Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM KREATIF MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

KERETA GANTUNG SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI


KENDARAAN UMUM KOTA BATAM

JENIS KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:
Ahmad Adi Prasetyo 210535614818 (2021)
Siffa Dayana 210413623376 (2021)
Yunita Nur Cahyati 210413623308 (2021)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

RINGKASAN..........................................................................................................ii

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan dan Manfaat......................................................................................2

GAGASAN..............................................................................................................3

A. Efektivitas Kereta Gantung Untuk Mengurangi Kemacetan Dan Polusi......3

B. Upaya Yang Pernah Dilakukan Dan Hasilnya (Transportasi Publik Di


Batam, Pelebaran Ruas Jalan dan Lain Sebagainya)............................................4

C. Kereta Gantung dan Cara Kerjanya..............................................................4

D. Kereta Gantung Sebagai Transportasi Publik...............................................5

E. Fleksibilitas dan Kemudahan Kereta Gantung..............................................5

F. Mengurangi Polusi Udara Dengan Kereta Gantung.....................................6

G. Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan........6

H. Langkah-Langkah Strategis Yang Diperlukan..............................................6

KESIMPULAN........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

i
RINGKASAN
Kereta gantung efektif untuk membantu mengurangi kemacetan dan polusi
udara. Hasil studi Bank Dunia pada tahun 2017 menyatakan bahwa rata-rata
panjang perjalanan yang dapat ditempuh kereta gantung saat ini adalah 2,7 km
dengan kecepatan 10-20 km/jam dan dapat membawa hingga 2.000 penumpang
per jam pada setiap arahnya. Marsa Aulianisa (2022) menyebutkan bahwa
pembangunan kereta gantung di Kota Medellin diakui secara luas dapat
membantu menurunkan tingkat kejahatan kota, mengurangi polusi, serta
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Jalur kereta gantung juga independen,
sehingga tidak terpengaruh dan berpengaruh atas kemacetan lalu lintas.

Tezak et al. (2016) menyebutkan terdapat dua jenis kereta gantung yaitu
aerial tramways dan gondola. Aerial tramways memiliki kecepatan maksimum
43,2 km/jam dan bias membawa penumpang sebanyak 2000 orang dalam satu
jam. Gondola merupakan kereta gantung yang bergerak satu arah dan terdiri atas
beberapa kabin yang bisa membawa 30 orang. Kereta gantung jenis ini lebih
lambat dalam hal kecepatan tetapi mampu membawa 4.000 orang setiap jam.

Menurut Decker (2020), Metrocable didesain untuk mempermudah


masyarakat bisa ke tengah kota daripada harus melalui topografi permukaan yang
sulit. Menurut Heinrich & Bernet (2014), kereta gantung atau MetroCable tidak
memiliki jadwal spesifik dan waktu keberangkatan yang tetap. Hal ini
memberikan fleksibilitas penumpang untuk menentukan perjalanan mereka. Brand
& Davila (dalam Heinrich & Bernet, 2014) menyebutkan bahwa tarif untuk
transportasi metro di Kolombia adalah 1.800 COP atau sekitar Rp. 6.000,00.
Heinrich & Bernet (2014) menyebutkan bahwa perempuan lebih merasa aman dan
privasinya terjaga dalam kereta gantung MetroCable.

Kereta gantung menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Oleh


karena itu, emisi karbon dioksida sangat sedikit jika dibandingkan dengan
kendaraan berbahan bakar bensin. Menurut Davila & Diana (2012), kereta
gantung berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dioksida hingga 121.029
tCO2 pada tahun 2010 hingga 2016.

ii
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan wilayah perkotaan seperti Kota Batam lebih cepat
dibandingkan pertumbuhan wilayah di daerah Kepulauan Riau, hal ini
menyebabkan kota Batam banyak menawarkan berbagai macam sarana seperti
sekolah, rumah sakit, pusat perbelanjaan, perguruan tinggi dan lapangan
pekerjaan. Hal ini merupakan daya tarik yang sangat kuat bagi masyarakat
untuk melakukan pergerakan.

Dalam melakukan perjalanan dari daerah asal ke tempat kegiatannya atau


sebaliknya pelaku perjalanan akan dihadapkan pada pilihan jenis moda
transportasi, yaitu transportasi jalan Angkutan Umum Kota (Angkot), Bus
(Damri/Trans Batam) dan kendaraan pribadi (mobil atau sepeda motor). Pada
waktu tertentu menjadi jam-jam puncak kegiatan, sering terjadi penumpukan
aktivitas pemakaian jalan di mana bagi yang menggunakan kendaraan umum
sering turun di daerah ruas jalan tertentu, sehingga menyebabkan jalan
tersebut menjadi pusat pergerakan orang dan penumpukan kendaraan yang
menyebabkan dampak terjadinya akumulasi beban lalu lintas dan penurunan
tingkat pelayanan ruas jalan tersebut. Menyebabkan kemacetan dan
berimplikasi terhadap aktivitas pemakai jalan, yaitu pemakai kendaraan
pribadi baik mobil ataupun sepeda motor, sehingga biaya yang dikeluarkan
akan semakin bertambah.

Akibat dari pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang semakin


banyak ini, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi
udara pada kota Batam juga telah meningkat. Pada saat ini kontribusinya telah
mencapai 60-70%. Kontribusi sebesar ini adalah merupakan kontribusi
pencemar udara yang paling dominan. Sumber pencemar lainnya, yakni
cerobong asap industri hanya berkisar 10-15% dan sisanya berasal dari sumber
pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran
hutan, dan lain-lain.

1
Berdasarkan paparan di atas, maka Peneliti merumuskan permasalahan
dalam bentuk bagaimana cara mengatasi kemacetan transportasi di kota
Batam. Dapat disimpukan bahwa berbagai solusi yang sudah diterapkan
sekarang belum cukup untuk mengatasi masalah yang ada di kota batam.
Diperlukan suatu progresif dan efesien dalam penyelesaian masalah yang
cukup kompleks ini.

B. Tujuan dan Manfaat


Dari masalah-masalah yang telah diuraikan, maka dapat diketahui tujuan
dan manfaat dari gagasan ini, yaitu:

1. Menciptakan alternatif baru berupa penggunaan kereta gantung sebagai


solusi mengatasi kemacetan

2. Memberikan solusi untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh


banyaknya kendaraan bermotor

2
GAGASAN
A. Efektivitas Kereta Gantung Untuk Mengurangi Kemacetan Dan Polusi
Selain seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang pesat,
manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terbilang
sangat laju. Dengan pertambahan jumlah penduduk di suatu negara bisa
menjadi keuntungan maupun kerugian. Kerugian yang dialami suatu wilayah
akibat kepadatan ataupun pertumbuhan penduduk yang sangat laju seperti,
meningkatnya pencemeran lingkungan, kemacetan jalan dan meningkatnya
angka kecelakaan lalu lintas.

Kereta gantung mempunyai banyak kelebihan jika dimanfaatkan dengan


baik dan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan moda transportasi
lain seperti kecepatan sampai tujuan, tidak memiliki polusi udara serta polusi
suara. Hasil studi Bank Dunia pada tahun 2017 menyatakan bahwa rata-rata
panjang perjalanan yang dapat ditempuh kereta gantung saat ini adalah 2,7 km
dengan kecepatan 10-20 km/jam dan dapat membawa hingga 2.000
penumpang per jam pada setiap arahnya.

Dalam artikel yang dibuat oleh Marsa Aulianisa (2022) menyebutkan


bahwa sejak tahun 2004 kota kedua Kolombia yaitu Kota Madellin menjadi
kota pertama di dunia yang sepenuhnya mengintegrasikan kereta gantung ke
dalam sistem transportasi yang ada hal ini disebabkan karena dulunya kota ini
pernah dijuluki ‘Kota Paling Berbahaya di Dunia’ oleh majalah Time.
Kemudian dengan adanya pembangunan kereta gantung ini diakui secara luas
dapat membantu tingkat kejahatan kota, mengurangi polusi serta
meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Keefektivitasan mode tranportasi kereta gantung yaitu karena jalurnya


independen, sehingga tidak terpengaruh dan berpengaruh atas kemacetan lalu
lintas. Selain itu, kereta gantung juga memiliki kapasitas angkut penumpang
yang sangat besar, yaitu bisa mencapai 230 penumpang dalam sekali angkut
(230ATW Ha Long Queen Cable Car, Vietnam). Kapasitas ini jauh lebih
besar dibandingkan dengan mobil (5-7 penumpang), angkutan kota (max.10

3
penumpang) hingga bis kota (40-50 penumpang). Dan juga, dengan
menggunakan sistem penggerak yang menggerakkan kabel untuk
perjalanannya, sehingga tidak menimbulkan polusi udara dan suara yang
langsung timbul dari kereta.

B. Upaya Yang Pernah Dilakukan Dan Hasilnya (Transportasi Publik Di


Batam, Pelebaran Ruas Jalan dan Lain Sebagainya)
Banyak hal dan usaha yang sudah dilakukan batam, seperti pelebaran jalan
di daerah titik pusat kemacetan, flyover laluan madani, dan transpotasi umum
yaitu transbatam. Transbatam adalah moda tranportasi bis, seperti yang berada
di Djakarta. Transbatam memiliki 8 rute dengan 23 pemberhentian dan waktu
kedatangan setiap 30 menit sejak bis sebelumnya lewat. Flyover laluan madani
yang dibangun memiliki luas 1.595 km2. Kawasan ini disebut kawasan
simpang jam yang merupakan salah satu kawasan terpadat yang setiap harinya
bisa dilintasi hingga hampir 300 ribu kendaraan. Kemacetan di kawasan ini
dulunya didominasi oleh arus lalu lintas dari Bandara Hang Nadim ke arah
pusat kota.

C. Kereta Gantung dan Cara Kerjanya


Sutopo et al. (2002) menjelaskan bahwa kereta gantung merupakan sebuah
sistem transportasi yang mengandalkan kabel untuk menarik kabin dalam
kecepatan yang stabil. Kabel tersebut terbentang beberapa meter antar tower
yang menghubungkan stasiun. Menurut Tezak & Lep, kereta gantung bisa
menjadi transportasi yang berkelanjutan di masa depan. Transportasi ini
memiliki beberapa keunggulan seperti hanya menggunakan sedikit luas yang
sedikit dan digerakkan dengan listrik.

Brida et al. dalam Tezak et al. (2016) menyebutkan bahwa kereta gantung
menggunakan tali dan listrik sebagai tenaganya. Tetapi moda transportasi ini
lebih sering digunakan untuk pariwisata dan jarang digunakan sebagai
transportasi di area perkotaan. Kereta gantung yang lebih dikenal sebagai
Metrocable sudah digunakan sebagai transportasi publik di Medellin,
Kolombia. Menurut Decker (2020), kereta gantung atau Metrocable di

4
Kolombia memiliki ciri khas berupa letaknya yang berada di dataran yang
curam dan kawasan yang padat penduduk.

D. Kereta Gantung Sebagai Transportasi Publik


Tezak et al. (2016) menyebutkan terdapat dua jenis kereta gantung yaitu
aerial tramways dan gondola. Aerial tramways akan mengirim penumpang
melalui satu atau dua kabin yang bergerak ke belakang dan ke depan dengan
bantuan kabel. Kendaraan ini memiliki kecepatan maksimum 43,2 km/jam
Sedangkan jumlah penumpang yang bisa dibawa dalam satu jam sebanyak
2000 orang. Gondola merupakan kereta gantung yang bergerak satu arah dan
terdiri atas beberapa kabin yang bisa membawa 30 orang. Kereta gantung jenis
ini lebih lambat dalam hal kecepatan tetapi mampu membawa 4.000 orang
setiap jam. Oleh karena itu, gondola lebih cocok dijadikan menjadi sarana
transportasi publik yang membutuhkan kapasitas maksimal.

E. Fleksibilitas dan Kemudahan Kereta Gantung


Menurut Decker (2020), Metrocable didesain untuk mempermudah
masyarakat bisa ke tengah kota daripada harus melalui topografi permukaan
yang sulit. Hal ini memberikan akses untuk mendapat pekerjaan dan
pendidikan yang lebih baik. Hal ini disebabkan pada mulanya kereta gantung
digunakan sebagai transportasi di daerah yang sulit dijangkau. Oleh karena itu,
diciptakanlah kereta gantung yang tidak melalui jalur darat melainkan melalui
kabel dan bergerak di udara.

Menurut Heinrich & Bernet (2014), kereta gantung memberikan


fleksibilitas bagi para penumpang untuk menentukan perjalanan mereka
karena MetroCable tidak memiliki jadwal spesifik. Penumpang hanya perlu
memikirkan seberapa lama waktu tunggu di sana. Selain itu, karena kereta
gantung datang dan pergi dalam waktu yang tetap. Hal ini membuat
penumpang merasa tidak banyak menunggu karena mereka dapat melihat
langsung kereta gantung bergerak sepanjang waktu.

Dalam hal harga, kereta gantung juga dapat dipertimbangkan bisa menjadi
transportasi publik. Brand & Davila dalam Heinrich & Bernet (2014)
menyebutkan bahwa tarif untuk transportasi metro di Kolombia adalah 1.800

5
COP atau sekitar Rp. 6.000. Hal ini membuat penggunaan jenis kendaraan ini
lebih menarik secara ekonomi. Apabila dilihat dari mata uang Kolombia,
kereta gantung termasuk moda transportasi yang murah. Hal ini juga menjadi
penyebab kereta gantung bisa menjadi salah satu transportasi publik.

Kereta gantung juga unggul dalam hal keamanan. Heinrich & Bernet
(2014) menyebutkan bahwa perempuan lebih merasa aman dan privasinya
terjaga dalam kereta gantung MetroCable. Hal ini dikarenakan sebuah kereta
gantung bisa memuat 10 orang dengan 8 orang duduk dan sisanya berdiri.
Oleh karena itu, seseorang tidak bisa dengan seenaknya berbuat hal yang tidak
baik.

F. Mengurangi Polusi Udara Dengan Kereta Gantung


Kereta gantung menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Oleh
karena itu, emisi karbon dioksida sangat sedikit jika dibandingkan dengan
kendaraan berbahan bakar bensin. Polusi udara bisa dikurangi dengan adanya
penggunaan kereta gantung ini. Mengingat kondisi Batam yang tergolong kota
dengan kualitas udara yang kurang baik jika dibandingkan dengan kota-kota
lain di Indonesia. Menurut Davila & Diana (2012), kereta gantung yang
menggantikan kendaraan berbahan bakar fosil berkontribusi dalam
mengurangi emisi karbon dioksida hingga 121.029 tCO2 pada tahun 2010
hingga 2016.

G. Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan


Pihak-pihak yang dapat mengupayakan implementasi gagasan kereta
gantung sebagai alternatif transportasi publik adalah Kementrian
Perhubungan, Bappenas, Pemerintah Daerah Riau, dan Pemerintah Kota
Batam. Kementrian Perhubungan perlu untuk melakukan perumusan
kebijakan nasional tentang pelaksanaan dan kebijakan teknis untuk
transportasi kereta gantung ini. Selain itu, Kemenhub juga bertindak sebagai
pengawas berjalannya moda transportasi ini. Bappenas diperlukan untuk
melakukan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan sarana
transportasi kereta gantung sekaligus dalam hal pelaksanaan dan evaluasi
kegiatan pembangunan tersebut.

6
H. Langkah-Langkah Strategis Yang Diperlukan
Pembangunan kereta gantung memerlukan beberapa komponen utama
sehingga bisa bekerja dengan baik. Menurut Sutopo (2020), kereta gantung
dalam bekerja memerlukan rute, kabin, tower, stasiun yang sederhana, kabel
pendukung, motor, sistem informasi dan tiket, jadwal, keamanan dan sistem
evakuasi. Sesuai dengan yang disebutkan sebelumnya, perlu ditentukan
terlebih dahulu rute kereta gantung di Kota Batam. Rute ini haruslah bisa
menjangkau area yang sering didatangi penduduk. Hal ini ditujukan agar dapat
memecah kemacetan yang disebabkan oleh kendaraan yang tertumpuk di ruas
jalan di Kota Batam. Kabin yang menjadi kendaraan penumpang harus dibuat
dengan kualitas yang baik sehingga dari sisi keamanan tetap terjaga.
Pembangunan tower sebagai tiang kabel kereta gantung harus ditempatkan di
tempat yang sesuai dengan konstruksi yang baik. Penentuan rute juga seiring
dengan penentuan tempat pembangunan tower tersebut.

KESIMPULAN
Kereta gantung memiliki berbagai keunggulan apabila dibandingkan
dengan moda transportasi lainnya. Kelebihannya dalam hal kecepatan, keamanan,
tarif yang terjangkau, dan tidak menimbulkan polusi membuat kereta gantung
sebagai opsi untuk mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi di Kota Batam.
Sehingga kereta gantung merupakan alternatif yang tepat untuk
diimplementasikan di kota Batam kedepannya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Aulianisa, Marsa. (2022). Cable Car: Benar-benar Diperlukan atau Hanya Akal-
akalan? https://ruang-waktu.com/2022/07/16/cable-car-benar-benar-
diperlukan-atau-hanya-akal-akalan/
Dávila, J. D., & Daste, D. (2012). Medellin’s aerial cable-cars: social inclusion
and reduced emissions. UNEP-IPSRM cities, decoupling and urban
infrastructure.
Decker, N., Council, D., Antman, F., & Cadena, B. (2020). Aerial Cable Cars as
Public Transportation: Examining the Effects of Medellin’s Metrocables
on Crime.
Heinrichs, D., & Bernet, J. S. (2014). Public transport and accessibility in
informal settlements: aerial cable cars in Medellín, Colombia.
Transportation research procedia, 4, 55-67.
Irawan, Ariel Naufaldie., Randiko, Aswin Mahir., Maheswari. Labiba Safaalma.,
Rijal, Salma Albir, Rahma., Fadila, Syafira Nur. (2019). Penggunaan
Kereta Gantung Sebagai Solusi Transportasi Massal Berbasis Lajur
Individu.
https://www.academia.edu/42711748/PENGGUNAAN_KERETA_GANT
UNG_SEBAGAI_SOLUSI_TRANSPORTASI_MASSAL_BERBASIS_L
AJUR_INDIVIDU_Diusulkan_oleh.
Sutopo, Y. K. D., Jinca, M. Y., Azmy, M. F., Maramis, M. V. H., & Amin, M. D.
(2020, June). Aerial Cable Car in the City Centre of Makassar: The
Potential Routes, Technology and Station Locations. In IOP Conference
Series: Materials Science and Engineering (Vol. 875, No. 1, p. 012002).
IOP Publishing.
Težak, S., & Lep, M. (2019). New technological approach to cable car boarding.
Sustainability, 11(15), 4017.
Težak, S., Sever, D., & Lep, M. (2016). Increasing the capacities of cable cars for
use in public transport. Journal of Public Transportation, 19(1), 1.
Tyas, Widi W., Indaryani, Tri. (2020). Flyover Laluan Madani Batam, Jalan
Layang denga Sentuhan Ornamen Khas Melayu.
https://batam.tribunnews.com/2020/03/19/flyover-laluan-madani-batam-
jalan-layang-dengan-sentuhan-ornamen-khas-melayu

Anda mungkin juga menyukai