Anda di halaman 1dari 53

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT


DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN

KEBIJAKAN NASIONAL PERPARKIRAN


11/27/2017

PENDAHULUAN

Kementerian Perhubungan
Pendahuluan
Transportasi merupakan bagian yang sangat
penting dalam proses pembangunan yang
berkelanjutan dan berkontribusi terhadap
kualitas hidup manusia namun juga
menimbulkan dampak negatif jika dibiarkan
begitu saja tanpa ada pengendalian
WARNING !!!!!

Kemacetan total
(gridlock) mengancam
kota-kota besar di
baik negara maju
Published by Oxford maupun negara
University Press, 2009
berkembang
Published by CATO Institute, 2010
Dunia akan dihadapkan
pada kenyataan jumlah
mobil yang mencapai 2
milyar, yang akan
mengancam kebijakan
energi dan transportasi
yang berkelanjutan.
Kemacetan Jakarta

TAHUN: 2002, 2010, 2020


10.600.000
22.450.000
28.500.000

1.700.000 1.100.000
3.250.000 2.100.000
4.500.000 TANGERANG BEKASI
2.850.000

BOGOR

1.250.000
2.500.000
3.450.000
Ket.: jumlah perjalanan/hari
Total Th 2010 = 30.300.000
Sumber: Kemenko 5
Kondisi Angkutan Umum di Jakarta
Moda Split - Jabodetabek
Akibatnya banyak yang memilih kendaraan pribadi

100%
Pembagian Moda Transportasi

90%

80% (38)
70%

60% mobil
(10)
50%
sepeda
40% motor
(24)
30%

20%
(27) Angkutan
10% Umum

0%
London New York Seoul Jabodetabek (1)
Kereta Api Bis dan Angkot Kendaraan Lain-lain (jalan
Pribadi (mobil kaki, sepeda, dll)
dan motor)
Sumber: Tim Revitalisasi KA
Dampak Yang Ditimbulkan !!!!! (Studi Kasus DKI Jakarta)

Rata-rata kecepatan perjalanan hanya 20 km/jam.


Penurunan kecepatan perjalanan 7 tahun terakhir,
kecepatan di jalan turun 25 %, 26 km/jam menjadi
20 km/jam
(Sumber: JETRO, 2008)

Pengguna angkutan umum jalan 27%, kendaraan


pribadi 34% dan Fasilitas bagi pejalan kaki serta
pengguna kendaraan tidak bermotor sangat minim
(Sumber: SITRAMP, 2004)
Dampak Yang Ditimbulkan !!!!! (Studi Kasus DKI Jakarta)

Kerugian ekonomi akibat inefisiensi


sistem transportasi Rp. 5,5 triliun/tahun
dan akibat kualitas udara buruk sebesar
Rp. 2,8 triliun/tahun
(Sumber: SITRAMP, 2004)

9
PERMASALAHAN PARKIR
Ratusan kendaraan bermotor diparkir di
badan jalan Jatinegara Raya, Jatinegara
Trade Center dan Pasar Regional
Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (14/9).
Parkir yang memakan jalan tersebut
menyebabkan kemacetan disekitar jalan
tersebut karena banyaknya warga yang
akan berbelanja menjelang Lebaran
11/27/2017

KEBIJAKAN TRANSPORTASI

Kementerian Perhubungan
Penataan Sistem Transportasi Perkotaan

PENATAAN SISTEM ANGKUTAN UMUM


Last mile (NMT, local feeder, taxi)
KELEMBAGAAN DAN KEUANGAN

Area network

Public Transport Corridor/


KOMPETENSI SDM

Backbone

PENGATURAN PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI


On/off street parking/
side friction (physical)

Rationalization of usage (time, zone)

User charge (fiscal)


(Area Licensing/ERP)

Sumber: MTI, 2010


12
TDM/ Manajemen Kebutuhan
Kebijakan Efek Dorong (PUSH): Kebijakan dgn Efek Tarik (PULL)
Manajemen Parkir pd Area Tertentu, Memberikan prioritas untuk bus dan trem,
Pembatasan Ruang Parkir pd Wilayah dgn frekuensi pelayanan , penyediaan tempat
Sistem Zona, Zona Pembatasan Mobil henti yang nyaman dan mudah diakses oleh
Pribadi, Pelarangan Mobil Pribadi atau penumpang, park n ride, bike n ride, jaringan
Waktu Tertentu, Pajak penggunaan jalan jalur sepeda yg lebih luas, jalur pejalan kaki
(road pricing) yang menarik dan mudah diakses.

Pendekatan Dorong (Push) dan


Tarik (Pull)

Sumber: Mller, P., Schleicher-Jester, F., Schmidt, M.-P. & Topp, H.H. (1992): Konzepte flchenhafter
Verkehrsberuhigung in 16 Stdten, Grne Reihe des Fachgebiets Verkehrswesen der Universitt Kaiserslautern
No. 24.
13
Transportasi yang terintegrasi
Angkutan Massal harus terintegrasi
dengan moda-moda transportasi
lainnya, yang didukung oleh penyediaan
fasilitas Park & Ride serta kemudahan
transfer antar moda.

Keterangan :
Jalur KA
Jalur Busway
Stasiun Transfer
Park & Ride

Angkutan Bus Air (Trans Musi)

DKI JAKARTA BRT-MRT-MONORAIL-LOOPLINE-ASDP14


RENCANA AKSI
Kelompok Sarana dan Prasarana Transportasi
L1: Memberlakukan Electronic Road Pricing
L3: Mengkaji kebijakan perparkiran on street dan penegakan hukum
L4A5: Revitalisasi dan penambahan lokasi Area Traffic Control System (ATCS) yang terintegrasi
L4A8: Penerapan aturan dan denda yang tinggi bagi kendaraan yang parkir sembarangan di pinggir jalan
L4A9: Penyediaan ruang pedestrian
L4A10: Penyediaan ruang/jalur khusus sepeda di kota
L16: Menyusun kebijakan pembatasan kendaraan bermotor
Kelompok Penataan Ruang
L17: Penyiapan lahan park and ride untuk mendukung KRL
Kelompok Transportasi Publik
L7: Restrukturisasi angkutan bis kecil yang tidak efisien
L7A3: Penerbitan kebijakan Pemprov DKI dan Kabupaten/Kota Bodetabek untuk meremajakan bus dengan usia >7 tahun
L7A4: Pengaturan ulang rute dan lokasi terminal bis dalam kota di wilayah Jabodetabek
L9:Penertiban angkutan liar dan tempat perhentian angkutan liar
L9A2: Penerbitan kebijakan untuk menutup tempat perhentian angkutan liar
Kelompok Regulasi dan Governance
L11: Pembentukan otoritas transportasi Jabodetabek
L11A3: Pembentukan otorita Pengelola Transportasi Jabodetabek
L12: Revisi Rencana Induk Transportasi Terpadu
L12A1: Evaluasi studi rencana induk transportasi terpadu yang ada
L12A2: Pembuatan revisi rencana induk trasportasi terpadu
L18: Meningkatkan kualitas, merevitalisasi dan memperluas pedestrian way (trotoar kota)
L18A2: Mengembalikan fungsi pedestrian (trotoar kota)
L21A1: Peningkatan sistem mobilitas perkotaan Indonesia sesuai RPJMN: Surabaya Metro, Bandung Metro Area, Mebidang,15
Maminasata
KEBIJAKAN PERPARKIRAN SAAT INI

Kementerian Perhubungan
11/27/2017

UU NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LLAJ

Kementerian Perhubungan
DEFINISI PARKIR

Definisi :
Parkir adalah keadaan Kendaraan
berhenti atau tidak bergerak untuk
beberapa saat dan ditinggalkan
pengemudinya.
HAL-HAL YANG DIATUR DALAM
UU NO. 22 TAHUN 2009

1. Fasilitas parkir dikelompokkan atas:


a. Fasilitas parkir di ruang milik jalan;
b. Fasilitas parkir di luar ruang milik jalan.
2. Parkir di ruang milik jalan hanya dapat
diselenggarakan di tempat tertentu di jalan
kabupaten, jalan desa atau jalan kota.
3. Parkir di luar ruang milik jalan hanya dapat
diselenggarakan sesuai izin yang diberikan.
UU No. 22/2009 TENTANG LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN

Pasal 43
1) Penyediaan fasilitas Parkir untuk umum hanya dapat diselenggarakan di
luar Ruang Milik Jalan sesuai dengan izin yang diberikan.
2) Penyelenggaraan fasilitas Parkir di luar Ruang Milik Jalan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perseorangan warga negara
Indonesia atau badan hukum Indonesia berupa:
a. usaha khusus perparkiran; atau
b. penunjang usaha pokok.
3) Fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di
tempat tertentu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang
harus dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas, dan/atau Marka Jalan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengguna Jasa fasilitas Parkir,
perizinan, persyaratan, dan tata cara penyelenggaraan fasilitas dan
Parkir untuk umum diatur dengan peraturan pemerintah.
UU No. 22/2009 TENTANG LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN

Pasal 44
Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas Parkir untuk
umum dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan:
a. rencana umum tata ruang;
b. analisis dampak lalu lintas; dan
c. kemudahan bagi Pengguna Jasa.
UU No. 22/2009 TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN

Parkir kendaraan di jalan dilakukan secara sejajar


atau membentuk sudut menurut arah lalu lintas
(pasal 120)
Manajemen kebutuhan lalu lintas dilaksanakan
dengan cara : e. pembatasan ruang parkir pada
kawasan tertentu dengan batasan ruang parkir
maksimal (pasal 133)
Parkir untuk umum adalah tempat untuk memarkir
kendaraan dengan dipungut biaya (penjelasan)
11/27/2017

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

Kementerian Perhubungan
SUBSTANSI YANG DIATUR DALAM RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JARINGAN LLAJ

Parkir di Ruang Milik Jalan

Parkir di Luar Ruang Milik Jalan

Fasilitas Parkir Bagi Orang Cacat, Manusia Usia


Lanjut, Anak-Anak, Wanita Hamil, dan Orang Sakit

Audit Penyelenggaraan Fasilitas Parkir


SUBSTANSI YANG AKAN DIATUR DALAM
RANCANGAN PERMENHUB
Tujuan dan Ruang Lingkup
Kebijakan Parkir
Standar Kebutuhan dan Dimensi Ruang Parkir
Persyaratan Teknis Parkir di Ruang Milik Jalan
Persyaratan Teknis Parkir di Luar Ruang Milik Jalan
Persyaratan Teknis Fasilitas Parkir Bagi Orang Cacat
Tata Cara Perizinan Parkir di Luar Ruang Milik Jalan
Tata Cara Perhitungan Satuan Biaya Parkir
Audit Penyelenggaraan Fasilitas Parkir
Pembinaan dan Pengawasan
KEBIJAKAN PERPARKIRAN
Konsep Penyediaan dan Pembatasan Parkir
Penggunaan lokasi-lokasi parkir di badan jalan, dimana
sesuai dengan amanat Undang-undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, hanya boleh di jalan
kabupaten/kota dan jalan desa, bertujuan agar parkir tidak
menjadi penghambat di jalan nasional dan jalan provinsi
yang didesain dengan level of service (LoS) yang tinggi.
Pola penyediaan parkir yang menganut pola penyediaan
minimum (minimum provision) secara bertahap, pada zona
tertentu perlu diubah menjadi pola penyediaan maksimum
(maximum provision).
Pembatasan parkir dengan berbagai instrumen (pembatasan
ruang parkir, waktu parkir dan biaya parkir) harus dimbangi
dengan penyediaan sistem angkutan umum, fasilitas untuk
kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki yang baik.
KEBIJAKAN PERPARKIRAN
Sistem Pengendalian Parkir
Pembatasan kegiatan parkir dilakukan terhadap parkir di dalam
ruang milik jalan ataupun parkir di luar ruang milik jalan.
Pengendalian utama yang perlu dilakukan adalah melalui suatu
kombinasi atas pembatasan-pembatasan ruang, waktu dan biaya.
Pembatasan lokasi/ruang parkir kendaraan, terutama
dimaksudkan untuk mengendalikan arus lalu lintas kendaraan
pribadi atau untuk membebaskan suatu daerah/koridor tertentu
dari kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena alasan
kelancaran lalu lintas.
Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu, misalnya
pada suatu koridor pada jam sibuk pagi harus bebas parkir
karena ruang parkir tersebut digunakan untuk mengalirkan arus
lalu lintas. Pembatasan waktu parkir biasanya diwujudkan dengan
penetapan tarif progresif menurut lamanya waktu parkir.
KEBIJAKAN PERPARKIRAN
Sistem Zona Parkir dan Pola Penyediaan Parkir
Kode Kawasan Pola Penyediaan
Zona Parkir
Zona I Kawasan Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas Maximum Parking
(Transport Demand Management) Provision
Zona II Kawasan diluar zona I yang berada diwilayah Minimum Parking
pusat kota (Central Business District) Provision
Zona III Kawasan diluar zona I dan zona II di dalam Minimum Parking
suatu wilayah perkotaan Provision

Sistem zonasi parkir tersebut digunakan secara konsisten berkaitan


dengan penerapan kebijakan untuk:
1.Tarif parkir;
2.Pola penyediaan parkir;
3.Pembatasan dan/atau pelarangan parkir.
PARKIR DILUAR RUANG MILIK JALAN

Untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi


pada kawasan tertentu, Bupati, Walikota dan
Gubernur DKI Jakarta dapat melakukan pembatasan
kapasitas ruang parkir untuk umum di luar ruang
milik jalan.
Pembatasan kapasitas ruang parkir untuk umum di
luar ruang milik jalan dapat dilakukan dengan
pemberlakuan tarif parkir yang lebih tinggi.
Dana yang diperoleh dari pemberlakuan tarif parkir
dipergunakan untuk peningkatan pelayanan sistem
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
PARKIR BAGI PENUANDANG CACAT,
ORANG LANJUT USIA, WANITA HAMIL
1. Pada area fasilitas parkir untuk umum wajib disediakan Tempat
parkir khusus untuk penyandang cacat.
2. Tempat parkir khusus untuk kendaraan penyandang cacat
sekurang-kurangnya memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:
terletak pada lintasan terdekat menuju bangunan/fasilitas yang
dituju dan/atau pintu gerbang parkir tersebut;
mempunyai cukup ruang bebas di sekitarnya sehingga
pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan keluar
dari kendaraannya;
ditandai dengan simbol tanda parkir penyandang cacat; dan
disediakan ramp trotoar di kedua sisi kendaraan.
3. Selain fasilitas di atas wajib disediakan fasilitas lain untuk
penyandang cacat, orang lanjut usia dan wanita hamil yaitu
pemberian kemudahan berupa sarana dan prasarana fisik dan
nonfisik serta informasi.
AUDIT PARKIR
Dalam rangka keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran penyelenggaraan Parkir, perlu dilakukan Audit
penyelenggaraan fasilitas parkir.
Norma, Standar, Kriteria dan Prosedur pelaksanaan audit
penyelenggaraan fasilitas parkir ditetapkan oleh Menteri yang
membidangi sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Audit penyelenggaraan fasilitas parkir) dilaksanakan oleh:
Walikota untuk fasilitas parkir yang berada di wilayah Kota;
Bupati untuk fasilitas parkir yang berada di wilayah
Kabupaten;
Gubernur/Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk
fasilitas parkir yang berada di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
Audit penyelenggaraan fasilitas parkir dilaksanakan secara
berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
PARKIR DIRUANG MILIK JALAN
[Marka parkir ]

Marka parkir berupa marka pembatas ruang parkir paralel dan


parkir sudut :

0,12 m 2,3 m

6m

Gambar Marka Tempat Parkir Sejajar Gambar Marka Simbol Parkir Penderita Cacat

Tepi Jalan

0,12

Warna
Kuning

Gambar Marka Tempat Parkir Membentuk Sudut

Gambar Marka Larangan Parkir


PARKIR DILUAR RUANG MILIK JALAN
[Fasilitas Informasi ]
Penyelenggara parkir harus memberikan informasi secara jelas
mengenai ketersediaan ruang parkir dan biaya yang harus dibayar oleh
pengguna parkir.
Fasilitas parkir di luar ruang milik jalan harus tersedia papan informasi
yang memberikan keterangan tentang tarif parkir dan ketersediaan
ruang parkir.
Papan informasi tarif parkir harus menginformasikan :
tarif parkir satu jam pertama
tarif parkir setiap jam berikutnya.
Sedangkan papan informasi ketersediaan ruang parkir harus
menginformasikan setidaknya jumlah ruang parkir yang tersedia. Papan
informasi dapat menggunakan sistem informasi otomatis dan manual.

JUMLAH RUANG
P P
JUMLAH RUANG
P
PARKIR TERSEDIA

Taman Parkir P1 45
PARKIR TERSEDIA
RUANG PARKIR
P TARIF PARKIR (Rp)

Jl. Nangka 20 TERSEDIA Tarif per Jam Tarif per Jam


Taman Parkir P2 124 JENIS KENDARAAN untuk 2 Jam untuk Jam
Jl. Durian 6 Pertama Berikutnya

Parkir Basement B1 0 Sepeda Motor Rp. 1.000,- Rp. 500,-


Jl. Anggrek 31
Parkir Basement B2 67
Jl. Mawar 0
P Mobil Penumpang/Barang Rp. 2.000,- Rp. 1.000,-
Bus/Truk Sedang Rp. 4.000,- Rp. 2.000,-
Bus/Truk Besar Rp. 6.000,- Rp. 3.000,-
PARKIR PENUH
PARKIR DILUAR RUANG MILIK JALAN
[Pembangunan Fasilitas Parkir Bertingkat Manual dan Otomatis]

Pada wilayah yang terbatas ketersediaan lahannya dapat diterapkan


parkir bertingkat yang dikendalikan secara manual dan otomatis.
Kendaraan yang masuk atau keluar dikendalikan oleh komputer,
menggunakan kartu magnetik untuk merekam waktu kedatangan dan
tempat kendaraan diparkirkan. Waktu untuk mengambil kendaraan
maksimal 120 detik.
Penyediaan parkir otomatis dilakukan dengan tujuan:
pemecahan masalah penyediaan ruang parkir berteknologi tinggi.
memaksimalkan penggunaan ruang karena dapat dihemat ruangan
untuk ramp masuk/keluar, tangga untuk naik turun pejalan kaki,
dan lintasan kendaraan.
menyediakan tempat parkir tertutup untuk meningkatkan keamanan
kendaraan dari pencurian, terlindung dari hujan, matahari, dan lain
sebagainya.
meningkatkan kualitas lingkungan karena kebutuhan lahan lebih
sedikit sehingga taman dan tempat bermain dapat diperluas.
Disamping berbagai manfaat diatas, parkir otomatis mempunyai
beberapa kelemahan yaitu tidak sesuai untuk diterapkan ditempat
dimana terjadi penggunaan secara bersama-sama seperti di gedung
bioskop dan gedung pertunjukkan.
PARKIR DILUAR RUANG MILIK JALAN

Terdapat berbagai desain tempat parkir bertingkat


yang dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Tempat parkir bertingkat yang dioperasikan secara
manual biasanya digunakan untuk perumahan dan
perkantoran dengan kebutuhan ruang parkir yang
tidak banyak.
Pada saat ini telah banyak dikembangkan berbagai desain fasilitas
parkir bertingkat yang dioperasikan secara otomatis, yang dapat
dikelompokkan menjadi parkir vertikal dan horisontal.
PARKIR DILUAR RUANG MILIK JALAN
[Fasilitas Parkir Sepeda ]
Parkir sepeda adalah tempat untuk memarkirkan sepeda
yang biasanya dilengkapi dengan perangkat untuk mengunci
atau merantai sepeda pada rak sepeda.
Fasilitas untuk mengunci atau merantai sepeda pada rak
sepeda diperlukan mengingat tingginya angka pencurian
sepeda.
Rak sepeda biasanya ditempatkan diperkantoran, tempat
perbelanjaan, pemukiman, sekolah termasuk untuk kegiatan
parkir dan menumpang/park &ride angkutan umum.
Pembangunan fasilitas parkir untuk sepeda harus
memperhatikan :
Visibility, Rak harus terlihat dengan jelas. Lokasi yang
terlihat jelas akan menghambat pencurian & vandalisme.
Keamanan, pencahayaan yang memadai dan pengawasan
sangat penting untuk keamanan pengguna sepeda.
Perlindungan terhadap cuaca berupa atap
Ruang bebas yang memadai diperlukan sekitar rak
tempat parkir sepeda harus dekat dengan lokasi ruang
bilas (washrooms) dan fasilitas ruang ganti baju.
PARKIR DILUAR RUANG MILIK JALAN
[Fasilitas Parkir Sepeda ]

Penyediaan ruang bilas dan ganti pakaian sangat membantu mereka


yang berarti mendukung untuk terus menggunakan sepeda.
Kota Vancouver mensyaratkan jumlah toilet, wastafel dan ruang
ganti yang dilengkapi shower terhadap bangunan baru berdasarkan
jumlah ruang parkir sepeda yang harus disediakan.
Jumlah Minimum Yang Harus Disediakan Untuk Setiap Jenis Kelamin
Jumlah Ruang Parkir Sepeda
Yang Harus Disediakan Ruang Ganti dilengkapi
Toilet Wastafel
Showers
0-3 0 0 0
4-29 1 1 1
30-64 2 1 2
65-94 3 2 3
95-129 4 2 4
130-159 5 3 5
160-194 6 3 6
Lebih dari 194 6 ditambah satu untuk 3 ditambah satu untuk setiap 6 ditambah satu untuk setiap
setiap penambahan 30 penambahan 30 ruang parkir penambahan 30 ruang parkir
ruang parkir sepeda atau sepeda atau kelipatannya sepeda atau kelipatannya
kelipatannya

Rambu yang menunjukkan lokasi parkir diluar ruang milik jalan sangat
membantu pemakai sepeda untuk menemukan tempat parkir sepeda
yang tidak terlihat langsung saat memasuki gedung. Untuk itu tanda
parkir sepeda harus diletakkan pada pintu masuk utama gedung.
SUBSTANSI YANG DIATUR DALAM RANCANGAN
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG MRLL

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

Pembatasan ruang Parkir pada kawasan tertentu


dengan batasan ruang Parkir maksimal
KEBIJAKAN PARKIR
MENDUKUNG TDM

Membatasi penyediaan parkir (Maximum


provisions), mendukung transportasi umum

Tarif parkir progressive (insentive dan


disinsentive)

Membatasi/melarang parkir pada badan


jalan (parking controls)
Pembatasan Ruang Parkir Pada Kawasan Tertentu
Dengan Batasan Ruang Parkir Maksimal

Pembatasan ruang parkir pada kawasan tertentu


dengan batasan ruang Parkir maksimal meliputi:
a. pembatasan ruang parkir maksimal yang
diperbolehkan di ruang milik jalan
b. pembatasan ruang parkir maksimal yang
diperbolehkan di luar ruang milik jalan;
Pembatasan ruang parkir di badan jalan tersebut
dapat dilaksanakan di jalan kota dan/atau jalan
kabupaten
Pembatasan Ruang Parkir Pada Kawasan Tertentu
Dengan Batasan Ruang Parkir Maksimal

Teknik pembatasan ruang parkir pada kawasan


tertentu dengan batasan ruang parkir maksimal di
luar ruang milik jalan dapat dilakukan dengan:
- pembatasan waktu parkir;
- pembatasan durasi parkir;
- pembatasan tarif parkir;
- pembatasan kuota parkir; dan/atau
- pembatasan kawasan parkir.
Intelligent Transport System
UNTUK MANAJEMEN PARKIR
SISTEM INFORMASI PARKIR
Best Practice: VMS
PENUNJUK RUANG PARKIR

Guiding drivers to available


parking spaces with an
ingenious new system
We know in real time
where
there is parking available
in the city

a 'suction-cup parker' -- in other


words, a car that occupies the
space not just for a few hours but
stays there for days."
45
APLIKASI ITS DI REST AREA

Jalan masuk rest area: Jalan masuk rest area:


Loop detector dipasang untuk Loop detector dipasang untuk
menghitung kendaraan yang masuk menghitung kendaraan yang keluar
PARKING INFORMATION
PENGATURAN PARKIR: Tarif, Penetapan
Lokasi & Pengendalian Ijin Bangunan
After
Sesudah

Before
Sebelum
Pengaturan parkir
Park& Ride-
stasiun
Underground
Bangkok
PARKIR DIRUANG MILIK JALAN
[Perambuan]

Rambu larangan parkir


P Rambu larangan parkir
P dengan papan tambahan
berisi informasi waktu
06.00 15.00 pelarangan parkir

Rambu larangan parkir


Rambu larangan parkir
P dengan papan tambahan
berisi informasi lokasi P dengan papan tambahan
berisi informasi arah dan
berlakunya larangan
SAMPAI jarak pelarangan parkir
RAMBU parkir 15 M 15 M

BERIKUT
Pada saat kita mengeluh di
dalam kendaraan pribadi kita
karena macet, sesungguhnya
kita sedang menyalahkan diri
sendiri, karena kita
merupakan salah satu
penyebab kemacetan
52
tersebut
TERIMA KASIH

53

Anda mungkin juga menyukai