Anda di halaman 1dari 11

0

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI


PADA DAS BATANG TEMBESI

Ririn Wahyuni, ST
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Email : ririn.wahyunirw@gmail.com

Abstrak
Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terus
meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Namun kecenderungan yang sering
terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk itu
perlu diketahui sebaran ketersediaan dan kebutuhan air guna mengetahui tingkat kekritisan
air yang terjadi. Dalam laporan ini akan dibahas ketersediaan dan kebutuhan air pada D.I
Siulak Deras dan D.I Batang Sangkir DAS Batang Tembesi Jambi. Kebutuhan air yang
akan dibahas yaitu kebutuhan air konsumtif dan non konsumtif. Untuk kebutuhan air
konsumtif merupakan data kebutuhan air irigasi yang didapat dari hasil perhitungan Balai
Wilayah Sungai Sumatera VI. Sedangkan untuk kebutuhan air non konsumtif merupakan
kebutuhan air aliran pemeliharaan sungai yang didapatkan menggunakan 2 kriteria yaitu :
1) debit andalan Q95% dari data ketersediaan air yang ada, sebagaimana tercantum dalam
PP 38 Tahun 2011 tentang sungai sebelum UU Nomor 07 Tahun 2004 dicabut dan 2)
Metode Tennant dengan menghitung 10% dari debit rata-rata bulanan.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan air dan keandalan debit sungai, maka dapat
dibuat suatu neraca air untuk daerah irigasi tersebut. Dari hasil kajian neraca air potensial
pada DAS Batang Tembesi menampilkan nilai yang bervariasi dengan rata-rata masih
menunjukkan kondisi surplus (berlebih) untuk kebutuhan irigasi apabila tidak
mempertimbangkan aliran pemeliharaan sungai, kecuali pada bulan maret dan September
pada D.I Siulak Deras. Dengan mempertimbangkan kebutuhan aliran pemeliharaan sungai
menunjukkan DAS Batang Tembesi mengalami kekurangan (defisit) untuk memenuhi
keandalan debit 95%. Selanjutnya dilakukan analisis aliran air pemeliharaan sungai
menggunakan metode Tennant dan evaluasi ketersediaan air menggunakan faktor-k
menunjukkan bahwa kondisi DAS Batang Tembesi masih dalam kondisi surplus.

Kata kunci : Ketersediaan, Kebutuhan, Neraca Air.

Abstract
The development of the territory in an area will cause the water demand increased
continually, lined with population growth. But the tendency that often occurs is an
imbalance between availability and water needs. For this reason, it is necessary to know
the distribution of water availability and needs in order to determine the level of water
crisis. In this report, the availability and water requirements will be discussed in D.I Siulak
Deras and D.I Batang Sangkir DAS Batang Tembesi Jambi. Water needs to be discussed
are consumptive and non-consumptive water needs. For consumptive water needs is
irrigation water needs obtained from the calculation of Balai Wilayah Sungai Sumatera VI.
Whereas for non-consumptive water needs is river maintenance flow using 2 criteria : 1)
Q95% from existing water availability data, as stated in PP 38/2011 before Law Number
07 of 2004 was revoked and 2) Tennant Method by calculating 10% from monthly average
debit.

1
Based on the analysis of water requirements and the availability, a water balance can
be made for the irrigation area. From the results of the potential water balance in the
Batang Tembesi watershed shows varied values with the average still showing a surplus
condition for irrigation needs if it does not consider the river maintenance flow, except in
March and September at Siulak Deras. Taking into account the need for river maintenance
flow, the Batang Tembesi watershed experienced a deficit to meet 95% discharge
reliability. Further analysis of river maintenance water flow using the Tennant method and
evaluation of water availability using the k-factor shows that the Batang Tembesi
watershed is still in a surplus condition.

Keywords : Availability, Requirements, Water Balance.

PENDAHULUAN kebutuhan air guna mengetahui tingkat


Air merupakan kebutuhan pokok kekritisan air yang terjadi.
bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di Dalam laporan ini akan dibahas
bumi. Bagi manusia air menjadi ketersediaan dan kebutuhan air pada D.I
kebutuhan langsung seperti bahan baku Siulak Deras dan D.I Batang Sangkir
air minum, air industri, sanitasi DAS Batang Tembesi Jambi. Laporan ini
maupun untuk keperluan tidak bertujuan untuk 1) mengetahui
langsung seperti irigasi, peternakan, ketersediaan air pada lokasi penelitian, 2)
pembangkit listrik tenaga air dan untuk mengetahui kebutuhan air untuk irigasi
keperluan lainnya. pada lokasi penelitian, dan 3) mengetahui
Indonesia merupakan negara yang tingkat kekritisan air di daerah penelitian.
memiliki potensi sumber daya air yang
tinggi, namun sumber daya air tersebut TINJAUAN PUSTAKA
tidak merata diseluruh daerah yang Gambaran Umum DAS Batang Tembesi
menyebabkan beberapa daerah memiliki DAS Batang Tembesi secara
sumber daya air yang berlimpah dan di geografis terletak pada posisi
daerah lain kekurangan sumber daya air. º
1 42’43,79’’ – 2º2’6,04’’ Lintang Selatan
Perkembangan wilayah pada suatu
daerah akan menyebabkan kebutuhan air dan 103º6’34,13’’ – 101º24’25,85’’ Bujur
terus meningkat seiring dengan laju Timur. DAS Batang Tembesi adalah DAS
pertumbuhan penduduk. Pemenuhan terbesar dalam WS Batanghari dengan luas
kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk 13.483,00 km dan secara administrasi
selalu erat kaitannya dengan kebutuhan pemerintahan, DAS Batang Tembesi
akan air. Tuntutan tersebut tidak dapat berada pada 4 Kabupaten & 1 Kota,
dihindari, tetapi harus diprediksi dan diantaranya adalah Kabupaten Kerinci,
direncanakan pemanfaatannya dengan Kota Sungai Penuh, Kabupaten Merangin,
sebaik mungkin. Kecenderungan yang Kabupaten Sarolangun, dan Kabupaten
sering terjadi adalah adanya Batang Hari.
ketidakseimbangan antara ketersediaan Kondisi topografi DAS Batang
dan kebutuhan air. Tembesi terpengaruh oleh 3 karakteristik
Dengan adanya ketidakseimbangan Kabupaten yang dilewati. Secara umum
ini akan menyebabkan kondisi yang topografi DAS Batang Tembesi memiliki
disebut kekritisan air, atau dengan kata bentuk wilayah bergelombang dan
lain ketersediaan air tidak dapat berbukit serta terletak di ketinggian 10 -
memenuhi kebutuhan air penduduk yang 2.935 mdpl, dan terbagi menjadi 3 bagian
berada di dalamnya. Untuk itu perlu yaitu dataran tinggi (10– 2.935 mdpl),
diketahui sebaran ketersediaan dan dataran sedang (10 – 500 mpdl), dan
dataran rendah (10 – 100 mpdl).

2
Pada DAS Batang Tembesi terdapat pemakaian air irigasi saja yang terfokus
beberapa pemakaian air diantaranya terdiri pada 2 wilayah daerah irigasi yaitu D.I.
dari irigasi, peternakan, industri dan Siulak Deras (5.801 Ha) dan D.I. Batang
penggunaan air baku untuk PDAM. Namun Sangir (3.628 Ha).
pada laporan ini hanya akan dibahas

Gambar 1. Peta Daerah Aliran Sungai Batang Tembesi


Sumber : Balai Wilayah Sungai Sumatera VI

Ketersediaan Air adalah besarnya debit yang tersedia di suatu


Ketersediaan sumber daya air lokasi sumber air untuk dapat
adalah air yang dapat dimanfaatkan untuk dimanfaatkan/dikelola dalam penyediaan
hidup dan kehidupan manusia dalam suatu air (misalnya; air baku dan air irigasi)
wilayah dan waktu tertentu. Ketersediaan dengan resiko kegagalan yang telah
air pada dasarnya terdiri atas tiga bentuk, diperhitungkan.
yaitu air hujan, air permukaan, dan air Umumnya untuk keperluan irigasi
tanah. Sumber air utama dalam pengelolaan biasa digunakan debit andalan dengan
alokasi air adalah sumber air permukaan reliabilitas 80% sebagaimana ditetapkan
dalam bentuk air di sungai, saluran, danau, dalam Kriteria Perencanaan Irigasi (Kriteria
dan tampungan lainnya. Perencanaan Jaringan Irigasi 01 Tahun
2013). Artinya dengan kemungkinan 80%
Debit Andalan debit yang terjadi adalah lebih besar atau
Debit andalan adalah debit minimum sama dengan debit tersebut, atau dengan
sungai dengan kemungkinan debit kata lain kemungkinan kegagalan debit
terpenuhi dalam presentase tertentu minimum sungai/bendung terpenuhi adalah
(misalnya 90%, 80%, atau nilai lainnya) 20%-nya (Marhendi Teguh, 2006).
sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan
tertentu. Dengan kata lain, debit andalan Kebutuhan Air

3
Yang dimaksud dengan kebutuhan air disaluran Induk/Sekunder di bagi jumlah
adalah air yang digunakan untuk kebutuhan air seluruh tanaman (Eman
menunjang segala kebutuhan manusia Sulaiman, 2015).
meliputi air bersih domestik dan non Pada kondisi air cukup (faktor K =
domestik, air irigasi baik pertanian maupun 1), pembagian dan pemberian air adalah
perikanan, dan air untuk penggelontoran sama dengan rencana pembagian dan
kota. pemberian air. Apabila ketersediaan air di
Penggunaan air dibagi atas terbatas (K<1), maka cara pemberian air
penggunaan konsumtif dan penggunaan non lebih ditekankan pada pemenuhan
konsumtif. Dalam penggunaan konsumtif, kebutuhan air irigasi untuk beberapa petak.
air yang digunakan tidak dikembalikan lagi
sebab hilang sebagai evapotranspirasi, Kebutuhan Air Aliran Pemeliharaan
misalnya pada irigasi, sebagai air minum Sungai
oleh manusia dan hewan, atau diubah Pemeliharaan sungai adalah usaha-
menjadi suatu produk pada industri usaha yang ditujukan untuk menjamin
minuman. kelestarian fungsi sungai sebagai sumber
Menurut Priyonugroho (2014), daya, serta untuk menjamin kelestarian
kebutuhan konsumtif adalah jumlah air fungsi bangunan sungai (PP Nomor 35
yang dipakai oleh tanaman untuk proses Tahun 1991)
fotosintesis dari tanaman tersebut. Dengan Menurut PP Nomor 38 tahun 2011
kata lain, kebutuhan konsumtif tanaman sebelum dicabutnya UU Nomor 07 tahun
dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang 2004, yang dimaksud aliran pemeliharaan
disediakan untuk mengimbangi air yang sungai adalah aliran air minimum yang
hilang akibat evaporasi dan transpirasi. harus tersedia di sungai untuk menjaga
Dalam penggunaan non-konsumtif, kehidupan ekosistem sungai.
air yang telah diambil selanjutnya hampir Besarnya kebutuhan air untuk aliran
seluruhnya dikembalikan lagi, misalnya pemeliharaan sungai pada laporan ini
listrik tenaga air, air pendingin industri, dan dihitung berdasarkan dua kriteria, yaitu: 1)
air buangan irigasi (return flow). debit andalan Q95% dari data ketersediaan
air yang ada dan 2) Metode Tennant yang
Kebutuhan Air Irigasi lazim digunakan di Amerika Serikat.
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah Sebelum dicabut, dalam PP Nomor 38
volume air yang diperlukan untuk Tahun 2011 diatur bahwa perlindungan
memenuhi kebutuhan evapotranspirasi, aliran pemeliharaan sungai dilakukan
kehilangan air, kebutuhan air untuk dengan mengendalikan ketersediaan debit
tanaman dengan memperhatikan jumlah air andalan 95% (sembilan puluh lima persen).
yang diberikan oleh alam melalui hujan dan Apabila debit andalan 95% tidak tercapai,
kontribusi air tanah (Marhendi Teguh, pengelola sumber daya air harus
2006). mengendalikan pemakaian air di hulu.
Masing-masing jenis tanaman Aliran pemeliharaan sungai menurut
memiliki nilai kebutuhan air yang berbeda, Metode Tennant dinyatakan sebagai
yang dipengaruhi oleh beberapa faktor prosentase dari debit aliran sungai rata-rata,
seperti topografi, hidrologi, klimatologi dan dengan nilai prosentase minimum 10% dari
tekstur tanah. Selain itu, umur tanaman juga debit rata-rata. Menurut Tennant (1976),
menentukan dalam pemberian air. 10% dari rata-rata aliran memberikan
perlindungan minimum dan dianggap
Metode Faktor K bahwa kecepatan dan kedalaman air
Metode Faktor-K adalah suatu cara tersebut dapat menyediakan air bagi
pembagian air berdasarkan air yang tersedia kelangsungan hidup kehidupan air (aquatic
pada bendung dikurangi kehilangan air life) untuk jangka pendek.

4
Studi ini menggunakan besaran debit data tersebut didapat dari Balai Wilayah
aliran pemeliharaan yang bervariasi setiap Sungai Sumatera VI.
bulannya, yaitu sebesar 10% dari debit rata- Pada laporan ini dilakukan analisis
rata bulanan. Jika angka debit aliran kebutuhan air konsumtif dan non
pemeliharaan sungai ternyata lebih besar konsumtif. Untuk kebutuhan air konsumtif
dari debit andalan Q95%, maka digunakan merupakan data kebutuhan irigasi hasil
yang lebih kecil. Hal ini untuk perhitungan Balai Wilayah Sungai
mengakomodasi sungai-sungai yang Sumatera VI. Sedangkan untuk kebutuhan
debitnya sangat kecil atau mendekati nol air non konsumtif merupakan kebutuhan air
pada bulan tertentu. Dengan pendekatan ini, aliran pemeliharaan sungai yang didapatkan
maka besarnya aliran pemeliharaan sungai menggunakan 2 kriteria yaitu : 1) debit
pada musim kemarau tersebut juga akan andalan Q95% dari data ketersediaan air
sama dengan atau mendekati nol. yang ada, sebagaimana tercantum dalam PP
38 Tahun 2011 tentang sungai sebelum UU
Neraca Air Nomor 07 Tahun 2004 dicabut
Konsep neraca air meliputi dua unsur dan 2) Metode Tennant yang lazim
utama yaitu ketersediaan dan kebutuhan air digunakan di Amerika Serikat dengan
dalam suatu daerah aliran sungai (DAS). menghitung 10% dari debit rata-rata
Neraca air ini berfungsi untuk memberikan bulanan.
ilustrasi kondisi imbangan air pada daerah Analisis ketersediaan air pada DAS
irigasi yang dimaksud. Dengan data ini Batang Tembesi dilakukan dengan
dapat diinformasikan kondisi ketersediaan menghitung debit andalan 80% (Q80) dari
dan kebutuhan secara tepat, sehingga data debit yang didapatkan pada tiap POS
mampu memberikan perencanaan AWLR (Automatic Water Level Recorder).
pemberian air irigasi secara benar, termasuk Selanjutnya, dari hasil analisis kebutuhan
sistem pembagian yang mungkin perlu air dan keandalan debit sungai pada D.I
dilakukan. Hasil yang diperoleh dari Siulak Deras dan D.I Batang Sangkir, maka
analisis ini berupa grafik imbangan air atau dapat dibuat suatu neraca air potensial
neraca air pada daerah irigasi penelitian. untuk daerah irigasi tersebut. Neraca air ini
Neraca air dibagi menjadi 2 jenis, selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam
yaitu neraca air potensial dan neraca air perencanaan pemberian air irigasi secara
aktual. Neraca air potensial menggunakan benar termasuk sistem pembagian yang
ketersediaan air andalan 80% sebagai mungkin perlu dilakukan.
ketersediaan air-nya, sedangkan neraca air
aktual menggunakan ketersediaan air pada PEMBAHASAN
kapasitas terpasang atau diperkirakan sama Pemakaian Air Irigasi DAS Batang
dengan data penggunaan air maksimal pada Tembesi
infrastruktur tersebut, sepanjang Data kebutuhan air irigasi didapat
penggunaan air tersebut tidak melampaui dari hasil perhitungan Balai Wilayah
ketersediaan air potensial sebagai Sungai Sumatera VI yang dihitung dengan
ketersediaan airnya. menggunakan beberapa parameter
diantaranya Curah Hujan efektif,
METODOLOGI PENELITIAN Evapotranspirasi Potensial, Angka
Langkah kegiatan penelitian dimulai perkolasi dan Pola Tata Tanam (PTT) di
dengan melakukan pengumpulan data yang lokasi penelitian. Berdasarkan kempat
diperlukan yaitu data kebutuhan irigasi parameter tersebut didapatkan nilai
pada D.I Siulak Deras dan D.I Batang kebutuhan irigasi pada D.I. Siulak Deras
Sangkir serta data debit dari AWLR. Kedua dan D.I. Batang Sangkir sebagai berikut :

5
Tabel 1. Kebutuhan Irigasi pada D.I Siulak Deras dan D.I Batang Sangkir
Q Irigasi (D.I Siulak Q Irigasi (D.I Batang
Deras) Sangkir)
Bulan Periode
(lt/dt/ha
(lt/dt) (m³/dt) (lt/dt/ha) (lt/dt) (m³/dt)
)
I 1.254 7,298 7.2983 1.070 3,878 3.878
Januari
II 0.754 4,386 4.3860 0.957 3,469 3.469
I 0.919 5,349 5.3491 0.800 2,902 2.902
Februari
II 1.044 6,073 6.0731 0.852 3,090 3.090
I 1.370 7,973 7.9729 1.217 4,412 4.412
Maret
II 0.565 3,288 3.2876 0.609 2,206 2.206
I 0.765 4,450 4.4502 0.769 2,788 2.788
April
II 0.966 5,622 5.6221 0.800 2,899 2.899
I 1.200 6,982 6.9818 1.199 4,346 4.346
Mei
II 0.878 5,109 5.1091 0.852 3,088 3.088
I 0.645 3,756 3.7559 0.614 2,226 2.226
Juni
II 0.548 3,188 3.1876 0.560 2,030 2.030
I 0.018 107 0.1065 0.033 120 0.120
Juli
II 0.183 1,064 1.0643 0.189 684 0.684
I 0.708 4,120 4.1200 0.680 2,463 2.463
Agustus
II 0.975 5,675 5.6747 0.908 3,290 3.290
Septembe I 1.342 7,809 7.8094 1.425 5,165 5.165
r II 1.295 7,537 7.5370 1.426 5,168 5.168
I 1.073 6,247 6.2465 1.019 3,695 3.695
Oktober
II 0.947 5,513 5.5128 0.734 2,659 2.659
Nopembe I 0.894 5,203 5.2034 0.723 2,621 2.621
r II 0.271 1,579 1.5787 0.567 2,057 2.057
I 0.648 3,770 3.7704 0.573 2,077 2.077
Desember
II 1.069 6,219 6.2188 0.966 3,500 3.500
Sumber : Balai Wilayah Sungai Sumatera VI

Ketersediaan Air pada DAS Batang dijadikan sebagai dasar dalam penentuan
Tembesi ketersediaan air potensial dan debit andalan
Ketersediaan air pada masing-masing 95% (Q95) yang dijadikan dasar kebutuhan
titik pengambilan didapatkan dari data debit air non konsumtif untuk aliran
AWLR Balai Wilayah Sungai Sumatera VI pemeliharaan sungai. Serta 10% debit rata-
dari tahun 1999 sampai dengan 2016. Dari rata yang akan dijadikan aliran pemeliharan
data ini selanjutnya dilakukan perhitungan sungai menurut metode Tennant.
debit andalan 80% (Q80) yang akan

6
Tabel 2. Ketersediaan Air pada D.I Sulak Deras
Kesetimbangan air pada DAS Batang pemeliharaan sungai digunakan data debit
Tembesi andalan 95%, sedangkan untuk kebutuhan
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan air yaitu kebutuhan air irigasi.
air dan keandalan debit sungai pada D.I Neraca air yang dihitung
Siulak Deras dan D.I Batang Sangkir, maka menghasilkan keluaran yaitu surplus –
dapat dibuat suatu neraca air untuk daerah defisit. Surplus – defisit memberikan
irigasi tersebut. Neraca air dibuat dengan informasi mengenai kekurangan air atau
membandingkan antara kebutuhan air tidak pada suatu wilayah yang dihitung
dengan debit andalan pada sungai dengan mengurangkan antara ketersediaan
Tabel 3. Ketersediaan Air pada D.I Batang Sangkir
bersangkutan. air dengan kebutuhannya pada wilayah
Pada penyusunan neraca air ini, tersebut. Berikut terlampir grafik
ketersediaan air potensial merupakan debit ketersediaan air dengan kebutuhan air pada
andalan bulanan 80% dan untuk D.I Siulak Deras dan D.I Batang Sangkir

Sumber : hasil perhitungan

Gambar 2. D.I Siulak Deras

Gambar 3. D.I Batang Sangkir

7
Tabel 4. Rincian Neraca Air DAS Batang Tembesi

Sumber : Hasil perhitungan

Dari grafik diatas diketahui bahwa dengan kebutuhan konsumtif air pada bulan
dengan ketersediaan air potensial yang ada tersebut untuk digunakan sebagai aliran
(Q80), rata-rata sudah mampu memenuhi pemeliharaan sungai.
kebutuhan air konsumtif untuk kebutuhan Debit aliran dipilih yang terkecil
irigasi, kecuali pada bulan maret dan dari kedua perhitungan tersebut untuk
September pada D.I Siulak Deras. Namun mengakomodasi sungai-sungai yang
masih mengalami kekurangan (defisit) debitnya sangat kecil atau mendekati nol
untuk pemenuhan air non konsumtif pada bulan tertentu.
sebagai aliran pemeliharaan sungai kriteria Selanjutnya, untuk mengatasi defisit
pertama yaitu menggunakan debit andalan air dalam pemenuhan kebutuhan irigasi
95% (Q95). pada bulan Maret dan September pada D.I
Selanjutnya dilakukan analisis Siulak Deras dilakukan evaluasi
dengan menggunakan kriteria kedua yaitu ketersediaan air menggunakan metode
metode Tenant untuk mendapatkan debit faktor-k. Fakor k didapat dari perbandingan
aliran pemeliharaan sungai dengan antara jumlah ketersediaan air dan
menggunakan 10% dari debit rata-rata kebutuhan air tiap periode setengah
tahunan ataupun menggunakan kelebihan bulanan, sehingga dihasilkan grafik sebagai
air yang didapat dari selisih ketersediaan air berikut :

Gambar 4. D.I Siulak Deras

8
Gambar 5. D.I Batang Sangkir
Tabel 5. Rincian Neraca Air DAS Batang Tembesi (Metode Tennant & faktor k)

Sumber : Hasil perhitungan

PENUTUP sungai, kecuali pada bulan maret dan


Kesimpulan September pada D.I Siulak Deras.
1. DAS Batang Tembesi memiliki 4. Dari hasil analisis neraca air potensial
ketersediaan air rata-rata sebesar pada DAS Batang Tembesi dengan
566,046 m3/s dan ketersediaan air mempertimbangkan kebutuhan aliran
potensial andalan 80% sebesar 373,02 pemeliharaan sungai menunjukkan DAS
m3/s. Batang Tembesi mengalami kekurangan
2. DAS Batang Tembesi terdapat 2 (defisit) untuk memenuhi keandalan
bendung untuk layanan irigasi yaitu debit 95%.
Bendung Siulak Deras dan Bendung 5. Analisis aliran air pemeliharaan sungai
Batang Sangkir menggunakan metode Tennant dan
3. Dari hasil kajian neraca air potensial evaluasi ketersediaan air menggunakan
pada DAS Batang Tembesi faktor-k menunjukkan bahwa kondisi
menampilkan nilai yang bervariasi DAS Batang Tembesi masih dalam
dengan rata-rata masih menunjukkan kondisi surplus.
kondisi surplus (berlebih) untuk
kebutuhan irigasi apabila tidak Saran
mempertimbangkan aliran pemeliharaan 1. Pengelola Sumber Daya Air terkait perlu
melakukan pengendalian pemakaian air

9
di hulu untuk mencapai debit andalan air maksimal pada infrastruktur tersebut
95% yang digunakan sebagai aliran untuk mengetahui apakah penggunaan
pemeliharaan sungai. air pada D.I Batang Sangkir dan D.I
2. Kajian neraca air ini perlu diperbarui Siulak Deras melampaui ketersediaan air
secara continue sesuai dengan perubahan potensial atau tidak
pada faktor-faktor yang mempengaruhi 4. Perlu dilakukan analisis neraca air lebih
kebutuhan dan ketersediaan air di lanjut dengan mempertimbangkan
antaranya yaitu perkembangan jumlah kebutuhan air rumah tangga, industri dan
penduduk, perkembangan ekonomi, dan perikanan
perubahan tata ruang pada DAS Batang 5. Perlu dilakukan proyeksi untuk
Tembesi. mengetahui kesetimbangan air untuk
3. Perlu dilakukan analisis neraca air aktual beberapa tahun kedepan guna
dengan memperkirakan data penggunaan mengantisipasi adanya defisit air.

DAFTAR PUSTAKA Ketersediaan Air Irigasi Di Kota


Badan Meteorologi Klimatologi dan Payakumbuh Dalam Rangka
Geofisika. 2010. Kondisi Cuaca Peningkatan Produksi Padi. JSDA,
Ekstrem dan Iklim Tahun 2010- 3 (4) : 41-48.
2011. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Indra Kusuma Sari, Lily Montarcih Nomor 35 Tahun 1991 tentang
Limantara, Dwi Priyantoro. 2007. Sungai.
Analisa Ketersediaan Dan Priyonugroho,A. 2014. Analisis Kebutuhan
Kebutuhan Air Pada Das Air Irigasi (Studi Kasus Pada
Sampean. Laporan Penelitian. Daerah Irigasi Sungai Air Keban
Malang : Fakultas Teknik Daerah Kabupaten Empat
Universitas Brawijaya. Lawang). Jurnal Teknik Sipil dan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Lingkungan, 2 (3) : 457-470.
Perumahan Rakyat. 2017. Modul Sahrirudin, Sulwan Permana, Ida Farida.
Hidrologi, Kebutuhan dan 2014. Analisis Kebutuhan Air
Ketersediaan Air. Bandung. Irigasi Untuk Daerah Irigasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Cimanuk Kabupaten Garut. Jurnal
Perumahan Rakyat. 2013. Standar Irigasi Sekolah Tinggi Teknologi
Perencanaan Irigasi Kriteria Garut, 13 (1) : 1-10.
Perencanaan Bagian Perencanaan Zulkipli, Widandi Soetopo dan Hari
Jaringan Irigasi KP-01. Prasetijo. 2012. Analisa Neraca air
Marhendi, Teguh. 2006. Keandalan Debit Permukaan Das Renggung Untuk
Intake Kalibawang Sungai Progo. Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi
Media Komunikasi Teknik Sipil, 14 Dan Domestik Penduduk
(1) : 56-62. Kabupaten Lombok Tengah.
Jurnal Teknik Pengairan, 3 (2) :
Marfini Barmawi, Erman Mawardi, dan
87-96.
Waluyo Hatmoko. 2007. Penelitian

10

Anda mungkin juga menyukai