JALAN BERKESELAMATAN
(STUDI KASUS RUAS JALAN EMI SAELAN – JALAN I
GUSTI NGURAH RAI – JALAN PADANJAKAYA)
Dikerjakan Oleh :
KELOMPOK I
1. Fahmi Rahmayanti Rahman M. – F 112 21 003
2. Musdalifah – F 112 21 005
3. Agusalim S Yabasa – F 112 21 006
Halaman
SAMPUL i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Jalan 3
2.2. Klasifikasi Jalan 3
2.3. Bagian – Bagian Jalan 5
2.4. Fungsi Laik Jalan 7
2.5. Konsep Jalan Berkeselamatan 9
2.6. Faktor – Faktor Penyebab kecelakaan 12
BAB 3 PEMBAHASAN 14
3.1. Lokasi Penelitian 14
3.2. Kondisi Lokasi Penelitian 14
3.3. Analisis Ruas Jalan Emi Saelan 18
3.4. Analisis Ruas Jalan I Gusti Ngurah rai 24
3.5. Analisis Ruas Jalan Padanjakaya 30
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 40
4.1. Kesimpulan 40
4.2. Saran 41
DAFTAR PUSTAKA 42
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iii
Gambar 3.25. Kondisi Eksisting 30
Gambar 3.26. Kondisi Bahu jalan 31
Gambar 3.27. Drainase 32
Gambar 3.28. Parkir Pada bahu jalan 32
Gambar 3.29. Lampu Penerangan 33
Gambar 3.30. Rambu 33
Gambar 3.31. Kondisi Eksisting 34
Gambar 3.32. Kondisi median 35
Gambar 3.33. Kondisi Leaning 36
Gambar 3.34. Bangunan Pelintas 36
Gambar 3.35. Jaringan Pipa Air Bersih 37
Gambar 3.36. Kondisi badan jalan 38
Gambar 3.37. Kondisi Badan jalan yang retrak 38
Gambar 3.38. Kondisi Badan jalan berlubang 39
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Waktu Traffic light 16
Tabel 3.2 Kondisi Geometrik Jalan 17
Tabel 3.3 Kondisi Lingkungan 17
v
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia transportasi saat ini semakin berkembang pesat, hal ini
di darat memerlukan lintasan berupa jalan, kondisi jalan harus dipelihara secara
berkesinambungan agar fungsi jalan dapat terlaksanan secara optimal dan dapat
akibat penyediaan jaringan jalan yang kadang tidak memenuhi persyaratan yang baik.
Keselamatan lalu lintas sangat erat hubungannya dengan perwujudan jalan yang
khususnya sepeda motor semakin meningkat namun budaya keselamatan yang belum
Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu kejadian di jalan raya yang tidak
terduga dan tidak dapat disangka kapan terjadinya dan dimana lokasi kejadiannya
yang dapat menyebabakan kerugian materiil yaitu korban jiwa. Kecelakaan lalu lintas
tindakan tidak hati hati pengguna jalan (pengemudi dan pejalan kaki), kondisi jalan,
1
kondisi kenderaan, cuaca dan pandangan yang terhalang. Pelanggaran lalu lintas yang
cukup tinggi serta kepemilikan kenderaan pribadi yang semakin meningkat menjadi
pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kematian atau cedera akibat kecelakaan lalu
lintas bukan hanya menjadi masalah kesehatan masyarakat namun juga memberi
beban kerugian ekonomi yang besar bagi negara dan masyarakat, dengan mengurangi
kecelakaan lalu lintas dijalan, tidak hanya akan menolong individu dan keluarganya
namun juga konstribusi positif bagi perekonomian suatu negara, dari uraian ini maka
Berkeselamatan Pada Ruas Jalan Emi Saelan – Jalan I Gusti Ngurah Rai dan
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini yaitu bagaimana tingkat
keselamatan jalan yang terjadi pada ruas jalan Emi Saelan – jalan I Gusti Ngurah Rai
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tingkat keselamatan jalan pada
ruas jalan Emi Saelan – jalan I Gusti Ngurah Rai dan Jalan Padanjakaya di Kota Palu
Sulawesi Tengah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
lintas, yang berada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan
tanah dan atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api dan jalan kabel
jalan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006 tentang
jalan menjelaskan jalan umum di Indonesia terbagi berdasarkan sistem jaringan jalan,
1) Jalan Arteri (Arterial Road), yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah
2) Jalan Kolektor (Collector Road), yaitu jalan umum yang berfungsi melayani
3
3) Jalan Lokal (Local Road), yaitu jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah, dan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak pendek dan kecepatan rata-rata rendah.
Menurut Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga klasifikasi jalan juga dibedakan
1) Sistem Primer
jenjang kedua.
kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil, atau kota
2) Sistem Sekunder
Ruang manfaat jalan adalah suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi
jalan dan terdiri atas badan jalan, saluran tepi serta ambang pengamannya. Badan
jalan meliputi jalur lalu-lintas, dengan atau tanpa jalur pemisah dengan bahu jalan,
termasuk jalur pejalan kaki. Ambang pengaman jalan terletak di bagian yang
paling luar dari manfaat jalan dan dimaksudkan untuk mengamankan bangunan
jalan.
Ruang milik jalan adalah sejalur tanah tertentu diluar ruang manfaat jalan yang
masih menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda batas ruang
5
pengguna jalan antara lain untuk keperluanpelebaran ruang manfaat jalan pada masa
Ruang pengawasan jalan adalah ruang tertentu yang terletak di luar ruang milik
jalan yang penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak mengganggu
pandangan pengemudi, konstruksi bangunan jalan apabila ruang milik jalan tidak
6
2.4. Laik Fungsi Jalan
Pasal 8 Undang Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan kelaikan fungsi jalan harus sesuai dengan
standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas termasuk perbaikan geometrik jalan.
Pasal 102 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.34 Tahun 2006 membagi
b. Status jalan;
c. Kelas jalan;
e. Leger jalan;
Persyaratan Kelaikan Fungsi Jalan menjelaskan Prosedur uji laik secara teknis dan
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan kriteria Perencanaan Teknis Jalan mengatur
Perencanaan Teknis jalan dalam rangka mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan dan
1) Kecepatan rencana;
3) Kapasitas jalan;
4) Jalan masuk;
5) Persimpangan sebidang;
7) Perlengkapan jalan;
Pasal 22 Undang Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan menjelaskan Laik fungsi jalan merupakan pengendalian dan
pemanfaatan ruang bagian jalan. Adapun pemanfaatan ruang bagian jalan menurut
Pasal 34 Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Ruang Manfaat Jalan terdiri dari
adalah:
2) Marka Jalan;
8) Fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di
pengemudi akan adanya elemen-elemen jalan yang dibawah standar atau yang
tidak biasa,
- Memandu pengemudi melewati suatu segmen jalan yang akan memiliki elemen
- Mengendalikan jalur yang dilalui pengemudi pada saat ada percabangan jalan,
9
- Memaafkan kesalahan atau perilaku yang tidak pantas dari pengemudi pada saat
menegemudiakan kendaraanya,
10
Menurut Djoko Muryanto, 2012, panduan teknis 1 rekayasa keselamatan jalan,
jalan yang didesain dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga jalan tersebut dapat
jalan yang mempunyai elemen yang tidak umum. Untuk mewujudkan ruas jalan yang
berkeselamatan ada 3 aspek yang harus dipenuhi oleh suatu ruas jalan tersebut :
akibat kecelakaan dan bisa memaafkan pengguna jalan yang lalai. Perancang jalan
tidak hanya memenuhi aspek geometrik saja tetapi juga mmemenuhi kelengkapan
pengguna jalan agar tetap berada pada jalurnya kalaupunterjadi kecelakaan tidak
aspek keselamatan yang maksimal pada geometrik, desain jalan, serta elemen –
elemen yang mudah dicerna sehingga dapat membantu pengguna jalan untuk
kepatuhan dari para pengguna jalan tanpa adanya peringatan kepada pengguna
kenderaan.
Sistem transportasi jalan terdiri dari tiga komponen utama yaitu pengguna jalan
misalnya rem blong, rusak mesin, kelebihan muatan, sistem lampu kenderaan
3) Faktor Jalan
misalnya lebar alinyemen jalan yang sempit dan perkerasan bahu jalan
4) Faktor Lingkungan
13
BAB III
PEMBAHASAN
Lokasi penelitian ini berlokasi pada ruas Jalan Emi Saelan – Jalan I Gusti Ngurah
Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi lokasi yang diteliti,
meliputi kondisi lalu lintas, kondisi geometrik dan kondisi lingkungan sebagai berikut
14
1) Kondisi lalu lintas
Kondisi Lalu Lintas Pada ruas jalan Emi Saelan – Jalan Igusti Ngurah Rai dan
dua gandar berjarak 2,0 – 3,0 m (termasuk mobil penumpang, mikro bis dan
pick up).
15
b. Kendaraan berat (HV), yaitu kendaraan bermotor dengan dua gandar
berjarak lebih dari 3,5 m, biasanya beroda lebih dari empat (termasuk bis,
Pengaturan arus lalu lintas yang digunakan pada ruas Emi Saelan dan Ruas I Gusti
Ngurah Rai adalah dengan traffic light yang menggunakan tiga warna serta
dioperasikan dengan cara kendali waktu tetap sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
16
2) Kondisi Geometrik dan kondisi Lingkungan
Kondisi Geometrik jalan Emi Saelan – Jalan I Gusti Ngurah rai serta jalan
Padanjakaya dapat dilihat dalam bentuk sketsa dan tabel yang memberikan gambaran
informasi lebar jalan, lebar bahu, lebar trotoar dan penunjuk arah, informasi ini
Kondisi lingkungan jalan Emi Saelan – Jalan I Gusti Ngurah Rai serta jalan
17
3.3. Analisis Jalan Berkeselamatan Ruas jalan Emi Saelan
Jalan Emi Saelan Merupakan Jalan Arteri Primer, tidak memiliki median, ukuran
lebar bahu jalan di kanan dan kiri jalan 1,5 meter dengan lebar jalan 14 meter.
1) Bahu Jalan
Pada bahu jalan terdapat main hole tanpa penutup dan batu besar , hal ini dapat
Antara ujung tepi badan jalan dengan bahu jalan memliki perbedaan tinggi lebih
dari 10 cm sehingga penggendara sepeda motor mudah terpeleset dan jatuh saat
turun ke bahu jalan dan tambah lagi dengan banyaknya lubang lubang serta batu
18
Gambar 3.5 Perbedaan tinggi badan jalan dan bahu jalan
(Sumber : Hasil Survey, 2022)
2) Saluran Drainase
19
3) Parkir (Lebar Jalur Kiri)
Banyaknya kenderaan yang parkir dibadan jalan sehingga membuat sempit ruang
badan jalan sehingga menganggu kelancaran arus lalu lintas di jalan tersebut.
4) Lampu Penerangan
Ruas jalan emi saelan dilengkapi dengan lampu penerangan malam hari yang
20
5) Standar Rambu
Ruas jalan Emi Saelan dilengkapi dengan rambu rambu lalu lintas akan tetapi
yang tertutupi oleh pohon dan juga rambu yang posisinya sudah miring. Hal ini
6) Standar Marka
Marka jalan masih lengkap meskipun ada beberapa titik yang mulai pudar
21
7) Keberadaan Tanaman
Keberadaan tanaman yang menutupi sebagian rambu rambu jalan, serta banyak
8) Trotoar
Banyak Lubang yang dalam di sekitar trotoar ada yang di tutupi dengan kayu,
besi dan ada yang tidak di tutupi, hal ini sangat berbahaya yang bisa menimbulkan
22
9) Bangunan Pelengkap Jalan
Pada ruas jalan ini terdapat sebuah jembatan dengan bentang 18 m dengan kondisi
yang baik, saluran drainase merupakan saluran tertutup dimana bagian atasnya
terdapat trotoar.
Pada bagian trotoar banyak terdapat bangunan utilitas berupa tiang listrik, rambu-
rambu yang terpasang sehingga pejalan kaki cenderung berjalan di badan jalan
Pada salah satu lengan simpang bersinyal terdapat papan reklame besar yang
23
10) Kondisi Permukaan Jalan
Pada ruas jalan ini kondisi permukaan jalan sebagian besar dalam kondisi yang
sangat baik sehingga arus lalu lintas tidak terganggu dan potensi terjadinya
1) Bahu Jalan
Pada bahu jalan terdapat main hole tanpa penutup, di beberapa titik terdapat
dinding yang menjorok sampai badan jalan hal ini dapat membahayakan
kendaraan dan pejalan kaki karena cenderung membuat pejalan kaki masuk
kebadan jalan.
24
Gambar 3.15 Dinding penghalang pada bahu jalan
(Sumber : Hasil Survey, 2022)
2) Saluran Drainase
Pada sisi kiri ruas terdapat banyak saluran terbuka yang berbahaya pada
25
3) Parkir
Banyaknya kenderaan yang parkir dibadan jalan sehingga membuat sempit ruang
badan jalan sehingga menganggu kelancaran arus lalu lintas di jalan tersebut. Hal
ini diakibatkan pada ruas ini terdapat sekolah dasar dan puskesmas.
4) Lampu Penerangan
Ruas jalan Ngurah Rai dilengkapi dengan lampu penerangan untuk malam hari
akan tetapi sebagian besar lampu jalan tersebut banyak terhalang oleh dahan
26
5) Standar Rambu
Ruas jalan I Gusti Ngurah Rai sudah dilengkapi dengan rambu rambu lalu lintas
yang memadai akan tetapi posisi pemasangannya diatas trotoar jalan sehingga
6) Standar Marka
27
7) Keberadaan Tanaman
Pada ruas jalan I Gusti Ngurah Rai terdapat banyak sekali pohon pada bagian sisi
kanan maupun kiri jalan yang berfusi sebagai pelindung bagi pejalan kaki, akan
8) Trotoar
Pada ruas jalan Ngurah Rai tidak terdapat trotoar yang memadai, pejalan kaki
28
9) Bangunan Pelengkap Jalan
Pada ruas jalan I Gusti Ngurah Rai terdapat dua buah jembatan dengan bentang
130 m dan bentang 40 m dengan kondisi baik yang dilengkapi dengan patok
pengarah pada salah satu jalan pendekat (Oprit). Akan tetapi pada salah satu
jembatan terjadi Bottle Neck yang di atasi dengan penandaan marka akan tetapi
Terdapat pula bangunan utilitas berupa tiang listrik maupun rambu-rambu yang
29
10) Kondisi Permukaan Jalan
Pada ruas jalan ini kondisi permukaan jalan sebagian besar dalam kondisi yang
sangat baik sehingga arus lalu lintas lancar dan tidak terganggu.
Pada jalan padanjakaya memiliki ruas sepanjang 1940 m lebar badan jalan 7 m
1) Bahu Jalan
Pada ruas ini banyak terdapat bahu jalan yang beralur dan tidak memiliki
30
tumpukan material. Tepi antara join perkerasan dan bahu memiliki beda tinggi
lebih besar dari 10 cm hal ini berbahaya bagi pengendara sepeda motor apabila
2) Saluran Drainase
Pada sisi kanan sepanjang ruas terdapat saluran terbuka dengan dimensi lebar
atas 1,2 m tanpa ada pengaman hal ini berpotensi dapat memperparah kondisi
31
Gambar 3.27 Drainase dengan sistem Saluran terbuka
(Sumber : Hasil Survey, 2022)
3) Parkir
32
4) Lampu Penerangan
Pada jalan padanjakaya ini lampu penerangan banyak terpasang pada sisi kanan
dengan jarak antara 50 meter sampai dengan 100 meter sehingga di harapkan
5) Standar Rambu
Belum memadainya rambu rambu lalu lintas, sepanjang ruas ini hanya terdapat
3 buah rambu lalu lintas yang ada baik rambu petunjuk, perintah dan lain-lain.
lapangan yang dilakukan, ditemukan bahwa pada ruas jalan ini belum terdapat
sama sekali marka jalan, hal tersebut dapat menjadi salah satu penyebab
7) Keberadaan Tanaman
Keberadaan pepohonan atau pun tanaman pada ruas jalan padanjakaya tidak
menjadi salah satu unsur untuk penyumbang kecelakaan, selain karena bahu
jalan eksisting yang cenderung lebar pada ruas ini juga minim terdapat
34
pepohonan yang dapat menggangu jarak pandang henti maupun jarak pandang
mendahului.
8) Trotoar
Tidak terdapat trotoar pada ruas jalan ini, akan tetapi terdapat median pada awal
ruas sepanjang 20 m pada saat malam hari median ini dapat tidak terlihat bagi
35
9) Bangunan Pelengkap Jalan
Duickert Plat yang dimana memiliki leaning yang menjorok kedalam badan
Pada salah satu simpang terdapat box culvert yang tidak memiliki leaning serta
bahu jalan yang beralur di tambah lagi pemasangn tiang listrik tepat pada tepi
terjadi rutting, deformasi memanjang, bleeding serta retak, pada salah satu
melewati lajur jalan sebelah kanan, potensi tabrakan kendaraan semakin besar
37
Gambar 3.36 Kondisi Badan Jalan yang amblas dan Bleeding
(Sumber : Hasil Survey, 2022)
38
Gambar 3.38 Kondisi eksisting Badan Jalan Padanjakaya berlubang
(Sumber : Hasil Survey, 2022)
39
BAB IV
4.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
1) Pada ruas jalan Emi Saelan terdapat banyak pelanggaran terhadap pedoman
2) Pada sebagian ruas jalan I Gusti Ngurah Rai visibilitas pengemudi terganggu
terutama pada malam hari hal ini diakibatkan pencahayaan lampu jalan
terdapat salah satu simpang yang tidak memiliki jarak pandang pendekat.
jalan terhadap elevasi tepi perkerasan sangat timpang, hal seperti ini cukup
4) Kondisi ketiga Ruas Jalan eksisting yang ditinjau yaitu Ruas Jalan Emi
Saelan, Ruas Jalan I Gusti Ngurah Rai dan Ruas Jalan Padanjakaya masih
berkeselamatan.
40
4.2. Saran
terhadap penyebab kecelakaan pada ketiga ruas jalan yang ditinjau baik aspek
41
DAFTAR PUSTAKA
Australian Transport Council (ATC). 2011. “National Road Safety Strategy 2011-2020
“ Department of Infrastructure and Transport, Australia.
Coffman. J.S.Z. and Warren. D. 1998. “ Synthesis of Safety Research Related to Speed
and Speed Management “. Publication No. FHWA-RD-98-154.
Direktorat Jendral Bina Marga 2012, “Panduan Teknis 1 Rekayasa keselamatan Jalan”.
Departemen Kementrian Umum, Jakarta
Febri Andrian. 2018. “Perencanaan Jalan Berkeselamatan di Kabupaten Kendal”.
Fakultas Teknik Sipil Institute Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Mulyono. 2013. “Tuntutan Jalan Berkeselamatan Dan Berkepastian Hukum Untuk
Mendukung Kelaikan Fungsi Jalan Daerah”. Kementrian Pekerjaan Umum,
Direktorat Bina Marga .
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/ PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Kelaikan Fungsi Jalan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan
Jalan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
42