murwono@yahoo.com
. Djoko Murwono
Peran Transportasi Perbaikan aksesibilitas &
mobilitas orang dan
Pengembangan Sistem Positive Impact ? barang
transportasi
Kesejahteraan Masyarakat
The increasing demand for passanger & freight transport and the
increasing car use in cities cause accessibility – Mobility and
environmental problems.
Peningkatan & Pengembangan
sistem Jaringan Infrastruktur Sesuai
Kawasan Potensial
sasaran
TRANSPORTASI
Kebijakan Daerah : daya
tarik investasi
Produk RTRW & Tatralok –
RPJM
Pengembangan Kawasan Potensial
Kerjasama Antar instansi
terkait
Dukungan SDM & Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Tatalaksana
Kerjasama Antar Daerah
yang berbatasan Peningkatan APBD
Peran Publik -swasta
3
Keterkaitan RTRW dengan
Sistem Transportasi
Sistem Transportasi Nasional
Rencana Tata Ruang Nasional (SISTRANAS)
(RTRWN) Jaringan Transportasi
Nasional
Sistem Transportasi
Rencana Tata Ruang Perkotaan/Kab/Kawasan
Wilayah Kota- Kabupaten Jaringan Transportasi
Perkotaan/Kab
Sistem Transportasi Tataran Transportasi
Nasional Nasional ( Tatranas )
Sustainable Transportation
,Terpadu , berwawasan Lingkungan, efisiensi pergerakan (angkutan massal, Pola
distribusi angkutan barang), terjamin keselamatan
6
Transportasi Udara
Pergerakan :
Orang & Barang
Pengguna sarana Transportasi
Jenis :
▪ Bentuk padat
Terintegrasi angkutan pribadi angkutan umum
▪ Bentuk cair
dalam satu sistem ▪ Bentuk gas
Rute Pelayanan :
Rute Pelayanan : ▪ bebas
bebas Sifat :
▪ tertentu ▪ Non B3
▪ B3
Penyelenggaraan :
▪ individu Penyelenggaraan :
▪ kelompok ▪ individu
▪ kelompok
Djoko Murwono/MSTT/UGM
Integration between different means of transportation
11
– Sustainable transportation systems account for the
differing uses of existing methods of transportation and
guarantee efficient meeting points between them that are
easy for the rider to navigate.
The organizational structure of the various authorities
involved in managing the system contributes to successful
integration.
Environmental protection – Sustainable transportation
systems minimize environmental degradation through
reduced pollution of emissions and noise and through
conservation of resources such as land and fossil fuels.
Djoko Murwono/MSTT/UGM
A package of measures: sustainable transport
12
Car/vehicle-oriented
Car/vehicle-orientedapproach (current)
approach (current) People-oriented approach
People-oriented (proposed)
approach (proposed)
Low Volume
High Volume
High Priority
High Priority
Low Volume
High Volume
High Priority
High Priority
NMT NMT
High Volume
High Volume
Low Volume
Low Volume
Low priority
Low priority
Low priority
Low priority
NMT NMT
the development of an integrated transport and land use system that
helps achieve an overall city vision which takes account of the lifestyle
issues and needs of the different groups in society;
13
the improvement of the accessibility of the transport system for all
potential users, including the young, the elderly and the disabled;
the provision of a safer transport system with higher levels of personal
A package of security for users;
measures: the provision of a transport system that is energy efficient by promoting
sustainable the use of ecologically sustainable transport modes;
transport the improvement of the overall effectiveness and efficiency of the
transport system by developing techniques that provide a more optimal
balance between the demand for travel and the capacity of the
transport system, including more efficient utilisation of existing
infrastructure;
the provision of transport solutions that promote benefits in excess of costs
and minimise negative externalities, and
the reduction in the need to travel by developing non-transport
communications systems that are socially acceptable for personal and/or
business needs.
A DIFFERENT WAY OF
THINKING
(Land transport)
• There is an urgent need for a change in the way we think
about transportation (paradigm shifts)
14
Commuter Train
Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri
atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta
norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
penyelenggaraan transportasi kereta api.
Peraturan Perundangan
UU
PP
PerMen Hub
KONDISI TRANSPORTASI SAAT INI
KERUSAKAN JALAN, AKIBAT BEBAN LEBIH
KEMACETAN DI JALAN, AKIBAT KEPADATAN
LALU LINTAS MAKIN TINGGI
BELUM TERINTEGRASINYA SISTEM
TRANSPORTASI Dibutuhkan
Peran
BIAYA TRANSPORTASI TINGGI
Angkutan KA
SHARE KERETA API MASIH SANGAT RENDAH makin besar
PEMBOROSAN BBM (Konsumsi untuk
Transportasi ± 40,58%)
POLUSI AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI
MAKIN MENINGKAT
KECELAKAAN LALULINTAS DI JALAN MAKIN
MENINGKAT
Angkutan barang di Indonesia saat ini :
Shortcut
Prospek Angkutan Peti Kemas KA di Jawa.
REALITA PANGSA PASAR ANGKUTAN KA
Pelayanan yang ditawarkan oleh PT. KAI , angkutan
Komoditi barang yang dapat di angkut antara lain :
A. Petikemas
Paletisasi, Insulated and refrigerated containers, Standard containers, Hard-top
containers, Open-top containers, Flatracks, Platforms (plats), Ventilated containers,
Bulk containers, Tank containers
B. Barang curah Liquid/ Cair
BBM, CPO,Semua bahan kimia cair yang tidak korosif, Minyak goreng, air mineral dan
lain-lain
C. Barang curah
Batubara, pasir, semen, gula pasir, pupuk, beras, kricak, aspalt, klinker dan lain-lain
D. Barang retail
Barang elektronik, hasil produksi pabrik yang sudah terpaket, barang kiriman hantaran,
barang potogan
E. Barang packaging
Semen, pupuk, gula pasir, beras, paletisasi
Peran angkutan jalan rel
terhadap Sistem
Transportasi Nasional ?
Pertumbuhan ekonomi ?
Hankamnas ?
Karakteristik Angkutan jalan rel :
Moda angkutan orang & barang dng kapasitas angkut besar
Kecepatan : sedang – tinggi
Tidak terinterverensi arus lalulintas moda lain.
Pelayanan pergerakan jarak pendek – jauh
Tingkat keselamatan perjalanan tinggi
Tingkat pencemaran udara relatip kecil
Merupakan :
• Moda andalan untuk angkutan orang jarak perjalanan pendek – sedang & jauh
• Moda andalan untuk angkutan barang ( input & output industri)
KAPASITAS KONSUMSI
KONSUMSI BBM/KM
MODA TRANSPORTASI ANGKUT BBM/KM/ORANG
(LITER/KM)
(ORANG) (L/KM/ORG)
Kereta api
Bis Umum
Pesawat
Mobil Pribadi
Catatan: Data di atas dikutip dari “Transport/Traffic and Environment in 2006 (data didapat pada tahun 2004)”
LEGENDA : Waktu Akses & Boarding
RANGKUMAN Keuntungan angkutan KA
Kota – Kota Potensi demand angkutan penumpang Pengembangan KA Komuter Biaya Transpor tasi rendah
Metropolitan komuter tinggi / MRT
Pengurangan pemakaian
BBM di jalan
3
DJOKO MURWONO / MSTT-UGM / 2012
Contoh : Sistem transportasi angkutan Barang : Dukungan terhadap Kawasan Pertambangan & Industri
Proyek
Pelabuhan Laut
(Barang)
Ekspor /orde I
Angkutan jalan Angkutan Jalan Rel – PKN lain.
Kawasan
Pertambangan
Pabrik / Kawasan
15
PELABUHAN LAUT
KAWASAN PERTAMBANGAN
BATUBARA ANGKUTAN JALAN REL
ANGKUTAN
JALAN DERMAGA SUNGAI
ANGKUTAN SUNGAI
DERMAGA SUNGAI
MADIUN
DEPO
PERTAMINA
CILACAP Jaringan Pipa BBM Rewulu
Pelabuhan
Tanjung Intan
Spbu DIY dan
sekitarnya
Khusus untuk AVTUR
AVTUR
Bandara Adi Sumarmo
Bandara Adi Sucipto
Angkutan semen produk PT. Holcim diangkut dengan KA melalui Karangtalun dengan
arah distribusi :
❑ Karangtalun (Cilacap) – Lempuyangan/Solo/Brumbung
❑ Karangtalun(Cilacap)- Cirebon Prujakan.
Gudang Gudang
Holcim Karangtalun
Cilacap
Gerbong GGW merupakan jenis
gerbong barang terutup dan
sekarang banyak digunakan
untuk angkutan barang jenis
semen walaupun dulunya
Agen-Agen Agen-Agen difungsikan untuk angkutan
pupuk.
Spesifikasi gerbong GGW :
Cirebon 1)Jenis gerbong : gerbong
Prujakan tertutup
2) Dimensi (pxlxt) : 14,2 m x 2,5
Gudang
m x 3,3 m
Agen-Agen 3) Berat gerbong : 15 ton
4) Kapasitas muatan : 30 ton
Sepur
bongkar muat
Stasiun
barang
Sepur
bongkar muat Gudang
gudang
Cirebon
Batu licin
Cilacap
Gambar : alternatip alur pergerakan angkutan batu bara dari Kalimantan menuju PLTU Cilacap
Kawasan Pertambangan , Perkebunan & Industri
Waktu Perjalanan
Angkutan Sungai
51
Kawasan Pertambangan , CBD, Perkebunan & Industri
Angkutan Darat
52
Evolusi Moda Angkutan Barang
Inner Ringroad
Kawasan Fasilitas pergantian moda
Pertokoan angkutan barang di
kawasan Perkotaan
Pelabuhan laut
18.000 mm maximum
mumixam mm 000.21
Kawasan
Pasar
Jalan Lingkar Kota
Kawasan
Permukiman
❑ Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian petak jalan rel
yang meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta
api, dan ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api.
Definisi.
❑ Jalan rel adalah satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja,
beton, atau konstruksi lain yang terletak di permukaan, di bawah, dan
di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang
mengarahkan jalannya kereta api.
❑ Sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di
jalan rel.
❑ Pengguna jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang
menggunakan jasa angkutan kereta api, baik untuk angkutan orang
maupun barang.
❑ Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan / atau
barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta
api.
Karakteristik
Jembatan
Karakteristik
Rolling Stock
Karakteristik
SINTELIS
Karakteristik
Karakteristik
Jalan
Track &
Karakteristik Stasiun Kapasitas
& emplasemen Lintas
Lintas Lintas
Stasiun
Stasiun Stasiun
Perlintasan sebidang Jalan rel dengan jalan
Jembatan KA : Karakteristik
❑ Melintas Sungai
❑ Melintas jalan Jalan
❑ Melintas laut
❑ Melintas jurang
❑ Melayang di atas jalan
Ruang Bebas yang diperlukan
Hierarki jaringan prasarana jalan
Peran & Fungsi Jalan Wewenang pembinaan
❑ Jalan Arteri Primer ❑ Jalan Nasional
❑ Jalan Arteri Sekunder ❑ Jalan Provinsi
❑ Jalan Kolektor primer ❑ Jalan Kota
❑ Jalan Kolektor Sekunder ❑ Jalan kabupaten
❑ Jalan Lokal Primer ❑ Jalan Desa
❑ Jalan Lokal Sekunder ❑ Jalan Khusus
RTRW nasional
PP 26 tahun 2008
RTRW P & K
Struktur PKW & PKL
Misalnya :
Persyaratan dalam Perencanaan Hirarkhi Jalan, Menurut PP No. 34 Tahun 2006
Impact terhadap UR
Dimensi ( P, H & l ) 3 D
konstruksi perkerasan
Manuver kendaraan Jalan & Jembatan jalan
Geometrik Alinyemen HZ &
Vertikal (tikungan & Impact terhadap
persimpangan & TCS & kestabilan Tubuh jalan
Ruang bebas, landai kritis
Impact terhadap
kestabilan konstruksi
Jembatan & gorong-
gorong
Jalur KA yg ada Jalur KA baru Pelabuhan
Tanjung Enim Sta. Simpang Mariana
Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap
dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan
• Bahan Bakar : batu bara – kayu menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston uap
• Kecepatan dan percepatan terbatas air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian
• Polusi udara
• Populasi ??? ( KA – Pariwisata )
seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu
mekanime langsung seperti ditunjukkan dalam gambar.
Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Moda gerakan maju mundur menjadi gerak putar.
_Transportasi_Kereta_Api
KERETA API DIESEL
Kereta api diesel bisa dibagi atas dua kelompok yaitu:
V maks
Ka. Angkutan barang
Lokomotip Diesel
Proses langsir di Emplasemen
Marshalling Yard
Railway electrification
system
Ka. Penumpang Komuter
Ka. Penumpang Jarak jauh
MONORAIL AT GRADE?
TRAM / LIGHT ELEVATED?
TRAIN
Sub way???
Pergerakan Komuter & TRAM / LIGHT Lebar sepur ?
Demand besar TRAIN
Third rail
Advantages of third rail
❑ Cost
❑ Visual appeal
ELEVATED?
Sub way???
ELEVATED
Gambaran Penerapan teknologi KA : elevated ( LT &/ Monorail)
Ketersediaan lahan untuk jalur KA relatip kecil (Untuk Pilar )
Masalah dampak lingkungan, terkait memotong tanaman/pohon di
daerah median.
Perlu penataan & pengaturan jaringan listrik dan tilpon, baliho
Biaya konstruksi relatip lebih besar
Merupakan Gangguan Visual / Pandangan yang bersifat permanen
Biaya konstruksi relatip lebih kecil dari subway
Pelaksanaan pekerjaaan konstruksi lebih sederhana dibandingkan dengan
subway
Tidak banyak mengganggu arus lalulintas jalan
Dampak sosial dan gangguan keselamatan pengguna jalan relatip kecil
KA . Bawah
Tanah
Gambaran Penerapan teknologi KA : KA
Bawah Tanah (Subway)
Perlu Teknologi Tinggi
Biaya konstruksi relatip lebih besar
Lama pelaksanaan konstruksi lebih lama dibandingkan
alternatip yang lain
Tidak banyak mengganggu kondisi arus lalulintas / aktivitas
permukaan
Dampak sosial dan gangguan keselamatan pengguna jalan
relatip kecil
Visualisasi kondisi permukaan akan lebih baik apalagi kalau
ada penataan ( lalulintas kend. Relatip lebih sepi)
cut-and-cover tunnel, where a trench is
excavated and roofed over, then the land on
top of the tunnel is restored so it blends into the
landscape.
Twin bored tunnel where two parallel tunnels,
each containing a single rail track, are
constructed using tunnel boring machines (TBMs).
Tunnel Boring Machine
Jenis Trem :
1. Desain trem dengan lantai rendah (low floor),
dibedakan atas :
a. Lantai rendah penuh (full low floor)
b. Lantai rendah sebagian (partial/ semi low
floor)
2. Desain trem dengan lantai tinggi (high floor),
dibedakan atas :
a. Lantai tinggi untuk peron rendah (for low
platform)
b. Lantai tinggi untuk peron tinggi (for high
platform)
Light rail
The term 'light rail' is used to describe railway operations using smaller vehicles which have a
lower capacity and lower speed than conventional railways; light rail infrastructure is designed to
be cheaper to build and maintain. Light rail is an intermediate transport mode, catering for short
intra- and inter-urban journeys—stops are generally closer together than commuter railways but
further apart than local bus routes.
Embio Angkutan Umum
Kota
AT GRADE ( LIGHT TRAIN / TRAM)
3.5M
Gambaran Penerapan teknologi KA : at grade ( LT &/ tram) untuk
jaringan jalur KA Perkotaan
Kebutuhan lahan untuk jalur KA di Rumaja
PKL & Parkir di jalan akan tergusur ( untuk jalur berada di
salah satu tepi jalan)
Rumah / Gangguan keselamatan pengguna jalan , khususnya
Toko / pergerakan masuk-keluar persil rumah, toko,kantor dll.
kantor Gangguan keselamatan dan kelancaran arus lalulintas di
persimpangan jalan.
Jaringan kabel listrik dan tilpon perlu penataan untuk ruang
jaringan Catenary
Biaya konstruksi relatip lebih kecil dari elevated dan subway
Pelaksanaan pekerjaaan konstruksi lebih sederhana
dibandingkan dengan elevated dan subway
❑ Traffic Management ( 2 arah Resiko terhadap gempa lebih kecil dibandingkan dengan
jadi 1 arah ) elevated dan subway
❑ Penataan parkir di jalan ( klu
mungkin penerapan off streets
parking)
Lokomotive Uap
2004
ELECTRIC BUS
trolleybuses
Bombardier Guided Light Transit
Guided bus
Bus Rapid Transit
BRT
Pemilihan teknologi jalan rel di Indonesia :
❑ Lebar sepur
❑ Kecepatan maksimum
❑ Tenaga tarik ( diesel – elektrifikasi)
13
KA untuk angkutan KA untuk angkutan
penumpang penumpang
10
REL Alat Penambat
Balas REL
Bantalan (Sleeper)
Standard Gauge : 1435 mm
Lebar sepur Broad Gauge > 1435 mm
Narrow Gauge < 1435 mm
LEBAR SEPUR
Lebar sepur adalah merupakan jarak terkecil
antara kedua sisi kepala rel, diukur pada
daerah 0 - 14 mm di bawah permukaan teratas
kepala rel.
❑ Kestabilan pergerakan
❑ Kecepatan Maksimum
❑ Daya angkut
❑ Radius minimum
❑ Biaya konstruksi
Fungsi rel :
❑ Menerima beban dari roda KA dan
mendistribusikan beban ini ke bantalan atau
tumpuan.
❑ Mengarahkan roda KA ke arah lateral,
gaya-gaya horizontal melintang yang
bekerja pada kepala rel disalurkan ke dan
didistribusikan pada bantalan dan tumpuan.
❑ Menjadi permukaan yang halus untuk
dilewati dan dengan adhesinya rel
mendistribusikan gaya-gaya percepatan dan
pengereman.
❑ Sebagai penghantar arus listrik untuk lintas
kereta api.
❑ Sebagai penghantar arus listrik untuk
persinyalan.
Axle load on both rails : P = Q1 + Q2
Lateral force per rail :Y
Lateral force on both rails : H = Y1 + Y2
Longitudinal force per rail : T
Inner temperature force per rail :N
TOTAL VERTICAL WHEEL LOAD
30
•Where :
V = vehicle speed (km/h)
k = track modulus (MPa) and
D = wheel diameter (mm)
Ultrasonic
Penambat rel
Penambat rel : suatu komponen yang
menambatkan rel pada bantalan sedemikian rupa
sehingga kedudukan rel tetap kokoh dan tidak
bergeser
Jenis : penambat kaku dan penambat elastik
Penggunaan jenis penambat tergantung kelas
jalan (kecepatan maksiman)
Pada bantalan kayu maupun besi, di antara batang rel dengan bantalan
dipasangi Tie Plate (plat landas), semacam pelat tipis berbahan besi tempat
diletakkannya batang rel sekaligus sebagai lubang tempat dipasangnya alat
Penambat.
Sedangkan pada bantalan beton, dipasangi Rubber Pad, sama seperti Tie
Plate, tapi berbahan plastik atau karet dan fungsinya hanya sebagai
landasan rel, sedangkan lubang/tempat dipasangnya penambat umumnya
terpisah dari rubber pad karena telah melekat pada beton.
Fungsi plat landas selain sebagai tempat perletakan batang rel dan juga
lubang penambat, juga untuk melindungi permukaan bantalan dari
kerusakan karena tindihan batang rel, dan sekaligus untuk mentransfer axle
load yang diterima dari rel di atasnya ke bantalan yang ada tepat di
bawahnya.
Sumber : Litbang Berhubungan
PENAMBAT (FASTENING)
Komponen penambat:
Railpad
Shoulder
Insulator
Clips
◼ Komponen penambat:
Railpad
Shoulder
Insulator
Clips
TIPE ALAT PENAMBAT
❑ PENAMBAT KAKU
❑ PENDAPAT ELASTIK
TIPE ALAT PENAMBAT
Penambat Kaku
❑ PENAMBAT ELASTIK
R 14 A RAIL
STEEL SLEEPER
Steel sleeper assembly using rolled steel plate non insulatet
61,9
87,3
133,3
KONSTRUKSI BIASA
3 19
8
22
SCREW SPIKE
42
24
R 20
37
R 12
R
12
24
20 31 30
106
Ø22
100
120
25
.5
R 17
R 500
R 10
11
4
6
26
175
230
6
36.5 42 283
46 78.5
Keuntungan :
Clamping force cukup tinggi 500 kgf
Kenyamanan perjalanan KA lebih terasa dengan adanya
tambahan lapisan karet
Alat penambat tidak lekas longgar karena komponennya
mempunyai daya redam getaran
Kerugian :
Mempunyai komponen yang komplek, sehingga
memerlukan ketelitian dalam pemasangan dan
pemeliharaan
KONSTRUKSI SAMBUNGAN
NUT
COLLAR
SPRING CLIP
R 14A
TIE PLATE
PAD
Alat penambat doorken
Sesuai dengan bentuknya, jenis alat penambat doorken dibedakan menjadi dua, yaitu
jenis tunggal dan jenis ganda
Clamping force : tunggal : 475 kgf
: ganda : 850 kgf
172.5
172 86
70
Gambar doorken single dan double
A = 121
D
A = 66
B
B = 36 B = 82
C = 100/110 C = 172
D = 62 D = 36
E=6 E = 100/110
G F = 16 F = 64
G = 26 G=8
H = 16
C
Weight : Weight :
E
ES 16/100 = 0.404 kg/ unit ES 16/100 = 0.808 kg/ unit
ES 16/110 = 0.416 kg/ unit ES 16/110 = 0.832 kg/ unit
45
R 22
R 15
Alat penambat nabla :
− Keuntungan :
Clamping force tinggi, sebesar 1400 kgf
idem yang lain
99
2
31
15
4 1
158
1 : plate
2 : nabla
3 : tirepon
4 : Pad (rubber)
5
4
6
3
1 : Plate
2 : bearing
3 : Nabla
4 : washer
5 : nut
6 : pad (rubber)
PLAT BESI PENYAMBUNG (FISHPLATE, JOINTBARS),
BAUT (BOLT), DAN MUR (NUT).
Plat sambung merupakan plat besi dengan panjang sekitar 50-60 cm,
yang berfungsi untuk menyambung dua segmen/potongan batang rel.
Pada plat tersebut terdapat 4 atau 6 lubang untuk tempat baut (Bolt)
penyambung serta mur-nya (Nut).
Satu batang rel biasanya hanya memiliki panjang sekitar 20-25 meter
panjang, sehingga perlu komponen penyambung berupa plat besi
penyambung beserta bautnya atau dilakukan penyambungan dengan
pengelasan.
Pada setiap sambungan rel, terdapat celah pemuaian (Expansion
Space), sehingga saat rangkaian KA lewat akan menimbulkan bunyi
“jeg-jeg...jeg-jeg” dari bunyi roda KA saat melewati celah pemuaian
tersebut.
Jenis SAMBUNGAN
a. Sambungan melayang
antara kedua bantalan ujung berjarak 30 cm,jarak dari sumbu ke sumbu bantalan
ujung 52 cm.
B. Sambungan rel menumpu
Penempatan sambungan di sepur
a. Penempatan siku
kedua sambungan berada pada satu garis yang tegak lurus terhadap sumbu sepur
Application of CWR is recommended but introduces high temperature forces in the rail
due to restricted expansion or contraction :
❑ High compression forces (summer) may cause lateral buckling of the track
❑ High tensile forces (winter) may cause brittle fracture of the rails
Temperature forces are proportional to the difference between the applied laying
temperature (temp. At which the rails were fastened to the sleepers) and the actual
temperature of the rails
❑ Rel standar.
❑ Rel pendek yang merupakan gabungan beberapa rel standar dengan panjang
keseluruhan tidak lebih dari 100 M.
❑ Rel panjang adalah gabungan beberapa rel pendek dengan panjang
keseluruhan lebih dari 300M.
42
Pengelasan : THERMIT
Welder (women)
50 INDONESIA SWEDEN
51
52
Bantalan (sleeper)
Fungsi :
Mendukung rel dan meneruskan beban dari rel ke balas dengan luas
sebaran beban lebih besar/ luas sehingga memperkecil tekanan beban
vertikal yang dibebankan di balas
Mengikat/ memegang rel dengan alat penambat, plat andas dan bout,
sehingga gerakan rel arah lateral ataupun arah longitudinal dapat
ditahan, dengan demikian jarak antar rel dapat dipertahankan juga
penyimpangan track arah horisontal dapat dihindari seminimal mungkin
(lihat gaya-gaya yang bekerja pada rel)
Menghindari kontak langsung antara rel dengan air tanah
Posisi bantalan : arah membujur dan melintang
Arah membujur
❑ Air hujan terbendung, dibutuhkan kondisi balas yang prima sehingga penyaluran air hujan
dapat berlangsung baik
❑ Frekuensi pemeliharaan balas (pembersihan) tinggi.
❑ Biaya pemeliharaan tinggi
❑ Diperlukan konstruksi penambat arah melintang agar jarak antar bantalan tetap terpelihara
❑ Hanya baik untuk konstruksi beton
Q g Q
l-g L-g
Luas effektif bantalan dalam mendukung beban (bantalan kayu & beton)
As = B (l – g)
Dengan B : lebar bantalan
44
45
BALAS (ballast)
bahu balas untuk menahan gerakan track arah laretal
Fungsi balas :
❑ Mendukung bantalan dan bersifat kenyal (beban yang didukung merupakan beban dinamik)
❑ Menyebarkan beban yang diterimanya sehingga memperkecil tekanan beban vertikal yang dibebankan pada
tanah dasar
❑ Sebagai bahan yang poreus yang memungkinkan dapat meloloskan air hujan yang jatuh di atasnya
❑ Menahan/ mencegah bergesernya bantalan (dan rel) baik arah membujur yang diakibatkan oleh gaya rem,
gaya jejakan roda maupun gaya pengembangan/ penyusutan akibat perubahan suhu udara, dan pergeseran
bantalan arah melintang (lateral) akibat gaya sentakan arah lateral dari gerak ular rangkaian kereta api (lihat
bab geometri sentuh roda dan rel)
Persyaratan bahan balas atas :
Batu pecah yang keras, tidak mudah pecah karena pembebanan
Awet, tidak cepat aus karena pengaruh gesekan dan tidak cepat lapuk karena cuaca
Bersudut (angular) dan mempunyai gradasi tertentu yang diharapkan mempunyai sifat saling
kunci yang cukup baik
Substansi yang merugikan tidak boleh terdapat dalam material balas melebihi prosentase
tertentu
Material yang lunak dan mudah pecah < 3%
Material yang lolos saringan no. 200 < 1%
Gumpalan lempung < 0,5%
Keausan pada tes los Angles < 40%
Berat padat per meter > 1400 kg
Partikel tipis/ panjang (L> 5 T) < 5%
Gradasi
UKURAN NOMINAL
% lolos saringan 2,5” – 0,75” 2” – 1” 1,5” – 0,75”
3” 100 - -
2.5” 90 – 100 100 -
2” 25 – 60 95 – 100 100
1.5” 25 – 60 35 – 70 90 – 100
1” - 0 – 15 20 – 15
0.75” 0 – 10 - 0 – 15
0.5” 0–5 0–5 -
3/8” - - 0–5
% lolos 100 95 67 38 21 7
Daerah yang
diperbolehkan (% 100 90 – 100 50 – 84 26 – 50 12 – 30 0 – 10
lolos)
B
balas atas
x
2 1 :2
1: L/2 L/2
M d
K1 - M
Jarak dari sumbu rel ke tepi atas lapisan balas atas :
B > L /2 + X
Dengan :
L : panjang bantalan
X : lebar bahu balas atas
Indonesia X = 50 cm kelas I dan II
= 40 cm kelas III dan IV
= 35 cm kelas V
W.W. Hay X = 20 – 30 cm untuk rel pendek
= s/d 45 cm untuk rel panjang
Jerman X = 35 cm untuk bahu yang dinaikkan
= 45 cm untuk bahu yang sejajar bantalan
Rusia X = 35 s/d 45 cm tergantung jenis jalan rel
Inggris X = 30 cm(1 feet)
Jarak dari sumbu jalan rel ke tepi atas lapisan balas bawah :
• Jalan lurus :
K1 > B + 2.D1 + M (+ (T))
• Pada tikungan
K1d = K1
K1l = B + M + 2E
E = (B + L/2) H/L + T
Dengan :
L : jarak antara ke dua sumbu vertikal rel (cm)
T : tebal bantalan (cm)
H : peninggian rel (cm)
M : 40 s/d 90 cm
B
balas atas
x
BALAS (ballast) 2 1 :2
1: L/2 L/2
M d
K1 - M
bahu balas untuk menahan gerakan track arah laretal
Pengukuran di lapangan
46
(rongga) (tekanan pori tinggi)
1 2 3 4
3 1 4 2
kantong balas
Kereta rel diesel merupakan kereta yang mempunyai penggerak sendiri yang
menggunakan sumber tenaga motor diesel.
Kereta rel listrik merupakan kereta yang mempunyai penggerak sendiri yang
menggunakan sumber tenaga listrik.
GERBONG merupakan sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif yang
digunakan untuk mengangkut barang.
❑ Gerbong datar merupakan gerbong tanpa badan dan atap untuk mengangkut
barang.
❑ Gerbong terbuka merupakan gerbong yang memiliki badan tanpa atap untuk
mengangkut barang.
❑ Gerbong tertutup merupakan gerbong yang memiliki badan dan atap dapat
dibuka atau ditutup untuk mengangkut barang.
❑ Gerbong tangki merupakan gerbong yang memiliki tangki untuk mengangkut
barang.
Nama Type Kapasitas Muat Komoditi dapat di angkut
Gerbong Datar
PPCW 40 TON, 42 TON, 30 TON Paletisasi, Insulated and
PKPKW 45 TON refrigerated containers, Standard
containers, Hard-top containers,
Open-top containers, Flatracks,
Platforms (plats), Ventilated
containers, Bulk containers, Tank
containers.
Gerbong Terbuka
KKBW 53 TON, 50 TON, 30 TON, 25 Batubara, pasir besi, pasir
TON kwarsa, hasil tambang, bahan
baku curah
ZZOW 42 TON, 30 TON balast, batu kricak, pasir,
batubara, hasil tambang, bahan
baku curah
YYW 30 TON balast, batu kricak, pasir,
batubara, hasil tambag, bahan
baku curah
Nama Type Kapasitas Muat Komoditi dapat di angkut
Gerbong Tertutup
GGW 50 TON, 30 TON semen dalam kantong, Bahan
serbuk/ powder dalam kantong,
gula, pupuk
B (Bagasi) 20 TON, 10 TON Barang retail, produk pabrik
yang terpaket dalam kardus,
barang potongan.
TTW 30 TON semen dalam kantong, Bahan
serbuk/ powder dalam kantong,
gula, pupuk .
KKBW Klinker 30 TON Klinker, pasir kwarsa, pasir
Gerbong Tangki
Ketel 38 KL, 30 KL BBM, Semua jenis bahan bakar
cair, aspalt, bahan kimia cair
yang tidak korosif
Ketel CPO 30 KL CPO,Minyak goreng, air mineral,
tepung, powder kimia
Ketel Semen 30 KL Semen powder, kapur powder,
semua bahan kimia berbentu
serbuk, klinker.
Angkutan Barang dengan moda angkutan Jalan REL
Containerization
sistem transportasi angkutan barang antar moda kargo
kontainer menggunakan standar pengiriman (juga dikenal
sebagai 'ISO kontainer' atau 'isotainers') yang dapat
dimuat dan disegel utuh ke kapal kontainer, kereta api,
pesawat, dan truk.
https://www.google.co.id/search?biw=1360&bih=634&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=gerbong+ter http://www.wikiwand.com/id/Kereta_Api_Indonesia
tutup&oq=gerbong+tertutup&gs_l=img.12...0.0.1.134007.0.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..64.img..16.
0.0.TPyqE-MjVsI#imgrc=JRi_ywDiUObL1M%3A
The open end of a bi-level autorack
GERBONG BARANG CURAH
1.Gerbong curah kering adalah gerbong yang digunakan untuk mengangkut barang
curah kering seperti batubara, pasir, batu kerikil
2.Gerbong curah cair digunakan untuk mengangkut barang curah cair seperti bahan
bakar minyak, minyak kelapa sawit yang langsung dicurahkan ke dalam tangki yang
terikat pada gerbong.
Single Track
The number of track Double track
Standard Gauge : 1435 mm
Lebar sepur Broad Gauge > 1435 mm
Narrow Gauge < 1435 mm
LEBAR SEPUR
Lebar sepur adalah merupakan jarak terkecil
antara kedua sisi kepala rel, diukur pada
daerah 0 - 14 mm di bawah permukaan teratas
kepala rel.
❑ Kestabilan pergerakan
❑ Kecepatan Maksimum
❑ Daya angkut
❑ Radius minimum
❑ Biaya konstruksi
53
54
Daya angkut lintas menunjukkan jenis dan jumlah beban total serta kecepatan kereta api
yang lewat di lintasan tersebut dalam satuan waktu tertentu (ton/tahun).
Daya angkut lintas (T) dihitung dengan persamaan :
T = 360 * S * TE
TE = Tp + kb*Tb + k1 * T1
3.050
2.600
POTONGAN MELINTANG DAERAH MANFAAT JALAN KERETA API DI PERMUKAAN TANAH UNTUK JALUR TUNGGAL
LEBAR JALAN REL : 1.067 MM
3.050 3.050
4.000
POTONGAN MELINTANG DAERAH MANFAAT JALAN KERETA API DI PERMUKAAN TANAH UNTUK JALUR GANDA
LEBAR JALAN REL : 1.067 MM
3.050
2.600
1:
11 /2
/2 11
1:
POTONGAN MELINTANG DAERAH MANFAAT JALAN KERETA API PADA DAERAH GALIAN
LEBAR JALAN REL : 1.067 MM
PENAMPANG MELINTANG (1067 mm)
SingleTrack
C
a a
b b
Balas Maksimum 1:2
Sub Balas d1
d2
Maksimum 1:1,5
30 50 30 50 40
c
c c 1:1,3333
k1 k1
k2 k2
b
b
d1
d2
c c
k1 k1
1 d
k2 k2
Double Track
b 2000
2000 1067
1:2
C
k1 4000
2000
1:2
k1 4000
Tabel : Penampang Melintang Jalan rel
Kelas V maks
d1 (cm) b (cm) c (cm) k1 (cm) d2 (cm) e (cm) K2 (cm) a (cm)
jalan (km/ jam)
I 120 30 150 235 265-315 15-50 25 375 185-237
II 110 30 150 235 265-315 15-50 25 375 185-237
III 100 30 140 225 240-270 15-50 22 325 170-200
IV 90 25 140 215 240-250 15-35 20 300 170-190
V 80 25 135 210 240-250 15-35 20 300 170-190
KECEPATAN DAN BEBAN GANDAR
Kecepatan Rencana
kecepatan rencana adalah kecepatan yang digunakan untuk merancang konstruksi jalan rel
Untuk perencanaan struktur jalan rel
V rencana = 1,25 x V maks
Untuk perencanaan peninggian rel
Ni Vi
V rencana = c x
Ni
c = 1,25
Ni = Jumlah kereta api yang lewat
Vi = Kecepatan operasi
Untuk perencanaan jari-jari lengkung lingkaran dan lengkung peralihan
Vrencana = Vmaks
Kecepatan Maksimum
Kecepatan maksimum adalah kecepatan tertinggi yang diijinkan untuk operasi
suatu rangkaian kereta pada lintas tertentu
Kecepatan Operasi
Kecepatan operasi adalah kecepatan rata-rata kereta api pada petak jalan
tertentu.
Kecepatan Komersial
Kecepatan komersial adalah kecepatan rata-rata kereta api sebagai hasil
pembagian jarak tempuh dan waktu tempuh.
Beban Gandar
Beban gandar adalah beban yang diterima oleh jalan rel dari satu gandar.
Untuk semua kelas, beban gandar maksimum adalah 18 ton.
GEOMETRI JALAN REL
Geometri jalan rel dirancang berdasar :
Kecepatan rencana
Dimensi (ukuran-ukuran) kereta yang direncanakan akan
melewatinya
Teknologi KA yang direncanakan digunakan
a. Lengkung Lingkaran
Dua bagian lurus, yang perpanjangannya saling membentuk sudut harus dihubungkan dengan lengkung
yang berbentuk lingkaran, dengan atau tanpa lengkung-lengkung peralihan. Untuk berbagai kecepatan
rencana, besar jari-jari minimum yang diijinkan adalah seperti yang tercanturn dalam tabel berikut :
LLs
h = 0,01 h V..........................................(2.1)
di mana : Ls
Lh = panjang minimum lengkung peralihan (m)
h = pertinggian relatif antara dua bagian yang dihubungkan (mm)
V = kecepatan rencana untuk lengkung peralihan (km/ jam)
Menghitung panjang lengkung
k = 5,95
Angka Keamanan saat henti di tikungan
Pelebaran Sepur
Pelebaran sepur dilakukan agar roda kendaraan rel dapat melewati lengkung tanpa mengalami hambatan
Pelebaran sepur dicapai dengan menggeser rel dalam ke arah dalam. Besar pelebaran sepur untuk
berbagai jari-jari tikungan adalah seperti yang tercanturn dalam tabel 2,
Pelebaran sepur maksimum yang diijinkan adalah 20 mm. Pelebaran sepur dicapai dan dihilangkan secara
berangsur sepanjang lengkung peralihan.
Peninggian Rel
Pada lengkungan, elevasi rel luar dibuat lebih tinggi daripada rel dalam untuk mengimbangi gaya sen fugal
yang dialami oleh rangkaian kereta. Peninggian rel dicapai dengan menempatkan rel dalam pada tinggi
semestinya dan rel luar lebih tinggi (lihat gambar).
(Vrencana)2
hnormal = 5,95
jari − jari
Tabel Peninggian rel di tikungan dengan rumus
Jari-jari Peninggian (mm) pada setiap kecepatan rencana (km/ jam)
Va 2 − Vb 2
l =
(
2g Sk − Sm )
di mana :
l = panjang maksimum landai curam (meter)
Va = kecepatan minimum yang diijinkan di kaki landai curam (m/ detik)
Vb = kecepatan minimum di puncak landal curam (m/detlk)
g = percepatan gravitasi
Sk = besar landai curam (o/oo)
Sm = besar landai penentu (o/oo)
Landai Penentu
Landai penentu adalah suatu kalandaian (pendakian) yang terbesar yang ada pada suatu lintas, lurus.
Besar landai penentu terutama berpengaruh pada kombinasi daya tarik lok dan rangkaian yang
dioperasikan Untuk masing-masing kelas jalan rel, besar landai penentu adalah seperti yang tercanturn
dalam tabel berikut :
Va 2 − Vb 2
l =
(
2g Sk − Sm )
di mana :
l = panjang maksimum landai curam (meter)
Va = kecepatan minimum yang diijinkan di kaki landai curam (m/ detik)
Vb = kecepatan minimum di puncak landal curam (m/detlk)
g = percepatan gravitasi
Sk = besar landai curam (o/oo)
Sm = besar landai penentu (o/oo)
LENGKUNG VERTIKAL
Alinyemen vertikal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal yang melalui sumbu jalan rel
tersebut; alinyemen vertikal terdiri dari garis lurus, dengan. atau tanpa kelandaian, dan lengkung vertikal
yang berupa busur lingkaran.
Besar jari-jari minimum dari lengkung vertikal bergantung pada besar kecepatan rencana dan adalah seperti
yang tercantum dalam tabel berikut .
Letak lengkung vertikal diusahakan tidak berimpit atau bertumpangan dengan lengkung horisontal.
+ 6200
+ 6045
+ 4050
+ 3550
4000
1950 4000
1950
+ 1000
1300 1300
Jalur kereta api yang ada saat ini tetap dapat dioperasikan dan
menyesuaikan berdasarkan ketersediaan lahan, peningkatan
permintaan jasa angkutan kereta api dan terhadap pembangunan
jalur kereta api yang baru wajib menyesuaikan dengan
persyaratan teknis sebagaimana diatur dalam peraturan ini.
Switches
Wesel terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut :
1) Lidah
2) Jarum beserta sayap-sayapnya
3) Rel lantak Rel Lidah
Rel Lantak
Rel Lidah
ί Rel Paksa Rel Sayap
4) Rel paksa
Sepur lurus
5) Sistem penggerak a
Rel Lantak Sep
ur b
eng
kok
Jarum
a b c
16
Penentuan Trase jalan
Teknologi KA yang dipilih ( demand angkutan : S/D track : RUMIJA KA… ? Meter ; KA pnp / barang )
Sebaran Daerah Bangkitan Angkutan Jalan Rel
RTRW ( terkait dengan tataguna lahan ): Permukiman, Hutan/ kawasan Lindung, kawasan Industri,
kawasan pergagangan, kawasan pertambangan, kawasan pertanian, dll
Sistem jaringan prasarana & layanan Transportasi yang ada : jaringan jalan, jaringan jalur KA, simpul :
(Terminal, stasiun, pelabuhan, bandara )
Kondisi Topografi : kondisi kontur , jaringan sungai dan kondis geologi
Jaringan Utilitas : SUTET, Jaringan Irigasi , dll
Daerah rawan bencana : banjir, tanah longsor – tanah bergerak, Tsunami – Rob dll
?????
Penentuan Teknologi KA dan Jml Track
Peron
Peron
STASIUN :
❑ Besaran
sepur utama
❑ letak stasiun Gedung Setasiun
❑ Bentuk Stasiun
❑ Fungsi pelayanan Stasiun Peron
❑ Barang
❑ Operasi
Contoh setasiun sedang :
4
V
3
II VII
6
I
6
II
6
III VIII
1 IV VI
5 2
A. Menurut Letaknya :
A
A B C D
A
a.Setasiun Akhiran : Peron
Peron
Peron Ujung
A
b. Setasiun Antara, Terletak Pada Jalan Terusan
Gedung Sta.
Sepur utama
Gudang Barang
Gedung Sta.
II Peron
I
I
II
Peron
Setasiun Pertemuan (Cabangan) : Menghubungkan 3
Jurusan
Lin - Raya
Gudang Barang
• Setasiun siku-siku :
Memungkinkan jalan rel dibangun menuju daerah-daerah pusat kota, industri dan
daerah perdagangan (EQ. Stasiun Jakarta Kota).
Peron Ujung
• Setasiun Paralel
Gedung setasiun terletak sejajar dengan sepur-sepurnya
Gedung Stasiun
Peron
dipolok
Peron
Peron
Peron
Gd. Stasiun
• Setasiun Pulau :
Gedung setasiun induk terletak sejajar dengan sepur-sepurnya tetapi letak
gedung ada di tengah-tengah antara sepur-sepurnya.
• Setasiun Semenanjung.
Gedung setasiun terletak di sudut antara dua sepur yang bergandengan
A
B
Peron
Peron
Perancangan Trase Jalan
Tata guna lahan ( pengadaan/pembebasan lahan) : kawasan lindung &
gejolak sosial
Topografi (Pekerjaan tanah , daerah rawan banjir , dll)
Geologi ( daerah patahan, rawan longsor,dll)
Jaringan SUTET – PIPA, Ulititas lainnya
Jaringan jalan ( Jembatan)
Jaringan sungai ( Jembatan )
Jaringan jalan Rel
dll
Alternatip Trase Jalur Pemilihan Alternatip Perencanaan
KA Trase Jalur KA terbaik : Geometrik jalur KA
Multi kriteria rute terbaik terbaik :
Tipe tikungan :
❑ Full circle Peninggian Rel ;
❑ Spiral – Circle -
spiral
Konsep Dasar Penyediaan Prasarana &
. Sarana angkutan Jalan rel
AMAN
NYAMAN
Ekonomis
17 17
18
Kondisi Track & bangunan pelengkap
Sistem pengaman Perlintasan sebidang
19
dengan jalan
Kondisi Sistem persinyalan
Keselamatan Manajemen pengoperasian perjalanan KA
lalulintas KA (crew bawah)
Kondisi Rolling Stock
Kondisi Crew atas
Kondisi diluar system : banjir, sabotase,dll
TRACK
Proses Proses
Proses Desain Pelaksanaan Operasional
Konstruksi
19
TRACK PERFORMANCE
Proses Pelaksanaan Proses
22 Proses Desain
Konstruksi Operasional
Prediksi arus lintas angkutan Kesesuaian komponen / bahan Sistem monitoring / pemantauan
KA : Jumlah kumulatip beban yang digunakan dengan kinerja track
sumbu standar. Speksifikasi teknis. Jadual / frekuensi
Prediksi kondisi Lingkungan ( Pelaksanaan pembangunan / pemeriksaan/pengujian
climate, culture, dll) pemasangan konstruksi Peralatan yang
/komponen (SOP) digunakan
Standar perancangan yang Kualitas SDM
digunakan Sistem pengawasan / Sistem Pemeliharaan track yang
Perancangan komponen track pengendalian mutu pekerjaan diterapkan
( jenis bahan ,dimensi , ( Kesesuaian dengan Sistem pemanfaatan track (
kekuatan / daya dukung ) rolling stock & pengoperasian )
Spesifikasi teknis yang
diusulkan.
22
The objectives of track maintenance planning can be defined as follows:
❑ What are the current conditions of the track? (Track quality indices)
❑ What will be needed in the short term as well as the long term as far as
maintenance is concerned? (Forecasting of maintenance actions)
❑ What should be done first? (Prioritization of maintenance activities)
23
I) Layout and operating data
II) Curves (start and end km, transition curves, radius, etc.)
❑ Loads (annual load (MGT), maximum axle load (tons), date from which the data is
Track valid, etc.)
❑ Speeds (speed of freight and passenger trains, date from which speed is valid, etc.)
Inventory ❑ Gradients (start, end, value)
II) Infrastructure
❑ Subgrade (geological conditions, various monitored parameters, etc.)
❑ Ballast (ballast type, date of installation, ballast thickness, etc.)
❑ Sleepers (sleeper type, sleeper spacing, new/old sleepers when laid, type of
fastenings, date of installation)
❑ Rails (rail type, joined or welded track, weld type, date of installation, new/old rails
when laid, date of installation, cumulative tonnage on rails when installed)
a a
b b
Balas Maksimum 1:2
Maksimum 1:1,5
d1
d2
25 30 50 30 50 40
c
c c 1:1,3333
Terkait dengan Keselamatan k1 k1
lalulintas angkutan jalan rel
k2 k2
25
b b
:2
s1
d1 mak BALAS d1
SUB BALAS d2
2
1: e
ks
ma c c
k1 k1
k2 k2
V Maks d1 b c k1 d2 e k2 a
KELAS JALAN
(km/jam) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
I 120 30 150 235 265 - 315 15 - 50 25 375 185 - 237
II 110 30 150 235 265 - 135 15 - 50 25 375 185 - 237
III 100 30 140 225 240 - 270 15 - 50 22 325 170 - 200
IV 90 25 140 215 240 - 250 15 - 50 20 300 170 - 190
V 80 25 135 210 240 - 250 15 - 50 20 300 170 - 190
❑ Pengukuran dimensi
❑ Pengukuran profil
❑ Pengukuran Kualitas
Tabel : Kategori penilaian Track Quality Index (TQI)
35 < Q ≤ 50 3 (sedang)
(Sumber : PT. Kereta Api Indonesia (Persero), 2002)
4 (buruk/kritis)
Q > 50
Track Degradation Batas Minimum
threshold value E
28
– Track must be constructed in such
a way that the trains running on
it do not cause excessive
environmental pollution in the
form of noise and ground
vibrations. ??
– Costs of the total service life of
the track must be as low as
possible.
– Maintenance should be low and
as inexpensiveas possible.
Interaksi Rel – Roda KA
30
•Where :
V = vehicle speed (km/h)
k = track modulus (MPa) and
D = wheel diameter (mm)
❑ minimise the impacts from traffic on the track structure, including the ballast and formation; and
❑ reduce the contact stresses between wheel and rail.
41 Reduced contact stresses mean reduced rail fatigue. Reduced rail fatigue results in longer rail life.
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69 Image:BTM-73909 Saturn-05
70
71
72
73
74
Monitoring the track geometry after tamping operation
75
Survai Kondisi track
Kategori penilaian Track Quality Index (TQI)
Laporan Awal
Perawatan Potensial
Berkala Prioritas Perawatan Kecelakaan
PLH
Pusat Data
Laporan Akhir
Stasiun kereta api adalah tempat pemberangkatan dan pemberhentian
kereta api.
Stasiun kereta api menurut jenisnya terdiri atas:
a) stasiun penumpang (merupakan stasiun kereta api untuk keperluan naik turun
penumpang)
b) stasiun barang (merupakan stasiun kereta api untuk keperluan bongkar muat
barang)
c) stasiun operasi (merupakan stasiun kereta api untuk keperluan
pengoperasian kereta api)
STASIUN KERETA API terdiri atas :
a) emplasemen stasiun; dan
b) bangunan stasiun.
V
3
II VII
6
I
6
II
6
III VIII
1 IV VI
5 2
A. Menurut Letaknya :
A
A B C D
A
a.Setasiun Akhiran : Peron
Peron
Peron Ujung
A
b. Setasiun Antara, Terletak Pada Jalan Terusan
Gedung Sta.
Sepur utama
Gudang Barang
Gedung Sta.
II Peron
I
I
II
Peron
Stasiun Pertemuan (Cabangan) : Menghubungkan 3
Jurusan
Lin - Raya
Gudang Barang
• Setasiun siku-siku :
Memungkinkan jalan rel dibangun menuju daerah-daerah pusat kota, industri dan
daerah perdagangan (EQ. Stasiun Jakarta Kota).
Peron Ujung
• Setasiun Paralel
Gedung setasiun terletak sejajar dengan sepur-sepurnya
Gedung Stasiun
Peron
dipolok
Peron
Peron
Peron
Gd. Stasiun
• Setasiun Pulau :
Gedung setasiun induk terletak sejajar dengan sepur-sepurnya tetapi letak
gedung ada di tengah-tengah antara sepur-sepurnya.
• Setasiun Semenanjung.
Gedung setasiun terletak di sudut antara dua sepur yang bergandengan
A
B
Peron
Peron
Perkebunan
PELABUHAN LAUT
Marshalling Yards ( BARANG)
Setasiun
Barang
KAWASAN INDUSTRI
ANGKUTAN JALAN REL
ANGKUTAN
ALAN RAYA
CBD
Perkebunan
Kota lain
DJOKO MURWONO / MSTT-UGM / 2012 KAWASAN PERTAMBANGAN
BATUBARA
Marshalling Yards
Efisiensi pergerakan
angkutan Barang dengan 4
moda angkutan jalan rel A B 3
1
2
Port
5 6 7 8
C
D
E
Gudang Penerima
B G
B G
Gudang pengirim
Receiving
yard hump
ATC
Car repair
yard Depo lok
mechanical
retarders
DJOKO MURWONO / MSTT-UGM / 2012
DJOKO MURWONO / MSTT-UGM / 2012
Automatic retarders
Hump yard and gravity yard tracks are equipped with mechanical
retarders which control the speed of the cars as they roll downhill to
their destination tracks.
A large freight yard complex may include the following components:
http://www.panoramio.com/photo/31157073
Øresund Bridge
http://www.mageba.ch/en/804/References.htm?Reference=19554
Fungsi Jembatan
Menghubungkan antar kawasan karena : Mempunyai peran yang sangat
❑ Melintas sungai, danau,selat,laut penting dalam menunjang
pergerakan orang dan barang
❑ Menghindari perlintasan sebidang jalan / jalur KA
https://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Jembatan
http://okbridges.wkinsler.com/technology/index.html
http://okbridges.wkinsler.com/technology/index.html
http://www.infovisual.info/05/028_en.html
(http://visual.merriam-webster.com/transport-machinery/road-
transport/fixed-bridges/cable-stayed-bridges.php)
Pengaruh Terputusnya/runtuhnya Jembatan
Gangguan pergerakan orang dan barang
Gangguan Keselamatan pengguna
Kerugian materi & non materi
Kelumpuhan / Terganggunya perekonomian daerah- Nasional
?????
Perlunya dilakukan monitoring kinerja jembatan :
▪ Kinerja pelayanan terhadap kelancaran arus
lalulintas yang dilayani
▪ Kesehatan jembatan
Java Island
Sumatera Island
Ro-Ro
Freight Movement
Java Island
Bottle Neck
Sumatera Island
DJOKO MURWONO / MSTT-UGM / 2012
Jalur JSS
YANG PERLU DIPERHATIKAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELAT SUNDA
• Kestabilan Struktur
1 Jembatan
• Keselamatan pelayaran
2 & pengguna Jembatan
Kajian lain-lainnya
Alur Selat Sunda
Jalur ALKI I melintasi sebelah barat Pulau
Sangiang cukup ramai
Ke depan, ketika jembatan Selat Malaka (JSM)
selesai dibangun, kapal-kapal besar yang
biasanya melintasi Selat Malaka akan dialihkan
ke Selat Sunda
JSS bisa dilalui kapal besar termasuk jenis
kapal induk.
Celah laut dalam yang menjadi jalur ALKI di
sebelah barat Pulau Sangiang dengan lebar
3,5 km.
Alur Selat Sunda
Panjang bentang jembatan terbesar : 2,2 km
Dengan dibangunnya JSS akan mengurangi
lebar alur lalu lintas kapal
Kedalaman alur pada bentang panjang :
Barat P. Sangiang : 100 m
Jalur gerak
Lebar keamanan
Lebar keamanan
180% B
150% B
150% B
B
4,8B
425
426
Lebar keamanan
1,5B
150% B
B
1,8B
Lebar Alur Pelayaran
Lebar keamanan
7,6B
1,0B
Jalur gerak
B
180% B
1,8B
Lebar keamanan
1,5B
150% B
2 Jalur : Lebar alur = 7,6 B = ? m
Kedalaman alur pelayaran secara umum dapat
ditentukan sbb : H = d + G + R + P + S + K
LWL Dengan :
d = draft kapal
Draf kapal G = gerak vertikal kapal karena
Gerak vertikal gelombang
kapal Ruang kebebasan
brotto R = ruang kebebasan unt. Kolam
7%-15% dari draft kapal unt.
Alur 10%-15% dari draft kapal
Ketelitian pengukuran
Elevasi dasar P = Ketelitian pengukuran
Sedimen ant. Dua pengerukan Alur nominal
s = Pengendapan sedimen antara
Tolenransi pengerukan pengerukan
K = toleransi pengerukan
Elevasi pengerukan alur
76