Ekonomi transportasi merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi (mikro) tentang kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi
masyarakat. Ekonomi Transportasi merupakan satu cabang dari ekonomi mikro, dengan memiliki
karakteristik khas meliputi prinsip-prinsip analisis dan penerapan konsep ekonomi teknik dalam
penggunaaan/pengoperasian transportasi, optimalisasi lalu lintas serta investasi pada infrastruktur
transportasi termasuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi parameter-parameter biaya dan
manfaat, seperti biaya investasi, operasi dan pemeliharaan, nilai waktu, biaya operasi kendaraan, dan
besaran ekonomi lainnya, memperhatikan aspek akuntansi yang perlu dilakukan dalam kajian
infrastruktur transportasi, serta menerapkan beberapa metoda kajian kelayakan investasi.
Logistik sebagai bagian dari proses rantai pasok berusaha merencanakan, mengimplementasi dan
mengontrol aliran dan penyimpanan barang dan jasa secara efisien dan efektif, dari asal sampai
tempat tujuan konsumsi guna memenuhi kebutuhan konsumen.
Salah satu prinsip utama Ekonomi Transportasi bahwa permintaan (demand) dan supply (penyediaan)
harus seimbang, sehingga apabila demand (kebutuhan memindahkan barang) jauh lebih besar daripada
supply (armada truk dan jaringan jalan), maka akan terjadi kemacetan arus barang yang membawa
implikasi kenaikan harga barang. Kondisi ini tentu saja akan membawa implikasi pada kenaikan biaya
logistic.
Mata pelatihan ini akan membekali peserta dengan teori pokok-pokok ekonomi transportasi dan
keterkaitannya dengan biaya logistic yang saat ini masih relative tinggi. Diberikan ilustrasi besaran
komponen-komponen biaya logistic dengan focus komponen transportasi.
I
EKONOMI MIKRO TRANSPORTASI
1) HAKEKAT EKONOMI TRANSPORTASI
Kebutuhan Pengaruh
turunan teknologi
(derived dari berbagai
demand) moda
TRANSPORTASI
PERMINTAAN (DEMAND) DAN SUPPLY (PENYEDIAAN) HARUS
SEIMBANG (Equilibrium Law)
Transportasi juga akan menentukan tingkat aksesibilitas dari suatu daerah, yang
menggambarkan tingkat kemudahan suatu daerah dicapai atau di akses dari daerah
lainnya. Semakin mudah dicapai, maka semakin tinggi tingkat aksesibilitasnya
demikian juga sebaliknya semakin sulit daerah tersebut dicapai, maka semakin
rendah tingkat aksesibilitasnya. Tingkat kemudahan mencapai suatu daerah sangat
ditentukan sarana dan prasarana transportasi yang ada. Untuk itu aksesibilitas
merupakan konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara
geografis dengan system transportasi yang menghubungkannya.
5) Peranan Transportasi dalam
pembangunan ekonomi
• Penghubung antara bahan baku dan konsumen
• stabilisasi dan penyamaan harga
• penurunan harga
• meningkatnya harga tanah
• terjadinya spesialisasi antar wilayah,
• Penyebaran penduduk
Keinginan dan Perilaku melakukan perjalanan
Terjamin
sistem
pertahanan
Hubungan
Eksploitasi suatu negara
sosial antar
bahan baku
daerah
Spesialisasi Inovasi
produktif kultural
Heterogenitas Kebutuhan
permukaan TRANSPORTASI ekonomi dan
bumi sosial
PERLU PENGENDALIAN
Contoh :
Perumahan banyak dibangun disekitar jalan, jalan rel atau kawasan industri sehingga
akan mengubah pola pemilihan kendaraan ( metode 4 tahap pemodelan transportasi)
Apakah melakukan Metode 4 tahap pemodelan
perjalanan ?? transportasi
2. DISTRIBUSI PERJALANAN
4. PEMILIHAN RUTE
Pemilihan rute bergantung pada
alternative jarak terpendek atau
tercepat, termurah dengan asumsi
pemakai jalan mempunyai informasi
yang cukup tentang kemacetan di jalan
alternative.
7) TINGKAT PELAYANAN JALAN
• Lalu lintas berinteraksi dengan
transportasi, apabila arus
meningkat pada ruas jalan, maka
waktu tempuh bertambah.
Kapasitas jalan merupakan arus
maksimum yang dapat melewati
suatu ruas jalan. Hubungan arus
dengan waktu tempuh tidak lenier,
penambahan kendaraan saat arus
rendah menambah waktu tempuh
kecil dibandingkan dengan
penambahan kendaraan pada arus
tinggi (lihat gambar).
TRANSPORT
❑Lokasi setiap industri tergantung pada totalbiaya transportasi dan tenaga kerja dimana
penjumlahan keduanya harus minimum. Lokasi dimana biaya minimum akan
mengahsilkan tingkat keuntungan maksimum
Langkah-Langkah Prosedur
Ranking
Perhitungan total
Identifikasi faktor
nilai
penentu Pemberian bobot
(wighted procedure)
Seperti lokasi suplai Penilaian (Skor) Bobot faktor x skor
bahan baku, lokasi faktor
wilayah pemasaran, Berdasarkan derajat Skala penilaian = total terbesar
dll. kepentingannya menggunakan nilai 0
–10 point, dengan
nilai 10 sebagai point
terbesar
▪ Beberapa alternatif lokasi misalnya pabrik dapat ditetapkan, kemudian faktor penentu yang
kemudian diberi bobot misalnya Ketersedian bahan baku (40%), Tenaga Kerja (35%),
Transportasi (25%).
Transportation Cost Minimization
Market Oriented
Tendency for industry to locate near population centers in order to
save on transport costs
T(k) = q [ ( k1 a1 n1 ) + (k2 a2 n2 ) + m k3 ]
Metode least cost ini didasarkan pada beberapa asumsi pokok
antara lain :
❑ Wilayah yang akan dijadikan lokasi industri memiliki: topografi, iklim
dan penduduknya relatif homogen.
❑ Sumber daya atau bahan mentah yang dibutuhkan cukup memadai.
❑ Upah tenaga kerja didasarkan pada ketentuan tertentu, seperti Upah
Minimum Regional (UMR).
❑ Hanya ada satu jenis alat transportasi.
❑ Biaya angkut ditentukan berdasarkan beban dan jarak angkut.
❑ Terdapat persaingan antarkegiatan industri.
❑ Manusia yang ada di daerah tersebut masih berpikir rasional.
9) Pembangunan dan Manajemen Transportasi
1. Manajemen Transportasi dengan mengatur system transportasi yang baik, antara lain
melalui tarif terjangkau masyarakat, keterpaduan antar dan intra moda transportasi,
frekwensi kedatangan kendaraan memadai, ketepatan waktu kedatangan sesuai jadwal,
kondisi kendaraan yang nyaman dan tidak menyebabkan polusi baik suara dan udara,
dan jangkauan area layanan yang mencakup semua bagian kota atau daerah, kondisi
infrastruktur yang memadai, iklim bisnis yang sehat dan peraturan yang jelas, akan
dapat melahirkan kesempatan kesempatan di sektor ekonomi baik langsung maupun
tidak langsung.
7. Dengan pembangunan sarana transportasi, distribusi barang dan jasa menjadi lancar,
sehingga memotong biaya angkut/distribusi, tingkat harga barang dan jasa menjadi dapat
dijangkau seluruh lapisan masyarakat yang akhirnya dapat meningkatkan perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat.
10) ILUSTRASI KETERKAITAN TRANSPORTASI DAN EKONOMI DI WILAYAH UTARA DAN
SELATAN JAWA
Transportasi
Penumpang 64,8 % 21,3 % 6,5 % 7,5 %
Transportasi
74,7 % 14,1 % 4,7 % Sumber: Agus Taufik Mulyono, 2019
Barang 6,5 %
II
LOGISTIK
1) ESENSI LOGISTIK
Prasyarat Perdagangan
Logistik dan Supply Chain Management
Manajemen Manajemen
Logistik Rantai Pasok
Pelayanan Biaya
Aliran barang
Aliran informasi
Supply Chain Management merupakan pengelolaan alur barang atau jasa yang
mencakup semua proses, termasuk perubahan bahan mentah menjadi produk jadi.
Proses ini juga meliputi upaya menyederhanakan penawaran suplai agar pengalaman
klien meningkat sehingga bisnis memiliki daya saing di pasar. Pengelolaan aktivitas
rantai pasok dalam SCM ditujukan untuk memaksimalkan customer value dan
mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pada dasarnya, manajemen
rantai pasok mengintegrasikan pengelolaan supply dan demand (penawaran dan
permintaan) dalam dan di seluruh perusahaan. Dalam SCM, fungsi – fungsi yang
terintegrasi dan memiliki tanggung jawab utama untuk menghubungkan fungsi dari
bisnis utama dan proses bisnis dalam dan di seluruh perusahaan untuk mewujudkan
model bisnis yang kohesif dan berkinerja tinggi.
Contoh Supply Chain / Mata rantai yang dijelaskan di atas merupakan suatu
gambaran umum terhadap konsep rantai pasok. Rantai Pasok merupakan suatu
ilmu yang cukup kompleks yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan
berkembang sesuai dengan teknologi serta kebutuhan dari konsumen.
Kemampuan ini menyebabkan masuknya beberapa pemain utama yang ikut
masuk berperan penting dalam aktifitas Rantai Pasok, di antaranya adalah
Logistic Service Provider, yaitu pihak yang menyediakan jasa aktifitas logistik
yang dapat berbentuk 3PL (Third Party Logistics) hingga 4PL (Forth Party
Logistics) yang saat ini sedang berkembang dan marak di dalam aktifitas Rantai
Pasok.
Internet Provider hingga Webmaster yang muncul akibat berkembangnya aktifitas
jual beli melalui online (e-commerce) secara langsung mempengaruhi pula proses
rantai pasok. Pada sistem rantai pasok yang canggih, produk-produk bekas pakai
dapat masuk kembali ke dalam untaian mata rantai apabila residu nya masih
dapat didaur ulang atau diguna ulang. Rantai pasokan juga menghubungkan nilai
– nilai (value) sebuah produk.
VISUALISASI JARINGAN TRANSPORTASI SEBAGAI BAGIAN RANTAI PASOK LOGISTIK:
JALAN RAYA, REL, PENYEBERANGAN (HIJAU), LAUT (BIRU) DAN UDARA (MERAH)
44
Freight forwarding yang paling besar nilainya terutama dilakukan melalui Laut (Pelabuhan) dan Jalan Raya
4) IMPLEMENTASI LOGISTIK&SCM
• Pada saat ini konsep logistik dan supply chain management (SCM) dipandang sudah mulai
dipahami, namun tantangannya pada implementasi. Tanpa kemampuan implementasi logistik
dan SCM, perusahaan sulit meningkatkan efisiensi proses yang berdampak pada hambatan
kelancaran arus barang dan layanan yang kurang baik, sehingga perusahaan sulit berdaya
saing.
• Efisiensi logistik semakin penting menghadapi tantangan global meningkatnya tuntutan
pelanggan, biaya operasional dan harga bahan baku yang meningkat, serta kompetisi yang
semakin ketat. Efisiensi logistik diperlukan terutama bagi perusahaan penyedia jasa logistik
dan perusahaan manufaktur sebagai pelaku logistik maupun sebagai pengguna jasa logistik.
• Salah satu cara perusahaan meningkatkan layanan dan mengendalikan biaya dapat melalui
implementasi lean logistics. Pendekatan sistemik ini untuk menghilangkan berbagai
pemborosan atau aktivitas yang tidak bernilai tambah. Untuk itu perlu diidentifikasi
aktivitas yang harus dihilangkan sebagai langkah awal meningkatkan efisiensi proses,
waktu, dan biaya yang berpengaruh penting pada profitabilitas perusahaan.
• Diawal 2022, Astra International (ASII), bersama Hongkong Land (HKL) mengumumkan
pembentukan perusahaan patungan dengan LOGOS untuk mengelola dan mengembangkan
gudang logistik modern di Indonesia dengan fokus awal di area Jabodetabek. Pihak
perusahaan ingin memperluas ketersediaan fasilitas gudang modern untuk mendukung
sektor logistik di Indonesia dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional
Indonesia.
Tiga rekomendasi utama pengembangan sistem logistic disampaikan oleh Supply Chain
Indonesia SCI .
Pertama, pencabutan Perpres 26/2012 (sislognas) dan penetapan regulasi baru minimal
dalam bentuk Peraturan Pemerintah agar lebih kuat implementasinya.Penyesuaian harus
dilakukan terhadap dinamika pembangunan, serta perkembangan teknologi dan pola bisnis
global.
Kedua, adalah pembentukan Badan Logistik Nasional untuk mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan perbaikan dan pengembangan sistem logistik
yang bersifat multisektoral.
Ketiga pembentukan UU Logistik sebagai regulasi yang kuat karena salah satu faktor
penyebab implementasi Sislognas tidak efektif adalah masalah hirarki regulasinya. Tanpa
regulasi yang efektif, berbagai isu dalam sektor logistik sulit teratasi, seperti biaya logistik
yang tinggi, ketidakseimbangan volume muatan antar wilayah, kelangkaan komoditas
tertentu, dan tumpang tindih regulasi. Sebagai ilustrasi pada tahun 2018, LPI Indonesia
pada peringkat 46, di bawah Singapura (peringkat 7), Thailand (32), Vietnam (39), dan
Malaysia (41).
Terlepas dari berbagai keunggulan teknologi tersebut, sisi lain yang harus diwaspadai
terutama lapangan pekerjaan. Otomasi di kegiatan produksi, transportasi,
pergudangan, perbankan serta digitalisasi perdagangan mengancam begitu banyak
lapangan pekerjaan. ILO (International Labour Organization) memprediksi bahwa
dalam 20 tahun mendatang, sekitar 56 persen tenaga kerja di kawasan Asia Tenggara
akan terkena risiko tergantikan mesin/robot sebagai konsekuensi otomasi besar-
besaran.
Memperhatikan struktur rantai pasok berbagai barang seperti sepatu dan garmen,
saat ini Indonesia memperoleh banyak sekali lapangan kerja akibat kebijakan
subcontracting yang dilakukan perusahaan pemegang merek besar dunia. Ketika robot
semakin banyak digunakan, konfigurasi rantai pasok global akan berubah, dengan
produksi tidak lagi harus di negara dengan tenaga kerja murah seperti di Indonesia,
tetapi bisa lebih mendekati pasar, termasuk di negara maju yang biaya tenaga
kerjanya mahal. Perusahaan yang selama ini bekerja dengan model rantai pasok global
karena ingin mencari lokasi produksi dengan biaya tenaga kerja murah akan
mengubah strateginya menjadi nearshoring, yakni memindahkan fasilitas produksi ke
lokasi yang dekat pasar. Hal ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia dalam
menyediakan lapangan pekerjaan di masa mendatang.
Penggantian tenaga kerja oleh mesin juga akan merambah berbagai pekerjaan lain seperti
pekerjaan kantoran yang sangat berulang, sistematis, dan teknis. Dengan perkembangan
teknologi berbasis artificial intelligence, mesin bahkan bisa mengambil alih pekerjaan seperti
pembacaan dokumen kontrak yang panjang dan membosankan atau bahkan bisa membantu
para guru dan dosen dalam menilai tulisan anak didik secara lebih adil dan konsisten. Substitusi
mesin sudah dan akan terjadi juga di pekerjaan restoran cepat saji, di pekerjaan sektor
perbankan, di pekerjaan agen perjalanan, dan di berbagai sektor lainnya. Penggunaan truk tanpa
sopir pada akhirnya juga akan mengurangi kebutuhan SIM yang berarti menghilangkan
pekerjaan pembuatan SIM.
Peran Pemerintah
Kemajuan teknologi memang tidak bisa dibendung, perusahaan yang menjalankan bisnis,
organisasi pemerintahan yang melayani masyarakat, maupun masyarakat secara individu tidak
mungkin mengelak dari perkembangan teknologi, karena banyak kemudahan yang ditawarkan
apabila memanfaatkan teknologi tersebut. Kementerian Perindustrian sudah mulai mendorong
perusahaan manufaktur besar mengadopsi teknologi industri 4.0, sebuah inovasi yang
menciptakan keterhubungan informasi kegiatan produksi dan pengiriman barang. Inovasi
teknologi memunculkan peluang pekerjaan baru, namun peluang tersebut membutuhkan
ketrampilan baru juga, sehingga perlu perubahan besar dalam sektor pendidikan dan pelatihan
kerja. Sebagai rujukan, kita bisa melihat apa yang dilakukan Inggris misalnya. Sebagai ilustrasi,
pemerintah Inggris membentuk apa Institute of Coding, sebuah konsorsium besar yang
melibatkan sekitar 25 perguruan tinggi serta perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, Cisco,
Microsoft, dan British Telecom, dengan misi menyiapkan tenaga kerja ahli dan terampil yang
siap mengambil dan menciptakan pekerjaan di era ekonomi digital masa mendatang. Indonesia
sebagai negara besar dengan ketimpangan ekonomi yang cukup lebar perlu menyiapkan diri
secara serius.
5) Biaya Logistik
Sesuai Data Kementerian Keuangan tahun 2019, biaya logistik di Indonesia masih tergolong
mahal yaitu mencapai 23,5% dari produk domestik bruto (PDB). Dari persentase tersebut
8,9% biaya inventori, 8,5% transportasi darat, 2,8% laut, 2,7% administrasi, dan 0,8% biaya
lainnya. Menurut studi konsolidasi Pelindo I-IV, angka tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan negara-negara lain yakni: Singapura (8%), Amerika Serikat (8%), Uni Eropa
(9%), Jepang (9%), Korea Selatan (9%), India (13%), Malaysia (13%), dan China (15%).
Strategi untuk menekan biaya logistik pelabuhan dapat dengan cara memperpendek port
stay atau waktu berlabuhnya kapal di Pelabuhan, karena semakin lama kapal parkir di
pelabuhan, semakin mahal ongkos yang dikeluarkan, serta mengakibatkan terganggunya
aktivitas kapal lain yang akan berlabuh. Terdapat faktor yang perlu dipertimbangkan
untuk mewujudkan hal itu yaitu: terminal, akses menuju dan dari terminal, dan fasilitas
pendukung.
Pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik terhadap PDB sebesar 17 persen dengan
penerapan reformasi sistem logistik nasional. Saat ini biaya Logistik Indonesia lebih tinggi
dari Negara Asean, yakni 23,5 persen terhadap PDB. Sementara itu, Malaysia tercatat
hanya 13 persen terhadap PDB.
Penurunan 5 persen hingga 6 persen ini akan dikontribusikan dari proses hulu dan hilir,
terutama dalam menghubungkan sektor-sektor transportasi sehingga akan memudahkan
pelaku usaha.
Indonesia sebagai Negara Kepulauan tentunya membutuhkan konektivitas yang baik untuk
melancarakan pergerakan manusia maupun distribusi logistik ke seluruh wilayah Indonesia sampai
ke daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi dan
integerasi tidak hanya secara fisik infrastrukturnya, tetapi juga integrasi teknologi dengan
melakukan digitalisasi sistem baik perizinan maupun pelayanan lainnya.
Ada dua strategi yang dilakukan Kemenhub dalam rangka mendukung kelancaran distribusi logistic:
pertama: mengurangi biaya logistik dengan memotong rantai pasokan yang dapat membebani biaya
logistik, melalui perbaikan proses bisnis kinerja dan menciptakan ekosistem logistik nasional yang
terintegrasi.
Kedua, mengembangkan sistem transportasi yang lebih terintegrasi dengan kawasan industri dan
terintegrasi dengan moda transportasi lain. Misalnya antara tol laut dengan jembatan udara harus
terintegrasi agar distribusi logistik sampai ke daerah pedalaman Papua.
Transportasi menjadi faktor terbesar dalam menekan biaya logistik di Indonesia, yang hampir
mencapai 40% dari total biaya, dibandingkan dengan faktor lainnya seperti: pergudangan, ekspor-
impor, pengemasan dan sebagainya. Pembangunan infrastruktur transportasi, pembenahan
pelabuhan dan kegiatan yang terkoneksi dengan kegiatan industri akan memberikan kemudahan
mendapatkan barang dan jasa.
Peran transportasi sangat penting bagi para pelaku usaha untuk melancarakan pengiriman
barang/logistic, di satu sisi konsumen mendapatkan harga barang yang terjangkau dan di sisi lain
para pelaku usaha juga bisa tetap mendapatkan keuntungan tanpa harus menaikan harga barang
yang terlalu tinggi untuk menutupi biaya transportasi. Kampanye Kolaboratif “Konektivitas Logistik
Pacu Ekonomi” dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada seluruh masyarakat Indonesia
tentang peranan penting transportasi untuk kelancaran angkutan logistik dan pemulihan ekonomi
pada masa pandemi.
6) PELABUHAN SEBAGAI BAGIAN RANTAI
PASOK UTAMA LOGISTIK FREIGHT
FOWARDING
PELABUHAN SEBAGAI SALAH SATU RANTAI PASOK UTAMA LOGISTIK
SANGAT PENTING BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL
Pelabuhan Tanjung Priok kini meningkatkan pelayanan dengan mulai menerapkan identitas tunggal truk (single truck
identification data – STID). Sebelumnya masing-masing pengelola terminal peti kemas menerbitkan TID nya sendiri,
sehingga tidak bisa digunakan di terminal yang berbeda. Dengan pemberlakuan STID, yang berbasis elektronik,
terkoneksi dengan database meliputi kelayakan teknis truk dan pengemudinya dan dengan pengelola terminal berisi
data nomor polisi dan perusahaan pemilik truk.
Digitalisasi Pelabuhan
Untuk meningkatkan konektivitas pelayanan kepelabuhanan, Pelabuhan Tanjung Priok kini mengoptimalisasi layanan
berbasis digital, diantaranya pelayanan jasa kapal dan digitalisasi pelayanan jasa barang. Beberapa digitalisasi pada
pelayanan jasa kapal yang ada saat ini antara lain Vessel Management System (VMS), Inaportnet, Sistem Informasi
Manajemen Operasional (SIMOP) Kapal, Vessel Traffic Service (VTS), dan Marine Operating System (MOS).
Sedangkan digitalisasi pada pelayanan jasa barang yaitu OPUS atau ITOS yang terdapat di terminal petikemas dan
mencakup mulai dari perencanaan sampai dengan bongkar muat barang. Kemudian NPKTOS adalah sistem
pelayanan non petikemas yang terdapat di terminal non petikemas, sama halnya dengan sistem OPUS atau ITOS,
sistem ini mencakup mulai dari perencanaan sampai dengan bongkar muat barang non petikemas.
Sumber: Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, 26 Maret 2022
7) JARINGAN JALAN SEBAGAI
BAGIAN RANTAI PASOK UTAMA
LOGISTIK EXPRES DAN LAST MILE
1). PENGERTIAN JALAN
Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (UU
38/2004 tentang Jalan)
Peran jalan tersebut esensinya termuat dalam UU 38/2004, yang selanjutnya mengatur
penyelenggaraan jalan umum, meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan,
dan pengawasan;penyelenggaraan jalan tol meliputi pengaturan, pembinaan,
pengusahaan, dan pengawasan; dan penyelenggaraan jalan khusus.
Untuk keterpaduan dan konektivitas, Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status,
dan kelas, sedangkan Jalan khusus bukan diperuntukkan bagi lalu lintas umum dalam rangka
distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
4). MEMBANGUN KONEKTIVITAS MENERUS
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang
terkait secara hirarkis. Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan. Sistem
jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam Kawasan perkotaan.
Deskripsi Sistem Jaringan Jalan
• SISTEM PRIMER
Merupakan sistem jaringan jalan (Sistem Jaringan Jalan Primer adalah sistem
dengan peranan pelayanan distribusi jaringan jalan bersifat menerus yang
barang dan jasa untuk pengembangan memberikan pelayanan lalu lintas tidak terputus
semua wilayah di tingkat nasional, walaupun masuk ke dalam kawasan perkotaan)
dengan menghubungkan semua simpul
jasa distribusi yang berwujud pusat
pusat kegiatan. (Yang dimaksud dengan kawasan perkotaan
adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
• SISTEM SEKUNDER utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi
Merupakan sistem jaringan jalan kawasan sebagai tempat permukiman
dengan peranan pelayanan distribusi perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
barang dan jasa untuk masyarakat di jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta
KOTA kegiatan ekonomi)
dalam kawasan perkotaan.
Dari pusat produksi hingga ke 1. Jalan Sistem Primer
outlet, angkutan harus melalui KOTA
(Antar Kota)
semua fungsi jalan yang ada KOTA Pusat Kegiatan
(sehingga mantapnya jaringan
jalan arteri primer menjadi (Menerus dalam Kota)
kurang bermakna tanpa
kemantapan jalan kolektor, 2. Jalan Sistem Sekunder
lokal dan lingkungan). KOTA
ILUSTRASI FREIGHT FORWARDER ANTERAJA
Performa Indonesia di Logistic Performance
Indicators
6 komponen penilaian:
• Infrastruktur
• Pengiriman internasional
• Kapabilitas operator jasa logistic
• Kemampuan pelacakan dan
penelusuran
• Ketepatan waktu
Sumber: https://lpi.worldbank.org/international/global
Tren LPI
TERIMA KASIH
hermantodardak@yahoo.com