Anda di halaman 1dari 16

BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK

GREATER JAKARTA TRANSPORT AUTHORITY

USULAN STRUKTUR ORGANISASI


BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI
JABODETABEK (BPTJ)

Ir. Bambang Prihartono, MSCE


Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

Jakarta, 10 Januari 2019


Outline

I Sejarah Pembentukan BPTJ


• Isu Strategis Transportasi Perkotaan Indonesia
• Benchmark Otoritas Transportasi di New York State
• Benchmark Otoritas Transportasi di Singapura
• Rangkaian Kegiatan Pembentukan Otoritas/Badan Transportasi di
Indonesia (JABODETABEK)

I Peran BPTJ Saat Ini dan Kedepan


• Konsep Awal Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK
I • Peran Strategi Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK
• Tugas dan Fungsi Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK
Usulan Struktur Organisasi BPTJ
III Kedepan
• Struktur Organisasi Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK
saat ini
• Usulan Struktur Organisasi Badan Pengelola Transportasi
JABODETABEK

2
Isu Strategis Transportasi Perkotaan Indonesia
Urbanisasi (59%) dan Motorisasi yang Masif (Motor > 85 jt) Belum ada kerangka dukungan Pemerintah Pusat untuk
pembangunan angkutan umum massal perkotaan
2015: Perkotaan = 150 juta (59%)
2035: Perkotaan = 240 juta (75%) • Skema dukungan selama ini masih bersifat arbitrary
Sepeda Motor

Jumlah Kendaraan
(105 jt) • Dukungan pemerintah pusat diperlukan namun hingga saat ini intervensi masih
Mobil penumpang Ad Hoc dan belum tepat sasaran
(14 jt) Bantuan Bus
Car
Mobil
Truck barang (7 jt) LRT SUMSEL: 100% APBN MRT JAKARTA: 49% APBN
Bus
Bus (2 jt)
Tahun 2016

Pangsa Angkutan Umum (Kasus: Jakarta Sangat Rendah < 20%)


DKI Jakarta (2010) 2% 19% 62% 23%
• Bantuan Armada Bus BRT di sejumlah kota masih diperlukan (APBN)
Hong Kong (2011) 25% 63% 11%
• Usulan mendatang: LRT (Surabaya, Bandung, Makassar, Batam, Medan dll)
Tokyo (2009) 48% 3% 12% 37%
Singapore (2011) 19% 29% 29% 23%
Kewenangan Pengembangan Transportasi Perkotaan
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Rail Non-Rail Public Transport Private Transport Others “ Pengembangan angkutan umum massal perkotaan merupakan tugas dan
kewenangan Pemerintah Daerah (UU 23 Tahun 2014) namun kapasitas
Kemacetan (kerugian ekonomi > $ 5 milyar / thn) Daerah (fiskal, SDM, teknis, dll) sangat terbatas
• Kerugian Ekonomi akibat kemacetan Jakarta mencapai $ 5 Car Trip Generation Density in 2020 “
Milyar per tahun. Pembangunan Angkutan Umum Massal
• Rasio kinerja (VCR) mencapai 2 pada jalan perkotaan Jakarta Memerlukan Kotribusi Seluruh Pihak
• Rasio jalan di Jakarta saat ini 6% dan semakin menurun tidak
sebanding dengan jumlah kendaraan pribadi. SITRAMP Phase II
Best practice: mexico
Source All systems Metros BRTs
Rendahnya Pengembangan Sistem Transportasi Massal Perkotaan National 725,7 25% 245,0 31% 480,7 23% “ Kontribusi
• Masih bertumpu pada angkutan konvensional (angkot, metromini, etc.) Sub-national 944,1 33% 292,1 37% 652,0 32% Pemerintah
• Diantara 11 Kota Besar, 15 Kota Sedang, dan 52 Kota Kecil, hanya 8 perkotaaan (Jabodetabek, Daerah, Swasta
Private 1177,7 41% 247,0 31% 930,7 45% dan Pusat
Bandung, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Padang) yang memiliki
sistem jaringan pelayanan kereta api. Total 2847,4 100% 784,0 100% 2063,4 100% “
Sumber: BPS 2016, MOT 2016, JICA 2014, World Bank 2015 3
Otoritas Transportasi di New York State
Bentuk
“Public benefit corporation of the State of New York”
• Bentuk menyerupai quasi-private
• Dewan direksi ditunjuk oleh pejabat terpilih
• Otoritas berbagi karakteristik dengan lembaga pemerintah, namun dibebaskan dari regulasi negara bagian/lokal.
• Dapat menerbitkan hutang sendiri, untuk memotong batas utang negara.

Tujuan Organisasi
• Mempertahankan dan meningkatkan
kualitas kehidupan dan kesehatan
ekonomi wilayah yang dilayani melalui
ketentuan efisiensi biaya, aman, dan
ketepatan waktu, handal, dan layanan
transportasi ramah lingkungan.

Tugas
• Mengawasi sistem yang dioperasikan
secara publik maupun yang dioperasikan
secara pribadi.
• Mengintegrasikan mass transportation
system untuk the City of New York and
Dutchess, Nassau, Orange, Putnam,
Rockland, Suffolk dan Westchester
counties.

4
Otoritas Transportasi di Singapura
Bentuk
“Land Transport Authority (LTA) “
• Badan hukum dibawah kementerian Transportasi yang mempelopori perkembangan transportasi darat di
Singapura
• Dibentuk di 1995 dengan penggabungan entitas publik, sepert, MRT Corp, Divisi Jalan & Transportasi Dep. PU,
Divisi Transport Darat Kemenkom
• Board members terdiri dari Chairman LTA, Deputy Chairman LTA, Head-Singapore Press Holdings Ltd, Chief
Ex.Officer –DSO National Lab., Chairman-SP PowerGrid, Deputy Chief Ex.Policy&Development-Public Utilities
Board, Chief Ex.Officer International-Singapore Telecomunication Ltd., Chief Ex.LTA, Partner-Rajah&Tan Singapore
LLP, Editor-Singapore Press Holdings Ltd., Chief Ex.Officerf-Incomm Media Development Authority, Chief Ex,
Officer-Deffence Science&Technology Agency, Singapore Institute of Technology, People’s Association, National
Transport Workers Union.
LTA Chairman
Tujuan Organisasi Chief Executive Officer
LTA Deputy
• Mewujudkan sistem transportasi umum Chairman
yang lebih ramah lingkungan dan lebih
inklusif ,dilengkapi dengan pilihan nyaman
untuk berjalan kaki dan bersepeda dari
rumah mereja atau ke tujuan mereka.
• Pembentukan Akademi LTA (2006) untuk
menyediakan platform terpadu bagi
pejabat pemerintah, profesional, dan Cluster Team
Cluster team
praktisi Public Cluster
Infrastructure team
Transport,
and Development Corporate
Tugas Policy and
Planning
• Merencanakan, merancang, membangun,
dan memelihara infrastruktur dan sistem
transportasi darat Singapura
5
Rangkaian Kegiatan Pembentukan Otoritas / Badan
Transportasi di Indonesia (JABODETABEK)
Kegiatan Penanggunjawab Lembaga Terkait Target Waktu dan Output
Studi kelembagaan Kemenko Kemenhub, Bappenas, Desember 2010
untuk pembentukan Perekonomian UKP4 Studi kelembagaan selesai
BPTJ
Penyusunan Kemenko Kemenhub, Bappenas, April 2011
Raperpres Perekonomian UKP4 Rancangan akhir Perpres diserahkan kepada Setneg
Pembentukan BPTJ (SetNeg,
Menpan, MTI)
Kemenko Juni 2011
Perekonomian Regulasi mendapat dukungan dari Presiden
Pembentukan BPTJ Kemenko Kemenhub, Bappenas, April 2011
Perekonomian UKP4, 3 provinsi, Rancangan pertama KAK dan standard operation procedures
Kemen PU, Polri (SOP) dirumuskan.
Kemenko Juni 2011
Perekonomian Rancangan Akhir KAK, SOP dan kandidat pimpinan lembaga dan
deputi diusulkan ke Presiden.
Kemenko Kemenhub, Bappenas, Agustus 2011
Perekonomian UKP4, 3 provinsi, Keppress mendapat dukungan dan Presiden menunjuk pimpinan
Kemen PU, Polri lembaga dan deputi
Kemenko Oktober 2011
Perekonomian Diseminasi pada sektor terkait dan publik . Rekrutmen dan
Mobilisasi personel
Kemenko Desember 2011
Perekonomian Pelantikan pimpinan BPTJ
September 2015
Penetapan Perpres No.103 Tahun 2015 tetang BPTJ

6
Konsep Awal Badan Pengelola Transportasi
JABODETABEK
“Masalah transportasi ini memang levelnya harus setingkat menteri karena nantinya akan merencanakan dan juga
menyelenggarakan. Jadi nanti bisa melaporkan langsung ke Presiden tentang apa yang dilakukan,” ujar Deputi Bidang
Koordinator Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Menko Perekonomian dalam seminar “Jabodetabek Urban
Transportation Policy Integration Project” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (21/12).
http://www.wartakota.co.id/wartakoran/2012-02-22/

“The authority will be established directly under the President, i.e. the chairperson of
the authority is responsible and accountable to the president, similar to ministers and
the head of the national police. Although it was once on the table, the status of the
authority is not a ministry or an agency (Lembaga) anymore since the prevailing laws
do not allow to establish a new ministry or agency; thus, the sentence “non-
ministerial government institution” was deleted from the draft, which makes the
position of the JTA uncertain, and the authority given to the institution unclear, i.e. In
line with the relationship with coordination ministers, ministers and state agencies.”

Konsep awal pembentukan BPTJ


• Harus powerfull: karena tugasnya merencanakan dan menyelenggarakan integrasi
transportasi Jabodetabek, serta dapat mengelola anggaran.
• Harus sederhana dan independen: bebas birokrasi yang berbelit/manajemen yang
sederhana, lembaga pemerintah non-kementerian di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Presiden.
7
Peran Strategis Badan Pengelola Transportasi
JABODETABEK

metropolitan JABODETABEK
Mengatasi tantangan integrasi perencanaan 9 Kabupaten/Kota : 3 Provinsi
(keterpaduan layanan) transportasi antarmoda dan
multimoda di kawasan aglomerasi terbesar
metropolitan JABODETABEK

Mengatasi tantangan integrasi pendanaan proyek


transportasi perkotaan di kawasan metropolitan yang
menjadi kewenangan APBD 9 Kabupaten/Kota (3
Provinsi)

Mengatasi tantangan keterbatasan fiskal daerah


dalam penyediaan layanan transportasi massal
perkotaan di kawasan metropolitan yang menjadi
kewenangan APBD 9 Kabupaten/Kota (3 Provinsi)
Merupakan kawasan perkotaan terbesar di asia tenggara,
kawasan ini memiliki peran dan fungsi yang penting dalam
mendukung perekonomian nasional
8
Tugas dan Fungsi Badan Pengelola Transportasi
JABODETABEK

Tugas BPTJ (Perpres 103/2015)


Mengembangkan, mengelola, dan meningkatkan
pelayanan transportasi terintegrasi di JABODETABEK
dengan menerapkan tata kelola organisasi yang baik

Fungsi Fasilitasi Teknis, Pembiayaan, Manajemen


Fungsi Koordinasi dan sinkronisasi • Penyediaan pelayanan angkutan umum JABODETABEK
• Pengembangan sarana prasarana penunjang angkutan umum
• Penyusunan rencana umum dan rencana perkotaan JABODETABEK
program kegiatan K/L dan PEMDA mengenai
mobilitas perkotaan JABODETABEK • Pelaksanaan manajemen permintaan lalu lintas JABODETABEK
• Perencanaan kebutuhan anggarannya
Fungsi Penegakan Kebijakan
• Perizinan angkutan umum lintas batas provinsi
Fungsi Perencanaan Kebijakan & Regulasi • Monev dan pelaporan
• Penyusunan rencana pelaksanaan, kebutuhan • Koreksi dan pemberian sanksi
anggaran, implementasi RITJ
• Usulan regulasi dan kebijakan transportasi yang
terintegrasi Fungsi Strategis Nasional
• Rekomendasi penataan ruang
• Pelaksanaan kegiatan lain yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan.

9
Struktur Organisasi Badan Pengelola Transportasi
JABODETABEK saat ini

KEPALA
BPTJ

SEKRETARIS
UTAMA

BIRO BIRO HUKUM


PERENCANAAN DAN BIRO UMUM
DAN KEPEGAWAIAN DAN HUMAS
KEUANGAN

DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG DEPUTI BIDANG


INFRASTRUKTUR LALU LINTAS DAN KESELAMATAN DAN
ANGKUTAN TEKNIK SARANA

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR MANAJEMEN ANGKUTAN PENDANAAN PENGAWASAN PENGEMBANG PENGUJIAN
PRASARANA PEMBIAYAAN INTEGRASI & REKAYASA DAN KELAIKAN
LALU LINTAS PERKOTAAN ANGKUTAN KESELAMATAN AN SARANA SARANA

10
Usulan Struktur Organisasi
Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK (1/5)
KEPALA BADAN
Keterangan Usulan Struktur Organisasi BPTJ
Board Members • Bentuk: Badan Hukum
SEKRETARIAT RITJ
SEKRETARIS • Posisi : Dibentuk dibawah Presiden dan
UTAMA bertanggungjawab langsung ke Presiden.
• BPTJ merupakan perpanjangan tangan fungsi dan tugas
Kementerian Perhubungan Kemen ATR Biro Pemerintah Pusat dalam mengintegrasikan
Perencanaan Biro Hukum perencanaan dan pengembangan transportasi
Polri Kemen PUPR dan Keuangan
perkotaan di era otonomi daerah.
• Kepala BPTJ bertugas melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi BPTJ.
Kepala Daerah
Tenaga Ahli &Pendukung Biro Biro Humas • Board Members: dipimpin oleh Kepala Badan, yang
Kepegawaian beranggotakan para menteri terkait, Kepala Daerah di
Kemen BUMN dan Umum wilayah Jabodetabek, pimpinan Polri, Tenaga Ahli dan
Swasta/BUMD/ pendukung, perwakilan Swasta/BUMD/BUMN terkait,
BUMN Terkait berbagai organisasi transportasi terkait, serta
perwakilan media.
Perwakilan Media • Board members bertugas mereview laporan kerja
Organisasi Transportasi Terkait kedeputian, mengintegrasikan rencana dan mencari
solusi untuk permasalahan yang timbul dalam
perencanaan maupun pembangunan infrastruktur
(misalnya permasalahan dalam penentuan lokasi).
• Deputi bertugas merencanakan dan melaksanakan
DEPUTI DEPUTI LALU DEPUTI pembangunan yang menjadi tugas BPTJ menurut
PRASARANA LINTAS ANGKUTAN bidangnya, mengawasi pelaksanaan pembangunan, dan
mengembangkan proyek infrastruktur di Jabodetabek.
• Pengarusutamaan pemanfaatan big data merupakan
tanggung jawab seluruh Kedeputian.
KELOMPOK
SATUAN
JABATAN • Fungsi pendanaan melekat di masing-masing
PELAYANAN
FUNGSIONAL Kedeputian terkait (prasarana dan angkutan) melalui
pembentukan subdirektorat rancang bangun
/pendanaan.
11
Usulan Struktur Organisasi
Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK (2/5)

SEKRETARIS UTAMA

BIRO PERENCANAAN DAN BIRO KEPEGAWAIAN DAN BIRO HUBUNGAN


BIRO HUKUM
KEUANGAN UMUM MASYARAKAT

BAGIAN KEPEGAWAIAN BAGIAN PEMBERITAAN


BAGIAN PERENCANAAN BAGIAN PERATURAN
DAN ORGANISASI DAN MEDIA SOSIAL

BAGIAN KEUANGAN DAN BAGIAN PERJANJIAN DAN BAGIAN UMUM DAN BAGIAN PUBLIKASI DAN
PENGELOLAAN BMN ADVOKASI RUMAH TANGGA INFORMASI

BAGIAN EVALUASI
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

12
Usulan Struktur Organisasi
Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK (3/5)
DEPUTI PRASARANA

BAGIAN TATA USAHA

DIREKTORAT PRASARANA DIREKTORAT PRASARANA DIREKTORAT INTEGRASI


TRANSPORTASI DARAT TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN PRASARANA TRANSPORTASI

SUB DIREKTORAT RANCANG SUB DIREKTORAT RANCANG


SUB DIREKTORAT INTEGRASI
BANGUN PRASARANA BANGUN PRASARANA
SIMPUL TRANSPORTASI
TRANSPORTASI DARAT TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN

SUB DIREKTORAT TATA KELOLA SUB DIREKTORAT TATA KELOLA SUB DIREKTORAT INTEGRASI
PRASARANA TRANSPORTASI PRASARANA TRANSPORTASI KAWASAN BERBASIS ANGKUTAN
DARAT PERKERETAAPIAN MASSAL

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

13
Usulan Struktur Organisasi
Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK (4/5)
DEPUTI LALU LINTAS

BAGIAN TATA USAHA

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT PENGEMBANGAN


LALU LINTAS TRANSPORTASI LALU LINTAS TRANSPORTASI SISTEM DAN INFORMASI
DARAT PERKERETAAPIAN TRANSPORTASI

SUB DIREKTORAT
SUB DIREKTORAT MANAJEMEN SUB DIREKTORAT LALU LINTAS PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
DAN REKAYASA LALU LINTAS KERETA API PERKOTAAN DAN
SISTEM INFORMASI

SUB DIREKTORAT ANALISIS


SUB DIREKTORAT JARINGAN SUB DIREKTORAT PENGOLAHAN
DAMPAK
PERKERETAAPIAN DATA DAN INFORMASI
LALU LINTAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

14
Usulan Struktur Organisasi
Badan Pengelola Transportasi JABODETABEK (5/5)
DEPUTI ANGKUTAN

BAGIAN TATA USAHA

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT PENDANAAN DAN


ANGKUTAN ORANG ANGKUTAN BARANG PENGAWASAN ANGKUTAN

SUB DIREKTORAT ANGKUTAN SUB DIREKTORAT ANGKUTAN


SUB DIREKTORAT
ORANG TRANSPORTASI JALAN BARANG TRANSPORTASI JALAN
PENDANAAN
DAN PERAIRAN DAN PERAIRAN

SUB DIREKTORAT ANGKUTAN SUB DIREKTORAT ANGKUTAN


SUB DIREKTORAT
ORANG TRANSPORTASI BARANG TRANSPORTASI
PENGAWASAN ANGKUTAN
PERKERETAAPIAN PERKERETAAPIAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

15
TERIMA KASIH

16

Anda mungkin juga menyukai