Anda di halaman 1dari 10

Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

Studi Potensi Air Sungai di Kabupaten Bireuen

Oleh : Cut Azizah

Abstrak

Kabupaten Bireuen mempunyai lima sungai besar yang berpotensi untuk memenuhi kebutuhan air,
yaitu Krueng Peusangan, Krueng Peudada (Krueng Oeneun), Krueng Nalan, Krueng Pandrah (Krueng
Sambang), dan Krueng Samalanga (Krueng Krian). Sungai tersebut sudah dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan air minum, irigasi, industri dan perikanan. Namun dari beberapa tulisan dan
informasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen masih banyak potensi yang belum
dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menganalisis
penggunaan air eksisting, ketersediaan air, kelebihan air dan kebutuhan air. Kebutuhan air
dihubungkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen tahun 2007-2027. Observasi
dan inventarisasi data debit pengambilan pada bangunan di aliran sungai digunakan dalam analisis
penggunaan air eksisting. Analisis ketersediaan air menggunakan Metode Mock. Analisis kebutuhan
air menggunakan data jumlah penduduk, luas sawah, luas bangunan industri dan jumlah ternak.
Dari hasil penelitian diketahui Kebutuhan air minum penduduk Kabupaten Bireuen sampai dengan
tahun 2027 yaitu 572.011 jiwa, dapat dipenuhi dari Krueng Peusangan dan Krueng Peudada.
Kebutuhan air irigasi lahan potensial sawah yang dapat dikembangkan menjadi irigasi teknis yaitu
seluas 5.789 ha, dapat dipenuhi oleh semua sungai. Kebutuhan air industri kawasan KIB Batee
Geulungku dan KIB juli dipenuhi oleh Krueng Pandrah dan Krueng Peusangan. Kebutuhan air
peternakan dipenuhi oleh Krueng Peusangan dan Krueng Peudada. Berdasarkan analisis kebutuhan
air, pada tahun 2028 Krueng Peusangan masih bisa di andalkan dalam memenuhi kebutuhan air
Kabupaten Bireuen. Krueng Peudada hampir mengalami kekurangan air terutama untuk kebutuhan
air minum. Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan Krueng Samalanga pada tahun 2028 sudah tidak
dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan air. Dengan potensi air sungai yang begitu besar
sangat disarankan Kabupaten Bireuen dapat memaksimalkan penggunaan air untuk pemenuhan
kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan air pada tahun 2028, Kabupaten Bireuen disarankan
membangun waduk di sungai Krueng peudada, Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan Krueng
Samalanga.

Kata Kunci: Debit andalan, Potensi air, kelebihan air, kekurangan air

I. Pendahuluan Air sungai merupakan salah satu


Sungai adalah saluran air di permukaan sumberdaya air permukaan yang dapat
bumi yang terbentuk secara alamiah dari tempat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat.
tinggi (hulu) ke suatu daerah yang lebih rendah Sumberdaya air tersebut digunakan untuk
(hilir). Di tinjau dari segi hidrologi, sungai berbagai kebutuhan kehidupan, antara lain
mempunyai fungsi utama menampung curah untuk kebutuhan air bersih, kebutuhan air
hujan dan mengalirkannya sampai ke laut. untuk pertanian (irigasi), kebutuhan air
Daerah sungai memperoleh air merupakan industri, kebutuhan air perikanan, dan
daerah tangkapan hujan yang disebut Daerah kebutuhan pemeliharaan air sungai. Untuk
Aliran Sungai (das). DAS didefinisikan suatu memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut
wilayah yang dibatasi oleh punggung-punggung maka sangat penting diketahui potensi air
gunung dimana air hujan yang jatuh di daerah sungai yang dapat dimanfaatkan untuk
tersebut akan ditampung oleh punggung gunung kehidupan.
tersebut dan dialirkan melalui sungai-sungai Kabupaten Bireuen mempunyai 5 (lima)
kecil ke sungai utama serta menuju ke laut. sungai besar yang mempunyai potensi yang
dapat dikembangkan untuk memenuhi

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 1


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

kebutuhan air bagi manusia. Sungai tersebut diurutkan dari besar ke kecil untuk
adalah Krueng Peusangan, Krueng Peudada mendapatkan debit andalan probabilitas 80%,
(Krueng Oeneun), Krueng Nalan, Krueng Pandrah 95% dan 99%.
(Krueng Sambang), dan Krueng Samalanga Perhitungan kelebihan air dihitung
(Krueng Krian). Selama ini sungai tersebut sudah dengan mengurangi debit andalan dengan debit
dimanfaatkan untuk kebutuhan air minum, pengambilan di sepanjang aliran Krueng
irigasi, industri dan perikanan. Namun dari Peusangan Krueng Peusangan, Krueng Peudada,
beberapa tulisan dan informasi di lingkungan Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan Krueng
Pemerintah Kabupaten Bireuen, masih banyak Samalanga. Hal ini untuk mendapatkan potensi
potensi air dari ke 5 (lima) sungai tersebut yang debit yang dapat digunakan untuk analisis
belum terpakai secara optimal. Kondisi tersebut kebutuhan air rencana.
menimbulkan pertanyaan tentang seberapa Perhitungan kebutuhan air dihitung untuk
banyak potensi air yang masih bisa dimanfaatkan kebutuhan air minum, kebutuhan air irigasi,
untuk kebutuhan air sesuai dengan prioritas yang kebutuhan air peternakan dan kebutuhan air
ditentukan dalam Undang-Undang Republik untuk pemeliharaan sungai. Kebutuhan air
Indonesia no 7 tahun 2004. minum dihitung berdasarkan data jumlah
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penduduk kabupaten Bireuen tahun 2010
penelitian ini adalah menganalisis penggunaan kemudian diproyeksikan hingga tahun 2027.
air eksisting, ketersediaan air, kelebihan air dan Kebutuhan air irigasi dihitung untuk sawah
kebutuhan air dari Krueng Peusangan, Krueng tadah hujan Kabupaten Bireuen. Kebutuhan air
Peudada, Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan industri dihitung berdasarkan rencana kawasan
Krueng Samalanga. Kebutuhan air yang akan industri Kabupaten Bireuen. Kebutuhan air
datang tersebut dianalisis berdasarkan Rencana peternakan dihitung berdasarkan data ternak
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen tahun kabupaten Bireuen tahun 2006 kemudian
2007-2027. diproyeksikan hingga tahun 2027 dan
Untuk mencapai tujuan tersebut maka kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai juga
dilakukan analisis penggunaan air eksisting diproyeksikan hingga tahun 2027.
dengan melakukan inventarisasi, observasi dan
data debit pengambilan pada bangunan yang ada II. Tinjauan Kepustakaan
di aliran sungai. Tahap kedua adalah 2.1 Analisa Ketersediaan Air
menganalisis debit andalan dengan Metode Mock Ketersediaan air dapat diartikan
menggunakan peta topografi, data curah hujan tersedianya suatu sumber air yang
dan klimatologi. Tahap ketiga adalah menunjukkan bahwa air tersebut ada atau
menganalisis kelebihan air berdasarkan tersedia pada suatu kawasan tertentu. Analisis
pengurangan debit andalan sungai dengan debit ketersediaan air pada suatu daerah aliran
pengambilan bangunan eksisting. Tahap sungai adalah suatu debit aliran yang dapat
keempat adalah analisis kebutuhan air tersedia pada setiap saat dalam waktu yang
berdasarkan prioritas yang ditetapkan dalam ditinjau pada keluaran (outlet) daerah yang
Undang-undang dan Rencana Tata Ruang Wilayah bersangkutan. Analisis ketersediaan air ini
Kabupaten Bireuen tahun 2007-2027. Analisis dapat memberikan gambaran potensi
kebutuhan air menggunakan data jumlah sumberdaya air yang dapat dimanfaatkan dari
penduduk, luas sawah, jumlah industri dan suatu daerah aliran sungai (Asdak, 2004:190).
jumlah ternak yang ada di Kabupaten Bireuen. Informasi berapa debit aliran yang
Batasan ruang lingkup penelitian meliputi tersedia dari suatu sumber air dapat diperoleh
perhitungan ketersediaan air, perhitungan dari debit aliran sungai yang tercatat atau dari
kelebihan air dan perhitungan kebutuhan air. data tinggi hujan yang tercatat pada stasiun
Perhitungan ketersediaan air menggunakan data hujan. Data tinggi hujan dapat digunakan
curah hujan kemudian diubah menjadi curah apabila mempunyai waktu pencatatan runtut
hujan areal dengan metode poligon thiessen. waktu (Asdak, 2004:191).
Perhitungan selanjutnya adalah evapotranspirasi Apabila analisis ketersediaan air
dengan metode Penman Modifikasi. Hasil menggunakan data tinggi hujan maka langkah
perhitungan curah hujan areal dan selanjutnya adalah dengan mengubah data
evapotranspirasi digunakan untuk menghitung tinggi hujan suatu stasiun (hujan titik)
debit rata-rata bulanan dengan metode Mock. menjadi data tinggi hujan kawasan (curah
Debit rata-rata bulanan dibangkitkan menjadi 30 hujan areal). Kemudian dilanjutkan dengan
tahun data dengan metode Markov, kemudian menganalisis evapotranspirasi, menganalisis
debit rata-rata bulanan, membangkitkan debit

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 2


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

rata-rata bulanan menjadi 30 tahun. Langkah Qs = Qtotal x A


terakhir dalam analisis ketersediaan air adalah Keterangan :
menentukan debit andalan sebagai nilai desain ΔE = perbedaan antara
debit dari debit rata-rata bulanan tersebut evapotranspirasi potensial dan
(Triatmodjo, 2008). aktual (mm/bln);
ETo = evapotranspirasi potensial
2.1.1 Curah hujan areal (mm/hari);
Hujan yang terjadi dapat merata di m = proporsi permukaan tanah yang
seluruh kawasan yang luas atau terjadi hanya tidak ditutupi oleh vegetasi (20
bersifat setempat. Hujan bersifat setempat %);
artinya ketebalan hujan yang diukur dari suatu n = jumlah hari hujan, (bln);
pos hujan belum tentu dapat mewakili hujan SMS = simpanan kelembaban tanah
untuk kawasan yang lebih luas, kecuali hanya (mm/bln);
untuk lokasi di sekitar pos hujan tersebut. Untuk SMC = Soil Mostuire Capasity (rongga
mengubah hujan titik menjadi hujan areal dapat void);
digunakan metode poligon Thiessen (Soemarto, ISM = kelembaban tanah awal
1999). (mm/bln);
Metode poligon thiessen menerapkan Re = curah hujan bulanan (mm/bln);
anggapan bahwa setiap pos hujan dapat WS = kelebihan air (mm/bln);
mewakili tebal hujan dari suatu daerah dengan Inf = infiltrasi (mm/bln);
luas tertentu. Tebal hujan rata-rata DAS (Hr) IF = proporsi kelebihan curah hujan
dapat dihitung dengan rumus (Soewarno, yang menyerapke air tanah (0.4);
2000:206) : G. STORt = daya tampung air tanah pada
Hr = 1/A (A1.H1 + A2.H2 + A3.H3 + ... awal bulan (mm/bln);
An.Hn) G.STOR(t-1) = penyimpanan air tanah pada
Keterangan : akhir bulan (mm/bln);
A1,A2,A3 dan An = bagian luas polygon Rc = konstanta pengurangan aliran
untuk pos hujan 1,2,3… n buah pos (km2); (0.6);
H1, H2,H3 dan Hn = tebal hujan (mm); Qbase = besar limpasan dasar (mm/bln);
A = luas DAS (km2). Qdirect = besar limpasan permukaan
(mm/bln);
2.1.2 Debit rata-rata bulanan Qstrom = besar limpasan hujan sesaat
Debit rata-rata bulanan dapat dianalisis (mm/bln);
dengan metode Mock. Metoda Mock Qtotal = besar limpasan (mm/bln);
menggunakan konsep keseimbangan air bulanan Qs = debit rata-rata bulanan (m3/bln);
dan digunakan untuk daerah yang memiliki A = luas daerah aliran sungai (Km2).
aliran sungai (Adidarma dkk, 2004). Metode
Mock merupakan suatu metode yang digunakan 2.1.3 Pembangkitan debit rata-rata bulanan
untuk menghitung debit rata-rata bulanan Debit rata-rata bulanan untuk analisis
sungai, berdasarkan analisa keseimbangan air ketersediaan air digunakan apabila mempunyai
yang menjelaskan hubungan runoff dengan waktu minimal 30 tahun runtut waktu. Apabila
curah hujan bulanan, evapotranspirasi, tidak ada debit tersebut dapat dibangkitkan
kelembaban tanah dan penyimpanan di dalam menggunakan Proses Markov, yaitu
tanah (Mock, 1973). Rangkaian rumus Mock menggunakan model auto-regresif tahunan.
adalah sebagai berikut: Model yang paling sederhana adalah model
ΔE = ETo m (18-n) Markov-Chain, yang dapat dirumuskan sebagai
20 berikut (Soewarno, 1995:115):
E = ETo – ΔE Xi =  (Xi-1) + (1- ) Xr + (S) (t) ( 1-  )1/2
SMS = ISM + Re – E Keterangan :
WS = ISM + Re – E – SMC Xi = debit tahunan pada tahun ke-t;
inf Xi – 1 = debit tahunan pada = WStahun
x IF ke t-1;
G. STORt = G.STOR(t-1) x Rc+  1  Rc  x inf Xr = debit rata-rata tahunan dari
 
 2  pengamatan;
Qbase= inf- G.STORt + G.STOR(t-1) S = deviasi standar dari pengamatan;
Qdirect  = Ws x (1-IF) nilainya
= Koefisien Markov-Chain,
Qstrom berkisar antara =0,2Re –x 0,3,
PF digunakan
QTotal = Qbase + Qdirect + Qstrom nilai 0,25;

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 3


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

t = variat acak dari disttribusi normal (Linsley, 1986:91-93). Kebutuhan air bersih
dengan rata-rata = 0 dan deviasi standar dikategorikan berdasarkan populasi jumlah
= 1,0. penduduk yaitu untuk kota yang berpenduduk
diatas 1 (satu) juta jiwa kebutuhan konsumsi
2.1.4 Debit andalan air adalah 190 ltr/org/hari, untuk kota 500
Debit rata-rata bulanan digunakan untuk (lima ratus) ribu sampai dengan 1 (satu) juta
menetapkan debit andalan dari suatu jiwa kebutuhan konsumsi air adalah 170
ketersediaan air. Debit rata-rata bulanan ltr/org/hari, untuk kota 100 (seratus) ribu
merupakan nilai yang muncul bervariasi dan sampai dengan 500 (lima ratus) ribu jiwa
setiap data munculnya relatif dalam rentang kebutuhan konsumsi air adalah 150
waktu sesaat (Soemarto, 1999:130). Debit ltr/org/hari, untuk kota 20 (dua puluh) ribu
andalan adalah nilai yang ditetapkan sebagai sampai dengan 100 (seratus) ribu jiwa
acuan jumlah air yang tersedia yang ditetapkan kebutuhan konsumsi air adalah 130 ltr/org/hari
berdasarkan persentase kemungkinan dan untuk kota yang penduduknya lebih kecil
terpenuhinya/ tersedianya nilai tersebut dari dari 20 (dua puluh) ribu jiwa kebutuhan
rangkaian data historis yang ada. Rumus yang konsumsi air adalah 30 ltr/org/hari.
digunakan untuk menetapkan probabilitas Menurut Sutjiati (1989) dikutip dari Basri
kemunculan atau ketersediaan nilai desain dkk, 2005:62, Jumlah penduduk pada tahun
adalah (Soemarto, 1999:138) : yang akan datang dapat diketahui dengan cara
Pr 
m
x 100%
memproyeksikan jumlah penduduk pada tahun
n 1 sebelumnya dengan catatan rata-rata laju
Keterangan : pertumbuhan penduduk adalah tetap. Jumlah
Pr = probabilitas (%); penduduk pada tahun yang akan datang
m = nomor urut data; diproyeksikan dengan menggunakan rumus
n = jumlah data. sebagai berikut :
Prosentase kemungkinan ketersediaan air Pn= Po (1 +r)n.
ditetapkan berdasarkan analisis resiko dan Qs = Pn x Ka
ekonomi. Untuk kebutuhan air irigasi digunakan Keterangan :
probabilitas 80%, Untuk kebutuhan air bersih Pn = jumlah penduduk pada tahun tertentu;
probilitas 99%. Kebutuhan air industri 95% Po = jumlah penduduk yang sudah diketahui;
(Soemarto, 1999:137). n = selisih tahun;
r = prosentase pertambahan penduduk;
2.2 Analisis Kebutuhan Air Qa = kebutuhan air bersih;
Dalam mengembangkan sumberdaya air Ka = kebutuhan air bersih per kapita.
memerlukan perencanaan yang matang
dikarenakan berkaitan dengan neraca air sungai. 2.2.2 Kebutuhan Air Irigasi
Keseimbangan antara ketersediaan air dan Kebutuhan air irigasi adalah jumlah air
kebutuhan air harus tetap dipelihara. Masalah total yang akan diberikan pada petak sawah
utama dari pengaturan sumberdaya air adalah atau jaringan irigasi. Besarnya kebutuhan air di
jumlah kebutuhan akan air selalu berubah petak sawah dipengaruhi oleh banyaknya air
seiring dengan waktu dan tempat. Oleh sebab yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan
itu diperlukan suatu pengaturan agar air yang dan pengolahan tanah (Sosrodarsono & Takeda,
tersedia dapat memenuhi kebutuhan yang ada. 1976 :216). Kebutuhan bersih air untuk padi di
Dalam pemenuhan kebutuhan yang ada, sawah (NFR = Net Field Water Reguirement)
tentunya harus ditentukan kebutuhan mana yang dipengaruhi oleh faktor-faktor penyiapan
lebih diprioritaskan. Di Indonesia alokasi lahan, curah hujan efektif, kebutuhan air
pemanfaatan air telah ditentukan prioritasnya konsumtif, perkolasi dan rembesan, dan
secara jelas dalam UU no 7 tahun 2004 pasal 34 penggantian lapisan air. Kebutuhan air irigasi
tentang sumberdaya air dan Peraturan dapat dihitung dengan rumus (Anonim 1 2002) :
Pemerintah no 42 tahun 2008 (Sjarief, 2002:64). NFR = IR – Ref
IR = M .ek ..
2.2.1 Kebutuhan air bersih (e k  1)
Besarnya kebutuhan air bersih tergantung M = Eo + P
pada jumlah penduduk, pola konsumsi yang k = M .T
sejalan dengan naiknya tingkat kesejahteraan, S
serta ukuran besarnya kota yang dapat Ref = R80% ( setengah bulan )
diasumsikan bergantung pada jumlah penduduk 15
x 70 %

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 4


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

ETc = Kc x ETo q(s/g) = kebutuhan air untuk kambing/domba


DR = NFR (liter/kepala/hari);
efx 8,64 q(Pi) = kebutuhan air untuk babi
ef = ef1 x ef2 x ef3 (liter/kepala/hari);
Q
DR  A q(Po) = kebutuhan air untuk unggas
1000 (liter/kepala/hari);
Keterangan : P(c/b/h) = jumlah sapi/kerbau/kuda (ekor);
NFR = kebutuhan bersih air untuk padi P(s/g) = jumlah kambing/domba (ekor);
(mm/hari); P(Pi) = jumlah babi (ekor);
IR(LP)=kebutuhan untuk penyiapan lahan P(Po) = jumlah unggas (ekor).
(mm/hari); 2.2.5 Kebutuhan air pemeliharaan sungai
M = kebutuhan penggantian air (mm/hari); Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai
Eo = evaporasi air terbuka (mm/hari); diestimasi berdasarkan perkalian antara jumlah
P = perkolasi, 1- 3 (mm/hari); penduduk dengan kebutuhan air untuk
k = parameter fungsi dari air ; pemeliharaan. Kebutuhan air untuk
T = jangka waktu penyiapan lahan, 30 hari pemeliharaan sungai dihitung dengan
mekanis dan 45 hari manual (hari); (Triatmodjo, 2008) :
S = kebutuhan air untuk penjenuhan, (mm); q( f )
Q f  365 hari x x P ( n)
e = bilangan napir, sebesar 2.718281828. 1000
Ref = curah hujan efektif (mm/hari); Keterangan :
Re80 % (15) = hujan setengah bulanan, 80% Qf = jumlah kebutuhan air pemeliharaan
(mm); (m3/tahun);
ETc = kebutuhan air konsumtif (mm/hari); q(f) = kebutuhan air untuk pemeliharaan
Kc = koefisien tanaman padi;. (liter/kapita/hari);
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari). P(n) = jumlah penduduk kota (orang).
WLR = penggantian lapisan air, 50 (mm/hari).
DR = kebutuhan pengambilan (l/dtk/ha); III. Metodologi Penelitian
ef = efisiensi irigasi total; 3.1 Data Topografi, Curah Hujan dan
ef1 = efisiensi pada jaringan utama (90%); Klimatologi
ef2 = efisiensi pada jaringan sekunder (90%); Peta topografi dengan skala 1:50.000
ef3 = efisiensi pada jaringan tersier (80%); Bakosurtanal digunakan untuk menghitung luas
Q = debit pengambilan (m3/dtk); DAS. Data curah hujan bulanan dari BMG
A = luas areal sawah (ha). Malikulsaleh, BPP Peudada, BPP Takengon, BPP
Samalanga, BPP Tangse dan BPP Mereudu. Data
2.2.3 Kebutuhan air untuk industri klimatologi yaitu data temperatur, data
Kebutuhan air untuk industri diperlukan kelembaban relatif, data kecepatan angin dan
untuk menjalankan proses produksi, tergantung data penyinaran matahari dari BMG
kepada jenis industri dan jumlah industri yang Malikulsaleh.
ada serta perkembangannya di masa akan
datang.) Kebutuhan air yang dibutuhkan di 3.2 Data Bangunan pengambilan
sektor industri adalah 40 ltr/jiwa/hari dan Bangunan pengambilan di aliran Krueng
kebutuhan air industri per luas areal industri Peusangan adalah WTP Tirta Tawar, WTP Tirta
adalah 1 ltr/dtk/ha (Linsley dkk ( 1986: 93). Bengi, D.I Datar Diana, WTP Peusangan, D.I
Peusangan, WTP PT. KKA, WTP PT Arun dan
2.2.4 Kebutuhan Air Peternakan WTP PT PIM. Bangunan pengambilan di aliran
Triadmodjo (2008:322) menjelaskan Krueng Peudada adalah WTP Lawang dan D.I
kebutuhan air untuk ternak di estimasi dengan Peudada, Krueng Nalan adalah D.I Nalan,
cara mengalikan jumlah ternak dengan tingkat Krueng Pandrah adalah WTP Samagadeng dan
kebutuhan air. Kebutuhan air untuk ternak D.I Pandrah, dan Krueng Samalanga adalah dan
dihitung berdasarkan persamaan berikut : D.I Samalanga dan WTP Samalanga.
Qt 
365
qc / b / h  x Pc / b / h   qs / g  x Ps / g   qPi  x PPi   qPo  x PPo  
1000 3.3 Analisis Perhitungan
Keterangan : 3.3.1 Analisis ketersediaan air
Qt = kebutuhan air untuk ternak Ketersediaan air dapat diartikan
(m3/tahun); tersedianya suatu sumber air yang
q(c/b/h) = kebutuhan air untuk menunjukkan bahwa air tersebut ada atau
sapi/kerbau/kuda (liter/kepala/hari); tersedia pada suatu kawasan tertentu. Analisa

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 5


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

ketersediaan air pada suatu daerah aliran sungai Analisis debit andalan Krueng Peusangan
adalah suatu debit aliran yang dapat tersedia dihitung dengan lima perhitungan. Perhitungan
pada setiap saat dalam waktu yang ditinjau pada pertama dengan luas DAS 253,03 km2 pada
keluaran (outlet) daerah yang bersangkutan. bangunan pengambilan WTP Tirta Tawar.
langkah untuk menghitung ketersediaan air, Perhitungan kedua dengan luas DAS 7,17 km 2
pendataan tinggi hujan harian setiap stasiun pada bangunan pengambilan WTP Tirta Bengi.
hujan, curah hujan areal, perhitungan curah Perhitungan ketiga dengan luas DAS 45,59 km 2
hujan areal dilakukan untuk mengubah hujan pada bangunan pengambilan D.I Datar Diana.
titik menjadi hujan areal, debit rata-rata Perhitungan keempat dengan luas DAS 1626,34
bulanan, dihitung dengan menggunakan metode km2 pada bangunan pengambilan D.I
Mock, pembangkitan Debit rata-rata bulanan Peusangan/WTP Peusangan. Perhitungan
menggunakan Proses Markov dan debit andalan. kelima dengan luas DAS 417,57 km2 pada
bangunan pengambilan WTP PT. Arun NGL dan
3.3.2 Analisis penggunaan air exsisting PT. PIM. Grafik Debit andalan Krueng
Sebagai langkah awal penelitian, dilakukan Peusangan ditampilkan pada Gambar 1.
observasi ke Krueng Peusangan, Krueng Debit Andalan Probabilitas 80%
Peudada, Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan 160

Krueng Samalanga. Observasi yang dilakukan 140

adalah mendokumentasikan, menentukan


120
WTP TT
100

koordinat dan ketinggian bangunan dari


WTP TB

Qa
80 D.I DD
WTP/D.I PS

permukaan laut. Bangunan pengambilan yang 60


40
Wtp Arun/Pim

didata adalah bangunan yang tercatat dan 20

mempunyai izin pembangunan. 0


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan

3.3.3 Analisis kebutuhan air


Gambar 1.Debit andalan Krueng Peusangan
Setelah didapatkan berapa potensi air
yang dapat dikembangkan dari setiap sungai
4.2.2 Krueng Peudada (Krueng Oeneun)
maka dianalisa kebutuhan air, kebutuhan air
Analisis debit andalan Krueng Peudada
minum, kebutuhan air irigasi, kebutuhan air
dihitung pada titik bangunan pengambilan WTP
peternakan dan kebutuhan air pemeliharaan
Lawang/Bendung D.I Peudada dengan luas DAS
sungai.
435,63 km2. Grafik Debit andalan Krueng
Peudada dengan probabilitas 80%, 95% dan 99%
IV. Hasil dan Pembahasan
ditampilkan pada Gambar 2.
4.1 Analisis Penggunaan Air Eksisting
Krueng Peusangan mempunyai luas DAS Debit Andalan Krueng Peudada

2538,82km2 terdapat 8 bangunan pengambilan


40

35

dengan debit pengambilan, WTP Tirta Tawar 30

0,057m3/s; WTP Tirta Bengi 0,050m3/s; D.I Datar 25 Q80%

Diana 1,43m3/s; WTP Peusangan 0,065m3/s; D.I


Q95%
Qa

20
Q99%

Peusangan 13,12m3/s; WTP PT. KKA (tidak 15

aktif); WTP PT. Arun NGL 0,134m3/s dan WTP


10

PT. PIM 0,203m3/s.


5

Krueng Peudada mempunyai luas DAS 1 2 3 4 5 6


Bulan
7 8 9 10 11 12

448.56 km2 terdapat bangunan pengambilan WTP Gambar 2.Debit andalan Krueng Peudada
Lawang 0,005 m3/s dan D.I Peudada 1,39 m3/s.
Krueng Nalan yang luas DAS 134,30 km2 terdapat 4.2.3 Krueng Nalan
bangunan pengambilan D.I Nalan dengan debit Analisis debit andalan Krueng Nalan
pengambilan 4,65 m3/s. Krueng Pandrah dengan dihitung pada titik bangunan pengambilan
luas DAS 113,25 km2 terdapat pengambilan WTP Bendung Lhok Kulam (D.I Nalan) dengan luas
Samagadeng 0,02 m3/s dan D.I Pandrah DAS 102,8 km2. Grafik Debit andalan Krueng
1,73m3/s. Krueng Samalanga mempunyai luas Nalan dengan probabilitas 80%, 95% dan 99%
DAS 270,9km2 terdapat bangunan pengambilan ditampilkan pada Gambar 3.
D.I Samalanga 4,34 m3/s dan WTP Samalanga
0,013 m3/s.

4.2 Analisis Ketersediaan Air


4.2.1 Krueng Peusangan

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 6


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

Debit Andalan Krueng Nalan


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
9 Bireuen tahun 2007-2027. Urutan prioritas
8 pemanfaatan air adalah kebutuhan air bersih
7
6 Q80%
(domestik), kebutuhan air irigasi (pertanian
5 Q95% rakyat), kebutuhan air industri, kebutuhan air
Qa

4 Q99% untuk peternakan dan kebutuhan air untuk


3
2 pemeliharaan sungai.
1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4.3.1 Kebutuhan air minum
Bulan
Berdasarkan perhitungan kelebihan air
Gambar 3.Debit andalan Krueng Nalan dengan probabilitas 99%, sungai yang
berpotensi untuk dimanfaatkan dalam
4.2.4 Krueng Pandrah ( Krueng Sambang) pemenuhan air bersih adalah Krueng Peusangan
Analisis debit andalan Krueng Pandrah dan Krueng Peudada.
dihitung pada titik bangunan pengambilan WTP Perhitungan kebutuhan air bersih
Samagadeng/Bendung D.I Pandrah dengan luas dihitung dengan prediksi pertumbuhan
DAS 86,63 km2. Grafik debit andalan Krueng penduduk sampai dengan tahun 2027
Pandrah dengan probabilitas 80%, 95% dan 99% dihubungkan dengan perwilayahan
ditampilkan pada Gambar 4. pengembangan RTRW Kabupaten Bireuen. Ada
Debit Andalan Krueng Pandrah tiga Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) yaitu
8 SWP I meliputi Samalanga, Simpang Mamplam,
7
Pandrah, Jeunib, Peulimbang dan peudada.
6
Q80% SWP II meliputi Jeumpa, Kuala, Kota Juang,
Jangka, Juli, Peusangan dan Peusangan
5
Q95%
Qa

4 Q99%

3 Selatan. SWP III meliputi Kuta Blang, Makmur,


2 Peusangan Siblah Krueng, dan Gandapura.
1
Kebutuhan air bersih SWP I dipenuhi oleh
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Krueng Peudada dan SWP II serta SWP III
Bulan
dipenuhi oleh Krueng Peusangan.
Gambar 4.Debit andalan Krueng Pandrah Berdasarkan proyeksi pertumbuhan
penduduk dengan persentase pertumbuhan
4.2.5 Krueng Samalanga (Krueng Krian) sebesar 2,32 persen maka penduduk Kabupaten
Analisis debit andalan Krueng Samalanga Bireuen tahun 2027 adalah 572.011 jiwa.
dihitung dengan pada titik bangunan Proyeksi pertumbuhan penduduk 17 kecamatan
pengambilan D.I/WTP Samalanga dengan luas di Kabupaten Bireuen ditampilkan pada Grafik
DAS 167,76 km2. Grafik debit andalan Krueng berikut.
Samalanga dengan probabilitas 80%, 95% dan 99% Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

ditampilkan pada Gambar 5. 80,000


70,000
60,000
50,000
Debit Andalan Krueng Samalanga
40,000 2007
16.0
30,000 2027
14.0
20,000
12.0
10,000
10.0 Q80% -
K
ng

S
M
a

an n

ng

an ura
Je a

Pe nd r
u li h

pa
Qa

ka
Pe ib

u
Ko ua la

S.
ng

an

u s li
a
ad

Q95%
ra

ba

Pe J u
ng

m
Pe ang

8.0
un

Bla
um

ga
ng

u s ap
nd
ala

Ju

n
ud

ak
m
pa

Je

ga
K

Ja

ta
Pa

M
ta
m

Q99%
us

a
Ku
Sa

Pe
Si

6.0

4.0

2.0 Gambar 6.Proyeksi pertumbuhan penduduk


0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Gambar 5.Debit andalan Krueng Samalanga Kecamatan Samalanga, Simpang Mamplam,
Pandrah, Peulimbang, Jeunib dan Peudada
4.3 Analisis Kebutuhan Air direncanakan dipenuhi oleh WTP Lawang
Kebutuhan air untuk Kabupaten Bireuen Krueng Peudada. Dari perhitungan air bersih ke
dihitung sesuai prioritas kebutuhan yang diatur 6 kecamatan tersebut diketahui kebutuhan air
oleh Undang-undang no 7 tahun 2004 pasal 34 bersih tahun 2027 adalah 0,29 m3/detik.
tentang sumberdaya air dan Peraturan Untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Pemerintah no 42 tahun 2008. Perhitungan kecamatan Jeumpa, Kuala, Kota Juang,
kebutuhan air juga dihubungkan dengan draft Jangka, Juli, Peusangan dan Peusangan

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 7


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

Selatan, Kuta Blang, Makmur, Peusangan Siblah Untuk memenuhi dua kawasan industri
Krueng, dan Gandapura direncanakan dipenuhi tersebut direncanakan dipenuhi oleh Krueng
oleh WTP Peusangan yang terdapat di Desa Pandrah dan Krueng Peusangan. Krueng
Beuyot Kecamatan Juli . Dari perhitungan air Pandrah memenuhi kebutuhan air KIB Batee
bersih ke 11 kecamatan tersebut diketahui Geulungku dan Krueng Peusangan memenuhi
kebutuhan air bersih tahun 2027 adalah 0,71 kebutuhan air KIB Juli.
m3/detik.
4.3.4 Kebutuhan air peternakan
4.3.2 Kebutuhan air irigasi Perhitungan kebutuhan air peternakan
Perhitungan kebutuhan air irigasi dibagi 3 kategori yaitu kebutuhan air untuk
Kabupaten Bireuen untuk sawah potensial yang unggas, kambing/domba dan sapi/kerbau.
masih ada di Kabupaten Bireuen. Luas total Standar kebutuhan air untuk unggas adalah 32
sawah potensial tersebut adalah 5.789 ha. ltr/hari/100 ekor, kambing/domba 9
Berdasarkan perhitungan kelebihan air dengan ltr/hari/ekor dan sapi/kerbau 45 ltr/hari/ekor.
probabilitas 80% semua sungai masih berpotensi Berdasarkan perhitungan kelebihan air dengan
untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan air probabilitas 95% semua sungai masih
irigasi. Pembagian sungai dilakukan dengan cara berpotensi untuk dimanfaatkan dalam
kedekatan sungai dengan kecamatan tersebut. pemenuhan air peternakan.
Luas Sawah Kabupaten Bireuen Perhitungan kebutuhan air peternakan
1,200
dihitung berdasarkan prediksi pertumbuhan
1,000
ternak tahun 2027 berdasarkan data tahun
2006. Dari hasil perhitungan kebutuhan air
800

600

400
peternakan yang dipenuhi oleh Krueng
200
Peusangan adalah 0,072 m3/detik dan dari
-
Krueng Peudada adalah 0,043 m3/detik.
K
ng

S
M
a

ng

ra
a

ur
h

pa

ka
ib

Ko a la

S
ng

an

u s li
ga
ad

n
ra

ba

pu
Pe J u
ng

m
un

Bla
um

ga
ng

n
nd
ala

Ju

an
ud

ak
Ku
m

da
pa

ga
Je

an
Ja
Je

ta
Pa

u li

M
ta
Pe
m

an
m

an

4.3.5 Kebutuhan air pemeliharaan sungai


us

Ku
Sa

Pe
Si

us
Pe

Pe

saw ah (Ha)

Gambar 7. Sawah potensial Kabupaten Bireuen Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai
Krueng Samalanga akan memenuhi diestimasi berdasarkan perkalian antara jumlah
kebutuhan air irigasi untuk sawah tadah hujan penduduk perkotaan dengan kebutuhan air
seluas 181 Ha dengan debit pengambilan 0.25 untuk pemeliharaan/penggelontoran perkapita.
m3/detik, Krueng Pandrah akan memenuhi Proyeksi kebutuhan air per kapita untuk
kebutuhan air irigasi untuk sawah tadah hujan pemeliharaan sungai adalah 300
seluas 119 ha dengan debit pengambilan 0.17 liter/kapita/hari.
m3/detik, Krueng Nalan akan memenuhi Dari perhitungan kebutuhan air untuk
kebutuhan air irigasi untuk sawah tadah hujan pemeliharaan sungai diketahui kebutuhan air
seluas 131 ha dengan debit pengambilan 0,18 untuk pemeliharaan Krueng Samalanga adalah
m3/detik, Krueng Peudada akan memenuhi 0,13 m3/s, Krueng Pandrah adalah 0,16 m3/s,
kebutuhan air irigasi untuk sawah tadah hujan Krueng nalan adalah 0,07 m3/s, Krueng
seluas 1.221 ha dengan debit pengambilan 1,71 Peudada adalah 0,11 m3/s dan Krueng
m3/detik dan Krueng Peusangan akan Peusangan adalah 0,90 m3/s.
memenuhi kebutuhan air irigasi untuk sawah
tadah hujan seluas 4.137 ha dengan debit 4.4 Analisis Potensi Air Tahun 2027
pengambilan 5,79 m3/detik. Kabupaten Bireuen sampai dengan tahun
2027 masih mempunyai sumber air yang masih
bisa diandalkan. Berdasarkan analisis potensi
4.3.3 Kebutuhan air industri
air dan analisis kebutuhan air sampai tahun
Perhitungan kebutuhan air industri 2027 Krueng Krueng Peusangan masih mampu
Kabupaten Bireuen berdasarkan Rencana Tata memenuhi kebutuhan air. Berdasarkan Gambar
Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen. Didalam 8, debit andalan Krueng Peusangan pada tahun
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bireuen 2027 probabilitas 80% berkisar 140,20-174,99
direncanakan dua Kawasan Industri Bireuen (KIB) m3/detik, probabilitas 95% berkisar 91,23-
yaitu KIB Batee Geulungku seluas 795 Ha dan KIB 158,18 m3/detik dan probabilitas 99% berkisar
Juli seluas 16,3 Ha. Dari perhitungan kebutuhan 5,57-33,25 m3/detik.
air industri, debit pengambilan Kib Batee
Geulungku adalah 0,8 m3/detik dan debit
pengambilan KIB Juli adalah 0,02 m3/detik.

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 8


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

Debit Krueng Peusangan tahun 2027 Debit Krueng Pandrah tahun 2027
6
200

4
160

2
Q80
120 Q80

Q
Q95
Q

Q95 0
Q99
80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Q99
-2
40
-4
0 Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan Gambar 11. Debit andalan Kr. Pandrah tahun


2027
Gambar 8. Debit andalan Kr. Peusangan tahun
Debit andalan Krueng Samalanga tahun
2027
2027, probabilitas 80% berkisar 4,74- 8,65
m3/detik, probabilitas 95% berkisar -1,55 -
Debit andalan Krueng Peudada tahun 2027,
6,29 m3/detik dan probabilitas 99% berkisar -
probabilitas 80% berkisar 25,85-30,57 m3/detik,
4,60 - -1,34 m3/detik.
probabilitas 95% berkisar 13,68-26,71 m3/detik
dan probabilitas 99% berkisar 0,21-5,44 Debit Krueng Samalanga tahun 2027
12
m3/detik.
8
Debit Krueng Peudada tahun 2027
40
4
Q80
Q
Q95
30
0
Q99
Q80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Q

20
Q95 -4
Q99
10 -8
Bulan
0

Gambar 12. Debit andalan Kr. Samalanga tahun


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bulan

2027
Gambar 9. Debit andalan Kr. Peudada tahun
2027
4.5 Analisis Potensi Air Untuk RTRW
Pada tahun 2027 debit andalan Krueng
Kabupaten Bireuen
Nalan probabilitas 80% berkisar 2,06-3,13
Berdasarkan RTRW Kabupaten Bireuen,
m3/detik. Debit andalan Krueng Nalan pada
kawasan strategis yang akan dikembangkan
probabilitas 95% mengalami defisit yaitu -0,87-
adalah kawasan industri Batee Geuluengku dan
2,22 m3/detik, probabilitas 99% mengalami
Pelabuhan Teupin Jalo di Kecamatan Simpang
defisit air sebesar -4,06 - -2,79 m3/detik.
Mamplam, kawasan pariwisata Batee Iliek di
4
Debit Krueng Nalan tahun 2027
Kecamatan Samalanga, kawasan PPI Peudada di
Kecamatan Peudada, kawasan industri alat
2
pertanian di Kuta Blang, Pusat pengembangan
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Q80 peternakan di Geureugok dan kawasan
pengembangan indutri Bio Diesel di Teupin
Q

Q95
-2 Q99

-4
Manee Kecamatan Juli. Untuk memenuhi
kebutuhan air kawasan strategis tersebut
-6
Bulan
direncanakan sebagai berikut :
1. Kebutuhan air untuk kawasan industri
Gambar 10. Debit andalan Kr. Nalan tahun 2027 Batee Geuluengku dan Pelabuhan Teupin
Jalo dapat dipenuhi dari Krueng Pandrah.
Debit andalan Krueng Pandrah tahun 2027, 2. Kebutuhan air untuk pariwisata Batee
probabilitas 80% berkisar 2,90-4,24 m3/detik, Iliek dapat dipenuhi dengan menjaga
probabilitas 95% berkisar 0,47-3,09 m3/detik. ketersediaan air untuk pemeliharaan
Pada probabilitas 99% debit andalan Krueng sungai.
Pandrah mengalami defisit air yaitu -2,19- -1,14 3. Kebutuhan air untuk kawasan PPI
m3/detik. Peudada di Kecamatan Peudada dapat
dipenuhi dengan menjaga ketersediaan
air untuk pemeliharaan sungai.
4. Kebutuhan air untuk kawasan industri
alat pertanian di Kuta Blang, Pusat

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 9


Majalah Ilmiah Unimus Informasi Komunikasi dan Pengkajian Iptek

pengembangan peternakan di Geureugok 4. Pembangunan Waduk Peudada segera


dan kawasan pengembangan indutri Bio direalisasikan agar dapat selesai sebelum
Diesel di Teupin Manee Kecamatan Juli tahun 2027 sehingga kebutuhan air pada
dapat dipenuhi dari Krueng Peusangan. tahun selanjutanya dapat dipenuhi.

V. Kesimpulan Dan Rekomendasi VI. DAFTAR KEPUSTAKAAN


5.1 Kesimpulan Anonim 1, 2002, Pedoman/Petunjuk Teknik dan
1. Kabupaten Bireuen mempunyai lima sungai Manual, Bagian 2: Irigasi (Standar
besar yang berpotensi untuk Perencanaan Irigasi), Balitbang Kimpraswil,
dikembangkan. Sungai tersebut adalah Jakarta.
Krueng Peusangan, Krueng Peudada, Asdak. C, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan
Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan Krueng Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada
Samalanga. University Press, Yogyakarta.
2. Kebutuhan air minum penduduk Kabupaten Basri, A, Ziana & Faizin, M.N, 2005, Studi
Bireuen sampai dengan tahun 2027 yaitu alokasi air Krueng Peusangan terhadap
572.011 jiwa, dapat dipenuhi dari Krueng kebutuhan air industri LNG PT. Arun NGL
Peusangan dan Krueng Peudada. hingga tahun 2015, Jurnal Teknik Sipil
3. Kebutuhan air irigasi lahan potensial Universitas Syiah Kuala, Vol 4, pp. 58-66.
sawah yang dapat dikembangkan menjadi Linsley, dkk, 1986, Teknik sumber daya air,
irigasi teknis yaitu seluas 5.789 ha, dapat Jilid I, Edisi III, Erlangga, Jakarta.
dipenuhi dari Krueng Peusangan, Krueng Mock, F.J, 1973, Land Capabilty Appraisal
Peudada, Krueng Nalan, Krueng Pandrah Indonesia; Water Availability Appraisal,
dan Krueng Samalanga. UNDP/FAO of UN, Bogor, Indonesia.
4. Kebutuhan air industri kawasan KIB Batee Sjarief. R, 2002, Pengelolaan Sumberdaya Air,
Geulungku dan KIB juli dapat dipenuhi Litbang Kimpraswil, Jurnal Konstruksi &
oleh Krueng Pandrah dan Krueng Disain ITB, NO 1, Jilid 1, pp. 64-76.
Peusangan. Soemarto, 1999, Hidrologi Teknik, Edisi ke-2,
5. Kebutuhan air peternakan dapat dipenuhi Erlangga, Jakarta.
oleh Krueng Peusangan.dan Krueng Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi Metode
Peudada. Statistik untuk Analisa Data Jilid 1 dan Jilid
6. Pada tahun 2028, Krueng Peusangan masih 2, Nova, Bandung.
bisa di andalkan untuk memenuhi Sosrodarsono, S & Takeda, K, 1976, Hidrologi
kebutuhan air Kabupaten Bireuen. Krueng untuk pengairan, PT. Pradya Paramita,
Peudada hampir mengalami kekurangan air Jakarta.
terutama dalam memenuhi kebutuhan air Triatmodjo. B, 2008, Hidrologi Terapan, Beta
minum. Krueng Nalan, Krueng Pandrah dan offset, Yogyakarta.
Krueng Samalanga pada tahun 2028 sudah
tidak dapat diandalkan dalam memenuhi
kebutuhan air. Penulis:
Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil, Fakultas
5.2 Rekomendasi Teknik,
1. Dengan potensi air sungai yang begitu Universitas Almuslim
besar sangat disarankan Kabupaten
Bireuen dapat memaksimalkan
pemakaiannya untuk pemenuhan
kebutuhan air.
2. Pemenuhan kebutuhan air untuk Kawasan
Industri Bireuen yaitu KIB Batee Geulungku
dari Krueng Pandrah memerlukan
perencanaan konstruksi khusus
dikarenakan elevasi KIB Batee Geulungku
lebih tinggi dari Krueng Pandrah.
3. Untuk memenuhi kebutuhan air pada
tahun 2028, Kabupaten Bireuen dapat
membuat waduk di sungai Krueng
peudada, Krueng Nalan, Krueng Pandarah
dan Krueng Samalanga.

VARIASI, ISSN: 2085- Volume 3 Nomor 9, Pebruari 2012 Hal - 10

Anda mungkin juga menyukai