Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Umum

Lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peranan yang sangat penting dan

strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasai oleh negara, dan pembinaannya

dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan

angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan

efisien, mampu memadukan transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok

wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai

pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang

terjangkau oleh daya beli masyarakat (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1999).

Seperti kita ketahui, pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan

kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang biasanya harus

dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan,

kesehatan dan olahraga. Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, kita mempunyai dua pilihan, yaitu bergerak dengan moda transportasi atau

tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda transportasi biasanya

berjarak pendek (1-2 km), sedangkan pergerakan dengan moda transportasi berjarak

sedang atau jauh. Jenis moda transportasi yang digunakan juga sangat beragam,

seperti mobil pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, becak bermotor, pesawat

terbang dan kapal laut.

Universitas Sumatera Utara


Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan

mempunyai ciri yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan,

frekuensi, jenis kargo yang diangkut, dan lain-lain. Ciri ini membuat analisis dan

peramalan kebutuhan akan pergerakan menjadi semakin sulit (Tamin, 1997).

I.2 Latar Belakang

Kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara memiliki

perkembangan yang pesat dalam kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan

lainnya. Hal ini ditandai dengan aktivitas penduduk yang relatif tinggi seiring dengan

kegiatan perjalanannya. Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Medan

khususnya pada rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan pada jam-jam

puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan adalah

terjadinya kemacetan. Banyak titik-titik kemacetan yang terjadi pada rute perjalanan

Belawan – Simpang Pos Padang Bulan di kota Medan, apalagi pelaku perjalanan

melakukan perjalanan melalui pusat kota.

Kemacetan lalu lintas akan selalu mengakibatkan dampak negatif, baik

terhadap pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan.

Bagi pengemudi kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress).

Selain itu juga akan menimbulkan kerugian berupa kehilangan waktu karena waktu

perjalanan yang lama serta bertambahnya biaya operasi kenderaan karena seringnya

kendaraan berhenti. Selain itu timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan

berupa peningkatan polusi udara serta peningkatan gangguan suara kenderaan

(kebisingan). Kemacetan menjadi salah satu permasalahan yang rumit yang terjadi di

jaringan lalu lintas. Secara teori, kemacetan disebabkan oleh tingkat kebutuhan

Universitas Sumatera Utara


perjalanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia.

Berdasarkanteori tersebut, maka solusinya adalah mengurangi jumlah kendaraan

yang lewat, atau meningkatkan kapasitas, baik kapasitas ruas maupun kapasitas

persimpangan. Permasalahannya kemudian, apabila secara teorinya begitu mudah,

mengapa pelaksanaannya begitu sulit, mengapa sampai saat ini kemacetan lalu lintas

tidak dapat diatasi.

Persoalan-persoalan yang terkait ternyata sangat banyak, seperti disiplin lalu

lintas, penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja, dan lain sebagainya,

sehingga persoalannya menjadi kompleks dan tidak ada satupun solusi tunggal yang

dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas. Contoh

keterkaitan dengan aspek-aspek yang lain adalah pedagang kaki lima, keberadaan

pedagang kaki lima otomatis mengurangi kebebasan samping dan bahkan kadang-

kadang mengurangi lebar lajur lalu lintas, sehingga dapat mengurangi kapasitas

jalan yang pada tingkat tertentu berdampak pada kemacetan lalu lintas. Namun

demikian, kalau dilakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima, yang terjadi

tentu bukan persoalan lalu lintas, tetapi akan merembet ke persoalan sosial dan

ekonomi. Demikian pula dengan keberadaan angkot, mikrolet dan sejenisnya.

Ada begitu banyak solusi yang bisa ditawarkan.untuk menyelesaikan masalah

kemacetan didalam perkotaan. Secara bertahap penanganan kemacetan lalu lintas

dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Penataan struktur tata ruang untuk mengatur pola perjalanan penduduk.

2. Perbaikan manajemen lalu lintas untuk mengoptimalkan pelayanan jaringan

jalan yang ada.

Universitas Sumatera Utara


3. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan ruang jalan dan sekaligus

memperbaiki struktur jaringan jalan dan jaringan sistem transportasi.

4. Peningkatan kapasitas angkutan umum, termasuk penerapan moda

angkutan umum massal.

5. Pemanfaatan alur rute terpendek untuk mencegah adanya penumpukan

kendaraan pada satu ruas jalan saja, sehingga mencegah kemacetan (Frazila,

1998).

Dalam melakukan perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya terdapat

rute/jalur yang berbeda-beda. Banyaknya pilihan jenis rute/jalur lalu lintas yang akan

di tempuh dari suatu daerah ke daerah lainnya menuntut adanya pemilihan rute,

sehingga dapat mengefisiensi jarak, waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk

mencapai daerah tersebut.

Pada umumnya rute yang ditempuh oleh pelaku perjalanan dalam melakukan

aktivitasnya sehari-hari hanyalah rute yang sering (biasa) dilalui, dianggap terpendek

ataupun rute terpendek berdasarkan persepsi (pendapat) orang lain, padahal belum

tentu rute tersebut optimal dari segi waktu tempuh. Sebagai contoh, terkadang rute

terpendek mempunyai tingkat kemacetan yang lebih tinggi sehingga waktu tempuh

perjalanan menjadi lebih lama dibanding rute yang sedikit lebih panjang tetapi

tingkat kemacetannya rendah. Hal ini disebabkan karena masih tingginya persepsi

pengguna jalan bahwa rute dengan jarak yang pendek merupakan rute dengan waktu

tempuh terpendek (tercepat). Seiring dengan makin mahalnya biaya bahan bakar

(BBM), maka kebutuhan untuk menempuh rute terpendek dari segi waktu tempuh

juga semakin mendesak. Apalagi waktu tempuh tersebut telah banyak menyebabkan

masalah pada planning (rencana) pengguna jalan.

Universitas Sumatera Utara


Dalam pemilihan rute jaringan jalan ini, akan dianalisis pemilihan rute dari

hasil perhitungan di lapangan dengan persepsi pengguna jalan. Selain itu, juga akan

ditinjau apakah pengguna jalan memikirkan kondisi (alasan tertentu) dalam

melakukan pemilihan rute atau lebih kepada metode trial-error (coba-coba).

Berdasarkan latar belakang inilah penulis ingin mengangkat masalah ini dalam tugas

akhir dengan judul “Analisa Pemilihan Rute Perjalanan Belawan – Simpang Pos

Padang Bulan Medan (Teknik Stated Preference).”

I.3 Rumusan Masalah

Yang menjadi masalah di dalam penelitian ini adalah :

1. Pertimbangan pengguna jalan di kota Medan dalam memilih rute Belawan –

Simpang Pos Padang Bulan.

2. Ciri pelaku perjalanan yang mempengaruhi pengguna jalan dalam memilih

rute perjalanan.

I.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis karakteristik masyarakat di kota Medan yang beraktivitas dari

atau menuju Belawan dan kawasan sekitar Simpang Pos Padang Bulan.

2. Menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara


1. Diperolehnya dasar pemilihan rute perjalanan Belawan – Simpang Pos

Padang Bulan oleh pengguna jalan.

2. Sebagai informasi perbandingan rute perjalanan yang satu dengan rute

perjalanan yang lain antara Belawan – Simpang Pos Padang Bulan.

3. Untuk memberikan masukan yang membangun kepada pihak yang

berkepentingan dalam menentukan keputusan dibidang manajemen lalu

lintas khususnya di kota Medan.

I.6 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya mengambil rute perjalanan dalam kota Medan, dimana

ada 3 (tiga) pilihan rute perjalanan antara Belawan – Simpang Pos Padang

Bulan. Ketiga rute tersebut adalah sebagai berikut:

Rute 1

Jamin Ginting – Jalan Ngumban Surbakti – Ring Road – Jalan Gagak Hitam –

Jalan Helvetia By Pass – Jalan Yos Sudarso – Belawan.

Rute 2

Jalan Jamin Ginting – Jalan Iskandar Muda – Jalan Gajah Mada – Jalan S.

Parman – Jalan Kap. Maulana Lubis – Jalan Raden Saleh – Jalan Balai Kota –

Jalan Putri Hijau – Jalan Yos Sudarso – Belawan.

Rute 3

Universitas Sumatera Utara


Jalan Jamin Ginting – Jalan Pintu Air 1 – Jalan Karya Jasa – Jalan Sukosopan

– Jalan Suka Elok – Jalan Asrama 2 – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Toll

Belmera – Belawan.

2. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan perbandingan waktu tempuh yang

paling pendek yang dapat ditempuh dari asal ke tujuan dimana Belawan

sebagai asal perjalanan dan Simpang Pos Padang Bulan sebagai tujuan

perjalanan maupun sebaliknya.

3. Pengambilan data hanya dilakukan di beberapa titik jalan tertentu (tidak

semua ruas jalan), pada ruas jalan yang menghubungkan daerah Belawan

dengan daerah Simpang Pos Padang Bulan.

4. Model estimasi probabilitas pemilihan rute yang digunakan adalah model

Logit Multinomial yang didasarkan pada pendekatan terhadap perilaku

individu.

I.7 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Studi literatur, yakni pengumpulan data-data yang berhubungan dengan tugas

akhir ini yang bersumberkan buku-buku serta referensi lainnya sebagai

pendekatan teori maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian

ini.

2. Pengambilan data, dimana dalam penetian ini digunakan dua sumber data

yaitu:

a) Data primer diperoleh dari metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan teknik stated preference, yaitu dengan cara mendatangi secara

Universitas Sumatera Utara


langsung para pengguna rute jaringan jalan. Dalam pelaksanaannya,

penulis membawa lembar kuisioner dan pemilihan responden

dilakukan secara acak. Data primer diperoleh dari hasil kuisioner pada

survei penelitian, yang didapat melalui 2 (dua) tahap, yaitu:

i. Pembagian kuisioner kepada responden (pengguna rute

perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan), dimana

yang mengisi kuisioner adalah responden.

ii. Survei dengan teknik wawancara langsung kepada responden

(pengguna rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang

Bulan), dimana yang mengisi kuisioner adalah surveyor.

b) Data sekunder yaitu data yang sudah tersusun yang didapat dari

instansi-instansi tertentu yang terkait.

3. Melakukan analisa dan pengolahan data yang menyangkut situasi di lapangan

saat pengambilan data.

4. Kesimpulan dan saran.

I.8 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan penelitian ini dibagi dalam 5 (lima) tahap, yaitu :

BAB I Pendahuluan

Bab ini merupakan uraian mengenai latar belakang studi, identifikasi

permasalahan, tujuan dan manfaat studi, lingkup studi dan metode

pendekatan yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tinjauan terhadap sejumlah literatur yang

mengkaji jaringan jalan diperkotaan, pemilihan rute perjalanan,

karakteristik perilaku perjalanan, dan teori yang dipakai untuk

menganalisis pemilihan rute perjalanan.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai pendekatan dari teori yang telah

dijabarkan yang kemudian menjadi satu bahan usulan pemecahan

masalah yang berbentuk langkah-langkah yang akan ditempuh dalam

pemecahan masalah yang akan dihadapi.

Bab IV Analisa Data dan Hasil Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang analisis dan perhitungan data yang telah

ditentukan, yang diolah untuk mendapatkan pemecahan masalah.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian dan kajian pada bab-bab

sebelumnya serta rekomendasi terkait hasil kesimpulan. Bab ini juga

mengungkapkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam studi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai