Anda di halaman 1dari 19

REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATUAN KERJA BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL XVIII JAYAPURA
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PERENCANAAN DAN PEMANTAUAN
Kompleks Bina Marga Tanah Hitam Jln. Abepantai Telp. (0967) 581383 Fax. (0967) 581070 Abepura - Jayapura

KERANGKA ACUAN KERJA

PAKET
SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN
PROVINSI PAPUA

SUMBER DANA APBN


TAHUN ANGGARAN 2018

0
LATAR BELAKANG Prasarana jalan nasional mempunyai peran yang sangat penting dalam
1.
transportasi nasional, sekitar 92% angkutan penumpang dan 90% angkutan
barang di Indonesia menggunakan jalan. Hal ini menyebabkan pengelolaan jalan
merupakan aspek yang sangat strategis dan setiap keputusan dalam pengelolaan
jalan harus didasarkan pada data yang akurat dan reliable.
Data merupakan basis utama dalam menentukan suatu kebijakan, dalam
menentukan kebijakan penanganan jalan diperlukan suatu basis data kondisi
jalan. Jenis basis data kondisi jalan bergantung pada maksud kebijakan yang
akan ditentukan. Tingkatan akurasi dari data yang dikumpulkan bervariasi
tergantung pada tingkat hierarki keputusan yang akan dibuat dan sistem yang
dipakai untuk membuat keputusan dalam konteks penanganan jalan.

2 TUJUAN Untuk menyediakan data kondisi jalan, lereng, dan jembatan untuk
program penanganan jalan.

3 SASARAN Sasaran dari kegiatan ini adalah :


 Mempersiapkan sumber daya manusia, alat dan bahan pemeriksaan,
termasuk didalamnya K3L dan kalibrasi alat
 Menyusun rencana kerja pelaksanaan survei,
 Melakukan Survei Pendahuluan,
 Melaksanakan survai kondisi jalan, lereng, dan jembatan.
 Melaksanakan pengolahan data kondisi jalan, lereng, dan jembatan.
 Melaksanakan seluruh prosedur yang terdapat dalam manajemen mutu
pengumpulan data.
 Mengunggah data mentah dan data yang telah divalidasi dan diverfikasi.
 Melaporkan kegiatan pelaksanaan pengumpulan data kondisi jalan, lereng,
dan jembatan.

4 NAMA DAN Kegiatan Survei Kondisi Jalan, Lereng dan Jembatan Provinsi Papua, Satuan
ORGANISASI PEJABAT Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Jayapura, PPK Perencanaan
PEMBUAT KOMITMEN dan Pemantauan

5 SUMBER PENDANAAN Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp.
7.604.404.000,- (Tujuh Milyar Enam Ratus Empat Juta Ribu Rupiah) yang
bersumber dari APBN.

1
6. REFERENSI Referensi yang dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan paket pekerjaan ini
adalah:
o Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
o Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
o Peraturan Pemerintah RI Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
o Peraturan Pemerintah RI Nomor 79 Tahun 2013 tentang Sistem Lalulintas
dan Angkutan Jalan;
o Peraturan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
atas Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
o Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.248/KPTS/M/2015 tentang penetapan ruas-ruas jalan dalam jaringan
jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri dan jalan kolektor 1;
o Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan menurut statusnya
sebagai jalan nasional;
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terkait.
o SE Dirjen terkait Survei Kondisi. (Pedoman*)

2
7. LINGKUP KEGIATAN A. Lingkup Kegiatan
Lingkup kegiatan pengumpulan data:
 Survai linkdesc, titik referensi dan Survai Ketidakrataan
Jalan (IRI)
Survai linkdesc dan titik referensi dilaksanakan setidaknya 5
tahun sekali. Akan tetapi, dikarenakan dengan adanya kebijkan
survai dilaksanakan sesuai dengan panjang lapangan di tahun
2018, maka perlu dilakukan survai linkdesc dan titik referensi
ditahun 2018. Survai dilakukan bersamaan dengan survai
ketidakrataan di semester pertama.

Survai linkdesc merekam informasi panjang jalan baik panjang


datar ataupun miring serta pengenal awal dan akhir ruas juga
koordinatnya. Survai DRP adalah merekam koordinat per 100
meter real/panjang miring dan event pengenal sepanjang ruas
tersebut seperti: awal, akhir ruas, persimpangan tidak sebidang,
jembatan, patok Km, Tugu dll. Data Panjang dan GPS per 100
meter dari survai ini akan menjadi acuan bagi survai lainnya
dalam proses pengolahan data.

Pengukuran nilai IRI dilakukan untuk setiap ruas jalan sebanyak


2 kali dalam 1 tahun. Pengukuran pertama dilaksanakan antara
bulan Februari – Mei dan Pengukuran kedua dilakukan pada
bulan Agustus - November. Data yang sudah valid harus masuk
ke dalam SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan
Nasional) pada bulan Juni untuk pengukuran pertama dan
Desember untuk Pengukuran ke dua.

Kegiatan pengukuran data IRI menggunakan alat profilometer


class III tipe responsif dengan menggunakan accelerometer atau
class I tipe laser profilometer. Metoda pelaksanaan survai
ketidakrataan mengacu pada pedoman pengukuran.

Alat tersebut dilengkapi juga dengan DMI (Distanece Measuring


Instrument) untuk mengukur jarak dan GPS (Global Positioning
System) untuk mengambil data koordinat. Selain itu mobil survai
dilengkapi juga kamera ber-GPS.

Atribut Acuan
Metoda Penghitungan IRI ASTM E1926 – 08
Cara Pengujian RSNI 03-3426-2017 : Cara uji survey
ketidakrataan permukaan perkerasan
jalan dengan alat tipe respon

Interval Data Per 100 m lajur


Arah pengukuran 2 arah lalu lintas
Satuan m/km
Alat Profilometer class III tipe responsive
dengan menggunakan accelerometer
dilengkapi DMI, GPS dan Kamera ber-
GPS atau class I tiper Laser

3
Profilometer

Untuk jalan yang masih dalam tahap konstruksi selama masih


dapat dilalui dilakukan survai namun diberikan tanda/event dil
okasi sedang ada perbaikan.
 Survai Inventarisasi dan Kondisi Jalan
Pengukuran kondisi jalan dilakukan untuk setiap ruas jalan dan
dilakukan 1 kali pada Semester 1. Pengukuran dilakukan mulai
bulan Februari sampai dengan bulan Mei. Pengumpulan data
kondisi jalan dilakukan dengan sampling sesuai dengan Petunjuk
Teknis Survai Kondisi Jalan. Data yang sudah valid harus
masuk ke dalam SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan
Nasional) pada bulan Juni.

Atribut data yang dikumpulkan pada survai ini:


a. Inventarisasi Jalan :
1. Tipe jalan
2. Tipe perkerasan
3. Lebar perkerasan (m)
4. Lebar bahu (m)
5. Lebar saluran samping (m)
6. Tata guna lahan : perkotaan/rural
7. Alinyemen : datar/bukit/gunung
b. Kondisi Jalan :
 Perkerasan Lentur :
Retak buaya (alligator cracking) m2
Retak tepi (edge crack) m1
Retak melintang/memanjang (longitudinal m1
/ transverse crack)
Retak lainnya (others crack) m2
Lubang (pothole) Jumlah lubang,
lebar dan
kedalaman
Tambalan (patching) m2
Alur (rutting) (kedalaman) m2
Keriting (corrugation) m2
Sungkur / amblas (shoving / depression) m2
Pelapukan / pelepasan butir (weathering / m2
raveling)
Kegemukan (Bleeding) / permukaan licin m2

 Perkerasan Kaku :
Retak sudut (Corner break) Satu plat
Pelat terbelah (Divided slab) Satu plat
Pelat patah (Faulting) Satu plat
Retak linier (Linear cacking) Satu plat
Remuk (punched out) Satu plat
Retak susut dan retak lainnya (Shrinkage Satu plat
and other cracking)
Pemompaan (Pumping) Dua plat
Terkelupas pada sudut (Spalling corner) Satu plat
Terkelupas pada sambungan (Spalling Satu plat
joint)
Tambalan (Patching) Satu plat
Rusak penutup sambungan (Joint seal) Kondisi

4
keseluruhan
per area

 Perkerasan Tanpa Penutup :


Kondisi baik/sedang/rusak ringan/rusak berat (sesuai
MDP)
 Kondisi Bahu :
Ada/Tidak ada
 Tipe Bahu :
- Kondisi : Baik/sedang/rusak
- Identifikasi beda tinggi bahu dan perkerasan
 Kondisi Saluran Samping :
Ada/tidak ada

Atribut Acuan(untuk jalan paved)


Inventarisasi Kondisi Jalan Drainase Bahu
Metoda Petunjuk Petunjuk visual Petunjuk
Penghitungan Teknis Survai Teknis Survei dengan Teknis
Inventarisasi Kondisi Jalan kamera Survei
Jalan Kondisi
Pd 01-2016-B Jalan
Pedoman
penentuan
indeks kondisi
perkerasan
(IKP)
Cara Pengujian Video Image / video imaging/ video video
Manual manual imaging/ imaging/
dengan manual manual
aplikasi SKJ
Interval Data per perubahan 100 m lajur 100 m 100 m
jalur jalur
Arah 2 arah 2 arah 2 arah 2 arah
pengukuran
Satuan km, m Ada/ Lebar m,
Tidak Beda
Tinggi
(Ada/
Tidak)

Atribut Acuan (untuk jalan un-paved)


Inventarisasi Kondisi Drainase Bahu
Metoda Petunjuk Petunjuk visual Petunjuk
Penghitungan Teknis Survai Teknis Survei dengan Teknis
Inventarisasi Kondisi Jalan kamera Survei
Jalan Kondisi
Jalan
Cara Pengujian Video Image / video imaging video video
Manual imaging imaging
dengan
aplikasi SKJ

5
Interval Data per perubahan 100 m lajur 100 m 100 m
jalur jalur
Arah 2 arah 2 arah 2 arah 2 arah
pengukuran
Satuan km, m Kondisi Ada/ Lebar m,
(Baik/sedang/ Tidak Beda
rusak) Tinggi
(Ada/
Tidak)

 Survai Kapasitas Struktur Perkerasan (lendutan)


Pengukuran lendutan hanya dilakukan pada ruas yang telah
ditentukan (20% dari total lajur), dan dilaksanakan hanya 1 kali
dalam 1 tahun. Periode pengambilan data yaitu antara Bulan
Februari – Mei. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam
SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan Nasional) pada
bulan Juni.
Pengukuran lendutan harus diambil dengan alat Falling Weight
Deflectometer mengacu pada rancangan pedoman Tata cara
pengujian lendutan permukaan jalan dengan alat falling weight
deflectometer (FWD).
Untuk Pulau Natuna tidak perlu dilakukan survei lendutan, untuk
NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat untuk
lendutan menggunakan LWD.
Ruas -ruas yang akan disurvai lendutan harus memenuhi kriteria
tipe perkerasan aspal/fleksibel dan nilai iRI berkisar lebih besar
dari 6 dan kurang dari 12. Untuk bagian jalan dengan yang tidak
berpenutup, perkerasan rigid, persimpangan kereta api, dan
jembatan/gorong-gorong tidak perlu dilakukan survei lendutan
Pelaksanaan survai lendutan ini mengacu pada pedoman survai
lendutan yang terdapat dalam lampiran KAK ini.

Atribut Acuan
Metoda Penghitungan ASTM D4695 – 03
Lendutan
Cara Pengujian Pedoman (R2) : Tata cara pengujian
lendutan permukaan jalan dengan alat
falling weight deflectometer (FWD)
Interval Data Per 100 m lajur
Arah pengukuran 2 arah lalu lintas
Satuan mikron
Alat FWD/APKJ

Atribut Acuan
Metoda Penghitungan Lendutan
Cara Pengujian Pedoman Pd 03-2016-B
Metode uji lendutan menggunakan LWD
Interval Data Per 100 m lajur
Arah pengukuran 2 arah lalu lintas
Satuan mikron
Alat LWD

6
 Survai Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting)
Penghitungan volume lalu lintas dilakukan pada ruas-ruas
yang telah ditentukan. Metoda penghitungan volume lalu
lintas yang dipakai yaitu secara otomotis dan manual.
Penghitungan volume lalu lintas secara otomatis
dilakasanakan pada lokasi penghitungan selama 365 hari (1
tahun penuh) sedangkan secara manual dilakukan pada pos
penghitungan selama 3 hari dan 7 hari. Klasifikasi
kendaraan yang dihitung menggunakan klasifikasi
kendaraan dari Bina Marga (12 klasifikasi kendaraan)
Atribut Acuan

Metoda Penghitungan Petunjuk teknis perhitungan volume lalu


Volume Lalu Lintas lintas
Durasi Pengukuran  Otomatis: 365 Hari
 Manual : 3 x 24 jam dan 7 x 24
jam.
Jumlah Klasifikasi 12 Kendaraan
kendaraan
Arah pengukuran Dua arah
Satuan Kendaraan
Unit terkecil data Volume 15 menit per lajur
Alat  Otomatis: Plato
 Manual: CCTV/Video/IP Camera

Survai Lalu Lintas Manual


Survai ini dilakukan 3 x 24 jam dan 7 x 24 jam untuk jalan dengan
karakteristik lalu lintas pendukung jalan lintas utama. Metode
pengukuran yang dilakukan adalah dengan merekam video lalu
lintas dan dihitung secara manual oleh pengolah data (Lokasi dan
nama ruas harus jelas).

Survai Lalu Lintas Otomatis


Survai perhitungan volume lalu lintas otomatis dilakukan dalam
jangka waktu 365 hari (sepanjang tahun). Perhitungan volume
lalu lintas dilakukan menggunakan alat penghitung lalu lintas
otomatis dengan Plato, yang ditempatkan pada titik-titik pada
ruas jalan sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan.

 Survei Kondisi Lereng


Survai kondisi lereng jalan meliputi inventarisasi, inspeksi awal
(berkala), penilaian tingkat risiko, mitigasi lereng, pemeliharaan,
dan Basis Data Lereng Jalan. Inventarisasi, inspeksi dan
penilaian tingkat risiko lereng jalan dilaksanakan untuk
mendapatkan data awal, data kondisi, dan tingkat risiko lereng di
seluruh ruas jalan. Pemasukan (inputting) data hasil survey yang
berbasis GIS akan masuk kedalam sistem aplikasi In-Slope
dilakukan oleh penyedia jasa.
Survei Kondisi Lereng dilakukan sebanyak 1 kali dalam 1 tahun
dalam periode Februari-Mei. Data yang sudah valid harus masuk

7
ke dalam SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan
Nasional) pada bulan Juni.
 Survai Inventarisasi Lereng Jalan
 Survai Inventarisasi lereng jalan meliputi lereng alam,
lereng buatan yaitu lereng galian atau timbunan serta
lereng alam dan butan yang mengalami longsor.
 Survai inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng
jalan yang belum dilakukan pendataan dan belum direkam
dalam basis data lereng.
 Survai inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng
jalan dengan tinggi lebih dari 5 m, kecuali jika lereng
terkait berdasarkan pengamatan secara visual mengalami
keruntuhan serta lereng yang telah menunjukan adanya
gejala kerunturahn (crown, retak dll) yang berdampak
terhadap terganggunya fungsi jalan baik yang telah
ditanggulangi maupun belum.
 Survai inventarisasi lereng jalan dilakukan dengan cara
pengumpulan data lereng jalan yang meliputi administrasi,
geometrik, geologi material penyusun lereng, serta
seluruh data visual yang terdapat pada lereng tersebut.
 Pelaksanaan inventarisasi menggunakan formulir atau
formulir aplikasi Sistem Manajemen Lereng Jalan yang
ditunjang oleh beberapa peralatan.

 Survai Inspeksi Lereng Jalan


 Survai Inspeksi lereng jalan terdiri dari inspeksi
awal/inspeksi berkala dan inspeksi khusus sesuai
frekuensi tingkat risiko lereng jalan tersebut.
 Survai Inspeksi lereng jalan awal dilakukan segera setelah
inventarisasi lereng jalan, yaitu inspeksi berkala lereng
jalan.
 Survai Inspeksi dilakukan secara visual terhadap daerah
lereng untuk deteksi dini kelainan atau gejala-gejala
abnormal pada lereng jalan.
 Survai Inspeksi lereng jalan dilakukan dengan
pengukuran-pengukuran untuk memastikan bahwa lereng
tidak mengalami penurunan kondisi kemantapan,
mengindentifikasi lereng yang kategori risikonya perlu
ditingkatkan, menilai kondisi/kinerja lereng.
 Survai Inspeksi khusus dilakukan berdasarkan kriteria
yang diatur dalam Pedoman Survai Inspeksi Lereng
Pusjatan.

 Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan


Penyedia jasa melakukan penilaian tingkat risiko suatu lereng
jalan yang diklasifikasikan dalam empat tingkat risiko, yaitu
risiko sangat tinggi, risiko tinggi, risiko sedang dan risiko
rendah. Penilaian tingkat resiko didasarkan pedoman
Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan, Pusjatan.

 Mitigasi Risiko Lereng Jalan


Penyedia jasa melakukan Mitigasi risiko lereng jalan yaitu
pemilihan tindakan yang diperlukan berdasarkan penilaian

8
tingkat risiko lereng jalan

Atribut Acuan

Metoda Survei  Pedoman Inventarisasi Lereng Jalan,


Inventarisasi dan Pusjatan;
Inspeksi awal(Berkala)  Pedoman Inspeksi Lereng Jalan,
Pusjatan;

Durasi Pengukuran  Manual : 1 hari untuk survei


inventarisasi dan inspeksi awal
(Berkala).
Arah pengukuran Dua arah
Satuan Titik Lereng
Alat  GPS, Tablet, Distance Meter, Roll
Meter, Drone, Clino Meter, kompas
geologi, APD.

Atribut Acuan

Metoda Penilaian  Pedoman Penilaian Resiko Lereng


Tingkat Resiko Jalan, Pusjatan;
 Pedoman Mitigasi Lereng Jalan,
Pusjatan,

Arah pengukuran Dua arah


Satuan Nilai Risiko (Rendah, Sedang, Tinggi, Sangat
Tinggi)
Alat  Aplikasi In-Slope

 Survei Kondisi Jembatan


Survei Kondisi Jembatan dilakukan sebanyak 1 kali dalam 1
tahun dalam periode Februari-Mei. Data yang sudah valid harus
masuk ke dalam SIPDJN (Sistem Pengolahan Data Base Jalan
Nasional) pada bulan Juni.

Metode survei yang digunakan menggunakn Invi-J dengan


mengacu kepada Pedoman No. 005-01/P/BM/2011 tentang
Pedoman Pemeriksaan Jembatan

Survei Detail dilakukan pada seluruh jembatan, gorong-gorong,


lintas atas dan lintas bawah yang sudah ada dalam basis data.
Survei Inventarisasi dilakukan pada jembatan baru dan lintasan
basah. Survei inventarisasi juga dilakukan untuk jembatan lama
dan gorong-gorong lama yang belum masuk kedalam basis data.
Survei Detail tidak termasuk jembatan khusus.

Atribut Acuan

Metoda Survei  Pedoman Pemeriksaan Jembatan,

9
Inventarisasi, Detail dan Pusjatan;
Rutin
Durasi Pengukuran  Survei Inventarisasi: Manual 1 Hari
10 Jembatan
 Survei Rutin: Manual 1 Hari 10
Jembatan
 Survei Detail: Manual 1 Hari 4
Jembatan
Arah pengukuran Sesuai dengan pedoman pemeriksaan
jembatan
Satuan Nilai Kondisi Jembatan (0 s/d 5) Level 1, Nilai
Kondisi Jembatan Level 3 Daerah Aliran
Sungai dan Nilai Kondisi Jembatan Level 4
untuk Lantai Jembatan

Alat
Alat rekam data Alat ukur Alat bantu
keselamatan
- Sepatu boot - Smartphone - Meteran pita - Benang
- Rompi (Android) pendek dan dan
- Topi/helm - Alat tulis panjang unting-
- Pelampung - Papan alas tulis - Meteran roda unting
- Sarung - Kertas/buku - Alat ukur laser - Tripod
tangan catatan - Busur derajat - Senter
- Masker - Kamera - Siku baja - Tali
- Traffic Cone foto/video - Radio
- Drone komunika
- GPS si
- Tangga
- Perahu
karet

B. Lokasi Kegiatan
Ruas jalan, jembatan, dan lereng yang akan disurvei dapat dilihat dalam
lampiran. Ruas jalan yang akan disurvei dilengkapi dengan informasi
pengenal awal akhir ruasnya (simpang, tugu, patok jembatan dll) serta
informasi koordinatnya.

8. PERALATAN, MATERIAL Staf Pengawas/Pendamping.


PERSONIL DAN FASILITAS Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang akan
DARI PEJABAT PEMBUAT bertindak sebagai Tim Pendukung dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi
KOMITMEN ini.
9. PERALATAN DAN MATERIAL Penyedia jasa harus memperhitungkan seluruh biaya pelaksanaan kegiatan
DARI PENYEDIA JASA serta menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan yang
KONSULTANSI dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas dan peralatan
dimaksud yaitu :
 Kantor/ruangan dan workshop penyimpanan peralatan survai;

10
 Peralatan dan perlengkapan kantor;
 Komunikasi kantor;
 Kendaraan operasional untuk Konsultan, termasuk biaya operasi dan
pemeliharaan;
 Peralatan survai;
 dan lain-lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan jasa ini.

10. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan selama 9 (sembilan) bulan kalender
PELAKSANAAN terhitung sejak tanggal mulai kerja (SPMK).

11. TENAGA AHLI Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:
- TENAGA AHLI NON-LAPANGAN
Ketua Tim (1 orang)
Disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata Dua (S2) Jurusan Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi.
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Jalan (pengalaman profesi Ahli
Madya 2 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan
memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 4 tahun.
Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai, serta
bertanggung jawab penuh terhadap produk yang dihasilkan.
Ahli Geodesi (1 orang)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Geodesi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Geodesi (pengalaman profesi Ahli
Muda 3 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan
memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 5 tahun.
Tugasnya adalah:
1. Mempersiapkan posisi geografis titik referensi untuk setiap survai jalan dan
jembatan;
2. Mempersiapkan tabel data geografis:
3. Mempersiapkan platform basis data berbasis Geografis sesuai sistem manajemen
data yang dipergunakan pengguna jasa
4. Mempersiapkan tampilan antar muka untuk menampilkan informasi
- Ahli Teknik Jalan (1 orang)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jalan (pengalaman profesi Ahli
Muda 3 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan
memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 5 tahun.
Tugasnya adalah:
1. Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survai khusunya terkait dengan

11
pengumpulan data ketidakrataan (IRI), kondisi, drainase, dan Lendutan ;
2. Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri
3. Mengkoordinasikan tim pelaksana survai terkait survai Ketidakrataan dan
Lendutan
4. Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan;
Ahli Teknik Jembatan
 Ahli Jembatan Madya (1 orang)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Madya Teknik Jembatan (pengalaman profesi 1
tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki
pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 7 tahun.
Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim
dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai, serta
bertanggung jawab penuh terhadap produk yang dihasilkan
 Ahli Jembatan Muda (1 orang)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jembatan (pengalaman profesi
Ahli Muda 2 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK
dan memiliki pengalaman kerja minimal selama 5 tahun.
Tugasnya adalah:
1. Membantu mengkoordinasikan tim pelaksana survai terkait Inspeksi Jembatan
2. Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data tim lapangan
3. Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan
Ahli Geoteknik
 Ahli geoteknik Madya (1 orang)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal lulusan program pendidikan Sarjana (S-1) jurusan
Teknik Sipil universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, memiliki pengalaman 5 tahun dalam desain jalan, memiliki sertifikat
keahlian Madya (pengalaman 1 tahun) bidang geoteknik (HATTI).
Tugasnya adalah:
1. Mengkoordinir kegiatan sistem manajemen lereng;
2. Memberikan pengarahan dan bimbingan teknis personil survai:
3. Melakukan koordinasi dengan P2JN/BBPJN/BPJN;
4. Validasi hasil inventarisasi, inspeksi berkala, analisis risiko dan mitigasi risiko
lereng jalan.
5. Melakukan penilaian tingkat risiko lereng jalan berdasarkan pemeringkatan nilai
bahaya dan konsekuensi lereng jalan yang telah disurvey;
6. Membuat peta tingkat risiko lereng jalan;
7. Menyusun pelaporan;
 Ahli geoteknik Muda (1 orang)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal lulusan program pendidikan Sarjana (S-1) jurusan
Teknik Sipil universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi, memiliki pengalaman 3 tahun dalam desain jalan, memiliki sertifikat

12
keahlian Muda (pengalaman 1 tahun) bidang geoteknik (HATTI).
Tugasnya adalah:
1. Validasi hasil inventarisasi, inspeksi berkala, analisis risiko dan mitigasi risiko
lereng jalan.
2. Melakukan penilaian tingkat risiko lereng jalan berdasarkan pemeringkatan nilai
bahaya dan konsekuensi lereng jalan yang telah disurvey;
3. Membuat peta tingkat risiko lereng jalan;
4. Menyusun pelaporan.

 Ahli Teknik Lalu Lintas (1 orang)


Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jalan (pengalaman profesi Ahli
Muda 3 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan
memiliki pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 5 tahun.
Tugasnya adalah:
 Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survai khususnya terkait dengan
pengumpulan data volume lalu lintas dan Beban Kendaraan ;
 Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri :
 Mengkoordinasikan tim pelaksana survai terkait survai volume lalu lintas dan
beban kendaraan ;
 Melakukan identifikasi lokasi dan penentuan untuk pemasangan alat survai lalu
lintas dan beban sumbu;
 Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan ;

- TENAGA AHLI LAPANGAN


 Ahli Jembatan Muda Lapangan (2 orang/tim survey lapangan)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditasi
Mempunyai sertifikat keahlian (SKA) Ahli Muda Teknik Jembatan (pengalaman profesi
Ahli Muda 1 tahun) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK
dan memiliki pengalaman kerja minimal selama 3 tahun.
Tugasnya adalah:
1. Melakukan ujicoba peralatan survai khususnya terkait dengan Inspeksi Jembatan;
2. Mengkoordinasikan tim pelaksana survai terkait Inspeksi Jembatan
3. Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri
4. Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan
Ahli Geoteknik Muda Lapangan (1 orang/tim survey lapangan)
Tenaga Ahli yang disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan
Sipil dan seorang Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geologi lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, mempunyai pengalaman 3 tahun dalam desain jalan. Untuk Tenaga Ahli
Jurusan Sipil harus memiliki sertifikat keahlian Muda (pengalaman 1 tahun) bidang
geoteknik dari HATTI dan Tenaga Ahli Jurusan Geologi harus terdaftar sebagai anggota
bidang geologi di IAGI.

13
Tugasnya adalah:
1. Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan serta fomulir survai;
2. Memberikan pengarahan pada asisten pelaksana inventarisasi dan inspeksi berkala:
3. Melakukan koordinasi lapangan;
4. Melakukan prosedur inventarisasi lereng jalandimulai dengan penentuan lokasi
inventarisasi, pengumpulan dan pengkajian data sekunder, persiapan alat, pelaksanaan
dan pengisian formulir inventarisasi. Selanjutnya, pelaksanaan inventarisasi lereng jalan
di lokasi meliputi: pemasangan rambu-rambu pengaman lalu lintas dan kerucut lalu
lintas, penandaan lokasi dengan GPS, pendataan tapak umum, pendataan geometrik
lereng jalan, pendataan lereng jalan, pendataan bangunan rekayasa lereng jalan,
pendataan jika lokasi lereng terjadi keruntuhan, pendataan badan dan bahu jalan,
pendataan drainase, pendataan instrumentasi eksisting, pengambilan foto,
penggambaran sketsa dan direkam dalam basis data lereng jalan dengan diakhiri
pelaporan.
Melakukan prosedur inspeksi lereng jalan berkala, dimulai dengan penentuan lokasi
inspeksi, pengumpulan dan pengkajian data sekunder, persiapan alat dan direkam
dalam basis data lereng jalan dengan diakhiri pelaporan

- Asisten Tenaga Ahli


Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan Office
Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing
dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah
bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing
tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.
Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey FWD)
Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing
dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah
bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing
tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.
Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey Roughmeter)
Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing
dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah
bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing
tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.
Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey PCI Manual)
Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing
dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah
bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing
tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.
Asisten Tenaga Ahli Lalulintas Lapangan (Survey Lalulintas 3 x 24 Jam, dan 7 x 24
Jam)
Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing
dibantu tenaga asisten minimal Strata satu (S1) Jurusan Sipil, telah lulus dan telah
bekerja dibidang jalan minimal 1 tahun. Jumlah Asisten tenaga ahli untuk masing-masing
tenaga ahli adalah maksimal 2 orang.
Asisten Tenaga Ahli Geoteknik lapangan (Survey Lereng)
Untuk membantu kelancaran pekerjaan, tenaga ahli tersebut di atas masing-masing
dibantu tenaga asisten minimal Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geologi lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi
atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, mempunyai pengalaman satu tahun dalam desain jalan.

14
 Tenaga Pendukung
Selain tenaga-tenaga tersebut di atas, juga diperlukan tenaga-tenaga pendukung/tenaga
lainnya seperti surveyor, teknisi, operator, supir, dan lainnya untuk membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan. Jumlahnya menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan metoda
pelaksanaan kegiatan survai.

12. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
 Data mentah (raw data)
 Data hasil survei lapangan yang telah valid dan terinput dalam SIPDJN.

13. LAPORAN Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Pengguna Jasa:
a. Rencana Mutu Kontrak (RMK)
RMK harus dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak
ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK.
b. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya mencakup:
 Peralatan yang akan digunakan;
 Sertifikat kalibrasi dan metodologi validasi;
 Daftar pendek seksi jalan untuk validasi;
 Metodologi survai;
 Sumber daya dan jadwal;
 Laporan Pendahuluan akan memperbaiki metodologi yang diusulkan sesuai
dengan kondisi lapangan.
Laporan Pendahuluan harus dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 25 (dua
puluh lima) hari kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan
yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku laporan.
c. Laporan Hasil Survai Semeter 1
d. Laporan Hasil Survai Semester 2
e. Laporan Bulanan/Progress
Laporan ini memuat outline progress yang telah dicapai dan memberikan pemutakhiran
program pada tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5
(lima) di setiap bulannya.
Laporan progress sekurang-kurangnya mencakup :
 Ruas jalan yang disurvai pada bulan tersebut;
 Kerusakan pada peralatan survai atau kendaraan, termasuk prosedur untuk
menjamin kualitas data setelah perbaikan;
 Rincian pada validasi survai on-going yang selesai pada bulan tersebut;
 Quality Control, Quality Assurance dan Quality Management Plan;
 Progress secara keseluruhan termasuk bar chart dll.
f. Laporan Akhir
Laporan Akhir harus memuat ringkasan keseluruhan pekerjaan termasuk :
1. Rincian pelaksanaan kalibrasi dan validasi;
2. Survai lapangan dan backup data dan arsip yang diambil;
3. Statistik survai secara keseluruhan termasuk waktu-waktu terjadi kerusakan;
4. Permasalahan utama dan isu yang dihadapi dan tindakan yang diambil;
5. Statistik data seperti panjang survai harian dalam bentuk bar chart;
6. Pembelajaran yang diambil dan rekomendasi untuk pelaksaaan pengumpulan
data ke depan.
Laporan ini dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 9 (Sembilan) bulan
kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum

15
dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku laporan.

Selain laporan-laporan tersebut di atas yang berupa buku (hard copy) dan softcopy (hard
disk external), Penyedia Jasa juga harus mengunggah laporannya ke dalam e-dokumen
PUPR.

14.

Jayapura, Januari 2018


PPK Perencanaan dan Pemantauan

ttd

Dameria Hutagalung, ST. MT.


NIP. 19790119 200812 2 001

LAMPIRAN KERANGKA ACUAN KERJA


SURVEY KONDISI JALAN, LERENG DAN JEMBATAN

16
Ruas Jalan Nasional Provinsi Papua

Panjang Panjang
No.Ruas Nama Ruas No.Ruas Nama Ruas
(Km) (Km)

'001 BTS. KOTA JAYAPURA - SENTANI 17,14 '030 SOTA - KM 40 38,30

'001.11 JLN. RAYA ABEPURA (ABEPURA) 9,75 '031 KM 40 - BTS. KOTA MERAUKE 34,70
JLN. RAYA MANDALA
'001.12 JLN. TASANGKAPURA (JAYAPURA) 0,86 '031.11 (MERAUKE) 5,05
JLN. AHMAD YANI
'001.13 JLN. ARGAPURA (JAYAPURA) 1,56 '031.12 (MERAUKE) 0,25
HAMADI - HOLTEKAMP -
'001.14 JLN. KOTI (JAYAPURA) 1,37 '032 SKOW / BTS. PNG 50,34
ABEPURA - BTS. KOTA JAYAPURA / KAB.
'001.15 JAYAPURA 5,16 '032.13 JLN. KELAPA DUA (JAYAPURA) 1,49
ABEPURA - BTS. KOTA JAYAPURA / KAB. SENTANI - BONGKRANG -
'002.1 KEROM 24,45 '033 WARUMBAIM 54,69

'002.2 BTS. KOTA JAYAPURA / KAB. KEROM - ARSO 31,15 '034 WARUMBAIM - NIMBOTONG 9,09
'003 ARSO - WARIS 50,04 '035 NIMBOTONG - BONGGO 89,94
'004 WARIS - YETTI 9,00 '036 BONGGO - BETAF - SARMI 117,32
'005 YETTI - SENGGI - MAMBERAMO 155,00 '037 SARMI - ARBAIS 37,00
'008 ELELIM - PASVALEY - BTS. KOTA WAMENA 128,25 '044.1 BTS. KOTA NABIRE - KIMIBAY 17,39
JLN. SISINGAMANGARAJA
'008.11 JLN. TRIKORA (WAMENA) 0,90 '044.11 (NABIRE) 0,64
'008.12 JLN. HOM-HOM (WAMENA) 1,82 '044.12 JLN. YOS SUDARSO (NABIRE) 1,29
JLN. R.E. MARTADINATA
'008.13 JLN. PIKE (WAMENA) 2,60 '044.13 (NABIRE) 3,36
'009 BTS. KOTA WAMENA - PIRAMID 27,63 '044.2 KIMIBAY - LEGARE 47,78
'009.11 JLN. YOS SUDARSO (WAMENA) 2,12 '046.1 OKSIBIL - SEREDALA 126,00
'009.12 JLN. PIRAMID (WAMENA) 1,45 '046.2 SEREDALA - DEKAI 99,30
'010 PIRAMID - TIOM 44,13 '047 WAMENA - HABEMA 35,48
'013 ENAROTALI - WAGETE 30,90 '049 USILIMO - KARUBAGA 70,10
'014 WAGETE - MOANEMANI 40,20 '050 KARUBAGA - ILU - MULIA 85,00
'015 MOANEMANI - BEDUDIPA 98,00 '051 SIMPANG PELRA - MAYON 38,31
MAYON - SIMPANG
'016 BEDUDIPA - BTS. KOTA NABIRE 100,00 '052 KAPIRAYA 71,57
TIMIKA - SP. PELRA -
'016.11 JLN. JEND. SUDIRMAN (NABIRE) 1,84 '053 POMAKO 42,35
'016.12 JLN. PERINTIS (NABIRE) 3,24 '056 BTS. KOTA SERUI - MENAWI 12,66
'017 BTS. KOTA NABIRE - WANGGAR 35,10 '056.11 JLN. YOS SUDARSO (SERUI) 0,41
'017.11 JLN. TRIKORA (NABIRE) 0,89 '056.12 JLN. KARTIKA (SERUI) 0,09
'017.12 JLN. SILIWANGI (NABIRE) 0,39 '056.13 JLN. MANGGA (SERUI) 0,56
'017.13 JLN. KRISTINA MARTA (NABIRE) 2,47 '056.14 JLN. FRANS KAISEPO (SERUI) 1,85
WANGGAR - KWATOSPRE (BTS. PROV.
'018 PAPUA BARAT) 69,00 '056.15 JLN. KE MENAWI (SERUI) 4,99
'019 YETTI - UBRUB - YAMBRA - TOWE HITAM 57,74 '057 MENAWI - SAUBEBA - YOBI 54,75
'024 WAROPKO - MINDIPTANA 38,80 '058 BIAK - ADOKI 11,26
'025 MINDIPTANA - TANAH MERAH 69,70 '058.11 JLN. IMAM BONJOL (BIAK) 0,61
'026 TANAH MERAH - GENTENTIRI 73,20 '058.12 JLN. SORIDO RAYA (BIAK) 4,32
GENTENTIRI - BTS. KAB. MERAUKE / BOVEN
'027.1 DIGOEL 77,70 '059 ADOKI - SAMBER (KP. BARU) 9,01
BTS. KAB. BOVEN DIGOEL /MERAUKE -
'027.2 MUTING 47,03 '060.11 JLN. AHMAD YANI (BIAK) 0,93
'028 MUTING - BUPUL 37,88 '060.12 JLN. MOH. YAMIN (BIAK) 2,19
BIAK - MOKMER (JL. ARAH KE
'029 BUPUL - ERAMBU - SOTA 110,70 '060.13 MOKMER) 2,46
'061 BIAK - JUNCTION - KOREM 44,80

17
Panjang Panjang
No. Nama Ruas No. Nama Ruas
(km) (km)
1 BTS. KOTA JAYAPURA - SENTANI 17.14 1 Kwatisore - Bts. Provinsi 31.57
2 JLN. RAYA ABEPURA (ABEPURA) 9.75 2 Enarotali - Sugapa 78.00
3 JLN. RAYA MANDALA (MERAUKE) 5.05 3 Sugapa - Beoga 28.00
4 JLN. AHMAD YANI (MERAUKE) 0.25 4 Beoga - Ilaga 26.85
5 JLN. YOS SUDARSO (SERUI) 0.41 5 Ilaga - Sinak 13.30
6 JLN. SISINGAMANGARAJA (NABIRE) 0.64 6 Sinak - Mulia 31.30
7 JLN. YOS SUDARSO (NABIRE) 1.29 7 Mamberamo - Elelim 107.25
8 JLN. R.E. MARTADINATA (NABIRE) 3.36 8 Habema - Mugi 77.30
9 JLN. JEND. SUDIRMAN (NABIRE) 1.84 9 Mugi - Kenyam 113.70
Total 39.73 10 Kenyam - Batas Batu 25.00
11 Batas Batu - Mumugu 30.70
12 Kenyam - Dekai 124.40
13 Oksibil - Iwur 38.80
14 Iwur - Waropko 96.21
15 Sp. Kapiraya - Wagete 73.05
16 Okaba - Buraka - Wanam 166.50
17 Dodalim - Poletom 30.00
18 Wanam - Nakias - Kaliki 219.00
Total 1310.93

Lokasi Inspeksi Lereng

No. Nama Ruas


1 Jayapura - Sentani
2 Arso - Waris - Yetti

3 Wamena - Pasvaley - Elelim

4 Moanemani - Wagete

1. Untuk Ruas Jalan Nasional non aspal dan ruas jalan non nasional, harus dilakukan survey kondisi jalan secara
visual sesuai cara yang telah ditentukan dalam KAK ini.
2. Untuk ruas jalan nasional sudah teraspal namun kondisinya rusak berat sehingga tidak bisa dilakukan survey
roughometer, harus tetap direkam menggunakan video imaging sesuai cara yang telah ditentukan dalam KAK
ini.

18

Anda mungkin juga menyukai