Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 2

Tourist Transport Management

Disusun Oleh :
Ryan Taruna Praja 242015028
Gery Inggar Pratama 242017011

Kelas A – Mata Kuliah PLA Pengelolaan Perangkutan


Dosen: Ratna Agustina ST. MT

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
BAB I

Transportation Demand Management

1.1 Transportation Demand Management (TDM)

Transportation Demand Management (TDM) yang juga dikenal dengan


sebutan mobility management adalah sebuah metode yang dapat meningkatkan
pemanfaatan fasilitas dan sarana transportasi yang telah ada dengan lebih efisien
dengan mengatur atau meminimalisasi pemanfaatan kendaraan bermotor dengan
mempengaruhi perilaku perjalanan yang meliputi: frekuensi, tujuan, moda dan
waktu perjalanan (Tanariboon, 1992 dan OTE, 2002a).

Tujuan utama dari Transportation Demand Management (TDM) adalah


untuk mengurangi jumlah kendaraan yang menggunakan sistem jaringan jalan
dengan menyediakan berbagai pilihan mobilitas (kemudahan melakukan
perjalanan) bagi siapa saja yang berkeinginan untuk melakukan perjalanan. Adapun
tujuan umum dari metode Transportation Demand Management (TDM) sendiri
adalah untuk meningkatkan efisiensi pergerakan lalu lintas secara menyeluruh
dengan menyediakan aksesibilitas yang tinggi dengan cara menyeimbangkan antara
permintaan dan sarana penunjang yang tersedia, penghematan penggunaan bahan
bakar dan waktu tempuh perjalanan secara lebih efisien. (Noboru Harata, 1994)

Konsep tersebut menjelaskan bahwa Deman Management atau modifikasi


pemakai jalan merupakan bagian dari managemen lalu lintas agar waktu perjalanan
pemakai jalan dapat dirubah, sehingga penggunaan jalan selama 24 jam lebih
merata dan efisien. Munawar (2005) mendefinisikan TDM adalah segala tindakan
yang dilaksanakan guna mempengaruhi sifat pelaku perjalanan atau dapat
mengurangi perjalanan. Beberapa upaya dasar untuk meningkatkan efisiensi sistem
transportasi adalah skema Push dan Pull. Push yaitu upaya yang membuat
kendaraan pribadi menjadi kurang menarik untuk digunakan dan Pull yaitu upaya
yang membuat moda transportasi selain kendaraan probadi lebih menarik. Push dan
Pull harus saling berkaitan demi mewujudkan efektifitas penggunaan transportasi.
Hal yang terpenting dalam pelaksanaan upaya TDM ini harus adanya pendekatan
yang dipakai. Berikut adalah upaya TDM dan penggunaannya:
1. Meningkatkan Pilihan Mobilitas yang diterapkan oleh pemerintah kota,
daerah, nasional, pelaksana pelayanan angkutan umum dan pelayanan
bersepeda bersama dengan pihak yang berkepentingan adalah anak – anak
dan orang dewasa serta individu yang memiliki keterbatasan fisik.
2. Upaya Ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah kota, daerah, nasional,
perusahaan swasta (sebagai pemilik usaha), serta pihak yang
berkepentingan adalah perusahaan besar, pengusaha angkutan barang,
individu yang berpenghasilan rendah.
3. Kebijakan Pembangunan Bijak dan Tata Guna Lahan yang diterapkan oleh
pemerintah kota, daerah, nasional, pengembang, rumah tangga dan bisnis
serta pihak yang berkepentingan adalah pengembang, investor, pembeli.

1.2 Jenis – jenis Transportation Demand Management (TDM)

Berdasarkan Victoria Transport Policy Institute (VTPI), terdapat beberapa


definisi dan macam – macam strategi TDM yang dikeluarkan oleh berbagai
lembaga. Dari berbagai strategi tersebut terdapat beberapa kesamaan dalam
penentuannya seperti pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2 Pengelompokan Strategi TDM

Improve Incentive Parking and Land Policy and


Transport Options Use Management Institutional
Alternative work Carbon taxes Bicycle parking Asset
schedules Commuter Car-Free Management
Bus Rapid Transit financial Planning Car-Free
Cycling incentives Strong Planning
improvements Congestion Commercial Change
Bike/Transit pricing Centers Management
Integration Distance-based Connectivity Comperhensive
Cars Sharing pricing Land Use Density Mark
Flextime Employer Public and Reforms
Guaranteed ride Transport Cluestering Context Sensitive
home Subsidy Location Efficient Design
Light Rail Transit Fuel taxes Development Contingency
Nonmotorize HOV (high New Urbanism Based
Planning occupant Parking Planning
Nonmotorize vehicle) priority Management Institutional
Facility Multi-moda Parking Pricing Reforms
Management navigation Shared Parking Least Cost
Park & Ride tools Smart growth Planning
Pedestrian Parking pricing Smart Growth Operations and
improvements Pay-As-You- Reforms Management
Pedways Drive Streetscape Program
Public bike Insurance Improvements Prioritizing
system Road pricing Transit Oriented Transportation
Ridesharing Road space Developments Regulatory
Shuttle service reallocation (TOD) Reform
Small wheeted Speed reductions
transport Transit
Transit station Encouragement
improvements Vehicle Use
Taxi service Restriction
improvements Walking and
Telework Cycling
Traffic calming Encouragements
Transit
improvements
Universal design

Sumber : VTPI (2013)


BAB II

Tourist Transport Management

2.1 Tourist Transport Management

Tourist Transport Management (juga disebut Resort Community Transport


Management ) melibatkan peningkatan opsi transportasi untuk perjalanan rekreasi
dan mengurangi lalu lintas mobil di area resor. Perjalanan wisata memiliki pola dan
kebutuhan yang dapat diprediksi, dan sering terjadi di daerah yang memiliki fitur
lingkungan dan sosial yang unik yang sangat sensitif terhadap degradasi oleh lalu
lintas mobil yang berlebihan. Manajemen Transportasi Wisata dapat melestarikan
fasilitas yang menarik pengunjung ke suatu daerah, apakah itu pusat kota bersejarah
atau lingkungan alami yang murni.
Program Manajemen Transportasi Wisata dapat mencakup berbagai strategi
spesifik untuk meningkatkan opsi transportasi, mengintegrasikan transportasi
alternatif ke dalam kegiatan wisata, memberikan disinsentif untuk mengemudi, dan
mempromosikan moda alternatif. Ini dapat mencakup:
• Perbaikan transit
• Layanan antar jemput
• Perbaikan layanan taksi
• Perbaikan bersepeda dan berjalan
• Sistem sepeda public
• Parkir sepeda
• Manajemen parker
• Penenangan lalu lintas, Pengurangan Kecepatan, Peningkatan Streetcape
• Perencanaan bebas mobil dan pembatasan kendaraan
• Pemasaran mendorong pengunjung untuk datang tanpa mobil
• Manajemen transportasi penerbangan
• Panduan akses transportasi, yang memberikan arahan singkat untuk
mencapai tujuan dengan mode alternative
• Persewaan peralatan yang mendukung kegiatan (sepeda, skuter, dll.)

Lalu lintas ke area resor sering mencapai puncak pada musim dan waktu
tertentu dalam seminggu. Pengunjung memiliki kebutuhan mobilitas tertentu (mis.
berpergian antara terminal transportasi, akomodasi, restoran dan toko, tempat
wisata, dll.) dan persyaratan bagasi (ski, papan selancar, hadiah untuk dibawa
pulang). Manajemen Transportasi Wisata harus memperhitungkan pola dan
kebutuhan perjalanan ini. Banyak pengunjung resor akan menggunakan mode
alternatif jika nyaman, menyenangkan dan terjangkau . Program TDM wisata dapat
melibatkan pengembangan opsi dan paket perjalanan bebas mobil. Ini
membutuhkan koordinasi untuk memastikan bahwa kebutuhan mobilitas
pengunjung dilayani, dan bahwa opsi perjalanan seperti itu dipasarkan dengan baik.
Saat merencanakan perjalanan, calon pengunjung harus yakin bahwa mereka dapat
tiba di akomodasi mereka, mengakses kegiatan lokal dan atraksi, dan membawa
bagasi apa pun yang mereka butuhkan dan nyaman tanpa mobil.
Pada masa sekarang, pariwisata bukan merupakan kebutuhan yang mewah
melainkan merupakan kebutuhan sekunder yang dibutuhkan untuk memenuhi
keinginan seseorang untuk refreshing diri. Pariwisata akan terasa manfaatnya
apabila di imbangi oleh transportasi. Transportasilah yang dapat menggerakkan
banyak orang, dari suatu negara ke negara lain, dari suatu daerah ke daerah lain dan
dari suatu kota ke kota lain dan dari kota ke daerah pedalaman dan sebaliknya.
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi. Bila kita
sedikit menganalisa secara umum hubungan antara pariwisata dan transportasi,
maka kita dapat mengatakan bahwa pariwisata tidak dapat berkembang tanpa
tersedianya sarana transportasi.

2.2 Mekanisme Pelaksanaan Sistem Tourist Transport Management

Perencanaan transportasi dilakukan agar tercapai tingkat efektifitas,


ektesifitas, serta efisien secara biaya dan waktu tempuh. Efektifitas atau tepat guna
berhubungan dengan upaya menciptakan keamanan dan kenyamanan wisatawan,
sedangkan efisiensi menyangkut waktu tempuh dan biaya yang dikeluarkan untuk
menjangkau destinasi/ tujuan. Perencanaan transportasi dapat dikatakan ektensif
jika suatu jalur dan moda transportasi dapat menjangkau banyak titik atau destinasi
wisata di suatu daerah. Transportasi sebagai sarana penunjang untuk mengantar
wisatawan ke daerah tujuan wisata perlu dikelola sedemikian rupa agar para
wisatawan tetap segar bugar rohani dan jasmaninya. Kesegaran ini dapat
diupayakan dengan pengaturan perjalanan wisata yang asik, hingga jarak yang jauh
terasa dekat, jangka waktu perjalanan yang lama menjadi terasa sebentar. Dalam
kegiatan transportasi wisata terdapat lima unsur utama yang harus selalu ada,
kelima unsur tersebut antara lain moda transportasi (kendaraan), awak, jaringan
jalan, sasaran wisata, dan wisatawannya.
Manajemen Transportasi Pariwisata sangat penting dengan alasan yang
pertama transportasi merupakan bagian penting dari industri pariwisata dan
memainkan peran penting, yang kedua transportasi dan kendaraan canggih telah
membuat perjalanan ke seluruh dunia menjadi mungkin, dan yang ketiga
memudahkan industri pariwisata untuk meningkatkan pelayanannya.
Perkembangan pariwisata dalam negeri menuntut perkembangan bidang perjalanan
pula. Pertumbuhan dan pengembangan pariwisata yang terus-menerus harus
disertai dengan peningkatan kualitas destinasi dengan menciptakan tuntutan yang
lebih baik dalam bidang transportasi. Dengan demikian pentingnya mekanisme
dalam pelaksanaan sistem tourist manajemen yaitu dengan :
 Adanya kebijakan dan keputusan dari pemerintah
Kebijakan dan keputusan yang di maksud ialah terkait dengan pemerintah
dapat membuat perbedaan besar di tempat tujuan yang tersedia untuk
wisatawan. Di dalam suatu kebijakan terdapat ketentuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya, sehingga transportasi untuk mencakup ke wilayah
pariwisata yang memiliki daya tarik bisa terorganisir dengan baik, serta
kebiijakan dan keputusan yang dibuat oleh pemerintah lebih berpihak
terhadap kenyaman untuk ke tempat wisata yang memiliki daya tarik yang
tinggi.
 Memberikan pelayanan Transportasi Udara yang baik
Pelayanan angkutan udara yang baik bisa berdampak baik terhadap
manajemen transportasi pariwisata. Transportasi Udara digunakan oleh
wisatawan yang menginginkan kenyamanan dan kecepatan karena
Transportasi Udara dapat menjangkau jarak yang jauh dan waktu tempuh
panjang serta mampu mengangkut penumpang dan barang. Jenis
transportasi udara yaitu pesawat udara baik penerbangan internasional
maupun penerbangan domestik, dapat berupa penerbangan borongan atau
charter dan penerbangan berjadwal atau scheduled. Jenis manajemen
transportasi pariwisata yang meliputi angkutan udara yaitu adanya jasa
pelayanan travel pariwisata atau agen travel wisata
 Memberikan pelayanan Transportasi Darat yang baik
Setiap kegiatan wisata tentunya membutuhkan transportasi darat baik
berupa mobil (pribadi dan sewa), maupun bus, taksi, dan kereta api.
Angkutan darat memberikan beberapa manfaat karena bersifat fleksibel
dapat mengantarkan penumpang secara “dari pintu ke pintu”. Angkutan
darat dapat memberikan kenyamanan pribadi. Wisatawan dapat
menentukan rute perjalanan, mengatur waktu keberangkatan dan
kedatangan serta tempat perhentian. Transportasi darat dapat mencapai
daerah yang sulit bahkan area yang terpencil sekalipun. Ia berfungsi sebagai
alat transportasi, sarana rekreasi dan akomodasi serta mampu mengangkut
penumpang dan bagasi. Jenis manajemen transportasi pariwisata yang
meliputi angkutan darat yaitu jasa bis travel yang baik serta angkutan darat
yang didesain yang unik dan bagus contohnya sejenis bus wisata yang
digunakan untuk keliling suatu kota wisata yang sudah disediakan jalur nya
agar wisatawan merasakan nyaman.
 Memberikan pelayanan Transportasi Air yang baik
Selain Transportasi Udara dan Transportasi Darat, Transportasi air juga
memberikan pengalaman dan kesan tersendiri. Transportasi air yang dapat
digunakan diantaranya kapal feri penyeberangan, kapal pesiar, kapal danau,
sungai dan kanal, dan perahu. Transportasi laut mampu mencapai pulau-
pulau kecil (terutama yang tidak dapat dicapai oleh alat transportasi lain)
dan menggunakan sumber daya alam (perairan). Transportasi air bisa
menampung banyak pengguna mulai dari perahu, sampan, kapal feri, hingga
kapal pesiar. Sama seperti transportasi udara, Transportasi air terdiri dari
pelayaran internasional maupun pelayaran domestik,dapat berupa pelayaran
borongan atau charter dan pelayaran terjadwal atau scheduled. Contohnya
dengan daya Tarik wisata yang ada di pulau-pulau justru yang digunakan
ialah Transportasi Air, yang bisa berupa kapal pesiar atau pun kapal
penumpang kecil

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Tourist Transport Management

Dari berbagai macam jenis-jenis dari Sistem Tourist Transport Management


terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari Sistem Tourist
Transport Management yaitu :
Kelebihan TTM :
1. Mengurangi kendaraan pribadi
• Jumlah emisi akan berkurang karena mengurangnya penggunaan kendaraan
pribadi khususnya untuk berlibur.
• Jumlah kendaraan pada jam jam sibuk (peak hour) akan berkurang.
• Orang orang akan lebih memilih untuk berjalan kaki ketempat wisata.
• Penggunaan transport masal seperti kendaraan travel dibawah agensi
mengurangi kepadatan parkir tempat berwisata.
2. Banyaknya pilihan kendaraan untuk bepergian, seperti agen travel, pesawat atau
kendaraan umum / lokal.
3. Menghemat uang, dari biaya parkir, biaya masuk wisata kendaraan.
4. Menghemat tenaga, tidak perlu menyetir.
5. Semakin banyak peserta semakin sedikit uang yang perlu dikeluarkan.

Kekurangan TTM :
• Perlunya menyewa transportasi masal seperti bus untuk sarana transportasi
yang mungkin memiliki tingkat emisi tinggi.
• Tidak tertarik nya masyarakat untuk mengambil paket liburan dengan agen
travel dikarenakan jadwal atau acara yang kurang menarik dan tidak bebas.
• Masing – masing harus mengeluarkan uang yang setara untuk biaya paket.
• Di musim liburan kemungkinan agen travel / liburan akan ramai pengguna,
yang berdampak pada kepadatan jalan khususnya sekitar tempat wisata.
BAB III

BEST PRACTICE

3.1 Penerapan Tourist Transport Management di Indonesia

Tourist Transport Management atau (Resort Community Transport


Management ) meliputi peningkatan angkutan untuk rekreasi, bepergian dalam atau
luar kota oleh pihak tertentu dan mengurangi jumlah kendaraan pribadi di sejumlah
area tempat berlibur sehingga tidak sesak khususnya untuk area parkir.

Program Tourist Transport Management biasanya diterapkan oleh agensi


lokal ataupun pemerintah, dalam mempromosikan wisata lokal atau kota tersebut.

Bandung

• Bandros yang merupakan kepanjangan dari Bandung Tour on The Bus


adalah bus tingkat di Kota Bandung yang disediakan oleh pemerintah Kota
Bandung bagi wisatawan yang hendak berkeliling kota Bandung. Bus ini
diresmikan oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil bertepatan dengan malam tahun
baru 2014. Bus wisata ini akan melayani para wisatawan di kota Bandung secara
gratis. Bandros juga merupakan bentuk Corporate Social Responsibility dari
Telkomsel yang bekerjasama dengan pemerintah kota Bandung. Bus berkapasitas
kurang lebih 30 orang ini dimaksimalkan di lantai dua, sementara di lantai satu
hanya ada 6 kursi bulat, kursi panjang, lalu ada balkon di luar yang bisa dipakai
turis untuk berdiri. Bandros ini juga memiliki 3 warna, yaitu merah, biru, dan
kuning.

• Program penyewaan sepeda bernama Bike On The Street Everybody Happy


(Boseh) oleh Pemkot Bandung, Untuk proses manual syaratnya cukup jaminan e-
KTP atau kartu pelajar. Khusus pelajar Senin-Jumat harus pakai seragam. Boleh
warga Kota Bandung boleh juga dari luar.

Yogyakarta

• Becak yang terdapat di beberapa titik parawisata di Kota Yogyakarta,


dengan tujuan mengurangi kendaraan pribadi yang dipakai wisatawan untuk
mengililingi Kota Yogya sekaligus mempromosikan Kota dan kebudayaan lokal
nya dengan Becak.

Diatas merupakan contoh penerapan managemen transportasi pariwisata


yang bertujuan untuk menarik wisatawan dengan berbagai jenis angkutan yang
menarik dan dibuat unik.

3.2 Penerapan Tourist Transport Management di Luar Negeri

Penerapan Tourist Transport Management juga terdapat diluar negeri seperti


negara New Zealand, di Budapest, di Swiss, di Korea Selatan, di Afrika, dan di
London. Negara-negara tersebut membuat transportasi wisata nya sebagus dan
sebaik mungkin agar daya Tarik wisata yang ada di negara tersebut bisa terlihat
menarik. Selain itu juga dengan transportasi yang baik dan nyaman wisatawan
diharapkan agar tidak menggunakan mobil pribadi ataupun mobil sewaan tetapi
bisa menggunakan angkutan umum yang dirancang untuk ke tempat wisata
tersebut.
Program Tourist Transport Management biasanya diterapkan oleh agensi
lokal ataupun pemerintah, dalam mempromosikan wisata lokal atau kota tersebut.

1. Kereta Api di New Zealand

New Zealand adalah sebuah negara yang terkenal dengan keindahan


alamnya yang menakjubkan, untuk mendukung sektor pariwisatanya, pemerintah
new zealand membuat transportasinya sebaik mungkin agar dapat mempermudah
wisatawan saat liburan. Bagi wisatawan yang menggunakan kereta api, selama
perjalanan anda akan ditemani dengan pemandangan yang menakjubkan. Salah satu
rute yang cukup terkenal adalah The Northern Explorer, rute ini dimulai dari
Auckland menuju kota besar New Zealand. Di sepanjang perjalanan, mata anda
akan dimanjakan oleh pemandangan sawah dan Raumiru Spiral yang sudah
mendunia. Selain menyediakan pemandangan yang indah, Kereta Api juga
menyediakan fasilitas yang sangat baik, disini anda dapat memilih layanan cafe
non-alcohol atau beralcohol, disini juga terdapat salon.

2. Funicular di Budapest

Bagi anda yang pernah merasakan lelahnya menaiki ratusan anak tangga,
anda akan menyesal jika mengetahui transportasi umum yang satu ini. Funicular
namanya, transportasi yang satu ini cukup unik karena hanya membawa penumpang
untuk sampai ke atas castle hill atau menuruninya. Pengunjung tak perlu lagi
menaiki ratusan anak tangga, cukup membayar uang sebesar Rp 15.000 pengunjung
sudah bisa sampai ke atas tanpa merasa lelah. Satu funicular maksimal dapat
menampung 24 orang.
3. Kereta Ekspress Glacier di Swiss

Kereta ekspress di swiss ini melayani perjalanan dari St. Moritz ke Zermatt yang
jaraknya lumayan jauh, namun perjalanan anda tidak akan terasa karena
pemandangan alam yang kamu lihat sangat mengagumkan serta fasilitas kereta juga
sangat bagus.
Daftar Pustaka :

https://www.kompasiana.com/wardhanahendra/552e613b6ea83404588b45a9/yog
yakarta-dalam-cerita-becakbecak-malioboro

https://www.bandros.co.id/busbandros/

https://www.vtpi.org/tdm/tdm46.htm

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3641039/begini-mudahnya-sewa-
sepeda-boseh-di-kota-bandung

https://www.sutp.org/files/contents/documents/resources/H_Training-
Material/GIZ_SUTP_TM_Transportation-Demand-Management_ID.pdf

https://www.sutp.org/en/

https://kanalwisata.com/pengertian-transportasi-dan-akomodasi-dalam-pariwisata

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/Transportasi_dan_Pariwisata.pdf

https://www.asliindonesia.net/7-transportasi-luar-negeri-ini-membuat/

Anda mungkin juga menyukai