Anda di halaman 1dari 28

Kementerian Perhubungan

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat


Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan

KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI


PERKOTAAN
Dr. Ir. Hj. Andi Kumalawati, MT
Pengasuh Mata Kuliah
Perencanaan Transportasi Perkotaan
1
KONDISI GEOGRAFIS
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Letak : 80 – 120  Lintang Selatan 1180 –


1250 Bujur Timur
Luas : 47.349,90 km2
Populasi (2011) : 4.776.485 jiwa
Ibukota : Kota Kupang
Panjang Jalan : 1.406,68 km (Nasional)
(2011) 2.718,89 km (Provinsi)
14.871,87 km (Kab/Kota)
Jumlah kota/kab : 21 (20 Kab. & 1 Kota)
2
PERTUMBUHAN KEND. BERMOTOR DI PERBANDINGAN KONDISI RUAS JALAN
PROV. NTT (2000 – 2007)

Sumber : Emisi Gas Rumah Kaca - KLH Sumber : RPJMN 2010 - 2014

KONDISI RUAS JALAN DI PROVINSI NTT

Kondisi Jalan (Km)


Status Tidak Jumlah
Asphal Lain2
berasphal
Nasional 1389,68 17 - 1406,68
Provinsi 2327,69 239,4 151,8 2718,89
Kab/Kota 2408.60 7043.28 4129.71 13581.59
Jumlah 6125.97 7299.68 4281.51 17707.16
3
Sumber : NTT Dalam Angka 2011 (BPS Prov. NTT)
Laju Pertumbuhan Penduduk Per Provinsi

Trend Penduduk Indonesia

Sumber : BPS

Populasi NTT (2010)


4.776.485 jiwa 4
5
Dampak Sosial Ekonomi DA

ISSUE STRATEGIS

6
Kompleksitas Transportasi Perkotaan
Lebih mirip dengan Visi Perkotaan
Penggunaan Lahan
Kesehatan
“Seni” daripada “Ilmu”
Teknologi Perekonomian

Keterjangkauan Politik

Lingkungan Transportasi Psikologi


Hidup
Perkotaan

Keuangan Sosiologi

Rekayasa Kemiskinan

Cacat Mata Pencaharian


Jenis kelamin
7
8
Beberapa Tren di Wilayah Perkotaan Saat Ini
Kecenderungan
• Pertumbuhan pesat kepemilikan dan
penggunaan kendaraan
• Penurunan pangsa penggunaan Beberapa Dampak
angkutan umum, berjalan kakai dan • Polusi udara dan suara yang semakin parah
sepeda. (lebih dari 2 juta org meninggal/tahun)
• Penurunan kualitas pusat kota; • Keselamatan jalan yang buruk dan terus
pemekaran kota yang pesat menjadi menurun kualitasnya (lebih dari 1 juta org
penyebaran tak-terkendali berbasis meninggal/tahun)
mobil • Kemacetan yang semakin parah
• Kondisi operasi angkutan umum yang
memburuk
• Pejalan kaki dan pesepeda terus
terpinggirkan oleh kendaraan pribadi
> Kota yang kurang layak huni

9
Permasalahan dan Tantangan

SDM
Pejabat Pasrah??

Prasarana
mismanajemen Sistem
Sarana tidak Transportasi
terkendali
Disiplin terserah Perkotaan
masyarakat Semrawut??
10
Dampak Sosial Ekonomi DA

KONSEP DASAR
TRANSPORTASI BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE TRANSPORTATION)

11
REVISI UU LLAJ
UU LLAJ
14/1993

REVISI

12
MENUJU TRANSPORTASI YANG BERKELANJUTAN

REFORMASI TRANSPORTASI
UU No. 22/2009 Tentang LLAJ

+ +
Revitalisasi Manajemen
Kebijakan
Angkutan Kebutuhan
Lingkungan
Umum (TDM)

13
PERUMUSAN KEBIJAKAN TRANSPORTASI
Dampak ekonomi T
Supply/ A Sustainable?
Demand Dampak ekologi R Problem/
G
transportasi E
issue
Dampak sosial T

Instrumen kebijakan
terpilih Perumus
Kepemilikan
kendaraan Kebijakan
DAMPAK TERHADAP ………….

Penggunaan Public Transp.Priority


kendaraan

Penggunaan Pajak bahan bakar


prasarana
TDM/Road pricing
Kebijakan
Polusi
Parking policy transportasi
Penggunaan
ruang jalan Pajak Kendaraan
Permintaan
bahan bakar
ITS

……
… .
14
Sistem Transportasi Berkelanjutan
People Centered Transportasi Berkelanjutan
Sustainable Transportation Berbasis Masyarakat

15
Transportasi
Berkelanjutan
Prilaku
Sustainable Transport Ramah
Lingkungan
Maksimalkan
Perjalanan Residual
dgn Angkutan Trips :
Umum Perjalanan
Minimalkan yg tidak
Perjalanan dgn Terelakan
Kendaraan
Bermotor

Minimalkan
Perjalanan

SASARAN UMUM PEMBANGUNAN


TRANSPORTASI 2010-2014
PERPRES NO. 5 TAHUN 2010 TENTANG RPJMN TAHUN 2010 -2014

16
Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS)

• SISTRANAS merupakan suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang


saling berinteraksi secara efektif dan efisien yang terdiri dari transportasi
jalan, kereta api, sungai dan danau, penyeberangan, laut, udara, serta
transportasi pipa.
• SISTRANAS berfungsi sebagai unsur penunjang yang menyediakan jasa
transportasi untuk memenuhi kebutuhan sektor lain, mengerakan
pembangunan, serta sebagai industri jasa. Selain itu, SISTRANAS juga
berfungsi sebagai unsur pendorong untuk menghubungkan daerah terisolasi
maupun berkembang guna menumbuhkan perekonomian.
• SISTRANAS merupakan acuan dari dokumen-dokumen perencanaan
transportasi yang ada di masing-masing sub sektor. Rencana-rencana
transportasi tersebut juga mengakomodasi kebutuhan dari Sistem Logistik
Nasional (Sislognas) dan disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN).

17
STRATEGI PEMBANGUNAN TRANSPORTASI NASIONAL JANGKA PANJANG
(2005-2025) BIDANG TRANSPORTASI PERKOTAAN
(PERMENHUB NO. KM 49/2008)

• Pengembangan angkutan perkotaan yg


mempertimbangkan besarnya skala pelayanan secara
berkesinambungan melalui angkutan massal;
• Penggunaan kend. Yg ramah lingkungan & hemat BBM;
• Meningkatkan Manajemen & Rekayasa Lalin
• Menciptakan keterpaduan antar moda dikawasan
perkotaan;
• Pengembangan sistem transportasi perkotaan yg menerus
& tidak mengenal batas administrasi  Aglomerasi;
• Pembatasan pertumbuhan kepemilikan & penggunaan
kendaraan pribadi
18
Arah Kebijakan Pengembangan Transportasi Perkotaan

Program Jangka Program Jangka


Strategi
Pendek Menengah
• Pengembangan 1.Restrukturisasi 1.Perluasan jaringan
Angkutan Umum trayek angkutan BRT dan feeder system
terintegrasi umum 2.Pembangunan
• Revitalisasi angkutan 2.Pengembangan jalur transportasi terpadu
umum BRT/Busway & terintegrasi
Peningkatan • Peningkatan Feeder 3.Penataan 3.Pembangunan
Penyelenggaraan Angkutan service interchange inter dan fasilitas park & ride
Umum antar moda
• Park &Ride
• Penerapan Standar 4.Penataan terminal
Pelayanan Minimal 5.Penggunaan BBG
• ITS/Public Transport pada angkutan umum
Information center

19
Arah Kebijakan Pengembangan Transportasi Perkotaan

Program Jangka
Strategi Program Jangka Pendek
Menengah
• Penerapan Transport 1.Penerapan Road Pricing 1.Pembatasan lalu lintas
Demand Management 2.Manajemen parkir on- kendaraan pribadi
(TDM) street 2.Pembatasan parkir
Pengendalian • Penyediaan fasilitas Park 3.Minimalisasi gangguan kendaraan pribadi
Lalu Lintas and Ride. samping 3.Penerapan Intelligent
• Pemanfaatan teknologi 4.Revitalisasi Area Traffic Transport System (ITS)
dalam lalu lintas Control System (ATCS)

• Penggunaan Bahan 1.Penggunaan gasifikasi, 1.Pengembangan jaringan


Bakar Ramah Lingkungan biodiesel, dan bahan gasifikasi dan SPBG
• Peningkatan non- bakar nabati
Pengembangan 2.Perluasan jalur sepeda
Transportasi motorized transport 2.Penyediaan jalur 3.Penambahan ruang
Berwawasan Lingkungan pesepeda pejalan kaki
3.Penyediaan jalur pejalan
kaki

20
RENCANA INDUK JARINGAN LLAJ
Land Used Transport Integrated Planning
Terminal
Rencana Induk Rencana Tata
Stasiun Jar. LLAJ Ruang Wil.
(Ps. 15 UU 22/2009) (UU 26/2007)
Simpul
Pelabuhan
Trans.
Bandara
Sistem
Park & Ride Asal Tujuan Ruang Lalin
Jaringan Jalan
(UU 38/2004)
Rumija
Transit Oriented (UU 38/2004)
Development Ang. Ang.
Barang Orang Rumaja
(UU 38/2004)

Jar. Trayek Jalur khusus Bus


Jar. Lintas (Ps. 158 UU 22/2009)
(Ps. 145 UU 22/2009

Jaringan Pejalan Kaki


(Ps. 45 UU 22/2009)

Keterhubungan Antar Jalur Sepeda


Kawasan/Aglomerasi (Ps. 45 UU 22/2009)
(UU 38/2004)
Jalur Sepeda Motor
(RPP)
21
REFORMASI
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM

Kewajiban SPM
Pemerintah (Ps. 141 UU 22/2009)
(Ps. 139 UU 22/2009)
Badan Hukum
Sistem Kawasan Perkotaan
Indonesia
(Ps. 139 UU 22/2009) Penyelenggaraan Transit (RPP (UU 26/2007)
Ang. Umum Angkutan)
Transisi
1. Bus Kapasits Massal
Tidak dlm 2. Lajur Khusus
Dlm Trayek Angkutan Massal 3. Trayek Tidak berimpit
Trayek (Ps. 142-150 UU 22/2009) (Ps. 158 UU 22/2009)
4. Feeder
(Ps. 158 UU 22/2009)

Izin Kebutuhan Jaringan Trayek Tarif


Trayek Armada (Ps. 145-148 UU 22/2009)

Subsidi utk
Seleksi/Lelang
(Ps. 174 UU 22/2009) Ekonomi
(Ps. 185 UU 22/2009)
22
KEBIJAKAN REFORMASI ANGKUTAN UMUM

KEBIJAKAN REFORMASI ANGKUTAN UMUM DIARAHKAN UNTUK


MENGIMPLEMENTASIKAN ANGKUTAN MASSAL PERKOTAAN

23
REVITALISASI ANGKUTAN UMUM
Paradigma BARU
• Berpikir kereta api, tetapi
gunakan bus (Think Rail but
Bus)
• Angkutan massal berbasis jalan
bukan suatu hal yang mustahil
• Kata kunci: raih keunggulan
komperatif kereta api dan
diimplementasi di jalan yang
juga memiliki keunggulan
tersendiri
24
Penataan Feeder yang Baik SECONDARY LINE

100-200 m radius

> 2 Km radius
> 2 Km radius

TRUNK/MAIN LINE

100-200 m radius
100-200 m radius

25
1-2 Km radius 1-2 Km radius
Analisis Dampak Lalu Lintas
Sertifikat
Tenaga Ahli

Lembaga
Konsultan
(Ps 100 UU 22/2009)
Rencana Pembangunan :
a.Pusat Kegiatan
b.Permukiman
Andal Lalin
c.Infrastruktur

Persetujuan Tim Pengesahan Hasil Andal


Penilai Men/Gub/Bup/Wal Lalin
(RPP)

Tim Penilai : 1. Izin Prinsip


Sertifikat 2. Izin
1.PNS Bid. Sarpras LLAJ Kompetensi
2.PNS Pembina Jalan Penilai Hasil Penetapan
3.Anggota POLRI Andal Lalin Lokasi
(RPP) 3. IMB 26
(RPP)
HUBUNGAN ANDALALIN terhadap AMDAL
AMDAL : Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan tujuan utama untuk keberlanjutan & kelestarian lingkungan hidup.
ANDALALIN : UU No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pada Pasal 99
bertujuan untuk menciptakan lalu lintas yang aman, keselamatan, tertib dan lancar.
PEMBANGUNAN ATAU PENGEMBANGAN KAWASAN BARU

Kriteria

masuk kriteria tidak masuk kriteria


masuk kriteria AMDAL dan masuk kriteria
AMDAL dan
AMDAL ANDALALIN ANDALALIN ANDALALIN

WAJIB WAJIB WAJIB TIDAK WAJIB


Amdal Amdal+Andalalin Andalalin Amdal+Andalalin
27
MODAL INTEGRATION

Pengelolaan
Peningkatan Jalan
Parkir

Angkutan KETERPADUAN Angkutan Cepat


setempat

Pengelolaan Penegakan
Lalu Lintas

28

Anda mungkin juga menyukai