Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS MANAJEMEN SISTEM LALU LINTAS DI JALAN

JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO

Dosen Pengampu: Ir. Probo Hardini., S. T., M.T,. Ph.D.

DISUSUN OLEH:

AHSAN ABDUL HANIF (H1B023004)

FAUZIAH LARASATI (H1B023022)

TAFI’A AZZAHRA S A (H1B023024)

DAVITA VISTHI P (H1B023034)

AISYA NUR ALDILA (H1B023050)

BURHANUDIN ADITYA I (H1B023058)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK SIPIL

PURBALINGGA

2023
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Deskripsi Umum Wilayah
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1993:55), Lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal
perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat
dengan tempat lainnya. Selain itu disebutkan dalam UU NO. 22 Tahun 2009,
Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan.
Ruang lalu lintas adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa Jalan dan Fasilitas
pendukung. Sedangkan jalan raya adalah prasarana yang diperuntukkan
untuk semua transportasi angkatan darat terkecuali kereta api dan lori,
beserta semua bangunan di atasnya dan juga rambu-rambu yang
diperuntukkan bagi lalu lintas baik yang menempel pada permukaan tanah
maupun yang berdiri di atas permukaan tanah. Jalan Jenderal Soedirman
Purwokerto merupakan contoh jalan perkotaan satu arah. Jalan perkotaan
satu arah adalah segmen jalan yang mempunyai rute jalan yang melewati
sebagian wilayah maupun seluruh bagian perkotaan yang memiliki dua lajur
namun hanya memiliki satu arah.

Gambar 1.1 Jl. Jenderal Soedirman

Gambar 1.2 Persimpangan Jl. Jenderal Soedirman


Gambar 1.3 Jl. Jenderal Soedirman via Google Maps

b. Rambu dan Marka


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009,
Rambu Lalu Lintas adalah pelengkap yang ada pada jalan yang terdiri
dari huruf, angka, kalimat, lambang yang memiliki fungsi untuk memberi
peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi para pengguna jalan.
Sedangkan pada Undang-Undang yang sama marka jalan adalah tanda
yang berada di permukaan atau di atas permukaan jalan yang terdiri dari
tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, atau garis
serong serta lambang yang berfungsi untuk mengarahkan arus jalan dan
membatasi daerah kepentingan jalan.

Gambar 1.4 Contoh Rambu Tempat Menyeberang bagi Pejalan Kaki


Gambar 1.5 Rambu Dilarang Stop

Gambar 1.6 Marka Berhenti bagi Pengendara Sepeda Motor

Gambar 1.7 Marka Khusus Pengguna Sepeda

c. Moda Transportasi Yang Melintas


Moda Transportasi adalah moda yang digunakan dalam proses
perpindahan suatu manusia ataupun barang ke tujuan yang sudah ditetapkan.
Moda Transportasi yang melewati Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto
didominasi oleh kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua. BTS
(Buy The Service) Banyumas koridor tiga rute Terminal Bulu
Pitu-Kebondalem juga memanfaatkan jalan ini untuk mengangkut para
penumpang. Namun tidak jarang kendaraan niaga pun melintasi jalan ini.
Gambar 1.8 Para Pengendara yang Melintas

Gambar 1.9 Pengguna Kendaraan Pribadi yang Melintas

2. Rumusan Masalah
Manajemen lalu lintas adalah proses mengatur dan mengendalikan
arus lalu lintas dengan mengoptimalkan penggunaan prasarana yang ada
untuk memudahkan lalu lintas agar dapat menggunakan ruang jalan secara
efisien dan mempercepat sistem lalu lintas. Tujuan utama dari manajemen
lalu lintas adalah untuk memaksimalkan lingkungan tanpa mengorbankan
kualitas lingkungan.
Dengan berdasar pengertian tersebut, kami melakukan analisis
terhadap manajemen lalu lintas yang telah diterapkan pada ruas jalan
Jenderal Soedirman Purwokerto.
Berdasarkan analisis yang kami lakukan, terdapat beberapa
permasalahan terhadap manajemen lalu lintas pada ruas Jalan Jenderal
Soedirman Purwokerto.
a. Ruas jalan yang disalahgunakan untuk parkir sembarangan
b. Jalur pesepeda yang digunakan untuk lahan parkir
c. Pengguna jalan yang melawan arah pada jalan Oneway
d. Pengguna jalan yang kurang memperhatikan markah jalan
e. Pos SATLANTAS Banyumas yang kurang berfungsi secara
optimal.
f. Kemacetan pada peak hour.

B. PEMBAHASAN
1. Metode dan Analisis Permasalahan
1) Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan adalah observasi langsung dan
studi kasus. Metode observasi langsung adalah mengumpulkan data melalui
pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini, kami
melakukan pengamatan langsung terhadap ruas Jalan Jenderal Soedirman
Purwokerto untuk mendapatkan data data penelitian. sementara itu metode
Studi kasus adalah meneliti suatu permasalahan dari kasus kasus yang terjadi
pada suatu objek penelitian. Sejalan dengan hal tersebut, kami telah
menemukan beberapa kasus yang terjadi pada Jalan Jenderal Soedirman
Purwokerto, atau Simpang Pasar Wage. Selain dua metode penelitian
tersebut, kami juga melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan data data
serta pendapat ahli terkait penelitian yang kami lakukan. Hal ini, dilakukan
untuk menunjang data data lapangan yang kami temukan.

2) Analisis Permasalahan
Manajemen lalu lintas yang telah diterapkan pada ruas Jalan Jenderal
Soedirman adalah sistem one way atau sistem satu arah. Jalan satu arah
adalah jalan dimana lalu lintas kendaraan bergerak hanya satu jurusan saja
(Oglesby, Clarkson, 1993). Pengaturan jalan satu arah memiliki tujuan untuk
mengurangi kemacetan dan tundaan (delay) lalu lintas. Jalan satu arah pada
umumnya akan meningkatkan kapasitas pada jaringan jalan dengan
mengurangi tundaan pada ruas-ruas jalan dan juga persimpangan yang
disebabkan berkurangnya konflik lalu lintas.
Namun pada penerapannya, sistem one way pada ruas jalan Jenderal
soedirman justru disalahgunakan, diantaranya adalah
a. Ruas jalan yang lebar digunakan untuk parkir sembarangan oleh
pengguna jalan. Hal ini tentu saja mengganggu pengguna jalan
lain, serta mengurangi kapasitas maksimum yang seharusnya
dapat ditampung oleh ruas jalan tersebut. Padahal telah disediakan
tempat parkir pada bagian kiri jalan.

Gambar 2.1 Kendaraan Parkir Sembarangan

b. Terdapat juga bagian jalan yang diperuntukan untuk pesepeda,


tetapi bagian jalan ini justru menjadi lahan parkir untuk pengguna
jalan tidak bertanggung jawab. Hal ini sudah menjadi kebiasaan
para pengguna jalan sehingga tidak ada teguran ataupun protes
dari pengguna jalan lain.
Gambar 2.2 Jalur Pesepeda Digunakan untuk Parkir

c. Kami juga menjumpai pengguna jalan yang melawan arah. Hal ini
terjadi karena pengguna tidak mau memutar arah dan mengambil
jalan yang lebih jauh demi mencapai 1 tujuan yang telah terlewat.
Aksi lawan arah ini, sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kecelakaan.

Gambar 2.3 Pengguna Jalan Melawan Arah


d. Sistem satu arah ini, juga menyebabkan banyak pengguna jalan
yang tidak memperhatikan marka jalan saat hendak menyeberang
atau mendahului kendaraan lain. Banyak pengendara yang
menyebrang sembarangan. Hal ini dapat menyebabkan
kecelakaan.
e. Meskipun terdapat pos SATLANTAS Polres Banyumas, tidak ada
pihak berwenang yang mengatur jalannya transportasi, sehingga
banyak pelanggaran yang terjadi.

Gambar 2.4 Pos SATLANTAS Polres Banyumas

f. Kemacetan pada jam jam tertentu, Meskipun sistem one way telah
membuat ruas jalan menjadi lebih lebar, kemacetan tetap terjadi
pada jam jam sibuk. Hal ini dikarenakan ruas Jalan Jenderal
soedirman adalah jalan utama yang menghubungkan berbagai
sektor industri dan jasa di area purwokerto.
2. Upaya Manajemen Lalin

A. Konflik 1

Ruas Jalan Jenderal Soedirman sebelumnya adalah ruas jalan dengan


sistem contra flow, yakni masih menggunakan sistem 2 arah dan ruas jalannya
terbagi menjadi 4 arus dua arah. di saat pandemi covid 19, ruas jalan jenderal
soedirman diubah menjadi sistem one way, dengan tujuan untuk mengurangi
kepadatan lalu lintas, dan konflik lalu lintas lainnya pada ruas jalan tersebut
dengan cara memperluas ruas jalannya.

Ketika ruas jalan jendral soedirman Purwokerto menggunakan sistem


contra flow ada beberapa hal yang terjadi dalam penggunaan jalan menggunakan
sistem tersebut seperti :

1. Keselamatan Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda

Pada sistem contra flow keselamatan pejalan kaki dan pengendara sepeda
tidak terjamin. Hal ini dikarenakan sistem contra flow atau dua arah
mengakibatkan banyaknya kendaraan yang melaju kencang dan cenderung tidak
terorganisir. Menurut Satlantas Polres Purbalingga angka kecelakaan lalu lintas
tahun 2016 di daerah pusat kegiatan Kabupaten Purbalingga cukup tinggi di
Jalan Raya Jenderal Sudirman dan Jalan S. Parman menempati peringkat 50 dan
81 dari 211 yang sudah diperingatkan.

2. Kesulitan Navigasi yang Berakibat Kesalahan Pengemudi

Pada dasarnya sistem contra flow dan sistem one way adalah sistem yang
jauh berbeda. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, contohnya pada
sistem one way kendaraan yang melintas hanya dapat berjalan di satu arah saja
maka tidak banyak pengendara yang melakukan pelanggaran lalu lintas seperti
mendahului dari arah yang berlawanan. Hal ini adalah salah satu keunggulan
sistem one way yang membuat pengendara merasa nyaman. Sehingga bagi
pengendara pengendara luar kota yang terbiasa dengan sistem one way dapat
mengalami kesulitan dalam menavigasi jalan sehingga meningkatkan risiko
kesalahan pengemudi.

3. Penyempitan Jalan

Penyempitan jalan adalah suatu bagian jalan dengan kapasitas arus lalu
lintas yang lebih kecil daripada kondisi bagian jalan sebelumnya (upstream).
contohnya pada contra flow terjadi penyempitan karena ruas jalan terbagi
menjadi 2 arah. Sehingga terjadi penurunan kecepatan, dan bertambahnya
kerapatan antar kendaraan (Yupiter, 2002). Penyempitan jalan ini juga terjadi
pada ruas Jalan Jenderal Soedirman pada saat menerapkan sistem contra flow.

4. Kesulitan Evakuasi Darurat

Pada ruas jalan Jenderal Soedirman yang masih menggunakan sistem


contra flow memungkinkan terjadinya kesulitan evakuasi keadaan darurat
karena arah lalu lintas yang berlawanan. Serta pengguna jalan yang masih belum
terorganisir.

5. Ketergantungan pada Manajemen Lalu Lintas yang Baik

Kesuksesan sistem contra flow pada ruas jalan Jenderal Soedirman sangat
tergantung pada manajemen lalu lintas yang baik, termasuk pemberian sinyal
traffic light yang jelas dan efisien serta pengawasan yang ketat dari petugas
setempat. Kelemahan dalam manajemen ini dapat menyebabkan kekacauan lalu
lintas.

6. Dampak pada Transportasi Umum

Sistem contra flow dapat mempengaruhi jalur transportasi umum, karena


dua arah maka jalur pergerakan transportasi umum terganggu yang
mengakibatkan dilakukannya penyesuaian dalam rute atau jadwal sehingga dapat
mempengaruhi kenyamanan dan keandalan transportasi umum.

7. Pengurangan Ruang Parkir

Implementasi contra flow mungkin memerlukan pengurangan ruang


parkir di sepanjang jalan tertentu yang dapat menjadi masalah di area perkotaan
dengan keterbatasan ruang parkir.
Di masa pandemi covid 19 Jalan Jendral Soedirman telah menggunakan
sistem one way. Dalam penerapannya, sistem jalan tersebut memberikan
beberapa manfaat yang cukup signifikan diantaranya seperti :

1. Peningkatan Kapasitas Jalan

Sistem one way di Jalan Jenderal Soedirman terbukti dapat meningkatkan


kapasitas jalan dengan mengoptimalkan aliran lalu lintas dalam satu arah
dibanding dengan sistem dua arah atau contra flow. Dengan begitu Hal tersebut
dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi transportasi.

2. Peningkatan Keamanan Lalu Lintas

Dengan arah lalu lintas yang teratur, risiko kecelakaan dapat berkurang
karena pengendara hanya perlu fokus pada arah yang sama. Selain itu, Hal ini
juga memudahkan penyeberangan pejalan kaki karena mereka hanya perlu
memperhatikan satu arah.

3. Peningkatan Kelancaran Lalu Lintas

kinerja Sistem one way pada Jalan Jenderal Soedirman dapat


meningkatkan kelancaran lalu lintas dengan mengurangi potensi konflik dan
pertemuan antar kendaraan, khususnya di ruas jalan yang sempit untuk beberapa
tahun kedepan.

4. Pengelolaan Lalu Lintas yang Lebih Mudah

Manajemen lalu lintas di Jalan Jenderal Soedirman telah mengalami


peningkatan signifikan melalui penerapan sistem satu arah. Dengan adanya
sistem ini, koordinasi serta pengawasan lalu lintas menjadi lebih sederhana,
efektif dan berfokus pada satu arah tertentu. Hal ini tidak hanya membantu
mengurangi kebingungan pengendara, tetapi juga meningkatkan kelancaran arus
lalu lintas secara keseluruhan.

Sistem satu arah ini memungkinkan optimalisasi penggunaan jalan dan


memberikan kemudahan bagi para pengguna jalan dalam memahami arah yang
harus diikuti. Pengendara dapat dengan lebih mudah mengantisipasi dan
merespons perubahan lalu lintas, sehingga meminimalkan potensi kemacetan dan
kecelakaan.
5. Perbaikan Navigasi dan Penyaringan Aliran Lalu Lintas

Sistem one way yang diimplementasikan di Jalan Jenderal Soedirman


memberikan manfaat signifikan bagi para pengemudi dengan membuat navigasi
menjadi lebih mudah dan efisien. Keputusan untuk mengarahkan lalu lintas
hanya pada satu arah membantu mengurangi kompleksitas dalam pengambilan
keputusan bagi pengemudi, karena mereka hanya perlu memperhatikan satu arah
tertentu.

Selain kemudahan navigasi, sistem one way juga memungkinkan


penyaringan aliran lalu lintas secara lebih efektif. Dengan mengarahkan
kendaraan dalam satu arah, manajemen lalu lintas dapat lebih mudah mengatur
dan mengawasi aliran kendaraan di dalam sistem lalu lintas di Jalan Jenderal
Soedirman.

6. Memudahkan Pengembangan Infrastruktur

Implementasi sistem one way di Jalan Jenderal Soedirman dapat


memudahkan perencanaan dan pengembangan infrastruktur jalan karena
pengelolaan lalu lintas yang lebih sederhana. infrastruktur jalan yang dimaksud
seperti jalur pesepeda dan lain lain.

7. Pengendalian Akses yang Lebih Baik

Sistem one way yang diimplementasikan membawa manfaat signifikan


dalam pengendalian akses terhadap jalan tertentu. Dengan mengarahkan lalu
lintas ke satu arah, pihak berwenang dapat melakukan pengaturan akses yang
lebih efektif, mengurangi potensi risiko konflik, dan mengoptimalkan
pemanfaatan ruas jalan.

Pengendalian akses yang lebih baik berperan penting dalam


meningkatkan keamanan lalu lintas. Dengan arah perjalanan yang ditetapkan,
peluang terjadinya kecelakaan akibat pertemuan kendaraan dari arah berlawanan
dapat berkurang secara signifikan. Ini menghasilkan lingkungan lalu lintas yang
lebih terstruktur dan aman bagi pengguna jalan di sistem lalu lintas Jalan
Jenderal Soedirman.
B. Konflik 2
Ketika terjadi permasalahan dalam sistem jalan one way, dibutuhkan
solusi yang tepat untuk menjaga kelancaran lalu lintas, meningkatkan keamanan,
dan memastikan efisiensi transportasi. beberapa cara solusi umum untuk
mengatasi permasalahan dalam sistem jalan one way seperti:

1. Analisis dan Evaluasi Kembali Desain Sistem

Perlu dilakukan analisis mendalam terhadap desain sistem one way,


termasuk pengevaluasian kapasitas jalan, tata letak marka jalan, sinyal lalu lintas,
dan fasilitas parkir. Serta memeriksa desain sudah sesuai dengan karakteristik
lalu lintas dan kondisi lokasi.

2. Edukasi Masyarakat

Mensosialisasikan perubahan dalam sistem one way kepada masyarakat,


terutama pengguna jalan. Edukasi ini dapat dilakukan melalui media massa,
papan informasi, dan kampanye kesadaran masyarakat untuk meminimalkan
kebingungan dan potensi kesalahan pengemudi.

3. Penyempurnaan Infrastruktur

Memeriksa dan memperbaiki infrastruktur jalan yang mendukung sistem


one way, seperti rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, petugas pengendali lalu
lintas, dan fasilitas lahan parkir,. Serta memastikan bahwa infrastruktur
mendukung kelancaran lalu lintas dan keamanan.

4. Manajemen Lalu Lintas yang Efektif

Menerapkan manajemen lalu lintas yang efektif, termasuk pemantauan


lalu lintas secara real-time, penanganan kejadian lalu lintas darurat, dan
penyesuaian cepat terhadap perubahan kondisi lalu lintas.

5. Analisis Data Lalu Lintas

Menggunakan data lalu lintas untuk melakukan analisis lebih lanjut


terhadap pola lalu lintas, titik kepadatan, dan area rawan kecelakaan. Informasi
ini dapat digunakan untuk membuat perbaikan dan penyesuaian yang lebih tepat.
6. Penyesuaian Sistem Fisik Jalan

Melakukan penyesuaian terhadap sistem fisik jalan seperti perubahan


konfigurasi ruas jalan, penambahan jalur atau perbaikan infrastruktur yang tidak
memadai.

7. Evaluasi Periodik

Melakukan evaluasi periodik terhadap sistem one way untuk memastikan


kinerja yang optimal. Menggunakan hasil survei dari masyarakat, data lalu lintas,
dan pengamatan lapangan untuk terus meningkatkan sistem.

8. Pengaturan Lalu Lintas Fleksibel

Mempertimbangkan fleksibilitas dalam pengaturan lalu lintas, terutama di


area yang rawan terhadap fluktuasi lalu lintas. Sistem yang dapat disesuaikan
dengan dinamika lalu lintas akan lebih responsif terhadap perubahan kondisi.

9. Mengoptimalkan Kinerja dari Pihak Berwenang

Telah tersedia Pos SATLANTAS polres banyumas, namun tidak ada


petugas yang bertugas untuk mengatur jalannya lalu lintas di ruas Jalan Jenderal
Soedirman. Maka dari itu, dibutuhkan pengoptimalan dari kinerja Pos
SATLANTAS polres tersebut. Seiring dengan penerapan sistem parkir bertarif.

10. Parkir bertarif

Penerapan sistem parkir bertarif akan mampu untuk mengurangi jumlah


pengguna kendaraan pribadi yang menyalahgunakan ruas jalan. Pelaksanaan
peraturan parkir bertarif ini sejalan dengan pengalihan lahan dari ruas jalan
pesepeda menjadi tempat parkir namun bertarif, dan juga dipantau oleh pihak
berwenang yaitu polisi.
C. Evaluasi dan Penilaian

Berdasarkan analisis permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tindakan


yang perlu diambil adalah sikap tegas dan nyata dari kepolisian, tindak lanjut dari
pemerintah setempat serta kesadaran masyarakat untuk mulai menaati peraturan lalu
lintas yang ada. Terdapat juga evaluasi dari tiap tiap aspek, meliputi;

1. Aspek Lingkungan

Melihat lingkungan sekitar jalan one way jenderal soedirman, evaluasi


dari aspek lingkungan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran
hukum masyarakat sekitar mengenai peraturan dan rambu-rambu lalu lintas di
jalan one way jenderal soedirman. Seperti yang terlihat pada survey yang telah
dilakukan masih banyak masyarakat yang parkir sembarangan, melawan arah,
bahkan menyebrang tanpa melihat lampu lalu lintas. Maka dari itu perlu adanya
peningkatan kesadaran hukum bagi masyarakat.

2. Aspek Ekonomi

Kemacetan pada jam tertentu dapat berdampak pada aspek ekonomi


masyarakat sekitar. Akibat dari kemacetan tersebut menyebabkan naiknya biaya
tambahan untuk bahan bakar kendaraan, serta masyarakat juga rentan untuk
kehilangan pekerjaan karena kemacetan yang terjadi di pagi hari.

3. Aspek Sosial

Permasalahan yang terjadi pada ruas jalan one way dapat berdampak pada
aspek sosial masyarakat. Seperti berakibat pada stres, kelelahan, dan juga emosi
negatif bagi para pengguna jalan yang melintas pada jam padat. Selain itu
permasalahan yang terjadi juga dapat menghambat jalannya kendaraan umum
seperti ambulans, pemadam kebakaran dan juga polisi yang memiliki urgensi
darurat saat melewati ruas jalan tersebut.
Berdasarkan evaluasi yang telah kami paparkan, dapat disimpulkan
bahwa sistem pengendalian yang ada yaitu sistem one way pada jalan jenderal
soedirman masih belum maksimal penggunaannya dalam menanggulangi
permasalahan yang ada, serta masih diperlukannya beberapa penambahan upaya
manajemen lalu lintas sebagai penunjang bagi keberlangsungan sistem one way
tersebut. Diantaranya adalah penerapan parkir bertarif, penempatan petugas
berwenang untuk mengatur jalannya lalu lintas, dan pembuatan markah yang
jelas pada ruas jalan agar pengendara tidak menyebrang sembarangan

D. SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai


berikut :

1. Sebaiknya dilakukan action plan terhadap beberapa ruas jalan yang memerlukan
penanganan perbaikan manajemen untuk meningkatkan kinerja ruas jalan,
namun pada pelaksanaannya harus didukung pemerintah dan masyarakat, hal ini
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan disiplin berlalu lintas dan kesadaran
pentingnya kenyamanan dalam berlalu lintas.
2. Melakukan pembuatan markah jalan untuk membantu dalam pengaturan lalu
lintas dengan menambahkan lajur kanan dan lajur kiri untuk kendaraan bermotor,
bermobil, sepeda, dan pejalan kaki.
3. Kepada Pemerintah dan Dinas Kota Purwokerto yang terkait agar lebih
memperhatikan keadaan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada ruas Jalan
Jenderal Soedirman untuk pengendara yang sering menggunakan bahu jalan
sebagai tempat parkir.
E. KESIMPULAN

Jalan one way jenderal soedirman di Purwokerto masih belum bisa


dimaksimalkan penggunaannya dalam mengurangi permasalahan lalu lintas yang
ada. Maka dari itu diperlukan evaluasi dari berbagai aspek, seperti aspek
lingkungan, ekonomi, dan sosial. Peran pemerintah setempat, kepolisian, dan
masyarakat sekitar pun mempengaruhi penggunaan jalan one way jenderal
soedirman.

Ada beberapa sikap yang perlu diambil dalam penyelesaian masalah ini
seperti perbaikan manajemen jalan untuk meningkatkan kinerja ruas jalan,
pembuatan markah jalan dan perhatian lebih dari pemerintah setempat
DAFTAR PUSTAKA

Suhendy. (2017). Studi Manajemen Lalu Lintas Untuk Meeningkatkan Kinerja Jaringan Jalan
Kota Medan. Sumatra Utara
Rangga, A. (2018). Analisis Kemacetan Dan Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan Pada Masa
Mendatang (Studi Kasus Jalan Raya Sawangan Depok). Bogor.
Adi, P. (2019). Penentuan Nilai Batas Kecepatan Maksimum Kendaraan di Kawasan Pusat
Kegiatan Kabupaten Purbalingga. Purbalingga.
Andi, F (2012). Pengaruh Penyempitan Jalan Terhadap Karakteristik Lalu Lintas Jalan
(Studi Kasus: Jl. P. Kemerdekaan Dekat M-Tos Jembatan Tello). Makasar.
Adi, N. (2020). Evaluasi Kinerja Penerapan Sistem One Way pada Ruas Jalan Jendral
Sudirman. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai