Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DAN KESELAMATAN JALAN

“PENGKAJIAN JALAN BERKESELAMATAN PADA RUAS JALAN ZEBRA, JALAN


TOWUA DAN JALAN KARAJALEMBAH”

Di Kerjakan Oleh :

IRKAWATI / F 112 21 025


SRI SURYANI / F 112 21 039

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


PASCASARJANA UNIVERSITAS TADULAKO
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan dunia transportasi saat ini semakin berkembang pesat. Perkembangan ini
ditandai dengan adanya penambahan jumlah kendaraan baik kendaraan mobil penumpang, mobil
bus, mobil barang, maupun sepeda motor setiap tahunnya (Tarmizi, 2018). Transportasi yang
berada di darat memerlukan lintasan berupa jalan. Pembangunan insfrastruktur jalan akan
menciptakan lapangan kerja dari sektor konstruksi dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Salah satu ketersediaan infrastruktur yang baik akan membawa dampak yang baik terhadap
aktifitas masyarakat, sedangkan infrastruktur yang buruk akan membawa dampak yang buruk
(Mustafa, 2017). Jalan merupakan peranan penting untuk mendukung kegiatan masyarakat.
Selain itu, jalan juga mempunyai peranan untuk mensejahterakan masyarakat dalam hubungan
perekonomian dan kegiatan sosial lainnya, baik antara satu kota dengan kota lainnya. Kondisi
jalan harus dipelihara secara berkesinambungan agar fungsi jalan dapat terlaksana secara
optional dan bisa mewujudkan ruas jalan yang berkeselamatan (Udiana, Saudale dan Pah, 2014).
Jalan yang berkeselamatan dan berkepastian hukum menjadi perhatian mendesak di negara
berkembang. Perhatian mendesak ini dikarenakan tingginya angka kecelakaan di jalan akibat
penyediaan jaringan jalan yang tidak memenuhi persyaratan dengan baik (Pandey, 2013).
Keselamatan pada transportasi jalan masih belum menjadi prioritas utama dalam segala bidang.
Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan perwujudan jalan yang berkeselamatan.
Seiring berjalannya waktu pertumbuhan kendaraan bermotor khususnya sepeda motor cukup
tinggi. Namun budaya keselamatan yang belum ada menyebabkan angka kecelakaan semakin
meningkat (Devia, 2016).
Maka dari itu dilakukan pengkajian pada 3 ruas jalan yang ada Di Kota Palu antara lain
ruas Jalan Zebra, ruas Jalan Towua, dan ruas Jalan Karajalembah dengan menyesuaikan ketiga
jalan tersebut apakah memenuhi kriteria-kriteria yang dibutuhkan dalam jalan berkeselamatan.

1.2. Tujuan Pembuatan Tugas


Untuk mengetahui kriteria-kriteria jalan berkeselamatan pada ruas Jalan Zebra, Jalan
Towua, dan Jalan Karajalembah.

1.3. Rumusan Masalah


Apakah Jalan Zebra, Jalan Towua, dan Jalan Karajalembah memenuhi kriteria-kriteria
dalam Jalan Berkeselamatan ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jalan Berkeselamatan


Jalan yang Berkeselamatan bertanggung jawab untuk menyediakan infrastruktur jalan yang
berkeselamatan dengan melakukan perbaikan pada tahap perencanaan, desain, konstruksi, dan
operasional jalan, sehingga infrastruktur jalan yang disediakan mampu mereduksi dan
mengakomodir kesalahan dari pengguna jalan yang fokus kepada:

1. Badan jalan yang berkeselamatan


2. Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jalan yang berkeselamatan
3. Perencanaan dan pelaksanaan perlengkapan jalan
4. Penerapan manajemen kecepatan
5. Menyelenggarakan peningkatan standar kelaikan jalan yang berkeselamatan
6. Lingkungan jalan yang berkeselamatan
7. Kegiatan tepi jalan yang berkeselamatan

2.2. Self Regulating Road


Self Regulating Road adalah jalan harus memenuhi ketentuan yang mengatur bagaimana
jalan tersebut seharusnya di fungsikan. Jalan harus mampu memenuhi standar teknis agar
tidak terjadi defisiensi keselamatan bagi pengguna jalan, seperti dimaksud dalam pasal 9
Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa
penyelenggara jalan harus mampu mewujudkan :
1. Menetapkan tingkat pelayanan jalan
2. Optimalisasi pemanfaatan ruas jalan
3. Melakukan uji kelaikan jalan
4. Perbaikan geometrik jalan
5. Sistem informasi jalan
6. Menetapkan kelas jalan

2.3. Self Explaining Road


Self explaining adalah tanpa adanya komunikasi, jalan tersebut dapat menjelasknnya
kepadapengendara melalui rambu dan media lainnya. Jalan yang mampu memandu pengguna
jalantanpa komunikasi.
2.4. Self Enforcement Road
Self enforcement adalah tanpa ada petugas yang menjaganya, jalan tersebut dapat
mengaturpengguna jalan melalui rambu dan media lainnya. Infrastruktur jalan yang
mempumenciptakan kepatuhan tanpa peringatan.

2.5. Self Forgiving Road


Forgiving road adalah infrastruktur jalan yang mampu meminimalisir kesalahan
penggunajalan dan meminimalisir tingkat keparahan korban. Desain perangkat jalan yang
mampumeningkatkan pengguna jalan, meminimalisir kesalahan pengguna jalan
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Ruas Jalan Zebra

Jalan Zebra merupakan salah satu ruas jalan yang ada Di Kota Palu, dengan status jalan
sebagai Jalan Kolektor dengan fungsi sebagai Jalan Kolektor Sekunder dengan lebar jalan ± 7 m
dan lebar bahu jalan ± 1,2 m dengan tipe jalannya 2 lajur 2 arah tak-terbagi (2/2 TB) , yang
dimana Jalan Zebra ini adalah salah satu ruas jalan yang menghubungkan antara jalan sekunder
lainnya. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ruas jalan tersebut dan di sesuaikan
dengan kriteria-kriteria pada Jalan Berkeselamatan, didapatkan sebagai berikut :

1. Self Regulating Road


Secara self regulation road, Jalan Zebra ini sudah cukup memenuhi kriteria ini yang
dimana jalan ini memiliki garis tengah di sepanjang ruas jalannya yang membagi 2 jalur
yang mengarah ke utara (Jalan Basuki Rahmat) dan mengarah ke selatan (Jalan Kijang
dan Jalan Tangkasi) serta pemanfaatan ruas jalan yang benar dengan adanya ruas jalan
yang tepat serta bahu jalan dengan saluran drainase di sepanjang jalan ini.
2. Self Explaining Road
Secara Self Explaining Road, Jalan Zebra masih kurang memenuhi kriteria ini, walaupun
jalan ini memiliki marka jalan pada badan jalannya akan tetapi masih banyak beberapa
titik pada ruas jalan ini yang memerlukan rambu-rambu untuk menjelaskan kondisi jalan
tersebut. Contohnya adalah kurangnya rambu peringatan adanya pertigaan dibeberapa
titik pada ruas jalan tersebut, agar menjadi sumber informasi bagi para pengguna jalan.
Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3. Self Enforcement Road


Secara Self Enforcement Road, Jalan Zebra juga masih kurang memenuhi kriteria
tersebut, dikarenakan sepanjang ruas masih kurang nya rambu-rambu baik itu larangan,
perintah, dan penunjuk serta masih kurangnya perlengkapan jalan yang memadai. Pada
beberapa titik di ruas Jalan Zebra ini yang rawan akan terjadinya kecelakaan bagi
pengguna jalan dikarenakan kurangnya rambu peringatan, salah satunya adanya saluran
pada tikungan jalan serta adanya simpang 3 di ruas jalan tersebut. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut.
4. Self Forgiving Road
Dalam hal Self Forgiving Road, Jalan Zebra masih sangat kurang dalam ketersediaan
rambu lalu lintas serta pelengkapan jalan yang masih kurang memadai, contohnya lampu
peringatan pelan-pelan/hati-hati (lampu kuning), sehingga para pengguna jalan tidak
mendapatkan informasi mengenai kondisi jalan, sedangkan jalur penyeberangan orang
yang melintang di depan SMP 9 Kota Palu tidak memiliki rambu penyeberangan jalan
bagi orang dan rambu peringatan kawasan zona selamat sekolah, seperti gambar di bawah
ini.
3.2. Ruas Jalan Towua

Jalan Towua merupakan salah satu ruas jalan yang ada Di Kota Palu, dengan status jalan
sebagai Jalan Provinsi dengan fungsi sebagai Jalan Kolektor Primer dengan lebar jalan ± 9 m
dengan lebar bahu jalan ± 1,5 m dengan tipe jalannya 2 lajur 2 arah tak-terbagi (2/2 TB).
Berbeda dengan Jalan Zebra, yang dimana Jalan Towua adalah salah satu ruas jalan yang
menghubungkan antara Kota Palu dengan Kabupaten Sigi. Berdasarkan hasil survey yang
dilakukan pada ruas jalan tersebut dan di sesuaikan dengan kriteria-kriteria pada Jalan
Berkeselamatan, didapatkan sebagai berikut :

1. Self Regulating Road


Secara self regulation road, Jalan Towua sudah cukup memenuhi kriteria ini yang
dimana jalan ini memiliki marka pada badan jalan sebagai pembatas antara jalur yang
mengarah ke Kabupaten Sigi dan jalur yang mengarah ke Kota Palu, serta pemanfaatan
ruas jalan yang tepat sesuai fungsi nya, adanya bahu jalan di sepanjang ruas jalan ini.
2. Self Explaining Road
Secara Self Explaining Road, Jalan Towua belum cukup memenuhi kriteria ini yang
dimana selain adanya marka disepanjang jalan ini, ketersediaan rambu-rambu larangan,
peringatan dan penunjuk arah masih belum tersedia di beberapa titik pada jalan ini, hanya
beberapa titik saja yang tersedia rambu peringatan dan larangan untuk para pengguna
jalan, sehingga informasi mengenai kondisi jalan tidak maksimal yang bisa di terima oleh
para pengguna jalan di ruas Jalan Towua ini. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

3. Self Enforcement Road


Secara Self Enforcement Road, Jalan Towua masih belum cukup memenuhi kriteria
tersebut, dikarenakan dibeberapa titik tikungan pada ruas jalan ini tidak tersedia rambu
peringatan mengenai tikungan pada jalan ini serta rambu peringatan akan adanya
simpang pertigaan di beberapa titik di ruas jalan ini, namun untuk ketersediaan
perlengkapan jalan ini sudah cukup terpenuhi seperti lampu lalu lintas dan juga lampu
penerangan jalan pada malam hari di beberapa titik pada ruas Jalan Towua ini. Hasil
survey tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.
4. Self Forgiving Road
Dalam hal Self Forgiving Road, ruas Jalan Towua ini juga terdapat jalur penyeberangan
orang yang terletak di depan Sekolah Bala Keselamatan (BK), walaupun rambu untuk
jalur penyeberangan orang ini tidak tersedia bahkan rambu peringatan kawasan zona
selamat sekolah, lampu peringatan pelan-pelan/hati-hati (lampu kuning) juga tidak
tersedia di titik ruas jalan ini, dan juga tidak tersedia rambu larangan batas kecepatan
maksimum pada titik rawan di ruas jalan ini. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
3.3. Ruas Jalan Karajalembah

Jalan Karajalembah merupakan salah satu ruas jalan yang ada Di Kota Palu, dengan status
jalan sebagai Jalan Provinsi dengan fungsi sebagai Jalan Kolektor Primer dengan lebar jalan ± 5
m dengan lebar bahu jalan ± 1,5 m dengan tipe jalannya 2 lajur 2 arah tak-terbagi (2/2 TB). Sama
hal nya dengan ruas Jalan Towua yang dimana Jalan Karajalembah ini juga menjadi salah satu
ruas jalan yang menghubungkan Kota Palu dengan Kabupaten Sigi. Berdasarkan hasil survey
yang dilakukan pada ruas jalan tersebut dan di sesuaikan dengan kriteria-kriteria pada Jalan
Berkeselamatan, didapatkan sebagai berikut :

1. Self Regulating Road


Secara self regulation road, Jalan Karajalembah ini secara geometrik tidak sesuai dengan
status dan fungsi jalan yang berlaku pada ruas Jalan Karajalembah ini, dikarenakan lebar
badan jalan (± 5 m) yang lebih kecil dibandingkan standar yang sudah ditentukan untuk
fungsi jalan kolektor primer, bahkan tidak di temukan marka jalan pada ruas jalan yag
dimana fungsinya sebagai pemisah jalur yang mengarah ke timur dan juga jalur yang
mengarah ke barat.
2. Self Explaining Road
Secara Self Explaining Road, Jalan Karajalembah bisa dikatakan masih sangat kurang
memenuhi kriteria ini yang dikarenakan tidak terdapat rambu-rambu apapun di sepanjang
ruas jalan ini baik berupa larangan, peringatan, bahkan penunjuk arah. Padahal di
beberapa titik pada ruas jalan ini membutuhkan adanya rambu-rambu tentang kondisi
jalan tersebut, salah satunya rambu penunjuk adanya pertigaan serta rambu penunjuk
adanya pusat perbelanjaan pada ruas jalan ini. Tentu hal ini sangat informatif bagi para
pengguna jalan. Hal-hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

3. Self Enforcement Road


Secara Self Enforcement Road, Jalan Karajelembah ini juga masih sangat kurang
memenuhi kriteria tersebut, dikarenakan di beberapa titik pada ruas jalan ini baik disisi
jalan maupun pertigaan jalan tidak memiliki rambu peringatan yang memadai. Padahal di
titik tersebut sering keluar masuk kendaraan berat yang melakukan bongkar muatan pada
beberapa toko dan juga pergudangan yang ada dipinggir Jalan Karajalembah ini, serta
kurangnya alat pelengkap jalan seperti lampu lalu lintas peringatan hati-hati (lampu
kuning) dan juga tidak tersedianya lampu penerang jalan di sepanjang Jalan
Karajalembah. Hasil survey tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.
4. Self Forgiving Road
Dalam hal Self Forgiving Road, Jalan Karajalembah ini masih sangat kurang ketersediaan
akan perangkat keselamatan jalan yang dapat mencegah atau mengurangi resiko
kecelakaan lalu lintas, contohnya lampu peringatan hati-hati (lampu kuning) pada
beberapa pertigaan yang dimana pertigaan tersebut sering dilewati kendaraan berat
seperti truk yang bermuatan pasir/material, rambu larangan melampaui kecepatan
tertentu, serta lahan parkir yang dimana masih banyak parkir di pinggir jalan hingga ke
badan Jalan Karajlembah ini.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey dan analisa yang dilakukan pada 3 ruas jalan Di Kota Palu
dengan status dan fungsi jalan yang berbeda, disimpulkan bahwa 2 ruas jalan yang
merupakan Jalan Provinsi yaitu, Jalan Towua dan Jalan Karajalembah Saleh masing-
masing memiliki banyak kekurangan untuk memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam
Jalan Berkeselamatan dikarenakan masih kurangnya rambu-rambu larangan, peringatan dan
penunjuk arah di sepanjang kedua ruas jalan ini, khususnya untuk Jalan Karajalembah yang
masih sangat banyak kekurangan untuk memenuhi keempat kriteria tersebut, baik dalam
segi geometriknya, marka pada jalan, rambu-rambu lalu lintas, serta perlengkapan jalan
yang kurang memadai, sehingga pengguna jalan kurang mendapatkan informasi mengenai
kondisi jalan tersebut. Sama halnya dengan ruas Jalan Zebra yang masih sangat kurang
dalam memenuhi kriteria-kriteria Jalan Berkeselamatan, dikarenakan disepanjang Jalan
Zebra masih kurangnya rambu-rambu larangan, peringatan, dan penunjuk arah, serta masih
kurangnya perlengkapan jalan yang memadai pada ruas jalan ini, padahal ada beberapa titik
dan persimpangan di ruas jalan ini yang rawan terjadinya kecelakaan bagi pengguna jalan.
LEBAR LEBAR TIPE SELF REGULATION SELF EXPLAINING SELF ENFORCEMENT
NAMA JALAN STATUS FUNGSI SELF FORGIVING ROAD
JALAN BAHU ARAH ROAD ROAD ROAD
KOLEKTOR 1,2
JALAN ZEBRA KOLEKTOR 7 METER 2/2 TB √ X X X
SEKUNDER METER
KOLEKTOR 1,5
JALAN TOWUA PROVINSI √ X X X
PRIMER 9 METER METER 2/2 TB
JALAN KOLEKTOR 1,5
PROVINSI X X X X
KARAJALEMBAH PRIMER 5 METER METER 2/2 TB

NAMA JALAN PERMASALAHAN SOLUSI

Masih banyak di beberapa titik ruas jalan tidak dilengkapi rambu peringatan, Di beberapa pertigaan diberi rambu penunjuk arah, diberi rambu
larangan, dan penunjuk arah, terutama terutama di daerah rawan kecelakaan peringatan akan rawan kecelakan serta rambu batas kecepatan
JALAN ZEBRA dan penyeberangan anak-anak sekolah, serta kurangnya perlengkapan jalan maksimal di dekat sekolah pada ruas jalan ini, dan juga dilengkapi
yang kurang memadai seperti lampu peringatan (lampu kuning) dekat lampu jalan beserta lampu peringatan (lampu kunig) di dekat area
sekolah. sekolah beserta papan peringatan kawasan zona selamat sekolah.
Di beberapa pertigaan diberi rambu penunjuk arah serta di beberapa
Masih banyak di beberapa titik ruas jalan tidak dilengkapi rambu peringatan,
tikungan juga di beri rambu penunjuk dan peringatan akan rawan
larangan, dan penunjuk arah, terutama terutama di daerah rawan kecelakaan,
kecelakaan, dan rambu batas kecepatan maksimal di dekat sekolah
JALAN TOWUA penyeberangan anak-anak sekolah, dan beberapa tikungan di jalan ini, serta
pada ruas jalan ini, dan juga dilengkapi lampu jalan beserta lampu
kurangnya perlengkapan jalan yang kurang memadai seperti lampu peringatan
peringatan (lampu kunig) di dekat area sekolah beserta papan
(lampu kuning) dekat sekolah dan rambu penyeberangan anak sekolah
peringatan kawasan zona selamat sekolah.
Pada ruas jalan ini masih belum memiliki marka jalan dan lebar jalan yang
Pemberian marka jalan serta adanya pelebaran jalan dengan lebar
terlalu kecil dari status dan fungsi jalan tersebut, masih banyak di beberapa
sesuai status dan fungsi jalan ini, dibeberapa titik harus dilengkapi
titik ruas jalan tidak dilengkapi rambu peringatan, larangan, dan penunjuk
JALAN rambu-rambu larangan, peringatan, dan penunujuk arah terutama di
arah, terutama terutama di daerah rawan kecelakaan dan beberapa pertigaan
KARAJALEMBAH daerah pertigaan dan pergudangan yang aktif. Di sepanjang jalan harus
di jalan ini, serta kurangnya perlengkapan jalan yang kurang memadai seperti
dilengkapi lampu jalan dan juga lampu peringatan (lampu kuning) pada
lampu jalan dan lampu peringatan (lampu kuning) didekat pergudangan karna
daerah rawan kecelakaan.
sering terjadinya keluar masuk kendaraan berat.
4.2. Saran
Disarankan terhadap pihak Dinas atau instansi yang bertanggung jawab agar berusaha keras
dalam penyediaan rambu-rambu lalu lintas, melakukan pemarkaan pada jalan, serta
perlengkapan jalan yang sesudai dengan kebutuhan dari masing-masing ruas jalan tersebut,
sehingga jalan-jalan tersebut menjadi aman dan informatif bagi para pengguna jalan yang
melintas di masing-masing ruas jalan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai