Disusun Oleh :
Ryan Taruna Praja 242015028
Gery Inggar Pratama 242017011
Lalu lintas ke area resor sering mencapai puncak pada musim dan waktu
tertentu dalam seminggu. Pengunjung memiliki kebutuhan mobilitas tertentu (mis.
berpergian antara terminal transportasi, akomodasi, restoran dan toko, tempat
wisata, dll.) dan persyaratan bagasi (ski, papan selancar, hadiah untuk dibawa
pulang). Manajemen Transportasi Wisata harus memperhitungkan pola dan
kebutuhan perjalanan ini. Banyak pengunjung resor akan menggunakan mode
alternatif jika nyaman, menyenangkan dan terjangkau . Program TDM wisata dapat
melibatkan pengembangan opsi dan paket perjalanan bebas mobil. Ini
membutuhkan koordinasi untuk memastikan bahwa kebutuhan mobilitas
pengunjung dilayani, dan bahwa opsi perjalanan seperti itu dipasarkan dengan baik.
Saat merencanakan perjalanan, calon pengunjung harus yakin bahwa mereka dapat
tiba di akomodasi mereka, mengakses kegiatan lokal dan atraksi, dan membawa
bagasi apa pun yang mereka butuhkan dan nyaman tanpa mobil.
Pada masa sekarang, pariwisata bukan merupakan kebutuhan yang mewah
melainkan merupakan kebutuhan sekunder yang dibutuhkan untuk memenuhi
keinginan seseorang untuk refreshing diri. Pariwisata akan terasa manfaatnya
apabila di imbangi oleh transportasi. Transportasilah yang dapat menggerakkan
banyak orang, dari suatu negara ke negara lain, dari suatu daerah ke daerah lain dan
dari suatu kota ke kota lain dan dari kota ke daerah pedalaman dan sebaliknya.
Aktivitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi. Bila kita
sedikit menganalisa secara umum hubungan antara pariwisata dan transportasi,
maka kita dapat mengatakan bahwa pariwisata tidak dapat berkembang tanpa
tersedianya sarana transportasi.
Kekurangan TTM :
• Perlunya menyewa transportasi masal seperti bus untuk sarana transportasi
yang mungkin memiliki tingkat emisi tinggi.
• Tidak tertarik nya masyarakat untuk mengambil paket liburan dengan agen
travel dikarenakan jadwal atau acara yang kurang menarik dan tidak bebas.
• Masing – masing harus mengeluarkan uang yang setara untuk biaya paket.
• Di musim liburan kemungkinan agen travel / liburan akan ramai pengguna,
yang berdampak pada kepadatan jalan khususnya sekitar tempat wisata.
BAB III
BEST PRACTICE
Bandung
Yogyakarta
2. Funicular di Budapest
Bagi anda yang pernah merasakan lelahnya menaiki ratusan anak tangga,
anda akan menyesal jika mengetahui transportasi umum yang satu ini. Funicular
namanya, transportasi yang satu ini cukup unik karena hanya membawa penumpang
untuk sampai ke atas castle hill atau menuruninya. Pengunjung tak perlu lagi
menaiki ratusan anak tangga, cukup membayar uang sebesar Rp 15.000 pengunjung
sudah bisa sampai ke atas tanpa merasa lelah. Satu funicular maksimal dapat
menampung 24 orang.
3. Kereta Ekspress Glacier di Swiss
Kereta ekspress di swiss ini melayani perjalanan dari St. Moritz ke Zermatt yang
jaraknya lumayan jauh, namun perjalanan anda tidak akan terasa karena
pemandangan alam yang kamu lihat sangat mengagumkan serta fasilitas kereta juga
sangat bagus.
Daftar Pustaka :
https://www.kompasiana.com/wardhanahendra/552e613b6ea83404588b45a9/yog
yakarta-dalam-cerita-becakbecak-malioboro
https://www.bandros.co.id/busbandros/
https://www.vtpi.org/tdm/tdm46.htm
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3641039/begini-mudahnya-sewa-
sepeda-boseh-di-kota-bandung
https://www.sutp.org/files/contents/documents/resources/H_Training-
Material/GIZ_SUTP_TM_Transportation-Demand-Management_ID.pdf
https://www.sutp.org/en/
https://kanalwisata.com/pengertian-transportasi-dan-akomodasi-dalam-pariwisata
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/Transportasi_dan_Pariwisata.pdf
https://www.asliindonesia.net/7-transportasi-luar-negeri-ini-membuat/