Anda di halaman 1dari 73

Ekonomi Mikro

Transportasi dan Logistik


Dr Ir A. Hermanto Dardak MSc IPU
RESUME MATA PELATIHAN: EKONOMI MIKRO TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

Ekonomi transportasi merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi (mikro) tentang kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi
masyarakat. Ekonomi Transportasi merupakan satu cabang dari ekonomi mikro, dengan memiliki
karakteristik khas meliputi prinsip-prinsip analisis dan penerapan konsep ekonomi teknik dalam
penggunaaan/pengoperasian transportasi, optimalisasi lalu lintas serta investasi pada infrastruktur
transportasi termasuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi parameter-parameter biaya dan
manfaat, seperti biaya investasi, operasi dan pemeliharaan, nilai waktu, biaya operasi kendaraan, dan
besaran ekonomi lainnya, memperhatikan aspek akuntansi yang perlu dilakukan dalam kajian
infrastruktur transportasi, serta menerapkan beberapa metoda kajian kelayakan investasi.
Logistik sebagai bagian dari proses rantai pasok berusaha merencanakan, mengimplementasi dan
mengontrol aliran dan penyimpanan barang dan jasa secara efisien dan efektif, dari asal sampai
tempat tujuan konsumsi guna memenuhi kebutuhan konsumen.

Salah satu prinsip utama Ekonomi Transportasi bahwa permintaan (demand) dan supply (penyediaan)
harus seimbang, sehingga apabila demand (kebutuhan memindahkan barang) jauh lebih besar daripada
supply (armada truk dan jaringan jalan), maka akan terjadi kemacetan arus barang yang membawa
implikasi kenaikan harga barang. Kondisi ini tentu saja akan membawa implikasi pada kenaikan biaya
logistic.
Mata pelatihan ini akan membekali peserta dengan teori pokok-pokok ekonomi transportasi dan
keterkaitannya dengan biaya logistic yang saat ini masih relative tinggi. Diberikan ilustrasi besaran
komponen-komponen biaya logistic dengan focus komponen transportasi.
I
EKONOMI MIKRO TRANSPORTASI
1) HAKEKAT EKONOMI TRANSPORTASI

• Ekonomi Transportasi merupakan satu cabang dari ekonomi mikro, dengan


memiliki karakteristik khas, mempelajari tentang kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan
konsumsi masyarakat.

• Prinsip-prinsip analisis dan penerapan konsep ekonomi teknik dalam


penggunaaan/pengoperasian transportasi,optimalisasi lalu lintas serta investasi
pada infrastruktur transportasi termasuk mengidentifikasi dan
mengkuantifikasi parameter-parameter biaya dan manfaat, seperti biaya
investasi, operasi dan pemeliharaan, nilai waktu, biaya operasi kendaraan, dan
besaran ekonomi lainnya, memperhatikan aspek akuntansi yang perlu dilakukan
dalam kajian infrastruktur transportasi, serta menerapkan beberapa metoda
kajiankelayakan investasi.

• Permintaan (demand) dan supply (penyediaan) harus seimbang. Sebagai ilustrasi


apabila demand jauh lebih besar daripada supply, maka akan terjadi kemacetan
arus barang yang membawa implikasi kenaikan harga barang.
2) Ruang Lingkup Ekonomi Transportasi
Secara umum ilmu ekonomi terbagi menjadi dua cabang utama , yaitu
ekonomi makro dan ekonomi mikro
BAHAN EKONOMI MAKRO EKONOMI MIKRO
ANALISIS
HARGA Analisis harga tentang harga keseluruhan Analisis harga tentang harga
barang/jasa tertentu
UNIT ANALISIS Analisis tentang permasalahan ekonomi Analisis tingkah laku pelaku
secara menyeluruh seperti produksi ekonomi tertentu seperti produsen
nasional, pengangguran dan dan konsumen
pertumbuhan eknomi
TUJUAN Menganalisis pengaruh kegiatan ekonomi Memahami bagaimana
ANALISIS terhadap kinerja perekonomian secara mengalokasikan produksi agar
nasional dicapai kombinasi yang tepat
3) Keterkaitan Transportasi dan Ekonomi

1. Transportasi dan Ekonomi memiliki hubungan yang erat, bahkah di dalam


Undang Undang di tuliskan bahwa transportasi mendukung perekonomian.
2. Inti hubungan diantara keduanya dua hal yaitu pergerakan orang dan atau
barang dan tingkat aksesibilitas (kemudahan mencapai Lokasi). Pergerakan orang
dan atau barang timbul karena adanya permintaan turunan dari suatu aktifitas
yang mengharuskan adanya perpindahan. Perpindahan menghasilkan nilai dapat
berbentuk bermacam macam, mulai dari uang, kepuasan, kebergunaan dan lain
lain, mulai yang dapat diukur hingga tidak dapat diukur karena menyangkut suatu
hal yang abstrak, seperti kepuasan, semua hal yang terkait nilai tersebut
membawa peningkatan secara ekonomi, apapun bentuknya.

Kebutuhan Pengaruh
turunan teknologi
(derived dari berbagai
demand) moda

TRANSPORTASI
PERMINTAAN (DEMAND) DAN SUPPLY (PENYEDIAAN) HARUS
SEIMBANG (Equilibrium Law)

Demand > supply Demand < supply

Kemacetan arus barang Persaingan tidak sehat

Harga Barang akan NAIK Jasa angkutan RUGI


4) AKSESIBILITAS

Transportasi juga akan menentukan tingkat aksesibilitas dari suatu daerah, yang
menggambarkan tingkat kemudahan suatu daerah dicapai atau di akses dari daerah
lainnya. Semakin mudah dicapai, maka semakin tinggi tingkat aksesibilitasnya
demikian juga sebaliknya semakin sulit daerah tersebut dicapai, maka semakin
rendah tingkat aksesibilitasnya. Tingkat kemudahan mencapai suatu daerah sangat
ditentukan sarana dan prasarana transportasi yang ada. Untuk itu aksesibilitas
merupakan konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara
geografis dengan system transportasi yang menghubungkannya.
5) Peranan Transportasi dalam
pembangunan ekonomi
• Penghubung antara bahan baku dan konsumen
• stabilisasi dan penyamaan harga
• penurunan harga
• meningkatnya harga tanah
• terjadinya spesialisasi antar wilayah,
• Penyebaran penduduk
Keinginan dan Perilaku melakukan perjalanan
Terjamin
sistem
pertahanan
Hubungan
Eksploitasi suatu negara
sosial antar
bahan baku
daerah

Spesialisasi Inovasi
produktif kultural

Heterogenitas Kebutuhan
permukaan TRANSPORTASI ekonomi dan
bumi sosial

Sumber: Ekonomi Transportasi,TSP, Universitas Pembangunan Jaya


6) Interaksi Transportasi dengan Tata Guna Lahan

❑ setiap upaya peningkatan fasilitas


transportasi akan berdampak
terhadap perubahan tataguna
lahan

PERLU PENGENDALIAN

FASILITAS TRANSPORTASI OPTIMAL


STRUKTUR RUANG JARINGAN IALAN TOL DAN
LANDUSE KAWASAN PERKOTAAN JABODETABEK
Perubahan pada
sistem
transportasi pada
tata guna lahan
cenderung
berdampak jangka
panjang sebagai
akibat pergeseran
aktivitas

Contoh :
Perumahan banyak dibangun disekitar jalan, jalan rel atau kawasan industri sehingga
akan mengubah pola pemilihan kendaraan ( metode 4 tahap pemodelan transportasi)
Apakah melakukan Metode 4 tahap pemodelan
perjalanan ?? transportasi

1. Analisis bangkitan/tarikan perjalanan


Ke mana perjalanan
akibat pembangunan;
dilakukan ?
2. Analisis distribusi perjalanan ;
3. Analisis pemilihan moda ;
Pada waktu apa 4. Analisis pembebanan perjalanan ;
melakukan perjalanan?

• Perjalanan regular akan berbeda dengan perjalanan


Sarana apa yang akhir minggu
digunakan ? • Faktor yang menentukan adalah TINGKAT PELAYANAN
(S)
Rute mana yang • Terdapat atribut-atribut yang mempengaruhi.
ditempuh ? 𝑆 = 𝑆1 , 𝑆2 , 𝑆3 , … … 𝑆𝑛
1. BANGKITAN PERJALANAN

Lalu lintas perpindahan barang atau orang merupakan


fungsi tata guna lahan, aktifitas di lahan ada yang
meninggalkan suatu lokasi ( trip production) dan ada
lalu lintas yang tiba di suatu lokasi (trip generation).
Bangkitan perjalanan barang atau orang per satuan
waktu di suatu tanah luas tertentu dalam waktu tertentu
dapat kita peroleh sebagai trip production atau
attraction. Tata guna lahan yang berbeda menghasilkan
tipe perjalanan yang berbeda.

2. DISTRIBUSI PERJALANAN

Distribusi perjalanan menggambarkan jumlah lalu


lintas dari satu zona ke zona lainnya. Pola distribusi
perjalanan antara zona asal dan tujuan bergantung
lokasi dan intensitas tata guna lahan dan jarak spasial
dua buah tata guna lahan.
3. PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI

Interaksi antar tata guna lahan


memerlukan perpindahan/perjalanan yang
untuk angkutan barang dapat
menggunakan jalan raya (gojek, pikup, truk)
atau kereta api, atau untuk perjalanan
orang bisa jalan kaki, atau kendaraan,
kendaraan pribadi atau angkutan umum
(bus, kereta api) dan seterusnya.

4. PEMILIHAN RUTE
Pemilihan rute bergantung pada
alternative jarak terpendek atau
tercepat, termurah dengan asumsi
pemakai jalan mempunyai informasi
yang cukup tentang kemacetan di jalan
alternative.
7) TINGKAT PELAYANAN JALAN
• Lalu lintas berinteraksi dengan
transportasi, apabila arus
meningkat pada ruas jalan, maka
waktu tempuh bertambah.
Kapasitas jalan merupakan arus
maksimum yang dapat melewati
suatu ruas jalan. Hubungan arus
dengan waktu tempuh tidak lenier,
penambahan kendaraan saat arus
rendah menambah waktu tempuh
kecil dibandingkan dengan
penambahan kendaraan pada arus
tinggi (lihat gambar).

• Tingkat pelayanan pada suatu jalan


tergantung arus lalu lintas.
Diagram dibawah ini memberikan 6
tingkat pelayanan.
• Total waktu perjalanan

ILUSTRASI ATRIBUT PELAYANAN


• Dapat dipercaya
Waktu • Waktu yang diperlukan pada titik transfer
• Frekuensi perjalanan
• Jadwal waktu

• Pungutan transportasi secara langsung


Biaya pengguna
• Biaya operasional langsung
jasa
• Biaya tidak langsung

• Kemungkinan rusak barang


Keselamatan
• Kemungkinan kecelakaan

• Jarak jalan kaki


• Kenikmatan fisik
Kenyamanan
• Kenikmatan psikologis
• Pengalaman estetika
8) TEORI LOKASI
Biaya Transportasi sebagai faktor
penting dalam menentukan lokasi
Biaya minimum ???
Lokasi optimum ????

TRANSPORT

❑ Titik lokasi biaya transportasi minimum tidak dapat memberikan


jawaban umum terhadap persoalan lokasi terbaik
❑ Biaya transportasi sangat mempengaruhi total biaya produksi
TEORI LOKASI OPTIMUM (Alfred Webber)

❑PRINSIP : pemilihan lokasi kindstri berdasarkan minimalisasi biaya

❑Lokasi setiap industri tergantung pada totalbiaya transportasi dan tenaga kerja dimana
penjumlahan keduanya harus minimum. Lokasi dimana biaya minimum akan
mengahsilkan tingkat keuntungan maksimum

1. Biaya produksi (tenaga kerja, manajemen dan


lainnya) tidak dipengaruhi perbedaan tata
ASUMSI ruang → faktor produksi sama dimanapun
2. Tingkat biaya transportasi FLAT → berdasarkan
basis berat dan jarak tempuh
3. Jalur transportasi tersedia ke segala arah
METODE PROSEDUR RANKING

Langkah-Langkah Prosedur
Ranking

Perhitungan total
Identifikasi faktor
nilai
penentu Pemberian bobot
(wighted procedure)
Seperti lokasi suplai Penilaian (Skor) Bobot faktor x skor
bahan baku, lokasi faktor
wilayah pemasaran, Berdasarkan derajat Skala penilaian = total terbesar
dll. kepentingannya menggunakan nilai 0
–10 point, dengan
nilai 10 sebagai point
terbesar

▪ Beberapa alternatif lokasi misalnya pabrik dapat ditetapkan, kemudian faktor penentu yang
kemudian diberi bobot misalnya Ketersedian bahan baku (40%), Tenaga Kerja (35%),
Transportasi (25%).
Transportation Cost Minimization

Raw Material Oriented


Tendency for industry to locate near its source of raw materials in
order to save on transport costs

Usually occurs when raw materials lose weight in the production


process (e.g., paper, steel)
Transportation Cost Minimization

Market Oriented
Tendency for industry to locate near population centers in order to
save on transport costs

Occurs when product is more costly to transport than raw materials


(e.g., beverages, glass)
❑Menentukan lokasi optimum dengan cara menghtung berat muatan yang
diangkut dilakalikan dengan jarak yang ditempuh → MINIMUM

Weber menjelaskan gelaja aglomerasi industri,yaitu


pemusatan produksi di lokasi tertentu.
Gejala ini menarik industri dari lokasi biaya angkutan minimum,
karena membawa berbagai bentuk penghematan yang disebut
Aglomeration Economies
(a) (b) (c)
Segitiga Weber dalam menentukan lokasi industri
Keterangan:
M = pasar
P = lokasi biaya terendah.
R1, R2 = bahan baku
Gambar
(a) : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak.
(b) : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal dari pada hasil industri.
(c) : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah dari pada hasil industri.

Sumber: Ekonomi Transportasi,TSP, Universitas Pembangunan Jaya


• lokasi aglomerasi industri ideal adalah lokasi yang
berada di pusat segitiga itu, yaitu gambar (a).
• Karena pada gambar (a) menunjukkan biaya untuk
transportasi bahan mentah dan produk jadi sama
besarnya.
• Juga jarak dari P1 ke M, P1 ke R1 dan R2 sama
jauhnya. Jadi, dengan menggunakan prinsip least
cost maka lokasi P1 (lokasi berbiaya terendah) yang
ideal adalah seperti pada gambar (a).

Penentuan lokasi industri berdasarkan 3 Faktor


utama : material dan konsumsi, tenaga kerja, biaya
transportasi

T(k) = q [ ( k1 a1 n1 ) + (k2 a2 n2 ) + m k3 ]
Metode least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok
antara lain :
❑ Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim
dan penduduknya relatif homogen.
❑ Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.
❑ Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah
Minimum Regional (UMR).
❑ Hanya ada satu jenis alat transportasi.
❑ Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.
❑ Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
❑ Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
9) Pembangunan dan Manajemen Transportasi

1. Manajemen Transportasi dengan mengatur system transportasi yang baik, antara lain
melalui tarif terjangkau masyarakat, keterpaduan antar dan intra moda transportasi,
frekwensi kedatangan kendaraan memadai, ketepatan waktu kedatangan sesuai jadwal,
kondisi kendaraan yang nyaman dan tidak menyebabkan polusi baik suara dan udara,
dan jangkauan area layanan yang mencakup semua bagian kota atau daerah, kondisi
infrastruktur yang memadai, iklim bisnis yang sehat dan peraturan yang jelas, akan
dapat melahirkan kesempatan kesempatan di sektor ekonomi baik langsung maupun
tidak langsung.

2. Dengan kinerja tersebut, sistem transportasi akan mampu memenuhi permintaan


kebutuhan pergerakan masyarakat dan juga akan mampu menjamin akses antara pasar,
tempat-produksi barang/ jasa dan sumber- sumber ekonomi baik barang mentah,
setengah jadi ataupun barang jadi. Pasar dan tempat-tempat produksi tidak hanya
terkait barang namun juga manusia sebagai sumber ekonomi dalam hal ini tenaga kerja
dalam mengakses tempat-tempat produksi/tempat kerja.

3. Sistem transportasi yang baik akan mampu mendukung program terkait


pembangunan ekonomi seperti regional marketing, investment promotion, tourism
development, supporting UKM dan lain lain. Transportasi akan menjadi kunci penentu
semua kegiatan dengan meningkatkan nilai tambah.
4. Permasalahan perekonomian sangat nyata di Indonesia, di setiap daerah permasalahan
pendistribusian barang menjadi salah satu penyebab tidak meratanya tingkat
perekonomian daerah di Indonesia. Wilayah Indonesia Bagian Timur berbeda perkembangan
tingkat perekonomiannya dengan wilayah Indonesia Bagian Barat. Transportasi menjadi
masalah utama, baik darat, laut, maupun udara.

5. Terbatasnya sarana angkutan membatasi kelancaran pengangkutan hasil produksi ke


wilayah konsumen. Keterbatasan transportasi menjadi penyebab tersendatnya arus
distribusi barang sehingga ongkos distribusi barang menjadi tinggi yang membawa
implikasi harga pembelian oleh konsumen menjadi tinggi. Bahkan ongkos distribusi bisa
lebih berlipat besarnya dari harga barang produksi. Tingginya tingkat harga yang tidak
sebanding dengan tingkat pendapatan mengakibatkan daya masyarakat menjadi
berkurang.

6. Peran transportasi mendukung perekonomian sangat besar, untuk itu pemerintah


berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi baik darat, laut dan
udara di berbagai daerah. Pembukaan jalan baru, pembangunan pelabuhan dan bandara
dilakukan hampir diseluruh wilayah Indonesia.

7. Dengan pembangunan sarana transportasi, distribusi barang dan jasa menjadi lancar,
sehingga memotong biaya angkut/distribusi, tingkat harga barang dan jasa menjadi dapat
dijangkau seluruh lapisan masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat.
10) ILUSTRASI KETERKAITAN TRANSPORTASI DAN EKONOMI DI WILAYAH UTARA DAN
SELATAN JAWA

1. Mengamati perekonomian di Jawa menunjukkan adanya ketimpangan ekonomi


wilayah utara dengan berbagai pusat pertumbuhannya dibandingkan wilayah selatan.

2. Berkembangnya ekonomi di wilayah utara Jawa tidak terlepas dari dukungan


infrastruktur Jalan Pantura yang diawali dengan dibangunnya jalan Daendles dari Anyer
sampai dengan Panarukan, pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak, Bandara Juanda,
Jalur Utara Kereta Api dan bahkan sekarang ini Konektivitas semakin tinggi dengan
terbangunnya jalan tol Jakarta - Surabaya.
Ketidak Seimbangan Transportasi Penumpang dan
Barang di Jalan Lintas Pulau Jawa
Rute Jalan Lintas Utara Lintas Tengah Lintas Selatan Kereta Api,
Laut dan
Udara

Transportasi
Penumpang 64,8 % 21,3 % 6,5 % 7,5 %

Transportasi
74,7 % 14,1 % 4,7 % Sumber: Agus Taufik Mulyono, 2019
Barang 6,5 %
II
LOGISTIK
1) ESENSI LOGISTIK

Logistik dan Transportasi, mengapa penting?


Bagian dari Daya Saing Nasional
Mendukung pembentukan efisiensi bangsa
Logistik Mendorong ekonomi nasional yang
terintegrasi
Memastikan ketersediaan, akses, kestabilan
harga, dan kualitas barang/komoditas

Prasyarat Perdagangan
Logistik dan Supply Chain Management

Manajemen Manajemen
Logistik Rantai Pasok

• Logistik adalah bagian dari manajemen rantai pasok, yang merencanakan,


mengimplementasi dan mengontrol aliran dan penyimpanan barang, jasa dan
informasi terkait secara efisien dan efektif, dari titik asal menuju titik
konsumsi guna memenuhi kebutuhan consumer.
• Logistik lebih dulu ada dibanding SCM
• Tujuan SCM adalah untuk mendapat keunggulan daya saing
• Tujuan Logistik adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
Prinsip Logistik
7T
• Tepat Produk
• Tepat Pelanggan
• Tepat jumlah
• Tepat Kondisi
• Tepat tempat
• Tepat waktu
• Tepat biaya
Peran logistic dan manajemen rantai pasok

Pelayanan Biaya

Menyeimbangkan antara kepuasan pelanggan (pelayanan) dengan


biaya
Sasaran dan strategi logistik
Logistik dan Manajemen Rantai Pasok memiliki tujuan yang sama: yaitu
memenuhi kebutuhan pelanggan

Kemampuan Meminimalkan Meminimalkan Pengiriman Menjaga Mendukung


respon cepat variasi biaya inventori terkonsolidasi kualitas tinggi product life cycle
2) Pengiriman Barang
Terdapat Perusahaan pengiriman barang atau freight forwarder yang bertanggung jawab atas
pengangkutan barang, mengatur seluruh proses pengiriman, dari penyimpanan hingga
pengiriman barang mereka. Freight Forwarder bertindak sebagai perantara antara pengirim dan
jasa transportasi, berhubungan dengan berbagai operator untuk menegoisasikan harga dan
memutuskan rute paling ekonomis yang dapat diandalkan dan tercepat.
Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No.49/2017 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan
Jasa Pengurusan Transportasi, jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) adalah:
“Kegiatan yang ditujukan untuk semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman
dan penerimaan barang melalui angkutan darat, kereta api, laut dan atau udara”.
Kegiatan usaha jasa freight forwarding merupakan kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang
yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi
darat, perkeretaapian, laut, dan udara yang dapat mencakup 21 jenis kegiatan. Kegiatan tersebut
di antaranya penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan pengukuran,
penimbangan, penerbitan dokumen angkutan, pengurusan penyelesaian dokumen, pemesanan
ruangan pengangkut, pengelolaan pendistribusian, dan klaim. Ada pula perhitungan biaya
angkutan dan logistic, asuransi atas pengiriman barang, penyelesaian tagihan dan biaya lainnya
yang diperlukan, penyediaan sistem informasi dan komunikasi, penyediaan e-commerce, serta
jasa kurir dan/atau barang khusus bawaan sesuai dengan ketentuan.
Intinya jasa freight forwarding bergerak di bidang pengangkutan barang yang mengurus seluruh
atau sebagian kegiatan terkait dengan pengiriman dan penerimaan barang melalui berbagai jalur
transportasi. Cakupan jasa ini luas karena tidak hanya memberikan pelayanan pengangkutan
barang, tetapi juga layanan lain seperti penyimpanan barang/pergudangan, pengepakan barang,
dan bahkan pengurusan penyelesaian dokumen kepabeanan
Rantai pasok dasar

Pemasok Produsen Pelanggan


• Bahan mentah • Komponen • Menerima
• Energy dari pemasok barang jadi
• Jasa • Barang jadi
• komponen • Jasa
Contoh Rantai Pasok
Aliran uang

Aliran barang

Pemasok Pemasok Pemasok Perusahaan Pelanggan Pelanggan Pelanggan


Level 3 Level 2 Utama utama level 2 level 3

Aliran informasi

Rantai pasok sederhana (langsung)


Rantai pasok diperluas
Rantai pasok maksimum
3) Manajemen Rantai Pasok

Supply Chain Management merupakan pengelolaan alur barang atau jasa yang
mencakup semua proses, termasuk perubahan bahan mentah menjadi produk jadi.
Proses ini juga meliputi upaya menyederhanakan penawaran suplai agar pengalaman
klien meningkat sehingga bisnis memiliki daya saing di pasar. Pengelolaan aktivitas
rantai pasok dalam SCM ditujukan untuk memaksimalkan customer value dan
mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pada dasarnya, manajemen
rantai pasok mengintegrasikan pengelolaan supply dan demand (penawaran dan
permintaan) dalam dan di seluruh perusahaan. Dalam SCM, fungsi – fungsi yang
terintegrasi dan memiliki tanggung jawab utama untuk menghubungkan fungsi dari
bisnis utama dan proses bisnis dalam dan di seluruh perusahaan untuk mewujudkan
model bisnis yang kohesif dan berkinerja tinggi.

Konsep Rantai Pasokan didasarkan pada dua ide utama:


Pertama bahwa secara praktek setiap produk yang sampai kepada end user
merupakan kumpulan usaha dari berbagai organisasi. Organisasi-organisasi inilah
yang secara kolektif dianggap sebagai rantai pasok.
Kedua bahwa rantai pasok telah eksis dalam kurun waktu yang lama, namun
sebagian organisasi hanya memusatkan perhatiannya ke kepentingan mereka
sendiri.Tanpa pengelolaan yang memadai, maka tiap-tiap organisasi yang berperan
dalam rantai pasok sering bergerak tidak efektif.
Setiap organisasi yang masuk dalam rantai suplai akan berusaha untuk saling
terhubung bersama-sama dalam proses manajemen rantai suplai melalui aliran fisik
dan aliran informasi. Untuk itu pengertian proses manajemen rantai pasok adalah
semua proses yang terhubung oleh mata rantai yang berada pada arus perpindahan
barang. Proses tersebut mencakup keseluruhan proses saat barang masih berupa
bahan mentah, kemudian diubah lagi menjadi produk setengah jadi lalu diproses lagi
menjadi produk akhir.

ILUSTRASI SUPPLY CHAIN


Ilustrasi Supply Chain / Mata rantai 1: Suppliers
Aliran fisik yang ada dalam mata rantai yang pertama ini antara lain bahan baku,
material mentah, material tambahan ataupun suku cadang. Suppliers atau pemasok
yang berada dalam rantai pertama saling berhubungan dengan suppliers lainnya. Pada
mata rantai pertama ini jumlahnya bisa sangat banyak tapi bisa juga hanya ada
pemasok tunggal atau sedikit.

Ilustrasi Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 : Suppliers, Manufacturer


Mata rantai pertama dihubungkan dengan mata rantai kedua. Di sini dapat berupa
manufacturer , plants , assembler , fabricator atau bentuk lain. Pada titik ini
dilakukan pembuatan, pabrikasi, asembling, perakitan dan konversi hingga finishing.
Sampai di tahap ini, dengan perencanaan yang baik, sebenarnya sudah terdapat
potensi untuk melakukan penghematan. Target – target penghematan pada titik ini
contohnya dalam hal inventories untuk raw material, bahan setengah jadi, dan bahan
jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit.
Ilustrasi Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 : Suppliers, Manufacturer, Distributor
Finishing Product yang dihasilkan oleh manufacturer kemudian didistribusikan
kepada konsumen. Bisnis distributor adalah sebuah usaha, dimana pihak
perantara menjembatani kepentingan jual beli antara produsen dan retailer.
Proses Distributor itu sendiri dimulai dengan pembelian produk dari pabrik atau
mata rantai manufacturer, atau distributor lain yang lebih besar. Selanjutnya
terjadi pengklasifikasian produk untuk didistribusikan ke retailers ataupun ke end
user.

Ilustrasi Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers, Manufacturer,


Distributor, Retailer Outlets
Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang (warehouse) milik sendiri
atau dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menumpuk
barang sebelum didistribusikan lagi ke pihak retailer. Transportasi hingga ke
outlet para pengecer biasanya dilakukan menggunakan jalur darat. Pada titik ini
kembali dapat kita lihat potensi-potensi melakukan efisiensi. Dari segi logistik,
dapat memanfaatkan konsep backloading atau muatan balik dari truk yang
kosong saat perjalanan pulang.
Contoh Supply Chain / Mata rantai 1 – 2 – 3 – 4 -5 : Supplier, Manufacturer,
Distributor, Retailer Outlets, Customers
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Termasuk outlets adalah toko, warung, warung serba ada, swalayan, toko
kelontong, koperasi, mall, club stores, dan sebagainya di mana pembeli akhir
melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini
merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai
lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retailer outlet tadi) ke real customers
atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata rantai
supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di
pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa dimaksud.

Contoh Supply Chain / Mata rantai yang dijelaskan di atas merupakan suatu
gambaran umum terhadap konsep rantai pasok. Rantai Pasok merupakan suatu
ilmu yang cukup kompleks yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan
berkembang sesuai dengan teknologi serta kebutuhan dari konsumen.
Kemampuan ini menyebabkan masuknya beberapa pemain utama yang ikut
masuk berperan penting dalam aktifitas Rantai Pasok, di antaranya adalah

Logistic Service Provider, yaitu pihak yang menyediakan jasa aktifitas logistik
yang dapat berbentuk 3PL (Third Party Logistics) hingga 4PL (Forth Party
Logistics) yang saat ini sedang berkembang dan marak di dalam aktifitas Rantai
Pasok.
Internet Provider hingga Webmaster yang muncul akibat berkembangnya aktifitas
jual beli melalui online (e-commerce) secara langsung mempengaruhi pula proses
rantai pasok. Pada sistem rantai pasok yang canggih, produk-produk bekas pakai
dapat masuk kembali ke dalam untaian mata rantai apabila residu nya masih
dapat didaur ulang atau diguna ulang. Rantai pasokan juga menghubungkan nilai
– nilai (value) sebuah produk.
VISUALISASI JARINGAN TRANSPORTASI SEBAGAI BAGIAN RANTAI PASOK LOGISTIK:
JALAN RAYA, REL, PENYEBERANGAN (HIJAU), LAUT (BIRU) DAN UDARA (MERAH)

44

Freight forwarding yang paling besar nilainya terutama dilakukan melalui Laut (Pelabuhan) dan Jalan Raya
4) IMPLEMENTASI LOGISTIK&SCM

• Pada saat ini konsep logistik dan supply chain management (SCM) dipandang sudah mulai
dipahami, namun tantangannya pada implementasi. Tanpa kemampuan implementasi logistik
dan SCM, perusahaan sulit meningkatkan efisiensi proses yang berdampak pada hambatan
kelancaran arus barang dan layanan yang kurang baik, sehingga perusahaan sulit berdaya
saing.
• Efisiensi logistik semakin penting menghadapi tantangan global meningkatnya tuntutan
pelanggan, biaya operasional dan harga bahan baku yang meningkat, serta kompetisi yang
semakin ketat. Efisiensi logistik diperlukan terutama bagi perusahaan penyedia jasa logistik
dan perusahaan manufaktur sebagai pelaku logistik maupun sebagai pengguna jasa logistik.
• Salah satu cara perusahaan meningkatkan layanan dan mengendalikan biaya dapat melalui
implementasi lean logistics. Pendekatan sistemik ini untuk menghilangkan berbagai
pemborosan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah. Untuk itu perlu diidentifikasi
aktivitas yang harus dihilangkan sebagai langkah awal meningkatkan efisiensi proses,
waktu, dan biaya yang berpengaruh penting pada profitabilitas perusahaan.
• Diawal 2022, Astra International (ASII), bersama Hongkong Land (HKL) mengumumkan
pembentukan perusahaan patungan dengan LOGOS untuk mengelola dan mengembangkan
gudang logistik modern di Indonesia dengan fokus awal di area Jabodetabek. Pihak
perusahaan ingin memperluas ketersediaan fasilitas gudang modern untuk mendukung
sektor logistik di Indonesia dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
Indonesia.
Tiga rekomendasi utama pengembangan sistem logistic disampaikan oleh Supply Chain
Indonesia SCI .
Pertama, pencabutan Perpres 26/2012 (sislognas) dan penetapan regulasi baru minimal
dalam bentuk Peraturan Pemerintah agar lebih kuat implementasinya.Penyesuaian harus
dilakukan terhadap dinamika pembangunan, serta perkembangan teknologi dan pola bisnis
global.
Kedua, adalah pembentukan Badan Logistik Nasional untuk mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan perbaikan dan pengembangan sistem logistik
yang bersifat multisektoral.
Ketiga pembentukan UU Logistik sebagai regulasi yang kuat karena salah satu faktor
penyebab implementasi Sislognas tidak efektif adalah masalah hirarki regulasinya. Tanpa
regulasi yang efektif, berbagai isu dalam sektor logistik sulit teratasi, seperti biaya logistik
yang tinggi, ketidakseimbangan volume muatan antar wilayah, kelangkaan komoditas
tertentu, dan tumpang tindih regulasi. Sebagai ilustrasi pada tahun 2018, LPI Indonesia
pada peringkat 46, di bawah Singapura (peringkat 7), Thailand (32), Vietnam (39), dan
Malaysia (41).

SCM global – Inovasi Teknologi

Nyoman PujawanProfessor bidang Supply Chain Engineering,Institut Teknologi Sepuluh


Nopember (ITS), merefer pidato Theresa May, bagaimana Inggris menghadapi inovasi
teknologi yang telah mengubah lanskap bisnis, sosial, politik, maupun pelayanan publik.
Perkembangan teknologi dewasa ini memang luar biasa. Digitalisasi dan Otomasi
merupakan dua kata yang mencerminkan perubahan besar menyertai kehidupan kita
dewasa ini. Dua hal ini mengubah kehidupan sosial masyarakat, merevolusi model bisnis,
serta mengubah cara pemerintah melayani masyarakat.
Seiring digitalisasi dan otomasi, telah berkembang teknologi seperti Internet of Things (IoT),
Artificial Intelligence, Bitcoin, Blockchain, Revolusi Industri 4.0, dan Big Data. Berbagai inovasi ini
menawarkan kemudahan sekaligus memunculkan tantangan. Di bidang otomasi, berbagai
teknologi baru mulai digunakan untuk kegiatan produksi, transportasi, dan pergudangan, seperti
perusahaan online Amazon dan perusahaan logistik DHL yang telah menggunakan drone untuk
mengangkut barang pesanan pelanggan ke alamat mereka. Truk tanpa sopir juga sudah mulai
diuji coba oleh beberapa perusahaan angkutan barang di Amerika.

Beberapa perusahaan merencanakan menggunakan robot dalam kegiatan produksinya. Alibaba,


raksasa ritel online di China telah menggunakan robot untuk memindahkan barang di dalam
gudang. Robot-robot tersebut mampu mengangkut barang dengan berat 500 kg dan memiliki
sensor untuk menghindari tabrakan di area gudang. Teknologi baru memang selalu menjanjikan
kemudahan.
Drone yang digunakan untuk mengirim barang ke alamat pelanggan mengurangi persoalan
kemacetan jalan, sebuah solusi penting ketika perusahaan menjual produk secara online dan
pelanggan meminta barang dikirim sampai ke alamat mereka masing-masing.

Penggunaan truk tanpa sopir diperkirakan bisa meningkatkan produktivitas, mengurangi


kecelakaan dan mempercepat pengiriman barang sampai ke tempat tujuan karena truk tanpa
sopir ini tidak lagi dibatasi oleh jam kerja. Produktivitas truk yang dikendalikan sopir dibatasi
aturan jam kerja sehingga setelah sopir bekerja selama 9 jam dalam sehari, truk juga akan
berhenti seiring dengan siklus biologis sopir yang harus berhenti untuk istirahat.
Sesuai tulisan di www.supplychaindive.com, penggunaan robot untuk produksi sepatu
diperkirakan memangkas waktu proses produksi dan pengiriman dari sekitar 60 hari
menjadi hanya sekitar 10 hari, sangat penting untuk industri inovatif yang
produknya bersifat fashion dan penjualannya di pasar berpacu dengan waktu.

Terlepas dari berbagai keunggulan teknologi tersebut, sisi lain yang harus diwaspadai
terutama lapangan pekerjaan. Otomasi di kegiatan produksi, transportasi,
pergudangan, perbankan serta digitalisasi perdagangan mengancam begitu banyak
lapangan pekerjaan. ILO (International Labour Organization) memprediksi bahwa
dalam 20 tahun mendatang, sekitar 56 persen tenaga kerja di kawasan Asia Tenggara
akan terkena risiko tergantikan mesin/robot sebagai konsekuensi otomasi besar-
besaran.

Memperhatikan struktur rantai pasok berbagai barang seperti sepatu dan garmen,
saat ini Indonesia memperoleh banyak sekali lapangan kerja akibat kebijakan
subcontracting yang dilakukan perusahaan pemegang merek besar dunia. Ketika robot
semakin banyak digunakan, konfigurasi rantai pasok global akan berubah, dengan
produksi tidak lagi harus di negara dengan tenaga kerja murah seperti di Indonesia,
tetapi bisa lebih mendekati pasar, termasuk di negara maju yang biaya tenaga
kerjanya mahal. Perusahaan yang selama ini bekerja dengan model rantai pasok global
karena ingin mencari lokasi produksi dengan biaya tenaga kerja murah akan
mengubah strateginya menjadi nearshoring, yakni memindahkan fasilitas produksi ke
lokasi yang dekat pasar. Hal ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia dalam
menyediakan lapangan pekerjaan di masa mendatang.
Penggantian tenaga kerja oleh mesin juga akan merambah berbagai pekerjaan lain seperti
pekerjaan kantoran yang sangat berulang, sistematis, dan teknis. Dengan perkembangan
teknologi berbasis artificial intelligence, mesin bahkan bisa mengambil alih pekerjaan seperti
pembacaan dokumen kontrak yang panjang dan membosankan atau bahkan bisa membantu
para guru dan dosen dalam menilai tulisan anak didik secara lebih adil dan konsisten. Substitusi
mesin sudah dan akan terjadi juga di pekerjaan restoran cepat saji, di pekerjaan sektor
perbankan, di pekerjaan agen perjalanan, dan di berbagai sektor lainnya. Penggunaan truk tanpa
sopir pada akhirnya juga akan mengurangi kebutuhan SIM yang berarti menghilangkan
pekerjaan pembuatan SIM.

Peran Pemerintah
Kemajuan teknologi memang tidak bisa dibendung, perusahaan yang menjalankan bisnis,
organisasi pemerintahan yang melayani masyarakat, maupun masyarakat secara individu tidak
mungkin mengelak dari perkembangan teknologi, karena banyak kemudahan yang ditawarkan
apabila memanfaatkan teknologi tersebut. Kementerian Perindustrian sudah mulai mendorong
perusahaan manufaktur besar mengadopsi teknologi industri 4.0, sebuah inovasi yang
menciptakan keterhubungan informasi kegiatan produksi dan pengiriman barang. Inovasi
teknologi memunculkan peluang pekerjaan baru, namun peluang tersebut membutuhkan
ketrampilan baru juga, sehingga perlu perubahan besar dalam sektor pendidikan dan pelatihan
kerja. Sebagai rujukan, kita bisa melihat apa yang dilakukan Inggris misalnya. Sebagai ilustrasi,
pemerintah Inggris membentuk apa Institute of Coding, sebuah konsorsium besar yang
melibatkan sekitar 25 perguruan tinggi serta perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, Cisco,
Microsoft, dan British Telecom, dengan misi menyiapkan tenaga kerja ahli dan terampil yang
siap mengambil dan menciptakan pekerjaan di era ekonomi digital masa mendatang. Indonesia
sebagai negara besar dengan ketimpangan ekonomi yang cukup lebar perlu menyiapkan diri
secara serius.
5) Biaya Logistik

Sesuai Data Kementerian Keuangan tahun 2019, biaya logistik di Indonesia masih tergolong
mahal yaitu mencapai 23,5% dari produk domestik bruto (PDB). Dari persentase tersebut
8,9% biaya inventori, 8,5% transportasi darat, 2,8% laut, 2,7% administrasi, dan 0,8% biaya
lainnya. Menurut studi konsolidasi Pelindo I-IV, angka tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan negara-negara lain yakni: Singapura (8%), Amerika Serikat (8%), Uni Eropa
(9%), Jepang (9%), Korea Selatan (9%), India (13%), Malaysia (13%), dan China (15%).

Strategi untuk menekan biaya logistik pelabuhan dapat dengan cara memperpendek port
stay atau waktu berlabuhnya kapal di Pelabuhan, karena semakin lama kapal parkir di
pelabuhan, semakin mahal ongkos yang dikeluarkan, serta mengakibatkan terganggunya
aktivitas kapal lain yang akan berlabuh. Terdapat faktor yang perlu dipertimbangkan
untuk mewujudkan hal itu yaitu: terminal, akses menuju dan dari terminal, dan fasilitas
pendukung.

Pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik terhadap PDB sebesar 17 persen dengan
penerapan reformasi sistem logistik nasional. Saat ini biaya Logistik Indonesia lebih tinggi
dari Negara Asean, yakni 23,5 persen terhadap PDB. Sementara itu, Malaysia tercatat
hanya 13 persen terhadap PDB.
Penurunan 5 persen hingga 6 persen ini akan dikontribusikan dari proses hulu dan hilir,
terutama dalam menghubungkan sektor-sektor transportasi sehingga akan memudahkan
pelaku usaha.
Indonesia sebagai Negara Kepulauan tentunya membutuhkan konektivitas yang baik untuk
melancarakan pergerakan manusia maupun distribusi logistik ke seluruh wilayah Indonesia sampai
ke daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dan
integerasi tidak hanya secara fisik infrastrukturnya, tetapi juga integrasi teknologi dengan
melakukan digitalisasi sistem baik perizinan maupun pelayanan lainnya.

Ada dua strategi yang dilakukan Kemenhub dalam rangka mendukung kelancaran distribusi logistic:
pertama: mengurangi biaya logistik dengan memotong rantai pasokan yang dapat membebani biaya
logistik, melalui perbaikan proses bisnis kinerja dan menciptakan ekosistem logistik nasional yang
terintegrasi.
Kedua, mengembangkan sistem transportasi yang lebih terintegrasi dengan kawasan industri dan
terintegrasi dengan moda transportasi lain. Misalnya antara tol laut dengan jembatan udara harus
terintegrasi agar distribusi logistik sampai ke daerah pedalaman Papua.

Transportasi menjadi faktor terbesar dalam menekan biaya logistik di Indonesia, yang hampir
mencapai 40% dari total biaya, dibandingkan dengan faktor lainnya seperti: pergudangan, ekspor-
impor, pengemasan dan sebagainya. Pembangunan infrastruktur transportasi, pembenahan
pelabuhan dan kegiatan yang terkoneksi dengan kegiatan industri akan memberikan kemudahan
mendapatkan barang dan jasa.

Peran transportasi sangat penting bagi para pelaku usaha untuk melancarakan pengiriman
barang/logistic, di satu sisi konsumen mendapatkan harga barang yang terjangkau dan di sisi lain
para pelaku usaha juga bisa tetap mendapatkan keuntungan tanpa harus menaikan harga barang
yang terlalu tinggi untuk menutupi biaya transportasi. Kampanye Kolaboratif “Konektivitas Logistik
Pacu Ekonomi” dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia
tentang peranan penting transportasi untuk kelancaran angkutan logistik dan pemulihan ekonomi
pada masa pandemi.
6) PELABUHAN SEBAGAI BAGIAN RANTAI
PASOK UTAMA LOGISTIK FREIGHT
FOWARDING
PELABUHAN SEBAGAI SALAH SATU RANTAI PASOK UTAMA LOGISTIK
SANGAT PENTING BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL

• 66% wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah laut.


Untuk itu pelabuhan sebagai Salah satu Rantai Pasok Utama Logistik
memegang peran penting untuk menumbuhkan perekonomian
nasional.
• Menunjang kegiatan perdagangan dalam dan luar negeri; menjadi
pusat distribusi barang / logistik
• Pembangunan dan pengelolaan pelabuhan yang efisien dan berdaya
saing dapat mendorong industri pelayaran nasional untuk bersaing di
pasar global dan secara optimal mendukung daya saing ekonomi
nasional
• Lokasi Pelabuhan tersebar di seluruh wilayah Indonesia seperti
terliht pada Gambar 1, terlihat sebaran muatan dan banyaknya
pintu masuk export import
• Pelabuhan terbesar dan tersibuk adalah Tanjung Priok – Jakarta
• Volume container tahunan: 6.59 juta TEU
• Luas area : 604 ha
• Luas daratan: 424 ha
• Sekitar 60 % kegiatan ekspor impor melalui Pelabuhan ini.
Peta Pelabuhan Indonesia
1. Efisiensi dan efektifitas aktivitas Pelabuhan

1). Ditentukan hubungan antara kapal, muatan, dan jasa pelabuhan.


a. Kapal memerlukan tempat bersandar di dermaga dan memerlukan berbagai pelayanan selama di pelabuhan.
b. Muatan memerlukan jasa terminal di pelabuhan dalam proses peralihan dari kapal ke angkutan darat.
c. Jasa Pelabuhan disediakan bagi kapal dan muatan agar tidak terjadi hambatan pelayaran kapal dan arus
barang.
2). Kegiatan pelayanan di pelabuhan ditunjang beberapa prasarana, terutama: dermaga, terminal, gudang, lapangan
penimbunan, navigasi dan telekomunikasi, peralatan bongkar muat, dan perkantoran.
a. Dermaga merupakan tempat kapal ditambatkan di pelabuhan; tempat berlangsungnya kegiatan bongkar muat
barang dan naik turunnya orang atau penumpang dari dan ke atas kapal; tempat berlangsungnya kegiatan
mengisi bahan bakar kapal, memasok kapal dengan air minum, air bersih, dan mengatur saluran untuk air
kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan.
b. Terminal
1) Terminal petikemas merupakan terminal yang dlengkapi sekurang-kurangnya dengan fasilitas berupa
tambatan, dermaga, lapangan penumpukan, serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat
petikemas.
2) Terminal curah cair merupkan terminal untuk kegiatan bongkar muat barang cair, yang biasanya dilengkapi
pipa-pipa dan selang sebagai alat bongkar muat dari dan/atau ke kapal.
3)Terminal curah kering adalah terminal untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang curah kering (seperti:
beras, pupuk, kedelai, jagung, dll).
4) Terminal ro-ro (roll on, roll-off) merupakan terminal yang biasanya digunakan untuk kapal-kapal ro-ro,
seperti kapal ferry dan kapal pengangkut mobil yang digunakan untuk kegiatan bongkar muat barang yang
berada di atas kendaraan beroda. Contoh terminal ro-ro seperti pelabuhan penyeberangan Merak-
Bakauheni dan pelabuhan penyeberangan yang lainnya.
c) Gudang (lini 1 disebut juga transit-shed), Barang-barang yang ada di dalamnya masih berada dalam
pengawasan Bea dan Cukai karena belum menyelesaikan urusan Bea dan Cukai atau persyaratan lainnya.
d) Lapangan penumpukan atau biasa disebut open storage, merupakan lapangan yang memiliki fungsi
seperti gudang sebagai tempat menyimpan/meletakkan muatan yang tahan terhadap perubahan cuaca
yang seperti di gudang lini 1, masih dalam pengawasan Bea dan Cukai.
e) Fasilitas bunker merupakan fasilitas yang disediakan untuk memberikan pelayanan pengisian bahan
bakar minyak (BBM) ke kapal. Pengisian BBM bisa menggunakan kapal untuk melakukan pengisian pada
kapal yang sedang berlabuh atau bisa menggunakan kendaraan darat seperti truck tanki pengisi bahan
bakar.
f) Peralatan Bongkar Muat, terutama crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang, dan
Reach Stacker berupa kendaraan yang mampu mengangkut kontainer jarak pendek dengan sangat cepat
dan menumpuknya dalam berbagai baris, tergantung pada aksesnya.
3). Dwelling time dan waiting time.
a) Dwelling time: proses yang dibutuhkan sejak barang/petikemas turun dari kapal atau barang/petikemas
ditumpuk di lapangan penumpukan hingga barang/petikemas keluar dari terminal/pelabuhan. Tiga
proses utama saat dwelling time di antaranya pre-clearance, customs-clearance dan post-clearance.
b) Waiting time merupakan waktu tunggu kapal dapat bersandar di dermaga dan proses bongkar-muat
barang. Semakin kecil atau nol waiting time-nya maka kinerja bongkar muat di terminal/pelabuhan
semakin baik.
c) Faktor-faktor mempengaruhi waiting time di antaranya ketersediaan fasilitas dermaga, peralatan bongkar
muat yang memadai serta fasilitas pendukung lainnya seperti lapangan penumpukan dan peralatan angkat
dan angkut yang digunakan untuk kegiatan trucking, serta lift on dan lift off di lapangan penumpukan. Hal
lain kinerja atau produktivitas bongkar muat yang dilakukan crane di dermaga.
d) Salah satu tantangan Pelabuhan adalah demurrage, sebagai batas waktu pemakaian peti kemas di dalam
pelabuhan (container yard).
a. Batas waktu barang impor dihitung sejak proses bongkar peti kemas dari sarana pengangkut/kapal
hingga peti kemas keluar dari pintu pelabuhan,
b. Batas waktu pemakaian peti kemas barang ekspor dihitung mulai dari pintu masuk pelabuhan
sampai peti kemas dimuat ke atas sarana pengangkut/kapal. Seringkali, waktu tunggu berlabuh jauh
lebih lama dari waktu berlayar.
c. Free time demurrage diberikan kepada penyewa apabila dapat mengembalikan peti kemas dalam
keadaan kosong kepada pihak pelayaran (shipping line) selama berada dalam batas waktu yang
diberikan (jika terlambat, penyewa membayar denda kepada perusahaan pelayaran).
e) Peralatan bongkar muat apabila kurang mengakibatkan terlambatnya aktivitas bongkar muat di
pelabuhan berupa keterlambatan kapal bersandar, sehingga harga sewa yang dibayarkan pihak ekspedisi
lebih besar yang berimplikasi pada harga jual barang.
PELABUHAN
TANJUNG PRIOK
STID

Pelabuhan Tanjung Priok kini meningkatkan pelayanan dengan mulai menerapkan identitas tunggal truk (single truck
identification data – STID). Sebelumnya masing-masing pengelola terminal peti kemas menerbitkan TID nya sendiri,
sehingga tidak bisa digunakan di terminal yang berbeda. Dengan pemberlakuan STID, yang berbasis elektronik,
terkoneksi dengan database meliputi kelayakan teknis truk dan pengemudinya dan dengan pengelola terminal berisi
data nomor polisi dan perusahaan pemilik truk.

Digitalisasi Pelabuhan

Untuk meningkatkan konektivitas pelayanan kepelabuhanan, Pelabuhan Tanjung Priok kini mengoptimalisasi layanan
berbasis digital, diantaranya pelayanan jasa kapal dan digitalisasi pelayanan jasa barang. Beberapa digitalisasi pada
pelayanan jasa kapal yang ada saat ini antara lain Vessel Management System (VMS), Inaportnet, Sistem Informasi
Manajemen Operasional (SIMOP) Kapal, Vessel Traffic Service (VTS), dan Marine Operating System (MOS).
Sedangkan digitalisasi pada pelayanan jasa barang yaitu OPUS atau ITOS yang terdapat di terminal petikemas dan
mencakup mulai dari perencanaan sampai dengan bongkar muat barang. Kemudian NPKTOS adalah sistem
pelayanan non petikemas yang terdapat di terminal non petikemas, sama halnya dengan sistem OPUS atau ITOS,
sistem ini mencakup mulai dari perencanaan sampai dengan bongkar muat barang non petikemas.
Sumber: Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, 26 Maret 2022
7) JARINGAN JALAN SEBAGAI
BAGIAN RANTAI PASOK UTAMA
LOGISTIK EXPRES DAN LAST MILE
1). PENGERTIAN JALAN

Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (UU
38/2004 tentang Jalan)

2). FUNGSI UTAMA JARINGAN JALAN

1. Prasarana distribusi barang dan orang, merupakan urat nadi kehidupan


masyarakat,bangsa, dan negara.

2. Secara fisik merupakan satu kesatuan jalan yang saling menghubungkan


dan mengikat pusat-pusat pertumbuhan di wilayah, Kawasan dan subkawasan
dalam satu hubungan hirakis, sehingga perannya vital sebagai pembentuk
struktur ruang wilayah maupun perkotaan.
3). PENYELENGGARAAN JALAN

Peran jalan tersebut esensinya termuat dalam UU 38/2004, yang selanjutnya mengatur
penyelenggaraan jalan umum, meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan,
dan pengawasan;penyelenggaraan jalan tol meliputi pengaturan, pembinaan,
pengusahaan, dan pengawasan; dan penyelenggaraan jalan khusus.
Untuk keterpaduan dan konektivitas, Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status,
dan kelas, sedangkan Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka
distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
4). MEMBANGUN KONEKTIVITAS MENERUS
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
terkait secara hirarkis. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem
jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam Kawasan perkotaan.
Deskripsi Sistem Jaringan Jalan

• SISTEM PRIMER
Merupakan sistem jaringan jalan (Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem
dengan peranan pelayanan distribusi jaringan jalan bersifat menerus yang
barang dan jasa untuk pengembangan memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus
semua wilayah di tingkat nasional, walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan)
dengan menghubungkan semua simpul
jasa distribusi yang berwujud pusat
pusat kegiatan. (Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan
adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
• SISTEM SEKUNDER utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
Merupakan sistem jaringan jalan kawasan sebagai tempat permukiman
dengan peranan pelayanan distribusi perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
barang dan jasa untuk masyarakat di jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta
KOTA kegiatan ekonomi)
dalam kawasan perkotaan.
Dari pusat produksi hingga ke 1. Jalan Sistem Primer
outlet, angkutan harus melalui KOTA
(Antar Kota)
semua fungsi jalan yang ada KOTA Pusat Kegiatan
(sehingga mantapnya jaringan
jalan arteri primer menjadi (Menerus dalam Kota)
kurang bermakna tanpa
kemantapan jalan kolektor, 2. Jalan Sistem Sekunder
lokal dan lingkungan). KOTA
ILUSTRASI FREIGHT FORWARDER ANTERAJA
Performa Indonesia di Logistic Performance
Indicators

6 komponen penilaian:
• Infrastruktur
• Pengiriman internasional
• Kapabilitas operator jasa logistic
• Kemampuan pelacakan dan
penelusuran
• Ketepatan waktu

Sumber: https://lpi.worldbank.org/international/global
Tren LPI
TERIMA KASIH
hermantodardak@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai