Anda di halaman 1dari 16

KRITERIA FASILITAS PARK AND RIDE SEBAGAI PENDUKUNG ANGKUTAN UMUM MASSAL

BERBASIS JALAN
CRITERIA OF PARK AND RIDE FACILITIES TO SUPPORT ROAD-BASED MASS TRANSIT

Selenia Ediyani Palupiningtyas


Badan Litbang Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110
email: seleniaediyanip@yahoo.co.id

Diterima: 8 Januari 2015, Revisi 1: 28 Januari 2015, Revisi 2: 6 Februari 2015, Disetujui: 17 Februari 2015

ABSTRAK
Peningkatan kualitas pelayanan angkutan umum masal berbasis jalan (TransJakarta) merupakan
kebijakan yang dilakukan pemerintah Kota Jakarta untuk mengatasi kemacetan. Sebagai salah
satu penerapan manajemen kebutuhan transportasi yang berdampak tarik, kebijakan tersebut perlu
didukung oleh ketersediaan fasilitas park and ride yang memenuhi kriteria. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kriteria apa saja yang menjadi prioritas pada sebuah fasilitas park and ride.
Melalui metode analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) dihasilkan suatu kesimpulan bahwa
pengembangan fasilitas park and ride harus memprioritaskan variabel kemudahan bagi pengguna
jasa (0,182), aksesibilitas (0,153), dan lokasi/penempatan (0,128). Pengembangan fasilitas park and
ride sebagai pendukung TransJakarta juga perlu mengutamakan beberapa kriteria yaitu berfungsi
sebagai bagian dari sistem transportasi intermoda sekaligus sebuah fasilitas, terletak pada wilayah
sub urban (tidak harus terletak pada terminal tipe A), letak jalan masuk/keluar menghindari konflik
dengan pejalan kaki, pola parkir menyesuaikan dengan daya tampung, tarif terpadu dengan
TransJakarta, tersedia petugas penjaga dan petugas tiket, tersedia jalur pejalan kaki menuju halte
bus, terkoneksi dengan layanan moda lain, dan memberi dampak positif terhadap wilayah
sekitarnya.
Kata kunci: fasilitas park and ride, angkutan umum massal, analytical hierarchy process

ABSTRACT
Increasing service quality of road-based mass transit (TransJakarta) is a policy issued by Jakarta government to
overcome traffic congestion. As one of category in transport demand management implementation givingattractice
impact, this policy need to be supported by park and ride facilities. This study aims at analize priority criteria of
park and ride facilities. Methode of AHP analysis concluded that a park and ride facilities should prioritized some
variables such as convenience for the user service (0.182), accessibility (0.153), and the location / placement
(0.128). Development of park and ride facilities for supporting TransJakarta also need to meet several priority
criteria among others function as part of intermodal transportation system and facilities, located in sub urban
(not must in type A terminal), position of the access road to avoid pedestrians, parking patterns adjust to capac-
ity, integrated tariff with TransJakarta , available guard and ticketing officers, available pedestrian paths to the
bus stop, connected to other modes of transport, and giving positive impact to the surrounding area.
Keywords: park and ride facilities, mass transit, analytical hierarchy process

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 69
Selenia Ediyani Palupiningtyas
PENDAHULUAN pertumbuhan penumpang TransJakarta
Pertumbuhan kendaraan bermotor di wilayah menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
kerja Polda Metro Jaya mencapai 11 hingga 12 Jumlah penumpang TransJakarta mencapai
persen per tahun, data sampai Oktober 2011 86.937 juta penumpang pada tahun 2010 dengan
kendaraan bermotor berjumlah 13.123.850 unit peningkatan sebesar 3.659 juta penumpang dari
dan jumlah tersebut diperkirakan akan semakin tahun sebelumnya (2009). Persentase pengguna
meningkat (Awaludin, 2012). Pertumbuhan TransJakarta yang memiliki kendaraan pribadi
kendaraan bermotor yang tinggi menimbulkan sekitar 20% sehingga dapat diidentifikasi sekitar
persoalan di Kota Jakarta, antara lain 17 juta pengguna jasa TransJakarta merupakan
ketidakmampuan jalan menampung beban penumpang yang beralih dari pengguna
kendaraan sehingga menyebabkan kemacetan kendaraan pribadi (Ditjen Perhubungan Darat,
lalu lintas. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah 2008). Berdasarkan data tersebut maka
memberlakukan beberapa kebijakan untuk peningkatan kualitas pelayanan angkutan
mengatasi kemacetan lalu lintas.Salah satu umum berorientasi transit pada konsep
kebijakan yang pertama kali diterapkan adalah Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT)
sistem three in one yang diberlakukan pada perlu didukung oleh komponen lain yaitu
wilayah tertentu di Jakarta.Kebijakan tersebut berupa pengembangan fasilitas park and ride.
termasuk dalam kategori konsep Manajemen Kebijakan fasilitas park and ride merupakan salah
Kebutuhan Transportasi Transport Demand satu kebijakan yang kurang mendapat perhatian
Manajemen (TDM) yang bertujuan untuk dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi. TransJakarta. Saat ini beberapa fasilitas park and
Pada kenyataannya, pelaksanaan sistem three in ride dikelola oleh Dishub DKI Jakarta (park and
one dinilai belum efektif mengalihkan pengguna ride Ragunan) namun ada juga yang berada di
kendaraan pribadi ke angkutan umum.Hal ini bawah tanggung jawab UPT Terminal seperti
disebabkan oleh pengguna kendaraan pribadi Terminal Kalideres dan Kampung Rambutan.
lebih memilih menyiasati kebijakan tersebut Fasilitas park and ride Ragunan sendiri hanya
dengan mencari jalur alternatif daripada beralih berkapasitas sekitar 200 kendaraan (mobil dan
menggunakan angkutan umum dengan alasan motor). Daya tampung yang rendah membuat
mengutamakan fleksibilitas, kenyamanan, dan penumpang TransJakarta yang menggunakan
keamanan (Aslam, 2005). kendaraan pribadi menitipkan kendaraannya di
Kegagalan kebijakan three in one mendorong area parkir Kebun Binatang Ragunan.Selain itu,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan lokasi/penempatan fasilitas park and ride yang
upaya lain yang masih berpedoman pada jauh jugamembuat para komuter merasa enggan
konsep TDM, salah satunya berupa rekayasa untuk memarkirkan kendaraannya.Sebagai
bagaimana menarik individu untuk beralih contoh fasilitas park and ride di Terminal
menggunakan angkutan umum. Konsep ini Kampung Rambutan memiliki daya tampung
terdiri dari empat komponen yaitu penataan 200 kendaraan namun demikian sedikit sekali
ruang berorientasi transit, peningkatan kualitas pengguna TransJakarta yang berminat untuk
pelayanan angkutan umum berorientasi transit, menitipkan kendaraan dikarenakan letak
fasilitas pejalan kaki dan jalur sepeda yang fasilitas tersebut yang jauh dari pemukiman.
terintegrasi dengan titik transit angkutan umum Hasil penelitian Ditjen Perhubungan Darat
massal, dan pengembangan fasilitas parkir /park mengidentifikasi dari 11 koridor TransJakarta,
and ride(KemenLH, 2009).Peningkatan kualitas peluang dan potensi permintaan terhadap
pelayanan angkutan umum berorientasi transit fasilitas park and ride yang paling tinggi (di atas
merupakan komponen yang menjadi prioritas 80%) terletak di tiga lokasi yaitu Ragunan,
untuk dikembangkan di Kota Jakarta melalui Kampung Melayu, dan Kalideres. Saat ini belum
pengembangan sistem Bus Rapid Transit ada fasilitas park and ride di Kampung Melayu,
TransJakarta.Sejak diterapkan tahun 2004, sedangkan berdasarkan hasil penelitian Ditjen

70 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


Perhubungan Darat, lokasi tersebut memiliki (Stalenbrink and Gifford, 2001). Strategi MKT
p o t e n s i y a n park and ride
g c u k u p t i n g g i . F a s i l i t a s muncul dari kondisi strategi supply yang
yang memadai akan menjadi daya tarik bagi tidak berubah dan demand yang dimodifikasi.
pengguna kendaraan pribadi untuk beralih Dalam strategi sistem transportasi (TSM,
menggunakan transportasi publik seperti Transportation System Management), MKT
TransJakarta. Akan tetapi, ketersediaan dan memiliki peran dalam memperbaiki fokus
kondisi fasilitas park and ride yang belum menjadi TSM tersebut (Ferguson, 2000).
perhatian menyebabkan minat pengguna MKT dalam konsep perencanaan transportasi
kendaraan pribadi masih rendah terhadap terdiri dari serangkai jenis strategi yang
TransJakarta. Hal ini dikarenakan belum adanya beragam.Menurut Meyer (1999) jenis strategi
kriteria prioritas yang harus dipenuhi sebuah MKT ini dapat diklasifikasikan dalam empat
fasilitas park and ride sebagai pendukung kategori, yaitu :
keberhasilan angkutan umum massal berbasis
jalan (TransJakarta). Berdasarkan hal tersebut 1. Strategi yang menawarkan satu atau lebih
maka perlu dilakukan penelitian untuk alternatif moda transportasi bagi pelaku
mengidentifikasi kriteria apa saja yang menjadi perjalanan yang memiliki tingkat
prioritas untuk dipenuhi sebuah fasilitas park and okupansi tinggi.
ride guna mendukung pelayanan angkutan 2. Strategi yang menyediakan insentif/
umum massal berbasis jalan (TransJakarta). disinsentif untuk mereduksi perjalanan
atau mendorong perjalanan pada saat off-
TINJAUAN PUSTAKA peak hour.
Pembahasan kajian literatur akan dibagi 3. Strategi yang mengarahkan tujuan
menjadi dua bagian yaitu teori Transport Demand perjalanan dengan tidak menggunakan
Management (TDM) / Manajemen Kebutuhan alat transportasi (misalnya dialihkan
Transpotasi (MKT) dan fasilitas park and ride. kepada telekomunikasi untuk
A. Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) melakukan tujuan perjalanan bekerja
maupun belanja).
Pendekatan Transportation Demand Manage-
ment (TDM) atau yang sering disebut dengan 4. Strategi yang bergantung pada perspektif
Manajemen Kebutuhan Transportasi (MKT) kebijakan publik sesuai dengan lingkup
merupakan salah satu strategi penyelesaian wilayah dan tujuan perjalanan dimana
permasalahan transportasi dengan cara strategi MKT tersebut diimplementasikan.
menekan permintaan kebutuhan prasarana Lain halnya dengan apa yang dikemukakan
transportasi sehingga jumlah perjalanan yang oleh Todd Litman (1999), klasifikasi strategi
ditimbulkan masih berada pada batas MKT terbagi menjadi enam kategori yaitu
kondisi sosial, lingkungan, dan operasional strategi yang mendorong alternatif pilihan
(Tamin, 1999). Pembatasan permintaan moda, strategi yang berorientasi pada pro-
dalam hal ini tidak diartikan sebagai gram parkir, strategi yang berorientsi pada
pembatasan terhadap jumlah perjalanan kebijakan program, strategi yang
yang akan terjadi, tetapi lebih kepada mengarahkan disinsentif, strategi yang
pengelolaan atau pengaturan perjalanan menambah biaya pelaku perjalanan, dan
untuk mencegah penumpukan perjalanan strategi yang mengarahkan manajemen guna
pada satu lokasi dalam waktu bersamaan lahan. Berdasarkan kategori tersebut maka
(Situngkir, 2013). MKT merupakan fasilitas park and ride menurut Litman
terminologi payung yang digunakan untuk termasuk dalam strategi yang mendorong
mendeskripsikan keragaman aksi untuk alternatif pilihan moda. Pengelompokkan
mereduksi atau memodifikasi permintaan fasilitas park and ride sebagai bagian dari
terhadap jasa dan fasilitas transportasi strategi yang mendorong alternatif pilihan

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 71
Selenia Ediyani Palupiningtyas
moda juga dikemukakan oleh Washington berkelanjutan seperti angkutan umum dan
State Department of Transportation (2000) dalam kendaraan tidak bermotor.Berdasarkan
Kusumantoro dkk (Situngkir, 2013). rekayasa terkait dengan MKT menurut
Penerapan MKT terutama penyediaan Kementerian Lingkungan Hidup
fasilitas park and ride diharapkan dapat penyediaan fasilitas park and ride termasuk
mengurangi total volume lalu lintas dalam kategori strategi berdampak tarik (pull
kendaraan bermotor dengan mendorong effect). Konsep MKT menurut KemenLH
perpindahan orang dari kendaraan pribadi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori,
ke moda transportasi yang lebih seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Konsep Manajemen Kebutuhan Transportasi


Dampak Dorong Dampak Tarik dan Dorong Dampak Tarik

segala rekayasa yang menarik segala rekayasa yang membatasi segala rekayasa yang menarik
individu untuk beralih ke angkutan penggunaan kendaraan individu untuk beralih ke angkutan
umum atau kendaraan tidak bermotor pribadi umum atau kendaraan tidak
bermotor bermotor dan sekaligus membatasi
penggunaan kendaraan bermotor

- Zona bebas kendaraan bermotor - Pengambilan ruas jalan untuk - Penataan ruang berorientasi
- Pembatasan ruang parkir. jalur khusus bus atau sepeda transit
- Penerapan kawasan pembatasan - Pelebaran trotoar di sisi jalan - Peningkatan kualitas pelayanan
penumpang (misalnya sistem 3 in1) - Pengaturan lalu lintas yang angkutan umum
- Penerapan sistem pembatasan memberi perioritas bagi - Fasilitas pejalan kaki dan jalur
dengan plat nomor angkutan umum massal dan sepeda yang terintegrasi dengan
- Road pricing (tarif penggunaan jalan kendaraan tidak bermotor titik transit angkutan umum
tertentu) - Pendidikan publik massal
- Hari bebas kendaraan bermotor - Fasilitas parkir dan melaju (park
- Jam bebas kendaraan bermotor and ride)

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2009

B. Fasilitas Park and Ride daerah pinggiran menuju pusat kota (South
Park dan ride didefinisikan sebagai area Yorkshire Passenger Transport Executive, 2006).
parkir kendaraan bertempat pada lokasi Strategi perjalanan tersebut umumnya
yang jauh dan dihubungkan oleh pelayanan digunakan oleh pekerja yang bertempat
transportasi massal (bus, kereta api, atau tinggal dipinggir kota dan bekerja di pusat
trem) menuju pusat kota atau pusat kota (KemenLH, 2009). Kendaraan diparkir
perekonomian (South Yorkshire Passenger pada terminal-terminal ujung jaringan
Transport Executive, 2006). Fasilitas park and angkutan umum massal pada pagi hari, lalu
ride memiliki keterkaitan yang erat dengan digunakan kembali pada sore hari. Tujuan
layanan sarana transportasi massal dan dari penyediaan fasilitas ini adalah
seharusnya menjadi pelengkap pada sistem memudahkan pengguna kendaraan
Bus Rapid Transit (California Department of bermotor pribadi yang ingin menggunakan
Transportation. 2010). Pelayanan angkutan umum massal sehingga
transportasi massal yang dimaksud mengurangi beban kemacetan lalu lintas di
merupakan layanan transportasi dengan pusat kota.
frekuensi tinggi yang sengaja direncanakan Fasilitas park and ride dapat dibentuk secara
untuk menghubungkan dengan pusat kota. permanen atau menyewa tempat di suatu
Pada umumnya bus yang tersedia di lokasi gedung (OCTA, 2004). Fasilitas park and ride
park and ride melayani 24 jam dengan rute

72 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


yang bersifat permanen merupakan upaya ciation of State Highway and Transportation
penyediaan fasilitas parkir dengan Officials ), fasilitas park and ride tipe sub
pembangunan konstruksi yang baru. urban terletak pada 6,4 – 48,3 km (4 – 30
Sedangkan fasilitas park and ride yang bersifat mil) jauhnya dari pusat kota/CBD dan
shared (menyewa tempat di suatu gedung) dilengkapi dengan pelayanan
merupakan upaya penyediaan fasilitas park perpindahan intermoda. Perpindahan
and ride dengan membagi sebagian area parkir intermoda yang paling dominan adalah
di suatu gedung untuk komuter. Beberapa antara kendaraan pribadi dan angkutan
indikator keberhasilan fasilitas park and ride umum, namun dapat juga terjadi antara
menurut Lembaga Transportasi Penumpang angkutan umum dan sepeda, pejalan
di South Yorkshire (South Yorkshire Passenger kaki, carpool, vanpool, atau antar jemput.
Transport Executive, 2006) yaitu : (1) secara Moda angkutan umum yang disediakan
efektif meningkatkan pusat perparkiran dapat berupa bus lokal atau patas, kereta
tanpa meningkatkan perubahan penggunaan api (komuter, antarkota, kereta cepat),
lahan di pusat kota; (2) mengurangi kapal feri, dan paratransit.
perjalanan menggunakan kendaraan pribadi b. Tipe remote long distance lots
dan tingkat kepadatan lalu lintas terutama
pada koridor/jalur utama; (3) mengurangi Lokasi fasilitas parkir tipe ini terletak
tingkat kecelakaan;(4)mengurangi polusi pada lingkungan yang baru di wilayah
udara dan kebisingan;(5)mengurangi setingkat kabupaten atau kota satelit
permintaan pembangunan/konstruksi jalan sebagai dampak dari meningkatnya
baru di perkotaan; (6) mengurangi parkir biaya hidup di wilayah kota metropoli-
kendaraan dengan durasi yang lama di tan. Jarak antara fasilitas park and ride tipe
wilayah pusat kota; (7) mengubah remote long distance lots dari pusat kota
aksesibilitas kota dan pusat pemukiman; dan utama berkisar antara 64,4 – 128,7 km (40
(8) membebaskan wilayah pusat kota untuk – 80 mil) atau lebih.
aktivitas lain daripada dimanfaatkan untuk c. Tipe Urban Lokal
area parkir.
Fasilitas park and ride tipe urban lokal
Fasilitas park and ride terdiri dari beberapa mengisi kekosongan antara sub urban
tipe yang dipengaruhi oleh karakteristik dan CBD dalam suatu wilayah metropoli-
fungsinya (Spillar, 1997).Menurut Robert J tan. Jarak fasilitas ini antara 1,6 – 6,4 km
Spillar, tipe fasilitas park and ride berdasarkan (1 – 4 mil) dari CBD dan seringkali
karakteristiknya antara lain : merupakan fasilitas parkir informal,
1. Tipe Informal shared use, dan opportunistic lots. Fasilitas
parkir ini biasanya hanya dilengkapi
2. Tipe Kerja Sama (opportunistic / joint use) dengan trayek angkutan umum lokal
3. Tipe Park and Pool dalam kota.
4. Tipe Sub Urban d. Tipe Perifer
5. Tipe Transit (Intermodal Transit Center) Fasilitas park and ride tipe perifer
6. Tipe Satelit merupakan fasilitas yang dibangun pada
wilayah pinggiran di sekitar CBD/pusat
Tipe fasilitas park and ride berdasarkan jarak kota yang bertujuan menyediakan lahan
terhadap wilayah tujuan utama (central parkir untuk wilayah pusat aktivitas
bussiness district) sebuah kota, antara lain : perekonomian. Salah satu tipe perifer
a. Tipe Sub Urban adalah fasilitas park and ride tipe satelit
yang telah dibahas sebelumnya.Tujuan
Berdasarkan Asosiasi Jalan Raya dan
utama pengembangan fasilitas parkir tipe
Transportasi di Amerika (American Asso-

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 73
Selenia Ediyani Palupiningtyas
ini adalah untuk menyediakan tempat pengendalian lalu lintas tidak didasarkan
parkir yang relatif murah dan lahan yang atas perhitungan pengembalian biaya
tidak terbatas sehingga mempermudah investasi dan operasional. Penetapan tarif
perjalanan menuju pusat kota/CBD. parkir dilakukan untuk mengendalikan lalu
Fasilitas park and ride tipe perifer jika lintas melalui pengurangan pemakaian
dianalisis secara kritis, tidak sesuai untuk kendaraan pribadi sehingga mengurangi
mengurangi jumlah perjalanan dan kemacetan.
kemacetan di jalan-jalan pusat kota. 3) Pemeliharaan, meliputi kebersihan dan
Penyelenggaraan fasilitas parkir di Indonesia perbaikan kerusakan pelataran parkir, marka
diatur berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal dan rambu jalan, serta fasilitas penunjang.
Perhubungan Darat Nomor 272/HK.105/DRJD/
96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan METODOLOGI PENELITIAN
Fasilitas Parkir. Peraturan tersebut membahas
A. Waktu dan Tempat
mengenai persyaratan penyelenggaraan fasilitas
parkir secara umum.Berdasarkan peraturan Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan
tersebut maka kriteria dan ketentuan fasilitas yaitu dari bulan Februari sampai dengan
parkir harus memenuhi beberapa persyaratan April 2012.Penelitian dilakukan di Jakarta
penyelenggaraan fasilitas parkir meliputi khususnya pada fasilitas park and ride yang
pembangunan, pengoperasian serta terletak di terminal (Kalideres dan Kampung
pemeliharaan. Rambutan) atau ujung koridor
TransJakarta(Ragunan).Pemilihan lokasi
1) Pembangunan
didasarkan pada penelitian sebelumnya
Pembangunan fasilitas parkir yang mengatakan bahwa potensi dan
mempertimbangkan beberapa hal yaitu peluang pengguna fasilitas park and ride di
tujuan, jenis fasilitas parkir, penempatan tiga lokasi tersebut cukup tinggi.
fasilitas parkir, penentuan kebutuhan parkir
B. Pengumpulan Data
(tetap atau sementara), ukuran kebutuhan
ruang parkir, penentuan Satuan Ruang Parkir Jenis data terdiri dari data primer dan data
(SRP), desain parkir di badan jalan, desain sekunder. Data primer diperoleh dengan
parkir di luar badan jalan.Jenis fasilitas parkir melakukan pengamatan lapangan di lokasi
terdiri dari parkir di badan jalan (on street survai untuk mengetahui kondisi fasilitas
parking) dan parkir di luar badan jalan (off park and ride. Data primer juga diperoleh
street parking). Fasilitas parkir di luar badan dengan menggunakan instrumen berupa
jalan dalam pengembangannya perlu kuesioner dengan skala Likert untuk
memperhatikan kriteria lokasi/penempatan, mengetahui kriteria prioritas yang
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, diperlukan fasilitas park and ride. Penentuan
kemudahan bagi pengguna jasa, tersedianya responden dalam penelitian ini
tata guna lahan, aksesibilitas, dan Rencana menggunakan teknik sampling bertujuan
Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD). (purposive sampling). Penentuan jumlah
responden tersebut disesuaikandengan
2) Pengoperasian
metode pengolahan data yang akan
Dalam struktur organisasi UPTD, dilakukan, yaitu metode AHP. Pada metode
perparkiran mencakup aspek kegiatan ad- AHP tidak ada ketentuan tertentu untuk
ministratif (personalia, keuangan, dan mengambil contoh yang tepat, yang ada
umum) dan teknis operasional (perencanaan, hanya batas minimum yaitu dua orang
pengoperasian, dan pemeliharaan). (Mansyur, 2011). Menurut Saaty, pada
Penetapan tarif parkir sebagai salah satu cara penerapan metode AHP yang diutamakan

74 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


adalah kualitas data dari responden, dan (goals), (2) Sasaran (objectives), (3) Ukuran (mea-
tidak tergantung pada kuantitasnya. Oleh sures) dan (4) Kriteria. Tujuan merupakan
karena itu,penilaian AHP memerlukan para pernyataan secara umum tentang apa yang
pakar sebagai responden dalam ingin dicapai di masa depan. Sasaran adalah
pengambilan keputusan dalam pemilihan pernyataan konkret tentang kondisi akhir,
alternatif. Para pakar disini merupakan or- serta dimensi waktu dan target populasi.
ang-orangkompeten yang benar-benar Ukuran merupakan definisi operasional
menguasai, mempengaruhi pengambilan yang jelas (tangible) dari kriteria evaluasi, jika
kebijakan atau benar-benar mengetahui mungkin dalam ukuran yang kuantitatif dan
informasi yang dibutuhkan. Responden pernyataan dimensi sasaran yang akan
dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dan digunakan untuk mengevaluasi alternatif
memiliki latar belakang sebagai pakar/ahli kebijakan atau program dikenal sebagai
di bidang transportasi baik dari kalangan kriteria.
akademisi (profesor dan dosen di bidang Prosedur AHP dijelaskan sebagai berikut:
transportasi), pemerintah (Ditjen
Perhubungan Darat), maupun BLU Langkah awal adalah membagi tujuan
TransJakarta (Kepala UP TransJakarta). dalam beberapa bagian, dari yang sifatnya
Data sekunder yang diperlukan berupa umum hingga lebih spesifik dalam
jumlah penumpang TransJakarta, jumlah tingkatan yang lebih rendah. Hierarki dapat
armada TransJakarta, lokasi dan kapasitas bersifat lengkap atau tidak lengkap (complete
fasilitas park and ride. or incomplete). Hierarki yang umum
setidaknya terdiri dari tiga tingkatan, misal
C. Metode Analisis Data tujuan, kriteria, dan alternatif. Lebih lanjut,
Penelitian ini menggunakan pendekatan alternatif dapat dibagi kedalam beberapa
analisis deskriptif kuantitatif dengan metode tingkatan untuk mendetailkan. Dalam
analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). struktur hirarki, tingkatan terendah adalah
Adapun kriteria yang dinilai mengacu pada alternatif yang harus dipilih. Gambar 1
variabel klasifikasi, lokasi/penempatan, menjelaskan perbedaan hirarki lengkap dan
keselamatan dan kelancaran lalu lintas, tidak lengkap.
kemudahan bagi pengguna jasa, tarif, Langkah kedua adalah pembobotan tiap
keamanan, aksesibilitas, kelembagaan, dan alternatif. Asumsikan bahwa aij adalah
lingkungan. Metode AHP dikembangkan alternatif efektif i kemudian j. Jika bobot relatif
oleh Saaty (1993) dan dipergunakan untuk (relative weights) w = w1, w2, w3,...wn, maka
menyelesaikan permasalahan yang alternatif aij akan sama dengan wi/wj atau 1/
kompleks atau tidak berkerangka dimana a i j . U n t u k h a A) akan
l i n i , p e r b a n d i n g a n m a t r i k (

data dan informasi statistik dari masalah yang menjadi :


dihadapi sangat sedikit.
w1/w1 w1/w2 ….. w1/wn
AHP merupakan teknik evaluasi dalam …..
perencanaan. Evaluasi merupakan bagian A= w2/w1 w2/w2 ….. w2/wn
tidak terpisahkan dengan perencanaan. ………. ………. …..
Evaluasi bisa dilakukan dalam dua tahap wn/w1 wn/w2 ….. W n/wn
yaitu secara ex ante(sebelum dilaksanakan)
yang dapat dilakukan terhadap kualitas Perbandingan berpasangan tersebut bersifat
dokumendan post hoc(implementasi) yang timbal balik (reciprocal); misal perbandingan
merupakan evaluasi terhadap efektifitas A dengan B bernilai 5, maka B terhadap A
rencana. Dalam perumusan kriteria evaluasi, akan bernilai 1/5. Perbandingan dapat dibuat
perlu definisi yang jelas tentang (1) Tujuan antara tiap kemungkinan alternatif dalam tiap

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 75
Selenia Ediyani Palupiningtyas
tingkatan. Relative judgement lebih mudah skala digunakan untuk membuat penilaian
dilakukan dan lebih bermanfaat daripada secara kuantitatif, seperti dijelaskan pada
penilaian yang bersifat mutlak perbandingan tabel 2.
Firs t hierarc hy
lev el F i st h ie rarc hy le vel

Sec on d hi era rch y l eve l


S econd
hierarc hy level

T hi rd h ie rarch y le vel

Third hier ar chy


lev el

3-Lev el of Com plete Hierarc hy

F ou rth h ie rarch y le vel

4 -Le vel of In com pl ete H ie rarc hy

Gambar 1. Contoh Hirarki Lengkap dan Tidak Lengkap


Tabel 2. Perbandingan Skala/Intensitas Kepentingan
INTENSITAS
DEFINISI PENJELASAN
KEPENTINGAN
Sama penting
1 Dua kegiatan berperanan secara sama terhadap tujuan
(equal importance)
Agak penting Berdasar pengalaman dan judgement, keputusan sedikit lebih
3
(moderate importance) mementingkan suatu kegiatan terhadap kegiatan lainnya
Lebih penting Berdasar pengalaman dan judgement, keputusan secara lebih
5
(strong importance) besar mementingkan suatu kegiatan terhadap kegiatan lainnya
Sangat penting Suatu kegiatan dilihat sangat dominan terhadap kegiatan
7
(verystrong importance) lainnya
Teramat penting Suatu kegiatan menempati urutan tertinggi dari semua
9
(extreme importance) kemungkinan yang ada
2, 4, 6, 8 Nilai rata-rata tingkatan kepentingan yang berada diantara dua keputusan yang terkait

Sumber: Saaty, 1980: 54

Menurut Saaty(1980) ada 9 tingkatan penilaian Kemudian nilai eigen tiap baris (Ei) dihitung
terhadap keputusan, kriteria; yang masing- dengan rumus:
masing diberikan nilai sesuai dengan
tingkatannya; 1 mengindikasikan kepentingan Ei  n aj1 x aj2 x aj3 x.....x ajn
yang sama antarkriteria, 9 mengindikasikan satu Kemudian nilai eigen normalisasi (Vi) tiap baris
kriteria teramat penting dibandingkan dengan akan menjadi:
kriteria lainnya. Langkah selanjutnya
Ei
menghitung vektor eigen dan prioritas vektor Vi  n
koresponden dari matriksA. Vektor eigen  Ei
normalisasi (normalized eigenvector) adalah skor i 1

relatif dari alternatif. Prosedur perhitungan Langkah selanjutnya menghitung  max, nilai
dijelaskan sebagai berikut, awalnya kolom total eigen terbesar dari penilaian matrik A.  max
dihitung dengan rumus: selalu lebih besar dari n, nilai eigen terbesar dari
kasus. Hal ini berarti semakin nilai  max
n
aj   aij
i 1
mendekati n, maka semakin tinggi pula

76 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


konsistensi penilaian. Dengan hasil diatas, nilai CI dan RI dapat dilihat pada tabel 3, tergantung
‘ max dapat dihitung sebagai berikut: pada nilai -n.Jika nilai CR<0.10, penilaian matrik
n sudah baik, jika belum maka harus diperbaiki.
 max   Vi x aj Setelah vektor eigen normalisasi dari semua
i 1
matrik dalam tiap cabang dihitung, langkah
Langkah selanjutnya menyeragamkan matrik akhir adalah menghitung skor total alternatif-
dengan menghitung CI (consistencyindex), rata- alternatif dengan menjumlahkan matrik vektor
rata CI dari matrik RI (randomly generated matri- eigen normalisasi dalam satu tingkatan yang
ces) dan CR (consistency ratio). perhitungan rumus sama dengan tingkatan yang lebih tinggi.
sebagai berikut: Prosedur ini dilakukan dari atas hingga bawah,
CI sampai skor tingkatan terendah dapat tercapai.
CR 
RI Skor ini merupakan hasil akhir yang akan
CI 
 max - n  diinterpretasi.
n - 1
Tabel 3. Indeks Konsistensi Rata-rata dari Matriks Acak
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59
Sumber: Saaty, 1980: 21

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 355 unit, dan koridor VII


(Kampung Melayu) dengan potensi
A. Kondisi dan ketersediaan fasilitas park and kendaraan sebesar 294 unit. Hasil kajian/
ride BLU TransJakarta naskah akademik Ditjen Perhubungan
Jumlah penumpang TransJakarta yang Darat (Perencanaan Teknis Park and Ride di
meningkat setiap tahunnya menuntut Jabodetabek) menyatakan jenis kendaraan
adanya peningkatan pelayanan baik yang berpotensi membutuhkan fasilitas park
fasilitas pendukung maupun jumlah ar- and ride adalah motor dengan persentase
mada bus. Peningkatan pelayanan sebesar 32%, mobil sebesar 28%, dan sepeda
dilakukan terus menerus, namun demikian sebesar 30%, tabel 4.
persentase penggunaan kendaraan pribadi B. Kriteria Fasilitas Park and Ride sebagai
di Jakarta masih cukup tinggi. Salah satu Pendukung TransJakarta
faktor yang menyebabkan para pengguna
kendaraan pribadi enggan berpindah Berdasarkan literatur review dan Pedoman
menggunakan TransJakarta adalah Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir maka
ketersediaan fasilitas parkir yang sangat dapat diidentifikasi beberapa variabel dan
banyak di pusat kota dan tidak adanya kriteria yang menentukan peran fasilitas park
perencanaan sistem park and ride. Hasil and ride sebagai pendukung angkutan massal
penelitian Ditjen Perhubungan Darat berbasis jalan (TransJakarta). Pada tabel 5
menunjukkan peluang kebutuhan fasilitas diuraikan variabel dan kriteria yang
park and ride paling tinggi terletak pada menentukan peran fasilitas park and ride
koridor VI/Ragunan (93%), Kampung dilengkapi dengan kode yang digunakan
Melayu (85%), dan Kalideres (84%). Potensi dalam kuesioner untuk mempermudah
kendaraan pada fasilitas park and ride pengisian oleh responden.
masing-masing koridor tersebut, antara lain Berdasarkan hasil analisis menggunakan soft-
koridor VI (Ragunan) dengan potensi ware Expert Choice 11 maka diperoleh
kendaraan sebesar 377 unit, koridor III pembobotan gabungan terhadap masing-
(Kalideres) dengan potensi kendaraan masing variabel fasilitas park and ride, tabel 6.

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 77
Selenia Ediyani Palupiningtyas
Tabel 4. Peluan dan Potensi Pengguna TransJakarta Membutuhkan
Park and Ride
Butuh P&R Tidak Butuh
Potensi
Sekitar Shelter Peluang Peluang
(kendaraan) Jumlah Jumlah
(%) (%)
BLOK M 48 30 30 7 70
Kota 58 20 30 8 120
Harmoni 68 34 45 66 87
Pulo Gadung 232 75 178 25 60
Kalideres 355 84 294 16 56
Pasar Baru 50 27 27 73 72
Dukuh Atas2 40 28 22 72 56
Ancol 38 18 16 82 71
Kp. Melayu 294 85 244 15 43
Ragunan 377 93 299 7 23
Kp. Rambutan 266 79 194 21 52
* Potensi : jumlah potensi pengguna kendaraan pribadi danpengguna TransJakarta
yang membutuhkan park and ride
*Peluang : jumlah peluang pengguna kendaraan pribadi dan pengguna TransJakarta
yang membutuhkan park and ride
Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, 2008

Tabel 5. Kriteria Fasilitas Park and Ride


No. Variabel Kriteria Kode
1 Klasifikasi a) Berupa parkir di luar bad an jalan atau gedung parkir A1
(V1) b) Berfungsi sebagai bagian dari sistem transportasi intermoda maupun A2
seba gai sebuah fa silitas
c) Dapat berupa transit centers (Intermodal Transit Center) maupun suburban A3
park and ride lots
d) Melayani konsumen di area sub urban, perkotaan, maupun di sekitar A4
Central Bussiness District (CBD)
2 Lokasi/ a) Terletak pada terminal tipe A B1
Penempata n b) Terletak pada wilayah sub urban (6,4 – 48,3 km dari pusat kota / CB D) B2
(V2) c) Terletak pada wilayah perkotaan/urban (1,6 – 6,4 km dari pusat kota / B3
CBD) B4
d) Ditempatkan pad a sebuah gedung atau bangunan yang merupakan
tempat pusat aktivitas sosial ekonomi atau pendidikan B5
e) Ditempatkan pad a wilayah pinggiran yang merupakan kawasan B5
pemukiman padat pendud uk
3 Keselamatan a) Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan C1
dan jarak pandang yang cukup saat memasuki arus lalu lintas
Kelancaran b) Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari C2
Lalu Lintas persimpa ngan C3
(V3) c) Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa menghindari
konflik dengan pejalan kaki C4
d) Penentuan satuan ruang parkir (SRP) disesuaikan dengan d imensi jenis C5
kendaraan C6
e) Penentuan ruang bebas kendaraan pa rkir harus memperhatikan standar
yang ditentukan
f) Penetapan ukuran jalur sirkulasi dan gang mempertimbangkan standar
dan dimensi kendaraan
Kemudahan a) Pola parkir menyesuaikan d engan ketersediaan ruang dan daya D1
bagi tampung fasilitas park and ride
pengguna b) Penerapan pola parkir disesuaikan dengan jenis dan dimensi kendaraan D2
jasa (V4) yang d iijinkan parkir

78 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


D3
c) Penentuan sudut parkir mempertimbangkan lebar jalan, volume lalu
lintas, karakteristik kecepatan, dimensi kendaraan, dan sifat peruntukkan
lahan sekitarnya, serta peranan jalan yang bersangkutan
D4
d) Penerapan pola parkir mempertimbangkan kemiringan area parkir
5 Tarif a) Tarif parkir murah, terjangkau, dan tidak bersifat progresif E1
(V5) b) Adanya keterpaduan antara tarif parkir dan tarif angkutan umum masal E2
berbasis jalan (Trans Jakarta)
c) Adanya pengembangan metode pembayaran parkir melalui e-tiketing E3
6 Keamanan a) Area parkir dikelilingi pagar pengaman F1
(V6) b) Tersedia petugas penjaga di pintu masuk dan keluar area parkir dibantu F2
oleh petugas tiket
c) Tersedia titik pandang dalam area Park and Ride berupa tower/menara F3
d) Tersedia lampu penerangan yang memadai di area parkir F4
7 Aksesibilitas a) Lebar jalan masuk dan keluar mempertimbangkan ukuran standar yang G1
(V7) ditentukan berdasarkan dimensi kendaraan dan kapasitas area parkir
b) Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dari tempat perhentian bus G2
c) Tersedianya jalur untuk pejalan kaki menuju ke tempat pemberhentian G3
bus atau halte keberangkatan bus
8 Kelembagaan a) Pengelolaan dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta atau kerjasama H1
(V8) antara pemerintah dan swasta
b) Pengelolaan perlu memperhatikan konektivitas layanan dengan moda H2
transportasi lainnya selain bus Trans Jakarta
c) Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah H3
9 Lingkungan a) Tidak menimbulkan dampak visual yang negatif terhadap bentuk fisik I1
(V9) dan struktur kota I2
b) Adanya peningkatan ruang jalan melalui penataan ruang terbuka hijau,
dan berbagai jenis ornamen–ornamen yang memberi kenyamanan pejalan I3
kaki
c) Ketersediaan fasilitas pelengkap untuk menjaga kebersihan dan
memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki seperti tempat sampah dan I4
pelindung dari panas matahari/hujan
d) Mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan wilayah
sekitarnya seperti peningkatan harga lahan dan perkembangan ekonomi
Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 6. Pembobotan Variabel Fasilitas Park and


Ride
No. Variabel Bobot
1 Kemudahan Bagi Pengguna Jasa (V4) 0,182
2 Aksesibilitas (V7) 0,153
3 Lokasi/Penempatan (V2) 0,128
4 Keamanan (V6) 0,125
5 Keselamatan dan Kelancaran Lalu 0,111
Lintas (V3)
6 Tarif (V5) 0,092
7 Lingkungan (V9) 0,085
8 Kelembagaan (V8) 0,081
9 Klasifikasi (V1) 0,043
Inconsistency Ratio 0,06
Sumber: Hasil Analisis, 2012

Nilai inconsistency ratio (rasio inkonsistensi) nilai 0 (0,06). Apabila nilai Inconsistency Ratio
gabungan terhadap hasil keputusan yang telah mendekati nilai 0, maka semakin konsisten
dibuat cenderung konsisten karena mendekati suatu observasi.Untuk menentukan variabel

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 79
Selenia Ediyani Palupiningtyas
yang paling berpengaruh terhadap kriteria 1. Variabel Klasifikasi
suatu fasilitas park and ride dapat diketahui dari Hasil pembobotan kriteria berdasarkan
nilai vektor prioritas (VP) yang dihasilkan. variabel klasifikasi menunjukkan nilai incon-
Semakin tinggi nilai VP yang dihasilkan maka sistency ratio gabungan sebesar 0,05, maka
semakin tinggi variabel tersebut menjadi hasil keputusan responden dapat dikatakan
prioritas terhadap keberhasilan fungsi fasilitas konsisten. Berdasarkan nilai vektor prioritas
park and ride. Bobot nilai vektor prioritas yang gabungan pada variabel klasifikasi maka
dihasilkan pada tabel di atas menunjukkan kriteria sebuah fasilitas park and rideyang
bahwa variabel yang menjadi prioritas dalam penting adalah harus berfungsi sebagai
pengembangan fasilitas park and ride secara bagian dari sistem transportasi intermoda
berurutan adalah kemudahan bagi pengguna maupun sebagai sebuah fasilitas, selain itu
jasa, aksesibilitas, lokasi/penempatan, dapat melayani konsumen di area sub urban,
keamanan, keselamatan dan kelancaran lalu perkotaan, maupun di sekitar CBD.
lintas, tarif, lingkungan, dan Responden juga berpendapat bahwa fasilitas
kelembagaan.Variabel yang tidak terlalu park and ride tidak terlalu perlu
penting bagi keberhasilan fungsi fasilitas park memperhatikan apakah berupa parkir di
and ride menurut responden adalah variabel luar badan jalan atau gedung parkir.
pertama yaitu klasifikasi.

Tabel 7. Pembobotan Kriteria Klasifikasi


No. Kriteria Kode Bobot
1 Berfungsi sebagai bagian dari sistem transportasi intermoda maupun sebagai sebuah A2 0,326
fasilitas
2 Melayani konsumen di area sub urban, perkotaan, maupun di sekitar CBD A4 0,296
3 Dapat berupa transit centers (intermodal transit center) maupun suburban park and ride A3 0,246
lots
4 Berupa parkir di luar badan jalan atau gedung parkir A1 0,132
Inconsistency Ratio 0,05
Sumber: Hasil Analisis, 2012

2. Variabel Lokasi/Penempatan
Lokasi dan letak fasilitas park and ride sangat bangunan yang merupakan tempat pusat
menentukan tinggi rendahnya pemanfaatan aktivitas sosial ekonomi atau pendidikan.
fasilitas tersebut oleh masyarakat (Indrawan, Nilai vektor prioritas terendah sebesar 0,113
2008).Hasil pembobotan kriteria dimiliki oleh kriteria B1 yaitu terletak pada
berdasarkan variabel lokasi/penempatan terminal tipe A. Hal ini berarti bahwa
menunjukkan nilai rasio inkonsistensi r e s p o n d e n b e rpark
p e n d a p a t b a h w a f a s i l i t a s

sebesar 0,07, maka hasil keputusan and ride tidak harus terletak pada terminal
responden dapat dikatakan konsisten. tipe A. Lokasi dan fungsi fasilitas park and
Berdasarkan nilai vektor prioritas gabungan ride terbagi dalam tiga kategori yaitu :
pada tabel 6, maka dapat diidentifikasi a. Berlokasi dekat pada tujuan akhir
bahwa tiga kriteria prioritas sebuah fasilitas perjalanan, seperti pusat kota/pusat
park and ride berdasarkan lokasi dan kegiatan bisnis (CBD), fasilitas park and ride
penempatannya antara lain terletak pada berfungsi mengurangi kemacetan di
wilayah sub urban (6,4-48,3km dari pusat pusat kota dimana pengguna kendaraan
kota/CBD), ditempatkan pada wilayah pribadi melanjutkan sisa perjalanan
pinggiran yang merupakan kawasan dengan angkutan umum yang kualitas
permukiman yang padat penduduk, dan pelayanannya baik seperti Mass Rapid
ditempatkan pada sebuah gedung atau Transit/Monorail.

80 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


b. Dekat dengan daerah perumahan c. Dekat pintu tol atau stasiun kereta api,
sehingga kendaraan pribadi dimanfaatkan selain untuk tujuan ke pusat kota, fasilitas
untuk mencapai stasiun/terminal park and ride sering digunakan untuk tujuan
kemudian melanjutkan perjalanan dengan perjalanan yang berlawanan misalnya
angkutan umum. daerah industri yang berada di pinggir kota.

Tabel 8. Pembobotan Kriteria Lokasi/Penempatan


No. Kriteria Kode Bobot
1 Terletak pada wilayah sub urban (6,4 - 48,3km dari pusat kota /CBD) B2 0,359
2 Ditempatkan pada wilayah pinggiran yang merupakan kawasan pemukiman yang B5 0,206
padat penduduk
3 Ditempatkan pada sebuah gedung atau bangunan yang merupakan tempat pusat B4 0,196
aktivitas sosial ekonomi atau pendidikan
4 Terletak pada wilayah perkotaan/urban (6,4 - 48,3km dari pusat kota /CBD) B3 0,125
5 Terletak pada terminal tipe A B1 0,113
Inconsistency Ratio 0,07
Sumber: Hasil Analisis, 2012

3. Variabel Keselamatan dan Kelancaran Lalu 4. Variabel Kemudahan Bagi Pengguna Jasa
Lintas
Hasil pembobotan kriteria terhadap variabel
Hasil pembobotan kriteria berdasarkan kemudahan bagi pengguna jasa dinilai
variabel keselamatan dan kelancaran lalu konsisten dengan nilai rasio inkonsistensi
lintas dapat dikatakan konsisten karena sebesar 0,03. Hasil perhitungan nilai vektor
memiliki nilai rasio inkonsistensi gabungan prioritas gabungan menunjukkan kriteria
sebesar 0,05. Urutan prioritas kriteria prioritas yang harus dimiliki oleh sebuah
berdasarkan nilai vektor prioritas gabungan fasilitas park and ride yaitu pola parkir
antara lain memiliki letak jalan masuk/keluar menyesuaikan dengan ketersediaan ruang
ditempatkan sedemikian rupa menghindari dan daya tampung fasilitas park and
konflik dengan pejalan kaki, letak letak jalan ride(dengan nilai 0,389). Kriteria yang berada
masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin pada urutan kedua adalah penerapan pola
dari persimpangan, dan penentuan ruang parkir disesuaikan dengan jenis dan
bebas kendaraan parkir harus memperhatikan dimensi kendaraan yang diijinkan parkir,
standar yang ditentukan, tabel 9. tabel 10.

Tabel 9. Pembobotan Kriteria Keselamatan dan Kelancaran Lalu Lintas


No. Kriteria Kode Bobot
1 Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa menghindari konflik C3 0,224
dengan pejalan kaki
2 Letak jalan masuk/keluar ditempatkan sejauh mungkin dari persimpangan C2 0,183
3 Penentuan ruang bebas kendaraan parkir harus memperhatikan standar yang C5 0,153
ditentukan
4 Penetapan ukuran jalur sirkulasi dan gang mempertimbangkan standar dan dimensi C6 0,147
kendaraan
5 Penentuan satuan ruang parkir (SRP) disesuaikan dengan dimensi jenis kendaraan C4 0,106
6 Letak jalan keluar ditempatkan sedemikian rupa sehingga memberikan jarak C1 0,084
pandang yang cukup saat memasuki arus lalu lintas
Inconsistency Ratio 0,05
Sumber: Hasil Analisis, 2012

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 81
Selenia Ediyani Palupiningtyas
Tabel 10. Pembobotan Kriteria Kemudahan Bagi Pengguna Jalan
No. Kriteria Kode Bobot
1 Pola parkir menyesuaikan dengan ketersediaan ruang dan daya tampung fasilitas D1 0,389
park and ride
2 Penerapan pola parkir disesuaikan dengan jenis dan dimensi kendaraan yang D2 0,210
diijinkan parkir
3 Penentuan sudut parkir mempertimbangkan lebar jalan, volume lalu lintas, D3 0,200
karakteristik kecepatan, dimensi kendaraan dan sifat peruntukkan lahan sekitarnya,
serta penerapan jalan yang bersangkutan
4 Penerapan pola parkir mempertimbangkan kemiringan area parkir D4 0,200
Inconsistency Ratio 0,03
Sumber: Hasil Analisis, 2012

5. Variabel Tarif 6. Variabel Keamanan


Nilai indeks inkonsistensi gabungan park and Nilai rasio inkonsistensi sebesar 0,03
ride berdasarkan variabel tarif sebesar 0,03 menunjukkan hasil keputusan responden
menunjukkan keputusan responden untuk kriteria keamanan cenderung
konsisten. Nilai vektor prioritas gabungan konsisten. Berdasarkan hasil pembobotan
tertinggi adalah kriteria E2 (0,585) diikuti oleh maka menurut responden urutan kriteria
E3 (0,225). Hal ini bahwa fasilitas park and ride yang harus dimiliki fasilitas park and ride
perlu adanya keterpaduan antara tarif parkir adalah tersedia petugas penjaga pintu masuk
dan tarif angkutan umum masal berbasis jalan dan keluar area parkir dibantu oleh petugas
( TransJakarta). Selain itu, perlu adanya tiket, tersedia lampu penerangan yang
pengembangan metode pembayaran parkir memadai di area parkir, dan area parkir
melalui e-tiketing, tabel 11. dikelilingi pagar pengaman, tabel 12.

Tabel 11. Pembobotan Kriteria Tarif


No. Kriteria Kode Bobot
1 Adanya keterpaduan antara tarif parkir dan tarif angkutan umum massal berbasis E2 0,585
jalan (TransJakarta)
2 Adanya pengembangan metode pembayaran parkir melalui e-ticketing E3 0,225
3 Tarif parkir murah, terjangkau, dan tidak bersifat progresif E1 0,190
Inconsistency Ratio 0,03
Sumber: Hasil Analisis, 2012

Tabel 12. Pembobotan Kriteria Keamanan


No. Kriteria Kode Bobot
1 Tersedianya petugas penjaga di pintu masuk dan keluar area parkir dibantu oleh F2 0,399
petugas piket
2 Tersedia lampu penerangan yang memadai di area parkir F4 0,235
3 Area parkir dikelilingi pagar pengaman F1 0,194
4 Tersedia titik pandang dalam area Park and Ride berupa tower/menara F3 0,171
Inconsistency Ratio 0,03
Sumber: Hasil Analisis, 2012

7. Variabel Aksesibilitas and ride sebaiknya memiliki jarak tempat parkir


Berdasarkan variabel aksesibilitas, yang tidak terlalu jauh dari tempat perhentian bus
terpenting adalah menyediakan jalur untuk (G2). Nilai rasio inkonsistensi untuk kriteria
pejalan kaki menuju ke tempat berdasarkan variabel aksesibilitas sebesar
pemberhentian bus pada fasilitas park and ride. 0,02, menunjukkan keputusan responden
Prioritas kedua setelah itu adalah fasilitas park sudah konsisten, tabel 13.

82 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015


Tabel 13. Pembobotan Kriteria Aksesibilitas
No. Kriteria Kod e Bob ot
1 Tersedianya jalur untuk pejalan kaki menuju ke tempat pemberhentian/halte G3 0,47 9
keberangka tan bus
2 Jarak tempat parkir tidak terlalu jauh dari tempat pemberhentian bus G2 0,39 1
3 Lebar jalan masuk dan keluar mempertimbangkan ukuran standar yang ditentuka n G1 0,13 0
berda sarkan dimensi kendaraan dan kapasitas are parkir
Inconsistency Ratio 0,0 2
Sumber: Hasil Analisis, 2012

8. Variabel Kelembagaan gabungan menunjukkan bahwa responden


Hasil perhitungan rasio inkonsistensi gabungan berpendapat kriteria konektivitas layanan
kriteria berdasarkan variabel kelembagaan dengan moda lain dan kesesuaian dengan
menunjukkan keputusan responden sudah rencana tata ruang lebih penting dibanding
konsisten karena rata-rata nilai IK kurang dari pengelolaan oleh pemerintah atau swasta atau
0,1 yaitu 0,08. Peringkat nilai vektor prioritas kerjasama keduanya, tabel 14.

Tabel 14. Pembobotan Kriteria Kelembagaan


No. Kriteria Kode Bobot
1 Pengelolaan perlu memperhatikan konektivitas layanan dengan moda tra nsportasi H2 0,41 2
lainnya selain bus TransJakarta
2 Kesesuaian dengan rencana tata rua ng wilayah H3 0,32 3
3 Pengelolaan dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta atau kerjasama antara H1 0,26 1
pemerintah dan swasta
Inconsistency Ratio 0,0 8
Sumber: Hasil Analisis, 2012

9. Variabel Lingkungan memberikan dampak positif terhadap


Hasil pembobotan nilai vektor prioritas perkembangan wilayah sekitarnya seperti
gabungan untuk kriteria berdasarkan variabel peningkatan harga lahan dan perkembangan
lingkungan menunjukkan bahwa menurut ekonomi. Nilai rasio inkonsistensi gabungan
responden kriteria yang paling penting dimiliki sebesar 0,07menjelaskan bahwa hasil penilaian
oleh sebuah fasilitaspark and rideadalah mampu responden cukup konsisten, tabel 15.

Tabel 15. Pembobotan Kriteria Lingkungan


No. Kriteria Kod e Bob ot
1 Mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan wilayah sekitarnya I4 0,33 8
seperti peningkatan harga lahan dan perkembangan ekonomi
2 Ketersediaan fasilitas pelengkap untuk menjaga kebersihan dan memberika n I3 0,32 3
kenyama nan kepada pejalan kaki seperti tempat sampah dan pelindung dari panas
matahari/hujan
3 Adanya peningkatan ruang jalan melalui pena taan ruang terbuka hijau, dan berbagai I2 0,15 8
jenis ornamen-ornamen yang memberi kenyamana n pejalan kaki
Inconsistency Ratio 0,0 7
Sumber: Hasil Analisis, 2012

KESIMPULAN
pengguna jasa merupakan variabel yang paling
Berdasarkan hasil analisis menggunakan berpengaruh terhadap optimalisasi fasilitas park
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan and ride sebagai pendukung pelayanan
bantuan software Expert Choice 11 maka diperoleh TransJakarta, diikuti oleh variabel aksesibilitas dan
kesimpulan variabel kemudahan bagi lokasi/penempatan. Berdasarkan variabel

Kriteria Fasilitas Park and Ride Sebagai Pendukung Angkutan Umum Masal Berbasis Jalan, 83
Selenia Ediyani Palupiningtyas
kemudahan, kriteria yang menjadi prioritas untuk 16/338/543221/2012-14-juta-motor-padati-jalan-
dipenuhi fasilitas park and ride adalah pola parkir ibu-kota, diakses 16 April 2012)
menyesuaikan dengan ketersediaan ruang dan California Department of Transportation, 2010.
daya tampung. Kriteria prioritas berdasarkan Park and Ride Program Resource Guide 2010.
variabel aksesibilitas adalah tersedianya jalur untuk Government of California : USA
pejalan kaki menuju ke tempat pemberhentian bus, Ditjen Perhubungan Darat, 2008. Perencanaan
sedangkan berdasarkan variabel lokasi/ Teknis Park and Ride di Jabodetabek. Jakarta :
penempatan kriteria prioritas fasilitas park and ride Kementerian Perhubungan
adalah terletak pada wilayah sub urban.
Ferguson, Erik, 2000. Travel Demand Management
and Public Policy. Ashgate
SARAN
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2009.Kota
Saran yang dapat diberikan terkait dengan di Persimpangan Jalan: Pedoman Perancangan
kriteria yang paling penting untuk dipenuhi Strategi Pengendalian Emisi dari Sektor Transportasi
suatu fasilitas park and ride sebagai pendukung Jalan di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Kemenneg LH
TransJakarta adalah : Litman, Todd, 1999. Guide to Calculating Trans-
Pengembangan fasilitas park and ride perlu portation Demand Management Benefits. Victoria
mempertimbangkan fungsinya sebagai bagian dari Transport Policy Institute
sistem transportasi intermoda maupun sebagai Meyer, Michael D, 1999. Demand management as
sebuah fasilitas. Fasilitas park and ride tidak harus an element of transportation policy : using carrots
terletak di terminal tipe A, tetapi dapat terletak pada and sticks to influence travel behaviour. Transpor-
wilayah sub urban (6,4-48,3 km dari pusat kota/ tation Research Part A : 575-599
CBD). Lokasi park and ride memiliki letak jalan
masuk/keluar ditempatkan sedemikian rupa Saaty, T.L, 1993.Pengambilan Keputusan Bagi Para
menghindari konflik dengan pejalan kaki. Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk
Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang
Pola parkir perlu menyesuaikan dengan Kompleks. PT Pustaka Binaman Pressindo
ketersediaan ruang dan daya tampung fasilitas
park and ride. Perlu adanya keterpaduan antara Situngkir, Fernando, 2013.Respon Masyarakat Terkait
tarif parkir dan tarif angkutan umum massal Perilaku Perjalanan Terhadap Pengembangan
berbasis jalan (TransJakarta). Selain itu, perlu Strategi Transportation Demand Management di
adanya pengembangan metode pembayaran Kawasan Pusat Kota Bandung, Tesis. ITB
parkir melalui e-tiketing. Spillar, Robert J, 1997.Park and Ride Planning and
Fasilitas park and ride perlu menyediakan jalur Design Guidelines. Parsons Brinckerhoff
untuk pejalan kaki menuju ke tempat Quade & Douglas Inc : New York
pemberhentian bus. Pengembangan fasilitas park Stalenbbrink, Odd J and Jonathan L. Gifford, 2001.
and rideperlu memperhatikan konektivitas layanan Transportation Asset Management : A Vehicle for
dengan moda lainnya selain bus TransJakarta. Mainstreaming ITS. Proceeding, 11th annual
Fasilitas park and ride sebaiknya memberikan meeting, Intelligent Transportation Society of
dampak positif terhadap perkembangan wilayah America, Miami Beach, Florida, June 4-7
sekitarnya seperti peningkatan harga lahan dan Tamin, Ofyar Z, 1999. Konsep Manajemen
perkembangan ekonomi. Kebutuhan Transportasi (MKT) Sebagai Alternatif
Pemecahan Masalah Transportasi perkotaan di DKI
DAFTAR PUSTAKA Jakarta. Jurnal PWK
Aslam, KarinaAnggiany, 2005. Evaluasi Keefektifan The Planning & Research Manager, South Yorkshire
Kebijakan Three In One Koridor Blok M-Kota Passenger Transport Executive.Park and Ride
Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Bandung : ITB Strategy 2006-2011 : South Yorkshire, Making Pub-
Awaludin, 2011: 2012. 14 Juta Motor Padati Jalan lic Transport a Better Choice. Government of South
Ibu Kota. (http://news.okezone.com/read/2011/12/ Yorkshire :UK

84 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 27, Nomor 2, Maret-April 2015

Anda mungkin juga menyukai