Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan V

MATERI PERTEMUAN : Manajemen Transportasi

1. Implementasi manajemen dalam sistem transportasi


2. Sistem kelembagaan
3. Permasalahan sistem transportasi

(Khisty & Lall, 2003) memberikan batasan mengenai manajemen sistem transportasi (MST) yaitu usaha
untuk mengatur pengadaan pelayanan (jasa) sistem transportasi ke arah yang lebih maksimal dalam
memenuhi kebutuhan perjalanan dari pemakai jasa transportasi di lingkup wilayah tertentu dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada.
1. Implementasi manajemen dalam sistem transportasi
Sesuai dengan pengertian di atas maka tujuan utama dari MST adalah memaksimalkan mobilitas
pergerakan (lalu lintas) meliputi lalu lintas jalan raya dalam lingkup tata ruang kota, lalu lintas kereta api
antar wilayah, lalu lintas pesawat dalam ruang udara dan lalu lintas kapal dalam perairan serta laut.
Implementasi kebijakan MST dalam masing-masing sistem transportasi dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
Tabel 1. Implementasi kebijakan manajemen sistem transportasi

Sistem transportasi Implementasi kebijakan MST


Jalan raya dan angkutan - Efisiensi penggunaan jalan raya tanpa perlu penambahan jalan baru
perkotaan - Pengalihan beban jalan raya dari angkutan pribadi ke angkutan umum
- Pengaturan lampu APILL sebagai alternatif mengurangi tingkat kemacetan
- Peningkatan standar layanan angkutan umum
Kereta api - Efisiensi jadwal Gapeka (grafik perjalanan kereta)
- Inisiasi pembangunan double track
- Peninjauan tarif KRL berdasarkan jarak tempuh
Pesawat udara - Efisiensi jadwal penerbangan
- Pengembangan landas pacu baru untuk memenuhi demand penumpang
- Maskapai low cost carrier
Kapal (sungai, danau, laut) - Efisiensi penjadwalan trayek kapal penumpang dan barang
- Pengembangan layanan online pemesanan tiket kapal
- Peningkatan standar pelayanan kapal bagi penumpang dan barang
- Efisiensi waktu menyangkut dwelling time, penggunaan lapangan penumpukan,
throughput kargo, dll.
Pada umumnya manajemen transportasi dibagi menjadi tiga jenis sesuai dengan ruang lingkup atau
obyek manajemennya, yaitu:
a. Manajemen sistem kegiatan dan kebutuhan perjalanan
(Orski, 1998) mendefinisikan manajemen kebutuhan perjalanan sebagai berikut:
Manajemen kebutuhan perjalanan merupakan cara untuk mempengaruhi perilaku paraa pelaku
perjalanan dengan tujuan untuk mengurangi besarnya kebutuhn akan perjalanan atau menyebarkan
jumlah arus perjalanan dalam ruang (ke berbagai tempat/lokasi) dan waktu (ke berbagai waktu/jam).
Beberapa contoh manajemen kebutuhan perjalanan dalam aplikasinya di wilayah ruang kota antara
lain:
- Membagi jumlah perjalanan antar waktu (jam) yang berbeda  pengaturan jam masuk kantor
dan jam masuk sekolah supaya tidak serentak sehingga bisa mengurangi kemacetan
- Membagi jumlah perjalanan antar lokasi yang berbeda  pengaturan rute trayek agar
menjangkau semua kawasan dalam sebuah wilayah
- Membagi jumlah perjalanan antar moda transportasi yang berbeda  penyediaan moda
transportasi yang variatif supaya memberi pilihan bagi pengguna sesuai dengan kebutuhannya
- Membagi jumlah perjalanan antar tempat kegiatan  tata ruang wilayah sesuai dengan
peruntukannya
- Melakukan perjalanan untuk kegiatan yang produktif  edukasi kepada masyarakat tentang
skala prioritas dalam melakukan perjalanan, pemilihan moda transportasi dan waktu perjalanan
b. Manajemen sistem dan penyediaan jasa transportasi
Menurut (Salim, 2004) pengelolaan komponen dalam sistem transportasi dapat dilakukan dengan
teknik pengukuran kinerja antara lain:
- Kapasitas; contoh: kapasitas angkut kendaraan, kapasitas terminal penumpang, kapasitas
jalan raya, dll.
- Kondisi teknis dengan justifikasi layak pakai atau tidak layak pakai atau perlu perbaikan;
contoh: pemeriksaan kondisi perkerasan jalan raya, fasilitas layanan terminal, kondisi teknis
kendaraan (kapal, busway, kereta api, dll).
- Peralatan penunjang; contoh: pelabuhan memiliki peralatan penunjang berupa alat bongkar
muat barang, bandar udara memiliki sistem radar pemantauan pesawat, lalu lintas jalan raya
memiliki fasilitas ERP dan APILL.
- Kualitas personil (SDM) pengelola; contoh: pengelolaan sistem transportasi MRT melibatkan
tenaga ahli perancangan dan manajemen yang berpengalaman di bidang MRT.
- Jaringan trayek, waktu operasi, wilayah pelayanan transportasi; contoh: pengelolaan
sebuah wilayah/kota harus didukung sarana dan prasarana transportasi yang memadai dengan
mengandalkan semua moda transportasi yang memungkinkan. Jakarta dilayani dengan moda
busway, KRL, kereta api jarak jauh, kapal laut, pesawat udara.

2 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ


Kinerja tersebut di atas dikelola dengan prinsip-prinsip manajerial dengan tujuan akhir adalah efisiensi
yang lebih sering dikenal dengan sebutan QCD (Quality-Cost-Delivery).

Gambar 1. Grafik QCD

c. Manajemen lalu lintas dan sistem pergerakan


Manajemen lalu lintas adalah proses penerapan teknik pengelolaan ruas jalan raya/rute kapal/rute
pesawat terbang/rute kereta api agar terjadi kesetimbangan antara pengguna lalu lintas dan fasilitas
yang ada. Dalam jangka panjang manajemen lalu lintas bisa menghasilkan analisa peramalan
kebutuhan sarana-prasarana transportasi guna memenuhi permintaan pengguna di masa yang akan
datang.
Manajemen lalu lintas paling sering digunakan dalam pengaturan lalu lintas jalan raya baik di ruas jalan
maupun di persimpangan, ruang parkir, fasilitas layanan pengguna jalan raya dll.

Gambar 2. Aplikasi traffic control system di Hong Kong

3 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ


Gambar 3. Aplikasi manajemen pergerakan pesawat di ATC (Air Traffic Control)Tower

LALU LINTAS

ANALISA DAMPAK
LALU LINTAS

AKIBAT
PENYEBAB Masalah lalu lintas dan
Pembangunan fisik kota lingkungan:
sistem kegiatan baru Macet
Polusi, dll

PENGENDALIAN

MANAJEMEN LALU LINTAS

Gambar 4. Bagan alir hubungan analisa dampak lalu lintas dengan manajemen lalu lintas

2. Sistem kelembagaan
Tabel 2. Institusi yang terlibat dengan pengoperasian sistem transportasi

Tingkat
Bagian sistem terkait Institusi
pemerintahan
Sistem kegiatan: 1. Bappenas
1. Pembangunan wilayah 2. Kementerian Pekerjaan Umum dan Tata
2. Penataan ruang kota, wilayah dan Ruang Wilayah
nasional 3. Kementerian sektoral terkait:
3. Pengembangan kawasan andalan - Pariwisata
Pemerintah pusat
4. Pemukiman dan penempatan - Ekonomi kreatif
penduduk - Perdagangan dan perindustrian
5. Peningkatan pendapatan dan - Tenaga kerja dan transmigrasi
kesejahteraan - Pertanian dan kehutanan
6. Pembangunan kota baru dan kota - Pendidikan nasional

4 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ


Tingkat
Bagian sistem terkait Institusi
pemerintahan
satelit - Ristek dikti
7. Pembangunan kawasan wisata dan - Maritim dan kelautan
bisnis - Perhubungan
8. Politik, budaya, ibadah dan sosial - dll
ekonomi lainnya 1. Bappeda
2. Dinas terkait lainnya:
- Kimpraswil
- Pemukiman daerah
Pemerintah
- Pariwisata dan budaya
daerah
- Pertanian, perkebunan, perikanan,
kelautan
- Perdagangan dan industri
- dll
Sistem transportasi: 1. Kementerian terkait
1. Prasarana jalan dan terminal - PU (Bina Marga)
2. Sarana kendaraan - Perhubungan
3. Manajemen dan pengelolaan - Maritim dan Kelautan
2. Pihak lainnya:
- PT. Jasa Marga
- PT. KAI
- PT. Pelabuhan Indonesia
Pemerintah pusat
- PT. Angkasa Pura
- PT. ASDP
- Damri dan PPD
- Pelni
- Rukindo
- BMG
- Organda
- Angsuspel
Dinas prasarana jalan provinsi dan kimpraswil (PU)
kota/kabupaten
Pemerintah - Dinas perhubungan
daerah - Perwakilan organda
- Pemda
- Kantor cabang perusahaan negara
Swasta - Pengusaha angkutan jalan raya
perorangan dan perusahaan
- Samudra Indonesia
- Batik Air, Lion Air, Air Asia
Sistem pergerakan 1. Polri (direktorat lalu lintas darat, udara dan air)
Pengaturan dan pengawasan 2. Kementerian Perhubungan (Direktorat lalu
Pemerintah pusat
lintas darat, laut, udara dan perairan)
3. Poltabes
1. Dinas perhubungan
Pemerintah
2. Polda, Polres dll
daerah
3. Lembaga swadaya masyarakat yang diijinkan
4. Permasalahan sistem transportasi
Permasalahan sistem transportasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
a. Permasalahan secara umum
Pada umumnya permasalahan trasnportasi adalah tidak seimbangnya antara jumlah kebutuhan
perjalanan pengguna dengan pengadaan sistem transportasi yang ada sehingga sistem transportasi

5 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ


yang ada mengalami penurunan kualitas baik dari segi waktu, biaya, kenyamanan dan keamanan. Hal
ini adalah sebagai akibat dari:
- Pertambahan jumlah penduduk yang begitu drastis
- Peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya
- Perkembangan kota dan wilayah
- Peningkatan pembangunan fisik kota dan wilayah
- Peningkatan hasil produksi industri manufaktur dan pertanian
- Urbanisasi, transmigrasi, hubungan sosial, politik, ekonomi dll
b. Permasalahan secara khusus
Permasalahan secara khusus yang merupakan turunan spesifik dari permasalahan umum di atas
terdapat pada karakteristik opersi setiap moda transportasi, antara lain:
Tabel 3. Permasalahan yang dihadapi moda transportasi di Indonesia

Jenis moda Permasalahan yang dihadapi


Moda transportasi jalan 1. Rendahnya mobilitas dan aksesibilitas moda transportasi:
raya - Kendaraan pribadi yang jumlahnya makin bertambah mengakibatkan
kemacetan dan keterbatasan lahan parkir
- Kendaraan umum tidak mempunyai sistem operasi yang terintegrasi
sehingga pengguna mengalami kesulitan untuk transfer antar moda
- Pejalan kaki kehilangan haknya atas trorotoar sehingga terancam
keselamatannya
- Pergerakan angkutan barang kurang lancar karena kurangnya fasilitas
bongkar muat barang dan multimoda transport yang memadai
- Aksesibilitas masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir menuju ke
terminal penyedia layanan transportasi antar kota/antar pulau/antar negara
- Lamanya waktu tunggu pengguna lalu lintas untuk mencapai tujuan
2. Kurangnya keamanan lalu lintas pada para pengguna lalu lintas baik di daerah
pusat kota maupun daerah pemukiman
3. Kerusakan lingkungan sebagai akibat dari polusi udara, pembangunan wilayah
yang berlebihan serta penempatan atribut lalu lintas yang tidak teratur
4. Pemborosan energi antara lain tingginya konsumsi bahan bakar terutama saat
kemacetan
5. Meningkatnya tingkat stress pengguna jalan ketika beban jalan berada di
puncak dan menyebabkan kemacetan panjang
6. Tingkat kecelakaan tinggi sebagai akibat dari kurangnya edukasi berkendara
bagi masyarakat
7.
Moda transportasi jalan 1. Biaya tambahan bagi pengguna transportasi kereta api guna menuju ke stasiun
rel (kereta api) kereta api
2. Keterlambatan jadwal pemberangkatan kereta api
3. Tingkat kecelakaan kereta api yang relatif masih tinggi
4. Tingkat keamanan kereta api yang masih kurang
Moda transportasi air 1. Frekwensi keberangkatan kapal dan penjadwalan yang masih belum teratur
(sungai, danau, 2. Proses labuh dan sandar kapal yang masih memakan waktu lama dan antri
penyeberangan dan 3. Kesulitan proses bongkar muat barang karena kurangnya fasilitas pelabuhan
laut) 4. Tingkat keselamatan dan pelayanan kapal yang masih rendah
Moda transportasi 1. Penundaan jadwal penerbangan yang terjadi begitu sering
udara 2. Biaya tambahan bagi pengguna pesawat untuk dapat mencapai bandara
3. Tarif yang naik turun sesuai kondisi pasar

6 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ


Berbagai permasalahan tersebut idealnya dapat diatasi dengan pendekatan seperti pada gambar di
bawah ini:

Gambar 5. Upaya pemecahan permasalahn transportasi di Indonesia

Selain pendekatan tersebut di atas, idealnya sistem kelembagaan yang terkait dengan operasional
transportasi juga melakukan hal-hal seperti:
- Pengumpulan data dan dijadikan data base secara detail, terperinci dan menyeluruh
- Pengawasan operasional dan regulasi yang ketat
- Pengukuran baik kualitatif maupun kuantitatif sebagai bahan evaluasi
- Penegakan hukum berupa sanksi sesuai UU yang berlaku bagi para pelaku pelanggaran

7 | Pengantar Transportasi (Handout) – D3 Transportasi Jur. Teknik Sipil FT UNJ

Anda mungkin juga menyukai