Anda di halaman 1dari 218

PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM

Pilihan pada opsi angkutan umum merupakan


pilihan tentang masa depan sebuah kota.
Apakah akan ada kemacetan?
Apakah nanti akan terjadi polusi udara dan polusi suara tingkat
tinggi?
Apakah transportasi dapat terjangkau? Apakah pelayanannya
akan tersedia bagi semua orang?
Masa depan yang mana? Pilihan akan Mass
Rapid Transit berkaitan dengan jenis kota
dimana kita ingin tinggal.
Lloyd Wright, 2002
PERUBAHAN PARADIGMA
PENGEMBANGAN ANGKUTAN MASSAL

Pilihan terhadap suatu bentuk sistem angkutan massal akan


menentukan masa depan sebuah kota.
Oleh karenanya diperlukan suatu pertimbangan yang cermat dan
hati-hati agar apa yang dicita-citakan oleh masyarakat dari suatu
kota terhadap sistem transportasinya bisa tercapai dengan baik.
APA PERMASALAHAN ANGKUTAN
UMUM YANG ADA ?
AKAR PERMASALAHAN
Infrastruktur transportasi dibangun dengan
orientasi pergerakan kendaraan bermotor, bukan
pergerakan manusia

Insentif untuk Public Transport kurang, disinsentif


untuk Private Transport kurang

Investasi untuk angkutan massal tidak tepat dari


segi waktu dan jenis moda

Perencanaan transportasi tidak bersinergi dengan


perencanaan tata guna lahan

Disiplin dan Law Enforcement tidak maskimal


 SEPEDA MOTOR TUMBUH TIDAK TERKENDALI
 PELAYANAN ANGKUTAN UMUM SEMAKIN MENURUN
 MUNCULNYA ANGKUTAN LIAR SULIT DIBERANTAS 
OJEK,ANGKUTAN PLAT HITAM
 WAKTU DAN BIAYA PERJALANAN TERUS MENINGKAT
 FASILITAS PEJALAN KAKI SANGAT KURANG MEMADAI,
BANYAK DIMANFATKAN UNTUK KEGIATAN LAIN
MISALNYA PKL, PARKIR,
 KLASIFIKASI FUNGSI JALAN TIDAK JELAS KARENA
PERKEMBANGAN PERUNTUKAN LAHAN SEKITAR DAERAH
MILIK JALAN
 PEMBOROSAN BAHAN BAKAR
 POLUSI AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR
GAMBARAN UMUM / FAKTA
POPULASI DAN KENDARAAN BERMOTOR

 Kota = HARAPAN
 Tingginya pertumbuhan populasi /penduduk;
 Tingginya urbanisasi;
 Tingginya pemenuhan kebutuhan hidup: kota vs
 Rendahnya keberpihakan pada
desa; pengembangan angkutan umum:

fenomena sepeda motor;
Tingginya kebutuhan pergerakan;

 Rendahnya pembangunan prasarana
Tingginya angka perjalanan;
transportasi: land acquisition;
 Tingginya angka kepemilikan kendaraan;
 Tata ruang yang kurang efisien: urban
 Tingginya pergerakan dengan kendaraan sprawl;
bermotor.
 Rendahnya penegakan/penindakan
hukum: sak kepenake udele;
 Otonomi Daerah: PAD.

9
Pertumbuhan Kota di Indonesia
Memasuki era kota….?

• Dalam 4 dekade (1970 – 2010), penduduk perkotaan bertambah 6 kali lipat


• Laju pertumbuhan 1,49% per tahun
• 2010: 52,03% penduduk tinggal di perkotaan (2020: 60%)
• Kota otonom meningkat dari 45 (1970) ke 93 (2010)
Sumber: Ditjen Penataan Ruang, 2013
10
TOTAL POPULASI DAN LUAS AREA
WILAYAH JABODETABEK
POPULASI JABODETABEK
Total Populasi
10.177.924 JABODETABEK:
6.960.908 31.713.332
6.507.600
5.960.800

2.106.100

Populasi
DKI Jakarta Bogor Tangerang Bekasi Depok
2
KOTA LUAS AREA (km )
DKI Jakarta 740,30
Bogor 2.489,71
Luas Area
Tangerang 1.274,54
JABODETABEK
Bekasi 1.694,86
: (k m2)
6.399,70
Depok 200,29
3
Sumber: Badan Pusat Statistik 2017
TOTAL PERJALANAN DAN PERSENTASE
PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR

Perjalanan : 47,5 juta/hari


Sepeda motor:
18,4 juta unit (74%)

31,1%
38,3%

Kendaraan pribadi:
5,9 juta unit ( 24%)

30,6%

Kendaraan Angkutan Umu m:


512 ribu unit (2%)

Total Perjalanan Bodetabek ke DKI :


1,419,000 perjalanan/hari
Sumber : Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek, 4
2016
KONDISI EKSISTING ANGKUTAN UMUM

1. Tingginya tingkat 2. Belum memadainya kualitas


penggunaan kendaraan pelayanan angkutan umum
pribadi mengakibatkan (poor public transport).
penggunaan ruang jalan
tidak efektif & efisien
sehingga mengakibatkan
kemacetan lalu lintas (traffic
congestion).

13
BIAYA KEMACETAN DI JAKARTA

NO ASPEK BIAYA Rp. Trilyun


1 Waktu 20.3
2 BBM: Mobil 6.6
3 BBM: Sepeda Motor 8.2
4 Angkutan Umum 2.4
5 Kesehatan 5.4
42.9 (USD 4.5 Milyar)

Sumber: KOMPAS, 6 Nov. 2007


KONDISI EKSISTING

MENYEBERANG TIDAK PADA TEMPATNYA PENUMPANG BERLEBIH

BERKENDARA SAMBIL BERMAIN HANDPHONE MELAWAN ARUS


15
KONDISI EKSISTING

3. Peningkatan pencemaran udara sebagai akibat meluasnya


kemacetan lalu lintas di kawasan Jabodetabek
(environment).

16
KERUSAKAN LINGKUNGAN

Source: Ministry of Environment, 2008


KONDISI EKSISTING

Angkutan Umum “Ngetem” Menaikkan & Menurunkan


penumpang
di sembarang tempat
4. Rendahnya disiplin berlalu lintas, antara lain : Persimpangan,
Terminal, Halte, Parkir (Low Enforcement).

18
FENOMENA SEPEDA MOTOR
1.
1. Kondisi
Kondisi angkutan
angkutan umum
umum dan
dan infrastruktur
infrastruktur yang
yang
kurang
kurang memadai,
memadai, membuat
membuat orang
orang cenderung
cenderung memilih
memilih
sepeda
sepeda motor;
motor;
2.
2. Sepeda
Sepeda motor
motor merupakan
merupakan gap
gap filler
filler atau
atau pengisi
pengisi celah
celah
kebutuhan
kebutuhan transportasi
transportasi yang
yang tidak
tidak bisa
bisa dilayani
dilayani moda
moda
lain
lain
3.
3. Pertumbuhan
Pertumbuhan sepeda
sepeda motor
motor di
di Jakarta
Jakarta mencapai
mencapai 11%
11%
dengan
dengan total
total jumlah
jumlah perjalanan
perjalanan 17
17 juta
juta perjalanan
perjalanan
perhari,
perhari, sementara
sementara pertumbuhan
pertumbuhan ruas
ruas jalan
jalan hanya
hanya
1%/tahun,
1%/tahun, sehingga
sehingga menimbulkan
menimbulkan kemacetan
kemacetan dan dan
kesemrawutan.
kesemrawutan. Tentunya
Tentunya akibat
akibat perilaku
perilaku pengguna
pengguna
sepeda
sepeda motor
motor dapat
dapat mengancam
mengancam keselamatan
keselamatan user.
user.
KONDISI EKSISTING

5. Tingginya kecelakaan lalu lintas terutama kecelakaan sepeda motor sebagai akibat
dari penggunaan sepeda motor yang meningkat dari tahun ke tahun dan
kurangnya pemahaman tata cara belalu lintas yang baik (traffic accident).
13%
Mengalami Pemiskinan
7%
Luka Berat Tingkat Kesejahteraan
13% Menurun
67% Tidak Mengalami
Perubahan Ekonomi
Ekonomi Dapat Pulih

Tidak

Mengalami

Pemiskinan Mengalami KECELAKAAN:


37,50% Pemiskinan DAMPAK TERHADAP
62,50%
KESEJAHTERAAN
Meninggal
10
KONDISI KESELAMATAN
TRANSPORTASI JABODETABEK
Persentase Korban Kecelakaan
Lalu Lintas Menurut Profesi 2016
Persentase Jumlah Kecelakaan Menurut
1% 1% 1% 0% 2%
Jenis Kendaraan 2016 2% 6%
6%

2% 2% 2% 1% 11%
2% 1%
6%
18%
[PERCENT
AGE]
80%
89%

Pegawai Swasta/Karyawan PNS Pelajar Sopir Pegawai


TNI Swasta/Karyawan PNS Pelajar Sopir
Anggota Polri Anggota Polri

Sumber : Polda Metro Jaya, 2018

Sepeda Motor Mini Bus Truk Regular Kontainer Dengan mempertimbangkan RUNK 2011-2035 dan diperkuat dengan
data, dapat dirumuskan arah kebijakan melalui pendekatan :
Sedan dan Bus Mobil Pick Up Mikrolet Truk Tronton 1) Manajemen,
2) Sarana transportasi,
3) Prasarana transportasi,
Sumber : Polda Metro Jaya, 2018 4) Perilaku pengguna, 22
5) Perawatan paska kecelakaan.
JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS
DI WILAYAH JABODETABEK
Jumlah Korban Luka Berat
Tahun 2015-2017 (orang)
Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas 2.604 2.104
Tahun 2015-2017 (kasus) 1.007

Jumlah Korban Meninggal


6,231
Tahun 2015-2017 (orang)
5,721
2015 2016 2017
5,140
Sumber : Polda Metro Jaya, 2018 566 619
529
Jumlah Korban Luka Ringan
Tahun 2015-2017 (orang)
4.492
4.182 2015 2016 2017
4.128

2015 2016 2017


Sumber : Polda Metro Jaya, 2018 2015 2016 2017
23
POTRET PELAYANAN TRANSPORTASI DI JABODETABEK
‘Showcase’ Pelayanan yang ada di dalam Industri

Tingkat Service Quality yang buruk dari:


• Safety (Keselamatan) SERVICE FAILURE
• Security (Keamanan) ARTINYA
(Gagal Layan)
• Convenience & Comfort (Kenyamanan)
• Punctuality (Ketepatan waktu)
• Tidak berjadwal BUTUH
• Perawatan armada yang belum prima

SERVICE RECOVERY
Services belum handal (Pemulihan Pelayanan)
Sumber:Text Copyright (c) Milatia Kusuma, 2016
24
F
.. Tantangan: Berkurangnya Ketersedlaan Bahan Bakar Fakta Transportasi:
.. Konsumen terbesar energl primer Indonesia (khusus
BBM) 7 48 % pd tahun 2005
.. Emisi C02 dr kendaraan 23%
.. Seklor
sektor energi (2005)
Emisi C02 di 2010 7
tr.anspOrtall
met~
67 Juta ton
fflf'fll
Pangsaenergi primer sektor transportasi (khusus BBMJ
tertlua,. den
cil)@'~dal ...
pd tahun2005:
10 tllhun f>t'mabfln

bllll~(W,m.
PttUUt'llf'la)
• - Darat 90,7%
- Air6,9%

- Udara 2,4%
- Kereta kurang darl 1%
ud1ra•" (W1rt1 Pert1mln.a)
Kontumsl 1tk1orir1nsport1tl: 56" OARJ TOTAL KONSUMSI 8AHAN BAKA.A,
A111kutanJ1lan 18", K,,,t, Apl den ASOP 1", An1kutonlaut '"· An1kut1n --- ,.,..
SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI S.U;o,~ZM
Tantanga ledakan Jumlah Penduduk
I
~, i~o~ii,op 12 n: Perkota~n
ii ......·~
08%/,.,,Ulj~-;-~
1
Trukl.06%/tahu11'· .,-.I~ 1 L ~·t•h1111
~ou,1&411'/tthU"\ 102S,ilP1-1lt"-
'1,·,'l·J,,.'~··;·.·.,.,,-~.,1,-;,..._,,._._ • :·.v-

·-
j, )ep~d1 Motor
~ U!I
~.,-:.<~
15.1)"/uhui,;( J1,1,orq••t11x,1
.,. 1. Akii,bhb._,
• dlllh
,• truck prit;,li maQIU
irt.nampun,

. ••
bus ~emua
• k;w1lu111
h••:1:1114si
motOf'C'/tle pe,dudU<?
o ptthot.N!\di

1. ••
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2003

1. 4
KONSUMSI ENERGI PER SEKTOR
Kommersial
4.30%

RT 13.10%

Industri
40%
Transportasi
30.80%

Rata-rata pertumbuhan konsumsi energi pada sektor


transportasi adalah 6%-8%/thn

11

Sumber : Ditjen Energi Baru dan Terbarukan, 2012


KONSUMSI BAHAN BAKAR PER MODA

NO TIPE %
1 JALAN 88
2 KA 1
3 AIR 7
4 UDARA 4

Source: Warta Pertamina


DASAR HUKUM
PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM
UU LLAJ

30
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM

Kewajiban SPM
(Ps. 141 UU 22/2009)
Pemerintah
(Ps. 139 UU 22/2009)
Badan Hukum Sistem
Indonesia Transit Kawasan Perkotaan
(Ps. 139 UU 22/2009) Penyelenggaraan (UU 26/2007)
(PP Angkutan)
Ang. Umum
Transisi
1. Bus Kapasitas Massal
Tidak dlm Angkutan 2. Lajur Khusus
Dlm Trayek 3. Trayek Tidak berimpit
Trayek (Ps. 142-150 UU 22/2009) Massal
(Ps. 158 UU 22/2009) 4. Feeder
(Ps. 158 UU 22/2009)

Izin Kebutuhan Jaringan Trayek


Trayek Armada (Ps. 145-148 UU 22/2009)
Tarif

Subsidi utk
Seleksi/Lelang
(Ps. 174 UU 22/2009) Ekonomi
(Ps. 185 UU 22/2009)
PENYEDIAAN ANGKUTAN UMUM
1. Penetapan Norma, Standar, Ketentuan dan
Pedoman
2. Penetapan Standar Pelayanan Minimal

3. Penetapan Jaringan Trayek dan Kebutuhan


Kendaraan
4. Penyediaan Prasarana

5. Penerbitan Perizinan
JAMINAN
PEMERINTAH 6. Penyediaan Sarana

7. Memberikan Subsidi

8. Menciptakan Persaingan Sehat

9. Badan Hukum

10. Penyelenggaraan Kapasitas SDM

11. Pengawasan Angkutan Umum


Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

32
DASAR
PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM MASSAL
1. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 158 ayat
(1) “Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan
untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum di kawasan perkotaan”.
2. PERPRES No 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dimana salah satu aksi bidang
transportasi perkotaan berupa Perbaikan Sistem dan Jaringan
Transportasi di 4 Kota Besar (Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan).
3. DIREKTIF PRESIDEN yang dijabarkan dalam Surat Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas kepada Wakil Presiden Republik
Indonesia, Nomor: 0242/M.PPN/07/2013, tanggal 31 Juli 2013 Perihal
Pemanfaatan Ruang Gerak Fiskal RAPBN 2014, yang berisi Pengembangan
Angkutan Umum Bus Rapid Transit (BRT) di 6 Kota Besar, dengan alokasi
anggaran sebesar Rp. 382 M.
 PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM MASSAL PADA 6 (ENAM)
PERKOTAAN AGLOMERASI MERUPAKAN PENERAPAN SALAH SATU PILAR
DALAM MENUJU TERWUJUDNYA TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG
BERKELANJUTAN
KEWAJIBAN MENYEDIAKAN ANGKUTAN UMUM
(UU. No. 22/2009 ttg LLAJ)
PASAL 138
1. Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan
yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau.
2. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3. Angkutan umum orang dan/atau barang hanya dilakukan dengan Kendaraan
Bermotor Umum.
PASAL 139
4. Pemerintah wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan
orang dan/atau barang antar kota antar provinsi serta lintas batas negara.
5. Pemerintah Daerah provinsi wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk
jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota dalam provinsi.
6. Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib menjamin tersedianya angkutan umum
untuk jasa angkutan orang dan/atau barang dalam wilayah kabupaten/kota.
7. Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik negara,
badan usaha milik daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 DENGAN OTONOMI DAERAH, BANYAK KOTA YANG BELUM MAMPU MELAKSANAKAN
PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PERKOTAAN KARENA SALAH SATUNYA ADALAH FAKTOR
PENDANAAN.
ANGKUTAN MASSAL (Ps 158)

Pemerintah wajib menjamin ketersediaan angkutan massal


berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan
Kendaraan Bermotor Umum di kawasan perkotaan (Kawasan
Megapolitan, Kawasan Metropolitan dan Kawasan Perkotaan
Besar)
Angkutan massal harus didukung dengan :
Bus berkapasitas angkut massal;
Lajur khusus;
Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan;
Angkutan pengumpan.
35
KEWAJIBAN MENYEDIAKAN ANGKUTAN UMUM
DAN MEMENUHI SPM

(Ps 139)Pemerintah wajib menjamin tersedianya


angkutan umum.

(Ps 141/198) :Untuk mewujudkan standar pelayanan


jasa angkutan umum, Pemerintah menetapkan suatu
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Angkutan Massal

Pemerintah daerah dapat mengembangkan Angkutan Umum


dengan Sisten Transit sebelum menjadi Sistem Angkutan Massal
 dengan lajur khusus yang tidak terproteksi (Contoh: Transjogja,
Trans Pakuan, Trans Metro Bandung, Trans Pekanbaru, Trans
Kawanua)

37
• Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Penyelenggaraan Angkutan Massal didukung oleh
– Mobil bus yang berkapasitas angkut massal
– Lajur khusus
– Trayek angkutan umum lain yang tidak berhimpitan
dengan trayek angkutan massal
– Angkutan pengumpan
TUJUAN PENGEMBANGAN
ANGKUTAN UMUM
TUJUAN DASAR
DARI PENYEDIAAN ANGKUTAN UMUM MENYEDIAKAN
PELAYANAN ANGKUTAN YANG BAIK, HANDAL, NYAMAN,
AMAN, CEPAT DAN MURAH UNTUK UMUM.
DAPAT DIUKUR SECARA RELATIF DARI KEPUASAN
PELAYANAN
TUJUAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM
KEUNTUNGAN
• Kenyamanan dan keamanan penumpang akan lebih
terjamin, BRT menggunakan pintu hidrolik, pintu
terbuka/tertutup ketika berhenti di halte;
• Biaya Operasi per penumpang-km lebih murah;
• Menghemat waktu, biaya dan tenaga; BIAYA PER PNP-KM
• Optimasi pemakaian ruang jalan (mengurangi kepadatan);
• Penerapan tertib budaya antri pengguna BRT; 300
• Pembangunan Cepat, Murah & Fleksibel, kenyamanan dan 250 218
handal, memberikan kemudahan; 200
• Peningkatan kapasitas angkut; 135
150

p
R.
• Peningkatan dan perbaikan pelayanan dengan pengadaan 100 79
armada baru;
50
• Meningkatkan citra dan memperindah estetika kota ;
• Integrasi pelayanan; 0
Bus Besar Bus Sedang Angkot
• Peningkatan jumlah penumpang dari pengguna kendaraan
pribadi (choice rider beralih menggunakan BRT; Jenis Angkutan
• Peningkatan disiplin pengguna angkutan untuk naik/turun
di halte.
KEUNTUNGAN

• Dapat di terapkan untuk penyandang cacat;


• Kendaraan yang digunakan ramah lingkungan;
• Sistem tiket terintergrasi;
• Pembayaran tiket di halte bukan diatas bus;
• Perpindahan penumpang jauh lebih aman;
• Pelayanan buy the service;
• Dimungkinkan penerapan self financing dan privatisasi;
• Menggunakan bus yang lebih bersih.
KEUNTUNGAN

Angkutan masal dengan bus mempunyai beberapa keuntungan


antara lain:
mengurangi beroperasinya kendaraan pribadi di jalan;
dapat melayani penumpang cukup dekat ke asal dan tujuan
perjalanan;
mudah menambah atau mengurangi kapasitas sediaan layanan;
mudah menambah atau mengurangi atau mengubah lintas
pelayanan untuk memenuhi permintaan.
Moda Angkutan Umum

Tugas pengelola system transportasi adalah


mempertemukan keinginan pengguna jasa dengan sediaan moda
angkutan – dengan segala atribut pelayanannya – agar tercapai
system transportasi yang efektif dan efisien dan dalam batas biaya
yang wajar agar mampu berperan secara andal sebagai urat andi
kehidupan perekonomian, social budaya, politik dan hankam.
Moda Angkutan Umum
Efektif mengandung pengertian:
• Kapasitas mencukupi, prasarana dan sarana cukup tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pengguna jasa;
• Terpadu, antar moda dan intra moda dalam jaringan pelayanan;
• Tertib, menyelenggarakan angkutna yang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan norma yang berlaku di masyarakat;
• Tepat dan teratur, terwujudnya penyelenggaraan angkutan yang andal, sesuai
dengan jadwal dan ada kepastian;
• Cepat dan lancar, menyelenggarakan layanan angkutan dalam waktu singkat,
indikatornya antara lain kecepatan arus per satuan waktu;
• Aman dan nyaman, dalam arti selamat terhindar dari kecelakaan, bebas dari
gangguan eksternal, terwujud ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.
Moda Angkutan Umum
Efisien mengandung arti:
• Biaya terjangkau, penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat
pada umumnya dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup pengusaha pelayanan jasa
angkutan;
• Beban public rendah, pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat sebagai konsekuensi
pengoperasian system transportasi harus minimal, misalnya tingkat pencemaran minimal;
• Kemanfaatan tinggi, merupakan tingkat penggunaan kapasitas system transportasi yang dapat
dinyatakan dalam indicator tingkat muatan penumpang maupun barang, tingkat penggunaan
prasarana dan sarana.
Moda Angkutan Umum
Beberapa cara dapat ditempuh dalam meningkatkan kapasitas layanan
angkutan, yakni:
• Memperbesar kapasitas pelayanan dengan menambah armada;
• Menawarkan pilihan moda (modal split), dengan sendirinya
menyangkut alternatif lintasan;
• Mengatur pembagian waktu pelayanan;
• Mengurangi permintaan, misalnya dengan biaya tinggi;
• Menyesuaikan biaya pelayanan sesuai dengan watak permintaan,
termasuk mendorong permintaan ke jenis pelayanan tertentu dengan
menurunkan biayannya, dan upaya mengurangi permintaan yang sulit
dilayani dengan meningkatkan biaya.
ANGKUTAN UMUM MASSAL
1. Sebagai pergerakkan banyak orang didalam kawasan perkotaan dengan
menggunakan suatu moda (teknologi) perjalanan berkelompok seperti bus
atau kereta atau kendaraan yang bisa mengangkut banyak orang dalam
waktu yang bersamaan dengan lebih efisien dan ekonomis.
2. sebagai angkutan yang mampu mengangkut dan memindahkan banyak orang
dalam waktu yang bersamaan. .
3. sebagai angkutan umum perkotaan yang menggunakan kereta dibawah tanah
atau layang.
4. sebagai angkutan penumpang kolektif perkotaan (urban) atau pinggiran kota
(suburban) yang dioperasikan dengan standar layanan yang tinggi yang
terkait dengan waktu perjalanan dan kapasitas angkut penumpang. Baik
dengan moda berbasis jalan ataupun berbasis rel diatas, permukaan dan
dibawah tanah.
Pelayanan Angkutan Umum

Di Indonesia, pelayanan AU dapat dibedakan dalam tiga kategori utama, yaitu:
 Angkutan antar kota
 Angkutan Perkotaan
 Angkutan Perdesaan

Angkutan antar kota terbagi dua yaitu:


 Antar Kota Antar Propinsi, yakni angkutan antar kota yang melampaui batas
administrasi propinsi
 Antar Kota Dalam Propinsi, yakni pelayanan jasa angkutan antar kota dalam satu
wilayah administrasi propinsi.
Angkutan Perkotaan
1. Angkutan Umum Masal
Angkutan umum masal di Indonesia pada umumnya dilayani dengan bus sedang
dan kecil, sedangkan bus besar hanya melayani angkutan kota di beberapa kota
besar; selebihnya bus besar melayani angkutan antar kota antar propinsi.
Pengembangan jaringan pelayanan jasa angkutan di wilayah perkotaan di
Indonesia, di masa depan, di arahkan pada pelayanan angkutan masal; dan
jaringan angkutan jalan rel diarahkan menjadi tulang punggung angkutan
perkotaan khususnya di kota-kota Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Surakarta, dan Surabaya, sehingga kapasitasnya mampu menjawab tuntutan
kebutuhan. Di samping itu, pengoperasian system angkutan masal dengan
angkutan jalan rel sedikit banyak dapat mengatasi kemacetan dan kesemrawutan
lalu lintas di wilayah perkotaan.
Angkutan Perkotaan
2. Angkutan Umum Masal (2)
Dalam upaya meningkatkan jasa angkutan jalan rel, Pemerintah
menempuh kebijakan sebagai berikut:
 Mengarahkan pengembangan perkeretaapian sebagai angkutan masal dan jarak
jauh untuk mengurangi kepadatan dan kerusakan jalan, antara lain dengan kereta
api berteknologi tinggi;
 Mengembangkan kapasitas jaringan kereta api secara bertahap menuju rel ganda
dan mengaktifkan kembali fungsi lintas cabang yang potensial;
 Meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dalam pelayanan bagi penumpang,
penjualan karcis dan penambahan fasilitas umum pada kereta api dan stasiun.
 Meningkatkan efisiensi dan perbaikan pelayanan angkutan penumpang antar kota.
3. Angkutan Umum Masal (3)
Hampir serupa dengan angkutan jalan rel adalah pelayanan bus terpandu ( guided bus lane atau O-Bahn) yakni bus yang
bergerak pada jalur khusus yang dibangun untuk itu.
Kelebihannya adalah:
Pertama bus terpandu tersebut tetap dapat keluar dari jalur khususnya dan beroperasi seperti bus biasa.
Apabila ia bergerak di jalurnya, maka sifat pengoperasiannya separti kereta rel; jadi bus terpandu dapat
dianggap sebagai kombinasi bus dengan trem.
Kedua bahwa lebar perkerasan jalur khusus bus terpandu yang selebar badan bus ± 200 cm, sedangkan
lebar jalur lalu lintas di jalan berkisar antara 300-350 cm.
Ketiga sarananya (moda angkutannya) berupa bus biasa hanya diberi tambahan roda horizontal yang
dapat dilipat pada saat bus beroperasi di jalan umum. Roda horizontal berfungsi sebagai pemandu pada
saat bus beroperasi di jalur khusus sehingga kemudi bus tidak sifungsikan. Pengemudi hanya mengatur
kecepatan kendaraan saja.
Keempat selain dapat menggunakan bus gandeng, moda angkutan ini dapat menggandeng dua atau tiga
bus biasa atau dua bus gandeng menjadi satu rangkaian sehingga tidak ada lagi jarak (headway); dua atau
tiga bus berfungsi seperti trem. Kelebihan ini memberi keuntungan tambahan karena penyediaan jasa –
pada jam sibuk – hanya perlu menambahkan bus sehingga tidak perlu menambah pengemudi.
Bentuk umum Mass Rapid Transit:
Bus Rapid Transit, Metro, Kereta Komuter dan Light
RailTransit.
MASS RAPID TRANSIT, juga disebut sebagai Angkutan
umum, adalah layanan transportasi penumpang, biasanya dengan jangkauan lokal, yang
tersedia bagi siapapun dengan membayar ongkos yang telah ditentukan.
Angkutan ini biasanya beroperasi pada jalur khusus tetap atau jalur umum potensial yang
terpisah dan digunakan secara eksklusif, sesuai jadwal yang ditetapkan dengan rute atau lini
yang didesain dengan perhentian-perhentian tertentu,
walaupun Mass Rapid Transit dan trem terkadang juga beroperasi dalam lalu lintas yang
beragam.
Ini dirancang untuk memindahkan sejumlah besar orang dalam waktu yang bersamaan.
Contohnya antara lain Bus Rapid Transit, heavy rail transit
dan Light Rail Transit.
Perbedaan di antara banyak konsep Angkutan Massal MRT adalah
berubah-ubah, dan banyak pendekatan berbeda umumnya digunakan untuk
membedakan jenis-jenis dan keistimewaan-keistimewaan dari berbagai sistem
MRT yang beraneka ragam.
Terpisah dari hal mendasar yang penting seperti biaya, kapasitas
dan teknologi, hal-hal lain yang digunakan untukmenggambarkan sistem MRT
antara lain yaitu jarak antara halte, luas jalur khusus, pedoman-
pedoman operasional dan sistem panduan. .
HEAVY RAIL TRANSIT adalah
“sistem angkutan menggunakan kereta berkinerja tinggi, mobil
rel bertenaga listrik yang beroperasi di jalur-jalur khusus
eksklusif, biasanya tanpa persimpangan, dengan bangunan
stasiun besar” (TCRP, 1988).
LIGHT RAIL TRANSIT (LRT)
adalah sistem jalur kereta listrik metropolitan yang
dikarakteristikkan atas kemampuannya menjalankan gerbong atau
kereta pendek satu per satu sepanjang jalur-jalur khusus
eksklusif pada lahan bertingkat, struktur menggantung, subway,
atau biasanya di jalan, serta menaikkan dan menurunkan
penumpang pada lintasan atau tempat parkir mobil (TCRP, 1998).
Sistem LRT mencakup pula jalur-jalur trem, meskipun perbedaan
utama adalah bahwa trem seringkali beroperasi tanpa jalur
khusus eksklusif, dalam lalu lintas campuran.
Metro
merupakan terminologi internasional yang paling umum untuk
subway, heavy rail transit, walaupun biasanya juga diterapkan
secara umum pada sistem heavy rail transit yang sudah lebih
ditingkatkan. Dalam modul ini kami gunakan “metro” untuk
menggambarkan sistem heavy rail transit perkotaan yang
dipisahkan secara bertingkat (grade-separated). Ini adalah
jenis MRT termahal per kilometer persegi, namun memiliki
kapasitas teoritis tertinggi.
Sistem kereta komuter

Kereta komuter atau kereta pinggiran merupakan porsi operasional


jalur kereta penumpang yang membawa penumpang di dalam
wilayah perkotaan, atau antara wilayah perkotaan dengan wilayah
pinggiran, namun berbeda dari jenis Metro dan
LRT dalam tataran bahwa kereta penumpang secara umum lebih
berat, jauhnya jarak rata-rata lebih panjang, dan pengoperasiannya
dilakukan di luar jalur-jalur yang merupakan bagian dari sistem jalan
kereta dalam sebuah wilayah.
Bus Rapid Transit

Banyak kota telah mengembangkan variasi tema tentang


pelayanan bus yang lebih baik serta konsep tempat tinggal
dalam kumpulan karya terbaik daripada sebuah definisi yang
tegas. Bus Rapid Transit adalah satu bentuk angkutan
berorientasi pelanggan dan mengkombinasikan stasiun,
kendaraan, perencanaan dan elemen-elemen sistem
transportasi pintar ke dalam sebuah sistem yang terpadu dan
memiliki satu identitas unik.
Ciri-ciri Bus Rapid Transit termasuk koridor busway pada jalur terpisah
– sejajar atau dipisahkan secara bertingkat - dan teknologi bus yang
dimodernisasi. Meskipun demikian, terlepas dari pemilahan busway,
sistem BRT secara umum meliputi:
Menaikkan dan menurunkan penumpang
dengan cepat
Penarikan Ongkos yang efisien
Halte dan stasiun yang nyaman
Teknologi bus bersih
Integrasi moda
Identitas pemasaran modern
Layanan pelanggan yang sangat baik
MENGAPA DISEBUT
ANGKUTAN UMUM MASSAL
• Kapasitas angkut (pphd/passenger per hour per
direction) besar  Metro, BRT
• Mengapa BRT? Biaya pembangunan Murah: hampir
seluruh sistem BRT dii dunia dibangun menggunakan
dana lokal, bukan pinjaman luar negeri.

• Jakarta?  KRL, MRT, dan Transjaodetabek

Sumber : BRT Planning Guide 2007


Mobil bus yang berkapasitas angkut massal
• Kapasitas kendaraan bus ukuran standar (single) 12
m
 60 – 75 penumpang
• Kapasitas kendaraan bus gandeng (articulated) 18,5
m
 140 – 170 penumpang
• Kapasitas kendaraan bus gandeng ganda (bi-
articulated) 24 m
 240 – 270 penumpang
KAPASITAS DAN KISARAN BIAYA PEMBANGUNAN
SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL
Sistem Angkutan Kap. Sistem Biaya Pembangunan per- km (juta US$)
Umum Massal (pnp/hr/arah)

Bank Dunia Perkembangan


Terakhir

Busway/ BRT 30.000 2,0 - 7,0 0,5 - 7,0

LRT 36.000 6,0 - 10,0 15,0 - 30,0

RRT at grade/ Urban 50.000 20,0 - 25,0 25,0 - 50,0


Rail
RRT Underground 70.000 85,0 - 105,0 55,0 - 320,0
PERBANDINGAN BIAYA INVESTASI
SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL
MODA Juta US$/km Milyar Rp./km Rasio

BRT Bogota - 1999 5,0 49,5 6,3

Busway Jakarta - 2004 0,8 7,9 1,0

LRT Singapore - 1999 24,0 237,6 30,0

Monorail Kuala Lumpur - 2002 28,7 284,1 35,9

MRT Singapore - 2003 135,0 1.336,5 168,8

Monorail Jakarta – (Rencana) 24,4 241,6 30,5

(1 US$ = Rp. 9.900,-)


GAMBARAN UMUM / FAKTA
APA PERMASALAHAN ANGKUTAN
UMUM YANG ADA ?
• Trayek bersifat individual  tidak terintegrasi dalam
satu sistem pelayanan.
• Prosedur perizinan tidak jelas.
• Spesifikasi & standar pelayanan dan operasi tidak
ada/jelas.
• Trayek berbasis kendaraan.
• Hampir tidak pernah ada evaluasi ijin trayek.
• Terjadi praktik kartel  bersama-sama menguasai
pasar, lalu menurunkan kualitas layanan.
• Tidak ada kompetisi antar operator. Yang terjadi adalah
kompetisi antar sopir, sehingga sopir bertanggung
jawab terhadap hampir seluruh resiko operasional
IDENTIFIKASI MASALAH ANGKUTAN KOTA
Aturan
Jenis Kondisi Kondisi
No Hukum Keterangan
Masalah Saat Ini Diharapkan
Terkait
1 Kepemilikan Perorangan Perusahaan UU 22/2009 Keberadaan perusahaan dan/atau koperasi yang berbadan hukum
armada Berbadan Hukum Ps. 139 Ayat sebagai organisasi pemilik Angkot perlu diberdayakan kembali
4 sehingga bisa berperan lebih aktif dalam menjembatani efektifitas
proses pembinaan dari pemerintah ke pengusaha Angkot. Inti
masalah pada proses jaminan keamanan dan keselamatan kepada
pengguna harus bisa terakomodasi
2 Penataan Individual- Network-base UU 22/2009 Keberadaan Angkot sebagai angkutan pengumpan & angkutan
Trayek route base (Mass transit Ps. 158 Ayat terusan (feeder system) perlu dikembangkan berdasrkan sistem
(Sprawl) oriented) 2 jaringan yang terintegrasi (integrated services) sehingga terjalin
co-benefit yang memudahkan pengguna melakukan intermodality
3 Angkutan Masih Penegakan UU 22/2009 Harus ada penanganan serius terhadap keberadaan angkutan
Plat Hitam beroperasi peraturan Ps. umum plat hitam sehingga terjadi kompetisi yang sehat antara
pelaku usaha Angkot
IDENTIFIKASI MASALAH ANGKOT

Jenis Kondisi Kondisi Aturan Hukum


No Keterangan
Masalah Saat Ini Diharap-kan Terkait
4 Identitas Tak Berseragam, UU 22/2009 Ps. Dengan adanya seragam & ID card pengemudi yang tertampang di
Awak berseraga ada ID card 167 dashboard kendaraan, diharapkan akan meningkatkan rasa aman
Angkot m, tak ada terpasang di KM 35/2003 pengguna Angkot sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat
ID card dash-board Ps 20 dalam menggunakan Angkot
5 Waktu kerja Tak teratur Maks 8 jam + 1 UU 13/2003 Perlu ada penciptaan sebuah sistem yang dapat mengontrol jam
pengemudi jam istirahat Tenaga Kerja kerja pengemudi, misalkan dengan mengikutsertakan
per hari kerja P.79 perusahaan/pemilik armada mengawasi jam kerja pengemudi
UU 22/2009
P.90 Ayat 2
6 Pintu Pintu Semua pintu UU 22/2009 Ps. Keamanan dan kenyamanan penumpang harus menjadi prioritas,
kendaraan tengah harus tertutup 124 Ayat 1 termasuk menutup pintu sewaktu kendaraan berjalan. Dengan
selalu sewaktu menutup pintu kendaraan, penumpang pun lebih terlindung dari
terbuka berjalan gangguan pedangang/pengamen. Setiap armada juga perlu
dilengkapi dengan penyejuk udara (air conditioner/AC).
IDENTIFIKASI MASALAH ANGKOT

Jenis Kondisi Kondisi Aturan Hukum


No Keterangan
Masalah Saat Ini Diharap-kan Terkait
7 Kecepat-an Tak teratur UU 22/2009 Ps. Dengan headway & frekuensi layanan yang teratur, kecepatan
ken-daraan 124 ayat 1 kendaraan pun bisa diatur
8 Frekuensi Tak teratur Teratur dengan UU 22/2009 Ps. Sesuai dengan konsep manajemen kebutuhan lalu lintas (TDM) yang
layanan headway kecil 133 mengarahkan pengalihan penggunaan kendaraan pribadi ke angkutan
umum di wilayah perkotaan
9 Kebiasaan Terlalu Teratur, tidak - Demi menghilangkan kebiasaan ngetem yang terlalu lama, waktu
ngetem lama terlalu lama tempuh perjalanan akan berkurang sehingga meningkatkan layanan
kepada pengguna
10 Dioper ke Terjadi Hanya pada saat UU 22/2009 Ps. Pengoperan ke Angkot lain hanya boleh dilakukan dalam keadaan
Angkot lain beberapa darurat 124 darurat (mis: kendaraan mogok akibat kerusakan mesin). Itupun dengan
kali jaminan bahwa penumpang mendapat kendaraan lain dengan kualitas
layanan yang sama tanpa biaya tambahan.
11 Perijinan Izin Berbasis kontrak Dengan ada kontrak layanan yang jelas antara Regulator dan Operator,
trayek konvension layanan masing2 pihak sadar betul apa hak dan kewajiban dalam
al Penyelenggaraan LLAJ
 Dari segi penumpang :

– Kenyamanan rendah
– Kualitas kendaraan rendah
– Citra dan penampilan yang buruk
– Kualitas pelayanan yang rendah
– Tarif tidak sesuai dengan peraturan
– Kecepatan rendah

 Dari segi operator :

– Keuntungan rendah karena biaya meningkat


– Tidak ada kepastian kelayakan usaha
– Efisiensi yang rendah di sebabkan yang antrian yang lama diterminal(ngetem)
– Operasi dibatasi oleh sistem perijinan
– Keuntungan yang semakin menurun karena banyaknya tingkat kemacetan
MASALAH PENGEMBANGAN
ANGKUTAN UMUM MASSAL
AKAR PERMASALAHAN

Infrastruktur transportasi dibangun dengan orientasi


pergerakan kendaraan bermotor, bukan pergerakan manusia

Insentif untuk Public Transport kurang, disinsentif untuk


Private Transport kurang

Investasi untuk angkutan massal tidak tepat dari segi waktu


dan jenis moda

Perencanaan transportasi tidak bersinergi dengan


perencanaan tata guna lahan

Disiplin dan Law Enforcement tidak maskimal


MASALAH/KENDALA ANGKUTAN MASSAL
BERBASIS JALAN
NO. MASALAH/KENDALA KONDISI
1. PERENCANAAN • Belum ada kesepahaman antar daerah
• Koordinasi teknis penerapan BRT oleh Dishub Provinsi kurang
maksimal
2. ASSET Status kepemilikan asset tidak bisa langsung berpindah tangan tetapi
melalui proses di Kementerian Keuangan
3. OPERASIONAL • Lapangan (Trayek)
Trayek yang ada belum sepenuhnya mencakup wilayah perkotaan
• Pengelolaan
Masih belum seragam tentang badan/unit pengelola
• Bus Priority
Belum diterapkan
• Pendanaan
Hampir semua kota masih menggunakan subsidi untuk operasional
• Ticketing
Sebagian masih menggunakan tiket manual
Permasalahan
Urbanisasi (59%) dan Motorisasi yang Masif (Motor > 85 jt) Belum ada kerangka dukungan Pemerintah Pusat untuk
pembangunan angkutan umum massal perkotaan
2015: Perkotaan = 150 juta (59%)
2035: Perkotaan = 240 juta (75%) • Skema dukungan selama ini masih bersifat arbitrary
Sepeda Motor

Jumlah Kendaraan
(105 jt) • Dukungan pemerintah pusat diperlukan namun hingga saat ini intervensi masih
Mobil penumpang Ad Hoc dan belum tepat sasaran
(14 jt) Bantuan Bus
Car
Mobil
Truck barang (7 jt) LRT SUMSEL: 100% APBN MRT JAKARTA: 49% APBN
Bus
Bus (2 jt)
Tahun 2016

Pangsa Angkutan Umum (Kasus: Jakarta Sangat Rendah < 20%)


DKI Jakarta (2010) 2% 19% 62% 23%
• Bantuan Armada Bus BRT di sejumlah kota masih diperlukan (APBN)
Hong Kong (2011) 25% 63% 11%
• Usulan mendatang: LRT (Surabaya, Bandung, Makassar, Batam, Medan dll)
Tokyo (2009) 48% 3% 12% 37%
Singapore (2011) 19% 29% 29% 23%
Kewenangan Pengembangan Transportasi Perkotaan
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Rail Non-Rail Public Transport Private Transport Others
“ Pengembangan angkutan umum massal perkotaan merupakan tugas dan
kewenangan Pemerintah Daerah (UU 23 Tahun 2014) namun kapasitas
Kemacetan (kerugian ekonomi > $ 5 milyar / thn) Daerah (fiskal, SDM, teknis, dll) sangat terbatas
• Kerugian Ekonomi akibat kemacetan Jakarta mencapai $ 5 Car Trip Generation Density in 2020 “
Milyar per tahun. Pembangunan Angkutan Umum Massal
• Rasio kinerja (VCR) mencapai 2 pada jalan perkotaan Jakarta Memerlukan Kotribusi Seluruh Pihak
• Rasio jalan di Jakarta saat ini 6% dan semakin menurun tidak
sebanding dengan jumlah kendaraan pribadi. SITRAMP Phase II
Best practice: mexico
Source All systems Metros BRTs
Rendahnya Pengembangan Sistem Transportasi Massal Perkotaan National 725,7 25% 245,0 31% 480,7 23% “ Kontribusi
• Masih bertumpu pada angkutan konvensional (angkot, metromini, etc.) Sub-national 944,1 33% 292,1 37% 652,0 32% Pemerintah
• Diantara 11 Kota Besar, 15 Kota Sedang, dan 52 Kota Kecil, hanya 8 perkotaaan (Jabodetabek, Daerah, Swasta
Private 1177,7 41% 247,0 31% 930,7 45% dan Pusat
Bandung, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Padang) yang memiliki
sistem jaringan pelayanan kereta api. Total 2847,4 100% 784,0 100% 2063,4 100% “
Sumber: BPS 2016, MOT 2016, JICA 2014, World Bank 2015 79
Permasalahan
Disintegrasi transportasi perkotaan dilihat dari kacamata proses ‘produksi’ perjalanan
(Urban Mobility: A Business Process Approach)
Manfaat Integrasi bagi Konsumen: perjalanan yang mulus (seamless), tuntas tanpa kendaraan pribadi

Asal First Mile Moda Raya – Trunk Lines: Last Mile Tujuan

Bus Feeder
Moda Bus Feeder
Mobil Mobil
Motor Motor
Non-Motor Rel : Kereta Komuter, Moda Raya Terpadu, Non-Motor
Bus: TransJakarta, TransJabodetabek

JakLingko, JakLingko,
Operator Angkot
KCI, MRT-J, LRT – KAI, LRT JakPro, TransJakarta
Angkot
Taxi Taxi
Ojek Ojek

Pemilik/ Organda PT. KAI, PT. Adhi Karya (BUMN) Organda


Individual PT. MRT, PT. TransJakarta, PT. JakPro Individual
Patron (BUMD – DKI Jakarta)
80
MENGAPA DIPERLUKAN
PENGEMBANGAN ANGKUTAN
UMUM
Apa yang diinginkan warga kota?
 perjalanan yang cepat
 Kenyamanan
 Kemudahan
 Layanan yang kerap
(frequent service)
 Aman
 Selamat
 Layanan pelanggan
 Biaya terjangkau Low
cost
Angkutan umum harus dirancang berdasarkan pada
 Mempunyai jaringan
kebutuhan para penggunanya dan bukan pada pilihan
teknologinya
Kondisi ideal
Sistem transportasi memberi manfaat bagi kawasan
metropolitan secara keseluruhan – “menjangkau & terjangkau”

Lebih Lebih Lebih


mudah & cepat & adil &
murah aman pro-rakyat

Transportasi yang mendukung perekonomian kota dan kualitas hidup warga


83
SISTIM ANGKUTAN MASSAL TERPADU
Terminal
Pemukiman Pusat
Bus
Aktifitas Pemukiman

Pusat Kota Pusat


Pemukiman Aktifitas Terminal
Busway

Terminal
Terpadu
Tunggal
/ Multi
Pusat Pemukiman
Aktifitas

Pemukiman Pemukiman
Terminal
Bus
Legend : Pemukiman
Trunk Line/Busway Line
Commuting Sevices Line Pemukiman
Shuttle Sevices Line
Limited Stop City Bus Line
Halte/Shelter Busway
Halte/Shelter City Bus
INTEGRASI PELAYANAN ANGKUTAN UMUM
Integrasi fisik dan pembayaran dari sudut pandang konsumen dan badan usaha

Sudut Pandang Konsumen Sudut Pandang Badan Usaha

Integrasi Berpindah Moda dengan mulus Integrasi Kelembagaan


• Design stasiun & halte, • Manajemen asset, terutama stasiun & halte
Fisik
• Sinkronisasi jadwal & frekuensi layanan • Memaksimalkan pendapatan non-tiket
• Park-n-Ride (R4, R2, & Non-Motor)

Integrasi Mengurangi ’biaya transaksi’ Kelembagaan Sistem Keuangan


Pembayaran • Media/alat pembayaran non-tunai, • Cost-recovery & keberlanjutan operasional
• Tiket dan tarif terintegrasi berbasis zona • Arus kas subsidi operasional

Kehadiran pemerintah: meningkatkan nilai tambah & nilai manfaat


(Value for Money) Moda Raya
85
Kondisi ideal

86
KRITERIA PENGEMBANGAN
ANGKUTAN UMUM IDEAL
KRITERIA ANGKUTAN UMUM IDEAL

1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia.
b. Waktu singkat.
c. Kedatangan dan sampai tujuan tepat waktu
d. Waktu total perjalanan singkat-dari rumah, menunggu,dalam kendaraan,
berjalan ke tujuan
e. Waktu tunggu singkat
f. Sedikit berjalan kaki ke bus stop
g. Tidak perlu berpindah kendaraan

2. Kenyamanan
h. Pelayanan yang sopan.
i. Terlindung dari cuaca buruk.
j. Mudah turun naik kendaraan.
k. Tersedia tempat duduk setiap saat.
l. Tidak bersesak-sesak.
m. Interior yang menarik.
n. Tempat duduk yang enak.
KRITERIA ANGKUTAN UMUM IDEAL

3. Keamanan
a. Terhindar dari kecelakaan.
b. Badan terlindung dari luka benturan
c. Bebas dari kejahatan.

4. Waktu perjalanan
d. Waktu di dalam kendaraan singkat.

5. Biaya
e. Ongkos relatif murah
f. terjangkau
ATRIBUT PELAYANAN JASA TRANSPORTASI
Beberapa kriteria angkutan umum ideal antara lain adalah:
1. Keandalan
a. Setiap saat tersedia.
b. .
Waktu singkat

2. Kenyamanan
c. Pelayanan yang sopan.
d. Terlindung dari cuaca buruk.
e. Mudah turun naik kendaraan.
f. Tersedia tempat duduk setiap saat.
g. Tidak bersesak-sesak.
h. Interior yang menarik.
i. Tempat duduk yang enak.

3. Keamanan
j. Terhindar dari kecelakaan.
k. Bebas dari kejahatan.
4. Waktu perjalanan
l. Waktu di dalam kendaraan singkat.
ATRIBUT PELAYANAN JASA TRANSPORTASI

Dalam proses pemilihan jasa transportasi atribut pelayanan jasa transportasi


sangat berpengaruh terhadap keputusan pelanggan.
Misalnya : kapan. kemana., untuk apa. rute mana dalam melakukan
perjalanan.
Konsumen yang berbeda akan mempertimbangkan atribut pelayanan yang
berbeda sesuai dengan karakteristik sosial ekonomi dan preferensinya.
Dalam kenyataannya konsumen tidak mempertimbangkan semua atribut
pelayanan yang ada pada suatu jenis pelayanan tertentu. Tetapi konsumen
hanya akan mengidentifikasi beberapa variabel pelayanan yang dianggap
paling berpengaruh terhadap preferensinya
ATRIBUT PELAYANAN JASA TRANSPORTASI
Schumer (1974) mengidentifikasikan atribut-atribut tingkat pelayanan sebagai berikut .
1. Kecepatan, periode yang dilalui penumpang atau barang sejak memulai sampai tiba di tempat
tujuan, dalam hal ini termasuk waktu bongkar mua, pengisian bahan bakar, dan perbaikan
peralatan.
2. Keselamatan, meliputi keselamatan orang atau barang yang diangkut serta keamanan bagi yang
lain.
3. Kapasitas, yaitu kesediaan sarana dengan kapasitas yang memadai untuk tiap tingkat permintaan
yang dapat diterima
4. Frekuensi, yaitu keteraturan kedatangan dan keberangkatan
5. Keteraturan, waktu-waktu tertentu dari alat transportasi tersebut berjalan
6. Menyeluruh, keterkaitan antar moda.
7. Tanggung jawab, yaitu pertanggungjawaban yang sah atas pengusahaan alat transportasi dan
kemampuan membayar kompensasi jika terjadi klaim dari pengguna jasa atas ketidakpuasan
mereka terhadap kualitas pelayanan.
8. Kenyamanan dalam perjalanan, meliputi tempat duduk, sirkulasi, dan pengaturan suhu serta fasilitas
perjalanan jarak jauh seperti akomodasi dan pelayanan makan & minum.
9. Ekonomis, yaitu ongkos yang wajar dan dapat diterima.
KRITERIA PEMILIHAN
ANGKUTAN UMUM MASSAL
KRITERIA PEMILIHAN SISTEM ANGKUTAN MASSAL
1. Populasi Kawasan Perkotaan
2. Populasi Pusat Kota
3. Kepadatan Populasi Pusat Kota (org/km2)
4. Luas Lantai di CBD (km2)
5. Jumlah Pekerjaan
6. Tujuan perjalanan harian di CBD/km2
7. Tujuan perjalanan harian di CBD/koridor
8. Pergerakkan keluar CBD di garis cordon di jam sibuk
KRITERIA PEMILIHAN SISTEM ANGKUTAN MASSAL

1. Populasi Kawasan Perkotaan


(1) 2.000.000 di isyaratkan KERETA
(2) 1.000.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3) 750.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)

2. Populasi Pusat Kota


(1) 700.000 di isyaratkan KERETA
(2) 500.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3) 400.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)
KRITERIA PEMILIHAN SISTEM ANGKUTAN MASSAL

3. Kepadatan Populasi Pusat Kota (Org/Km2)

(1) 5.500 di isyaratkan KERETA


(2) 3.900 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3) 1.950, di isyaratkan Busway/BRT (minimum)
4. Luas Lantai di CBD (km2)
(1) 4.500.000 di isyaratkan KERETA
(2) 2.250.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3 1.850.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)
KRITERIA PEMILIHAN SISTEM ANGKUTAN MASSAL
5. Jumlah Pekerjaan
(1) 100.000 di isyaratkan KERETA
(2) 70.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3) 50.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)

6. Tujuan perjalanan harian di CBD/km2


(1) 120.000 di isyaratkan KERETA
(2) 60.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3) 40.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)
KRITERIA PEMILIHAN SISTEM ANGKUTAN MASSAL
7. Tujuan perjalanan harian di CBD/koridor
(1) 70.000 di isyaratkan KERETA
(2) 40.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau BRT
(3) 30.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)

8.Pergerakkan keluar CBD di garis cordon di jam sibuk


(1) 75.000 – 100.000 di isyaratkan KERETA
(2) 50.000 - 70.000 di isyaratkan Kereta (minimum) atau
BRT
(3) 35.000., di isyaratkan Busway/BRT (minimum)
KRITERIA
PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM MASSAL
IMPLEMENTASI PEMILIHAN RUTE
ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN (BRT)
Dalam hal melakukan Analisis terhadap pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan
pada suatu kota, maka untuk keperluan proses pemilihan kota percontohan dikembangkan kriteria
dasar terutama yang terkait dengan prasyarat kebutuhan data untuk analisis, khususnya analisis
kuantitatif.
Untuk metoda analisis dengan skala penuh (pemodelan empat tahap) dibutuhkan data sebagai
berikut;
a) Data asal-tujuan perjalanan pengguna angkutan umum;
b) Data sosio-ekonomi dan demografi;
c) Data rencana tata ruang wilayah;
d) Data trayek angkutan umum (termasuk rencana);
(1) Panjang trayek;
(2) Ittenerary trayek.
e) Data karakteristik operasional angkutan umum eksisting: Studi Pengembangan Angkutan Massal
Berbasis Jalan yang Ramah Lingkungan Dan Hemat Energi BAB V – Analisis Pengembangan V-18 (1)
Okupansi/faktor muat rata-rata per arah pada jam sibuk dan jam lengang; (2) Frekuensi per arah pada
jam sibuk dan jam lengang; (3) Kecepatan tempuh rata-rata per arah pada jam sibuk dan jam lengang;
(4) Besaran naik turun penumpang harian dan jam sibuk/jam lengang per arah per trayek di tiap titik
pelayanan ; (5) Tundaan (waktu dan penyebab) per trayek per arah; (6) Waktu berhenti per trayek per
arah; (7) Waktu tunggu rata-rata di tiap titik layanan per arah per trayek
IMPLEMENTASI PEMILIHAN RUTE
ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN (BRT)

f) Data sarana dan prasarana angkutan umum eksisting;


(1) Jumlah armada beroperasi per trayek;
(2) Jenis dan kapasitas (nominal) per trayek;
(3) Usia kendaraan;
(4) Konfigurasi kursi, pintu, sirkulasi, mekanisme pengumpulan
tiket, pegangan tangan, tingkat kebisisngan (internal&eksternal)
dan tingkat emisi;
(5) Halte, terminal/depo.
g) Data pusat bangkitan-tarikan eksisting dan rencana;
h) Data jaringan jalan eksisting dan rencana;
i) Model permintaan angkutan umum (bangkitan, distribusi dan
pilihan moda);
j) Model jaringan transportasi
IMPLEMENTASI PEMILIHAN RUTE
ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN (BRT)

Sedangkan untuk metoda analisis sederhana dan cepat, jenis data minimum yang
diperlukan adalah sebagai berikut;
a) Data trayek angkutan umum (termasuk rencana); (1) Panjang trayek; (2)
Ittenerary trayek.
b) Data karakteristik operasional angkutan umum eksisting:
(1) Okupansi/faktor muat rata-rata per arah pada jam sibuk dan jam lengang;
(2) Frekuensi per arah pada jam sibuk dan jam lengang;
(3) Besaran naik turun penumpang harian dan jam sibuk/jam lengang per arah
per trayek di tiap titik pelayanan (optional);
(4) Kecepatan tempuh rata-rata per arah pada jam sibuk dan jam lengang;
c) Data sarana dan prasarana angkutan umum eksisting;
d) Data pusat bangkitan-tarikan eksisting dan rencana;
e) Data jaringan jalan eksisting dan rencana.
KRITERIA PERTIMBANGAN
PENGEMBANGAN RUTE ANGKUTAN MASSAL
1. Koridor Angkutan Umum Rencana BRT

Koridor BRT yang sudah ada telah melampaui tahapan panjang yang tidak dapat seluruhnya
dijelaskan dalam studi ini. Jika melihat kriteria adanya koridor BRT eksisting maka kota Medan,
Surabaya dan Makassar adalah pilihan terbaik.
2. Data Trayek Eksisting
Dalam analisa lalu lintas baik untuk analisis jalan raya (highway) maupun analisis angkutan umum
(transit) dikenal dua sisi yaitu supply dan demand.
Jaringan jalan merupakan gambaran jaringan supply dalam analisis jalan raya (highway)
sedangkan jaringan trayek merupakan jaringan supply untuk angkutan umum (transit). Jaringan
jalan raya dan jaringan angkutan umum dapat berhimpit dalam trase yang sama jika membahas
jaringan angkutan umum berbasis jalan.
Namun keduanya akan memiliki trase yang berbeda jika angkutan umum yang dibahas berbasis
rel.
Data trayek eksisting yang dimaksud dalam bagian ini adalah rute/jalan yang dilalui angkutan
umum dari titik asal ke titik tujuan sehingga dalam satu segmen jaringan jalan raya sangat
dimungkinkan memiliki banyak jaringan trayek angkutan umum. Seluruh kota yang diambil datanya
KRITERIA PERTIMBANGAN
PENGEMBANGAN RUTE ANGKUTAN MASSAL
3. Data Asal Tujuan Perjalanan
Data asal-tujuan perjalanan adalah data yang paling sulit ditemukan yang sesuai dengan kriteria
studi ini. Hampir seluruh kota yang diambil datanya memiliki data pola pergerakan namun dalam
cakupan/zona terlalu besar (contoh lingkup kecamatan atau grouping).
Minimal data yang dibutuhkan adalah data pola pergerakan dalam level kelurahan meskipun
nantinya untuk keperluan detail desain diperlukan data pola pergerakan yang lebih detail (contoh:
guna penetapan posisi halte yang lebih spesifik lokasinya).

4. Data Sosial Ekonomi


Data sosial ekonomi sedapat mungkin data ter up to date dan cukup baik.Umumnya kota-kota
besar seperti DKI Jakarta lebih memiliki data sosial ekonomi yang lebih baik, mengingat data
sosial eknomi yang diperoleh didukung kuat dari hasil HVS Sitramp dan JUTPI. Dari hasil survai
HVS terdapat data sosial ekonomi yang lebih rinci yang membantu pengembangan model
demand seperti data kepemilikan kendaraan, income, biaya pengeluaran dan lain-lain.
KRITERIA PERTIMBANGAN
PENGEMBANGAN RUTE ANGKUTAN MASSAL

5. Data Rencana Tata Ruang

Seluruh kota yang diambil datanya telah memiliki data pola tata guna lahan
(RTRW) meskipun sebagian masih dalam bentuk rancangan (draft).

6. Rencana Koridor BRT


Hampir seluruh kota yang diambil datanya telah memiliki konsep rencana
pengembangan SAUM. Namun khusus untuk kota Surabaya, pengembangan
SAUM yang ada menitik beratkan kepada LRT (Trem dan Monorail) sedangkan
untuk konsep BRT belum dijelaskan secara spesifik.
KRITERIA PERTIMBANGAN
PENGEMBANGAN RUTE ANGKUTAN MASSAL
7. Frekuensi Angkutan Umum Eksisting

Frekuensi angkutan umum memegang peranan penting mengingat dari data inilah diketahui
besaran supply yang sesungguhnya untuk tiap rute.

8. Okupansi Penumpang Angkutan Umum Eksisting


Data besaran jumlah pengguna angkutan umum biasanya digunakan sebagai data pembanding
(validasi) dari model transportasi yang telah disusun. Selain itu data jumlah penumpang angkutan
umum eksisting dapat digunakan sebagai taksiran awal memperkirakan besaran demand yang
ada.

9. Model Jaringan Transportasi


Keseluruhan komponen data yang diperlukan diatas akan terangkum dalam model jaringan
transportasi.
Dengan kata lain, model jaringan transportasi adalah hal yang sangat penting dimana supply dan
demand eksisting angkutan umum telah tergambar secara baik tinggal melanjutkan ketahap
selanjutnya yaitu mendesain rencana pengembangan angkutan umum masa depan apapun
bentuknya sesuai demand yang ada (BRT, LRT, MRT dan lain-lain)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
ANGKUTAN UMUM
KEBIJAKAN

TRANSPORTASI PERKOTAAN
BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE URBAN TRANSPORTATION)

Berkelanjutan secara sosial, ekonomi dan lingkungan melalui


tersedianya transportasi yang selamat, sehat, hemat energi dalam
rangka untuk mewujudkan pertumbuhan yang ramah lingkungan
(green growth) dan keamanan energi (energy security).
TINDAK LANJUT UNTUK MENCAPAI TUJUAN
• Dalam menciptakan transportasi yg berkelanjutan perlu adanya komitmen yg
kuat dan partisipasi aktif dari Pemerintah Daerah termasuk dlm hal
pendanaan
• Terapkan prinsip push-and-pull angkutan umum:
– push (pembatasan ruang gerak kendaraan pribadi),
– pull (meningkatkan kualitas layanan angkutan umum)
• Kebijakan untuk keberpihakan pada angkutan umum:
– Sempurnakan jaringan pelayanan & Sarana angkutan umum
– Menyiapkan Pendukung angkutan umum (TDM dan TOD)
– Sistem informasi angkutan umum (intermoda)
– Membentuk behaviour menggunakan angkutan umum (kampanye dan
pendidikan lalu lintas)
– Keberpihakan pembangunan untuk angkutan umum
• Percepatan penggunaan bahan bakar gas (CNG untuk mobil bus, dan LGV
untuk mobil penumpang), dengan prioritas pada angkutan umum di wilayah
perkotaan  Pengurangan subsidi BBM
• Penguatan kelembagaan (Capacity Building) di bidang “Governance”
(transparansi, akuntabilitas & keterwakilan pemangku kepentingan) di dalam
35
rangka menciptakan transportasi yg berkelanjutan
KEBIJAKA
N

SUSTAINABLE URBAN TRANSPORTATION

Sustainability on social, economic, and environmental. There


is a need for safe, clean, and energy-efficient transport in
order to achieve green growth and energy security.
STRATEGI: A S I
AVOID SHIFT IMPROVE
(Pindah atau Ganti)
(Hindarkan) (Perbaiki)
Public Transport Priority

GANTI KENDARAAN:
• KENDARAAN TIDAK
• KURANGI PERJALANAN, BERMOTOR • KUALITAS BB  CNG/
• TURUNKAN JARAK • ANGKUTAN UMUM • TEKNOLOGI KENDARAAN
FOKUS: 5 PILAR KEBIJAKAN (Push – Pull Policies)
1 2
1 3 4 5
Peningkatan Peran
Angkutan Umum Manajemen dan Pengembangan Non
(Prioritasi) Penurunan Polusi Udara dan Transportation Demand
Rekayasa Lalu Motorized Transport
Suara Management (TDM)
Lintas (MRLL) (NMT)

Pengembangan Transit System Perbaikan Kapasitas Gasifikasi ERP Pengembangan Fasilitas


atau TOD
Jalan Pejalan Kaki
Pemanfaatan Energi Perparkiran (Parking Policy)
Alternatif
Pengembangan Jaringan dan Penerapan ATCS /
infrastruktur Angkutan ITS Pengembangan Jalur
Penerapan Teknologi Dis-incentive using private
Umum Masal Sepeda
Ramah Lingkungan (green
Manajemen Lalu car
transport - environmentally
Lintas friendly) Car free day
Perbaikan Intermodalitas dan ANDALALIN
Aksesibilitas Angkutan Umum

Perbaikan Sistem 5 Pilar kebijakan dilaksanakan secara paralel (dalam


Kepemilikan Angkutan Umum
satu paket kebijakan) untuk menuju keberhasilan
transportasi perkotaan yang berkelanjutan
SASARAN KEBIJAKAN
1. Pembenahan regulasi dan pemantapan kapasitas institusi
2. Pemantapan rencana dan pembangunan prasarana transportasi
3. Peningkatan kelancaran lalu lintas
4. Keberpihakan pada penggunaan dan pengembangan angkutan umum
5. Mengurangi dampak negatif dari transportasi
ARAH PENGEMBANGAN DAN PENATAAN
ANGKUTAN UMUM DI WILAYAH PERKOTAAN

114
CONTOH KOTA PENERAPAN TRANSPORTASI YG
TERINTEGRASI
LAND USE MODEL DI SENGKANG - SINGAPORE

Sengkang Station

14
INTEGRATED TRANSPORT HUB

Sengkang Transport Hub


(95,000 Dwelling Units ultimately)
Sengkang
Station

Residential

Bus
LRT MRT
Interchange
(Underground)

Commercial
Taxi
Car Pick
up/ Drop off 15
enunjukkan bahwa jalur bus ekspres harus dirancang di jalan di mana perdagangan dan perumahan memiliki kepadatan tinggi.

LAND USE MODEL DI CURITIBA - BRAZIL


menunjukkan bahwa jalur bus ekspres harus dirancang di jalan di mana perdagangan dan perumahan memiliki kepadatan tinggi.

Higher Density
(Commerce+ Housing)
Higher Capacity
One Way Streets Bus Corridor Decreasing
Direct Bus Routes Express Bus Densities

H H --1
1
s_truct_u_r_alS_ector
s_truct_u_r_alS_ector l H ~
l H
Housing Zones
H
ZR 2 ZR 3 ZR 4 Figure 3
1~2F 3~5F 8-12F Lane-use integration
100% 130% 200%

13
ARAH KEBIJAKAN TRANSPORTASI PERKOTAAN

119
ARAH KEBIJAKAN INTEGRASI

Perencanaan
dan
Kebijakan

Prasarana
Integrasi
Pembiayaan

Pelayanan
Sistem Integrasi Transportasi
Informa si

Sistem Peraturan Presiden Nomor 103 Tahun 2015 Pasal 3 Ayat (3)
Pembayara 23
n
RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK (RITJ)
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2018 (IKU)
Pergerakan orang dengan angkutan

1 umum harus mencapai 60% dari


total pergerakan orang

R I T J
Waktu perjalanan dari asal-tujuan
1,5 jam pada jam puncak 2
RENCANA INDUK TRANSPORTASI JABODETABEK
3
Kecepatan rata-rata 30 km/jam
pada jam puncak
KESELAMATAN & KEMANAN

SISTEM TRANSPORTASI
SISTEM TRANSPORTASI
JARINGAN PRASARANA

SISTEM TRANSPORTASI

RAMAH LINGKUNGAN
KINERJA LALU LINTAS

SISTEM PENDANAAN
BERBASIS JALAN

BERBASIS REL

TRANSPORTASI
Cakupan pelayanan angkutan umum

& TATA RUANG


KETERPADUAN
TRANSPORTASI
TERINTEGRASI
4
TRANSPORTASI

di perkotaan 80% dari panjang jalan

Akses jalan kaki ke angkutan


5 umum max 500 m

Setiap daerah punya feeder yang


diintegrasi dengan trunk
melalui satu simpul 6
Simpul harus punya fasilitas pejalan

01 02 03 04 05 06 07 08 09 7 kaki dan park and ride, dengan jarak


perpindahan antar moda max 500 m

Perpindahan moda dalam 1x


perjalanan max 3x
8 121
KOTA MAKIN MAJU
PERAN ANGKUTAN UMUM MAKIN BESAR
ESTIMASI MODAL SHARE JABODETABEK

MODAL SHARE ANGKUTAN UMUM Penduduk


% % Ang. % Spd
Mobil Umum Motor
0%  Jakarta 10 19,8 27,2 53,0
-3 %
 Bodetabek 21 20,0 19,0 61,0
TOTAL Total: 31 Rrt: 19,9 Rrt: 23,1 Rrt: 57,0
Sumber: Studi Japtrapis, 2012

55%
52%
27%

2000 2002 2010

Permasalahan: Target 2030:


‣ Tingkat kemacetan perkotaan semakin tinggi, sepeda motor makin • Peran angkutan umum meningkat dari 24% menjadi 60%.
dominan, angkutan umum makin menurun. Arah Kebijakan:
‣ Peran angkutan umum rendah, peran angkutan massal belum • Dalam jangka pendek, peran BRT dimaksimalkan, angkutan bus reguler
maksimal. BRT baru mencapai 2-3%, KRL Jabodetabek 3-4%. diperbaiki pelayanannya.
‣ Infrastruktur angkutan masal sangat terbatas, pengadaan bus • Dalam jangka menengah/panjang, peran angkutan berbasis Kereta Api
dan KA menjadi backbone didukung oleh akses BRT, imeplementasi TDM dan
masih belum memenuhi kebutuhan perjalanan (travel demand) didukung TOD.
‣ Minimnya pendanaan angkutan umum, khususnya di Bodetabek. 10
KEBUTUHAN INTEGRASI : LINTAS SEKTOR

MENEJEMEN LALU TRANSPORTASI


JALAN URBAN PLANNING
LINTAS UMUM

• Pengawasan • Konstruksi • TOD


• Konstruksi
• Pengendalian • Regulasi • Perencanaan
• Manajemen
• Penyebaran Informasi Lalu • Integrasi Penggunaan
Lintas • Manajemen • Lahan
Pengembangan Kota

22
TARGET PENGUNAAN ANGKUTAN UMUM MASSAL

124
Target Makro Pembangunan Transportasi Jabodetabek
Untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi nasional dan mengurangi kerugian
eksternalitas akibat kemacetan (di Jabodetabek), diperlukan terobosan pembangunan
infrastruktur transportasi perkotaan, terobosan penataan wilayah, serta terobosan
pengembangan skema pendanaan.

Volume vs Kapasitas Transportasi Umum di Koridor Utama Target Before (2018) After (2024)
Tahun 2035 Sumber : JUTPI
Modal Share AU 10,77% 32,25%
(juta penumpang/hari/2 arah)
Sumber : JUTPI
Modal Share Kendaraan 89,23% 66,75%
Pribadi
Kecepatan AU 17,51 km/jam 30 km/jam Sumber : Analisis BPTJ

VC Ratio AU 2,9 0,86 Sumber : JUTPI

Penurunan Emisi CO2 60.736.795 46.114.133 Sumber : JUTPI


(ton/hari)

Target indikator (KPI) untuk menyelesaikan permasalahan diatas, melalui:


Rekomendasi JUTPI : 1. Peningkatan modal share angkutan umum hingga 60%,
2. Waktu tempuh maks 1,5 jam pada jam puncak,
 Penambahan koridor
transit transportasi 3. Kecepatan rerata 30 km/jam pada jam puncak,
massal yang lebih banyak 4. Panjang jaringan angkutan umum perkotaan 80% dari panjang
 Rencana Peningkatan jalan,

Dapat disimpulkan bahwa: Platform (BRT ke LRT, LRT 5. Akses ke angkutan umum maks 500 m,
Keseluruhan rencana jaringan transportasi dalam RITJ masih belum ke MRT) 6. Seluruh Jabodetabek terintegrasi sebagai satu sistem trunk &
cukup untuk mengakomodasi demand transportasi masa depan  Penerapan kebijakan feeder,
TDM
7. Pengembangan TOD (sistem transit dengan fasilitas pejalan kaki,
park & ride, dan jarak perpindahan antar moda maks 500 m),
Sumber: JUTPI 2
125
TARGET PENGGUNAAN ANGKUTAN UMUM

ANGKUTAN UMUM

24 40 50 60
% % % %

2016 2019 2024 2029

126
Kebijakan dan Target Pembangunan Angkutan Umum Massal Jabodetabek (7 Pilar)
“Pembangunan dan pengembangan Angkutan Umum Massal berbasis rel dan jalan yang terintegrasi,aman,
nyaman, handal, dan ramah lingkungan di Jabodetabek”
SASARAN DAN TARGET MAKRO 2017 2020 2024 2029
1. Peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan
umum massal;
87% 90% 100% 100%
• Penghapusan angkutan umum yang sudah tidak layak jalan
2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan;
• Pengembangan sistem BRT dan Transit (Rute/koridor) 33 40 50 60

3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel;


• Pembangunan MRT (Kota) Jabodebek Jabodebek Jabodetabek
-
• Peningkatan layanan Kereta Api Perkotaan (Penumpang/hari) 993. 3 juta 6 juta 9 juta
4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi; 992
KEBIJAKAN DAN

• Pembangunan TOD - 9 34 45
• Penerapan Satu Kartu Transportasi - 100 100% 100
5. Peningkatan kinerja pelayanan angkutan umum massal; % %
TARGET

• Penerapan sistem prioritas bus 0% 100% 100% 100%


• Pembangunan dan pengembangan ATCS (Kota) 85% 85% 85% 85%

6. Pengembangan sistem pendanaan angkutan umum massal;


Rp 1,35 Rp 3,90 Rp 8 triliun Rp 12 triliun
• Penyediaan subsidi kereta api perkotaan
triliun triliun

7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan.


85% 90% 100% 100%
• Penyediaan armada BRT berbahan bakar gas 28
1. PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL;

Kondisi saat ini

• Penghapusan angkutan umum yang sudah tidak layak jalan


Kondisi yang akan datang
2. PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL BERBASIS JALAN;

Kondisi saat ini

• Pengembangan sistem BRT dan Transit (Rute/koridor) Kondisi yang akan datang
3. PENGEMBANGAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL BERBASIS REL;

Kondisi saat ini

• Pembangunan MRT (Kota)


• Peningkatan layanan Kereta Api Perkotaan
(Penumpang/hari) Kondisi yang akan datang
4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi;

Kondisi saat ini

• Pembangunan TOD
• Penerapan Satu Kartu Transportasi Kondisi yang akan datang
5. Peningkatan kinerja pelayanan angkutan umum massal;

t ~

- . .

,......~ 11e1<.aa.-..._1'omur(Mn~ f~
i.eo,ewl;tOcNt..,r,g Clb..CM!ilf>Poteow ~
>-,.,: l[IIMt-ng ~~ .....~l""""'..-.g
- ~-Jwn'et • "'*u!OLOO·ot.00

D,pr,or~-.-~W.-AtletM'.ilmll)'Ul'M.C...•~~notceaQ.
~~CWIC>butu

~OLOO·ff.OOWl91w
...._.


PwutU.00,'lt.OOWl8U
wi.....AtMt

PEMBATASAN OPERASIONAL
MOBIL BARANG

PENGATURAN LALU
LINTAS MOBIL
PENUMPANG
DENGAN SISTEM GANJIL-
GENAP

• Penerapan sistem prioritas bus .UIMffhublSI

• Pembangunan dan pengembangan ATCS (Kota)


6. Pengembangan sistem pendanaan angkutan umum massal;

Kondisi saat ini

SUBSIDI

• Penyediaan subsidi kereta api perkotaan Kondisi sekarang


7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan.

Kondisi saat ini


Bus Listrik

Bus Hidrogen

Bahan Bakar Gas

Kondisi yang akan datang


• Penyediaan armada BRT berbahan bakar gas
STRATEGI DAN PROGRAM
PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM
STRATEGI DAN Strategi 1. Peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan umum massal

1. Peningkatan keselamatan sarana angkutan umum massal;


PROGRAM

2. Peningkatan keselamatan prasarana angkutan umum massal;

3. Pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan dan keamanan .

4. Peningkatan kompetensi SDM dan pendidikan bagi pengguna jalan;

5. Peningkatan sistem manajemen keselamatan dan keamanan angkutan umum massal;

6. Mendorong para operator angkutan dalam rangka pemenuhan standar keselamatan;

7. Penggunaan peralatan peralatan pemantau perilaku pengemudi dan keselamatan kendaraan.


38
STRATEGI DAN Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan

1. Pembangunan terminal penumpang tipe tipe A;


PROGRAM

2.Pelebaran/pembangunan jalan untuk jalur BRT;

3.Pembangunan Jalan layang khusus BRT;

4. Pembangunan/Peningkatan akses jalan dari dan ke simpul angkutan umum massal;

5. Pembangunan akses pejalan kaki dari dan ke angkutan umum;

6. Pemanfaatan lajur Jalan tol untuk pelayanan angkutan umum massal Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU)

7. Pembangunan lajur untuk mendahului (passing lane) pada rute BRT;

8. Pembangunan Bus Lane dan halte pada Rute Transjabodetabek reguler;

9. Peningkatan sterilisasi jalur busway;

10. Pengembangan rute Transjabodetabek reguler dan ekspres.

11. Pengembangan angkutan pemadu moda.


39
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel
STRATEGI DAN
PROGRAM 1. Pembangunan, Rehabilitasi /Peningkatan dan Revitalisasi jalur dan bangunan kereta api;

2.Pembangunan, rehabilitasi /peningkatan dan revitaslisasi sistem persinyalan, telekomunikasi, dan kelistrikan;

3. Pembangunan/peningkatan bangunan khusus

4. Pemagaran fasilitas khusus;

5. Penanganan perlintasan sebidang

6. Pembangunan jalur LRT baik di wilayah Jakarta maupun di luar Jakarta;

7. Pembangunan Jalur Automated People Mover (APM), Tram, dan Automated Guideway Transit (AGT);

8. Pembangunan jalur MRT (Koridor Utara-Selatan dan Barat-Timur);

9. Pembangunan jalur kereta api bandara;

10. Pembangunan jalur loop line railway;

11. Pembangunan jalur ganda.


40
STRATEGI DAN Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi

1. Pengembangan simpul transportasi terpadu;


PROGRAM

2. Pengembangan fasilitas perpindahan moda/fasilitas alih moda/fasilitas integrasi intra


dan antar moda (darat, laut, udara, dan kereta api)

3. Pembangunan/Peningkatan fasilitas penunjang angkutan massal;

4. Penyediaan fasilitas integrasi BRT;

5. Pengembangan sistem pembayaran terpadu;

6. Pengembangan sistem informasi terpadu.

41
STRATEGI DAN STRATEGI 5. PENINGKATAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL

1. Penerapan sistem prioritas bus;


PROGRAM

2. Manajemen rekayasa lalu lintas;

3. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan;

4. Pengaturan penggunaan sepeda motor;

5. Pembangunan dan pengembagan ATCS;

6. Pengadaan dan Pemeliharaan CCTV di jalan tol dan non tol.


42
Strategi 6. PENGEMBANGAN SISTEM PENDANAAN ANGKUTAN UMUM MASSAL
STRATEGI DAN
PROGRAM

1. Pemberian subsidi dan PSO angkutan umum massal;

2. Pemanfaatan DAK untuk fasilitas penunjang BRT dan peningkatan keselamatan;

3. Penerapan konsep PPP/KPBU

4. Pengembangan unit bisnis strategis.

43
STRATEGI 7. PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM MASSAL YANG RAMAH LINGKUNGAN
STRATEGI DAN
PROGRAM

1. Pengembangan dan pembangunan berorientasi angkutan umum (TOD)

2. Diversifikasi bahan bakar ramah lingkungan untuk armada BRT.

3. Pembangunan fasilitas pejalan kaki dan jalur khusus sepeda.

44
PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PERKOTAAN DAN PENINGKATAN KINERJA ANGKUTAN MASSAL

143
• Pengembangan Terminal:
Pembangunan Transportasi Perkotaan DKI Jakarta • T. Pulogebang
• T. Kalideres
• T. Kamp. Rambutan
• Pengembangan TOD
Park & Ride • Kp. Rambutan • Stasiun Tanjung Barat
Kalideres • Rawa Buaya • Stasiun Juanda
Pengembangan Simpul
Angkutan Perairan • Pulogadung • Manggarai
• Lebak Bulus • Cibubur
• Dukuh Atas • Pancoran
• Tanjung Priok
• Blok M
Pengawasan Pelayanan • Jakarta kota
MRT & LRT • Cawang – Cikoko
Terminal Pulo Gebang
• MRT East West (kalideres – Ujung Menteng)
Park & Ride
Pulo Gebang • MRT Fase II North-South
• LRT Jabodebek (cawang Cibubur, Cawang Dukuh Atas)
Park & Ride • LRT Jakarta Kelapa Gading Velodrome
Blok M
• LRT Cawang – Soetta
• Monorail Jakarta (Green Line dan Blue Line)
DKI JAKARTA • Park & Ride Terminal:
• Blok M
• Pulo Gebang
• Kalideres
DKI JAKARTA •

Penerapan ERP
Pengembangan Simpul Angkutan Perairan
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d 2024 sebesar
35.462 Unit
• Pengembangan ATCS
• 144
Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian
Pembangunan Transportasi Perkotaan • Pembangunan:
• Terminal Jatiasih
Kota Bekasi • Terminal Barang Rawa Pasung
• Terminal Barang Bantar Gebang
• Pengembangan Terminal Terpadu (KA & Jalan)
(Summarecon)
• Pengembangan Park & Ride:
Terminal Bekasi
• P. Tol Bekasi Timur, Bekasi Barat & Jatibening
• Stasiun Bekasi
• Stasiun LRT Bekasi, Jaticempaka & Caman
• TOD Summarecon
KOTA BEKASI • Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas
• MRT East West (Ujung Menteng – Cikarang
• LRT Jabodebek (Jaticempaka – Bekasi Timur)
• Pembangunan TOD :
• Stasiun KRL Bekasi Timur
• Stasiun KRL Bekasi
• Stasiun LRT Bekasi Barat
• Stasiun LRT Cikunir
• Stasiun LRT Cikunir 2
• Stasiun LRT Jaticempaka
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d
2024 sebesar 10.160 Unit
• Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian
KOTA BEKASI • # Tambahan, Review FS Terminal Jatiasih
145
Pembangunan Transportasi Perkotaan
Kabupaten Bekasi

• Pengembangan Terminal:
• Cikarang
• Pengembangan Cikarang-Bekasi-Laut (CBL)
Pengembangan CBL • Pengembangan TOD
• St. Cikarang-Jababeka
KABUPATEN BEKASI • Stasiun KRL Cikarang
• Cikarang Selatan
• Tambun
• Pembangunan Terminal Terpadu Cikarang
• Pembangunan AGT
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d
2024 sebesar 2.142 Unit
• Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas
• Pengembangan ATCS
Rencana • Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian
AGT Cikarang

KABUPATEN
BEKASI
mbangunan Transportasi Perkotaan
Kota Tangerang

• Pengembangan Terminal:
• T. Poris Plawad
• T. Ciledug
• T. Cadas
• Pengembangan Terminal Terpadu Poris Plawad
Terminal Cadas
• Pengembangan Park & Ride
• Pengembangan TOD
• Poris Plawad
Terminal • Stasiun Tangerang
Terpadu & TOD • Ciledug
Poris Plawad
• Palem Semi
TOD
Palem Sari • Perpanjang MRT/LRT
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d
2024 sebesar 6.290 unit
Terminal & TOD • Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas
Ciledug • Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian

A TANGERANG
Pembangunan Transportasi Perkotaan
Kabupaten Tangerang

KABUPATEN • Pengembangan Terminal:


TANGERANG Fasilitas Integrasi BRT Teluk
• Terminal Balaraja
Naga-Pluit • Pengembangan Integrasi BRT Teluk Naga-Pluit
• Pengembangan Park & Ride
• Pengembangan TOD:
• Balaraja
• Tigaraksa
Terminal Balaraja • Cisauk
• Cikoya
• Perpanjangan MRT East West/LRT
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d
2024 sebesar 1.400 unit
• Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas
• Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian

TOD Cisauk
Pembangunan Transportasi Perkotaan
KOTA TANGERANG Kota Tangerang Selatan
SELATAN
Pembangunan Transportasi Perkotaan Kota Tangerang
Selatan:
• Pengembangan Terminal Pondok Cabe
• Pengembangan Terminal Terpadu Tangerang Selatan:
• Pengembangan Park & Ride di Stasiun di Tangerang Selatan
• Pengembangan TOD
• Jurangmangu,
• Rawa Buntu
• Pondok Cabe
• Sudimara
• Pondok Ranji &
• Serpong
• Perpanjangan MRT/LRT
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d
2024 sebesar 4.481 unit
• Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas
• Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian
149
KOTA BOGOR Pembangunan Transportasi Perkotaan
Kota Bogor

Pembangunan Transportasi Perkotaan Kota Bogor:


• Pengembangan Terminal :
• Terminal Baranangsiang
• Terminal Rancamaya
• Pengembangan Terminal Terpadu :
• Stasiun Bogor, Baranangsiang
• Sukaresmi & Bubulak
• Pengembangan Park & Ride di Stasiun dan Terminal
• Pengembangan TOD
• Baranangsiang, St.Bogor-Paledang,
• Sukaresmi, Tanah Baru, Bubulak,
• Kertamaya & Mulyaharja
• Pengembangan LRT
• Pengembangan Feeder pendukung Transjabodetabek s.d
Terminal Barang Rancamaya
2024 sebesar 280 unit
• Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu Lintas
• Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian
150
• Pengembangan Terminal Cibinong Baru
• Pengembangan Terminal Terpadu :
• Cileungsi
Pembangunan Transportasi Perkotaan • Sentul
• Pengembangan Park & Ride:
Kabupaten Bogor • Pondok Rajeg
• Sukaraja/Ciawi
• Pamijahan/Tamansari
• Pengembangan TOD
• Cibinong
• Bojong Gede
• Gunung Putri
Terminal Terpadu • Pengembangan LRT
Cileungsi • Pengembangan Feeder pendukung
Park&Ride Pondok Rajeg Transjabodetabek s.d 2024 sebesar 2.057
unit
Terminal Terpadu Sentul
• Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian
Park&Ride Sukaraja

Park&Ride Cibitung

Park&Ride Ciawi
KABUPATEN BOGOR
151
Pembangunan Transportasi
KOTA DEPOK Perkotaan
Park & Ride
Kota Depok
Cinere

Pembangunan Transportasi Perkotaan Kota Depok:


• Pengembangan Terminal Terpadu Kota Depok
• Pengembangan Park & Ride Cinere
• Pengembangan TOD
• Depok Baru
• Pondok Cina
• Jatijajar
• Cinere
• Citayam
• Pembangunan Underpass Citayam-Nambo
• Pengembangan Feeder pendukung
Transjabodetabek s.d 2024 sebesar 7.222 unit
• Peningkatan Sarana dan Prasarana Keselamatan Lalu
Lintas
• Pengembangan ATCS
• Peningkatan Bike Sharing & Jalur Pedestrian

152
LAMPIRAN STRATEGI DAN PROGRAM
PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM
DIWILAYAH JABODETABEK
Strategi 1. Peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan umum massal (1/2)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Peningkatan keselamatan sarana angkutan
umum massal
a) Pengujian dan sertifikasi sarana angkutan
umum massal

b) Inspeksi terhadap kepatuhan pengoperasian


dan keselamatan dalam berkendara
c) Penyelenggaeaan dan perbaikan uji berkala
dan uji tipe
d) Penghapusan kendaraan yang sudah tidak
layak jalan

2. Peningkatan keselamatan prasarana angkutan


RENCANA JANGKA PANJANG

umum massal
a) Pengujian dan sertifikasi prasarana dan
fasilitas pendukung penyelenggaraan
angkutan umum massal
b) Perbaikan prasarana jalan dan rel kereta api
yang mengalami kerusakan
c) Perbaikan lokasi rawan kecelakaan
d) Pengendalian lingkungan jalan dan rel kereta
api yang berkeselamatan
e) Penilaian laik fungsi jalan
3. Pengadaan dan pemasangan fasilitas
keselamatan dan keamanan angkutan umum
massal
4. Peningkatan kompetensi SDM dan pendidikan
bagi pengguna jalan;
a) Pelaksanaan bimbingan teknis untuk petugas 45
keamanan di dalam angkutan umum
Strategi 1. Peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan umum massal (2/2)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
RENCANA JANGKA PANJANG

2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
b) Pelaksanaan bimbingan teknis berkendara
yang berkeselamatan untuk pengemudi
angkutan umum
c) Pemeriksanaan terhadap kondisi kesehatan
dan perilaku pengemudi angkutan umum

5. Peningkatan sistem manajemen keselamatan


dan keamanan angkutan umum massal

a) Penggunaan teknologi informasi dalam


melaksanakan pemantauan keamanan
angkutan umum
b) Pelaksanaan sosialisasi dalam rangka
mengembangkan budaya safety first

c) Penyelenggaraan sistem layanan gawat


darurat terpadu
d) Penyiapan ketentuan dan fasilitas pendukung
pembatasan kecepatan kendaraan bermotor
pada jalan arteri dan bebas hambatan
f) Penyusunan regulasi keselamatan dan
keamanan (NSPK) sesuai perkembangan
teknologi
6. Penggunaan peralatan peralatan pemantau
perilaku pengemudi dan keselamatan
kendaraan.

46
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (1/12)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Pembangunan terminal penumpang tipe A
a) Terminal Kalideres di Kota Jakarta
b) Terminal Pulo Gebang di Kota Jakarta
c) Terminal Tanah Baru di Kota Bogor
d) Terminal Cibinong Baru di Kabupaten Bogor
e) Terminal Jatijajar di Kota Depok
f) Terminal Bitung di Kab.Tangerang
g) Terminal Pondok Cabe di Kota Tangerang
RENCANA JANGKA PANJANG

Selatan

h) Terminal Jatiasih di Kota Bekasi


i) Terminal Cikarang di Kabupaten Bekasi
2.Pelebaran/pembangunan jalan untuk jalur BRT
a) Pulogadung Barat
b) Cililitan-Cibinong-Ciawi
c) Cililitan-Cibinong-Bubulak
d) Lebak Bulus-Ciputat-Parung-Bubulak
e)Cibubur
f) Depok
g) Daan Mogot 1
h) Daan Mogot 2
i) Serpong Raya
j) Bekasi Raya
k) Cibinong-Bojonggede
47
l)Dramaga-Lwuiliang
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (2/12)

Kegiatan Waktu Pelaksanaan


2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
m) Ciawi-Cisarua
n) Ciawi-Cigambog
3.Pembangunan Jalan layang khusus BRT
a) Manggarai-Pasar Minggu-Lenteng Agung-Depok
b) Depok-Sawangan – Parung
c) Jatijajar-PasarRebo-Cililitan
d) Blok M-Kalimalang-Pondok Kelapa
RENCANA JANGKA PANJANG

e) Blok M-Tendean-Ciledug
f) Ciledug-Poris Plawad
g) Bantarjati/CeremaiUjung-Air Mancur
h) Persimpangan Batutulis
i) Persimpangan Jl.Pajajaran (Bantarjati-A.Yani)
j) Jl.Sudirman (Kta Tangerang)-Rel KA
k) Jl.Sudirman (Kota Tangerang)-Jl.Daann Mogot
l) Jl.STA 11-Jl.Benteng Betawi
m) Jl.STA11 – Jl.Daan Mogot
n) Jl.Merdeka-Jl.Imam Bonjol
o)Jl. Gatot Subroto-Jl.Telesonic
p) Jl. Gatot Subroto-Jl.Industri
q) Jl. Gatot Subroto-Jl.Gajah Tunggal
r) Jl. Husein Sastranegara-Jl.Atang Sanjaya 48
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (3/12)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
4. Pembangunan/Peningkatan akses jalan dari dan
ke simpul angkutan umum massal;

a) Stasiun KA lintasan Bogor


- Stasiun KA Paledang
- Stasiun KA Sukaresmi
b) Stasiun KA lintasan Tangerang
- Stasiun KA Tigaraksa
c) Stasiun KA lintasan Serpong
RENCANA JANGKA PANJANG

d) Stasiun KA lintasan Bekasi


e) Terminal Terpadu (BRT dan KA) Perumnas
Depok 2 – Jl.Raya Bogor

f) Bandara Soekarno Hatta (Jl. STA11-Jl.Kali


Perancis)

5. Pembangunan akses pejalan kaki dari dan ke


angkutan umum;
a) Jalan Nasional di Jabodetabek
b) Akses angkutan umum/BRT dari dan ke
terminal /halte di Jabodetabek
c) Fasilitas pejalanan kaki pada akses menuju
simpul transportasi
d) Fasilitas pejalan kaki pada kawasan TOD
6. Pemanfaatan lajur Jalan tol untuk pelayanan
angkutan umum massal Lajur Khusus Angkutan
Umum (LKAU)
a) Jakarta-Ciawi via Jalan Tol Jagorawi 49
b)Jakarta-Baranangsiang via Tol Jagorawi
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (4/12)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
c) Jakarta-Bubulak via Tol Jagorawi
d) Jalan Tol Cijago
e)Jalan Tol-Jakarta-Tangerang
f) Jalan Tol Jakarta-Cikampek
7. Pembangunan lajur untuk mendahului (passing
lane) pada rute BRT;
RENCANA JANGKA PANJANG

a) Cililitan - Cibinong - Ciawi (Jl. Raya Bogor- Jl. KS.


Tubun - Jl. Pajajaran - Jl. Tajur)
b) Cililitan - Cibinong - Bubulak (Jl. Raya Bogor - Jl. KS.
Tubun - Jl. KH. Sholeh Iskandar - Jl. KH. Abdullah
Bin NUh)
c) Lebak Bulus - Ciputat - Parung – Bubulak (Jl. Raya
Parung - Jl. KH. Sholeh Iskandar- Jl. Abdullah Bin
Nuh)
d) Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
e) Terminal Depok - Terminal Blok M
f) Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar Senen
g) Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M
h) Terminal Bus Cikarang - Terminal Blok M
i) Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang
j) Terminal Depok - Terminal Pasar Senen
k) Terminal Depok - Terminal Tanah Abang
l) Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar Senen
m) Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah Abang
n) Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar Senen
50
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (5/12)

Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
o) Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang
p) Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen
q) Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen
r) Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang
s) Terminal Depok - Terminal Manggarai
RENCANA JANGKA PANJANG

t) Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah


Abang
u) Rute Ekstensi: Harapan Indah – Terminal Bus
Cikarang
v) Rute Ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris
Plawad
w) Terminal Poris Plawad – Ancol
z) Terminal Ciledug - Terminal Cililitan
y) Terminal Depok - Terminal Cililitan
z) Terminal Baranangsiang – Terminal Cililitan
aa) Terminal Ketan - Bundaran HI/Tanah Abang
ab) Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi
ac) Terminal Pulogadung – Summarecon Bekasi
ad) Terminal Pulogadung - Harapan Indah
ae) Terminal Poris Plawad – Tomang
af) Terminal Poris Plawad – Grogol
ag) Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun
ah) Terminal Cileungsi - Terminal Blok M
ai) Terminal Cibinong – Grogol
51
aj) Terminal Ciledug - Kapt. Tendean
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (6/12)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
8. Pembangunan Bus Lane dan halte pada Rute
Transjabodetabek reguler;

a) Cililitan - Cibinong - Ciawi (Jl. Raya Bogor- Jl. KS.


Tubun - Jl. Pajajaran - Jl. Tajur)
RENCANA JANGKA PANJANG

b) Cililitan - Cibinong - Bubulak (Jl. Raya Bogor - Jl. KS.


Tubun - Jl. KH. Sholeh Iskandar - Jl. KH. Abdullah Bin
NUh)
c) Lebak Bulus - Ciputat - Parung – Bubulak (Jl. Raya
Parung - Jl. KH. Sholeh Iskandar- Jl. Abd.Bin Nuh)
d) Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
e) Terminal Depok - Terminal Blok M
f) Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar Senen
g) Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M
h) Terminal Bus Cikarang - Terminal Blok M
i) Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang
j) Terminal Depok - Terminal Pasar Senen
k) Terminal Depok - Terminal Tanah Abang
l) Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar Senen
m) Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah Abang
n) Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar Senen
o) Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang
p) Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen
q) Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen
r) Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang 52
s) Terminal Depok - Terminal Manggarai
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (7/12)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
RENCANA JANGKA PANJANG

2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
t) Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah
Abang
u) Rute Ekstensi: Harapan Indah – Terminal Bus
Cikarang
v) Rute Ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris
Plawad
w) Terminal Poris Plawad – Ancol
z) Terminal Ciledug - Terminal Cililitan
y) Terminal Depok - Terminal Cililitan
z) Terminal Baranangsiang – Terminal Cililitan
aa) Terminal Ketan - Bundaran HI/Tanah Abang
ab) Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi
ac) Terminal Pulogadung – Summarecon Bekasi
ad) Terminal Pulogadung - Harapan Indah
ae) Terminal Poris Plawad – Tomang
af) Terminal Poris Plawad – Grogol
ag) Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun
ah) Terminal Cileungsi - Terminal Blok M
ai) Terminal Cibinong – Grogol
aj) Terminal Ciledug - Kapt. Tendean
9. Peningkatan sterilisasi jalur busway melalui
Pembangunan Moveable Concrete Barrier (MCB)

53
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (8/12)
K Waktu Pelaksanaan
e 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029

RENCANA JANGKA PANJANG


g
10. Pengembangan rute Transjabodetabek reguler
i
dan ekspres.
a
a) Pengembangan rute Transjabodetabek
t
Ekspres
a
• Terminal Bubulak - Jakarta
n
• Parung - Terminal Lebak Bulus
• Ciawi - Terminal Kampung Rambutan
• Leuwiliang - Terminal Kampung Rambutan
• Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
• Terminal Depok - Terminal Blok M
• Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar Senen
• Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M
• Terminal Cikarang - Terminal Blok M
• Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang
• Terminal Depok - Terminal Pasar Senen
• Terminal Depok - Terminal Tanah Abang
• Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar Senen
• Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah Abang
• Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar Senen
• Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang
• Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen
• Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen 54
• Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (9/12)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
• Terminal Depok - Terminal Manggarai
• Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah
Abang
• Rute Ekstensi: Harapan Indah - Terminal Bus
Cikarang
• Rute Ekstensi: Terminal Kalideres – Terminal
Poris Plawad
• Terminal Poris Plawad - Ancol
• Terminal Ciledug - Terminal Cililitan
RENCANA JANGKA PANJANG

• Terminal Depok - Terminal Cililitan


• Terminal Baranangsiang - Terminal Cililitan
• Terminal Bekasi - Terminal Kampung Melayu
• Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi
• Terminal Pulogadung - Summarecon Bekasi
• Terminal Pulogadung - Harapan Indah
• Terminal Poris Plawad - Tomang
• Terminal Poris Plawad - Grogol
• Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun
• Terminal Cileungsi - Terminal Blok M
• Terminal Cibinong - Grogol
• Terminal Ciledug - Kapt. Tendean
b) Pengembangan rute Transjabodetabek
Reguler
55
•Terminal Kampung Rambutan - Cibinong - Ciawi (Jl.
Raya Bogor - Jl. KS. Tubun – Jl.Pajajaran - Jl. Tajur)
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (10/12)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
•Terminal Kampung Rambutan - Cibinong -
RENCANA JANGKA PANJANG

•Bubulak (Jl. Raya Bogor - Jl. KS. Tubun - Jl. KH.


Sholeh Iskandar - Jl. KH. Abdullah Bin Nuh)
•Lebak Bulus - Ciputat - Parung - Bubulak (Jl.
•Raya Parung - Jl. KH. Sholeh Iskandar - Jl.
Abdullah Bin Nuh)
•Parung - Terminal Lebak Bulus
•Ciawi - Terminal Kampung Rambutan
•Leuwiliang - Terminal Kampung Rambutan
•Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
•Terminal Depok - Terminal Blok M
•Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar
•Senen
•Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M
•Terminal Cikarang - Terminal Blok M
•Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang
•Terminal Depok - Terminal Pasar Senen
•Terminal Depok - Terminal Tanah Abang
•Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar
•Senen
•Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah
•Abang
•Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar
•Senen
•Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah
•Abang
•Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen 56
•Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (11/12)
K Waktu Pelaksanaan
e 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029

RENCANA JANGKA PANJANG


g
•Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang
i
•TerminalaDepok - Terminal Manggarai
•TerminaltCiledug - Bundaran HI/Terminal Tanah
Abang a
•Rute Ekstensi:
n Harapan Indah - Terminal Bus
Cikarang
•Rute Ekstensi: Terminal Kalideres – Terminal Poris
Plawad
•Terminal Poris Plawad - Ancol
•Terminal Ciledug - Terminal Cililitan
•Terminal Depok - Terminal Cililitan
•Terminal Baranangsiang - Terminal Cililitan
•Terminal Bekasi - Terminal Kampung Melayu
•Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi
•Terminal Pulogadung - Summarecon Bekasi
•Harapan Indah - Terminal Pulogadung
•Terminal Poris Plawad - Tomang
•Terminal Poris Plawad - Grogol
•Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun
•Terminal Cileungsi - Terminal Blok M
•Terminal Cibinong - Grogol
•Terminal Ciledug - Kapt. Tendean
11. Pengembangan angkutan pemadu moda. 57
a) DKI Jakarta-Bandar Udara/Pelabuhan Laut
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (12/12)
K Waktu Pelaksanaan
e
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029

RENCANA JANGKA PANJANG


g
- dari danike Bandara Soekarno-Hatta
- Dari danake Bandara Halim Perdanakusuma
t
b) Kota Bogor- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
a
c) Kabupaten Bogor- Bandar Udara/Pelabuhan
Laut n

d) Kota Depok- Bandar Udara/Pelabuhan Laut


c) KabupatenTangerang- Bandar Udara/Pelabuhan
Laut

f) Kota Tangerang Selatan- Bandar


Udara/Pelabuhan Laut

g) Kota Tangerang- Bandar Udara/Pelabuhan Laut


h) Kota Bekasi- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
i) Kabupaten Bekasi- Bandar Udara/Pelabuhan
Laut

12. Pengembangan fasilitas non-motorized


a) Lajur khusus sepeda di Jalan Nasional
b) Lajur Khusus sepeda pada akses menuju/dari
simpul transportasi
c) Lajur sepeda di kawasan TOD

58
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (1/8)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Rehabilitasi/Pengembangan/Peningkatan Jalur
RENCANA JANGKA PANJANG

Kereta Api
a) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen -
Kampung Bandan
b) Lintas Kampung Bandan - Tanah Abang -Manggarai
c) Lintas Jakarta Kota - Tanjung Priok (JICT)
d) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
e) Lintas Tanah Abang – Maja
f) Perpanjangan KRL ke Arah Barat (Pasar Kamis)
g) Inner Circle Berbasis Rel
h) Lintas Jakarta – Bogor
i) Lintas Citayam - Cibinong – Nambo
j) Lintas Parung Panjang - Tenjo (bagian dari trayek
Tanah Abang - Serpong - Maja)
2. Pembangunan Jalur Kereta Api
a) Jalur Layang KA Loopline Jabodetabek Antara
Pondok Jati - Rajawali - Kampung Bandan - Duri -
Tanah Abang - Manggarai- Pondok Jati
b) Lingkar Luar (Parung Panjang - Citayam - Nambo -
Cikarang - Tanjung Priok)
c) Lingkar Dalam (Kamal Muara – Rawa Buaya - Lebak
Bulus - Margonda - Cibubur - Cakung - Pulo Gebang -
Tanjung Priok)
d) Lintas Batu Ceper – Serpong
e) Jalur Nambo - Cileungsi – Bekasi
f) Jalur Cileungsi - Jonggol – Cianjur
g) Jalur Pondok Rajeg - Parung Panjang
59
h) Jalur Bogor – Rangkasbitung
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (2/8)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
RENCANA JANGKA PANJANG

i) Perpanjangan Jalur Komuter ke Arah


Barat (Pasar Kemis)
3. Pembangunan Jalur Ganda (Double Track)
a) Lintas Parung Panjang – Citayam
b) Lintas Citayam – Nambo
c) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang –
Lemahabang
d) Lintas Serpong – Maja
4. Pembangunan Jembatan/Terowongan/Gorong-
gorong/Box Culvert/Underpass/Flyover
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung - Merak
b) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
- Simpang KA Jl. Martadinata
- Persimpangan Sebidang Flyover Jl. MA.Salmun
- Persimpangan Sebidang Flyover Jl.Kebon Pedes
- Persimpangan Sebidang Flyover Jl.Kapten Muslihat
c) Lintas Citayam – Nambo
d) Lintas Duri – Tangerang
e) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -Cikarang –
Kedungwaringin
f) Kota Depok
- Underpass Jl. Jatimulya - Jl. Pondok
Rajeg (Commuter Line: Citayam - Nambo)
- Underpass Jl. Raya Citayam (Commuter
Line: Jakarta - Bogor) 60
- Underpass Jl. GDC - Sawangan
(Commuter Line: Jakarta - Bogor)
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (3/8)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
- Underpass Jl. Dewi Sartika (Commuter Line: Jakarta
RENCANA JANGKA PANJANG
- Bogor)
- Underpass Jl. Juanda Cinere (Commuter Line:
Jakarta - Bogor)
5. Rehabilitasi/Peningkatan Stasiun/Bangunan
Operasional
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Duri – Tangerang
c) Lintas Citayam – Nambo
d) Pengembangan Fasilitas Stasiun pada
Lintasan Bekasi (Matraman dan Bekasi
Timur)
e) Pengembangan Fasilitas Stasiun pada 2
Stasiun di Lintasan Bekasi (Stasiun Kuningan
Baru and Sudirman Baru)
f) Pengembangan Fasiltas Stasiun pada
Lintasan Tangerang
g) Stasiun Pondok Rajeg
6. Pembangunan Stasiun/Bangunan Operasional
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Citayam – Nambo
c) Lintas Duri – Tangerang
d) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi –Cikarang
e)Lintas Bogor - Cilebut
f) Stasiun LRT Cimanggis
g) Stasiun LRT Pondok Cina
h) Stasiun LRT Cinere 61
i) Stasiun LRT Krukut
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (4/8)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
RENCANA JANGKA PANJANG

j) Stasiun LRT Citayam


k) Stasiun KA Bogor
l) Stasiun KA Paledang
m)Stasiun KA Sukaresmi/Lawang Talas
n) Stasiun KA Batu Tulis
7. Rehabilitasi/Peningkatan Persinyalan dan
Telekomunikasi
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Citayam – Nambo
8. Pembangunan Persinyalan dan Telekomunikasi
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangksabitung – Merak
b) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
c) Lintas Citayam – Nambo
d) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi –Cikarang
9. Rehabilitasi/Peningkatan Transmisi Listrik Aliran
Atas (LAA)
a) Lintas Tanah Abang - Serpong-Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen -
Kampung Bandan - Tanah Abang
c) Lintas Tanah Abang – Manggarai
d) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
e) Lintas Citayam – Nambo
f) Lintas Duri – Tangerang
62
g) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -
Cikarang – Lemahabang
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (5/8)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
10. Rehabilitasi/Peningkatan Gardu Listrik (Catu
Daya)
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen -
Kampung Bandan - Jakarta Kota -Tanjung Priok (JICT)
RENCANA JANGKA PANJANG

c) Lintas Citayam – Nambo


d) Lintas Duri – Tangerang
e) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -Cikarang –
Lemahabang
11. Pembangunan Transmisi Listrik Aliran
Atas (LAA) Termasuk Gardu Listrik
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung (Test
Track)
c) Lintas Citayam – Nambo
d) Lintas Manggarai - Bekasi – Cikarang
11. Pembangunan/Peningkatan Bangunan Khusus
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung - Merak,
Termasuk Bangunan dan Fasilitas Pengujian dan
Laboratorium
b) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
12. Pemagaran Fasilitas Pendukung
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen -
Kampung Bandan - Tanah Abang –Manggarai
c) Lintas Jakarta Kota - Tanjung Priok (JICT)
d) Lintas Jakarta Kota - Manggarai - Bogor
(Lanjutan 2015) 63
e) Lintas Citayam – Nambo
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (6/8)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
f) Lintas Duri – Tangerang
RENCANA JANGKA PANJANG
g) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -
Cikarang – Lemahabang
13. Penanganan Perlintasan Sebidang
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung
(Lanjutan 2015)
b) Sungai Lagoa - Kampung Bandan
(Reaktivasi)
c) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen -
Kampung Bandan - Tanah Abang- Manggarai
d) Jakarta Kota - Tanjung Priok (JICT)
e) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
f) Lintas Citayam – Nambo
g) Lintas Duri – Tangerang
h) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -Cikarang –
Lemahabang
14. Pembangunan LRT (Light Rail Transit)
a) LRT Kelapa Gading – Velodrome
b) LRT Velodrome - Dukuh Atas
c) LRT Kelapa Gading - Stasiun PRJ
d) LRT Kebayoran Lama - Kelapa Gading
e) LRT Pulomas - Tanah Abang
f) LRT Joglo - Tanah Abang
g) LRT Puri Kembangan - Tanah Abang
h) LRT Pesing - Kelapa Gading
i) LRT Pesing - Bandara Soekarno Hatta 64
j) LRT Ancol - Cempaka Putih
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (7/8)
Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
RENCANA JANGKA PANJANG

k) LRT Dukuh Atas - Palmerah – Senayan


l) LRT Palmerah – Grogol
m) LRT Cawang - Kuningan - Dukuh Atas
n) LRT Cawang - Cibubur - Kota Bogor
0) LRT Dalam Kota Bogor/Kab. Bogor (Bogor
Raya) (Sentul City - Tanah Baru - Kedung Halang
- Sukaresmi - Bubulak - Laladon - Rancamaya -
Cibanon - Sentul City)
p) LRT Cawang - Bekasi Timur
q) LRT Lingkar Tangerang (Bandara Soekarno-Hatta
(Alam Sutera - BSD City- Summarecon/Paramount -
Lippo Karawaci - Citra Raya - Suvarna Padi Cikupa -
Kawasan Pantura Teluk Naga/Kosambi - Bandara
Soekarno Hatta)
r) Jalur LRT Sampai Cikarang Terintegrasi Dengan
APM dan High Speed Train (Kereta Cepat)
s) LRT Jakarta - Cibinong (Sentul) – Sukaraja

t) LRT Batu Ceper – Serpong

u) LRT Cadas - Tangerang - Rawa Buntu

15. Pembangunan APM (Automated People


Mover)/AGT (Automated Guideway
Transit)/Tram
a) Lintas Kawasan Industri (MM2100 - Jababeka -
Lippo Cikarang - Deltamas)
b) Koridor 1: Terminal Depok - Sawangan -
Parung (Terintegrasi dengan BRT c)
Transjakarta dan KRL Comuter Line) 65
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (8/8)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
c) Koridor 2: Terminal Depok - Margonda -
Akses UI - Cimanggis - Juanda - Margonda - Terminal
Depok (Terintegrasi dengan Usulun LRT Cibubur -
Pondok Cina)
d) Koridor 3: Terminal Jatijajar - Tole Iskandar -
Margonda - Juanda - Raya Bogor - Terminal Jatijajar
(Terintegrasi dengan Rencana BRT Transjakarta,
Usulan LRT Cibubur - Pondok Cina dan KRL Comuter
Line)
RENCANA JANGKA PANJANG

e) Jalur Kereta Ringan/Kereta Gantung Wisata


ke Kawasan Pariwisata Puncak
f) Lintas Cibubur - Pondok Cina (Tol Cijago)

g) Lintas Pondok Cina - Cinere (Tol Cijago - Tol


Desari)
h) Lintas Pondok Cina - Citayam (Tol Cijago -
Tol Desari)
i) Lintas Bandara Soekarno Hatta – Kemayoran
16. Pembangunan MRT (Mass Rapid Transit)

a) Jalur Utara - Selatan (Kampung Bandan -


Bundaran HI - Lebak Bulus)
b) Jalur Timur - Barat (Cikarang - Ujung
Menteng - Kalideres - Balaraja)
17. Pembangunan Kereta Api Bandara

a) Pembangunan Expres Line Bandara


Soekarno Hatta (Manggarai - Sudirman - Tanah
Abang - Angke - Pluit - Bandara Soekarno-Hatta)
b) Pembangunan Commuter Line Bandara
Soekarno Hatta (Duri - Batu Ceper -
Bandara Soekarno Hatta) 66
18. Pengembangan Loop-line Railway
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (1/4)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Pengembangan Simpul Transportasi Perkotaan
Terpadu
a) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api
dan Transportasi Jalan di Poris Plawad
b) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api
dan Transportasi Jalan di Manggarai
c) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api
dan Transportasi Jalan di Tanah Abang
d) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api
dan Transportasi Jalan di Bekasi (Kawasan
Summarecon)
e) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api
RENCANA JANGKA PANJANG

dan Transportasi Jalan di Cikarang


f) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan
Transportasi Jalan di Stasiun Bogor
g) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Baranangsiang
h) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Sukaresmi
i) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Bubulak
j) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Tanah Baru
k) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Kampung Rambutan
l) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Sentul Selatan
(Belanova)
m) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan
Transportasi Jalan di Cibubur
n) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api,
LRT dan Transportasi Jalan di Cawang
o) Terminal Terpadu Antar Moda KA
67
Commuter, LRT dan Transportasi Jalan di
Sudirman/Dukuh Atas
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (2/4)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
p) Terminal Terpadu di Kota Depok
q) Terminal Terpadu di Kabupaten Bogor
r) Halte Perpindahan Antar Moda yang
RENCANA JANGKA PANJANG

Terintegrasi di Wilayah Jabodetabek (di Stasiun


Kebonpaya, Stasiun Kranji, TOD Summarecon)

2. Pengembangan Fasilitas Perpindahan


Moda
a) Park and Ride di Terminal Pulogebang
b) Park and Ride di Terminal Kalideres
c) Park and Ride di Stasiun MRT Lebak Bulus
d) Park and Ride di Stasiun MRT Fatmawati
e) Park and Ride di Stasiun MRT Cipete
f) Park and Ride di Stasiun MRT Haji Nawi
g) Park and Ride di Stasiun MRT Blok A
h) Park and Ride di Terminal Blok M
i) Park and Ride di Stasiun LRT Kelapa Gading
j) Park and Ride di Stasiun LRT dan BRT Cinere
k) Park and Ride di Stasiun LRT dan BRT Krukut
l) Park and Ride di Stasiun KA Commuter dan LRT
Citayam
m) Park and Ride di Stasiun LRT Cimanggis/Tapos

n) Park and Ride di Stasiun KA Commuter


Pondok Rajeg 68
o) Park and Ride di Terminal Baranangsiang
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (3/4)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
p) Park and Ride di Terminal Tanah Baru
q) Park and Ride di Stasiun KA Commuter
Bogor
r) Park and Ride di Stasiun KA Commuter
dan LRT Sukaresmi
s) Park and Ride di Terminal Bubulak
t) Park and Ride di Stasiun KA Commuter
RENCANA JANGKA PANJANG

dan BRT Cisauk


u) Park and Ride di Stasiun KA Commuter
dan BRT Tigaraksa
v) Park and Ride di Tempat Wisata
Sukaraja/Ciawi
w) Park and Ride di Tempat Wisata
Pamijahan/Tamansari
x)Park and Ride Kawasan Pintu Tol Bekasi
Timur
y) Park and Ride Kawasan Pintu Tol Bekasi
Barat
z) Park and Ride Kawasan Stasiun Bekasi
aa) Park and Ride Kawasan Pintu Tol
Jatibening
ab) Park and Ride di Stasiun LRT Bekasi Barat,
Jaticempaka dan Caman
ac) Park and Ride di Titik TOD Summarecon,
Bekasi Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi
Selatan dan Bekasi Tengah

69
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (4/4)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
3. Pembangunan/Peningkatan Fasilitas
Penunjang Angkutan Massal (Shelter, Rambu
Lalu Lintas, Marka Jalan, Electronic
Information Display, dan Jembatan
Penyeberangan Orang)
a) Koridor 1 (Bubulak -Baranangsiang/Cidangiang
via Stasiun KA Sukaresmi)
b) Koridor 2 (Baranangsiang - Ciawi)
c) Koridor 4 (Bubulak -Baranangsiang/Cidangiang
via Stasiun KA Bogor)
RENCANA JANGKA PANJANG

d) Koridor 5 (Ekalokasari - Lanud Atang


Sanjaya Melalui Merdeka Diperpanjang s/d
Parung)
e) Koridor 6 (Merdeka - Pomad – Melalui Warung
Jambu Diperpanjang s/d
Kandang Roda Kabupaten Bogor)
f) Fasilitas Penunjang (Pembangunan
Shelter) Angkutan Massal (BRT) pada Koridor 7
(Tanah Baru - Ciawi Melalui R3 s/d Cisarua/TSI
Kabupaten Bogor)
g) Kota Depok
h) Kabupaten Tangerang
4. Penyediaan Fasilitas Integrasi BRT (Bus
Rapid Transit)
a) Simpul Utama Tanah Abang
b) Simpul Utama Halim
c) Simpul Utama Cibubur
d) Teluk Naga - Pluit
5. Pengembangan Sistem Pembayaran
Terpadu 70
6. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu
Strategi 5. Peningkatan kinerja pelayanan angkutan umum massal
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Penerapan sistem prioritas bus di
persimpangan
2. Pengadaan dan pemasangan
perlengkapan jalan (rambu lalu lintas dan
marka jalan)
3. Pengadaaan dan pemeliharaan CCTV di
jalan tol dan non tol
4. Perbaikan desain geometrik ruas jalan dan
simpang

5. Pelarangan penggunaan sepeda motor


a) DKI Jakarta di ruas Jl.Thamrin, Jl.Sudirman,
RENCANA JANGKA PANJANG

dan Jl.Rasuna Said


b) DKI Jakarta di Ruas Jl.Gatot Subroto dan
Jl.Medan Merdeka Barat

c) DKI Jakarta di ruas Jl.Hayam Wuruk, Jl.


Gajah Mada, Jl.Majapahit dan
Jl.Sisingamangaraja
d) Kota Tangerang Selatan
e) Kota Tangerang
f) Kabupaten Tangerang
g) Kota Depok
h) Kota Bogor
j) Kota Bogor
k)Kota Bekasi
l) Kabupaten Bekasi 71
8. Pembangunan dan pengembangan ATCS
Strategi 6. Pengembangan sistem pendanaan angkutan umum massal

Kegiatan Waktu Pelaksanaan


2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Pemberian Subsidi dan
PSO Angkutan Umum
Massal
2. Pemanfaatan DAK untuk
fasilitas penunjang BRT
RENCANA JANGKA PANJANG

dan Peningkatan
Keselamatan
3. Penerapan PPP/KPBU
4. Pengembangan unit
strategi bisnis

72
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (1/4)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
1. Pengembangan dan
pembangunan
berorientasi angkutan
umum (TOD)
a) TOD DKIJakarta di Dukuh
Atas

b) TOD DKIJakarta di Blok M


c) TOD DKIJakarta di Kota
d) TOD DKIJakarta di Harmoni
RENCANA JANGKA PANJANG

e) TOD DKIJakarta di Lebak


Bulus

f) TOD DKIJakarta di Mangga


Dua

g) TOD DKIJakarta di Pasar


Senen

h) TOD DKIJakarta di Tanah


Abang

i) TOD DKIJakarta di
Manggarai

j) TOD DKIJakarta di Cawang


k) TOD Kota Bogor di Stasiun
Sukaresmi

l) TOD Kota Bogor di Tanah


Baru

m) TOD Kota Bogor di


Bubulak

n) TOD Kota Bogor di 73


Baranangsiang
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (2/4)
Kegiatan 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
o) TOD Kota Bogor di
Stasiun Bogor

p) TOD Kota Bogor di


Rancamaya

q) TOD Kab. Bogor di


Sentul Sirkuit

r) TOD Kab. Bogor di


Gunung Putri

s) TOD Kab. Bogor di


Cibanon
RENCANA JANGKA PANJANG

t) TOD Kab. Bogor di


Bojonggede/Susukan

u) TOD Kab. Bogor di


Cibinong/Pabuaran

v) TOD Kab. Bogor di


Cileungsi

w) TOD Kota Depok di


Margonda

z) TOD Kota Depok di


Pondok Cina

y) TOD Kota Depok di


Cinere

z) TOD Kota Depok di


Krukut

aa) TOD Kota Depok di


Sawangan

ab) TOD Kota Depok di 74


Citayam
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (3/4)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
ac) TOD Kota Tangerang
di Poris Plawad

ad) TOD Kota Tangerang


di Ciledug
ae) TOD Kota Tangerang
di Stasiun Tangerang
af) TOD Kota Tangerang
di Palem Semi
RENCANA JANGKA PANJANG

ag) TOD Kota Tangerang


di Stasiun Cikupa
ah) TOD Kota Tangerang
Selatan di Stasiun
Cisauk
ai) TOD Kota Tangerang
Selatan di Stasiun
Rawa Buntu
aj) TOD Kota Tangerang
Selatan di Stasiun
Jurang Mangu
ak) TOD Kota Tangerang
Selatandi Stasiun
Pondok Ranji
al) TOD Kota Bekasi BWP
Pusat Kota di
Kel.Margajaya,
BekasiSelatan
am) TOD Kota BekasiBWP
Pusat Kota di
Kel.Margahayu, 75
BekasiTimur
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (4/4)
Kegiatan Waktu Pelaksanaan
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029
RENCANA JANGKA PANJANG

an) TOD Kota Bekasi di


BWP Bekasi Utara
Kel. Medan Satria
ao) TOD Kota Bekasi di
BWP Pondok Gede
di Jatiasih
ap) TOD Kota Bekasi di
BWP Pondok Gede

aq) TOD Kab. Bekasi di


Tambun

ar) TOD Kab. Bekasi di


Cikarang

as) TOD Kab. Bekasi di


Kawasan Industri
Cikarang
2. Diversifikasi bahan
bakar ramah
lingkungan untuk
armada BRT
3. Pembangunan lajur
khusus untuk Non-
motorized Transport
(fasilitas pejalan kaki
dan jalur khusus
sepeda) pada
kawasan TOD dan
sekitar stasiun/ 76
termnal
Strategi 1. Peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan umum massal (1/2)
Kegiatan Output Satu- Target Penanggung Jawab
Baseline an
2019 2020 2021 2022 2023 2024
2018
1. Peningkatan keselamatan sarana angkutan umum massal BPTJ/Dishub
a) Pengujian dan sertifikasi sarana angkutan umum massal Jumlah angkutan % 90 90 93 95 97 100
umum massal
lulus uji dan
tersertifikasi

b) Inspeksi terhadap kepatuhan pengoperasian dan keselamatan Jumlah kejadi 0 0 0 0 0


0 dalam berkendara pelanggaran an
c) Penyelenggaeaan dan perbaikan uji berkala dan uji tipe Paket perbaikan paket 1 1 1 1 1 1
d) Penghapusan kendaraan yang sudah tidak layak jalan Jumlah % 87 90 90 93 95 97 100
kendaraan layak
jalan
STRATEGI IMPLEMENTASI

2. Peningkatan keselamatan prasarana angkutan umum massal BPTJ/Kementerian


PUPR/Dishub
5 TAHUN KEDEPAN

a) Pengujian dan sertifikasi prasarana dan fasilitas pendukung Jumlah fasilitas % 90 90 93 95 97 100
penyelenggaraan angkutan umum massal lulus uji dan
tersertifikasi

b) Perbaikan prasarana jalan dan rel kereta api yang mengalami Paket perbaikan paket 1 1 1
kerusakan
c) Perbaikan lokasi rawan kecelakaan Paket perbaikan paket 1
d) Pengendalian lingkungan jalan dan rel kereta api yang Jumlah kejadi 0 0 0 0 0 0
berkeselamatan kecelakaan an

e) Penilaian laik fungsi jalan


3. Pengadaan dan pemasangan fasilitas keselamatan dan Paket Paket 1 1 BPTJ/POLRI/Dinas
keamanan angkutan umum massal pengadaan Perhubungan

4. Peningkatan kompetensi SDM dan pendidikan bagi pengguna BPTJ/Dinas


jalan; Perhubungan

a) Pelaksanaan bimbingan teknis untuk petugas keamanan di Paket bimbingan Paket 1 1 1 1 1 77


1 dalam angkutan umum teknis
Strategi 1. Peningkatan keselamatan dan keamanan angkutan umum massal (2/2)
Kegiatan Output Satua Baseline Target Penanggung
n 2018 Jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024
b) Pelaksanaan bimbingan teknis berkendara yang Paket paket 1 1 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

1 berkeselamatan untuk pengemudi angkutan umum bimbingan


teknis
c) Pemeriksanaan terhadap kondisi kesehatan dan perilaku Paket Paket 1 1 1 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

1 pengemudi angkutan umum pemeriksaan


5. Peningkatan sistem manajemen keselamatan BPTJ/POLRI/Dinas
dan keamanan angkutan umum massal Perhubungan

a) Penggunaan teknologi informasi dalam melaksanakan 1 1 1 1 1


1 pemantauan keamanan angkutan umum
b) Pelaksanaan sosialisasi dalam rangka mengembangkan Paket Paket 1 1 1 1 1 1
budaya safety first sosialisasi

c) Penyelenggaraan sistem layanan gawat darurat terpadu Paket Paket 1 1 1 1 1


1 pelayanan
d) Penyiapan ketentuan dan fasilitas pendukung pembatasan Regulasi 1 1 1 1 1
1 kecepatan kendaraan bermotor pada jalan arteri dan bebas
hambatan
f) Penyusunan regulasi keselamatan dan keamanan (NSPK) Regulasi NSPK 1 1 1 1 1
1 sesuai perkembangan teknologi
6. Pengadaan peralatan pemantau perilaku pengemudi dan Paket Paket 1 1 1 1 1
1 keselamatan kendaraan (pengukur kecepatan). pengadaan

78
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (1/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Pembangunan terminal penumpang tipe A BPTJ/Dishub
a) Terminal Kalideres di Kota Jakarta Terminal Paket 1 1
b) Terminal Pulo Gebang di Kota Jakarta Terminal Paket
c) Terminal Tanah Baru di Kota Bogor Terminal Paket 1 1 1
d) Terminal Cibinong Baru di Kabupaten Bogor Terminal Paket 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

e) Terminal Jatijajar di Kota Depok Terminal Paket 1 1 1 1


f) Terminal Bitung di Kab.Tangerang Terminal Paket 1 1 1
g) Terminal Pondok Cabe di Kota Tangerang Selatan Terminal Paket 1 1 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

h) Terminal Jatiasih di Kota Bekasi Terminal Paket 1 1 1


i) Terminal Cikarang di Kabupaten Bekasi Terminal Paket 1 1 1
2.Pelebaran/pembangunan jalan untuk jalur BRT Terminal Paket
a) Pulogadung Barat Terminal Paket 1 1 1
b) Cililitan-Cibinong-Ciawi Terminal Paket 1 1
c) Cililitan-Cibinong-Bubulak Terminal Paket 1 1
d) Lebak Bulus-Ciputat-Parung-Bubulak Terminal Paket 1 1 1
e)Cibubur Terminal Paket 1 1
f) Depok Terminal Paket 1 1 1
g) Daan Mogot 1 Terminal Paket 1 1
h) Daan Mogot 2 Terminal Paket 1 1
i) Serpong Raya Terminal Paket 1 1
j) Bekasi Raya Terminal Paket 1 1
k) Cibinong-Bojonggede Terminal Paket 1 1 1 1 1 1 79
l)Dramaga-Lwuiliang Terminal Paket 1 1 1 1 1 1
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (2/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
m) Ciawi-Cisarua Terminal Paket 1 1 1 1 1 1
n) Ciawi-Cigambog Terminal Paket 1 1 1 1 1 1
3.Pembangunan Jalan layang khusus BRT Terminal Paket
a) Manggarai-Pasar Minggu-Lenteng Agung-Depok Terminal Paket 1 1 1
b) Depok-Sawangan – Parung Terminal Paket 1 1
c) Jatijajar-PasarRebo-Cililitan Terminal Paket 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

d) Blok M-Kalimalang-Pondok Kelapa Terminal Paket 1 1 1


e) Blok M-Tendean-Ciledug Terminal Paket 1 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

f) Ciledug-Poris Plawad Terminal Paket 1 1 1


f) Bandara Soekarno Hatta (Jl. STA11-Jl.Kali Perancis) Terminal Paket 1 1
g) Bantarjati/CeremaiUjung-Air Mancur Terminal Paket 1 1
h) Persimpangan Batutulis Terminal Paket 1 1
i) Persimpangan Jl.Pajajaran (Bantarjati-A.Yani) Terminal Paket 1
j) Jl.Sudirman (Kta Tangerang)-Rel KA Terminal Paket 1
k) Jl.Sudirman (Kota Tangerang)-Jl.Daann Mogot Terminal Paket 1
l) Jl.STA 11-Jl.Benteng Betawi Terminal Paket 1
m) Jl.STA11 – Jl.Daan Mogot Terminal Paket
n) Jl.Merdeka-Jl.Imam Bonjol Terminal Paket
o)Jl. Gatot Subroto-Jl.Telesonic Terminal Paket
p) Jl. Gatot Subroto-Jl.Industri Terminal Paket
q) Jl. Gatot Subroto-Jl.Gajah Tunggal Terminal Paket 80
r) Jl. Husein Sastranegara-Jl.Atang Sanjaya Terminal Paket
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (3/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
4. Pembangunan/Peningkatan akses jalan dari dan ke simpul Kementerian PUPR/
angkutan umum massal; Dinas Bina Marga
a) Stasiun KA lintasan Bogor
- Stasiun KA Paledang Jalan akses Paket 1
- Stasiun KA Sukaresmi Jalan akses Paket 1 1
b) Stasiun KA lintasan Tangerang
- Stasiun KA Tigaraksa Jalan akses Paket 1 1 1
c) Stasiun KA lintasan Serpong Jalan akses Paket 1 1 1
d) Stasiun KA lintasan Bekasi Jalan akses Paket 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

e) Terminal Terpadu (BRT dan KA) Perumnas Depok 2 – Jl.Raya Jalan akses Paket 1 1 1 1 1 1
Bogor
5 TAHUN KEDEPAN

f) Bandara Soekarno Hatta (Jl. STA11-Jl.Kali Perancis) Jalan akses Paket 1 1 1


5. Pembangunan akses pejalan kaki dari dan ke angkutan umum; BPTJ/Kementerian
PUPR/Pemda

a) Jalan Nasional di Jabodetabek pedestrian paket 1 1 1 1


b) Akses angkutan umum/BRT dari dan ke terminal /halte di pedestrian paket 1 1 1 1 1
Jabodetabek

c) Fasilitas pejalanan kaki pada akses menuju simpul transportasi pedestrian paket 1 1 1 1
d) Fasilitas pejalan kaki pada kawasan TOD pedestrian paket 1 1 1 1 1 1
6. Pemanfaatan lajur Jalan tol untuk pelayanan angkutan umum BPTJ/Kementerian
massalHOV Lane PUPR

a) Jakarta-Ciawi via Jalan Tol Jagorawi LJKAU Paket 1 1 1 1 1 1


LJKAU paket 1
81
b)Jakarta-Baranangsiang via Tol Jagorawi 1 1 1 1 1
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (4/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
c) Jakarta-Bubulak via Tol Jagorawi LJKAU Paket 1 1 1 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

d) Jalan Tol Cijago LJKAU Paket 1 1


e)Jalan Tol-Jakarta-Tangerang LJKAU Paket 1 1
f) Jalan Tol Jakarta-Cikampek LJKAU Paket 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

7. Pembangunan lajur untuk mendahului (passing lane) pada passing Paket BPTJ/Kementerian
rute BRT; lane PUPR/Pemda
a) Cililitan - Cibinong - Ciawi (Jl. Raya Bogor- Jl. KS. Tubun - Jl.
Pajajaran - Jl. Tajur)
b) Cililitan - Cibinong - Bubulak (Jl. Raya Bogor - Jl. KS. Tubun - Jl.
KH. Sholeh Iskandar - Jl. KH. Abdullah Bin NUh)
c) Lebak Bulus - Ciputat - Parung – Bubulak (Jl. Raya Parung - Jl.
KH. Sholeh Iskandar- Jl. Abdullah Bin Nuh)
d) Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen

e) Terminal Depok - Terminal Blok M

f) Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar Senen

g) Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M

h) Terminal Bus Cikarang - Terminal Blok M

i) Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang 1


j) Terminal Depok - Terminal Pasar Senen 1
k) Terminal Depok - Terminal Tanah Abang 1
l) Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar Senen 1
m) Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah Abang 1
n) Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar Senen 1 82
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (5/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
o) Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang passing lane Paket 1
p) Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen 1
q) Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen 1
r) Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang 1
s) Terminal Depok - Terminal Manggarai 1
t) Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah Abang 1
u) Rute Ekstensi: Harapan Indah – Terminal Bus Cikarang 1
v) Rute Ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris Plawad 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

w) Terminal Poris Plawad – Ancol 1


z) Terminal Ciledug - Terminal Cililitan 1
5 TAHUN KEDEPAN

y) Terminal Depok - Terminal Cililitan 1


z) Terminal Baranangsiang – Terminal Cililitan 1
aa) Terminal Ketan - Bundaran HI/Tanah Abang 1
ab) Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi 1
ac) Terminal Pulogadung – Summarecon Bekasi 1
ad) Terminal Pulogadung - Harapan Indah 1
ae) Terminal Poris Plawad – Tomang

af) Terminal Poris Plawad – Grogol

ag) Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun

ah) Terminal Cileungsi - Terminal Blok M

ai) Terminal Cibinong – Grogol 83


aj) Terminal Ciledug - Kapt. Tendean
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (6/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
8. Pembangunan Bus Lane dan halte pada Rute Bus lane Paket BPTJ/Kementerian
Transjabodetabek reguler; dan halte PUPR/Pemerintah
Daerah
a) Cililitan - Cibinong - Ciawi (Jl. Raya Bogor- Jl. KS. Tubun - Jl.
Pajajaran - Jl. Tajur)
b) Cililitan - Cibinong - Bubulak (Jl. Raya Bogor - Jl. KS. Tubun - Jl. 1
KH. Sholeh Iskandar - Jl. KH. Abdullah Bin NUh)
c) Lebak Bulus - Ciputat - Parung – Bubulak (Jl. Raya Parung - Jl. 1
KH. Sholeh Iskandar- Jl. Abd.Bin Nuh)
d) Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
STRATEGI IMPLEMENTASI

e) Terminal Depok - Terminal Blok M

f) Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar Senen


5 TAHUN KEDEPAN

g) Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M

h) Terminal Bus Cikarang - Terminal Blok M

i) Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang 1


j) Terminal Depok - Terminal Pasar Senen 1
k) Terminal Depok - Terminal Tanah Abang 1
l) Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar Senen 1
m) Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah Abang 1
n) Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar Senen 1
o) Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang 1
p) Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen 1
q) Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen 1
r) Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang 1 84
s) Terminal Depok - Terminal Manggarai 1
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (7/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
t) Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah Abang Bus lane Paket 1
dan halte
u) Rute Ekstensi: Harapan Indah – Terminal Bus Cikarang 1
v) Rute Ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris Plawad 1
w) Terminal Poris Plawad – Ancol 1
z) Terminal Ciledug - Terminal Cililitan 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

y) Terminal Depok - Terminal Cililitan 1


z) Terminal Baranangsiang – Terminal Cililitan 1
5 TAHUN KEDEPAN

aa) Terminal Ketan - Bundaran HI/Tanah Abang 1


ab) Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi 1
ac) Terminal Pulogadung – Summarecon Bekasi 1
ad) Terminal Pulogadung - Harapan Indah 1
ae) Terminal Poris Plawad – Tomang

af) Terminal Poris Plawad – Grogol

ag) Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun

ah) Terminal Cileungsi - Terminal Blok M

ai) Terminal Cibinong – Grogol

aj) Terminal Ciledug - Kapt. Tendean

9. Peningkatan sterilisasi jalur busway melalui Pembangunan Jalur Paket 1 1 1 1 1 1 Dishub


Moveable Concrete Barrier (MCB) busway
steril
85
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (8/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung
2018 Jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024
10. Pengembangan rute Transjabodetabek reguler dan ekspres. Rute Transjabodetabek Paket BPTJ
a) Pengembangan rute Transjabodetabek Ekspres
• Terminal Bubulak - Jakarta
• Parung - Terminal Lebak Bulus
• Ciawi - Terminal Kampung Rambutan
• Leuwiliang - Terminal Kampung Rambutan
• Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
• Terminal Depok - Terminal Blok M
• Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar Senen
• Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M

STRATEGI IMPLEMENTASI

Terminal Cikarang - Terminal Blok M


• Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang
• Terminal Depok - Terminal Pasar Senen
5 TAHUN KEDEPAN

• Terminal Depok - Terminal Tanah Abang


• Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar Senen
• Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah Abang
• Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar Senen
• Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang
• Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen
• Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen
• Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang 86
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (9/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
• Terminal Depok - Terminal Manggarai 1

STRATEGI IMPLEMENTASI

Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah Abang 1


• Rute Ekstensi: Harapan Indah - Terminal Bus Cikarang 1
• Rute Ekstensi: Terminal Kalideres – Terminal Poris Plawad 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

• Terminal Poris Plawad - Ancol 1


• Terminal Ciledug - Terminal Cililitan 1
• Terminal Depok - Terminal Cililitan 1
• Terminal Baranangsiang - Terminal Cililitan 1
• Terminal Bekasi - Terminal Kampung Melayu 1
• Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi 1
• Terminal Pulogadung - Summarecon Bekasi 1
• Terminal Pulogadung - Harapan Indah 1
• Terminal Poris Plawad - Tomang 1
• Terminal Poris Plawad - Grogol 1
• Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun 1
• Terminal Cileungsi - Terminal Blok M 1
• Terminal Cibinong - Grogol 1
• Terminal Ciledug - Kapt. Tendean
b) Pengembangan rute Transjabodetabek Reguler
•Terminal Kampung Rambutan - Cibinong - Ciawi (Jl. Raya Bogor - Jl. 1 1
KS. Tubun – Jl.Pajajaran - Jl. Tajur)
87
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (10/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
•Terminal Kampung Rambutan - Cibinong - 1
•Bubulak (Jl. Raya Bogor - Jl. KS. Tubun - Jl. KH. Sholeh Iskandar -
STRATEGI IMPLEMENTASI

Jl. KH. Abdullah Bin Nuh)


•Lebak Bulus - Ciputat - Parung - Bubulak (Jl. 1
•Raya Parung - Jl. KH. Sholeh Iskandar - Jl. Abdullah Bin Nuh)
•Parung - Terminal Lebak Bulus
5 TAHUN KEDEPAN

•Ciawi - Terminal Kampung Rambutan


•Leuwiliang - Terminal Kampung Rambutan
•Terminal Bekasi - Terminal Pasar Senen
•Terminal Depok - Terminal Blok M
•Terminal Baranangsiang - Terminal Pasar
•Senen
•Terminal Poris Plawad - Terminal Blok M
•Terminal Cikarang - Terminal Blok M
•Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang
•Terminal Depok - Terminal Pasar Senen
•Terminal Depok - Terminal Tanah Abang
•Terminal Poris Plawad - Terminal Pasar
•Senen
•Terminal Poris Plawad - Terminal Tanah 1
•Abang
•Terminal Pondok Cabe - Terminal Pasar 1
•Senen
•Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah 1
•Abang
•Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen 1
88
•Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen 1
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (11/12)
Kegiatan Outp Satuan Baseline Target Penanggung
2018 Jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024
•Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang

•Terminal Depok - Terminal Manggarai 1


STRATEGI IMPLEMENTASI

•Terminal Ciledug - Bundaran HI/Terminal Tanah Abang 1


•Rute Ekstensi: Harapan Indah - Terminal Bus Cikarang 1
5 TAHUN KEDEPAN

•Rute Ekstensi: Terminal Kalideres – Terminal Poris 1


Plawad
•Terminal Poris Plawad - Ancol 1
•Terminal Ciledug - Terminal Cililitan 1
•Terminal Depok - Terminal Cililitan 1
•Terminal Baranangsiang - Terminal Cililitan 1
•Terminal Bekasi - Terminal Kampung Melayu 1
•Terminal Pulogadung - Terminal Bekasi 1
•Terminal Pulogadung - Summarecon Bekasi 1
•Harapan Indah - Terminal Pulogadung 1
•Terminal Poris Plawad - Tomang 1
•Terminal Poris Plawad - Grogol 1
•Terminal Baranangsiang – Terminal Rawamangun 1
•Terminal Cileungsi - Terminal Blok M 1
•Terminal Cibinong - Grogol 1
•Terminal Ciledug - Kapt. Tendean 1
11. Pengembangan angkutan pemadu moda. Pemadu moda BPTJ/Dinas
Paket Perhubungan
Perhubungan 89
rute
a) DKI Jakarta-Bandar Udara/Pelabuhan Laut
Strategi 2. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis jalan (12/12)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
- dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta
- Dari dan ke Bandara Halim Perdanakusuma
b) Kota Bogor- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
c) Kabupaten Bogor- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
d) Kota Depok- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
c) KabupatenTangerang- Bandar Udara/Pelabuhan Laut Pemadu Paket
1 moda rute
STRATEGI IMPLEMENTASI

f) Kota Tangerang Selatan- Bandar Udara/Pelabuhan Laut


g) Kota Tangerang- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
h) Kota Bekasi- Bandar Udara/Pelabuhan Laut
5 TAHUN KEDEPAN

i) Kabupaten Bekasi- Bandar Udara/Pelabuhan Laut


12. Pengembangan fasilitas non-motorized transport BPTJ/Kementerian
PUPR/Pemerintah
Daerah
a) Lajur khusus sepeda di Jalan Nasional Lajur Paket 1 1 1 1 1 1
sepeda

b) Lajur Khusus sepeda pada akses menuju/dari simpul Lajur Paket 1 1 1


1 transportasi sepeda
c) Lajur sepeda di kawasan TOD Lajur Paket 1 1 1 1 1
1 sepeda

90
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (1/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Rehabilitasi/Pengembangan/Peningkatan Jalur Kereta Api Jalur KA Paket Ditjen Perkeretaapian
a) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen - Kampung Bandan 1 1

b) Lintas Kampung Bandan - Tanah Abang -Manggarai 1


c) Lintas Jakarta Kota - Tanjung Priok (JICT) 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

d) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor 1

e) Lintas Tanah Abang – Maja


5 TAHUN KEDEPAN

f) Perpanjangan KRL ke Arah Barat (Pasar Kamis)


g) Inner Circle Berbasis Rel
h) Lintas Jakarta – Bogor 1 1 1
i) Lintas Citayam - Cibinong – Nambo 1 1 1
j) Lintas Parung Panjang - Tenjo (bagian dari trayek Tanah Abang - 1 1 1
Serpong - Maja)
2. Pembangunan Jalur Kereta Api Jalur KA Paket Ditjen Perkeretaapian
a) Jalur Layang KA Loopline Jabodetabek Antara Pondok Jati - Rajawali 1
- Kampung Bandan - Duri - Tanah Abang - Manggarai- Pondok Jati
b) Lingkar Luar (Parung Panjang - Citayam - Nambo - Cikarang - 1 1 1 1
Tanjung Priok)
c) Lingkar Dalam (Kamal Muara – Rawa Buaya - Lebak Bulus - 1 1 1 1
Margonda - Cibubur - Cakung - Pulo Gebang - Tanjung Priok)
d) Lintas Batu Ceper – Serpong
e) Jalur Nambo - Cileungsi – Bekasi 1 1 1 1 1 1
f) Jalur Cileungsi - Jonggol – Cianjur 1 1 1 1 1 1
g) Jalur Pondok Rajeg - Parung Panjang 1 1 1 1 1
h) Jalur Bogor – Rangkasbitung 1 1 1 1 1 91
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (2/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
i) Perpanjangan Jalur Komuter ke Arah Barat (Pasar Kemis)
3. Pembangunan Jalur Ganda (Double Track)
STRATEGI IMPLEMENTASI

Jalur KA Paket Ditjen


Perkeretaapian
a) Lintas Parung Panjang – Citayam 1
5 TAHUN KEDEPAN

b) Lintas Citayam – Nambo


c) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang – Lemahabang
d) Lintas Serpong – Maja 1 1
4. Pembangunan Jembatan/Terowongan/Gorong- Paket Kementerian PUPR/
gorong/Box Culvert/Underpass/Flyover Dinas Bina Marga
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung - Merak 1 1
b) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor
- Simpang KA Jl. Martadinata
- Persimpangan Sebidang Flyover Jl. MA.Salmun 1 1
- Persimpangan Sebidang Flyover Jl.Kebon Pedes 1 1
- Persimpangan Sebidang Flyover Jl.Kapten Muslihat 1 1
c) Lintas Citayam – Nambo 1 1
d) Lintas Duri – Tangerang
e) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -Cikarang – Kedungwaringin
f) Kota Depok
- Underpass Jl. Jatimulya - Jl. Pondok 1 1
Rajeg (Commuter Line: Citayam - Nambo)
- Underpass Jl. Raya Citayam (Commuter Line: Jakarta - Bogor) 1
92
- Underpass Jl. GDC – Sawangan (Commuter Line: Jakarta - Bogor) 1
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (3/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
- Underpass Jl. Dewi Sartika (Commuter Line: Jakarta - Bogor) 1
- Underpass Jl. Juanda Cinere (Commuter Line: Jakarta - Bogor) 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

5. Rehabilitasi/Peningkatan Stasiun/Bangunan Operasional Bangunan paket Ditjen


operasional Perkeretaapian

a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung 1 1


5 TAHUN KEDEPAN

1
b) Lintas Duri – Tangerang 1 1 1
c) Lintas Citayam – Nambo 1
d) Pengembangan Fasilitas Stasiun pada Lintasan Bekasi 1 1 1 1 1 1
(Matraman dan Bekasi Timur)
e) Pengembangan Fasilitas Stasiun pada 2 Stasiun di Lintasan 1 1 1 1 1
Bekasi (Stasiun Kuningan Baru and Sudirman Baru)
f) Pengembangan Fasiltas Stasiun pada Lintasan Tangerang 1 1 1 1 1
g) Stasiun Pondok Rajeg

6. Pembangunan Stasiun/Bangunan Operasional Bangunan paket Ditjen


operasional Perkeretaapian
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung

b) Lintas Citayam – Nambo

c) Lintas Duri – Tangerang 1


d) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi –Cikarang 1
e)Lintas Bogor - Cilebut 1
f) Stasiun LRT Cimanggis 1
g) Stasiun LRT Pondok Cina 1
h) Stasiun LRT Cinere 1 93
i) Stasiun LRT Krukut 1 1 1
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (4/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung
2018 Jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024
j) Stasiun LRT Citayam 1 1 1
k) Stasiun KA Bogor
STRATEGI IMPLEMENTASI

l) Stasiun KA Paledang

m)Stasiun KA Sukaresmi/Lawang Talas 1 1


5 TAHUN KEDEPAN

n) Stasiun KA Batu Tulis 1 1 1


7. Rehabilitasi/Peningkatan Persinyalan dan Telekomunikasi persinyalan paket DJKA
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung 1
b) Lintas Citayam – Nambo

8. Pembangunan Persinyalan dan Telekomunikasi

a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangksabitung – Merak 1 1 1


b) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor

c) Lintas Citayam – Nambo 1 1


d) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi –Cikarang

9. Rehabilitasi/Peningkatan Transmisi Listrik Aliran Atas (LAA) Transmisi paket DJKA


LAA
a) Lintas Tanah Abang - Serpong-Maja/Rangkasbitung 1
b) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen - Kampung Bandan 1 1
- Tanah Abang
c) Lintas Tanah Abang – Manggarai 1 1
d) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor 1 1
e) Lintas Citayam – Nambo 1 1 1
f) Lintas Duri – Tangerang 1 1 94
g) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang – Lemahabang 1 1 1
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (5/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
10. Rehabilitasi/Peningkatan Gardu Listrik (Catu Daya) Paket DJKA
STRATEGI IMPLEMENTASI

a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung 1


b) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen - Kampung Bandan - 1 1 1
Jakarta Kota -Tanjung Priok (JICT)
5 TAHUN KEDEPAN

c) Lintas Citayam – Nambo


d) Lintas Duri – Tangerang
e) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -Cikarang – Lemahabang 1 1 1
11. Pembangunan Transmisi Listrik Aliran Atas (LAA) Termasuk Gardu Paket
Listrik
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung
b) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung (Test Track)
c) Lintas Citayam – Nambo
d) Lintas Manggarai - Bekasi – Cikarang
11. Pembangunan/Peningkatan Bangunan Khusus DJKA
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung - Merak, Termasuk
Bangunan dan Fasilitas Pengujian dan Laboratorium
b) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor 1
12. Pemagaran Fasilitas Pendukung Paket DJKA
a) Lintas Tanah Abang - Maja/Rangkasbitung

b) Lintas Jatinegara - Pondok Jati – Pasar Senen - Kampung Bandan -


Tanah Abang –Manggarai
c) Lintas Jakarta Kota - Tanjung Priok (JICT) 1
d) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor (Lanjutan 2015) 1
95
e) Lintas Citayam – Nambo
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (6/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung
2018 Jawab
2019 2020 2021 2022 2023 2024
f) Lintas Duri – Tangerang 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

g) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang – Lemahabang 1 1 1


13. Penanganan Perlintasan Sebidang Paket DJKA
a) Lintas Tanah Abang -Maja/Rangkasbitung (Lanjutan 2015)
5 TAHUN KEDEPAN

b) Sungai Lagoa - Kampung Bandan (Reaktivasi) 1 1


c) Lintas Jatinegara – Pd. Jati – Pasar Senen – Kp.Bandan – Tn. Abang- 1
Manggarai
d) Jakarta Kota - Tanjung Priok (JICT) 1 1 1
e) Lintas Jakarta Kota - Manggarai – Bogor 1
f) Lintas Citayam – Nambo 1
g) Lintas Duri – Tangerang 1 1 1
h) Lintas Manggarai - Jatinegara - Bekasi -Cikarang – Lemahabang 1 1 1
14. Pembangunan LRT (Light Rail Transit) paket DJKA/Dishub/
BUMN/
BUMD/Swasta
a) LRT Kelapa Gading – Velodrome 1 1 1 1 1
b) LRT Velodrome - Dukuh Atas 1 1 1 1 1
c) LRT Kelapa Gading - Stasiun PRJ 1 1 1 1 1
d) LRT Kebayoran Lama - Kelapa Gading 1 1 1 1 1
e) LRT Pulomas - Tanah Abang 1 1 1 1 1
f) LRT Joglo - Tanah Abang 1 1 1 1 1
g) LRT Puri Kembangan - Tanah Abang 1 1 1 1 1
96
h) LRT Pesing - Kelapa Gading 1 1 1 1 1
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (7/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
i) LRT Pesing - Bandara Soekarno Hatta 1 1 1 1 1
j) LRT Ancol - Cempaka Putih 1 1 1 1 1
k) LRT Dukuh Atas - Palmerah – Senayan 1 1 1 1 1
l) LRT Palmerah – Grogol 1 1 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

m) LRT Cawang - Kuningan - Dukuh Atas 1 1


n) LRT Cawang - Cibubur - Kota Bogor 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

0) LRT Dalam Kota Bogor/Kab. Bogor (Bogor Raya) (Sentul City - 1 1 1 1 1


Tanah Baru - Kedung Halang - Sukaresmi - Bubulak - Laladon -
Rancamaya - Cibanon - Sentul City)
p) LRT Cawang - Bekasi Timur
q) LRT Lingkar Tangerang (Bandara Soekarno-Hatta (Alam Sutera - 1 1 1 1 1
BSD City- Summarecon/Paramount - Lippo Karawaci - Citra Raya -
Suvarna Padi Cikupa - Kawasan Pantura Teluk Naga/Kosambi -
Bandara Soekarno Hatta)
r) Jalur LRT Sampai Cikarang Terintegrasi Dengan APM dan High
Speed Train (Kereta Cepat)
s) LRT Jakarta - Cibinong (Sentul) – Sukaraja 1 1 1 1 1
t) LRT Batu Ceper – Serpong 1 1 1 1 1 1

u) LRT Cadas - Tangerang - Rawa Buntu

15. Pembangunan APM (Automated People Mover)/AGT Lintas Paket DJKA/Dishub/


(Automated Guideway Transit)/Tram APM/AGT BUMN/
BUMD/Swasta
a) Lintas Kawasan Industri (MM2100 - Jababeka - Lippo Cikarang - 1 1 1 1 1
Deltamas)
b) Koridor 1: Terminal Depok - Sawangan - Parung (Terintegrasi 1 1 1 1 97
dengan BRT c) Transjakarta dan KRL Comuter Line)
Strategi 3. Pengembangan sistem angkutan umum massal berbasis rel (8/8)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
c) Koridor 2: Terminal Depok - Margonda - 1 1 1 1
Akses UI - Cimanggis - Juanda - Margonda - Terminal Depok
(Terintegrasi dengan Usulun LRT Cibubur - Pondok Cina)
d) Koridor 3: Terminal Jatijajar - Tole Iskandar - 1 1 1 1
Margonda - Juanda - Raya Bogor - Terminal Jatijajar
STRATEGI IMPLEMENTASI

(Terintegrasi dengan Rencana BRT Transjakarta, Usulan


LRT Cibubur - Pondok Cina dan KRL Comuter Line)
e) Jalur Kereta Ringan/Kereta Gantung Wisata 1 1 1 1 1
ke Kawasan Pariwisata Puncak
5 TAHUN KEDEPAN

f) Lintas Cibubur - Pondok Cina (Tol Cijago) 1 1 1 1 1


g) Lintas Pondok Cina - Cinere (Tol Cijago – Tol Desari) 1 1 1 1 1
h) Lintas Pondok Cina - Citayam (Tol Cijago - Tol Desari) 1 1 1 1 1

i) Lintas Bandara Soekarno Hatta – Kemayoran 1 1 1 1 1


16. Pembangunan MRT (Mass Rapid Transit) Jalur MRT Paket DJKA/Dishub/
BUMN/BUMD/Swasta
a) Jalur Utara - Selatan (Kampung Bandan - 1 1 1 1 1
Bundaran HI - Lebak Bulus)
b) Jalur Timur - Barat (Cikarang - Ujung 1 1 1 1
Menteng - Kalideres - Balaraja)
17. Pembangunan Kereta Api Bandara Kereta Paket DJKA/Dishub/ BUMN/
Bandara BUMD/Swasta

a) Pembangunan Expres Line Bandara 1 1


Soekarno Hatta (Manggarai - Sudirman - Tanah Abang -
Angke - Pluit - Bandara Soekarno-Hatta)
b) Pembangunan Commuter Line Bandara Soekarno Hatta (Duri
- Batu Ceper - Bandara Soekarno Hatta)
18. Pengembangan Loop-line Railway Loop-line Paket 1 1 1 1 1 DJKA/Dishub/ BUM9N8/
railway BUMD/Swasta
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (1/4)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Pengembangan Simpul Transportasi Perkotaan Terpadu Fasilitas Paket BPTJ/Dinas
Park and Perhubungan/
STRATEGI IMPLEMENTASI

Ride Sektor Swasta


a) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Transportasi Jalan Paket 1 1 1
di Poris Plawad
5 TAHUN KEDEPAN

b) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Transportasi Jalan Paket 1 1 1 1 1
di Manggarai

c) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Transportasi Jalan Paket 1 1 1 1 1
di Tanah Abang
d) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Transportasi Jalan Paket 1 1 1 1
di Bekasi (Kawasan Summarecon)
e) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Transportasi Jalan Paket 1 1 1 1 1
di Cikarang
f) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Transportasi Jalan di Paket 1 1 1 1 1 1
Stasiun Bogor
g) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Paket 1 1 1
Baranangsiang
h) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Paket 1 1 1
Sukaresmi
i) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Paket 1 1 1
Bubulak
j) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Tanah Paket 1 1 1
Baru
k) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Paket 1 1 1 1 1
Kampung Rambutan
l) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Sentul Paket 1 1 1
Selatan (Belanova)
m) Terminal Terpadu Antar Moda LRT dan Transportasi Jalan di Paket 1 1 1 1 1
Cibubur
n) Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api, LRT dan Transportasi Paket 1 1 1 1 1
Jalan di Cawang 99
o) Terminal Terpadu Antar Moda KA Paket 1 1 1 1 1
Commuter, LRT dan Transportasi Jalan di Sudirman/Dukuh Atas
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (2/4)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
p) Terminal Terpadu di Kota Depok Paket
q) Terminal Terpadu di Kabupaten Bogor 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

Paket 1
r) Halte Perpindahan Antar Moda yang Terintegrasi di Wilayah Paket 1 1 1 1
Jabodetabek (di Stasiun Kebonpaya, Stasiun Kranji, TOD
Summarecon)
5 TAHUN KEDEPAN

2. Pengembangan Fasilitas Perpindahan Moda Paket


a) Park and Ride di Terminal Pulogebang Paket 1 1 1 1 1
b) Park and Ride di Terminal Kalideres Paket 1 1 1 1 1
c) Park and Ride di Stasiun MRT Lebak Bulus Paket 1 1 1 1 1
d) Park and Ride di Stasiun MRT Fatmawati Paket 1 1 1 1 1
e) Park and Ride di Stasiun MRT Cipete Paket 1 1 1 1 1
f) Park and Ride di Stasiun MRT Haji Nawi Paket 1 1 1 1 1
g) Park and Ride di Stasiun MRT Blok A Paket 1 1 1 1 1
h) Park and Ride di Terminal Blok M Paket 1 1 1 1 1
i) Park and Ride di Stasiun LRT Kelapa Gading Paket 1 1 1 1 1 1
j) Park and Ride di Stasiun LRT dan BRT Cinere Paket 1 1 1 1 1 1
k) Park and Ride di Stasiun LRT dan BRT Krukut Paket 1 1 1 1 1 1
l) Park and Ride di Stasiun KA Commuter dan LRT Citayam Paket 1 1 1 1 1 1
m) Park and Ride di Stasiun LRT Cimanggis/Tapos Paket 1 1 1 1 1 1
n) Park and Ride di Stasiun KA Commuter Pondok Rajeg Paket 1 1 1 1 1 1 100
o) Park and Ride di Terminal Baranangsiang Paket 1 1 1
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (3/4)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
p) Park and Ride di Terminal Tanah Baru Fasilitas Park and Paket 1 1 BPTJ/Dinas
Ride Perhubungan/
Sektor Swasta
q) Park and Ride di Stasiun KA Commuter Bogor Paket 1 1 1
STRATEGI IMPLEMENTASI

r) Park and Ride di Stasiun KA Commuter dan LRT Paket 1 1 1


Sukaresmi
s) Park and Ride di Terminal Bubulak Paket 1 1 1
5 TAHUN KEDEPAN

t) Park and Ride di Stasiun KA Commuter dan BRT Paket 1


Cisauk
u) Park and Ride di Stasiun KA Commuter dan BRT Paket 1
Tigaraksa
v) Park and Ride di Tempat Wisata Sukaraja/Ciawi Paket 1 1 1 1 1 1

w) Park and Ride di Tempat Wisata Paket 1 1 1 1 1 1


Pamijahan/Tamansari
x)Park and Ride Kawasan Pintu Tol Bekasi Timur Paket 1 1 1 1 1

y) Park and Ride Kawasan Pintu Tol Bekasi Barat Paket 1 1 1 1 1

z) Park and Ride Kawasan Stasiun Bekasi Paket 1 1 1 1 1


aa) Park and Ride Kawasan Pintu Tol Jatibening Paket 1 1 1 1 1

ab) Park and Ride di Stasiun LRT Bekasi Barat, Paket 1 1 1 1 1


Jaticempaka dan Caman
ac) Park and Ride di Titik TOD Summarecon, Bekasi Paket 1 1 1 1 1
Barat, Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan dan
Bekasi Tengah 101
Strategi 4. Pengembangan angkutan umum massal terintegrasi (4/4)
Kegiatan Output Satu- Target Penanggung Jawab
Baseline an
2019 2020 2021 2022 2023 2024
2018
3. Pembangunan/Peningkatan Fasilitas Penunjang Angkutan BPTJ/Dinas
Massal (Shelter, Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Electronic Perhubungan
Information Display, dan Jembatan Penyeberangan Orang)
a) Koridor 1 (Bubulak -Baranangsiang/Cidangiang via Stasiun
KA Sukaresmi)
b) Koridor 2 (Baranangsiang - Ciawi)

c) Koridor 4 (Bubulak -Baranangsiang/Cidangiang via Stasiun Fas.Penunjang Paket 1


STRATEGI IMPLEMENTASI

KA Bogor)
d) Koridor 5 (Ekalokasari - Lanud Atang Fas.Penunjang Paket 1
Sanjaya Melalui Merdeka Diperpanjang s/d Parung)
e) Koridor 6 (Merdeka - Pomad – Melalui Warung Jambu Fas.Penunjang Paket 1
5 TAHUN KEDEPAN

Diperpanjang s/d
Kandang Roda Kabupaten Bogor)
f) Fasilitas Penunjang (Pembangunan Fas.Penunjang Paket 1
Shelter) Angkutan Massal (BRT) pada Koridor 7 (Tanah Baru -
Ciawi Melalui R3 s/d Cisarua/TSI Kabupaten Bogor)
g) Kota Depok Fas.Penunjang Paket 1
h) Kabupaten Tangerang Fas.Penunjang Paket 1 1
4. Penyediaan Fasilitas Integrasi BRT (Bus Rapid Transit) BPTJ/Pemda
a) Simpul Utama Tanah Abang Fas.Integrasi Paket 1 1 1
b) Simpul Utama Halim Fas.Integrasi Paket 1 1 1
c) Simpul Utama Cibubur Fas.Integrasi Paket 1 1 1
d) Teluk Naga - Pluit Fas.Integrasi Paket 1 1
5. Pengembangan Sistem Pembayaran Terpadu Sistem Paket 1 Kemenkeu/BPTJ/
Pembayaran Pemda/BUMN/BUMD
/Sektor Swasta
6. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Sistem Paket 1 BPTJ/Pemda/BUMN/B
Informasi UMD/Sektor Swasta
102
Strategi 5. Peningkatan kinerja pelayanan angkutan umum massal
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Penerapan sistem prioritas bus di Jumlah Kab/kota yang Kab./Kota 5 6 7 8 9 Pemerintah Daerah
4 persimpangan menerapan Sistem
STRATEGI IMPLEMENTASI

prioritas bus
2. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan Jumlah paket paket 1 1 1 1 1 1 Pemerintah Daerah
jalan (rambu lalu lintas dan marka jalan)
5 TAHUN KEDEPAN

3. Pengadaaan dan pemeliharaan CCTV di Jumlah paket paket 1 1 1 1 1 POLRI/Jasa Marga/


1 jalan tol dan non tol Pemerintah Daerah
4. Pelarangan penggunaan sepeda motor POLRI/Pemerintah
Daerah

a) DKI Jakarta di ruas Jl.Thamrin, Jl.Sudirman, Jumlah ruas jalan Ruas jalan 3 3 3 3 3 3 3
dan Jl.Rasuna Said

b) DKI Jakarta di Ruas Jl.Gatot Subroto dan Jumlah ruas jalan Ruas jalan 2 2 2 2 2 2 2
Jl.Medan Merdeka Barat

c) DKI Jakarta di ruas Jl.Hayam Wuruk, Jl. Gajah Jumlah ruas jalan Ruas jalan 4 4 4 4 4 4 4
Mada, Jl.Majapahit dan Jl.Sisingamangaraja

d) Kota Tangerang Selatann Jumlah ruas jalan Ruas jalan 1 1 1


e) Kota Tangerang Jumlah ruas jalan Ruas jalan 1 1 1
f) Kabupaten Tangerang Jumlah ruas jalan Ruas jalan 1 1
g) Kota Depok Jumlah ruas jalan Ruas jalan 1 1 1
h) Kota Bogor Jumlah ruas jalan Ruas jalan
j) Kota Bogor Jumlah ruas jalan Ruas jalan
k)Kota Bekasi Jumlah ruas jalan Ruas jalan 1 1 1 1 1 1
l) Kabupaten Bekasi Jumlah ruas jalan Ruas jalan
5. Pembangunan dan pengembangan ATCS Jumlah Kab/kota yang Kab./Kota BPTJ/Pemerintah
menerapkan Daerah 10 3
Strategi 6. Pengembangan sistem pendanaan angkutan umum massal

Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab


2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Pemberian Subsidi dan Jumlah Triliun 1,35 3,9 8 BPTJ/Pemerintah Daerah
PSO Angkutan Umum Subsidi dan Rupiah
Massal PSO yang
diberikan
untuk
Angkutan
Umum Massal
STRATEGI IMPLEMENTASI

di
Jabodetabek

2. Pemanfaatan DAK untuk Jumlah paket 3 3 3 3 3 3 BPTJ/Pemerintah Daerah


5 TAHUN KEDEPAN

fasilitas penunjang BRT dan proyek


Peningkatan Keselamatan dibiayai
melalui DAK
3. Penerapan PPP/KPBU Jumlah paket 2 2 2 2 2 2 BPTJ/Pemerintah Daerah
(Kerjasama Pemerintah dan proyek
Badan Usaha) dibiayai
melalui KPBU

4. Pengembangan unit Strategi paket 1 1 1 1 1 1 1 BPTJ/Pemerintah Daerah


strategi bisnis pendanaan
angkutan umum
massal

104
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (1/4)

Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab


2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1. Pengembangan dan
pembangunan berorientasi
angkutan umum (TOD)
a) TOD DKIJakarta di Dukuh Atas Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
b) TOD DKIJakarta di Blok M Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
c) TOD DKIJakarta di Kota Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
d) TOD DKIJakarta di Harmoni BPTJ/ Kementerian ATR/
STRATEGI IMPLEMENTASI

Kawasan TOD Paket 1 1 1


Bappeda
e) TOD DKIJakarta di Lebak Bulus Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
f) TOD DKIJakarta di Mangga Dua Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
5 TAHUN KEDEPAN

Bappeda
g) TOD DKIJakarta di Pasar Senen Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
h) TOD DKIJakarta di Tanah Abang Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
i) TOD DKIJakarta di Manggarai Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
j) TOD DKIJakarta di Cawang Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
k) TOD Kota Bogor di Stasiun Kawasan TOD Paket 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Sukaresmi Bappeda
l) TOD Kota Bogor di Tanah Baru Kawasan TOD Paket 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
m) TOD Kota Bogor di Bubulak Kawasan TOD Paket 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
n) TOD Kota Bogor di Kawasan TOD Paket 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Baranangsiang Bappeda
105
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (2/4)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
STRATEGI IMPLEMENTASI

o) TOD Kota Bogor di Stasiun Bogor Kawasan TOD Paket BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
p) TOD Kota Bogor di Rancamaya Kawasan TOD Paket 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
5 TAHUN KEDEPAN

q) TOD Kab. Bogor di Sentul Sirkuit Kawasan TOD Paket BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
r) TOD Kab. Bogor di Gunung Putri Kawasan TOD Paket BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
s) TOD Kab. Bogor di Cibanon Kawasan TOD Paket BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
t) TOD Kab. Bogor di Kawasan TOD Paket 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bojonggede/Susukan Bappeda
u) TOD Kab. Bogor di Kawasan TOD Paket 1 1 1 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/ Bappeda
Cibinong/Pabuaran
v) TOD Kab. Bogor di Cileungsi Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/ Bappeda

w) TOD Kota Depok di Margonda Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
z) TOD Kota Depok di Pondok Cina Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda
y) TOD Kota Depok di Cinere Kawasan TOD Paket 1 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/ Bappeda

z) TOD Kota Depok di Krukut Kawasan TOD Paket 1 1 BPTJ/ Kementerian ATR/ Bappeda

aa) TOD Kota Depok di Sawangan Kawasan TOD Paket 1 BPTJ/ Kementerian ATR/ Bappeda

ab) TOD Kota Depok di Citayam Kawasan TOD Paket BPTJ/ Kementerian ATR/
Bappeda

106
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (3/4)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
ac) TOD Kota Tangerang di Poris Kawasan Paket 1 1 1 BPTJ/Kementeria
Plawad TOD n
STRATEGI IMPLEMENTASI

ATR/Bapped
ad) TOD Kota Tangerang di Kawasan Paket 1 1 1 BPTJ/Kementeria
a
Ciledug TOD n
ATR/Bapped
5 TAHUN KEDEPAN

ae) TOD Kota Tangerang di Kawasan Paket 1 1 BPTJ/Kementeria


a
Stasiun Tangerang TOD n
ATR/Bapped
af) TOD Kota Tangerang di Kawasan Paket 1 1 BPTJ/Kementeria
a
Palem Semi TOD n
ATR/Bapped
ag) TOD Kota Tangerang di Kawasan Paket 1 1 BPTJ/Kementeria
a
Stasiun Cikupa TOD n
ATR/Bapped
ah) TOD Kota Tangerang Selatan Kawasan Paket 1 1 1 BPTJ/Kementerian
a
di Stasiun Cisauk TOD ATR/Bappeda
ai) TOD Kota Tangerang Selatan Kawasan Paket 1 1 BPTJ/Kementerian
di Stasiun Rawa Buntu TOD ATR/Bappeda
aj) TOD Kota Tangerang Selatan Kawasan Paket 1 BPTJ/Kementerian
di Stasiun Jurang Mangu TOD ATR/Bappeda
ak) TOD Kota Tangerang Kawasan Paket 1 1 1 1 BPTJ/Kementeria
Selatandi Stasiun Pondok TOD n
Ranji ATR/Bapped
a
al) TOD Kota Bekasi BWP Pusat Kawasan Paket 1 1 1 1 BPTJ/Kementeria
Kota di Kel.Margajaya, TOD n
BekasiSelatan ATR/Bapped
a
am) TOD Kota BekasiBWP Pusat Kawasan Paket 1 1 1 1 BPTJ/Kementerian
ATR/Bappeda
Kota di Kel.Margahayu, TOD 107
BekasiTimur
Strategi 7. Pengembangan angkutan umum massal yang ramah lingkungan (4/4)
Kegiatan Output Satuan Baseline Target Penanggung Jawab
2018
2019 2020 2021 2022 2023 2024
an) TOD Kota Bekasi di Kawasan TOD Paket 1 1 1 1 BPTJ/Kementeria
STRATEGI IMPLEMENTASI

BWP Bekasi Utara Kel. n


Medan Satria ATR/Bapped
a
1 BPTJ/Kementerian
5 TAHUN KEDEPAN

ao) TOD Kota Bekasi di Kawasan TOD Paket 1


BWP Pondok Gede di ATR/Bappeda
Jatiasih

ap) TOD Kota Bekasi di Kawasan TOD Paket 1 1 BPTJ/Kementeria


BWP Pondok Gede n
ATR/Bapped
aq) TOD Kab. Bekasi di Kawasan TOD Paket 1 BPTJ/Kementeria
a
Tambun n
ATR/Bapped
ar) TOD Kab. Bekasi di Kawasan TOD Paket 1 1 1 1 1 BPTJ/Kementeria
a
Cikarang n
ATR/Bapped
as) TOD Kab. Bekasi di Kawasan TOD Paket BPTJ/Kementeria
a
Kawasan Industri n
Cikarang ATR/Bapped
a
2. Diversifikasi bahan Persentase jumlah % 85 90 93 95 97 99 100 KLHK/Ditjen
bakar ramah lingkungan armada BRT yang Perhubungan Darat
untuk armada BRT berbahan bakar
gas
3. Penyediaan lajur khusus Jumlah kota yang Kab/kota 5 6 7 8 8 9 9 BPTJ/POLRI/
untuk Non-motorized menyediakan lajur Pemerintah Daerah
Transport khusus untuk Non-
motorized
transport 108

Anda mungkin juga menyukai