MEKANIKA TANAH 2
Dosen Pengampu : Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng.
Disusun Oleh :
ALFIANTO UTOMO SUE
5170811177
YOGYAKARTA
2021
LAPORAN TUGAS BESAR
MEKANIKA TANAH 2
Dosen Pengampu : Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng.
Disusun Oleh :
ALFIANTO UTOMO SUE
5170811177
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS BESAR
MEKANIKA TANAH II
Laporan Tugas Besar ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Teknik Sipil
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga Laporan Tugas Besar Mekanika Tanah II ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan tugas besar
jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi
Yogyakarta dari mata kuliah Mekanika Tanah II.
Dalam menyusun laporan ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah membantu. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil.
2. Ibu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng. selaku dosen pengampu mata kuliah
Mekanika Tanah II.
3. Bapak Ir.Danny Setiawan, S.T., M.Sc., selaku dosen wali penyusun.
4. Saudara/saudari Andy Syakiah Annisa, Heny Nurhasanah, Oki Andika Putra,
Muhammad Rizky Falila, Igga Amalia Mifta Huijanah, Ezla Yusuf, Hardoni
Ananda, selaku asisten dosen laporan tugas besar Mekanika Tanah.
5. Rekan-rekan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Teknologi Yogyakarta.
6. Semua pihak yang telah membantu selama praktikum dan penyusunan laporan
ini.
Dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki,
laporan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak senantiasa diharapkan untuk peningkatan
berikutnya. Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat sebagaimana
mestinya.
Penyusun
UNIVERSITAS TEKNOLOGI
YOGYAKARTA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI LEMBAR ASISTENSI
PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL
LEMBAR ASISTENSI
MEKANIKA TANAH II
Kelompok 5C
Nama Alfianto Utomo Sue
NIM 5170811177
Dosen Pengampu Adwiyah Asyifa, S.T., M.Eng.
Asisten Dosen Igga Amalia Mifta Huijanah
Catatan Asistensi
No. Hari, Tanggal Materi Asistensi Paraf
1 Senin, 22 Februari Maksud dan Tujuan BAB 1-8
2021
PERCOBAAN I ...................................................................................................... 1
PERCOBAAN II ................................................................................................... 11
PERCOBAAN IV ................................................................................................. 43
PERCOBAAN V................................................................................................... 61
PERCOBAAN VI ................................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
1.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksud untuk menentukan kuat tekan bebas contoh tanah
yang memiliki kohesif, baik tanah tidak terganggu (undistrubed), dicetak ulang
(remolded) maupun contoh tanah yang dipadatkan (compacted) yang selanjutnya
dibebani aksial dengan pengaturan regangan. Pengujian ini digunakan untuk
menentukan suatu niali perkiraan kekuatan tanah kohesif yang dinyatakan dalam
tegangan total.
1.2 PERALATAN
a. Plat
b. Remold
c. Penumbuk
d. Spatula
e. Benda uji tanah kohesif
f. Jangka sorong
g. Unconfined compression machine
1.4 PELAKSANAAN
a. Mengolesi kedua sisi remold dengan pelumas dan gabungkan,
b. Memasukan benda uji kedalam remold sebanyak 1/3 lapisan sebanyak 3
kali, setiap lapisan tanah ditumbuk sebanyak 25 kali.
c. Mengeluarkan benda uji dari remold.
d. Mengukur dan mencatat diameter dan tinggi benda uji.
e. Mengkalibrasi alat Unconfined compression machine (UCM) dengan
waktu 30 detik/50 div.
f. Meletakan benda uji di Unconfined compression machine.
g. Menyalakan mesin dan tekan up.
h. Membaca dan mencatat hasilnya sesuai pada waktu yang telah ditentukan.
i. Menghentikan pembacaan setelah 3 kali penurunan.
j. Mengukur keretakan dengan menggunakan busur dan catat hasil sudut
keretakannya.
k. Mengukur tinggi benda uji dan mencatat hasilnya.
l. Melakukan pengujian kadar air pada benda uji dan mencatat hasilnya.
m. Pengujian selesai.
Cincin Penguji
Arloji Beban
Arloji Regangan
Frame
Top Conical
Botom Conical
Plate
Gear Box
MULAI
Meletakkan benda uji pada alat lalu menyalakan alat dan tekan up.
Mengukur tinggi benda uji, melakukan pengujian kadar air pada benda uji
lalu catat hasilnya.
SELESAI
: 9.976203 cm2
b. Sudut geser dalam
Sudut Kemiringan (α) : 75˚
Sudut gesek dalam (υ) : 2 (α - 45˚)
: 60˚
: 6,532 %
3. Luas terkoreksi
Luas mula-mula (Ao) : 9,976
Regangan (E) : 6,532
Ao
Luas terkoreksi : (1−𝜀)
9,976
: (1−6,532/100)
: 10,673 cm2
4. Beban proving ring
Bacaan arloji proving ring max (x) : 9,900
Kalibrasi arloji beban (k) : 0,061
Beban proving ring : x.k
: 9,900 x 0,061
: 0,609 kg
5. Tegangan (Rc)
Beban proving ring (p) : 0,609
Luas terkoresi (A) : 6,532
𝑝
Tegangan (Rc) : 𝐴
0,609
: 6,532
: 0,057 kg/cm2
: 0,106
Kuat tekan bebas (qu) : 0,057 kN/m2
1.8 PEMBAHASAN
Didalam tanah, bahkan apabila ada beban dari luar tetap ada tekanan yaitu
berat sendiri tanah. Berat sendiri tanah ialah berat butir-butir tanah ditambah
berat air yang terdapat pada pori-porinya. Apabila air dikeringkan (dengan
cara dipanaskan), maka akan diperoleh volume yang sama tetapi beratnya
berbrda, ini dinamakan kepadatan kering dan apabila seluruh rongga antar
butir berisi air maka tanah berada dalam kepadatan jenuh.
Parameter-parameter geser untuk suatu tanah tertentu dapat ditentukan
melalui laboratorium, sebelum pelaksanaan uji tersebut ketelitian yang baik
terhadap pengambilan contoh tanah, penyimpanan dan perawatan, oleh
karena itu pada saat ingin masih dalam kondisi undisturbed.
Hasil uji tekan bebas biasanya tidak begitu meyakinkan bila digunakan
untuk menentukan nilai parameter kuat geser tanah tak jenuh. Dalam praktek
untuk mengusahakan agar kuat geser undrained yang diperoleh dari hasil uji
tekan bebas mendekati sama dengan nilai hasil uji triaksial 33 pada kondisi
keruntuhan, beberapa hal yang harus dipenuhi, antara lain (Hol+2 dan kovacs,
1981):
a. Benda uji harus 100% jenuh. Kalau tidak, akan terjadi desakan udara
didalam ruang pori yang menyebabkan angka pori (e) berkurang
sehingga kekuatan benda uji bertambah.
b. Benda uji tidak boleh mengandung retakan atau kerusakan yang lain.
Dengan kata lain benda uji harus utuh dan merupakan lempung homogen.
Dalam praktik sangat jarang overconsolidated dalam keadaan utuh, dan
1.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian dan analisis hitungan didapat :
Kuat tekan bebas = 0,057 kN/m2
Konstruksi = lempung sangat lunak
Sudut geser dalam = 60˚
Kohesi = 0,106 kN/m2
Sudut keretakan = 55˚
Berdasarkan tabel 1.1 tanah yang diuji termasuk dalam kohesi lempung
sangat lunak.
Keterangan :
1. Proving ring
2. Plat Atas
3. Plat Bawah
4. Gear Box
b. Alat cetak ulang atau pemadat benda uji.
d. Stopwatch
g. Oven
i. Cawan
(a) (b)
(b) (c)
(d) (e)
Keterangan :
a. Menyiapkan benda uji.
b. Mengukur tinggi dan diameter benda uji.
c. Meletakan benda uji ke alat Unconfined Compression Machine dan
mengatur alat, kemudian melakukan pembebanan hingga nilai beban
berkurang atau mengalami 3x penurunan secara berturut-turut.
d. Kemudian mengamati keretakan benda uji.
e. Menimbang cawan dengan benda uji dan menguji kadar air.
PERCOBAAN II
PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG
TANAH
PERCOBAAN II
PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH
(SNI 3420-2016)
2.1 MAKSUD
Maksud dari pengujian ini adalah untuk memperoleh parameter kuat geser
tanah terganggu atau tanah tidak terganggu yang terkonsolidasI dan di uji geser
dengan diberi kesemparan terdrainase dan kecepatan pergeseran, tegangan geser
dan renggangan geser, serta hubungan antara tegangan dengan renggangan geser
yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan stabilitas bangunan atau
timbunan.
2.2 PERALATAN
a. Spatula
b. Pelumas
c. Penumbuk
d. Alas/Plat
e. Cincin cetak & pendorong
f. Neraca
g. Benda uji
2.4 PELAKSANAAN
a. Mengoleskan pelumas ke cincin cetakan.
b. Memasukan benda uji sebanyak 1/3 bagian lalu tumbuk sebanyak 25 kali,
lakukan hal yang sama hingga cincin cetakan terisi penuh.
c. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dengan menggunakan pendorong.
d. Mengukur dan mencatat diameter dan tinggi benda uji.
e. Menimbang benda uji menggunakan neraca dan mencatat hasilnya.
f. Memasukan benda uji ke dalam kotak geser dengan urutan :
1. Batu pori
2. Kertas pori
3. Benda uji
4. Kertas pori
5. Batu pori
6. Penutup
g. Meletakan benda uji di alat pengujian kuat geser.
h. Memasang beban ke alat uji.
i. Sebelum memulai pengujian lakukan kalibrasi pada alat pengujian dengan
cara memutar alat secara manual dan catat hasil pada waktu 30 detik/15
div.
j. Membaca hasil pengujian sesuai ketentuan waktu dan catat hasilnya.
k. Menghentikan pengujian setelah mengalami 3 kali penurunan berturut
turut.
l. Pengujian selesai dan melakukan sket.
3 2 1
Keterangan :
1. Kotak geser
2. Perlengkapan pembebanan normal
3. Proving ring
4. Arloji pengukur deformasi
MULAI
Mengeluarkan benda uji dari cetakan dengan pendorong, ukur diameter dan tinggi
benda uji.
Memasukkan benda uji kedalam kotak geser secara berurutan : Batu pori, Kertas
pori, Benda uji, Kertas pori, Batu pori, dan penutup.
Meletakkan benda uji ke alat pengujian kuat geser lalu memasang beban pada alat
uji.
Sebelum melakukan pengujian, kalibrasi alat uji dengan memutar alat secara
manual, catat hasil pada waktu 30 detik/15 div.
SELESAI
keterangan:
n = tegangan normal, kg/cm2
P = gaya normal, kg
A = luas benda uji awal, cm2
d. Tegangan geser
𝑆
τ = 𝐴.𝑓
keterangan:
τ = tegangan geser, kg/cm2
S = beban yang di berikan, kg
x = luas penampang benda uji, cm2
f = koreksi luas
𝐷2 𝛿 𝛿 𝛿
f= x (Cos 𝐷 – (𝐷 Sin (Cos 𝐷))
2
D = diameter sampel, cm
δ = regangan geser, cm
e. Menggambar hubungan antara tegangan geser maksimum (sumbu Y)
dengan tegangan normal (sumbu X) dengan menarik garis lurus terbaik
dari minimum tiga buah titik, sehingga di peroleh sudut geser dalam dari
kekuatan geser tanah (φ dan c).
f. Nilai φ merupakan sudut kemiringan garis tersebut terhadap horizontal.
Sementara nilai c adalah jarak dari titik 0 ke awal garis lurus yang di tarik
melalui ketiga titik hasil uji.
b. Hitungan
Pengujian 1
Waktu : 660 detik
Bacaan arloji horizontal : 330 div
Deformasi horizontal : 0,330 cm
: 0,290 kg/cm2
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Pengujian 2
Waktu : 480 detik
Bacaan arloji horizontal : 240 div
Deformasi horizontal : 0,240 cm
Pembacaan arloji proving ring (x) : 12,200 div
𝑁
σn : 𝐴
6,334
: 31,226 = 0,202 kg/cm2
: 0,395 kg/cm2
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
Pengujian 3
Waktu : 720 detik
Bacaan arloji horizontal : 360 div
Deformasi horizontal : 0,360 cm
Pembacaan arloji proving ring (x) : 17,000 div
: 0,576 kg/cm2
Untuk perhitungan selanjutnya ditabelkan.
2.8 PEMBAHASAN
Kuat geser tanah adalah perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan. Bila tanah mengalami tekanan akan ditahan
oleh:
a. Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi
tidak tergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang
gesernya.
b. Gesekan antar butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan
tegangan normal pada bidang gesernya.
Parameter geser tanah ditentukan dari uji-uji laboratorium pada benda uji
yang diambil dan dari lapangan yaitu dari hasil pengeboran tanah yang
dianggap mewakili tanah yang diambil harus diusahakan tidak berubah
kondisinya karena pengaruh kerusakan benda uji akan berakibat fatal
terutama pada pengujian tanah lempung.
2
PENGUJIAN 1 Tegangan normal, σn = N/A = ...................kg/cm
Bacaan Arloji Deformasi Pembacaan arloji Beban Tegangan Geser
Waktu
horizontal horizontal proving ring, x P = x.k τ = P/A
(detik)
(div) (cm) (div) (kg) (kg/cm2)
30 15 0,015 2,1 2,055984 0,065
60 30 0,03 2,8 2,741312 0,088
90 45 0,045 3 2,937120 0,094
120 60 0,060 3,5 3,426640 0,110
150 75 0,075 3,9 3,818256 0,123
180 90 0,090 4,5 4,405680 0,142
210 105 0,105 5 4,895200 0,158
240 120 0,120 5,2 5,091008 0,165
270 135 0,135 5,5 5,348720 0,174
300 150 0,150 5,9 5,776336 0,187
330 165 0,165 6,2 6,070048 0,197
360 180 0,180 6,8 6,657472 0,217
390 195 0,195 6,9 6,755376 0,221
420 210 0,210 7 6,853280 0,224
450 225 0,225 7,5 7,342800 0,241
480 240 0,240 7,8 7,636512 0,251
510 255 0,255 8 7,832320 0,258
540 270 0,270 8,1 7,930224 0,262
570 285 0,285 8,5 8,321840 0,275
600 300 0,300 8,6 8,419744 0,279
630 315 0,315 8,7 8,517648 0,283
660 330 0,330 8,9 8,713456 0,290
690 340 0,340 8,8 8,615552 0,287
720 360 0,360 8,7 8,517648 0,285
750 375 0,375 8,6 8,419744 0,282
GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN GESER dan DEFORMASI
GAYA NORMAL = 0,101 kg
0,35
0,3
0,25
TEGANGAN GESER (kg/cm2)
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
DEFORMASI HORIZONTAL (cm)
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
2
PENGUJIAN 1 Tegangan normal, σn = N/A = ...................kg/cm
Bacaan Arloji Deformasi Pembacaan arloji Beban Tegangan Geser
Waktu
horizontal horizontal proving ring, x P = x.k τ = P/A
(detik)
(div) (cm) (div) (kg) (kg/cm2)
30 15 0,015 0,5 0,490 0,016
60 30 0,030 6,2 6,070 0,195
90 45 0,045 7,6 7,441 0,240
120 60 0,060 8 7,832 0,253
150 75 0,075 9 8,811 0,285
180 90 0,090 9,8 9,595 0,311
210 105 0,105 9,9 9,986 0,315
240 120 0,120 10,2 9,986 0,325
270 135 0,135 11 10,769 0,351
300 150 0,150 11,1 10,867 0,355
330 165 0,165 11,4 11,161 0,366
360 180 0,180 11,9 11,651 0,382
390 195 0,195 12 11,748 0,286
420 210 0,210 12,1 11,846 0,390
450 225 0,225 12,1 11,846 0,391
480 240 0,240 12,2 11,944 0,395
510 255 0,255 12 11,748 0,390
540 270 0,270 11,9 11,651 0,387
570 285 0,285 11,5 11,259 0,375
GRAFIK HUBUNGAN TEGANGAN GESER DAN DEFORMASI
GAYA NORMAL = 0,203
0,45
0,4
0,35
TEGANGAN GESER (kg/cm2)
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3
DEFORMASI HORIZONTAL (cm)
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
2
PENGUJIAN 1 Tegangan normal, σn = N/A = ...................kg/cm
Bacaan Arloji Deformasi Pembacaan arloji Beban Tegangan Geser
Waktu
horizontal horizontal proving ring, x P = x.k τ = P/A
(detik)
(div) (cm) (div) (kg) (kg/cm2)
30 15 0,015 2 1,958 0,314
60 30 0,030 3,5 3,427 0,315
90 45 0,045 4,5 4,406 0,316
120 60 0,060 5,7 5,581 0,316
150 75 0,075 6,5 6,634 0,317
180 90 0,090 7 6,853 0,317
210 105 0,105 8 7,832 0,318
240 120 0,120 9 8,811 0,319
270 135 0,135 10 9,790 0,319
300 150 0,150 10,5 10,280 0,320
330 165 0,165 11,5 11,259 0,320
360 180 0,180 12 11,748 0,321
390 195 0,195 13 12,728 0,322
420 210 0,210 13,7 13,413 0,322
450 225 0,225 14 13,707 0,323
480 240 0,240 15 14,686 0,324
510 255 0,255 15,5 15,175 0,24
540 270 0,270 16 15,665 0,325
570 285 0,285 16 15,665 0,326
600 300 0,300 16,2 15,860 0,326
630 315 0,315 16,4 16,056 0,327
660 330 0,330 16,7 16,350 0,328
690 345 0,345 16,9 16,546 0,328
720 360 0,360 17 16,644 0,329
750 375 0,375 16,5 16,154 0,330
780 390 0,390 16 15,665 0,330
GRAFIK HUBUNGAN TEGNAGN GESER DAN DEFORMASI
GAYA NORMAL = 0,314
0,7
0,6
TEGANGAN GESER ( kg/cm2)
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45
DEFORMASI HORIZONTAL (cm)
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
3 2 1
Keterangan :
5. Kotak geser
6. Perlengkapan pembebanan normal
7. Proving ring
8. Arloji pengukur deformasi
a. Batu pori & kertas pori
b. Cincin cetak
c. Stopwatch
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
(i)
Keterangan :
(a) Menyiapkan cincin cetak
(b) Menyiapkan benda uji
(c) Mengukur diameter dan tinggi benda uji
(d) Mengeluarkan kotak geser dari alat Direct Shear Test
(e) Meletakan benda uji dengan urutan batu pori, kertas pori, benda uji, kertas
pori,batu pori, dan plat penekan pada kotak geser
(f) Memasang kotak geser dan benda uji ke alat Direct Shear Test, dan memasang
piston pembebanan.
(g) Melakukan pembebanan dengan memasang beban ke piston pembebanan.
(h) Mengamati dan mencatat pembacaaan arloji sesuai ketentuan pembacaan dan
menghentikan proses setelah terjadi 3 kali penurunan secara berturut-turut.
(i) Mengeluarkan benda uji
PERCOBAAN III
PENGUJIAN KONSOLIDASI UNTUK TANAH
KOHESIF
PERCOBAAN III
PENGUJIAN KONSOLIDASI UNTUK TANAH KOHESIF
(ASTM.D.2435/SNI 2812-2011)
3.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan untuk memperoleh karakteristik porometer-
porometer pengembangan atau penurunan dari suatu contoh tanah yang
digunakan sebagai masukan dalam melakukan perhitungan dan analisis, serta
antisipasi penanganan tanah ekspansif, sehingga struktur aman.
Pengujian tersebut digunkaan untuk menentukan besarnya
pengembangan atau penurunan pada tekanan vertikal (aksial) yang telah
ditentukan, atau menentukan besarnya tekanan vertikal yang diperlukan
supaya tidak terjadi perubahan volume dari benda uji yang dibebani secara
aksial dan tidak bergerak ke arah lateral (ke samping).
3.2 PERALATAN
a. Cetakan tanah
b. Penumbuk
c. Batu pori dan kertas pori
d. Bak konsilidasi
e. Plat penekan
f. Timbangan
g. Sampel tanah
h. Jangka sorong
i. Pendorong
j. Alat consolidometer
a. Konsolidometer (eodemeter)
7 1
8
2
9
3
10 4
Keterangan:
(1) Arloji pengukur gerakan vetikal.
(2) Benda uji.
(3) Lengan alat pembeban.
(4) Sekrup pengunci alat pembeban.
(5) Gantungan beban.
(6) Sekrup pengunci penopang arloji ukur.
MULAI
Meletakan batu pori, kertas pori, benda uji, kertas pori, batu pori
dan plat penekan ke cincin cetak benda uji
SELESAI
Keterangan :
H = ½ tinggi benda iji rata-rata (cm)
0,848 = Time faktor 90% konsolidasi
t90 = Waktu untuk mencapai konsolidasi 90%
5. Hitung primary compression ratio (r) dengan rumus :
10
(𝑅0−𝑅90
r= 9
….. Untuk square fitting method
𝑅𝑖−𝑅𝑓
(𝑅0−𝑅90)
r= ….. Untuk log fitting method
𝑅𝑖−𝑅𝑓
Keterangan :
∆𝑒 = Selisih angka pori
𝑒𝑏 = Selisih tekanan prakonsolidasi
f. Indeks pemampatan kembali ( Recompression index, Cr)
Indeks pemampatan kembali adalah kemiringan dan kurva pelepasan bahan
dan pembebanan kembali pada grafik e-log p. Dari grafik e-log p pada titik
f (lihat gambar 2) merupakan nilai koordinat (ec , pc). Nilai tersebut
digunakan untuk menghitung indeks pemampatan kembali, dengan
persamaan sebagai berikut :
∆𝑒
Cr = ∆ log 𝑝
Keterangan:
Cr = indeks pemampatan kembali
g. Menentukan koefisien Kompresibilitas (av)
av diperoleh dari grafik e-log p
0,435.𝐶𝑐
av = 0,5 (𝑃1+𝑃2)
Keterangan:
Pc = Tekanan pre konsolidasi
P0 = Tekanan overburden ( tekanan efektif yang bekerja pada saat
sekarang akibat lapisan diatasnya)
OCR < 1 = Under Consolidation
OCR = 1 = Normaly consolidation
OCR > 1 = Over Consolidation.
= 22,780
c. Pemeriksaan Kadar air sebelum percobaan pada cawan timbang no. 5A
= 25,00
e. Pemeriksaan kadar air setelah percobaan pada cawan timbang no. 19A
1. Berat cawan kosong (W1) = 11,1 gram
2. Berat Cawan + Tanah basah (W2) = 38,1 gram
3. Berat cawan + Tanah kering (W3) = 32,6 gram
4. Berat air = W2 – W3
= 5,5
5. Berat tanah kering = W3 – W1
= 21,5
𝑊2 − 𝑊3
6. Kadar Air (w) = x 100%
𝑊3 − 𝑊1
= 25,58
= 152,6 gram
8. Berat tanah (Wt) = W2 – W1
= 12,2 gram
𝑊𝑡
9. Berat Jenis (G) = 𝑊𝑡 + (𝑊𝑎)𝑡𝑥−𝑊3
12,2
= 12,2+149152,6−159,9
= 2,49 gram
= 142,9 gram
8. Berat tanah (Wt) = W2 – W1
= 12,1 gram
𝑊𝑡
9. Berat Jenis (G) = 𝑊𝑡 + (𝑊𝑎)𝑡𝑥−𝑊3
12,1
= 12,1 + 143,+150,7
= 2,795 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑁𝑜.4 +𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑁𝑜.9
Berat Jenis Rata-rata = = 2,642 gram
2
= 44,15 gram
𝑤𝑘
k. Berat volume kering yk = 𝑣
43,15
= 24,23 = 1,781 gram/cm3
𝑤𝑘
l. Tinggi bagian padat (Hs) =
𝐺 ×𝐴
43,15
= 2,64 × = 0,8218 cm
19,87
𝐻𝑜 −𝐻𝑠
m. Angka Pori (eo) = 𝐻𝑠
1,22−0,8218
= = 0,484563794
0,8218
𝑊𝑜 × 𝐺
n. Derajat kekenyangan = 𝑒𝑜
21,437 ×2,64
= 0,484563794 = 116,896
= 0,604
8. √𝑡90 (Menit) =4,500
9. 𝑡90 (Detik) =1215
10. 𝐶𝑣 = 2,5E-04
p. Koefisien konsolidasi (Cv) pada bagian (p) 1 kg/cm2
1. Beban akhir arloji = 51
2. Penurunan maksimum = 0,051
3. Penambahan Tebal (Δh) = 0,025
𝛥ℎ (1+𝐶𝑜)
4. Perubahan angka pori (Δe) =
𝐻𝑠
= 0,030
5. Angka pori (e) = 𝑒𝑜 − 𝛥𝑒
= 0,484563794 – 0,030
= 0,454
6. Tebal akhir (HI) = 𝐻𝑜 − 𝛥𝐻
= 1,22 - 0,025
=1,195
= 0,604
8. √𝑡90 (Menit) =6,500
9. 𝑡90 (Detik) =2535,000
10. 𝐶𝑣 =1.2E-04
q. Koefisien konsolidasi (Cv) pada bagian (p) 2 kg/cm2
1. Beban akhir arloji = 116
2. Penurunan maksimum = 0,116
3. Penambahan Tebal (Δh) = 0,091
𝛥ℎ (1+𝐶𝑜)
4. Perubahan angka pori (Δe) =
𝐻𝑠
= 0,111
5. Angka pori (e) = 𝑒𝑜 − 𝛥𝑒
= 0,484563794– 0,111
= 0,343
6. Tebal akhir (HI) = 𝐻𝑜 − 𝛥𝐻
= 1,22 - 0,091
= 1,129
1 𝐻𝑜+𝐻𝑡
7. Tebal rata-rata (HT) =2× 2
1 1,22+𝐻𝑡
=2× 2
= 0,587
8. √𝑡90 (Menit) =2,600
9. 𝑡90 (Detik) =405,6
10. 𝐶𝑣 =7,2E-04
r. Hasil dari grafik e log p didapatkan nilai sebaggi berikut :
eo = 0,485
Po = 0,42
ec = 0,2037
eb = 0,108
pe = 1,8
= 0,9750
t. Indeks pemempatan Kembali
𝑒𝑜 −𝑒𝑐
Cr = 𝑝𝑐
log(𝑝𝑜)
= 0,2302
3.7 PEMBAHASAN
Konsolidasi adalah proses berkurangnya volume atau berkurangnya
ronggapori dari tanah jenuhberpermeabilitas rendah akibat pembebanan, dimana
prosesdipengaruhi oleh kecepatan terserapnyaair pori keluardari rongga tanah.
Proses konsolidasi dapat diamati dengan pemasanganpiezometer, untuk mencatat
perubahan tahan airpori dengan waktunya, besarnya penurunan dapat diukur
dalam berpedoman pada titik referensi ketinggian pada tempat tertentu. (Hary
Cristiadi H. Mekanika Tanah 2 hal.61)
.
Gambar 3.3 Indeks Penempatan Cc
W (W
Berat tanah kering −W3-W
3 1)
25,9 221,4
Kadar air, = 2 .100%
22,780 20,093
W3 −W1
Kadar air rata-rata, ( o ) %
W (W
Berat tanah kering −W3-W
3 1)
20 21,5
Kadar air, = 2 .100%
25,00 25,58
W3 −W1
Kadar air rata-rata, ( o ) % 25,29
Berat piknometer + tanah + air pada temperatur Tx (W3), gram 159,9 150,7
Berat piknometer + air penuh pada temperatur Ti (W4), gram 152,6 143
Berat jenis, ( )
2,49 2,795
Rata-rata 2,642
PEMBACAAN PENURUNAN VERSUS WAKTU
Beban, p
Penurunan Perubahan Perubahan Angka Tebal Ht = 1 H o + H 1 √ t90 0,848.H t
. t 90 Cv =
maksimum tebal, ΔH angka pori pori akhir 2 2
(detik)
t
90
2 2
(kg/cm ) (cm) (cm) Δe = ΔH/Hs e=eo- e H1=Ho-ΔH (cm) (menit) (cm /detik)
0.5 0.026 0.026 0.032 0.485 1.194 0.604 4.500 1215.000 2.5E-04
1 0.051 0.025 0.030 0.454 1.195 0.604 6.500 2535.000 1.2E-04
2 0.116 0.091 0.111 0.343 1.129 0.587 2.600 405.600 7.2E-04
0,9750
0,230
GAMBAR ALAT
PENGUJIAN KONSOLIDASI UNTUK TANAH KOHESIF
b. Konsolidometer (eodemeter)
7 1
8 2
9
3
3
10
4
Keterangan:
(1) Arloji pengukur gerakan vetikal.
(2) Benda uji.
(3) Lengan alat pembeban.
(4) Sekrup pengunci alat pembeban.
(5) Gantungan beban.
(6) Sekrup pengunci penopang arloji ukur.
(7) Tiang penyangga arloji ukur
(8) Pengunci batang penekan
(9) Batang penekan
(10) Dudukan sel
c. Extruder
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
(i) (j)
Keterangan :
(a) Menyiapkan benda uji.
(b) Mengukur dimensi benda uji.
(c) Menimbang benda uji
(d) Meletakkan benda uji dengan urutan batu pori, kertas pori, benda uji, kertas pori,
batu pori, dan plat penekan pada bak konsolidasi.
(e) Memasang cincin benda uji ke alat konsolidometer.
(f) Melakukan pembebanan
(g) mencatat pembacaan arloji sesuai ketentuan pembacaan.
(h) Mengeluarkan benda uji dari bak konsolidasi
(i) Mengambil dan menguji kadar air
(j) Melakukan pengujian berat jenis
PERCOBAAN IV
PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH
KOHESIF DALAM KEDAAN
UNCONSOLIDATED UNRAINED (UU)
PERCOBAAN IV
PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH KOHESIF DALAM
KEDAAN UNCONSOLIDATED UNRAINED (UU)
(ASTM.D2850/SNI 03-4813-1998 Rev.2004)
4.1 MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan parameter tanah, yaitu kuat geser
tanah dengan alat Triaxial Compression Machine untuk tanah kohesif dalam keadaan
tidak terkonsolidasi dan tidak terdainase (W) dengan di beri tekanan cairan ke semua
arah di dalam sel Triaksial, yang selama pengujian, air tidak diperbolehkan mengalir
ke atas dari contoh uji. Pada pengujian ini selain diketahui tegangan geser (𝜏) juga
diperoleh tegangan normal (𝐺) kegunaan pengujian ini adalah untuk mendapatkan nilai
kohesi (𝑐) dan sudut geser dalam (𝜑) dari suatu sampel tanah, serta sifat-sifat elastis
tanah seperti modulus tegangan-tegangan modulus elastis (𝜎), modulus geser (𝐺), dan
angka poisson (𝜇).
4.2 PERALATAN
g. Remold
h. Alas
i. Penumbuk
j. Spatula
k. Jangka sorong
l. Benda uji
m. Pelumas
n. Membran
o. Tabung hisap
p. Tabung triaksial
4.4 PELAKSANAAN
a. Mengoleskan pelumas ke cetakan benda uji.
b. Memasukan tanah ke dalam cincin cetak sebanyak 1/3 bagian perlapisan dan
setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali.
c. Menimbang dan mengukur benda uji lalu mencatat hasilnya.
d. Memasukkan membran ke dalam tabung isap.
e. Menyusun benda uji ke dalam tabung Triaxial, (Batu pori,kertas pori, dan
benda ujinya, terus lapisi lagi kertas pori dan batu pori).
f. Setelah benda uji tersusun selanjutnya memasukan membran ke benda uji
dengan cara dihisap.
g. Setelah membran masuk, melepas tabung hisap dari benda uji secara perlahan-
lahan.
h. Setelah membran telah terpasang memasang cincin pengikat agar benda uji
tidak kemasukan air.
i. Kemudian memasang tabung Triaxial ke benda uji.
j. Lalu memasang tabung ke alat Triaxial.
1
2
5
6
8 9
Keterangan
1. Gaya Aksial σv.
2. Arloji proving ring.
3. Arloji pembebanan.
4. Cincin Pengujian.
5. Sampel pengujian.
6. Tempat air masuk dan keluar
MULAI
SELESAI
c. Tegangan deviator
𝜎1 − 𝜎3 = 𝑃/𝐴
Keterangan:
𝜎1 − 𝜎3 : tegangan deviator, kg/cm2
P : gaya aksial, kg
x : pembacaan proving ring
= 9,776 𝑐𝑚2
=9,266
𝐴𝑜
6. Luas terkoreksi (A) = (1− 𝛴)
= 10,774 𝑐𝑚2
7. Tegangan deviator = (𝜎1 − 𝜎2)
Luas terkoreksi (A) = (P/A)
= 20,480/10,774
= 1,901 kg/𝑐𝑚2
8. Tegangan utama major = P/A+ 𝜎3
=1,901+0,5
= 2,401 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
9. Tegangan sel utama (𝜎2)
Tegangan utama major (𝜎1)
= 1,450
1
(𝜎1 − 𝜎2) = ½(2,401-0,5)
2
= 0,950
Data praktikum
Diameter awal rata-rata = 3,495
Tinggi benda uji = 7,00
Faktor kalibrasi = 1,432151
Tegangan sel = 1,00
Luas tampang = 9,5936582
b. Percobaan 2
1. Luas tampang = 1⁄4 𝜋 𝑂2
1 22
=4× 3,4952
7
= 9,5936582 𝑐𝑚2
2. Beban arloji (P) =x.k
Bacaan arloji maks (x) = 17 div
Beban arloji (P) = 24,347
3. Penurunan =∆𝑙 = 𝑎. 10−3
Pembacaan arloji (lo) = 990.10-3
= 0,990
4. Total penurunan = lo - ∆𝐿
= 7,00 – 0,990
= 6,01 cm
∆𝐿
5. Regangan (𝛴) = 𝐿𝑜 100
Penurunan (∆𝐿) = 990
Tinggi benda uji (lo) = 7,00
1,100
Regangan = 100
7,00
=14,143 %
= 11,174 𝑐𝑚2
7. Tegangan deviator = (𝜎1 − 𝜎2)
Luas terkoreksi (A) = (P/A)
= 24,347/11,174
= 2,179 kg/𝑐𝑚2
8. Tegangan utama major = P/A+ 𝜎3
=2,179+1
= 3,179𝑘𝑔/𝑐𝑚2
9. Tegangan sel utama (𝜎2)
Tegangan utama major (𝜎1)
1
(𝜎1 + 𝜎2) = ½(3,179+1)
2
= 2,089
1
(𝜎1 − 𝜎2) = ½(3,179-1)
2
= 1,089
Data praktikum
Diameter awal rata-rata = 3,492
Tinggi benda uji = 6,92
Faktor kalibrasi = 1,432151
Tegangan sel =2
Luas tampang = 9,5771954
c. Percobaan 3
1. Luas tampang = 1⁄4 𝜋 𝑂2
1 22
=4× 3,4922
7
= 9,5771954 𝑐𝑚2
=17,486 %
𝐴𝑜
6. Luas terkoreksi (A) = (1− 𝛴)
= 11,607 𝑐𝑚2
7. Tegangan deviator = (𝜎1 − 𝜎2)
Luas terkoreksi (A) = (P/A)
= 38,668/11,607
= 3,332 kg/𝑐𝑚2
8. Tegangan utama major = P/A+ 𝜎3
=3,332+2
= 5,332 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
9. Tegangan sel utama (𝜎2)
Tegangan utama major (𝜎1)
= 3,666
1
(𝜎1 − 𝜎2) = ½(5,332-2)
2
= 1,666
10. ∝ = 17o
𝑎 = 0,5
𝜑 = arc.sin (tan∝)
= arc.sin (tan17o)
= 18o
𝑎
C = cos 𝑎
0,5
= cos 17
= 0,5
4.8 PEMBAHASAN
Kuat geser tanah adalah perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan. Pada benda uji yang diambil dari lapangan yaitu dari hasil
penyebaran tanah yang dianggap mewakili. Tanah yang diambil dari lapangna harus
diusahakan tidak berubah kondisinya keutamaan pada contoh asli atau (undisturb)
dimana masalahnya adalah harus menjaga kadar air dan susunan tanah dilapangan
supaya kondisi tanah tidak berubah umumnya contoh benda uji diperoleh dengan
kondisi terganggu atau tanah asli.
Maksud uji geser tanah adalah untuk menentukan besarnya parameter tanah yang
terdiri dari sudut geser dalam dan nilai satua(e) yang diperoleh dari kecepatan jarak
antara molekul suatu benda sehingga benda besar maka kohesinya juga semakin besar
begitupun sebaliknya pada cairan. Sudut geser dalam suatu tekanan yang dibentuk, jika
suatu material dipenuhi tegangan gaya terhadapnya maka tanah akan lebih tahan
mencerna tegangan luar yang diperiksa.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kuat geser tanah yang diuji dengan
penanganan benda uji dalam persiapan pengujian suatu kondisi benda uji aslinya yang
4.9 KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian triaksial untuk tanah kohesif dalam keadaan diperole
nilai :
a. Berdasarkan grafik lingkaran Mohr.
Sudut geser dalam :18°
Kohesi : 0,5
Diameter awal rata-rata (D) = 3,528 cm Tinggi benda uji (Lo) = 7,123 cm Luas tampang (Ao) = 9,776cm2
Diameter awal rata-rata (D) = 3,495 cm Tinggi benda uji (Lo) = 7,00 cm Luas tampang (Ao) = 9.5936582cm2
Diameter awal rata-rata (D) = 3,492 cm Tinggi benda uji (Lo) = 6,92 cm Luas tampang (Ao) = 9.5772cm2
2,000
1,500
1,000
0,500
0,000
0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
Grafik Hubungan Teg. Deviator dan Regangan Teg. Sel = 1 kg/cm2
2,500
2,000
1,500
1,000
0,500
0,000
0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000
Grafik Hubungan Teg. Deviator dan Regangan Teg. Sel = 2 kg/cm2
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
0,500
0,000
0,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000
GAMBAR ALAT
PENGUJIAN TRIAKSIAL UNTUK TANAH KOHESIF
DALAM KEADAAN UNCONSOLIDATED UNDRAINED (UU)
1
2
5
6
8 9
d. Stopwatch
h. Karet
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
(i)
Keterangan :
(a) Menyiapkan benda uji.
(b) Mengukur diameter dan tinggi benda uji.
(c) Memasukkan benda uji ke dalam membran.
(d) Memasukkan benda uji ke dalam tabung pembeban.
(e) Memasang tabung pembeban berisi benda uji kedalam alat Triaxial
Compression Machine lalu menyambungkan semua selang.
(f) Mengisi air sampai penuh dengan cell presure.
(g) Mengatur pengontrol tekanan untuk tegangan sel pada cell presure dan back
presure, selanjutnya melakukan pembebanan.
(h) Mengamati dan mencatat pembacaan arloji sesuai ketentuan pembacaan.
(i) Mengeluarkan benda uji.
PERCOBAAN V
PENGUJIAN PERMEABILITAS TANAH
MENGGUNAKAN METODE FALLING HEAD
PERCOBAAN V
PENGUJIAN PERMEABILITAS TANAH MENGGUNAKAN
METODE FALLING HEAD PERMEABILITY
(ASTM.D. 2434)
5.1 MAKSUD
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan koefisien permeabilitas dari
sampel tanah yang dipadatkan. Percobaan tersebut digunakan sistem falling head
permeabilitty dengan nama alat compaction permeameter.
5.2 PERALATAN
a. Compaction permeameter
b. Stopwatch
c. Mold
d. Standard Proctor hammer
e. Sleve No.40
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
5.3 PELAKSANAAN
a. Memasukan tanah yang telah dipadatkan kedalam mold.
b. Mengukur diameter mold dan mencatat hasilnya.
c. Memasukan air kedalam buret sesuai dengan keinginan kita dan
mencatatnya sebagai ketinggian awal.
d. Menentukan ketinggian akhir dan mencatatnya.
e. Membuka keran dan melakukan pembacaan waktu menggunakan
stopwatch.
f. Mencatat waktu yang diperlukan dari ketinggian awal ke ketinggian akhir.
g. Melakukan percobaan dengan buret yang berbeda dengan metode yang
berbeda dengan menentukan waktu terlebih dahulu lalu mencari
ketinggian akhir dengan waktu yang telah ditentukan.
a. Compaction permeameter
Keterangan :
1. Buret
2. Kran
3. Selang
4. Mold
MULAI
SELESAI
Keterangan :
K= Koefisien permeabilitas
d= diameter pipa falling head parameter (cm)
D= diameter sample tanah (cm)
H= Tinggi sampel
T= Interval waktu (dt)
H0= Ketinggian air dalam pipa mula-mula pada saat t0
H1= Ketinggian air pada t1
Bila dikehendaki koefisien permeabilitas pada suhu tertentu (T) dapat
dihitung dengan rumus
𝐾𝑇 = 𝐾𝑡 . (𝑣𝑡/𝑣𝑇)
Keterangan :
KT = Koefisien permeabilitas tanah pada suhu T
Kt = Koefisien permeabilitas pada t
Vt = Viskositas air pada saat pengujian (t)
VT = Viskositas air pada T
= 0,0047 cm/detik
= 0,474 mm/detik
c. Percobaan II
1. Diameter Buret (d) = 1,776 cm
2. Head awal (H0) = 100 cm
3. Head akhir (Hi) = 80 cm
4. Waktu (t) = 121,5 detik
5. Luas tampang mold (A) = ¼ 𝜋 d2
= ¼ (3,14) (15,23)2
= 182,175 cm2
6. Luas Tampang buret = ¼ (3,14) (1,776)2
= 2,4760 cm2
7. Beda tinggi = H0 – Hi
= 100 – 80 = 20 cm
= 0,0050 cm/detik
= 0,499 mm/detik
d. Percobaan III
1. Diameter Buret (d) = 1,078 cm
2. Head awal (H0) = 100 cm
3. Head akhir (Hi) = 87 cm
4. Waktu (t) = 15 detik
5. Luas tampang mold (A) = ¼ 𝜋 d2
= ¼ (3,14) (15,23)2
= 182,175 cm2
6. Luas Tampang buret = ¼ (3,14) (1,078)2
= 0,9122 cm2
7. Beda tinggi = H0 – Hi
= 100 – 87 = 13 cm
𝑎(𝑛𝜌) ℎ0
8. Koefisien Pemeabilitias (k) = ln
𝐴.𝑡 ℎ𝑖
2,4760(13) 100
= ln
182,175 . 15 87
= 0,0060 cm/detik
= 0,604 mm/detik
5.7 PEMBAHASAN
Salah Satu sifat tanah yaitu permeabilitas yang merupakan sifat tanah yang
menunjukan kemampuan tanah dalam meloloskan air melalui rongga pori tanah,
tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikan laju inflasi sehingga laju air
menurun.
Akan air lewat suatu kolom tanah diperlihatkan dalam gambar 5.2(a) masing-
masing partikel air bergerak dari ketinggian A ke B yang lebih rendah mengikuti
lintasan yang berkelok-kelok diantara bukan padatnya. Kecepatan air bervariasi
5.8 KESIMPULAN
Dalam pengujian permeabilitas dengan metode faling head permeability yang
sudah dilakukan, diperoleh hasil pengujian dengan koefisien permeabilitas pada
percobaan pertama sebesar 0,004 cm/detik. Sedangkan koefisien permeabilitas (k)
rata-rata sebesar 0,52572 mm/detik.
Berdasarkan 5.1 nilai permeabilitas dan jenis tanah diatas hasil koefisien
permeabilitas (k) rata-rata sebesar 5,2 x 10-3 cm/detik, termasuk keadaan jenis tanah
pasir halus lanau longgor.
2
Diameter dalam mold (D)= 15,23 cm Luas tampang mold (A) = 182,175 cm
Kesimpulan:
Dalam pengujian permeabilitas dengan metode faling head permeability yang sudah dilakukan,
diperoleh hasil pengujian dengan koefisien permeabilitas pada percobaan pertama sebesar 0,004 cm/detik.
Sedangkan koefisien permeabilitas (k) rata-rata sebesar 0,52572 mm/detik.
Berdasarkan 5.1 nilai permeabilitas dan jenis tanah diatas hasil koefisien permeabilitas (k) rata-rata
sebesar 5,2 x 10-3 cm/detik, termasuk keadaan jenis tanah pasir halus lanau longgar.
……………………………
Diperiksa/Asisten Penguji/Mahasiswa
(……………………………) (……………………………)
GAMBAR ALAT
PENGUJIAN PERMEABILITAS TANAH MENGGUNAKAN
METODE FALLING HEAD PERMEABILITY
b. Compaction permeameter
Keterangan :
1. Buret
2. Kran
3. Selang
4. Mold
c. Stopwatch
d. Mold
e. Ayakan No. 4
(a) (b)
(c) (d)
Keterangan:
(a) Mengukur diameter buret dalam.
(b) Memasukkan air kedalam buret sesuai head awal, dan mencatat ketinggian
head awal.
(c) Mengalirkan air dengan cara membuka kran bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch, menghentikan aliran air bersamaan dengan
stopwatch di ketinggian head akhir atau waktu tertentu yang telah ditentukan
(d) Membaca dan mencatat ketinggian head akhir atau waktu yang telah
ditentukan.
PERCOBAAN VI
PENGEBORAN TANAH DENGAN CARA
HAND BOR
PERCOBAAN VI
PENGEBORAN TANAH DENGAN CARA HAND BOR
(ASTM.D. 1452)
6.1 MAKSUD
Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh tanah dari berbagai
kedalaman, biasanya dilakukan disampung lubang sondir agar didapatkan korelasi
antara kekuatan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya.
6.2 PERALATAN
a. Stang bor
b. Pemutar bentuk T
c. Stik aoarat
d. Kunci pipa
e. Bor iwan
6.3 PELAKSANAAN
a. Menyambungkan pemutar bentuk T dengan stang bor.
b. Memasukan stik apparat ke pemutar bentuk T.
c. Memasang bor iwan ke stang bor.
d. Memasang kunci pipa.
e. Melakukan pengeboran di titik yang telah ditentukan dengan kedalam per
20 cm dengan cara memutar alat bor sambil ditekan agar dapat masuk ke
dalam tanah.
f. Mengeluarkan alat bor dari tanah.
g. Mendeskripsikan tanah dan mencatat hasilnya.
h. Melakukan pengeboran kembali di titik yang sama dengan kedalam yang
telah ditentukan.
i. Pengujian selesai.
1
4
Keterangan :
(1) Kunci T
(2) Stick Aparat
(3) Kunci Pipa
(4) Stang Bor
(5) Bor Iwan
MULAI
SELESAI
6.6 PEMBAHASAN
Lapisan tanah dasar adalah lapisan yang berupa tanah asli yang terbentuk
secara alami. Daya dukung tanah dasar tidak merata pada daerah dengan deskripsi
lapisan tanah yang sangat berbeda akan berpengaruh terhadap perbedaan penurunan
(diferensial settlement) terhadap konstruksi sehingga perlu diketahui deskripsi
Gambar
Gambar 6.1 Simbol-Simbol
6.1 Simbol Simbol JenisJenis
Tanahtanah
(Sumber : https://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/boring-desc.jpg)
Hasil Pengamatan:
Kedalaman
Lubang Deskripsi Tanah Sketsa
(cm)
0-20 1 Tanah dengan tekstur agak kering serta kondisinya
plastis dan mengandung banyak pasir dan kerikil.
Tanah berwarna coklat muda tersebut memiliki nilai
kohesi yang hamper tidak ada.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil percobaan, tanah uji merupakan tanah dengan tekstur agak kering, dan
berwarna coklat muda pada kedalaman 0-20 cm. 20-40 cm tanah bebatuan lebih besar terdapat pada
kedalaman 40-60cm, tanah mengandung sedikit pasir pada kedalaman 60-80 cm , jenis tananh yang
mengandung air dan terdapat banyak batu berada pada kedalaman 80-120 cm. pada umumnya
penggunaan handbor bertujuan untuk mengetahui gambaran kondisi geoteknik tanah maupun kandungan
tanah dengan waktu yang singkat.
GAMBAR ALAT
PENGEBORAN TANAH DENGAN CARA HANDBOR
1
4
Keterangan :
(1) Kunci T
(2) Stick Aparat
(3) Kunci Pipa
(4) Stang Bor
(5) Bor Iwan
GAMBAR PELAKSANAAN
PENGEBORAN TANAH DENGAN CARA HANDBOR
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g)
Keterangan:
a) Membersihkan daerah di sekitar lubang yang akan dibor
b) Memasang bor iwan (untuk tanah lunak) pada stang bor.
c) Memasang stang bor dan pemutar bentuk T.
d) Memasang stick aparat pada pemutar T.
e) Menekan bor iwan kedalam tanah sambil memutar.
f) Mengeluarkan contoh tanah dari dalam bor iwan untuk membuat
deskripsi jenis tanah dan bahan yang dikandungnya.
g) Membuat deskripsi tanahnya pada kedalaman 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80
cm, 100 cm, 120 cm.
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN PENETRASI LAPANGAN
DENGAN ALAT SONDIR
PERCOBAAN VII
PENGUJIAN PENETRASI LAPANGAN DENGAN ALAT
SONDIR
(ASTM.D.3441-98/SNI 2827-2008)
7.1 MAKSUD
Pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji
laboratorium geser dengan cara uji langsung terkonsolidasi dengan drainase pada
benda uji tanah. Tujuannya adalah untuk memperoleh parameter-parameter
perlawanan penetrasi lapisan tanah di lapangan, dengan alat sondir (penetrasi quasi
statik). Parameter tersebut berupa perlawanan konus (qc), perlawanan geser (fs),
angka banding geser (Rf), dan geseran total tanah (Tf), yang dapat dipergunakan
untuk interpretasi perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi.
7.2 PERALATAN
a. Grigi dorong
b. Roda gigi
c. Rantai
d. Engkol pemutar
e. Manometer
f. Treker
g. Rangka pembebanan
h. Batang penjepit
i. Pipa dorong beserta batang tekan
j. Bikonus
k. Jangkar helikodar
l. Pemutar T
m. Penjepit
n. Kunci pipa
7.3 PELAKSANAAN
a. Memasang pemutar T pada jangkar helikodar.
b. Memasang stang pemutar di pemutar T.
c. Memasang jangkar helikodar ke tanah dengan cara memutar jangkar
helikodar searah jarum jam hingga kedalaman 1 meter. Pemasangan
jangkar helikodar dilakukan di 4 titik agar nantinya alat sondir tetap pada
tempatnya.
d. Memasang batang penjepit.
e. Memasang engkor dan memutarnya agar sondir posisi berada diatas.
f. Memasang bikonus pada batang pendorong lalu memasang adaptor polos
pada batang pendorong.
g. Memasang batang pendorong kedalam alat sondir, menarik traker agar
batang pendorong dapat masuk ke alat sondir setelah batang pendorong
masuk mendorong traker agar batang pendorong terkunci.
h. Setelah pipa pendorong masuk pastikan batang pendorong menumpu pada
alat sondir.
i. Memulai percobaan dengan memutar engkol dan melakukan pembacaan
pada manometer. Pembacaan manometer dilakukan setiap 20 cm hingga
mencapai tanah keras.
j. Apabila hingga nilai maksimum dari manometer 60 kg/cm2 masih belom
mencapai lapisan tanah keras. Wajib menambah pipa lalu melakukan
pembacaan kembali sampai menemukan tanah keras dengan nilai
maksimum 600 kg/cm2.
k. Setelah menemukan tanah keras mencatat pembacaan pada manometer.
l. Pengujian selesai
1
2
3 5
4 6
MULAI
SELESAI
= 47 kg/cm²
Perlawanan gesr total (fs)
(𝑇𝑤−𝐶𝑤) 𝑥 𝐴𝑝𝑖
Fs = 𝐴𝑠
(37−23,5)𝑥20
= 150
= 1,800 kg/cm²
Geser total (Tf)
Tf = 𝐹𝑠𝑖 + 𝑇𝑓
= 36,00 + 00,00
= 36,00 kg/cm
Angka banding (Rf)
𝐹𝑠
Rf = 𝑥100
𝑞𝑐
1,800
= 𝑥100
47
= 3,830 %
Hasil Pengamatan:
Kedalaman Cw Tw qc fs fs . 20 cm Tf Rf
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm) (kg/cm) (%)
0,00 0 0 0 0,00 0,00 0,00 0,00
0,20 23,5 37 47 1,80 36,00 36,00 3,83
0,40 4 58 8 7,2 114,00 180,00 90,00
0,60 5 20 10 2,00 40,00 220,00 20,00
0,80 6 11 12 0,67 13,33 233,33 5,56
1,00 4,5 6 9 0,20 4,00 237,33 2,22
1,20 22 25 44 0,40 8,00 245,33 0,91
1,40 11 30 22 2,53 50,67 296,00 11,52
1,60 5 31 10 3,47 69,,33 365,33 34,67
1,80 4 25 8 2,80 56,00 421,33 35,00
2,00 4 8 8 0,53 10,67 432,00 6,67
2,20 5 12 10 0,93 18,67 450,67 9,33
2,40 8 12 16 0,53 10,67 461,33 3,33
2,60 6 18 12 1,60 32,00 493,33 13,33
2,80 5 36 10 4,13 82,67 576,00 41,33
3,00 4 70 8 8,80 176,00 751,00 110,00
Keterangan:
C .A
w pi
qc =
Ac
(Tw − Cw ).Api
fs =
As
Rf = f s .100
qc
Tf = fs x 20
0,50 0,50
1,00 1,00
Kedalaman (m)
1,50 1,50
Tf
2,00 2,00 Qc
2,50 2,50
3,00 3,00
3,50 3,50
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Geseran Total (tg), kg/cm
Grafik Angka Banding
0,50
1,00
Rf
Kedalaman (m)
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
GAMBAR ALAT
2 1
5
3
6
4
12
13
15
14
Gambar 7.4 Jangkar Helikodar, penjepit jangkar helikodar, pemutar T, kunci pipas, dan stang pemutar
16
18
17
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
(g) (h)
(i) (j)
(k)
Keterangan :
(a) Memasang stang pemutar pada pemutar T. memasang pemutar T pada jangkar
helikodar.
(b) Memasang jangkar helikodar dengan cara memutarnya.
(c) Memasang batang penjepit.
(d) Memasang engkor.
(e) Memutar engkor agar sondir posisi berada diatas.
(f) Memasang bikonus pada batang pendorong.
(g) Memasang adaptor polos pada batang pendorong.
(h) Memasang batang pendorong kedalam alat sondir, menarik traker agar batang
pendorong dapat masuk ke alat sondir setelah batang pendorong masuk
mendorong traker agar batang pendorong terkunci.
(i) Memulai percobaan dengan memutar engkol dan melakukan pembacaan pada
manometer. Pembacaan manometer dilakukan setiap 20 cm hingga mencapai
tanah keras.
(j) Apabila hingga nilai maksimum dari manometer 60 kg/cm2 masih belom
mencapai lapisan tanah keras. Wajib menambah pipa lalu melakukan
pembacaan kembali sampai menemukan tanah keras dengan nilai maksimum
600 kg/cm2.
(k) Setelah menemukan tanah keras mencatat pembacaan pada manometer.
Pengujian selesai.
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO
(CBR) DENGAN DYNAMIC CONE
PENETROMETER (DCP)
PERCOBAAN VIII
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR)
DENGAN DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)
( ASMT.D.6591.3 )
8.1 MAKSUD
Maksud percobaan adalah untuk evaluasi kekuatan atau daya dukung dasar
dan lapis fondasi jalan dengan suatu prosedur yang cepat, yaitu dengan
menggunakan Dynamic Cone Penerometer (DCP) . Pengujian tersebut memberikan
kekuatan lapisan bahan sampai kedalaman 90 cm di bawah permukaan yang ada
dengan tidak melakukan penggalian sampai kedalaman pada pembacaan yang di
inginkan.
8.2 PERALATAN
a. Penumbuk berat 8 Kg
b. Pemegang
c. Cincin peredam kejut
d. Alat baca penetrasi
e. Cincin pengaku
f. Konus 30o / 60o
8.3 PELAKSANAAN
a. Memasukan pemegang kedalam beban.
b. Memasukan cincin peredam kejut.
c. Memasang alat alat baca penetrasi.
d. Memasang pemegang dan konus.
e. Memasang cincing pengaku.
f. Mempatkan alat DCP pada titik pengujian dan tegak lurus terhadap bidang.
g. Melakukan penumbukan dengan cara diangkat ke atas hingga menyentuh
plat pemegang dan menjatuhkan beban kemudian membaca peneterasi
Keterangan :
(1) Pemegang
(2) Batang bagian atas diameter 16 mm, tinggi jatuh setinggi 575 mm
(6) Konus terbuat dari baja keras berbentuk kerucut di bagian ujung, diameter 20
mm, sudut 60o
MULAI
SELESAI
0 0 0 0
1 1 57 57
1 2 23 80
1 3 28 108
1 4 37 145
1 5 23 168
1 6 37 205
1 7 65 270
1 8 211 481
1 9 73 554
Perhitungan
1. Kumulatif tumbukan
Banyak tumbukan 1 :1
Banyak tumbuikan 2 :1
Banyak tumbukan 3 :1
2. Penetrasi
Kumulatif penetrasi 4 : 145
Kumulatif penetrasi 3 : 108
Penetrasi = Kumulatif Penetrasi 4 – kumulatif penetrasi 3
= 145 - 108
= 37
Kumulatif penetrasi 8 : 481
Kumulatif penetrasi 7 : 270
Penetrasi = Kumulatif Penetrasi 8 – kumulatif penetrasi 7
= 481 - 270
= 211
3. Menentukan Nilai DCP
Berdasarkan perpotongan garis pada grafik hubungan kumulatif
teumbukan dan kumulatif penetrasi didapat
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
DCP1 = 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
270
= 6,9
= 39,13
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
DCP2 =
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
= 64,63
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
DCP3 = 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
638
= 11
= 58
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
DCP4 = 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
700
= 12
= 58,33
𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
DCP5 = 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑇𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
850
= 15,5
= 54,84
4. Menentukan Nilai CBR
Berdasarkan hasil grafik Hubungan antara nilai DCP dan nilai CBR
dengan 60˚ didapat nilai sebagai berikut :
CBR 1 =5%
CBR 2 = 2,7 %
CBR 3 =3%
CBR 4 =3%
CBR 5 = 3,5 %
8.7 PEMBAHASAN
Nilai CBR dalam menentukan tebal pekerasan berdasarkan proyeksi lalulintas
dan umur rencananya. Data CBR dapat digunakan untuk mengevaluasi perlunya
pemeliharaan dan peningkatan jalan. Dalam upaya mendapatkan data CBR di
lapangan dapat dilakukan penentuan CBR ditempat secara konvesional (SNI-
0301744-1089). Cara lain yang relative baru tetapi sudah ditetapkan dilapangan
adalah DCP.
Penetrasi konus dinamis atau dikenal dengan nama Dinamyc Cone
Penetrometer (DCP) adalah salah satu pengujian tanpa merusak atau Non Destruktif
8.8 KESIMPULAN
Dalam pengujian California beating ratio ( CBR ) dengan dynamic cone
penetrometer (DCP) yang di peroleh di laboraturium mekanika tanah kampus 3
UTY didapat hasil sebagai beikut :
2. DCP pertama = 39,13
CBR pertama = 5
Berdasarkan table 8.1 Jumlah vol. no 5 april 2015 tanah yang di uii memiliki
kapasitas CBR yang Normal
3. DCP kedua = 64,63
CBR kedua = 2,7
Berdasarkan tabel 8.1 Jumlah vol no 5 april 2015 tanah yang diuji memiliki
kapasitas CBR yang Buruk
4. DCP ketiga = 58
CRB ketiga = 3
Berdasrkan tabel 8.1 Jumlah vol.1 no 5 april 2015 tanah yang diuji meiliki
kapasitas CBR yang Normal .
5. DCP keempat = 58,33
CRB keempat = 3
Berdasrkan tabel 8.1 Jumlah vol.1 no 5 april 2015 tanah yang diuji meiliki
kapasitas CBR yang Normal .
6. DCP kelima = 54,84
CRB kelima= 3,5
Berdasrkan tabel 8.1 Jumlah vol.1 no 5 april 2015 tanah yang diuji meiliki
kapasitas CBR yang Normal.
Komulatif
Banyak Komulatif Penetrasi DCP CBR
Penetrasi
Tumbukan Tumbukan (mm) (mm/tumbukan) %
(mm)
0 0 0 0
1 1 57 57
1 2 23 80
1 3 28 108
39,13 5
1 4 37 145
1 5 23 168
1 6 37 205
1 7 65 270
1 8 211 481
64,63 2,7
1 9 73 554
1 10 39 593
58 3
1 11 45 638
1 12 62 700 58,33 3
1 13 36 736 54,84 3,5
GAMBAR ALAT
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) DENGAN
DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)
Keterangan :
(1) Pemegang
(2) Batang bagian atas diameter 16 mm, tinggi jatuh setinggi 575 mm
(3) Penumbuk berbentuk silinder berlubang, berat 8 kg
(4) Landasan penahan penumbuk terbuat dari baja
(5) Mistar pembaca, panjang 1 meter, terbuat dari plat baja
(6) Konus terbuat dari baja keras berbentuk kerucut di bagian ujung, diameter 20
mm, sudut 60o
GAMBAR PELAKSANAAN
PENGUJIAN CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR) DENGAN
DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Keterangan :
1. Menyambungkan seluruh bagian peralatan.
2. Meletakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji.
3. Mengangkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati sehingga
menyentuh batas pegangan.
4. Melepaskan penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada landasan.
5. Mengulangi langkah-langkah pada point (D) dan (E).
6. Mencatat jumlah tumbukan dan kedalaman pada formulir DCP.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA