Anda di halaman 1dari 46

EKONOMI DAN MANAJEMEN

TRANSPORTASI
(GAMBARAN UMUM)

OLEH
Prof. Dr. Ir. Sofyan M. Saleh, MSc.Eng., IPU
MAGISTER TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNSYIAH
2022
Pendahuluan
Ketimpangan pembagian
pasar dan peran moda
transportasi

Udara
Transfer

Terlalu besarnya
Laut Darat peran moda jalan
mengakibatkan
Kereta
ekonomi biaya
Api tinggi

Rendahnya penerapan
sistem transportasi
multimoda
SISTEM EKONOMI TRANSPORTASI (JALAN)
1. Pengertian Transportasi
2. Jaringan Jalan
3. Kebutuhan Jalan
4. Analisis Kondisi jaringan Jalan
5. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
6. Penyusunan Model Pengembangan Jaringan Jalan
7. Analisis Koridor
8. Identifikasi Biaya Konstruksi dan Pembebasan tanah
9. Kajian Lingkungan
10.Tinjauan Ekonomi Jalan
11.Program Penyusunan Pengembangan Jaringan
Jalan
12.Strategi Pengembangan Jaringan Jalan
1. PENGERTIAN TRANSPORTASI
• Transportasi jalan sebagai salah satu moda transportasi nasional
diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, usaha bersama dan
kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kepentingan umum,
keterpaduan, kesadaran hukum, dan percaya pada diri sendiri
• Tujuannya adalah untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan
dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan
efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau
seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat.
• Pemerintah di dalam pelaksanaan pembinaan lalu lintas dan angkutan
jalan yang diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan lalu lintas
dan angkutan jalan dalam keseluruhan moda transportasi secara
terpadu dengan memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat
untuk mewujudkan tujuan di atas.
2. JARINGAN JALAN
• Pertumbuhan jaringan jalan seringkali tidak mampu berpacu dengan
pertambahan kendaraan, terutama sekali kendaraan pribadi sehingga
menimbulkan kemacetan lalulintas pada daerah-daerah tertentu.
Seringkali dijumpai kemacetan lalu lintas terutama sekali pada waktu-
waktu sibuk yang menunjukkan bahwa volume lalulintas telah
melampaui kapasitas jaringan jalan.
• Perkembangan ekonomi dan industri yang cepat disertai pertumbuhan
penduduk yang tinggi menyebabkan dua masalah.
1. Pertama meningkatkan kebutuhan kendaraan baik kendaraan niaga,
umum, maupun pribadi. Pendapatan daerah yang meningkat,
cenderung meningkatkan kebutuhan jumlah kepemilikan kendaraan.
2. Kedua akan meningkatkan kebutuhan jalan untuk perjalanan. Dalam
memenuhi kebutuhan lalu lintas ditemui kesulitan khususnya di kota-
kota lama, karena jalan-jalan yang sudah ada, pada umumnya sempit
dan disekitarnya sudah berdiri bangunanbangunan industri, serta
pertumbuhan penduduk muncul, karena pusat kegiatan bisnis dan
industri ada di tengah kota, sehingga pengaturan kembali peruntukan
lahan yang baru menjadi sulit.
3. KEBUTUHAN JALAN
• Metode pemecahan masalah untuk mengakomodasikan kebutuhan
lalu lintas adalah dengan meningkatkan suplai, membuat jalan
baru, atau dengan melebarkan dan meningkatkan jalan yang sudah
ada. Terdapat pula suatu metode pemecahan masalah yang lainnya
adalah dengan membatasi demand, atau dengan cara meningkatkan
biaya operasi kendaraan, misalnya memasuki daerah pusat kota
harus membayar (sistem tol atau Road Pricing) atau menaikkan
biaya parkir (Parking Policy).
• Guna menunjang aktivitas pergerakan arus barang dan penumpang
serta dalam rangka meningkatkan arus pelayanan dalam kota, serta
mencegah lalulintas yang padat di dalam kota khususnya akibat
angkutan antar kota (regional) masuk ke dalam kota yang akan
memperparah kondisi kemacetan lalulintas, maka diperlukan studi
kelayakan jalan baru dan flyover di dalam kota. Dalam hal ini, studi
tersebut untuk mengetahui kelayakan dari jalan baru yang ibutuhkan
untuk menunjang pembangunan dan pengembangan kota dan
daerah.
4. ANALISA KONDISI JARINGAN JALAN
Analisis terhadap sistem jaringan jalan yang ada secara
menyeluruh yang dapat dijadikan dasar bagi model
pengembangannya, diantaranya meliputi
Analisis Struktur dan Sistem Jaringan yg ada
1. Basis sistem jaringan jalan
Pengembangan skenario sistem jaringan jalan adalah kondisi
tahun dasar. Selanjutnya dikembangkan ke dalam suatu model
yang disebut sebagai model tahun dasar yang divalidasikan
dengan hasil-hasil survey yang telah dilakukan. Hasil validasi
merupakan basis untuk pengembangan skenario tahun
berikutnya

• Time horizon adalah rentang waktu yang dikaji dalam peramalan


transport demand.Pengembangan sistem transportasi disusun sesuai
dengan Rencana Umum Tata Ruang dengan Mempertimbangkan
hasil-hasil analisis survey lapangan terutama pola perjalanan serta
kecenderungan perkembangan yang terjadi. Penekanan
pengembangan sistem transportasi adalah pada sistem jaringan jalan
serta perangkat pendukung dalam pengaturan lalu-lintas yang
mencakup “traffic management”, angkutan umum dan angkutan
barang
Time Horizon
• Rencana pengembangan sistem jaringan jalan disebut sebagai
skenario DO SOMETHING yang disusun untuk periode 5 tahunan

• Skenario Jangka Pendek : mengacu pada RTRW edisi terakhir,


dimana sistem jaringan jalan mengikuti struktur daerah yang
diarahkan RTRW

• Skenario Jangka Menengah : Disusun mengikuti kecendrungan


perkembangan regional dan pertumbuhan parameter sosial-ekonomi
lainnya. Berbagai rencana pengembangan pusat tata guna lahan
dan jaringan jalan sesuai dengan kecenderungan yang terjadi pada
periode tahun sebelumnya, diakomodir dalam skenario ini

• Skenario Jangka Panjang : Disusun mengikuti kecenderungan yang


terjadi pada tahun sebelumnya. Pengembangan jaringan jalan
sebagian besar berupa penambahan jaringan jalan baru yang
berguna untuk meningkatkan aksessibilitas ke daerah sekitarnya.
Skema skenario pengembangan jaringan jalan
Lingkup Wilayah
• Dalam menguji wilayah yang akan dijadikan model perluasan dari
kegiatan dalam wilayah studi perlu dipertimbangkan bersamaan
dengan pertumbuhan wilayah dimasa depan.
• Faktor-faktor berikut dapat dijadikan petunjuk bagi tujuan model
suatu wilayah studi :
1. Menggunakan wilayah administratif yang relatif tidak terlalu besar
(kecamatan / gabungan kecamatran) sebagai basis pengamatan
dan evaluasi pergerakan dalam bentuk pola asal tujuan perjalanan,
yang merupakan wilayah kajian yang bersifat internal
2. Wilayah kajian eksternal yang diperlukan sebagai suatu titik asa;
atau tujuan perjalanan
Aksessibilitas dan Mobilitas
Hubungan dasar antara tata guna lahan, sistem transportasi dan lalu
lintas tidak terlepas dari beberapa hal berikut ini.
Aksessibilitas dan Mobilitas
Parameter Utama yang Mempengaruhi Aksessibilitas dan
Mobilitas
1. Jarak Perjalanan : jarak dekat atau jarak jauh
2. Tujuan Perjalanan : Kantor, Sekolah, Pasar, Belanja,
Bisnis, Rekreasi Keluarga, Sosial, dll.
3. Variasi Perjalanan : Harian, Mingguan, Musiman,
Tahunan
4. Moda Transportasi : Jalan kaki, Sepeda Motor, Mobil,
Taxi, Bus/angkutan umum, Kereta Api, Kapal Laut,
Pesawat Udara.
5. Alternatif Rute : Banyak rute atau hanya sedikit rute
6. Prasarana dan sarana Transportasi
Hirarki Fungsional Sistem Jaringan
Transportasi
Sistem transportasi sebagai sistem infrastruktur, secara
fungsional harus diselenggarakan untuk memenuhi
fungsi 2 utama, yakni:

1. Fungsi akses: jaringan transportasi harus mampu


menyediakan akses bagi ruang kegiatan secara cukup
dan merata di semua wilayah pelayanannya.

2. Fungsi mobilitas: jaringan transportasi harus tersedia


secara cukup untuk mengakomodasi dan meneruskan
pergerakan orang/barang antar wilayah secara efisien.
Hubungan antara Fungsi Akses dan
Fungsi Mobilitas
Sistem Jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan
Lokal Kolektor Arteri
Fungsi akses
ruang/lahan

Fungsi mobilitas/
arus lalulintas
PERTIMBANGAN PENGEMBANGAN JARINGAN
PRASARANA DAN PELAYANAN TRANSPORTASI

KONSEP PEMENUHAN JARINGAN TRANSPORTASI TERHADAP


HUBUNGANNYA DENGAN TATA GUNA LAHAN DAN POTENSI
PERGERAKAN

RUANG
sibili
tas
AKTIVITAS

g POTENSI
uan
r PERGERAKAN
n
akse

ata
b
am
H si tas
Kapa PERFORMANCE
SISTEM INDICATOR
TRANSPORTASI

Direpresentasikan oleh:
1. Jaringan transportasi
a. Prasarana
b. Sarana
2. Pengaturan Skema Pemenuhan Ekonomi Oleh
Jaringan Transportasi
KONTRIBUSI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Infrastruktur transportasi memberikan kontribusi


terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan produktifitas (sales, jobs, wages,
value added), menimbulkan efek multiplier,
meningkatnya nilai lahan/properti, dampak fiskal
pemerintah dan menyediakan kemudahan bagi
upaya peningkatan kualitas hidup manusia pada
umumnya.
Dampak Ekonomi Investasi Infrastruktur Transportasi
Proyek Tranportasi

Pembiayaan Konstruksi, Manfaat Pengguna


Pemeliharaan dan Operasi (Waktu, biaya, keselamatan)

Pertumbuhan Aktivitas Ekonomi


(Penjualan, Lapangan kerja , Gaji dan
Projek Transportasi
Nilai Tambah)

Interaksi-interaksi
Pertumbuhan Total Aktivitas Ekonomi
(Termasuk Efek Multiplier)

Pengembangan Lahan
(Nilai tanah, Tata Ruang)

Dampak Fiskal
( Pendapatan dan Anggaran Pemerintah)

Dampak Lingkungan dan Kualitas Hidup


5. PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI
dan WILAYAH
• Skenario dan strategi pengembangan ekonomi
wilayah
- Arah kebijakan pembangunan
Mempercepat pembangunan ekonomi daerah
yang efektif dan kuat dengan memberdayakan
pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta
memperhatikan penataan ruang, baik fisik
maupun sosial, sehingga terjadi pemerataan
pertumbuhan ekonomi sejalan dengan
pelaksanaan otonomi daerah.
Skenario dan strategi pengembangan ekonomi wilayah

• Model Perencanaan
Agregat model : bila hambatan utama dari pembangunan
adalah kekurangan modal, maka agregat model
mengkonsentrasikan pada masalah tabungan (Kas),
investasi dan pendapatan. Akumulasi modal merupakan
proses sentral dalam usaha mengembangkan seluruh
aspek pembangunan dan menciptakan keseimbangan
perekonomian untuk jangka panjang
Interindustry model atau Input Output Model : yang
menyatakan bahwa kegiatan ekonomi regional itu
membutuhkan input dan pasar bagi outputnya dan oleh
karena itu tidak ada gunanya untuk menuntut bahwa
penyediaan atau permintaan saja yang menjadi satu-
satunya sebab penentuan pertumbuhan ekonomi wilayah
Skenario dan strategi pengembangan ekonomi wilayah

- Konsep Pembangungan saling berkaitan (Linkages)


berupa dorongan kebelakang (backward linkages) dan
kedepan (forward linkages).
Kaitan ke belakang terjadi karena pengaruh permintaan,
misalnya permintaan mobil, mengakibatkan kegiatan2
ekonomi lainnya bergerak seperti pembuatan
perlengkapan mobil, listrik dan tenaga kerja.

- Merangsang pertumbuhan ekonomi


Mengingat bahwa jumlah dana yang tersedia untuk
investasi sangat terbatas, oleh karena itu prioritas
pengembangan sektor-sektor haruslah diarahkan pada
jenis sektor yang mempunyai indeks daya penyebaran
dan kepekaan yang tinggi
PEW dan Rencana tata ruang wilayah (RTRW)

• Pengembangan ekonomi wilayah sangat


tergantung pada RTRW
- RTRW Nasional
- RTRW Pulau
- RTRW Provinsi
- RTRW Kab/kota
- RDTR Kota
- RDTR lainnya
Hubungan Konsep Pengembangan Infrastruktur
Transportasi dengan Tingkat Pertumbuhan Daerah
THE SHIPS THE TRADE

Pengembangan sistem - perbaikan Akses Perkembangan kegiatan


jaringan transportasi: dan Koneksitas sosio - ekonomi:
- Darat (Jalan, ASDP, - Industri kecil,
angkutan umum & - penurunan biaya menengah, besar
terminal) transportasi - Pertanian, perkebunan,
- Laut kehutanan, dll
Udara Peningkatan Jasa, dll
- - reliabilitas, dll -

INPUT: OUTPUT: IMPACT:


Investasi pada Perbaikan kinerja
Perkembangan kegiatan
jaringan jaringan
sosio - ekonomi
transportasi transportasi
RTRWA
• Visi RTRW Aceh 2013-2033 adalah “terwujudnya masyarakat Aceh
yang tangguh, bermartabat, sejahtera, dan berkeadilan melalui tata
ruang yang terintegrasi, harmonis, dan berkelanjutan”.

• Misi RTRW Aceh adalah :


– Membengun struktur ruang dan pola ruang wilayah Aceh yang
terintegrasi dan manusiawi dengan mempertimbangkan
kekhususan dan keistimewaan Aceh;
– Menyelaraskan kehidupan masyarakat Aceh baik antara
perkotaan dan gampong maupun antara pesisir, pedalamanda,
dan kepulauan;
– Menciptakan kehidupan masyarakat Aceh yang sejahteran,
dinamis, dan merata; dan
– Melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan serta
berbasis mitigasi dan adaptasi bencana.
Tujuan Penataan Ruang Wilayah Aceh
1. Memberikan perlindungan dan menjamin pembangunan dengan
mengutamakan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan
dan mensejahterakan rakyat Aceh secara adil, merata, produktif dan
inovatif, berasaskan falsafah hidup dan kearifan budaya masyarakat
Aceh;
2. Menciptakan fungsi-fungsi kawasan strategis yang mendukung
posisi Aceh sebagai pintu gerbang utama pulau Sumatera;
3. Mewujudkan keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara di wilayah Aceh, termasuk ruang di dalam bumi;
4. Mewujudkan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar
wilayah dan kegiatan antar sektor dalam wilayahj Aceh;
5. Mewujudkan penataan ruang wilayah perbatasan, daerah terpencil,
wilayah pesisir, pulau-pulau terdepan yang berkelanjutan;
6. Mewujudkan penurunan resiko bencana,; dan
7. Memanfaatkan potensi jasa lingkungan untuk meningkatkan
percepatan perkembangan ekonomi Aceh.
6. PENYUSUNAN MODEL PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN
Analisa kapasitas, kondisi lalu lintas, dan segala permasalannya
dijadikan dasar pengembangan model jaringan jalan baik saat ini
maupun proyeksi ke depan
Pengembangan Jaringan Jalan RTRWA
Dalam Bab V Qanun Aceh 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Aceh 2013-2033 pada Bagian Ketiga “Sistem Jaringan
Transportasi” pasal 16 ayat 1 menyebutkan bahwa pengembangan
sistem jaringan transportasi diarahkan untuk:

a) pembangunan sistem angkutan massal yang berkelanjutan,


b) pengutamaan keselamatan dan kenyamanan,
c) penggunaan yang efektif, efisien dan ramah lingkungan, dan
d) keseimbangan kepentingan ekologi, ekonomi dan sosial.
Rencana Pengembangan Infrastruktur
• Pengembangan sistem jaringan arteri primer sebagai penghubung
antar PKN dan antara PKN dan PKW.
• Pengembangan jalan kolektor primer sebagai penghubung antar
PKW antara PKW dengan PKL.
• Pengembangan jaringan kereta api Banda Aceh–Lampung (Program
kerjasama pemerintah provinsi se-Wilayah Sumatera dengan
Pemerintah Pusat) yang berfungsi sebagai penghubung antara
pusat-pusat pertumbuhan.
• Pengembangan jaringan jalan bebas hambatan dan jalan Tol lintas
Sumatera (Bakaehuni – Banda Aceh)
• Pengembangan transportasi terpadu dalam rangka mendukung
pengembangan PKN.
• Pengembangan pelabuhan dan bandar udara untuk mendukung
PKN dan PKW
Semua rencana pengembangan tersebut harus dilakukan studi
kelayakan, baik secara ekonomi maupun secara finansial
7. ANALISIS KORIDOR
• Identifikasi koridor potensial
• Identifikasi alternatif rute/alinyemen potensial
• Pengkajian alternatif rute
• Kriteria desain geometrik
• Struktur dan perkerasan
• Studi awal rute
• Analisis Geologi dan Goeteknik
• Identifikasi biaya konstruksi awal
• Biaya pembebasan lahan
• Analisis hidrologi dan drainase

Untuk mendapatkan rute optimal dapat dilakukan dengan penilaian


baik dengan metode kuantitatif atau metode kualitatif
Penilaian koridor
• Metode kuantitatif
- Konstruksi fisik
- Biaya Konstruksi
- Kebutuhan lahan
- Nilai Indikator kelayakan
• Metode Kualitatif
8. IDENTIFIKASI BIAYA KONSTRUKSI DAN
BIAYA PEMBEBASAN TANAH
• Biaya – biaya yang diperlukan untuk pembangunan jalan
9. KAJIAN LINGKUNGAN
• Tahapan kajian Lingkungan
Kajian Lingkungan 1
Kajian Lingkungan 2 dan 3
Pendekatan penyusunan upaya meminimalkan dampak
karena kebisingan akibat operasional jalan layang
10. TINJAUAN EKONOMI JALAN
• Kriteria Desain, alternatif struktur, dan analisa biaya. Desain harus
disesuaikan dengan kondisi daerah
• Evaluasi ekonomi (BCR, NPV, EIRR, BEP), dengan Discount Rate,
biasanya di Indonesia digunakan 10 – 15%
• Analisa Biaya Operasi Kendaraan dan tarif
– BOK (baru) + tarif < BOK (alternatif)
Biaya Operasi Kendaraan
Indikator Ekonomi
• BCR
Indikator Ekonomi
• IRR adalah tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol
Besarnya r yang menjadikan NPV = 0 disebut IRR

• NPV
Metodologi Analisa Ekonomi
11. PROGRAM PENYUSUNAN PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN

• Menyusun rencana jaringan jalan yang mengacu


pada jarnas, tata ruang wilayah dan lingkungan

• Menyusun perioritas pengembangan jaringan


jalan didasarkan pada aspek teknis, ekonomis,
utk jangka pendek, menengah, dan panjang

• Menyusun rekomendasi tahapan pembangunan


jalan, perkiraan biaya investasinya
11. PROGRAM PENYUSUNAN PENGEMBANGAN
JARINGAN JALAN

• Pengembangan jaringan jalan diusulkan sesuai struktur jaringan


jalan dan fungsi jaringan jalan serta pertimbangan strategi nasional
- Jalan Utama
- Jalan konektor/Kolektor
- Jalan Sekunder
- Kolektor Strategis
• Untuk skenario jangka pendek mengacu pada efisiensi prasarana
yang mengarah pada konsep manajemen lalu lintas dengan
menerapkan alternatif DO-NOTHING untuk melihat pengaruh
pertumbuhan lalu lintas terhadap alternatif DO-SOMETHING sesuai
arahan RTRW
• Untuk skenario jangka menengah mengacu pada pemerataan pemb.
jaringan jalan di setiap wilayah, dan kemampuan pendanaan
• Untuk skenario jangka panjang lebih kepada penambahan kapasitas
pada jalan primer, peningkatan aksessibilitas, dan penambahan
jaringan jalan penghubung
12. STRATEGI PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN
• Identifikasi terhadap alternatif skema kerjasama antara pemerintah
dan swasta dalam pembiayaan dengan berbagai skenario investasi
- Service contract
- Management Contract
- Lease Contract
- Building contract
~ BOT (Build, Operate, and Transfer)
~ BT ( Build and transfer)
~ BTO (Build, Transfer, and Operate)
~ BLT (Build, Lease, and Operate)
~ BOO (build, Own, and Operate)
~ ROO (Rehabilitate, Own, and Operate)
~ ROT (Rehabiltate, Own, and Transfer)
~ DOT (Develop, Operate, and Transfer)
~ AOT (Add, Operate, and Transfer)
- Concession Contract
• Public Private Partnership
TERIMA KASIH DAN WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai