Anda di halaman 1dari 24

1.

Analisis Sistem Jaringan dan Perlengkapan Jalan


Jalan sebagai bagian prasarana transportasi mempunyai peran penting dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan, serta
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Keberadaan jalan dibutuhkan
untuk memudahkan kegiatan logistik dan ransportasi bagi masyarakat luas. Sistem
jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan
dengan memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan,
dan kawasan perdesaan.
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan
jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud
pusat-pusat kegiatan. Sedangkan, sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem
jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan.
a. Analisis Sistem Jaringan Pelayanan dan Pergerakan Jalan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, menurut
fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan. Fungsi jalan tersebut terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder. Untuk rincian jalan berdasarakan fungsi yang berada
di BWP Sukarami sebagai berikut.
 Jalan Arteri
Kecamatan Sukarami dilintasi Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II yang
merupakan jalan arteri sekunder dengan panjang 1,97 km dan perkerasan berupa
aspal selebar 5m. Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II berada dalam kondisi baik
dari arah Kecamatan Alang-Alang Lebar maupun Kabupaten Banyuasin.
Menurut PP Nomor 34 Tahun 2006, jalan arteri sekunder didesain dengan badan
jalan paling sedikit 11 meter dan memiliki kapasitas yang lebih besar dari volume
lalu lintas rata-rata. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Jalan Sultan
Mahmud Badaruddin II masih belum mencukupi standar minimum yang
ditetapkan terhadap jalan arteri sekunder.
 Jalan Kolektor
Jalan kolektor yang terdapat di Sukarami adalah Jalan Tanjung Api-Api, Jalan
Perindustrian, Jalan Sukabangun, dan Jalan Sudarman Ganda Subrata yang
semuanya dikelompokkan dalam fungsi kolektor sekunder. Menurut PP Nomor 34
Tahun 2006, jalan kolektor sekunder didesain dengan lebar badan jalan paling
sedikit 9 meter.
Kecamatan Sukarami dilewati Jalan Tanjung Api-Api dengan panjang 5,65 km
dan lebar 20 m sehingga dinilai memenuhi kriteria lebar jalan minimum sesuai
standar. Tiga jalan lainnya yaitu Jalan Perindustrian, Jalan Sukabangun, dan Jalan
Sudarman Ganda Subrata memiliki lebar 6 meter sehingga belum memenuhi
standar minimal sembilan meter sesuai standar kolektor sekunder. Seluruh jalan
kolektor yang terdapat di Kecamatan Sukarami dinilai berada dalam kondisi baik.
 Jalan Lokal
Jalan lokal memiliki lebar minimum 7,5 meter dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi. Di Kecamatan Sukarami, jalan lokal banyak tersebar dengan lebar dan
kondisi variatif. Sebagian besar jalan lokal di Kecamatan Sukarami belum
memenuhi standar lebar minimum dan dalam kondisi jalan sedang, di antaranya
Kecamatan Sukarami adalah Jalan AMD dengan lebar 5 m, Jalan Beringin dengan
lebar 7,2 m, dan Jalan Kebun Bunga dengan lebar 5,3 m. Berdasarkan sampling
jalan yang ada, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh jalan lokal di Kecamatan
Sukarami belum memenuhi standar.
 Jalan Lingkungan
Standar minimum lebar jalan lingkungan adalah 6,5 meter bagi jalan yang
diperuntukkan pula untuk kendaraan beroda tiga atau lebih dan 3,5 meter bagi
jalan yang tidak diperuntukkan dilewati kendaraan beroda tiga atau lebih.
Berdasarkan sampling jalan yang dilakukan, sebagian besar jalan lingkungan
memiliki lebar setidaknya 3,5 meter. Namun, jalan lingkungan dengan lebar 6,5
meter masih sukar ditemukan di Kecamatan Sukarami. Contoh jalan lingkungan
dengan lebar minimum 3,5 meter adalah Jalan Prima Indah, Jalan Kedamaian II,
dan Lorong Mangga I.
b. Analisis Sistem Jaringan Kegiatan
Dalam Permen PU No. 03 Tahun 2012 tentang Pedoman Penetapan Fungsi Jalan
Dan Status Jalan dan Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional dijelaskan bahwa jalan memiliki fungsi untuk
menghubungkan antar kegiatan disuatu wilayah seperti antar PKN, PKW, dan PKL
ataupun Kawasan Primer dengan Kawasan Sekunder lainnya. Analisis ini digunakan
untuk mengetahui kesesuaian jalan eksisting Sub PPK yang terhubung dengan PPL
sesuai standar dan pedoamn yang berlaku. Untuk BWP Sukarami terdiri dari :
c. Analisis Kapasitas Jalan Jalan
Analisis kapasitas jalan digunakan untuk melihat kapasitas jalan eksisting sampai
20 tahun mendatang untuk BWP Sukarami. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kurangnya kapasitas jalan 20 tahun kedepan agar tidak menganggu kegiatan
transportasi dan aksesibilitas di BWP Sukarami. Pedoman yang digunakan untuk
mengetahui kapsitas jalan samapi 20 tahun kedepan yaitu menggunakan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1999. Cara yang digunakan untunk
menghitung kapasitas jalan untuk 20 tahun kedepan dengan menggunakan metode
traffic counting.
d. Analisis Perlengkapan Jalan
Perlengkapan jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas
umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa: a. Rambu Lalu Lintas; b.
Marka Jalan; c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; d. alat penerangan Jalan; e. alat
pengendali dan pengaman Pengguna Jalan; alat pengawasan dan pengamanan Jalan;
g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan h. fasilitas
pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada di Jalan dan di luar
badan Jalan. Selain itu, setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan dan/atau gangguan fungsi Jalan
2. Analisis Transportasi Umum
a. Analisis Moda Transportasi Umum
 Lintas Rel Terpadu (LRT)
Lintas Rel Terpadu (LRT) adalah sebuah sistem angkutan cepat dengan model
Lintas Rel Terpadu yang beroperasi di Palembang, Indonesia, menghubungkan
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks
Olahraga Jakabaring. Pembangunan LRT ini difungsikan sebagai sarana transportasi
penunjang warga Palembang dan sekitarnya, termasuk untuk menunjang mobilitas
penonton dan atlet pada Pesta Olahraga Asia 2018. Diperkirakan proyek ini
menghabiskan dana sedikitnya Rp10,9 triliun rupiah. LRT dioperasikan oleh PT.
Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang dan dibangun oleh PT. Waskita.
LRT ini dibangun dalam rangka mengatasi kemacetan yang akan dihadapi Kota
Palembang kedepannya serta menyambut Pesta Olahraga Nasional yang
diselenggarakan di Kota Palembang. Jumlah yang ditargetkan oleh pemerintah sekitar
96.000 orang per hari melalui, dan estimasi pertambahan penumpang sekitar 110.000
orang pada tahun 2030. Tarif sekali angkut penumpang kereta ini sebesar Rp5.000,00
per penumpang dari dan ke stasiun mana saja, kecuali untuk ke Bandara SMB II
dipatok tarif Rp10.000,00 per penumpang. Tarif ini disubsidi pemerintah dengan
kisaran Rp200-300 milyar setahun hingga jumlah penumpang yang menaiki moda ini
dapat menutup biaya operasional. Berikut merupakan peta trayek LRT yang berada di
BWP Sukarami.
Dengan adanya LRT, pergerakan masyarakat Kota Palembang khususnya BWP
Sukarami cukup membantu dan harganya relatif murah. Namun, jalur LRT yang ada
di BWP Sukarami hanya melayani Jalan Tanjung Api-Api dan Jalan Kol. H. Burian
bagian. Jalur LRT yang berada di BWP Sukarami belum menyeluruh sehingga
pelayanannya belum merata. Sehingga, perlu adanya rencana untuk penambahan jalur
LRT yang dapat melayani BWP Sukarami lebih merata dari sekarang.
 Bus Transmusi
Trans Musi adalah sistem transportasi berjenis Bus Rapid Transit (BRT) di Kota
Palembang, Indonesia. Trans Musi dikelola oleh PT Sarana Pembangunan Palembang
Jaya yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Palembang. Sistem
transportasi Trans Musi menghubungkan moda transportasi lainnya berupa bandara,
stasiun kereta api, terminal bus, dan terminal bus air. Sistem pembayaran Trans Musi
hanya menggunakan tiket dari kertas seharga Rp5.000,00 yang diberlakukan sejak
Senin, 21 April 2014. Dibawah ini merupakan tarif bus transmusi yang berlaku.
 Koridor Reguler (Dalam Kota): Rp5.000,00 per Jumat, 03 Januari 2014.
 Koridor Aglomerasi (Luar Kota): Rp7.500,00 per Senin, 01 Juli 2013.
Berikut merupakan peta rute bus transmusi yang terdapat di BWP Sukarami.
Trayek koridor regular bus transmusi berjumlah 9 dan untuk aglomerasi kota
berjumlah 2. Untuk pelayanan bus transmusi BWP Sukarami sendiri masuk di 2
trayek koridor yaitu koridur 1 dan 5. Berikut rincian koridor tersebut.
 Koridor 1: Bawah Jembatan AMPERA - Terminal Alang Alang Lebar (KM
12) berjumlah 65 unit bus besar.
Halte yang dilalui: Terminal Alang Alang Lebar (KM 12), Simpang Alang-
Alang Lebar A, Masjid Dakwah A, Masjid Dakwah B, Simpang Kades A,
Simpang Kades B, Sembaja A, Sembaja B, Griya Bahagia A, Griya Bahagia
B, Simpang TNI AU, Asrama Haji (Transit K1/K5), Kampus IGM
(Transit K1/K5), Dolog Simpang Tanjung Api-Api B, Kebun Bunga A,
Kebun Bunga B, Perindustrian, Pool Damri, Trackindo, JM Sukarami A,
JM Sukarami B, Akper Aisyiyah A, Akper Aisyiyah B, SMPN 40, Telkom
Talang Buruk, Simpang Talang Buruk, Sukarela A, Sukarela B, Sumeks
A, Sumeks B, Punti Kayu B, Sukabangun II A, Sukabangun II B, RS
Mata A, RS Mata B, Taman Sari A, Taman Sari B, JPO KM 5 A, JPO KM 5
B, JPO SMP Muhammadiyah 10 A, JPO SMP Muhammadiyah 10 B,
Gloria/Polda (Transit K1/K2), PDAM/Polda (Transit K1/K2), Makam
Pahlawan A, Makam Pahlawan B, SMA Negeri 3 A, SMA Negeri 3 B, RSUP
Muhammad Hoesin A, RSUP Muhammad Hoesin B, Kodam 2 Sriwijaya,
Simpang Sekip A, Simpang Sekip B, KONI Provinsi Sumsel, Hotel Jayakarta
Daira, RS Charitas A, RS Charitas B, JPO BNI Syariah (Transit K1/K6), JPO
Pasar Cinde, Pasar Cinde, JPO Marathon A, JPO Marathon B, JPO Pusri A,
JPO Pusri B, Masjid Agung (Transit K1/K3/K6), MONPERA (Transit
K1/K3), Bawah Jembatan AMPERA.
 Koridor 5: Terminal Alang Alang Lebar - Bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II (SMB II) berjumlah 5 unit bus sedang.
Halte yang dilalui: Terminal Alang Alang Lebar, Simpang Maskerebet A,
Simpang Maskerebet B, Kampus IGM (Transit K1/K5), Asrama Haji
(Transit K1/K5), Asrama Haji A, Asrama Haji B, Komplek PDK A,
Komplek PDK B, Askes, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
Namun, trayek koridor 5 sekarang tidak berjalan lagi dikarnakan bus transmusi
dilarang masuk kearah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II karena pengaktifan
jalur LRT saat PON tahun 2018. Tetapi, trayek koridor 5 merupakan trayek yang
melayani sebagian besar dari area BWP Sukarami. Sehingga, sekarang hanya
sebagian kecil dari area BWP Sukarami yang terlayani oleh bus transmusi seperti area
BWP Sukarami di sepanjang Jalan Kol. H. Burian dan belum ada transportasi umum
selain LRT yang melayani sebagian besar area BWP Sukarami. Halte yang berada di
BWP Sukarami sepanjang jalan menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
terbengkalai dan tidak digunakan lagi secara aktif seperti sebelumnya oleh
masyarakat. Selain LRT dan kendaraan pribadi, warga hanya mengandalkan ojek
online untuk berpergian dari rumah ke tempat lainnya. Maka dari itu, perlu adanya
rencana yang baik untuk menambahkan trayek baru transmusi di BWP Sukarami atau
mengaktifkan kembali trayek koridor 5 agar ada transportasi umum selain LRT yang
dapat digunakan oleh masyarakat khususnya yang berada di BWP Sukaramui.
 Angkutan Umum (Angkot)
Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu daerah
Kotamadya atau wilayah ibukota Kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota
Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang
terikat dalam trayek. Angkot yang melayani trayek di BWP Sukarami hanya 1 yaitu
angkot Way Hitam – Talang Betutu (KM 12). Rute trayek angkot ini yaitu dari Jalan Sultan
Mahmud Badaruddin II, Jalan Kol.H. Burlian, Jalan Demang Lebar Daun, KM5, Komplek
Perumahan Way Hitam.Saat ini, trayek angkot hanya melayani sebagian kecil dari area BWP
Sukarami saja seperti di sepanjang Jalan Sultan Mahmud Badaruddin II – Jalan Kol. H.
Burlian. Untuk sebagian besar area BWP Sukarami tidak memiliki rute angkot sejak dulu.
Seperti pada Jalan Tanjung Api- Api sampai Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Tetapi,
banyak ditemukan angkot dengan trayek lain masuk secara ilegal ke daerah BWP Sukarami
seperti angkot trayek Ampera – KM 5 yang melayani di area trayek angkot Talang Betutu –
Way Hitam dan beberapa angkot trayek Ampera – Karyajaya melewati Jalan Tanjung Api –
Api dan mengangkut penumpang secara illegal karena area tersebut bukan bagain dari
trayeknya. Tarif angkot tergantung sesuai jarak tempuh yang berkisar dari Rp3.000 -
Rp5.000.
Berikut merupakan peta rute angkot yang terdapat di BWP Sukarami.
Karena BWP Sukarami hanya mempunyai 1 trayek angkot yaitu angkot Talang
Betutu – Way Hitam. Sehingga, banyak masyarakat di BWP Sukarami yang berada di
luar trayek angkot Talang Betutu - Way Hitam dan tidak memiliki kendaraan pribadi
hanya bisa menjangkau LRT dan ojek online untuk berpergian. Dengan itu, perlu
adanya rencana agar mengadakan angkot dengan trayek kearah area BWP Sukarami
yang belum terjangkau oleh trayek angkot sebelumnya seperti trayek angkot ke arah
Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II ataupun arah lainnya di dalam BWP
Sukarami agar transportasi umum dapat melayani BWP Sukarami dengan merata.
b. Analisis Kesesuaian Standar Simpul Moda Transportasi Umum
 Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II adalah Landas Pacu
aspal ukuran landas pacu 9.843ft dan 3.000 m Dari bandar udara internasional yang
melayani kota Palembang, Sumatera Selatan dan sekitarnya. Bandara ini terletak di
wilayah KM.10 Kecamatan Sukarami. Bandara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II dioperasikan oleh PT Angkasa Pura 2. Nama bandara ini diambil dari
nama Sultan Mahmud Badaruddin II (1767-1862), seorang Pahlawan Nasional
Indonesia melawan VOC-Belanda yang pernah memimpin Kesultanan Palembang
Darussalam (1803-1819). Panjang landasan pacu (runway) Bandara Sultan Mahmud
Badaruddin II sehingga menjadi 11/29 berukuran 3571 oleh 45 meter (11716 ft × 148
ft), lebar 45 meter di atas permukaan Aspal sejak September 2014.
Pada tanggal 1 Januari 1920, karena suatu hal konsesi atas tanah perkebunan itu
berpindah tangan kepada Palembang Maatschappij (Palembang MIJ) atau NV
Palembang Maskapai. Tahun itu terdapat kabar pionir penerbang bangsa Belanda
dikepalai oleh Jan Pieterszoon Coen akan menerbangkan pesawat kecilnya Fokker
dari Eropa ke wilayah Hindia Belanda dalam waktu 20 jam terbang. Maka Palembang
MIJ yang memegang konsesi atas tanah itu, menyediakan sebidang lahan untuk
diserahkan sebagai lapangan terbang pertama di Kota Palembang.
Pada tanggal 1 Januari 1950, bandara ini menjadi lapangan udara bersama baik
untuk kegunaan sipil status bandara ini menjadi Bandar Udara Internasional Sultan
Mahmud Badaruddin II. Pada tanggal 1 Januari , bandara ini resmi dikelola oleh
Manajemen PT (Persero) Angkasa Pura II. Pada saat Provinsi Sumatera Selatan resmi
terpilih sebagai tuan rumah PON XVI tahun 2004, pemerintah berupaya untuk
memperbesar kapasitas bandara sekaligus mengubah status bandara ini menjadi
bandara internasional. Gedung terminal baru Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
akhirnya berhasil rampung dan diresmikan pada 1 Januari 1990.
Bandara ini telah resmi menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati
oleh pesawat yang berbadan besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara
tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp366,7 miliar yang
berasal dari ';'Japan International Bank Corporation';' Rp251,9 miliar dan dana
pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar Dengan 12 Kota Rute Penerbangan
di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang memiliki 19 rute
penerbangan, terdiri dari 17 rute penerbangan domestik dan 2 rute penerbangan
internasional. 13 rute penerbangan domestik langsung yaitu :
Medan Padang Pekanbaru Pangkal Pinang Denpasar
Jambi Bengkulu Palembang Bandar Lampung Jakarta
Bandung Yogyakarta Surabaya
2 rute penerbangan internasional langsung yaitu Kuala Lumpur dan Singapura .
Antara perkembangan yang dilaksanakan adalah perpanjangan landas pacu
sepanjang 300 meter x 60 meter menjadi 3.000 meter x 60 meter, pembangunan
tempat parkir kendaraan seluas 20.000 meter yang dapat menampung 1.000
kendaraan serta pembangunan gedung terminal penumpang tiga lantai seluas 13.000
meter persegi yang dapat menampung 1250 penumpang, dilengkapi garbarata
(aerobridge) dan terminal kargo dan bangunan penunjang lainnya seluas 1.900 meter
persegi. Hasil pengembangan ini membuat Bandara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II dapat didarati pesawat Airbus A330, Boeing 747, Boeing 777, dan
sejenisnya. Selain itu, arus penumpang diproyeksikan akan naik dari 7.720
penumpang menjadi 16.560 penumpang. Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol
Indralaya-Palembang-Bandara Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah
akses ke Bandara.. Maskapai yang melayani penerbangan di bandara ini anatar lain
Garuda Indonesia, Batik Air, Citilink, Japan Airlines, dan lainnya,
Menurut SNI 03-7046-2004 tentang Terminal Penumpang Bandar Udara Sebagai
Standar Wajib untuk kententuan terminal penumpang minimal berukuran 600 m2
belum termasuk kegiatan lainnya untuk skala internasional. Di Bandara Sultan
Mahmud Badaruddin II sendiri sudah memiliki terminal penumpang seluas 13.000 m 2
dalam 3 lantai. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan standar yang berlaku. Lalu
harus memiliki ruangan umum, ruangan semi steril, dan ruangan steril
Ruangan umum tersebut berfungsi untuk menampung kegiatan umum baik
penumpang, pengunjung, maupun petugas bandara, Untuk memasuki ruangan ini
tidak perlu melalui pemeriksaan keselamatan operasi penerbangan. Ruangan umum
ini meliputi :
 Fasilitas-fasilitas penunjuang seperti toilet harus direncanakan berdasarkan
kebutuhan minimum

Terdapat fasilitas toilet umum di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II.


 Harus dipertimbangkan fasilitas khusus, misalnya untuk orang cacat

Terdapat jalur khusus untuk disabilitas dan toilet khusus yang dibahas dalam
poin kelengkapan ruangan dan fasilitas,
 Aksesbilitas dan akomodasi bagi setiap fasilitas tersebut direncanakan
semaksimal mungkin dengan kemudahan pencapaian bagi penumpang dan
pengunjung
Aksesibiltas dan akomodasi di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II sudah
terintegrasi dengan transportasi umum seperti taxi, bus, dan LRT yang akan
memudahkan penumpang dan pengunjung.
 Ruangan ini dilengkapi dengan ruang konsesi meliputi bank, salon, kafetaria,
money changer, P3K, informasi, gift shop, asuranis, kios koran/majalah, toko
obat, nursery, kantor pos, wartel, dan lain-lain.

Sudah ada fasilitas lainnya di salon, kafetaria, money changer, P3K,


informasi, gift shop, asuranis, kios koran/majalah, toko obat, nursery, kantor
pos, wartel, dan lain-lain.
Ruangan semi steril yang digunakan untuk pelayanan penumpang seperti proses
pendaftaran penumpang dan bagasi atau check in. Penumpang yang akan memasuki
ruanganini harus melalui pemeriksaan petugas keselamatan operasi penebaranga. Di dalam
ruangan ini masih diperbolehkan adanya ruang konsesi. Didalam Bandara Sultan Mahmud
Badarudin II terdapat fasilitas check in yang langsung melapor kepada petugas dan
self check in yang dapat dilakukan melalui alat yang terdpaat Bandara Sultan
Mahmud Badarudin II.
Berikutnya ada ruangan steril yang disediakan bagi penumpang yang akan naik ke
pesawat udara, Untuk memasuki ruangan ini penumpang harus melalui pemeriksaan yang
cermat dari petugas keselamatan operasi penerbangan. Di dalam ruanagan ini tidak
diperbolehkan ada ruang konesi.
Kelengkapan ruang dan fasilitas teriminal penumpang untuk standar 600 m 2 internasional
yaitu :
 Teras Kedatangan dan Keberangkatan
Berikut foto teras kedatangan internasional di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II,
Di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki teras kedatangan dan
keberangkatan domestik dan internasional.
 Ruang Lapor diri

Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki ruang lapor diri yang cukup baik.
 Ruang Tunggu Keberangkatan

Suasana ruang tunggu di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II


 Toilet Pria Dan Wanita Ruang Tunggu Keberangkatan
Toilet yang ada di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II tidak hanya diluar untuk
umum namun juga terdapat di ruang tunggu untuk para pengunjung yang
menunggu pesawat.
 Ruang Pengambilan Bagasi

Terdapat ruang pengambilan bagasi di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II


 Area Komersial

Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki area komersial yang berisi, gift
shop, beverage, minimarket, dan lainnya.

 Kantor Airline
Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki kantor dari beberapa maskapai
salah satunya maskapaai lion air.
 Toilet Pria Dan Wanita Untuk Umum

Selain memiliki toilet di ruang tunggu, Bandara Sultan Mahmud Badarudin II juga
memiliki toilet untuk umum. Toilet disabilitas juga ada dalam bandara ini
 Ruang Simpan Barang Hilang
Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki ruang ini yang hanya bisa diakses
oleh petugas bandara.
 Fasilitas Fiskal
Fasilitas fiskal yang terdapat di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II tersebut
diatur oleh pengelola bandara dan pemerintah setempat.
 Fasilitas Imigrasi Dan Beacukai

Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki kantor imigrasi dan beacukai


 Fasilitas Karantina

Bandara Sultan Mahmud Badarudin II memiliki ruang karantina yang berfungsi


salah satunya untuk mengiolasi pengunjung yang memiliki penyakit berpotensi
menular seperti corona agar tidak menularkan virus ke pengunjung lainnya.
 Fasilitas Telepon Umum
Terdapat telepon umum yang dapat di pnjam di pusat informasi Bandara Sultan
Mahmud Badarudin II.
 Fasilitas Pemadam Api Ringan

Terdapat hydrant di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II


 Peralatan Pengambilan Bagasi

Terdapat peralatan pengambilan bagasi di Bandara Sultan Mahmud Badarudin II


seperti trolly koper.
 Kursi Tunggu

Kursi Tunggu untuk penjemput atau pengunjung yang menunggu jemputan di


Bandara Sultan Mahmud Badarudin II.
Secara keseluruhan ruang dan fasilitas di Bandara Sultan Mahmud Badarudin
II sudah lengkap dan sesuai standar yang dtentukan. Seperti misalnya ruang nusrsery,
ATM, dan fasilitas lainnya. Hanya saja mungkin kedepannya perlu rencana untuk
perawatan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II supaya lebih terjaga dan tetap
dalam kondisi baik.
 Stasiun LRT Bandara, Asrama Haji, Punti Kayu, RSUD Prov. Sumatera Selatan
Stasiun LRT yang ada di Palembang berjumlah 13 stasiun. Terdapat 4 stasium
LRT di Kecamatan Sukarami yaitu Stasiun LRT Bandara, Asrama Haji, Punti Kayu,
RSUD Prov. Sumatera Selatan.
Berikut peta persebaran stasiun LRT yang terdapat di BWP Sukarami.
Berikut tanggal peresemian stasiun LRT di BWP Sukarami :
Stasiun Bandara SMB II Dibuka pada 1 Agustus 2018
Stasiun Asrama Haji Dibuka pada 7 September 2018
Stasiun Punti Kayu Dibuka pada 24 September 2018
Stasiun RSUDS umatera Sealatan Dibuka pada 25 September 2018
Ruang dan fasilitas yang terdapat di stasiun LRT tersebut yaitu :
 Loket Pembelian Tiket
 Ruang Tunggu

 Papan Informasi Peron Dan Rute Trayek

 Ruang Panel
 Ruang Kesehatan

 Toilet Umum dan Difabel, Ruang Menyusui , Musholla


 Jalur Evakuasi dank Kotak Saran

 Telepon Umum dan Hydrant

 Tempat Charging Handphone Gratis

Dari fasilitas-fasilitas yang terdapat di stasiun LRT tersebut bisa dikatakan sudah
cukup lengkap dan baik bila dibandingkan dengan fasilitas yang ada di stasiun LRT
di Singapura. Hanya saja di stasiun LRT Singapura sudah mejual tiket dengan mesin
sehingga lebih praktis. Lalu ditambahkan tembok pembatas pada area meunggu
penumpang di sepanjang lintasan LRT agar semakin aman . Untuk kedepannya
diharapkan stasiun LRT yang ada di BWP Sukarami dapat lebih lengkap dan praktis
lagi seperti penjualan tiket dengan mesin dan tembok pembatas tersebut sehingga
perlu adanya rencana dalam mengembangkan stasiun LRT agar lebih baik.
 Halte Busway
Halte yang terdapat di BWP Sukarami berjumlah sekitar 28. Halte di BWP
Sukarami menjadi tempat penumpang menunggu bus transmusi dan angkot. Berikut
peta trayek bus transmusi dan persebaran halte di BWP Sukarami.

Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat nomor :


271/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Perekayasanaan Tempat Perhentian
Kendaraan Penumpang Umum sebuh halte setidaknya memiliki fasilitas-fasilirtas
dasar berikut :
 Identitas Halte Berupa Nama Dan/Atau Nomor
 Rambu Petunjuk
 Papan Informasi Trayek
 Lampu Penerangan
 Tempat Duduk
Berikut merupakan salah satu contoh halte di BWP Sukarami. Beberapa halte
memiliki fasilitas dasar halte tersebut. Namun, masih banyak halte yang tidak
memiliki fasilitas dasar seperti papan informasi trayek, bangku dan lampu penerangan.
Untuk fasilitas pelengkap halte yaitu :
 Telepon Umum
 Tempat Sampah
 Pagar
 Papan Iklan/Pengumuman
Untuk fasilitas pelengkap biasanya ditiap halte sudah memiliki pagar dan papan
iklan/pengumuman, namun belum dilengkapi telepon umum dan tempat sampah.
Secara keseluruhan beberap halte sudah memenuhi standar yang ada. Namun, masih
banyak halte yang belum memenuhi standar dasarnya. Selain itu, banyak halte yang
terbengkalai dan dirusak oleh tangan manusia. Oleh karna itu, keedepannnyan rencana
untuk perbaikan dan pengembangan halte diperlukan agar halte sesuai dengan
kebutuhan dan fasilitas dasar halte dan meningkatkan kesadaran masyarakat agar
menjaga fasilitas publik dan tidak merusaknya.

Anda mungkin juga menyukai