DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
PURBALINGGA
2023
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Deskripsi Umum Wilayah
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(1993:55), Lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal
perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat
dengan tempat lainnya. Selain itu disebutkan dalam UU NO. 22 Tahun 2009,
Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan.
Ruang lalu lintas adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
kendaraan, orang, dan atau barang yang berupa Jalan dan Fasilitas
pendukung. Sedangkan jalan raya adalah prasarana yang diperuntukkan
untuk semua transportasi angkatan darat terkecuali kereta api dan lori,
beserta semua bangunan di atasnya dan juga rambu-rambu yang
diperuntukkan bagi lalu lintas baik yang menempel pada permukaan tanah
maupun yang berdiri di atas permukaan tanah. Jalan Jenderal Soedirman
Purwokerto merupakan contoh jalan perkotaan satu arah. Jalan perkotaan
satu arah adalah segmen jalan yang mempunyai rute jalan yang melewati
sebagian wilayah maupun seluruh bagian perkotaan yang memiliki dua lajur
namun hanya memiliki satu arah.
2. Rumusan Masalah
Manajemen lalu lintas adalah proses mengatur dan mengendalikan
arus lalu lintas dengan mengoptimalkan penggunaan prasarana yang ada
untuk memudahkan lalu lintas agar dapat menggunakan ruang jalan secara
efisien dan mempercepat sistem lalu lintas. Tujuan utama dari manajemen
lalu lintas adalah untuk memaksimalkan lingkungan tanpa mengorbankan
kualitas lingkungan.
Dengan berdasar pengertian tersebut, kami melakukan analisis
terhadap manajemen lalu lintas yang telah diterapkan pada ruas jalan
Jenderal Soedirman Purwokerto.
Berdasarkan analisis yang kami lakukan, terdapat beberapa
permasalahan terhadap manajemen lalu lintas pada ruas Jalan Jenderal
Soedirman Purwokerto.
a. Ruas jalan yang disalahgunakan untuk parkir sembarangan
b. Jalur pesepeda yang digunakan untuk lahan parkir
c. Pengguna jalan yang melawan arah pada jalan Oneway
d. Pengguna jalan yang kurang memperhatikan markah jalan
e. Pos SATLANTAS Banyumas yang kurang berfungsi secara
optimal.
f. Kemacetan pada peak hour.
B. PEMBAHASAN
1. Metode dan Analisis Permasalahan
1) Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan adalah observasi langsung dan
studi kasus. Metode observasi langsung adalah mengumpulkan data melalui
pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam hal ini, kami
melakukan pengamatan langsung terhadap ruas Jalan Jenderal Soedirman
Purwokerto untuk mendapatkan data data penelitian. sementara itu metode
Studi kasus adalah meneliti suatu permasalahan dari kasus kasus yang terjadi
pada suatu objek penelitian. Sejalan dengan hal tersebut, kami telah
menemukan beberapa kasus yang terjadi pada Jalan Jenderal Soedirman
Purwokerto, atau Simpang Pasar Wage. Selain dua metode penelitian
tersebut, kami juga melakukan studi pustaka untuk mengumpulkan data data
serta pendapat ahli terkait penelitian yang kami lakukan. Hal ini, dilakukan
untuk menunjang data data lapangan yang kami temukan.
2) Analisis Permasalahan
Manajemen lalu lintas yang telah diterapkan pada ruas Jalan Jenderal
Soedirman adalah sistem one way atau sistem satu arah. Jalan satu arah
adalah jalan dimana lalu lintas kendaraan bergerak hanya satu jurusan saja
(Oglesby, Clarkson, 1993). Pengaturan jalan satu arah memiliki tujuan untuk
mengurangi kemacetan dan tundaan (delay) lalu lintas. Jalan satu arah pada
umumnya akan meningkatkan kapasitas pada jaringan jalan dengan
mengurangi tundaan pada ruas-ruas jalan dan juga persimpangan yang
disebabkan berkurangnya konflik lalu lintas.
Namun pada penerapannya, sistem one way pada ruas jalan Jenderal
soedirman justru disalahgunakan, diantaranya adalah
a. Ruas jalan yang lebar digunakan untuk parkir sembarangan oleh
pengguna jalan. Hal ini tentu saja mengganggu pengguna jalan
lain, serta mengurangi kapasitas maksimum yang seharusnya
dapat ditampung oleh ruas jalan tersebut. Padahal telah disediakan
tempat parkir pada bagian kiri jalan.
c. Kami juga menjumpai pengguna jalan yang melawan arah. Hal ini
terjadi karena pengguna tidak mau memutar arah dan mengambil
jalan yang lebih jauh demi mencapai 1 tujuan yang telah terlewat.
Aksi lawan arah ini, sangat berbahaya karena dapat menyebabkan
kecelakaan.
f. Kemacetan pada jam jam tertentu, Meskipun sistem one way telah
membuat ruas jalan menjadi lebih lebar, kemacetan tetap terjadi
pada jam jam sibuk. Hal ini dikarenakan ruas Jalan Jenderal
soedirman adalah jalan utama yang menghubungkan berbagai
sektor industri dan jasa di area purwokerto.
2. Upaya Manajemen Lalin
A. Konflik 1
Pada sistem contra flow keselamatan pejalan kaki dan pengendara sepeda
tidak terjamin. Hal ini dikarenakan sistem contra flow atau dua arah
mengakibatkan banyaknya kendaraan yang melaju kencang dan cenderung tidak
terorganisir. Menurut Satlantas Polres Purbalingga angka kecelakaan lalu lintas
tahun 2016 di daerah pusat kegiatan Kabupaten Purbalingga cukup tinggi di
Jalan Raya Jenderal Sudirman dan Jalan S. Parman menempati peringkat 50 dan
81 dari 211 yang sudah diperingatkan.
Pada dasarnya sistem contra flow dan sistem one way adalah sistem yang
jauh berbeda. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, contohnya pada
sistem one way kendaraan yang melintas hanya dapat berjalan di satu arah saja
maka tidak banyak pengendara yang melakukan pelanggaran lalu lintas seperti
mendahului dari arah yang berlawanan. Hal ini adalah salah satu keunggulan
sistem one way yang membuat pengendara merasa nyaman. Sehingga bagi
pengendara pengendara luar kota yang terbiasa dengan sistem one way dapat
mengalami kesulitan dalam menavigasi jalan sehingga meningkatkan risiko
kesalahan pengemudi.
3. Penyempitan Jalan
Penyempitan jalan adalah suatu bagian jalan dengan kapasitas arus lalu
lintas yang lebih kecil daripada kondisi bagian jalan sebelumnya (upstream).
contohnya pada contra flow terjadi penyempitan karena ruas jalan terbagi
menjadi 2 arah. Sehingga terjadi penurunan kecepatan, dan bertambahnya
kerapatan antar kendaraan (Yupiter, 2002). Penyempitan jalan ini juga terjadi
pada ruas Jalan Jenderal Soedirman pada saat menerapkan sistem contra flow.
Kesuksesan sistem contra flow pada ruas jalan Jenderal Soedirman sangat
tergantung pada manajemen lalu lintas yang baik, termasuk pemberian sinyal
traffic light yang jelas dan efisien serta pengawasan yang ketat dari petugas
setempat. Kelemahan dalam manajemen ini dapat menyebabkan kekacauan lalu
lintas.
Dengan arah lalu lintas yang teratur, risiko kecelakaan dapat berkurang
karena pengendara hanya perlu fokus pada arah yang sama. Selain itu, Hal ini
juga memudahkan penyeberangan pejalan kaki karena mereka hanya perlu
memperhatikan satu arah.
2. Edukasi Masyarakat
3. Penyempurnaan Infrastruktur
7. Evaluasi Periodik
1. Aspek Lingkungan
2. Aspek Ekonomi
3. Aspek Sosial
Permasalahan yang terjadi pada ruas jalan one way dapat berdampak pada
aspek sosial masyarakat. Seperti berakibat pada stres, kelelahan, dan juga emosi
negatif bagi para pengguna jalan yang melintas pada jam padat. Selain itu
permasalahan yang terjadi juga dapat menghambat jalannya kendaraan umum
seperti ambulans, pemadam kebakaran dan juga polisi yang memiliki urgensi
darurat saat melewati ruas jalan tersebut.
Berdasarkan evaluasi yang telah kami paparkan, dapat disimpulkan
bahwa sistem pengendalian yang ada yaitu sistem one way pada jalan jenderal
soedirman masih belum maksimal penggunaannya dalam menanggulangi
permasalahan yang ada, serta masih diperlukannya beberapa penambahan upaya
manajemen lalu lintas sebagai penunjang bagi keberlangsungan sistem one way
tersebut. Diantaranya adalah penerapan parkir bertarif, penempatan petugas
berwenang untuk mengatur jalannya lalu lintas, dan pembuatan markah yang
jelas pada ruas jalan agar pengendara tidak menyebrang sembarangan
D. SARAN
1. Sebaiknya dilakukan action plan terhadap beberapa ruas jalan yang memerlukan
penanganan perbaikan manajemen untuk meningkatkan kinerja ruas jalan,
namun pada pelaksanaannya harus didukung pemerintah dan masyarakat, hal ini
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan disiplin berlalu lintas dan kesadaran
pentingnya kenyamanan dalam berlalu lintas.
2. Melakukan pembuatan markah jalan untuk membantu dalam pengaturan lalu
lintas dengan menambahkan lajur kanan dan lajur kiri untuk kendaraan bermotor,
bermobil, sepeda, dan pejalan kaki.
3. Kepada Pemerintah dan Dinas Kota Purwokerto yang terkait agar lebih
memperhatikan keadaan fasilitas pendukung lalu lintas yang ada pada ruas Jalan
Jenderal Soedirman untuk pengendara yang sering menggunakan bahu jalan
sebagai tempat parkir.
E. KESIMPULAN
Ada beberapa sikap yang perlu diambil dalam penyelesaian masalah ini
seperti perbaikan manajemen jalan untuk meningkatkan kinerja ruas jalan,
pembuatan markah jalan dan perhatian lebih dari pemerintah setempat
DAFTAR PUSTAKA
Suhendy. (2017). Studi Manajemen Lalu Lintas Untuk Meeningkatkan Kinerja Jaringan Jalan
Kota Medan. Sumatra Utara
Rangga, A. (2018). Analisis Kemacetan Dan Perkiraan Tingkat Pelayanan Jalan Pada Masa
Mendatang (Studi Kasus Jalan Raya Sawangan Depok). Bogor.
Adi, P. (2019). Penentuan Nilai Batas Kecepatan Maksimum Kendaraan di Kawasan Pusat
Kegiatan Kabupaten Purbalingga. Purbalingga.
Andi, F (2012). Pengaruh Penyempitan Jalan Terhadap Karakteristik Lalu Lintas Jalan
(Studi Kasus: Jl. P. Kemerdekaan Dekat M-Tos Jembatan Tello). Makasar.
Adi, N. (2020). Evaluasi Kinerja Penerapan Sistem One Way pada Ruas Jalan Jendral
Sudirman. Semarang.