan air bersih yang dapat disuplai TINJAUAN PUSAKA
oleh Embung Sei Limau. 1. Uraian Umum
3. Penelitian ini menganalisa berapa besar
kebutuhan air bersih yang dapat terlayani
Air sebagai salah satu komponen penting
di Kecamatan Nunukan Selatan.
bagi kehidupan manusia secara nyata, ikut
4. Tidak membahas perhitungan struktur
menentukan taraf hidup, baik itu secara
bangunan utama embung maupun
individual maupun komunal. Objek
pelengkap embung, rencana anggaran
individual berarti bahwa upaya pemenuhan
biaya embung, serta pompa pengambilan
dan pengolahan kebutuhan air dilakukan oleh
air baku (intake) maupun pipa distribusi
tiap individu, baik secara terstruktur oleh
air bersih.
instansi terkait atau bahkan oleh kelompok
masyarakat. Sedangkan secara komunal,
Maksud dan Tujuan Penelitian
dilakukan untuk sebuah komunitas di suatu
wilayah dengan tingkat pelayanan secara
4. Maksud
menyeluruh untuk penduduk yang
Maksud dari penelitian ini adalah untuk
berdomisili tetap maupun yang tidak tetap.
melakukan studi terhadap kemampuan
Embung Sei Limau dalam memenuhi
2. Curah Hujan Maksimum Harian Rata-
kebutuhan air bersih bagi masyarakat di
rata
Kecamatan Nunukan Selatan Kabupaten
Nunukan. Metode/cara yang dapat digunakan
untuk mendapatkan hujan maksimum harian
5. Tujuan rata- rata DAS adalah sebagai berikut :
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Tentukan hujan maksimum harian pada
1. Mendapatkan besaran total kebutuhan air tahun tertentu di salah satu pos hujan.
bersih yang dapat disuplai oleh Embung b. Cari besarnya curah hujan pada
Sei Limau. tanggal-bulan-tahun yang sama untuk
pos hujan yang lain.
4
c. Hitung hujan DAS dengan salah satu dalam sungai adalah jumlah aliran yang
cara yang dipilih. langsung di permukaan tanah dan baseflow
d. Tentukan hujan maksimum harian
(seperti langkah 1) pada tahun yang 5. Debit Andalan
sama untuk pos hujan yang lain.
Debit andalan (dependable flow)
e. Ulangi langkah 2 dan 3 setiap tahun.
adalah debit minimum sungai untuk
kemungkinan terpenuhi yang sudah
3. Analisa Hidrologi
ditentukan yang dapat dipakai untuk
Analisis hidrologi digunakan untuk kebutuhan air baku.
mengetahui debit aliran sungai dan Misalnya ditetapkan debit andalan 99%
parameter-parameter lainnya yang berarti akan dihadapi resiko adanya debit-
diperlukan dalam analisa kebutuhan air debit yang lebih kecil dari debit andalan
Embung Sei Limau. sebesar 1% pengamatan. Debit tersebut
digunakan sebagai patokan ketersediaan
4. Analisa Debit Metode FJ Mock debit yang masuk ke waduk pada saat
pengoperasiannya. Untuk menghitung debit
Model FJ Mock pertama kali dikenalkan
andalan tersebut, dihitung peluang 99% dari
oleh Dr. Fj Mock (1973), yaitu analisis
debit infow sumber air pada pencatatan
keseimbangan air untuk menghitung harga
debit pada periode tertentu. Debit andalan
debit bulanan berdasarkan transformasi data
99% ialah debit dengan kemungkinan
curah hujan bulanan, evapotranspirasi
terpenuhi 99% atau tidak terpenuhi 1% dari
kelembaban tanah dan tampungan air tanah.
periode waktu tertentu. Untuk menentukan
Prinsip metode Mock menyatakan bahwa
kemungkinan terpenuhi atau tidak terpenuhi,
hujan yang jatuh pada daerah tangkapan air,
debit yang sudah diamati disusun dengan
sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah
urutan dari terbesar menuju terkecil.
atau terjadi infiltrasi. Infiltrasi ini mula-mula
akan menjenuhkan permukaan tanah,
6. Analisa Evapotranspirasi
kemudian terjadi perkolasi ke air tanah dan
akan keluar sebagai base flow. Hal ini Evaporasi adalah proses perubahan dari
terdapat keseimbangan antara air hujan yang molekul air menjadi uap air dan kembali lagi
jatuh dengan evapotranspirasi, direct run off ke atmosfer (Soewarno, 2000:115). Faktor
dan infiltrasi ini kemudian berupa soil meteorologi yang mempengaruhi besarnya
moisture dan ground water discharge. Aliran evaporasi adalah sebagai berikut (Soemarto,
1986:43):
5
1. Radiasi matahari. Transpirasi adalah proses pengangkutan air
Evaporasi berjalan terus hampir tanpa yang berasal dari daerah perakaran (root
henti disiang hari dan kerap kali juga zone) suatu tanaman, melalui jaringan
dimalam hari. Perubahan dari keadaan cair perakaran air tersebut diangkut sampai daun
menjadi gas ini memerlukan energi berupa dengan membawa sedikit CO2 dan menguap
panas latent untuk evaporasi. Proses kembali ke atmosfer. Umumnya transpirasi
evaporasi akan sangat aktif jika ada sulit diukur secara langsung, oleh karena itu
penyinaran langsung dari matahari. untuk tujuan praktis digabungkan dengan
2. Angin. penguapan di permukaan bumi sehingga
Jika air menguap ke atmosfir maka dinyatakan sebagai evapotranspirasi
lapisan batas antara permukaan tanah dan (Soewarno , 2000 : 143).
udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga
proses evaporasi berhenti. Agar proses 7. Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk
tersebut berjalan terus lapisan jenuh harus
diganti dengan udara kering. Pergantian itu 1) Angka pertumbuhan penduduk
hanya dimungkinkan jika ada angin.
Angka pertumbuhan penduduk
3. Kelembaban (humidity) relatif.
dihitung dengan prosentase memakai
Faktor lain yang mempengaruhi evaporasi
rumus:
adalah kelembaban relatif udara. Jika
Angka pertumbuhan penduduk
kelembaban relatif naik, maka kemampuan
udara untuk menyerap air akan berkurang = 𝑥100%
6
a. Metode Geometrical Increase
(soemarto,1999)
Proyeksi jumlah penduduk dilakukan 8. Data Kependudukan
dengan menggunakan cara perhitungan laju
Jumlah penduduk Kecamatan Nunukan
perlumbuhan geometri (Geometri Rate of
tahun 2016 berdasarkan data dari BPS
Growth) (Rusli, Said, 1985). Cara ini
Kabupaten Nunukan adalah 22.491 jiwa.
mengansumsikan besarnya laju pertumbuhan
Data selengkapnya mengenai jumlah
yang menggunakan dasar bunga berbunga
penduduk dari tahun 2012-2016 dapat dilihat
(buanga majemuk) dimana angka
pada tabel berikut :
pertumbuhannya adalah sama untuk setiap
tahun. Proyeksi laju pertumbuhan geometris
Tabel 2.1. Data Penduduk Kecamatan
adalah sebagai berikut:
Nunukan
7
irigasi (pengairan), dan lain-lain.
10. Pengertian Embung
b. Embung berdasarkan tujuan
untuk menampung air hujan dan digunakan Ada 3 tipe embung yang berbeda
sebagai konservasi air berbentuk kolam 1) Embung penampung air (storage dams)
untuk menampung air hujan dan air limpasan adalah embung yang digunakan untuk
(run off) serta sumber air lainnya sehingga menyimpan air pada masa surplus dan
fungsi utama embung adalah untuk mengatur dipergunakan pada masa kekurangan.
8
dams) adalah embung yang dibangun tambahan bahan lain yang bersifat campuran
untuk dilimpasi air misalnya pada secara kimia, jadi betul- betul bahan
bangunan pelimpah (spillway). pembentuk embung asli. Ditinjau dari
penempatan serta susunan bahan yang
membentuk tubuh embung untuk dapat
memenuhi fungsinya dengan baik, maka
embung urugan dapat digolongkan dalam 3
type utama, yaitu :
- Homogen, suatu embung urugan
Gambar 2.1. Embung on stream digolongkan dalam tipe homogen,
apabila bahan yang membentuk tubuh
2) Embung untuk menahan air (non bendungan tersebut terdiri dari tanah
overflow dams) adalah embung yang yang hampir sejenis dan gradasinya
sama sekali tidak boleh dilimpasi air.
(susunan ukuran butirannya) hampir
Kedua tipe ini biasanya dibangun
seragam.
berbatasan dan dibuat dari beton,
- Zonal, embung urugan digolongkan
pasangan batu atau pasangan bata.
dalam tipe zonal apabila timbunannya
yang membentuk tubuh embung terdiri
dari batuan dengan gradasi yang
berbeda-beda dalam urutan-urutan
pelapisan tertentu. Pada type ini
sebagai penyangga terutama
Gambar 2.2. Embung off stream dibebankan pada timbunan yang lulus
air (zona lulus air) sedang penahan
9
METODOLOGI PENELITIAN
dihilirnya pada jarak tertentu ditahan, Data Curah Hujan dan Klimatologi
embung beton kombinasi (soedibyo, 1993). Data Perencanaan Embung Sei Limau
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan pedoman,
prosedur, dan teknik yang digunakan dalam
perencanaan penelitian yang berguna sebagai
panduan untuk membangun strategi yang
menghasilkan model. Desain dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut ini :
1) Survei Pendahuluan, dilakukan untuk
Gambar 2.4. Tipe-tipe Embung Beton mengindetifikasi dari permasalahan yang
10
ada sehingga dapat diambil langkah- 1) Analisa Hidrologi
langkah selanjutnya.
Dalam analisa hidrologi akan dibahas
2) Studi Pustaka, melakukan studi literatur
mengenai perhitungan volume debit Embung,
yang berasal dari textbook, jurnal dan
curah hujan efektif hingga perhitungan
buku-buku referensi sebagai bahan acuan
kebutuhan air bersih untuk penduduk di
agar dalam penyelesaian penelitian ini
lokasi penelitian.
sesuai tahapan.
Faktor-faktornya meliputi :
3) Pengumpulan Data.
a. Data Curah Hujan
4) Proses Perhitungan dan Analisa.
Data hujan yang diperoleh adalah
5) Memperoleh Hasil Penelitian.
curah hujan harian mulai tahun 2004
sampai tahun 2017. Data tersebut
3. Teknik Pengumpulan Data
berasal dari Sta. Meteorologi Kabupaten
Setelah mengidentifikasi seluruh
Nunukan yang letaknya berdekatan
permasalahan yang ada, maka langkah
dengan daerah penelitian.
selanjutnya adalah mencari data pendukung
Dari data curah hujan tersebut,
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
ditentukan curah hujan rata-rata dan
Data yang digunakan dalam penelitian ini
maksimum kemudian menganalisa
adalah data sekunder. Data-data yang
curah hujan rancangan, perhitungan
diperlukan antara lain diperoleh dari
curah hujan rencana digunakan untuk
Kementerian Pekerjaan Umum dan
meramalkan besarnya hujan dengan
Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal
periode ulang tertentu, metode yang
Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai
digunakan untuk menghitung curah
Kalimantan III, serta dari Badan Pusat
hujan rencana metode E.J Gumbel Tipe
Statistik Kabupaten Nunukan. Data-data yang
I dan Log Pearson Tipe III sebagai
diperoleh antara lain adalah :
perbandingan.
Peta Lokasi dan DAS Embung Sei Limau
Setelah diketahui curah hujan
Data Curah Hujan
rancangan pada periode ulang tertentu
Data Klimatologi
kemudian dilakukan uji kesesuaian
Dan Data-data Penunjang Lainnya
frekuensi untuk menentukan persamaan
(Perencanaan Embung).
distribusi yang dapat diterima, metode
4. Teknik Analisa Data
yang digunakan untuk uji kesesuaian
Setelah data yang diperlukan terkumpul,
frekuensi adalah Smirnov Kolmogorov
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
dan uji Chi Kuadrat.
analisa dan perhitungan, sebagai berikut :
11
Setelah dilakukan uji frekuensi 3) Analisa Laju Pertumbuhan Penduduk
kemudian menghitung intensitas curah Data yang digunakan berasal dari Badan
hujan untuk kala ulang tertentu. Setelah Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nunukan
mendapatkan intensitas hujan yg untuk menghitung laju pertumbuhan
diperkirakan selanjutnya meghitung penduduk dilokasi penelitian. Metode yang
debit yg akan digunakan untuk digunakan untuk menghitung laju
menghitung kebutuhan air di Embung pertumbuhan penduduk adalah metode
Sei Limau. geometri dan aritmatik
Data Klimatologi Embung Sei 4) Analisa Kebutuhan Air Baku
Limau yang digunakan adalah dari Dalam analisa kebutuhan air baku,
pencatatan stasiun Sta. Meteorologi dibahas mengenai tinjauan umum tentang
Kabupaten Nunukan. Data klimatologi kebutuhan air baku dilokasi penelitian yang
yang dipakai sushu udara dan meliputi pemakain air bersih perorang yang
penyinaran matahari.meliputi data di dapat dari penelitian puslitbang
kelembaban relatif, kecepatan angin, pemukiman PU yang selanjutnya mengitung
Perhitungan Evapotranspirasi Potensial kebutuhan air dari debit yang tersedia di
dalam penelitian ini menggunakan embung Sei Limau masih mencukupi untuk
Metode Penmann Modifikasi periode atau kala ulang tertentu. Adapun
langkah-langkah dalam penelitian ini secara
2) Analisa Debit Inflow Waduk dan Debit garis besar adalah:
Andalan a. Menganalisa Data Curah hujan maksimal
rata-rata
a. Menghitung besarnya debit yang masuk
b. Menganalisa Evapotranspirasi potensial
ke waduk setiap bulannya berdasarkan
menggunakan metode Penmann
data curah hujan, base flow dan direct
Modifikasi
runoff, yang merupakan sumber air utama
c. Menganalisa Debit Andalan
waduk.
menggunakan metode F.J. Mock
b. Menghitung besarnya volume andalan
d. Menghitung Proyeksi Pertumbuhan
serta debit andalan, debit yang tersedia
Penduduk dan Pemakain Air Penduduk
sepanjang tahun untuk selanjutnya
e. Memberikan kesimpulan dari hasil
dibandingkan dengan kebutuhan air
perhitungan dan analisa.
penduduk. Dalam penelitian ini, debit
f. Selesai.
andalan dihitung dengan menggunakan
metode F.J. Mock.
12
PEMBAHASAN
Tabel 4.2 Perhitungan Analisa debit aliran
Metode FJ Mock (Sumber: Hasil
Perhitungan)
Berikut Perhitungan tahun 2017 :
Jan Feb Mar Apr
No UR AIAN No U R AIAN
I II III I II III I II III I II III
13
Tabel Lanjutan bulan Nov-Des
Tabel Lanjutan bulan Sept-Okt
Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisa Debit
Tabel 4.3 Rekapitulasi Perhitungan Debit Andalan Q99 (Sumber: Hasil
Aliran FJ Mock (Sumber: Hasil Perhitungan) Perhitungan)
Debit Andalan
No Bulan Periode
Q99
1 Januari I 0.642
II 0.402
III 0.247
2 Februari I 0.167
II 0.098
III 0.074
3 Maret I 0.041
II 0.023
III 0.015
4 April I 0.010
II 0.013
III 0.007
5 Mei I 0.017
II 0.026
III 0.015
6 Juni I 0.052
II 0.098
III 0.051
7 Juli I 0.093
II 0.083
III 0.063
8 Agustus I 0.030
II 0.054
III 0.028
9 September I 0.030
II 0.134
III 0.028
10 Oktober I 0.038
II 0.024
III 0.033
11 November I 0.020
II 0.012
III 0.008
12 Desember I 0.007
II 0.016
III 0.018
Jumlah 2.716
Rerata 0.075
14
Tabel 4.5 Kebutuhan air baku di Kecamatan Tabel 4.6 Perbandingan kebutuhan air dan
Nunukan Selatan debit Andalan
P Debit
Tahun Kebutuhan
Uraian Satuan (15) Andalan
2031 Peduduk Ket
Th Q 99
Jumlah penduduk jiwa 45489
Tingkat pelayanan % 90,00 (org) (m3/dtk) (m3/dtk)
Total penduduk berdasarkan tingkat pelayanan jiwa 40940 45489 0,0752 0,0754 CUKUP
Kebutuhan Air Penduduk ltr/jiwa/hari 100
liter/hari 4094047
Kebutuhan Domestik (Sumber : Hasil Perhitungan)
liter/detik 47,38
Kebutuhan non domestik (15% domestik) liter/detik 7,11 Keterangan :
Kehilangan air akibat kebocoran (20%
liter/detik 10,90 P : Proyeksi Jumlah Penduduk 15 tahun
kebutuhan domestik & non domestik)
Kebutuhan air rata-rata liter/detik 65,39 Q : Kebutuhan Air Penduduk di
Kebutuhan harian maksimum liter/detik 75,20
Kebutuhan jam puncak liter/detik 114,43 Kec.Nunukan Selatan selama 15 Tahun
15
2. Saran 8. Prawito, Adi. 2010. Studi Optimasi
Embung Tlogo di Kabupaten
Bagi instansi Pemerintah, disarankan agar
Rembang.Agustus
mencari alternatif tampungan-tampungan air
9. Prof. Dr.Ir.Sri Harto, BR. 2000 Hidrologi.
lain, mengingat di pulau Nunukan tidak ada
Nafiri Offset. Yogyakarta
sungai besar, guna mencukupi kebutuhan air
10. Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik.
penduduk di waktu yang akan datang.
Usaha Nasional : Surabaya
Bagi penelitian selanjutnya, agar dikaji
11. Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik.
mengenai permasalahan sedimentasi yang bisa
Edisi Ke-2. Erlangga : Jakarta
mengakibatkan luas tampungan dari Embung
12. Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku
semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Takeda. 1976. Hidrologi Untuk Pengairan.
P.T. Pradya Pratama : Jakarta
DAFTAR PUSAKA
13. Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi
1. Departemen Pekerjaan Umum, 1994.
Terapan. Cetakan ke-2. Beta Offset :
Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil
Yogyakarta
untuk Daerah Semi Kering di Indonesia,
PT. Tata Guna Patria Pustaka
2. Dwicahyo, Indrasto. 2013. Kajian
Pengoperasian Bendungan Samboja
Kalimantan Timur, Tesis, Program Studi
Magister Pengelolaan Sumber Daya Air,
Institut Teknologi Bandung, Bandung
3. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air :
Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius :
Yogyakarta
4. E.M Wilson. 1993. Hidrologi Teknik Edisi
4. ITB Bandung
5. Harto, B.R, Sri. 1993. Analisis Hidrologi,
PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
6. Kohler, M.A, Linsley, R.K dan Apulhus
7. NotoAdmojo, Budiman. 2001. Optimasi
Pengembangan Embung di Indonesia.
Maret Vol.2
16