Anda di halaman 1dari 14

STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK

DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

Andrew Agung Wibisono1, Rini Wahyu Sayekti2, Prima Hadi Wicaksono2


1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1
andrewagungwibisono@gmail.com

ABSTRAK
Polikultur adalah budidaya yang dilakukan secara tumpang sari dalam satu petak
tambak antara udang bersama ikan atau jenis budidaya lain yang dapat hidup
berdampingan antara yang satu dengan yang lain. Namun terdapat beberapa
permasalahan yang sering dihadapi dalam mengembangkan budidaya tambak, seperti
belum adanya perencanaan irigasi tambak yang sesuai dengan kebutuhan dan umumnya
jaringan irigasi tambak yang diterapkan adalah jaringan irigasi tambak sederhana.
Studi ini bertujuan untuk merencanakan sistem tata air tambak, kebutuhan air
irigasi, dan perencanaan irigasi tambak di Desa Pucang Anom. Untuk mencapai hal
tersebut, maka perlu dilakukan uji data hujan, perhitungan evapotranspirasi, pengaturan
pola operasi pintu, perhitungan kebutuhan air tambak, dan perencanaan dimensi saluran
irigasi serta drainase.
Hasil yang diperoleh dari studi akhir ini berupa dimensi saluran irigasi dan
saluran drainasi. Debit kebutuhan irigasi sebesar 0,107 m3/dt/ha dan debit buangan air
tambak 0,00694 m3/dtha. Saluran drainasi memiliki kemiringan dasar saluran 0.0002
dengan kemiringan talud 1 : 1 dan lebar dasar saluran 0,3 m - 0,7 m. Untuk saluran
irigasi memiliki kemiringan dasar saluran 0.0002 dengan kemiringan talud 1 : 1 dan
lebar dasar saluran 0,5 m – 1,75 m. Pada petak tambak pintu yang digunakan adalah
skot balok, sedangkan untuk saluran irigasi pintu yang digunakan adalah pintu sorong.
Kata Kunci: Tambak, Irigasi, Drainase

ABSTRACT
Polyculture is a cultivation that is done with a single intercropping way in a
pond between shrimps and fishes or other types of cultivation that can be coexisted.
However there are problems that are often encountered in aquaculture development,
e.g. there is no fishpond irrigation network that is appropriate with the needs and
generally the applied fishpond irrigation is a simple fishpond irrigation network.
This study aimed to plan the fishpond water system, the irrigation water needs,
and the fishpond irrigation planning in Pucang Anom District. To achieve this, it is
necessary to test the rainfall, to analize the evapotranspiration, to set the gate
operation pattern, to analyze the fishpond water needs, and to plan the irrigation and
drainage channel dimensions.
The result from the study is the dimensions of irrigation and drainage channel.
The requirement discharge value namely 0,107 m3/s/ha and the fishpond wastewater
discharge value namely 0,00694 m3/s/ha. Drainage channel has slope value of 0,0002
with 1 : 1 talud slope and width of the base channel value beween 0,3 m – 0,7 m. For
irrigation channel has slope value of 0,0002 with 1 : 1 talud slope and width of the base
channel value between 0,5 m – 1,75 m. Plots of the fishpond use stoplog type, while
irrigation channel use sluice gate type.

Keywords: Ponds, irrigation, drainage


1. PENDAHULUAN Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten
1.1 Latar Belakang Sidoarjo dengan luas areal tambak
Tambak adalah kolam air payau sekitar 68,20 Ha. Pola budidaya tambak
yang digunakan untuk budidaya yang diterapkan di lokasi ini adalah
perikanan darat berupa udang, ikan, polikultur. Polikultur adalah budidaya
kepiting, kerang-kerangan dan rumput yang dilakukan secara tumpang sari
laut (Anonim, 2011). dalam satu petak tambak antara udang
Budidaya perikanan dalam bersama ikan atau jenis budidaya lain
tambak menjadi salah satu cara yang yang dapat hidup berdampingan antara
sangat potensial, yaitu usaha yang satu dengan yang lain. Jenis ikan
memanfaatkan air laut dan sungai untuk dan udang yang dibudidayakan adalah
dialirkan dalam petak-petak tambak ikan bandeng dan udang vannamei.
yang dibuat di darat dan dipelihara Namun terdapat beberapa permasalahan
benih ikan atau udang di dalam petak- yang sering dihadapi dalam
petak tambak tersebut. Hasil dari mengembangkan budidaya tambak,
budidaya ini apabila dimanfaatkan antara lain :
secara optimal akan memberikan hasil 1. Belum adanya perencanaan irigasi
yang sangat menguntungkan. tambak yang sesuai dengan
Namun tambak yang kebutuhan sehingga hasil panen
dimanfaatkan oleh masyarakat yang diperoleh kurang maksimal.
umumnya tidak berdasarkan 2. Umumnya jaringan irigasi tambak
perencanaan yang baik. Saluran yang yang diterapkan adalah jaringan
ada pada umumnya juga masih belum irigasi tambak sederhana.
tertata dengan baik, hal ini ditandai 1.3 Batasan Masalah
dengan belum terpisahkannya saluran Agar permasalahan lebih terarah
pemberi dan saluran pembuang. Selain dan tidak keluar dari pokok
itu, kapasitas saluran masih terlalu kecil permasalahan, maka dalam penyusunan
sehingga tidak mampu membawa air skripsi ini dibatasi oleh hal-hal berikut
dengan kuantitas dan kualitas yang ini :
sesuai yang menyebabkan hasil
1. Daerah studi adalah Desa Pucang
produksi masih belum optimal.
Anom, Kabupaten Sidoarjo.
1.2 Identifikasi Masalah 2. Dalam studi ini komoditi yang
Kabupaten Sidoarjo memiliki ditinjau adalah bandeng dan udang.
potensi yang besar dalam sektor 3. Tidak membahas kerusakan
pengembangan perikanan. Dalam ekosistim perairan umum.
RTRW Sidoarjo Tahun 2009-2029 4. Tidak membahas transportasi
merencanakan pengembangan sektor sedimen dalam saluran.
perikanan yaitu agropolitan perikanan. 5. Pengaruh salinitas tidak
Kabupaten Sidoarjo yang memiliki diperhitungkan.
kawasan tambak seluas 15.541 Ha, 6. Tidak membahas Rencana
merupakan kawasan potensial Anggaran Belanja (RAB).
pengembangan agroindustri perikanan
karena memiliki sumber daya perikanan 1.4 Rumusan Masalah
tambak dengan nilai produksi dan Dengan memperhatikan batasan
ekonomi tinggi di Jawa Timur (BPS masalah, maka permasalahan yang
Kabupaten Sidoarjo,2013). dapat dirumuskan sebagai berikut :
Salah satu daerah yang dapat 1. Bagaimana rencana sistem tata air
dikembangkan untuk lahan tambak tambak di di Desa Pucang Anom,
adalah di Desa Pucang Anom, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo?
2. Berapa kebutuhan air irigasi semiteknis telah mempunyai saluran
tambak di Desa Pucang Anom, pencampur air asin dan air tawar.
Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten
Sidoarjo? 2.1.3. Irigasi Tambak Teknis
3. Bagaimana perencanaan jaringan Jaringan irigasi teknis ini
irigasi tambak di Desa Pucang diterapkan untuk usaha budidaya
Anom, Kecamatan Sidoarjo, tambak madya dan budidaya tambak
Kabupaten Sidoarjo? maju. Adapun ciri-ciri jaringan irigasi
teknis, yaitu :
1.5 Tujuan dan Manfaat 1. Saluran pembuang dan saluran
Dengan memperhatikan rumusan pembawa terpisah
masalah diatas, maka tujuan dari studi 2. Saluran pengambil air asin dan
ini adalah: saluran pengambil air tawar
1. Untuk mengetahui sistem tata air terpisah
dan kebutuhan air irigasi tambak di 3. Pencampuran antara air asin dan air
Desa Pucang Anom, Kecamatan tawar dilakukan di bak pencampur
Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo. 4. Petak tersier menerima air payau
2. Merencanakan jaringan irigasi dalam jumlah yang sudah terukur
tambak di Desa Pucang Anom,
Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten 2.2 Tata Tanam Tambak
Sidoarjo. Polikultur adalah budidaya yang
Manfaat yang dapat diperoleh dari dilakukan secara tumpang sari dalam
studi ini adalah sebagai masukan dalam satu petak tambak antara udang bersama
merencanakan jaringan irigasi pada ikan atau jenis budidaya lain yang dapat
daerah tambak yang sesuai dengan hidup berdampingan antara yang satu
kebutuhan air irigasi. dengan yang lain. Dalam budidaya
campuran bandeng dan udang, dapat
2. TINJAUAN PUSTAKA dilakukan dua kali pemeliharaan dalam
2.1 Jenis-Jenis Irigasi Tambak satu tahun.
Berdasarkan cara pengaturan, Pemeliharaan pertama dimulai pada
pengukuran aliran air dan lengkapnya awal Mei hingga petengahan September
fasilitas, jaringan irigasi tambak dapat dan pemeliharaan kedua dimulai pada
dibedakan kedalam tiga tingkatan, yaitu pertengahan Oktober hinga akhir
irigasi sederhana, irigasi semi teknis, Februari. Lama pemeliharaannya
dan irigasi teknis masing-masing 4-5 bulan.
Pada musim pemeliharaan pertama,
2.1.1. Irigasi Tambak Sederhana pekerjaan persiapannya memerlukan
Sistem irigasi tambak sederhana waktu cukup panjang, yaitu mulai awal
hampir setingkat dengan irigasi Maret hingga akhir April. Sedangkan
pedesaan dalam pertanian dengan pemeliharaan kedua, pekerjaan
jaringan irigasi masih sederhana dan persiapannya mulai pertengahan
mudah diorganisasi. Saluran pembawa September hingga pertengahan Oktober.
air payau dan pembuang pada irigasi
tambak tradisional tidak terpisah,
pencampuran air tawar dan air laut
secara alami, tidak teratur, serta jumlah
dan mutu air tidak terkendali..
2.1.2. Irigasi Tambak Semi Teknis
Perbedaan satu-satunya antara
jaringan irigasi sederhana dan irigasi
semiteknis adalah pada jaringan irigasi
Gambar 2.1. Tata Tanam Tambak Udang dan Bandeng
Sumber: Mudjiman (1982:85)

2.3 Kebutuhan Air Irigasi Tambak Kecepatan diperoleh dengan formula


Kebutuhan air irigasi tambak per Manning – Strickler:
ha dihitung dengan menggunakan ⁄ ⁄
V =
persamaan:
dengan:
IR = Vp + E + P – Randalan
Q = debit (m3/dt)
dengan :
V = kecepatan rata-rata (m/dt)
IR = kebutuhan air irigasi di tambak
R = jari-jari hidrolik (m)
(lt/dt/ha).
S = kemiringan dasar saluran
Vp = volume air yang diperlukan untuk
n = koefisien kekasaran
pemeliharaan dalam tambak
(lt/dt/ha).
3. METODOLOGI PENELITIAN
E = evaporasi (lt/dt/ha).
3.1 Lokasi Studi
P = perkolasi (lt/dt/ha).
Secara administrasi lokasi studi
Randalan = curah hujan andalan (lt/dt/ha).
terletak di Desa Pucang Anom
2.4. Analisa Hidrolika Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten
Aliran yang melalui saluran harus Sidoarjo, Jawa Timur.
direncanakan untuk tidak Batas wilayah Desa Pucang Anom
mengakibatkan erosi maupun endapan adalah
sedimen. Untuk itu perlu dihitung  Sebelah utara berbatasan dengan
ukuran-ukuran saluran dengan analisis Desa Sawohan dan Desa Kemiri.
hidrolika sehingga nantinya dapat  Sebelah selatan berbatasan dengan
diperoleh ukuran akhir bedasarkan Desa Sekardangan dan Desa
efisiensi hidrolika dan mendapatkan Gebang.
ukuran penampang terbaik, praktis, dan  Sebelah timur berbatasan dengan
ekonomis. Debit yang melalui suatu Desa Sawohan.
saluran dapat dihitung sebagai berikut:  Sebelah barat berbatasan dengan
Q =VxA Desa Rangkahkidul
Gambar 3.1 Layout Lokasi Studi di Desa Pucang Anom

Pengujian kualitas air di Sungai Penguji Balai Pengembangan Budidaya


Kepetingan dilaksanakan pada 13 Air Payau Bangil dengan hasil
September 2011 di Laboratorium pengujian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Hasil Uji Kualitas Air di Sungai Kepetingan (Dusun Karanggayam)
Hasil (Test
Parameter Satuan
Result)
No Batas Syarat Spesifikasi Metode
Dusun
(Parameters) (Units)
Karanggayam
1 Alkalinitas mg/l 150 >50 Test Kit
2 NH3 mg/l 1,46 0,05-0,10 IKM/5.4.11/BPBAP(Spektrofotometrik)
3 NO2 mg/l 0,098 0,01-0,05 Spektrofotometrik
4 H2S mg/l 0,011 0,001 Spektrofotometrik
5 PO4 mg/l 0,342 0,05-0,50 Spektrofotometrik
6 TOM mg/l 9,48 <55 Titrimetrik
Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium
3.2 Data Yang Digunakan Sedati Kabupeten Sidoarjo tahun
Berikut adalah data-data yang 2001 sd 2013.
diperlukan dalam perhitungan dan 2. Data Klimatologi
analisa studi: Data klimatologi yang
1. Data Curah Hujan digunakan pada studi ini
Data curah hujan yang diperoleh dari Stasiun
digunakan pada studi ini meteorologi Juanda di Desa
diperoleh dari stasiun sidoarjo di Sedati Kecamatan Sedati
Desa Pulungan Kecamatan Kabupaten Sidoarjo tahun 2013.
3. Data Pasang Surut Mulai

Data pasang surut diambil di


Sungai Kepetingan
Data
4. Data Tambak Data Curah Data Data
Pasang
Data
Hujan Klimatologi tambak topografi
Data tambak yang dimaksud Surut
adalah data luasan areal tambak
dan jenis komoditas yang Uji Homogenitas
Perhitungan
Evapotranspirasi
dibudidayakan.
5. Data Topografi
Data topografi yang digunakan Curah Hujan
Uji Abnormalitas
Efektif
adalah data topografi Desa
Pucang Anom.
3.3 Tahapan Penyelesaian Analisa dengan
Tahapan perhitungan dan analisa Hec-ras
yang dilakukan dalam studi ini adalah
sebagai berikut: Kebutuhan Air
1. Uji data hujan, meliputi: Dalam Tambak
a. Uji homogenitas data dengan
metode RAPS (Rescaled Desain Saluran, Perencanaan
Tambak,& Saluran, Tambak,
Adjusted Partial Sums). Tanggul dan Tanggul
b. Uji abnormalitas data dengan
metode Outlier.
2. Menghitung curah hujan Tidak
andalan. Cek Elevasi
Perhitungan curah hujan andalan Saluran, Tambak,
Tanggul dengan
dalam studi ini menggunakan Elevasi Muka Air
metode tahun dasar perencanaan
Memenuhi
(basic year).
3. Perhitungan evapotranspirasi
Kesimpulan
potensial.
Perhitungan evapotranspirasi
potensial dalam studi akhir ini Selesai
menggunakan metode Penman
Modifikasi. Gambar 3.2 Diagram Alir Pengerjaan
4. Perhitungan kebutuhan air Skripsi
tambak
Menghitung berapa debit air
yang diperlukan di tambak.
5. Analisa Hidrolika
Analisa ini dilakukan untuk
mendapatkan ketinggian muka
air di saluran rencana dan untuk
merencanakan tinggi tanggul
agar tidak terjadi overtopping.
Untuk lebih memudahkan,
dalam studi ini menggunakan
program HEC-RAS.
Mulai 4. PEMBAHASAN
4.1.Perhitungan Volume Air yang
Masuk Ke Dalam Tambak
Data Topografi Data Debit Data Pasang
Sungai Sungai Surut Perhitungan ini dimaksudkan untuk
mengetahui lamanya waktu yang
Data Cross
diperlukan untuk mengisi air ke dalam
Data Long
Section
Sungai
Sungai tambak. Untuk menghitung volume air
yang masuk ke dalam tambak, maka
diperlukan pengaturan pintu skot balok
Input Geometric
Data yang terletak di setiap petak tambak.
Pengaturan tinggi skot balok
Input Unsteady Flow Data
disesuaikan dengan tinggi muka air
yang dibutuhkan di petak tambak dan
Run Unsteady
tinggi muka air yang tersedia di saluran.
Flow Analysis

Terjadi Erorr Cek Hasil


Running

Sukses

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Alir Running


Pada Hec-Ras
Tabel 4.1. Waktu yang Diperlukan untuk Mengisi Tambak
Waktu yang Waktu yang
Kebutuhan air
Tinggi Air Kebutuhan diperlukan untuk diperlukan untuk
Bulan dalam tambak
mengisi tambak mengisi tambak
m m3/ha m3 jam Hari ke-
Maret 0 0 0 0 0
April 0.1 1000 1000 12 1
Mei 0.35 3500 2500 13 1
Juni 0.45 4500 1000 12 1
Juli 0.5 5000 500 13 1
Agustus 0.6 6000 1000 121 6
September 0.6 6000 0 71 3
Oktober 0.3 3000 3000 186 8
Nopember 0.35 3500 500 43 2
Desember 0.5 5000 1500 19 1
Januari 0.6 6000 1000 16 1
Februari 0.6 6000 0 14 1
Sumber: Hasil Perhitungan
4.2.Perhitungan Kebutuhan Air 4. Berdasarkan pola tata tanam
Tambak tambak bandeng dan udang,
Perhitungan kebutuhan air irigasi diketahui kedalaman air yang
tambak untuk Bulan Mei sebagai dibutuhkan pada Bulan April 10
berikut: cm.
1. Nilai Evaporasi (E) pada Bulan Waktu yang diperlukan untuk
8,977 mengisi tambak diketahui dari
Mei = 4,233 mm/hari = = perhitungan volume air yang
8,64
1,039 lt/dt/ha masuk ke dalam tambak.
2. Menurut penelitian yang Berdasarkan perhitungan
dilakukan oleh Dinas Pertanian volume air yang masuk ke
dan Perkebunan Sidoarjo, 1998, dalam tambak diperoleh waktu
wilayah timur Sidoarjo (sekitar yang dibutuhkan untuk mengisi
pantai) mempunyai jenis tanah tambak selama 12 jam.
aluvial hidromorf, yang Dari hasil perhitungan diatas,
dicirikan oleh air tanah dangkal. maka diperoleh kebutuhan air
Tanah ini merupakan hasil untuk pemeliharaan udang dan
endapan muara sungai, sehingga bandeng sebesar:
bertekstur lempung berlumpur Vp = 1000 m3/ha
(silty loam) (Hardaningrum F, 1000
= = 23,148 lt/dt/ha
dkk, 2005). Besarnya perkolasi 12 x3600
(P) untuk jenis tanah silty loam 5. Kebutuhan air irigasi di tambak
adalah 2 mm/hari. sebesar :
2 IR = Vp + E + P – Randalan
P =2mm/hari= =23,148+0,543+0,231– 0,266
8,64
=23,656 lt/dt/ha
=0,231 lt/dt/ha
=0,023656 m3/dt/ha
3. Curah Hujan Andalan (Randalan)
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat
0 pada tabel 4.2.
Randalan=0mm/bln=
30
=0mm/hari
0
= = 0 lt/dt/ha
8,64

Tabel 4.2. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Tambak


Uraian Satuan Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb
Persiapan Musim tanam 1 Musim Tanam II
Evaporasi (E) mm/hari 6.398 4.689 4.233 3.666 4.657 7.709 8.977 9.474 6.572 6.180 6.396 6.034
lt/dt/ha 0.740 0.543 0.490 0.424 0.539 0.892 1.039 1.097 0.761 0.715 0.740 0.698
Perkolasi (P) mm/hari 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
lt/dt/ha 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231
Curah Hujan Andalan (Randalan) mm/bln 467 69 22 21 0 0 0 0 130 57 401 482
mm/hari 15.065 2.300 0.710 0.700 0.000 0.000 0.000 0.000 4.333 1.839 12.935 17.214
lt/dt/ha 1.744 0.266 0.082 0.081 0.000 0.000 0.000 0.000 0.502 0.213 1.497 1.992
Keb. Air untuk pemeliharaan m3/ha 0.000 1000 3500 4500 5000 6000 6000 3000 3500 5000 6000 6000
Bandeng dan Udang(V) lt/dt/ha 0.000 23.148 74.786 104.167 106.838 13.774 23.474 4.480 22.610 73.099 104.167 104.167
Keb. Air Irigasi di Tambak (IR) lt/dt/ha 0.000 23.656 75.426 104.741 107.608 14.898 24.745 5.808 23.100 73.833 103.641 103.104
Sumber: Hasil Perhitungan
4.3. Perencanaan Dimensi Saluran Sehingga diperoleh:
Irigasi Q (Debit Irigasi) = 2,49 m3/dt
Dimensi saluran irigasi Qkebutuhan = Qperhitungan
direncanakan untuk menampung air 2,49 =VxA
yang akan digunakan untuk kebutuhan 1 2 1
irigasi. Berikut contoh perhitungan dari 2,49 = ( .R 3 .S 2 ) x A
n
perencanaan dimensi Saluran Irigasi 1:
 Debit Kebutuhan Irigasi sebesar Dengan cara coba-coba (trial and
0,107 m3/dt/ha (Tabel 4.2) error) didapat nilai h = 1,6 m
 Luas tambak yang dilayani di Perhitungan selanjutnya dapat
Saluran Irigasi 1 sebesar 18,27 ha. dilihat pada tabel 4.3 berikut:
 Efisiensi irigasi sebesar 0,79
(Anonim, 2010:9),

Tabel 4.3. Perhitungan Dimensi Saluran Irigasi


Q rencana b A z h P R n S W V rencanaQ perhitungan
Saluran
(m3/dt) (m) (m2) (m) (m) (m) (m/dt) (m3/dt)
S. Irigasi 1.1 2.49 1.50 5.00 1 1.6 6.05 0.83 0.025 0.0002 0.5 0.50 2.491
S. Irigasi 1.2 1.45 1.00 3.33 1 1.4 4.94 0.67 0.025 0.0002 0.5 0.44 1.450
S. Irigasi 1.3 0.61 0.50 1.74 1 1.1 3.60 0.49 0.025 0.0002 0.4 0.35 0.610
S. Irigasi 2.1 3.20 1.75 6.04 1 1.7 6.65 0.91 0.025 0.0002 0.6 0.53 3.200
S. Irigasi 2.2 2.42 1.50 4.89 1 1.6 5.98 0.82 0.025 0.0002 0.5 0.49 2.420
S. Irigasi 2.3 1.01 1.00 2.54 1 1.2 4.31 0.59 0.025 0.0002 0.4 0.40 1.010
S. Irigasi 3.1 1.89 1.00 4.07 1 1.6 5.46 0.74 0.025 0.0002 0.5 0.46 1.890
S. Irigasi 3.2 1.25 0.75 2.99 1 1.4 4.69 0.64 0.025 0.0002 0.5 0.42 1.250
S. Irigasi 3.3 0.64 0.50 1.81 1 1.1 3.66 0.49 0.025 0.0002 0.4 0.35 0.640
S. Irigasi 4.1 1.79 1.00 3.90 1 1.5 5.35 0.73 0.025 0.0002 0.5 0.46 1.790
S. Irigasi 4.2 0.80 0.75 2.13 1 1.1 3.96 0.54 0.025 0.0002 0.4 0.37 0.800
Sumber: Hasil Perhitungan

4.4. Perhitungan Buangan Air  Debit Buangan tiap hari 6,94


Tambak lt/dt/ha = 0,00694 m3/dt/ha
Analisa buangan air tambak  Luas Tambak yang dilayani saluran
digunakan untuk memperoleh besarnya drainase 1 sebesar 30,834 ha,
debit buangan dari petakan tambak. Sehingga diperoleh:
Debit buangan tiap hari besarnya 10% Q (Debit Drainase) = 0,21 m3/dt
dari volume tambak (Setiawan. H & Qkebutuhan = Qperhitungan
Sidabutar. J ,2007:79). 0,21 =VxA
Debit buangan tiap hari = 10% x 1 2 1
6000 m3/ha = 600 m3/ha/hari = 6,94 0,21 = ( .R 3 .S 2 ) x A
n
lt/dt/ha Dengan cara coba-coba (trial and
4.5.Perencanaan Dimensi Saluran error) didapat nilai h = 0,6 m
Drainase Perhitungan selanjutnya dapat
Dimensi saluran drainase dilihat pada tabel 4.4 berikut:
direncanakan untuk menampung air
buangan dari petakan tambak. Di bawah
ini merupakan contoh perhitungan dari
perencanaan dimensi Saluran Drainase
1:
Tabel 4.4. Perhitungan Dimensi Saluran Drainase
Q rencana b A z h P R n S W V rencana Q aktual
Saluran
(m3/dt) (m) (m2) (m) (m) (m)
3
(m/dt) (m /dt)
Drainase 1.1 0.21 0.7 0.78 1 0.60 2.40 0.33 0.025 0.0002 0.20 0.27 0.210
Drainase 1.2 0.15 0.5 0.61 1 0.57 2.11 0.29 0.025 0.0002 0.19 0.25 0.151
Drainase 1.3 0.08 0.3 0.38 1 0.48 1.67 0.23 0.025 0.0002 0.16 0.21 0.080
Drainase 2.1 0.13 0.5 0.55 1 0.53 2.00 0.27 0.025 0.0002 0.18 0.24 0.130
Drainase 2.2 0.10 0.4 0.41 1 0.47 1.74 0.24 0.025 0.0002 0.16 0.22 0.090
Drainase 2.3 0.05 0.3 0.27 1 0.39 1.40 0.19 0.025 0.0002 0.13 0.19 0.050
Drainase 3.1 0.12 0.5 0.51 1 0.51 1.94 0.27 0.025 0.0002 0.17 0.23 0.120
Drainase 3.2 0.07 0.4 0.35 1 0.42 1.59 0.22 0.025 0.0002 0.14 0.20 0.071
Drainase 3.3 0.04 0.3 0.23 1 0.35 1.29 0.18 0.025 0.0002 0.12 0.18 0.040
Drainase 4.1 0.02 0.3 0.14 1 0.25 1.01 0.14 0.025 0.0002 0.08 0.15 0.021
Sumber: Hasil Perhitungan
4.6. Kualitas Air
Uji kualitas air di Sungai 2. Kebutuhan air irigasi tambak di
Kepetingan dilakukan di Dusun Karang Desa Pucang Anom Kabupaten
Gayam. Dari hasil uji kualitas air, dapat sidoarjo sebesar 0,107 m3/dt/ha.
diperoleh hasil analisa seperti pada tabel 3. Dimensi saluran, kolam tambak,
berikut: dan pintu air yang digunakan
Tabel 4.3. Hasil Analisa Uji Kualitas direncanakan sebagai berikut :
Air di Sungai Kepetingan a. Bentuk saluran yang
(Dusun Karanggayam) direncanakan adalah
trapesium dengan
Hasil Analisa kemiringan talud 1:1,
Parameter
Dusun Karanggayam b. Dimensi saluran yang
direncanakan untuk :
Alkalinitas Memenuhi Syarat Batas
 Saluran Irigasi
NH3 Tidak Memenuhi Syarat Batas  Lebar dasar saluran :
NO2 Tidak Memenuhi Syarat Batas 0.5 - 1.75 m
H2S Tidak Memenuhi Syarat Batas  Kemiringan saluran :
PO4 Memenuhi Syarat Batas
0.0002
 Nilai Kekasaran
TOM Memenuhi Syarat Batas
Manning : 0.025
 Kemiringan Talud :
1:1
5. KESIMPULAN
 Saluran Drainase
Dari analisis data dan
 Lebar dasar saluran :
perencanaan yang telah dilakukan di
0.3 -0,7 m
studi akhir ini dengan mengambil lokasi
 Kemiringan saluran :
studi di Tambak Pucang Anom, Desa
0.0002
Pucang Anom, Kabupaten Sidoarjo
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:  Nilai Kekasaran
1. Sistem tata air di lokasi studi Manning : 0.025
direncanakan terpisah antara  Kemiringan Talud :
saluran irigasi dengan saluran 1:1
drainase. c. Direncanakan elevasi dasar
tambak +2, elevasi caren
+1.8, dan elevasi tanggul
tertinggi +4.31.
d. Pintu air yang digunakan Anonim. 2011. Pedoman Operasi dan
adalah pintu air skot balok Pemeliharaan Jaringan Irigasi
untuk di setiap petakan Tambak. Jakarta: Menteri Pekerjaan
tambak, pintu ini digunakan Umum.
untuk mengatur tinggi muka Anonim. 2012. Sistem Drainase
air yang akan masuk dan Pekotaan. Jakarta: Kementrian
keluar tambak. Sedangkan Pekerjaan Umum.
pintu sorong digunakan Anonim. 2013. Sidoarjo Dalam Angka.
untuk mengatur air yang Sidoarjo: BPS.
akan masuk maupun ke luar Chow, Ven Te., Maidment, D., & Mays,
saluran. L. 1988. Applied Hidrology.
Singapore: McGraw-Hill Book Co.
6. SARAN Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran
Adapun saran-saran yang dapat Terbuka. Jakarta: Erlangga
diberikan terkait studi akhir ini adalah Fitria, P & Retnaningsih, Y. 2006.
sebagai berikut : Penanggulangan Genangan di
Hulu Bendung Kalialang Sungai
1. Perlu adanya sosialisasi kepada Gangsa Tegal, Brebes. Skripsi.
para petani tambak tentang Semarang: Universitas Diponegoro.
pemeliharaan saluran dan pintu Hardaningrum, F., Taufik ,M., & Muljo
tambak. B. 2005. Analisis Genangan Air
2. Perlu pengawasan intensif untuk Hujan di Kawasan Delta Dengan
kualitas air tambak, sehingga Menggunakan Penginderaan Jauh
hasil yang diperoleh dapat lebih Dan SIG. Jurnal dalam Pertemuan
maksimal. Ilmiah Tahunan MAPIN XIV.
3. Untuk parameter kualitas air Gedung Rektorat lt. 3 Kampus
yang tidak sesuai syarat batas, Institut Teknologi Sepuluh
seperti NH3, NO2, dan H2S Nopember Surabaya, 14 – 15
dapat ditangani dengan beberapa September 2005.
alternatif, antara lain pembuatan Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi
jalon, pemberian bakteri Hidrologi. Malang: Jogja
probiotik, penerapan polikultur Mediautama
(udang, bandeng, dan rumput Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi.
laut), pengeringan tambak, serta Jakarta: PT Gramedia.
pemberian jarak antara tebar Karunia,Y. 2013. Studi Perencanaan
hingga panen. Tata Air Daerah Irigasi Rawa Desa
Mengkatip Kecamatan Dusun Hilir
DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Barito Selatan Provinsi
Afrianto, E. & Liviawaty, E. 1991. Kalimantan Tengah. Skripsi tidak
Teknik Pembuatan Tambak Udang. dipublikasikan. Malang:
Yogyakarta: Kanisius. Universitas Brawijaya.
Anonim. 1986. Standar Perencanaan Montarcih, L. 2010. Hidrologi Praktis.
Irigasi (Kriteria Perencanaan 03 Bandung: CV Lubuk Agung.
Bagian Saluran). Bandung : CV Mudjiman, A. 1983. Budidaya Bandeng
Galang Persada. di Tambak. Jakarta: PT Penebar
Anonim. 2010, HEC-RAS River Swadaya.
Analysis System, Hydraulic Sawarendro. 2010. Sistem Polder &
Reference Manual, Version 4.1, Tanggul. Yogyakarta: ILWI
January 2010, U. S. Army Cormps Setiawan,H & Sidabutar, J. 2007.
of Engineers, Davis, CA. Perencanaan Jaringan Irigasi
Tambak Memanfaatkan Pasang
Surut Air Laut di Kali Tenggang
Kecamatan Genuk Kota Semarang.
Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional.
Soeseno, Slamet.1985. Budidaya Ikan
dan Udang Dalam Tambak.
Jakarta: PT Gramedia.
Suhardjono., Prasetyorini, L., &
Haribowo R. 2010. Reklamasi
Daerah Rawa. Malang: CV Citra
Malang.
Susilowati, D. 2013. Udang Vannamei.
http://aishaqua.com/?p=27. (diakses
Februari 2014).
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai.
Yogyakarta: Beta Offset.
Triono. 1987. Studi Perencanaan
Jaringan Irigasi Tambak Udang di
Kecamatan Pamanukan,
Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Malang: Universitas Brawijaya.
STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK
DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

ANDREW AGUNG WIBISONO


NIM. 105060400111050

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENGAIRAN
MALANG
2015
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK


DI DESA PUCANG ANOM KABUPATEN SIDOARJO

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun oleh:

ANDREW AGUNG WIBISONO


NIM. 105060400111050

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Skripsi Pembimbing II Skripsi

Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS Prima Hadi Wicaksono, ST.MT.


NIP. 19600907 198603 2 002 NIP. 19750722 200012 1 001

Anda mungkin juga menyukai