ABSTRAK
Simpang Jalan H. Rais A. Rahman – Jalan RE. Martadinata – Jalan HM. Suwignyo merupakan simpang padat
penduduk dan komersial, ruas jalan yang relatif kecil menjadi faktor yang membuat pergerakan menjadi semakin
tinggi. Selain itu dibangun Jalan Pararel yang berdekatan dengan simpang namun belum di fungsikan secara penuh.
Sehingga perlu dilakukan analisa kinerja kondisi eksisting, 5 dan 10 tahun untuk mengetahui dampak dari jalan
pararel apabila difungsikan secara penuh, serta memberikan alternatif untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan beberapa tahun yang akan datang terhadap simpang. Pada penelitian ini digunakan MKJI 1997 dan
Software VISSIM untuk mengetahui kinerja simpang. Setelah dilakukan analisa kondisi eksisting simpang Jalan
H. Rais A. Rahman dan simpang Jalan Pararel menggunakan MKJI 1997 diperoleh tingkat pelayanan simpang F
dan C, serta Software VISSIM F dan D, sehingga perlu segera dilakukan alternatif penanganan. Setelah dilakukan
beberapa analisa alternatif kombinasi perubahan geometrik, rekayasa arus lalu lintas (Jalan H. Rais A. Rahman
dan Jalan Pararel dipertahankan dua arah), dan perubahan dari simpang bersinyal menjadi tidak bersinyal
memberikan hasil terbaik, serta lebih ekonomis dan efisien.
ABSTRACT
The intersection of Jalan H. Rais A. Rahman - Jalan RE. Martadinata - Jalan HM. Suwignyo is a densely populated
and commercial intersection, the relatively small road sections are a factor that moves even higher. Besides,
parallel roads were built adjacent to the intersection but not yet fully functional. So it is necessary to analyze the
performance of the existing conditions, 5 and 10 years to determine the impact of parallel roads when fully
functional, as well as provide alternatives to minimize the impact on the next few years on the intersection. In this
study, MKJI 1997 and VISSIM Software were used to determine the intersection performance. After analyzing the
existing conditions at the H. Rais A. Rahman intersection and the Parallel Road intersection using the MKJI 1997,
the service levels for the F and C intersections, as well as the VISSIM F and D software, need to be done
immediately. After analyzing several alternative combinations of geometric changes, traffic flow engineering
(Jalan H. Rais A. Rahman and Jalan Parallel are maintained in two directions), and changes from signalized to
unsignalized intersections give the best results and are more economical and efficient.
1
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui A
kinerja simpang kondisi eksisting, 5 dan 10 tahun
dengan menggunakan Software VISSIM dan MKJI
1997 dan Memberikan alternatif kepada pihak
terkait agar meminimalisir permasalahan pada Kinerja Simpang
Kinerja Simpang
simpang terhadap pengoperasian secara penuh jalan
pararel pada 5 dan 10 tahun yang akan datang. Pada Metode MKJI Program Aplikasi
penelitian ini lokasi yang ditinjau adalah simpang 1997 SOFTWARE
empat bersinyal (Jl. H. Rais A. Rahman – Jl. RE. VISSIM
Martadinata – Jl. HM. Suwignyo) dan jalan pararel
Tundaan
Panjang antrian Simulasi VISSIM
II. METODOLOGI DAN PUSTAKA
DS
Mulai
Eksisting &
Tinjauan Literatur Proyeksi 5 dan 10
Tahun
Penentuan Lokasi
Eksisting DS > 0,75
Ya Tidak
Survei
Alternatif
Pengumpulan Data Penanganan
Peningkatan
Data Primer Data Sekunder Kinerja Simpang
1. Kondisi 1. Data Penduduk
Geometrik Kota Pontianak
2. Kondisi 2. Data Jumlah Kesimpulan dan
Lingkungan Kendaraan Kota Saran
3. Kecepatan Pontianak
Kendaraan
Selesai
4. Waktu Sinyal
Lalu Lintas
5. Volume Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
Kendaran (Sumber :Hasil Survei, 2020)
Metode Survei
1. Survei Geometrik
A Metode yang digunakan adalah survei
langsung di lapangan, pengambilan data dilakukan
1 hari. dibutuhkan 3 orang surveyor, 2 surveyor
bertugas mengukur geometri menggunakan
meteran dan 1 surveyor bertugas mencatat hasil
pengukuran dan dokumentasi. Alat yang
digunakan berupa meteran , alat tulis dan kamera.
Survey dilakukan pada hari Sabtu tangal 29
Agustus 2020.
2
SD Negeri 09 pararel. Survei dilakukan selama 3 hari yaitu
Selasa tanggal 9 September 2020, Sabtu tanggal 5
Agustus 2020, dan Minggu tanggal 30 September
2020 pukul 06.00 WIB – 18:00 WIB
3
P2020 = P2019( 1 + r )n Simpang Jl. H. Rais A. Rahman
= 646.661 ( 1 + 1,57% )1 Analisa Kondisi Eksisting (2020)
= 656.839 orang Hasil analisa untuk kondisi eksisting
dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Tabel 2. Jumlah Penduduk Pada Tahun 2019, 2020, (MKJI) 1997 diperoleh Arus Lalu Lintas (Q) 414,43
2025 dan 2030 Smp/Jam, Kapasitas (C) 384,26 Smp/Jam, Derajat
Sumber : (Hasil Analisa, 2020) Kejenuhan (DS) 1,05 dan tingkat pelayanan simpang
diperoleh F sehingga sangat diperlukan penanganan
Jumlah Penduduk Menurut simpang.
Kecamat Kecamatan (Jiwa) Hasil analisa untuk kondisi eksisting
an dengan menggunakan software VISSIM diperoleh
2019 2020 2025 2030
Pontiana 106.75 115.42 Panjang Antrian 48,08 m, Panjang Antrian
97.202 98.732 Maksimum 69,08 m, Tundaan 79,95 detik, dan LOS
k Selatan 1 1
Pontiana Simpang F sehingga sangat diperlukan penanganan
k 52.326 53.150 57.466 62.133 simpang..
Tenggara
Pontiana 105.46 114.02 Analisa Proyeksi 5 Tahun (2025)
96.029 97.540 Hasil analisa untuk kondisi proyeksi 5
k Timur 2 8
Pontiana 143.06 145.31 157.11 169.87 tahun dengan metode Manual Kapasitas Jalan
k Barat 0 2 4 4 Indonesia (MKJI) 1997 diperoleh Arus Lalu Lintas
Pontiana 127.70 129.71 140.24 151.63 (Q) 580,93 Smp/Jam, Kapasitas (C) 384,42
k Kota 0 0 5 5 Smp/Jam, Derajat Kejenuhan (DS) 1,48 dan tingkat
Pontiana 130.34 132.39 143.14 154.77 pelayanan simpang diperoleh F.
k Utara 4 6 8 4 Hasil analisa untuk kondisi proyeksi 5
Kota tahun dengan menggunakan software VISSIM
646.66 656.83 710.18 767.86 diperoleh Panjang Antrian 51,33 m, Panjang Antrian
Pontiana
1 9 6 5 Maksimum 68,79 m, Tundaan 81,71 detik, dan LOS
k
Simpang F.
Tabel 3. Jumlah Kendaraan Kota Pontianak Tahun
2015-2017 Analisa Proyeksi 10 Tahun (2030)
Sumber : (Samsat Kota Pontianak, 2019 Hasil analisa untuk kondisi proyeksi 10
Dalam Senna, A. R, 2020) tahun dengan metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1997 diperoleh Arus Lalu Lintas
(Q) 817,45 Smp/Jam, Kapasitas (C) 384,58
Klasifikasi Tahun (Kendaraan)
Smp/Jam, Derajat Kejenuhan (DS) 2,08 dan tingkat
Kendaraan 2015 2016 2017 pelayanan simpang diperoleh F.
Kendaraan Hasil analisa untuk kondisi proyeksi 10
43913 49292 51574 tahun dengan menggunakan software VISSIM
Ringan (LV)
kendaraan diperoleh Panjang Antrian 53,68 m, Panjang Antrian
25149 25971 26968 Maksimum 70,63 m, Tundaan 81,80 detik, dan LOS
Berat (HV)
Sepeda Simpang F.
447747 475433 501976
Motor (MC)
Jumlah 516809 550696 580518 Simpang Jl. Pararel
Analisa Kondisi Eksisting (2020)
Hasil analisa untuk kondisi eksisting
Tabel 4. Presentase Pertumbuhan Kendaraan
dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Bermotor Kota Pontianak
(MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS)
Sumber : (Hasil Analisa, 2020)
0,35, Tundaan Simpang (D) 6,78 detik/smp, Peluang
Antrian batas bawah 6,09 % dan batas atas 16,00 %
Sepeda Kendaraa Kendaraa
dan tingkat pelayanan simpang diperoleh B.
Jenis Motor n Ringan n Berat
Hasil analisa untuk kondisi eksisting dengan
Kendaraan (MC) (LV) (HV)
menggunakan software VISSIM diperoleh Panjang
2016 6,18% 12,25% 3,27% Antrian 22,33 m, Panjang Antrian Maksimum 35,46
2017 5,58% 4,63% 3,84% m, Tundaan 39,04 detik, dan LOS Simpang D.
4
Analisa Proyeksi 5 Tahun (2025)
Hasil analisa untuk Proyeksi 5 tahun
5
Perencanaan Rekayasa Lalu Lintas Simpang Jl. Pararel
Hasil analisa untuk kondisi eksisting dengan
menggunakan software VISSIM diperoleh Panjang
Simpang A.
Hasil analisa untuk kondisi eksisting
dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS)
Gambar 4. Rencana Pelebaran Jalan dan Rekayasa 0,21, Tundaan Simpang (D) 4,57 detik/smp, Peluang
Lalu Lintas Antrian batas bawah 2,85 % dan batas atas 9,32 %
Sumber : (Hasil Analisa, 2020) dan tingkat pelayanan simpang diperoleh A.
Hasil analisa untuk Proyeksi 5 tahun
Simpang Jl. H. Rais A. Rahman dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Hasil analisa untuk kondisi eksisting dengan (MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS)
menggunakan software VISSIM diperoleh Panjang 0,29, Tundaan Simpang (D) 5,55 detik/smp, Peluang
Antrian 0,00 m, Panjang Antrian Maksimum 0,00 m, Antrian batas bawah 4,57 % dan batas atas 13,07 %
Tundaan 0,61 detik, dan LOS Simpang A. dan tingkat pelayanan simpang diperoleh B.
Analisa untuk kondisi proyeksi 5 tahun Hasil analisa untuk Proyeksi 10 tahun
dengan menggunakan software VISSIM diperoleh dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Panjang Antrian 0,00 m, Panjang Antrian (MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS)
Maksimum 1,06 m, Tundaan 1,25 detik, dan LOS 0,40, Tundaan Simpang (D) 6,95 detik/smp, Peluang
Simpang A. Antrian batas bawah 7,68 % dan batas atas 18,93 %
Analisa untuk kondisi proyeksi 10 tahun dan tingkat pelayanan simpang diperoleh B.
dengan menggunakan software VISSIM diperoleh
Panjang Antrian 0,10 m, Panjang Antrian
IV. KESIMPULAN
Maksimum 8,41 m, Tundaan 1,94 detik, dan LOS
Simpang A. Kesimpulan
Hasil analisa untuk kondisi eksisting 1. Hasil penelitian pada simpang pada simpang
dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia Jalan Pararel dengan metode Manual Kapasitas
(MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS) Jalan Indonesia (MKJI) 1997 diperoleh kinerja
0,44, Tundaan Simpang (D) 7,76 detik/smp, Peluang simpang kondisi eksisting B, proyeksi 5 tahun
Antrian batas bawah 8,91 % dan batas atas 21,10 % C, dan proyeksi 10 tahun D.
dan tingkat pelayanan simpang diperoleh B. Untuk simpang Jalan H. Rais A. Rahman
Hasil analisa untuk Proyeksi 5 tahun dengan metode Manual Kapasitas Jalan
dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia Indonesia (MKJI) 1997 diperoleh kinerja
(MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS) simpang kondisi eksisting, proyeksi 5 tahun,
0,63, Tundaan Simpang (D) 9,91 detik/smp, Peluang dan proyeksi 10 tahun F sehingga sangat
Antrian batas bawah 16,35 % dan batas atas 34,10 % diperlukan penanganan simpang
dan tingkat pelayanan simpang diperoleh C. 2. Hasil kinerja simpang menggunakan Vissim
Hasil analisa untuk Proyeksi 10 tahun untuk simpang Jalan H. Rais A. Rahman
dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia kondisi eksisting diperoleh kinerja simpang F.
(MKJI) 1997 diperoleh Derajat Kejenuhan (DS) untuk proyeksi 5 dan 10 tahun kedepan
0,89, Tundaan Simpang (D) 12,99 detik/smp, diperoleh kinerja simpang F.
Peluang Antrian batas bawah 32,10 % dan batas atas Untuk simpang Jalan Pararel kondisi eksisting,
63,32 % dan tingkat pelayanan simpang diperoleh E. proyeksi 5 diperoleh kinerja simpang D dan 10
tahun kedepan diperoleh kinerja simpang E.
3. Alternatif penanganan yang direkomendasikan
yaitu kombinasi perubahan geometrik,
6
rekayasa arus lalu lintas (Jalan H. Rais A. REFERENSI
Rahman dan Jalan Pararel dipertahankan dua
arah), dan perubahan dari simpang bersinyal Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, (2016). Kota
menjadi tidak bersinyal. Pontianak Dalam Angka 2016. Kota
4. Hasil kinerja simpang menggunakan metode Pontianak : Badan Pusat Statistik.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, (2017). Kota
1997 untuk simpang Jalan H. Rais A. Rahman Pontianak Dalam Angka 2017. Kota
untuk alternatif penanganan kondisi eksisting Pontianak : Badan Pusat Statistik.
diperoleh kinerja simpang B. untuk proyeksi 5 Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, (2018). Kota
tahun C dan 10 tahun kedepan diperoleh kinerja Pontianak Dalam Angka 2018. Kota
simpang E. Terjadi kenaikan dari kondisi Pontianak : Badan Pusat Statistik.
eksisting sebelumnya F. Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, (2019). Kota
Untuk simpang Jalan Pararel kondisi eksisting Pontianak Dalam Angka 2019. Kota
A, proyeksi 5 diperoleh kinerja simpang B dan Pontianak : Badan Pusat Statistik.
10 tahun kedepan diperoleh kinerja simpang B. Badan Pusat Statistik Kota Pontianak, (2020). Kota
Terjadi kenaikan pada kondisi 5, dan 10 tahun Pontianak Dalam Angka 2020. Kota
sebelumnya yaitu C dan D. Pontianak : Badan Pusat Statistik.
5. Hasil kinerja simpang menggunakan Software Direktorat Jenderal Bina Marga, (1997). Manual
Vissim untuk simpang Jalan H. Rais A. Rahman Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta :
pada Alternatif penanganan kondisi eksisting, 5 Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
tahun, dan 10 tahun diperoleh kinerja simpang Kurniawan, I., & Kadarini, S. N. (2020). Evaluasi
A. Terjadi kenaikan pada kondisi eksisting Penataan Lalu Lintas Pada Persimpangan
sebelumnya yaitu F. Jalan H Rais A Rahman–Jalan Gusti
Untuk simpang Jalan Pararel kondisi eksisting Hamzah–Jalan Jeranding dan Jalan H
A, proyeksi 5 tahun, dan 10 tahun diperoleh Rais A Rahman–Jalan HM Suwignyo–
kinerja simpang A. Terjadi kenaikan pada Jalan RE Martadinata Kota Pontianak.
kondisi eksisting sebelumnya yaitu D. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Saran Universitas Tanjungpura, 7(2).
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil Senna, R. A. 2020. Penataan Manajeen Lalu Lintas
penelitian ini adalah : Jalan Supadio dan Jalan Mayor
1. Pada penelitian selanjutkan pengambilan data Alianyang Kubu Raya Akibat
volume kendaraan sebaiknya dilakukan 4 hari Pembangunan Kawasan Komersial
yaitu senin sampai kamis mewakili hari kerja, Terpadu Bumi Raya. Tugas Akhir
sedangkan jumat mewakili hari kerja dengan Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
pola yang berbeda dikarenakan adanya jam Teknik Universitas Tanjungpura,
sholat jumat. Sabtu mewakili akhir pekan Pontianak.
dimana beberapa instansi masih beraktifitas,
sedangkan minggu mewakili hari libur.
2. Sebaiknya analisis kinerja simpang
menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1997 dikontrol dengan
kondisi lapangan, maupun dengan simulasi
VISSIM.
3. Perlu segera dilakukan evaluasi kinerja simpang
oleh instansi terkait mengingat kondisi simpang
Jalan RE. Martadinata (U) – Jalan H. Rais A.
Rahman (T) – Jalan HM. Suwignyo (S) – Jalan
H. Rais A. Rahman (B) yang sangat padat pada
jam-jam sibuk.
4. Untuk peneliti selanjutunya yang ingin
melakukan penelitian dengan software VISSIM
sebaiknya menggunakan software berlisensi
resmi dan berbayar, karena software free atau
student version fiturnya terbatas.