TA 2022
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
Dasar hukum untuk melaksanaan kegiatan ini adalah:
a. Undang-Undang No 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 28/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum;
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum Dan Surat Edaran Nomor: 66/Se/M/2015 Tentang Biaya
Penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
a. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 8
Tahun 2018 Tentang Pedoman Swakelola
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15
/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Bidang Kajian Kebijakan dan Kerjasama Pusat Litbang
Kebijakan dan Penerapan Teknologi (Puslitbang KPT) mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan, pengkajian kebijakan dan strategi
pengembangan infrastruktur
c. serta penerapan teknologi hasil penelitian dan pengembangan bidang Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
d. Balai Litbang Penerapan Teknologi Sumber Daya Air selaku Unit Pelaksana
Teknis di bawah Puslitbang KPT, berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No.
20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata kerja UPT di Kementerian PUPR
mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan serta penerapan teknologi sumber daya air pada
Kementerian PUPR;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/PRT/M2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 136/PMK.02/2014 tentang Petunjuk dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga Tahun
Anggaran 2015.
2. Gambaran Umum
Kondisi permasalahan utama di Provinsi Kepulauan Riau adalah keterbatasan
sumber air baku. Penduduk tidak dapat mengeksplorasi air tanah dan hanya
mengandalkan air permukaan dikarenakan wilayah Provinsi Kepulauan Riau
merupakan wilayah tanpa cekungan air tanah (Non CAT). Dan juga karena karena
Provinsi Kepulauan Riau merupakan suatu gugusan yang terdiri dari pulau – pulau
dimana sumber air dari air permukaan juga menjadi terbatas. Potensi kebutuhan air
di Provinsi Kepulauan Riau hanya berasal dari air permukaan dan air hujan. Dengan
cara memanen yang benar, air hujan dapat memenuhi kebutuhan air minum dan air
baku.
Gambar 1. Peta Lokasi di Provinsi Kepulauan Riau yang akan dibangun ABSAH
B. Penerima Manfaat
Untuk per unit ABSAH jumlah masyarakat yang dapat terlayani sebesar 500 jiwa dan
jumlah tenaga kerja yang terserap sebesar 10 pekerja. Maka untuk 7 unit ABSAH
dibangun ABSAH jumlah masyarakat yang dapat terlayani sebesar 3.500 jiwa dan jumlah
tenaga kerja yang terserap sebesar 70 pekerja.
C. Lingkup Kegiatan
Lingkup pekerjaan meliputi:
1. Survey & Penyiapan Lahan
Penentuan lokasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lapangan dan lokasi yang
tepat sebelum pekerjaan pembangunan dimulai dengan berkoordinasi dengan
perangkat pemerintah Kabupaten/Kecamatan dan Desa. Persyaratan yang harus
dipenuhi dari lokasi pembangunan ABSAH sebagai berikut :
a. Tercantum sebagai aset negara atau milik Pemerintah (gedung sekolah, rumah
sakit, kantor Pemerintahan, dan sebagainya)
b. Bukan merupakan lahan sengketa.
c. Dekat dengan permukiman warga .
d. Memiliki akses yang memadai baik saat pembangunan maupun pemanfaatan.
e. Merupakan daerah pemukiman yang membutuhkan air dan bersedia membentuk
organisasi konsumen pemakai air.
f. Tersedia luas atap yang cukup.
g. Tersedia curah hujan yang memadai.
2. Perencanaan Teknis
Kegiatan ini berupa perhitungan dimensi ABSAH dan penyusunan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) sesuai dengan lokasi yang telah ditentukan.
3. Pelaksanaan Pengawasan Pekerjaan
Memastikan pelaksanaan dilapangan sesuai dengan desain yang telah ditetapkan
mulai dari mutu, biaya dan waktu pelaksanaan.
4. Serah terima/kelola bangunan ABSAH
Setelah tahapan pembagunan selesai maka tahap selanjutnya adalah penyerahan
pengelolaan kepada pihak Desa/Kelurahan. Desa/Kelurahan selanjutnya
membentuk komunitas pengguna air ABSAH atau memanfaatkan lembaga desa yang
sudah terbentuk.
5. Pelaporan pelaksanaan kegiatan (dijabarkan lebih lanjut)
Merupakan kegiatan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan sesuai format yang
berlaku.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan
kegiatan dan penyusunan Anggaran pada Tahun Anggaran 2022.