BERBASIS JALAN
CRITERIA OF PARK AND RIDE FACILITIES TO SUPPORT ROAD-BASED MASS TRANSIT
Diterima: 8 Januari 2015, Revisi 1: 28 Januari 2015, Revisi 2: 6 Februari 2015, Disetujui: 17 Februari 2015
ABSTRAK
Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum masal berbasis jalan (TransJakarta) merupakan
kebijakan yang dilakukan pemerintah Kota Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Sebagai salah
satu penerapan manajemen kebutuhan transportasi yang berdampak tarik, kebijakan tersebut perlu
didukung oleh ketersediaan fasilitas park and ride yang memenuhi kriteria. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kriteria apa saja yang menjadi prioritas pada sebuah fasilitas park and ride.
Melalui metode analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) dihasilkan suatu kesimpulan bahwa
pengembangan fasilitas park and ride harus memprioritaskan variabel kemudahan bagi pengguna
jasa (0,182), aksesibilitas (0,153), dan lokasi/penempatan (0,128). Pengembangan fasilitas park and
ride sebagai pendukung TransJakarta juga perlu mengutamakan beberapa kriteria yaitu berfungsi
sebagai bagian dari sistem transportasi intermoda sekaligus sebuah fasilitas, terletak pada wilayah
sub urban (tidak harus terletak pada terminal tipe A), letak jalan masuk/keluar menghindari konflik
dengan pejalan kaki, pola parkir menyesuaikan dengan daya tampung, tarif terpadu dengan
TransJakarta, tersedia petugas penjaga dan petugas tiket, tersedia jalur pejalan kaki menuju halte
bus, terkoneksi dengan layanan moda lain, dan memberi dampak positif terhadap wilayah
sekitarnya.
Kata kunci: fasilitas park and ride, angkutan umum massal, analytical hierarchy process
ABSTRACT
Increasing service quality of road-based mass transit (TransJakarta) is a policy issued by Jakarta government to
overcome traffic congestion. As one of category in transport demand management implementation givingattractice
impact, this policy need to be supported by park and ride facilities. This study aims at analize priority criteria of
park and ride facilities. Methode of AHP analysis concluded that a park and ride facilities should prioritized some
variables such as convenience for the user service (0.182), accessibility (0.153), and the location / placement
(0.128). Development of park and ride facilities for supporting TransJakarta also need to meet several priority
criteria among others function as part of intermodal transportation system and facilities, located in sub urban
(not must in type A terminal), position of the access road to avoid pedestrians, parking patterns adjust to capac-
ity, integrated tariff with TransJakarta , available guard and ticketing officers, available pedestrian paths to the
bus stop, connected to other modes of transport, and giving positive impact to the surrounding area.
Keywords: park and ride facilities, mass transit, analytical hierarchy process
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 69
Selenia Ediyani Palupiningtyas
PENDAHULUAN pertumbuhan penumpang TransJakarta
Pertumbuhan kendaraan bermotor di wilayah menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
kerja Polda Metro Jaya mencapai 11 hingga 12 Jumlah penumpang TransJakarta mencapai
persen per tahun, data sampai Oktober 2011 86.937 juta penumpang pada tahun 2010 dengan
kendaraan bermotor berjumlah 13.123.850 unit peningkatan sebesar 3.659 juta penumpang dari
dan jumlah tersebut diperkirakan akan semakin tahun sebelumnya (2009). Persentase pengguna
meningkat (Awaludin, 2012). Pertumbuhan TransJakarta yang memiliki kendaraan pribadi
kendaraan bermotor yang tinggi menimbulkan sekitar 20% sehingga dapat diidentifikasi sekitar
persoalan di Kota Jakarta, antara lain 17 juta pengguna jasa TransJakarta merupakan
ketidakmampuan jalan menampung beban penumpang yang beralih dari pengguna
kendaraan sehingga menyebabkan kemacetan kendaraan pribadi (Ditjen Perhubungan Darat,
lalu lintas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah 2008). Berdasarkan data tersebut maka
memberlakukan beberapa kebijakan untuk peningkatan kualitas pelayanan angkutan
mengatasi kemacetan lalu lintas.Salah satu umum berorientasi transit pada konsep
kebijakan yang pertama kali diterapkan adalah Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT)
sistem three in one yang diberlakukan pada perlu didukung oleh komponen lain yaitu
wilayah tertentu di Jakarta.Kebijakan tersebut berupa pengembangan fasilitas park and ride.
termasuk dalam kategori konsep Manajemen Kebijakan fasilitas park and ride merupakan salah
Kebutuhan Transportasi Transport Demand satu kebijakan yang kurang mendapat perhatian
Manajemen (TDM) yang bertujuan untuk dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi. TransJakarta. Saat ini beberapa fasilitas park and
Pada kenyataannya, pelaksanaan sistem three in ride dikelola oleh Dishub DKI Jakarta (park and
one dinilai belum efektif mengalihkan pengguna ride Ragunan) namun ada juga yang berada di
kendaraan pribadi ke angkutan umum.Hal ini bawah tanggung jawab UPT Terminal seperti
disebabkan oleh pengguna kendaraan pribadi Terminal Kalideres dan Kampung Rambutan.
lebih memilih menyiasati kebijakan tersebut Fasilitas park and ride Ragunan sendiri hanya
dengan mencari jalur alternatif daripada beralih berkapasitas sekitar 200 kendaraan (mobil dan
menggunakan angkutan umum dengan alasan motor). Daya tampung yang rendah membuat
mengutamakan fleksibilitas, kenyamanan, dan penumpang TransJakarta yang menggunakan
keamanan (Aslam, 2005). kendaraan pribadi menitipkan kendaraannya di
Kegagalan kebijakan three in one mendorong area parkir Kebun Binatang Ragunan.Selain itu,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan lokasi/penempatan fasilitas park and ride yang
upaya lain yang masih berpedoman pada jauh jugamembuat para komuter merasa enggan
konsep TDM, salah satunya berupa rekayasa untuk memarkirkan kendaraannya.Sebagai
bagaimana menarik individu untuk beralih contoh fasilitas park and ride di Terminal
menggunakan angkutan umum. Konsep ini Kampung Rambutan memiliki daya tampung
terdiri dari empat komponen yaitu penataan 200 kendaraan namun demikian sedikit sekali
ruang berorientasi transit, peningkatan kualitas pengguna TransJakarta yang berminat untuk
pelayanan angkutan umum berorientasi transit, menitipkan kendaraan dikarenakan letak
fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda yang fasilitas tersebut yang jauh dari pemukiman.
terintegrasi dengan titik transit angkutan umum Hasil penelitian Ditjen Perhubungan Darat
massal, dan pengembangan fasilitas parkir /park mengidentifikasi dari 11 koridor TransJakarta,
and ride(KemenLH, 2009).Peningkatan kualitas peluang dan potensi permintaan terhadap
pelayanan angkutan umum berorientasi transit fasilitas park and ride yang paling tinggi (di atas
merupakan komponen yang menjadi prioritas 80%) terletak di tiga lokasi yaitu Ragunan,
untuk dikembangkan di Kota Jakarta melalui Kampung Melayu, dan Kalideres. Saat ini belum
pengembangan sistem Bus Rapid Transit ada fasilitas park and ride di Kampung Melayu,
TransJakarta.Sejak diterapkan tahun 2004, sedangkan berdasarkan hasil penelitian Ditjen
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 71
Selenia Ediyani Palupiningtyas
moda juga dikemukakan oleh Washington berkelanjutan seperti angkutan umum dan
State Department of Transportation (2000) dalam kendaraan tidak bermotor.Berdasarkan
Kusumantoro dkk (Situngkir, 2013). rekayasa terkait dengan MKT menurut
Penerapan MKT terutama penyediaan Kementerian Lingkungan Hidup
fasilitas park and ride diharapkan dapat penyediaan fasilitas park and ride termasuk
mengurangi total volume lalu lintas dalam kategori strategi berdampak tarik (pull
kendaraan bermotor dengan mendorong effect). Konsep MKT menurut KemenLH
perpindahan orang dari kendaraan pribadi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori,
ke moda transportasi yang lebih seperti pada tabel 1.
segala rekayasa yang menarik segala rekayasa yang membatasi segala rekayasa yang menarik
individu untuk beralih ke angkutan penggunaan kendaraan individu untuk beralih ke angkutan
umum atau kendaraan tidak bermotor pribadi umum atau kendaraan tidak
bermotor bermotor dan sekaligus membatasi
penggunaan kendaraan bermotor
- Zona bebas kendaraan bermotor - Pengambilan ruas jalan untuk - Penataan ruang berorientasi
- Pembatasan ruang parkir. jalur khusus bus atau sepeda transit
- Penerapan kawasan pembatasan - Pelebaran trotoar di sisi jalan - Peningkatan kualitas pelayanan
penumpang (misalnya sistem 3 in1) - Pengaturan lalu lintas yang angkutan umum
- Penerapan sistem pembatasan memberi perioritas bagi - Fasilitas pejalan kaki dan jalur
dengan plat nomor angkutan umum massal dan sepeda yang terintegrasi dengan
- Road pricing (tarif penggunaan jalan kendaraan tidak bermotor titik transit angkutan umum
tertentu) - Pendidikan publik massal
- Hari bebas kendaraan bermotor - Fasilitas parkir dan melaju (park
- Jam bebas kendaraan bermotor and ride)
B. Fasilitas Park and Ride daerah pinggiran menuju pusat kota (South
Park dan ride didefinisikan sebagai area Yorkshire Passenger Transport Executive, 2006).
parkir kendaraan bertempat pada lokasi Strategi perjalanan tersebut umumnya
yang jauh dan dihubungkan oleh pelayanan digunakan oleh pekerja yang bertempat
transportasi massal (bus, kereta api, atau tinggal dipinggir kota dan bekerja di pusat
trem) menuju pusat kota atau pusat kota (KemenLH, 2009). Kendaraan diparkir
perekonomian (South Yorkshire Passenger pada terminal-terminal ujung jaringan
Transport Executive, 2006). Fasilitas park and angkutan umum massal pada pagi hari, lalu
ride memiliki keterkaitan yang erat dengan digunakan kembali pada sore hari. Tujuan
layanan sarana transportasi massal dan dari penyediaan fasilitas ini adalah
seharusnya menjadi pelengkap pada sistem memudahkan pengguna kendaraan
Bus Rapid Transit (California Department of bermotor pribadi yang ingin menggunakan
Transportation. 2010). Pelayanan angkutan umum massal sehingga
transportasi massal yang dimaksud mengurangi beban kemacetan lalu lintas di
merupakan layanan transportasi dengan pusat kota.
frekuensi tinggi yang sengaja direncanakan Fasilitas park and ride dapat dibentuk secara
untuk menghubungkan dengan pusat kota. permanen atau menyewa tempat di suatu
Pada umumnya bus yang tersedia di lokasi gedung (OCTA, 2004). Fasilitas park and ride
park and ride melayani 24 jam dengan rute
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 73
Selenia Ediyani Palupiningtyas
ini adalah untuk menyediakan tempat pengendalian lalu lintas tidak didasarkan
parkir yang relatif murah dan lahan yang atas perhitungan pengembalian biaya
tidak terbatas sehingga mempermudah investasi dan operasional. Penetapan tarif
perjalanan menuju pusat kota/CBD. parkir dilakukan untuk mengendalikan lalu
Fasilitas park and ride tipe perifer jika lintas melalui pengurangan pemakaian
dianalisis secara kritis, tidak sesuai untuk kendaraan pribadi sehingga mengurangi
mengurangi jumlah perjalanan dan kemacetan.
kemacetan di jalan-jalan pusat kota. 3) Pemeliharaan, meliputi kebersihan dan
Penyelenggaraan fasilitas parkir di Indonesia perbaikan kerusakan pelataran parkir, marka
diatur berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal dan rambu jalan, serta fasilitas penunjang.
Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/
96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan METODOLOGI PENELITIAN
Fasilitas Parkir. Peraturan tersebut membahas
A. Waktu dan Tempat
mengenai persyaratan penyelenggaraan fasilitas
parkir secara umum.Berdasarkan peraturan Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan
tersebut maka kriteria dan ketentuan fasilitas yaitu dari bulan Februari sampai dengan
parkir harus memenuhi beberapa persyaratan April 2012.Penelitian dilakukan di Jakarta
penyelenggaraan fasilitas parkir meliputi khususnya pada fasilitas park and ride yang
pembangunan, pengoperasian serta terletak di terminal (Kalideres dan Kampung
pemeliharaan. Rambutan) atau ujung koridor
TransJakarta(Ragunan).Pemilihan lokasi
1) Pembangunan
didasarkan pada penelitian sebelumnya
Pembangunan fasilitas parkir yang mengatakan bahwa potensi dan
mempertimbangkan beberapa hal yaitu peluang pengguna fasilitas park and ride di
tujuan, jenis fasilitas parkir, penempatan tiga lokasi tersebut cukup tinggi.
fasilitas parkir, penentuan kebutuhan parkir
B. Pengumpulan Data
(tetap atau sementara), ukuran kebutuhan
ruang parkir, penentuan Satuan Ruang Parkir Jenis data terdiri dari data primer dan data
(SRP), desain parkir di badan jalan, desain sekunder. Data primer diperoleh dengan
parkir di luar badan jalan.Jenis fasilitas parkir melakukan pengamatan lapangan di lokasi
terdiri dari parkir di badan jalan (on street survai untuk mengetahui kondisi fasilitas
parking) dan parkir di luar badan jalan (off park and ride. Data primer juga diperoleh
street parking). Fasilitas parkir di luar badan dengan menggunakan instrumen berupa
jalan dalam pengembangannya perlu kuesioner dengan skala Likert untuk
memperhatikan kriteria lokasi/penempatan, mengetahui kriteria prioritas yang
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, diperlukan fasilitas park and ride. Penentuan
kemudahan bagi pengguna jasa, tersedianya responden dalam penelitian ini
tata guna lahan, aksesibilitas, dan Rencana menggunakan teknik sampling bertujuan
Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD). (purposive sampling). Penentuan jumlah
responden tersebut disesuaikandengan
2) Pengoperasian
metode pengolahan data yang akan
Dalam struktur organisasi UPTD, dilakukan, yaitu metode AHP. Pada metode
perparkiran mencakup aspek kegiatan ad- AHP tidak ada ketentuan tertentu untuk
ministratif (personalia, keuangan, dan mengambil contoh yang tepat, yang ada
umum) dan teknis operasional (perencanaan, hanya batas minimum yaitu dua orang
pengoperasian, dan pemeliharaan). (Mansyur, 2011). Menurut Saaty, pada
Penetapan tarif parkir sebagai salah satu cara penerapan metode AHP yang diutamakan
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 75
Selenia Ediyani Palupiningtyas
tingkatan. Relative judgement lebih mudah skala digunakan untuk membuat penilaian
dilakukan dan lebih bermanfaat daripada secara kuantitatif, seperti dijelaskan pada
penilaian yang bersifat mutlak perbandingan tabel 2.
Firs t hierarc hy
lev el F i st h ie rarc hy le vel
T hi rd h ie rarch y le vel
Menurut Saaty(1980) ada 9 tingkatan penilaian Kemudian nilai eigen tiap baris (Ei) dihitung
terhadap keputusan, kriteria; yang masing- dengan rumus:
masing diberikan nilai sesuai dengan
tingkatannya; 1 mengindikasikan kepentingan Ei n aj1 x aj2 x aj3 x.....x ajn
yang sama antarkriteria, 9 mengindikasikan satu Kemudian nilai eigen normalisasi (Vi) tiap baris
kriteria teramat penting dibandingkan dengan akan menjadi:
kriteria lainnya. Langkah selanjutnya
Ei
menghitung vektor eigen dan prioritas vektor Vi n
koresponden dari matriksA. Vektor eigen Ei
normalisasi (normalized eigenvector) adalah skor i 1
relatif dari alternatif. Prosedur perhitungan Langkah selanjutnya menghitung max, nilai
dijelaskan sebagai berikut, awalnya kolom total eigen terbesar dari penilaian matrik A. max
dihitung dengan rumus: selalu lebih besar dari n, nilai eigen terbesar dari
kasus. Hal ini berarti semakin nilai max
n
aj aij
i 1
mendekati n, maka semakin tinggi pula
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 77
Selenia Ediyani Palupiningtyas
Tabel 4. Peluan dan Potensi Pengguna TransJakarta Membutuhkan
Park and Ride
Butuh P&R Tidak Butuh
Potensi
Sekitar Shelter Peluang Peluang
(kendaraan) Jumlah Jumlah
(%) (%)
BLOK M 48 30 30 7 70
Kota 58 20 30 8 120
Harmoni 68 34 45 66 87
Pulo Gadung 232 75 178 25 60
Kalideres 355 84 294 16 56
Pasar Baru 50 27 27 73 72
Dukuh Atas2 40 28 22 72 56
Ancol 38 18 16 82 71
Kp. Melayu 294 85 244 15 43
Ragunan 377 93 299 7 23
Kp. Rambutan 266 79 194 21 52
* Potensi : jumlah potensi pengguna kendaraan pribadi danpengguna TransJakarta
yang membutuhkan park and ride
*Peluang : jumlah peluang pengguna kendaraan pribadi dan pengguna TransJakarta
yang membutuhkan park and ride
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, 2008
Nilai inconsistency ratio (rasio inkonsistensi) nilai 0 (0,06). Apabila nilai Inconsistency Ratio
gabungan terhadap hasil keputusan yang telah mendekati nilai 0, maka semakin konsisten
dibuat cenderung konsisten karena mendekati suatu observasi.Untuk menentukan variabel
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 79
Selenia Ediyani Palupiningtyas
yang paling berpengaruh terhadap kriteria 1. Variabel Klasifikasi
suatu fasilitas park and ride dapat diketahui dari Hasil pembobotan kriteria berdasarkan
nilai vektor prioritas (VP) yang dihasilkan. variabel klasifikasi menunjukkan nilai incon-
Semakin tinggi nilai VP yang dihasilkan maka sistency ratio gabungan sebesar 0,05, maka
semakin tinggi variabel tersebut menjadi hasil keputusan responden dapat dikatakan
prioritas terhadap keberhasilan fungsi fasilitas konsisten. Berdasarkan nilai vektor prioritas
park and ride. Bobot nilai vektor prioritas yang gabungan pada variabel klasifikasi maka
dihasilkan pada tabel di atas menunjukkan kriteria sebuah fasilitas park and rideyang
bahwa variabel yang menjadi prioritas dalam penting adalah harus berfungsi sebagai
pengembangan fasilitas park and ride secara bagian dari sistem transportasi intermoda
berurutan adalah kemudahan bagi pengguna maupun sebagai sebuah fasilitas, selain itu
jasa, aksesibilitas, lokasi/penempatan, dapat melayani konsumen di area sub urban,
keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu perkotaan, maupun di sekitar CBD.
lintas, tarif, lingkungan, dan Responden juga berpendapat bahwa fasilitas
kelembagaan.Variabel yang tidak terlalu park and ride tidak terlalu perlu
penting bagi keberhasilan fungsi fasilitas park memperhatikan apakah berupa parkir di
and ride menurut responden adalah variabel luar badan jalan atau gedung parkir.
pertama yaitu klasifikasi.
2. Variabel Lokasi/Penempatan
Lokasi dan letak fasilitas park and ride sangat bangunan yang merupakan tempat pusat
menentukan tinggi rendahnya pemanfaatan aktivitas sosial ekonomi atau pendidikan.
fasilitas tersebut oleh masyarakat (Indrawan, Nilai vektor prioritas terendah sebesar 0,113
2008).Hasil pembobotan kriteria dimiliki oleh kriteria B1 yaitu terletak pada
berdasarkan variabel lokasi/penempatan terminal tipe A. Hal ini berarti bahwa
menunjukkan nilai rasio inkonsistensi r e s p o n d e n b e rpark
p e n d a p a t b a h w a f a s i l i t a s
sebesar 0,07, maka hasil keputusan and ride tidak harus terletak pada terminal
responden dapat dikatakan konsisten. tipe A. Lokasi dan fungsi fasilitas park and
Berdasarkan nilai vektor prioritas gabungan ride terbagi dalam tiga kategori yaitu :
pada tabel 6, maka dapat diidentifikasi a. Berlokasi dekat pada tujuan akhir
bahwa tiga kriteria prioritas sebuah fasilitas perjalanan, seperti pusat kota/pusat
park and ride berdasarkan lokasi dan kegiatan bisnis (CBD), fasilitas park and ride
penempatannya antara lain terletak pada berfungsi mengurangi kemacetan di
wilayah sub urban (6,4-48,3km dari pusat pusat kota dimana pengguna kendaraan
kota/CBD), ditempatkan pada wilayah pribadi melanjutkan sisa perjalanan
pinggiran yang merupakan kawasan dengan angkutan umum yang kualitas
permukiman yang padat penduduk, dan pelayanannya baik seperti Mass Rapid
ditempatkan pada sebuah gedung atau Transit/Monorail.
3. Variabel Keselamatan dan Kelancaran Lalu 4. Variabel Kemudahan Bagi Pengguna Jasa
Lintas
Hasil pembobotan kriteria terhadap variabel
Hasil pembobotan kriteria berdasarkan kemudahan bagi pengguna jasa dinilai
variabel keselamatan dan kelancaran lalu konsisten dengan nilai rasio inkonsistensi
lintas dapat dikatakan konsisten karena sebesar 0,03. Hasil perhitungan nilai vektor
memiliki nilai rasio inkonsistensi gabungan prioritas gabungan menunjukkan kriteria
sebesar 0,05. Urutan prioritas kriteria prioritas yang harus dimiliki oleh sebuah
berdasarkan nilai vektor prioritas gabungan fasilitas park and ride yaitu pola parkir
antara lain memiliki letak jalan masuk/keluar menyesuaikan dengan ketersediaan ruang
ditempatkan sedemikian rupa menghindari dan daya tampung fasilitas park and
konflik dengan pejalan kaki, letak letak jalan ride(dengan nilai 0,389). Kriteria yang berada
masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin pada urutan kedua adalah penerapan pola
dari persimpangan, dan penentuan ruang parkir disesuaikan dengan jenis dan
bebas kendaraan parkir harus memperhatikan dimensi kendaraan yang diijinkan parkir,
standar yang ditentukan, tabel 9. tabel 10.
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 81
Selenia Ediyani Palupiningtyas
Tabel 10. Pembobotan Kriteria Kemudahan Bagi Pengguna Jalan
No. Kriteria Kode Bobot
1 Pola parkir menyesuaikan dengan ketersediaan ruang dan daya tampung fasilitas D1 0,389
park and ride
2 Penerapan pola parkir disesuaikan dengan jenis dan dimensi kendaraan yang D2 0,210
diijinkan parkir
3 Penentuan sudut parkir mempertimbangkan lebar jalan, volume lalu lintas, D3 0,200
karakteristik kecepatan, dimensi kendaraan dan sifat peruntukkan lahan sekitarnya,
serta penerapan jalan yang bersangkutan
4 Penerapan pola parkir mempertimbangkan kemiringan area parkir D4 0,200
Inconsistency Ratio 0,03
Sumber: Hasil Analisis, 2012
KESIMPULAN
pengguna jasa merupakan variabel yang paling
Berdasarkan hasil analisis menggunakan berpengaruh terhadap optimalisasi fasilitas park
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan and ride sebagai pendukung pelayanan
bantuan software Expert Choice 11 maka diperoleh TransJakarta, diikuti oleh variabel aksesibilitas dan
kesimpulan variabel kemudahan bagi lokasi/penempatan. Berdasarkan variabel
Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 83
Selenia Ediyani Palupiningtyas
kemudahan, kriteria yang menjadi prioritas untuk 16/338/543221/2012-14-juta-motor-padati-jalan-
dipenuhi fasilitas park and ride adalah pola parkir ibu-kota, diakses 16 April 2012)
menyesuaikan dengan ketersediaan ruang dan California Department of Transportation, 2010.
daya tampung. Kriteria prioritas berdasarkan Park and Ride Program Resource Guide 2010.
variabel aksesibilitas adalah tersedianya jalur untuk Government of California : USA
pejalan kaki menuju ke tempat pemberhentian bus, Ditjen Perhubungan Darat, 2008. Perencanaan
sedangkan berdasarkan variabel lokasi/ Teknis Park and Ride di Jabodetabek. Jakarta :
penempatan kriteria prioritas fasilitas park and ride Kementerian Perhubungan
adalah terletak pada wilayah sub urban.
Ferguson, Erik, 2000. Travel Demand Management
and Public Policy. Ashgate
SARAN
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009.Kota
Saran yang dapat diberikan terkait dengan di Persimpangan Jalan: Pedoman Perancangan
kriteria yang paling penting untuk dipenuhi Strategi Pengendalian Emisi dari Sektor Transportasi
suatu fasilitas park and ride sebagai pendukung Jalan di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kemenneg LH
TransJakarta adalah : Litman, Todd, 1999. Guide to Calculating Trans-
Pengembangan fasilitas park and ride perlu portation Demand Management Benefits. Victoria
mempertimbangkan fungsinya sebagai bagian dari Transport Policy Institute
sistem transportasi intermoda maupun sebagai Meyer, Michael D, 1999. Demand management as
sebuah fasilitas. Fasilitas park and ride tidak harus an element of transportation policy : using carrots
terletak di terminal tipe A, tetapi dapat terletak pada and sticks to influence travel behaviour. Transpor-
wilayah sub urban (6,4-48,3 km dari pusat kota/ tation Research Part A : 575-599
CBD). Lokasi park and ride memiliki letak jalan
masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa Saaty, T.L, 1993.Pengambilan Keputusan Bagi Para
menghindari konflik dengan pejalan kaki. Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk
Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang
Pola parkir perlu menyesuaikan dengan Kompleks. PT Pustaka Binaman Pressindo
ketersediaan ruang dan daya tampung fasilitas
park and ride. Perlu adanya keterpaduan antara Situngkir, Fernando, 2013.Respon Masyarakat Terkait
tarif parkir dan tarif angkutan umum massal Perilaku Perjalanan Terhadap Pengembangan
berbasis jalan (TransJakarta). Selain itu, perlu Strategi Transportation Demand Management di
adanya pengembangan metode pembayaran Kawasan Pusat Kota Bandung, Tesis. ITB
parkir melalui e-tiketing. Spillar, Robert J, 1997.Park and Ride Planning and
Fasilitas park and ride perlu menyediakan jalur Design Guidelines. Parsons Brinckerhoff
untuk pejalan kaki menuju ke tempat Quade & Douglas Inc : New York
pemberhentian bus. Pengembangan fasilitas park Stalenbbrink, Odd J and Jonathan L. Gifford, 2001.
and rideperlu memperhatikan konektivitas layanan Transportation Asset Management : A Vehicle for
dengan moda lainnya selain bus TransJakarta. Mainstreaming ITS. Proceeding, 11th annual
Fasilitas park and ride sebaiknya memberikan meeting, Intelligent Transportation Society of
dampak positif terhadap perkembangan wilayah America, Miami Beach, Florida, June 4-7
sekitarnya seperti peningkatan harga lahan dan Tamin, Ofyar Z, 1999. Konsep Manajemen
perkembangan ekonomi. Kebutuhan Transportasi (MKT) Sebagai Alternatif
Pemecahan Masalah Transportasi perkotaan di DKI
DAFTAR PUSTAKA Jakarta. Jurnal PWK
Aslam, KarinaAnggiany, 2005. Evaluasi Keefektifan The Planning & Research Manager, South Yorkshire
Kebijakan Three In One Koridor Blok M-Kota Passenger Transport Executive.Park and Ride
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Bandung : ITB Strategy 2006-2011 : South Yorkshire, Making Pub-
Awaludin, 2011: 2012. 14 Juta Motor Padati Jalan lic Transport a Better Choice. Government of South
Ibu Kota. (http://news.okezone.com/read/2011/12/ Yorkshire :UK