Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PROJECT BASED LEARNING

PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI


Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Teknik

Disusun oleh:
KELOMPOK 06 – TS04

M. Ragil Juniarta (2140503106)


Isnaeni Bagaskoro (2140503109)
Rifki Dwi Febrian (2140503126)
Hilda Febria Damai (2140503140)
M. Nabil Fatih J.W. (2140403198)

Dosen Pengampu:
Herlita Prawenti, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023

1
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PROJECT BASED LEARNING
“PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI”

Disusun Oleh:
Kelompok 6/Teknik Sipil 04
M. Ragil Juniarta (2140503106)
Isnaeni Bagaskoro (2140503109)
Rifki Dwi Febrian (2140503126)
Hilda Febria Damai (2140503140)
M. Nabil Fatih J.W. (2140403198)

Laporan Project Based Learning “Pemilihan Alternatif Investasi” ini disusun


sebagai guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Tidar telah disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Telah diperiksa dan disetujui oleh

Mengetahui, Mengetahui,
Asisten Dosen Mata Kuliah Ekonomi Dosen Mata Kuliah Ekonomi Teknik
Teknik

Nur Farika Agustin Herlita Prawenti, S.T., M.T.


NPM. 1910503081 NIP. 0029128705

i
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS TEKNIK
Alamat: Jalan Kapten Suparman 39 Magelang 56116
Telp. (0293)364113 Fax. (0293) 362438
Laman: www.untidar.ac.id Surel: teknik@untidar.ac.id

LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN PROJECT BASED LEARNING
“PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI”
Kelompok :6
Kelas : TS 04
Nama Anggota : 1. M. Ragil Juniarta (2140503106)
2. Isnaeni Bagaskoro (2140503109)
3. Rifki Dwi Febrian (2140503126)
4. Hilda Febria Damai (2140503140)
5. M. Nabil Fatih J.W. (2140503198)
Asisten Dosen : Nur Farika Agustin (1910503081)
No. Hari/Tanggal Keterangan Paraf
1. 9 Mei 2023 - Sitasi
- Lembar asis

2. 19 Mei 2023 - ACC Bab I

3. 23 Mei 2023 -

4.

ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TIDAR
FAKULTAS TEKNIK
Alamat: Jalan Kapten Suparman 39 Magelang 56116
Telp. (0293)364113 Fax. (0293) 362438
Laman: www.untidar.ac.id Surel: teknik@untidar.ac.id

5.

Magelang, ... Mei 2023

Mengetahui,
Asisten Dosen Mata Kuliah
Ekonomi Teknik

Nur Farika Agustin


NPM. 1910503081

iii
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Project Based Learning untuk program studi Teknik Sipil yakni mata
kuliah Ekonomi Teknik ini mengenai pemilihan alternatif investasi.
Laporan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa
mengenai pembelajaran serta memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Teknik.
Kami menyadari bahwa pembuatan laporan Project Based Learning
ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat dosen pengampu
mata kuliah Ekonimi Teknik Herlita Prawenti, S.T., M.T., yang telah
mengajarkan banyak ilmu dan memberikan tugas ini, sehingga kami
termotivasi untuk menyelesaikan laporan Project Based Learning ini.
Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Nur
Farika Agustin selaku Asisten Dosen yang telah membimbing pengerjaan
laporan ini dari awal hingga akhir.
Dalam penulisan laporan Project Based Learning ini pasti masih
banyak kekurangan baik dalam hal sistematika, isi, maupun teknik
penulisannya. Kiranya tiada lain karena keterbatasan kemampuan dan
pengalaman kami yang belum luas dan mendalam. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak
sebagai masukan yang berharga untuk kami, demi kemajuan bersama
dimasa mendatang.
Demikianlah laporan hasil wawancara ini kami buat, kami berharap
semoga laporan hasil wawancara ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca dalam menentukan alternatif terbaik dari pemilihan terhadap
amalisis investasi.

Magelang, 09 Mei 2023

iv
v

Penyusun

DAFTAR ISI

v
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 3 Grafik Hubungan Nilai Buku dan Nilai Sisa..............................................10


Gambar 2. 4 Grafik DDBD to Convertion SLD..............................................................11
Gambar 2. 5 Cashflow format non – annual (kiri) dan format annual (kanan)................14
Gambar 2. 6 Gambar NPV dengan nilai IRR tunggal.....................................................18
Gambar 2. 7 Gambar NPV tanpa IRR (kiri) Gambar NPV dengan IRR lebih dari satu
(kanan).............................................................................................................................19

vi
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Metode Straight of line Depreciation (SLD)....................................................7


Tabel 2. 2 Sum of Years Digits Depresiation (SOYD)......................................................8
Tabel 2. 3 Metode Pemakaian Tabel...............................................................................11
Tabel 2. 4 Metode Perhitungan Langsung.......................................................................12

vii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Secara ekonomi, segala sesuatu di dunia ini tidak dapat diperoleh tanpa
adanya pengorbanan. Untuk mendapatkan air minum, pakaian, rumah, dan
kebutuhan lain diperlukan suatu pengorbanan ataupun biaya. Bahkan udara
sekalipun bagi orang yang sakit dirumah sakit harus diperoleh dengan
pengorbanan. Dengan kata lain untuk mendapatkan apa yang kita inginkan karena
keterbatasan sumber atau penawaran maka diperlukan pengorbanan atau biaya
(Anggi, 2017).

Kehidupan sehari-hari banyak sekali penentuan yang harus didahulukan atau


tingkat prioritas dan salah satu tingkat prioritas adalah ekonomi, ekonomi
merupakan suatu ilmu yang digunakan kita sehari-hari dari hal manakah yang
didahulukan yang pertama harus dibeli dan bagaimana perencanaan keuangan
ketika dalam keadaan kesulitan dalam hal ini berguna pula pada teknisi yaitu yang
disebut ekonomi teknik (Anggi, 2017).

Ekonomi teknik adalah ekonomi yang berkaitan dalam dengan teknisi yang
berkaitan dengan menganalisa permasalahan ekonomi dan diselesaikan dengan
teori ckonomi, seperti ingin membuat alat hal yang perlu diperhatikan adalah
fungsi kegunaan alat pada kehidupan sehari-sehari kemudian bahan yang
digunakan apakah dari kualitas bahan, harga bahan dan kelebihan dan kekurangan
bahan tersebut, kemudian apakah dapat keuntungan dari apa yang dijual dari segi
keuntungan dalam bentuk uang, keuntungan dalam memakai dan keuntungan
jangka panjang dan masih banyak lagi (Dikutip dari : scribd.com).

Ekonomi teknik adalah penentuan faktor-faktor dan kriteria ekonomi yang


digunakan ketika satu atau lebih alternatif dipertimbangkan untuk dipilih dalam
menyelesaikan suatu masalah di bidang teknik. Bisa juga dikatakan bahwa
ekonomi teknik adalah sekumpulan teknik matematika yang menyederhanakan
perbandingan ekonomi dalam suatu kasus di bidang teknik. Ilmu ekonomi tidak
pernah lepas dari ilmu teknik, terutama dalam perancangan dan penerapannya di
masyarakat (Dikutip dari : scribd.com).
2

Hal tersebut, selalu ada beberapa alternatif dalam pelaksanaannya yang


masing-masing alternatif memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda
jenis dan jumlahnya. Namun penyelesaian masalah tersebut selalu memiliki
kriteria ekonomi, dan kriteria tersebut digunakan untuk memilih satu dari banyak
alternatif yang tersedia tersebut. Namun dalam proses pembuatan membutuhkan
yang namanya modal, modal itu dapat modal sendiri atau modal menjual dari
barang atau modal dari meminjam (Anggi, 2017).

Perusahaan yang memerlukan tambahan dana untuk pembiayaan investasi,


perluasan kapasitas, pembelian bahan baku, pembayaran gaji karyawan dan
kegiatan usaha lainnya harus mengeluarkan biaya yang sering disebut sebagai
biaya modal. Seorang entrepreneur yang memiliki dana pribadi dalam jumlah
yang sangat besar, akan memperhitungkan biaya modal atau tingkat keuntungan
yang harus dihasilkan atas penggunaan dana tersebut, seperti halnya apabila ia
harus meminjam dana dari pihak lain (Anggi, 2017).

Dunia teknik khususnya mengenal pula adanya istilah bisnis, malah dunia luar
maju teknologinya karena anak teknik yang berinovasi dengan tentunya banyak
barang-barang elektronik yang dijual dipasaran, contohnya telepon genggam yang
sangat pesat kemajuannya. Oleh karena itu kita harus mempelajari ekonomi yang
sangat penting untuk menunjang kehidupan seseorang apapun latar belakangnya.
Dengan ilmu ekonomi yang kita terapkan dalam bidang teknik yang sangat
membantu untuk bisnis atau manajemen keuangan dalam bidang teknik (Dikutip
dari : scribd.com).

Pemahaman konsep nilai waktu uang menjadi sangat penting. Selama


pertimbangan setiap orang adalah rasional, maka selama itu pula konsep nilai
waktu uang itu relevan. Pemegang saham, investor, dan kreditor akan lebih
senang untuk menerima keuntungan atau kas segera dari tahun pertama hingga
tahun kelima dari pada menerima keuntungan yang sama tetapi mulai tahun
keenam hingga tahun kesepuluh (Dikutip dari : scribd.com).

1.2 Rumusan masalah


Beberapa Batasan pembahasan atau rumusan masalah dalam pembuatan
laporan ini yaitu:
3

1. Bagaimana cara menentukan alternatif terbaik dari pilihan investasi yang


diberikan dengan menggunakan metode IRR dan AE dengan nilai MARR
yang ditentukan sendiri (pada skenario A)?
2. Bagaimana grafik cashflow terhadap 5 pilihan lainnya seperti contoh
skenario A diatas dengan berbeda nilai perencanaan Investasi dan berbeda
umur rencana Investasi?
3. Manakah pilihan yang terbaik dari kajian mengenai pilihan Investasi
tersebut dengan menggunakan metode IRR dan AE dengan nilai MARR
yang ditentukan sendiri?

1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam pelaksanaan project yang ingin dicapai
diantaranya yaitu:
1. Dapat menentukan alternatif terbaik dari pilihan investasi yang diberikan
dengan menggunakan metode IRR dan AE dengan nilai MARR yang
ditentukan sendiri (pada skenario A)?
2. Dapat membuat grafik cashflow terhadap 5 pilihan lainnya seperti contoh
skenario A diatas dengan berbeda nilai perencanaan Investasi dan berbeda
umur rencana Investasi?
3. Mengetahui pilihan yang terbaik dari kajian mengenai pilihan Investasi
tersebut dengan menggunakan metode IRR dan AE dengan nilai MARR
yang ditentukan sendiri?

1.4 Rencana kerja


Berikut pembagian tugas dan tanggung jawab dari kelompok kami
Nama (NPM) Tugas & Tanggung Jawab
M. Ragil Juniarta
(2140503106)

Isnaeni Bagaskoro
(2140503109)
4

Rifki Dwi Febrian


(21405031126)

Hilda Febria Damai


(2140503140)

M.Nabil Fatih J.W.


(2140503122)
2 BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah akumulasi pengeluaran yang diperlukan oleh
perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk. Dengan
kata lain, total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi disebut biaya
produksi.
Menurut Kuswandi (2005), pengertian biaya produksi adalah biaya yang
berkitan dengan perhitungan beban pokok produksi atau beban poko penjualan.

komponen biaya produksi dikelompokkan dengan klasifikasi berikut.

A. Biaya Berdasarkan Waktu


Biaya berdasarkan waktu dapat pula dibedakan atas :
1. Biaya masa lalu
Biaya masa lalu (hystorical cost) yaitu biaya yang secara riil telah
dikeluarkan yang dibuktikan dengan catatan historis pengeluaran kegiatan.
Tujuan mempelajari biaya historis ini antara lain:
a. Sebagai dasar dalam penyusunan atau estimasi biaya masa dating
b. Sebagai dasar dalam pertanggungjawaban pimpinan atau pihak yang
berwenang atas biaya-biaya yang telah dikeluarkannya.
2. Biaya perkiraan
Biaya perkiraan (predictive cost), yaitu perkiraan biaya yang akan
dikeluarkan bila kegiatan itu dilaksanakan. Ada bebeberapa tujuan orang
menghitung biaya prediktif ini, antara lain:
a. Memperkirakan pemakaian biaya dalam merealisasikan suatu rencana
kegiatan masa datang dalam rangka menjawab pertanyaan berikut:
1) Berapakah biaya yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut?
2) Cukupkah dana yang tersedia? Apakah biaya itu sudah ideal atau terlaali
mahal?
6

b. Memastikan apakah biaya yang akan dikeluarkan itu masih mungkin


diperbaiki atau diturunkan tanpa mengurangi hasil secara kualitas maupun
kuantitas
c. Biaya actual
Biaya aktual (actual cost), yaitu biaya yang sebenarnya di- keluarkan.
Blaya ini perlu diperhitungkan jika panjangnya jarak waktu antara pembelian
bahan dengan waktu proses atau penjualan, sehingga terjadi perubahan harga
pasar.
B. Biaya Berdasarkan Sifat Penggunanya
Biaya berdasarkan klasifikasi sifat penggunaan setidaknya dapat dibedakan
atas tiga jenis.
1. Biaya Investasi (Investment Cost).
yaitu biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha
untuk siap beroperasi dengan baik. Biaya ini biasanya dikeluarkan pada awal-
awal kegiatan usaha dalam jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka
panjang untuk kesinambungan usaha tersebut.
2. Biaya Oprasional (Oprational Cost)
yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
tersebut sesuai dengan tujuan. Biaya ini biasanya di- keluarkan secara rutin atau
periodik waktu tertentu dalam jumlah yang relatif sama atau sesuai dengan
jadwal kegiatan/ produksi.
3. Biaya Perawatan (Maintenance Cost)
yaitu biaya yang diperuntukkan dalam rangka menjaga/men- jamin
performance kerja fasilitas atau peralatan agar selalu prima dan siap untuk
dioperasikan.
C. Biaya Berdasarkan Produknya
Proses pengelompokan biaya berdasarkan produk dapat dibedakan menjadi
dua kelompok besar, yaitu biaya pabrikasi dan biaya komersial.
1. Biaya Pabrikasi
Biaya pabrikasi (factory cost) atau sering juga disebut dengan biaya produksi
(production cost) adalah jumlah dari tiga unsur biaya, yaitu bahan langsung,
tenaga kerja langsung, dan over- head pabrik. Biaya-biaya ini secara langsung
7

berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan dalam
rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production cost.
2. Biaya Komersial
Biaya komersial merupakan akumulasi biaya yang untuk membuat
produk itu dapat dijual di luar biaya produk, dan dipergunakan biasanya untuk
menghitung harga jual produk.
D. Biaya Berdasarkan Volume Produknya
Proses pengelompokan biaya berdasarkan volume produk dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah jenis beban yang mengalami fluktuasi atau bervariasi
sesuai dengan jumlah output yang diproduksi. Variable Costs akan meningkat
ketika volume produksi meningkat, dan turun ketika volume produksi menurun.
Makin besar volume penjualan, makin besar pula beban yang harus dikeluarkan.
2. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Jenis beban yang selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh volume produksi.
Jenis memiliki dua karakteristik, yaitu biaya tidak berubah atau tidak
dipengaruhi oleh periode atau aktivitas tertentu dan cost per unitnya berbanding
terbalik dengan perubahan volume. Bila volumenya rendah maka fixed cost
tinggi, sebaliknya pada volume yang tinggi fixed cost per unitnya rendah.
3. Biaya Rata-Rata (Avarage Cost)
Average cost merupakan biaya per unit yang akan didapatkan dengan cara
membagi total pengeluaran dengan jumlah output produksi. Biaya rata-rata ini
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan keputusan produksi kedepannya.

2.2 Depresiasi dan Pajak


Depresiasi adalah penyusutan atau penurunan nilai aset bersamaan dengan
berlakunya waktu. Sebagaimana diketahui pengertian aset mencakup current asset
dan fixed asset, namun aset yang terkena depresiasi hanya fixed asset (aset tetap)
yang pada umumnya bersifat fisik seperti bangunan, mesin/peralatan, armada dan
lain-lain.

A. Metode Straight of line Depreciation (SLD) / Depresiasi Garis Lurus


8

Metode ini pada dasarnya memberikan hasil perhitungan depresiasi yang


sama setiap tahun selama umur perhitungan aset. Maka, nilai buku aset setiap
akhir tahun jika dibuatkan grafiknya akan membentuk garis lurus.

Gambar 2. 1 Metode Straight of line Depreciation (SLD)


Sumber : (Giatman. 2006.)
1
SLD= ( I−S)
N (2.1)

Keterangan :
SLD = Jumlah depresiasi per tahun
I = Investasi (nilai aset awal)
S = Nilai sisa aset akhir umur produktif
N. = Lamanya aset akan di depresiasi

Jumlah aset yang telah didepresiasi selama t tahun adalah:


t
∑ Dep1= N (I −S ) (2.2)

Nilai buku (booh. value) tiap akhir t tahun depresiasi adalah:


t
BV 1=I −∑ Dep t=I − (I −S)
N (2.3)

B. Sum of Years Digits Depresiation (SOYD)


Metode ini mempunyai pola pembayaran depresiasi yang tidak sama setiap
tahunnya, yaitu didasarkan atas bobot digit dari tahun pemakaian. Pada tahun-
tahun awal depresiasi yang dikeluarkan lebih besar dari tahun berikutnya, di mana
penurunannya merupakan fungsi dari berkurangnya umur aset tersebut.
9

Penggunaan depresiasi ini biasanya dikenakan pada aset yang mempunyai pola
perilaku keuntungan yang besar pada awal investasi dan mengecil sesuai dengan
perjalanan umur investasi.
Di samping itu, merode ini sering juga digunakan dalam rangka
mengantisipasi,/pengamanan cash flow masa depan yang berisiko tinggi, sehingga
kemungkinan terganggu nya biaya pengembalian modal dapat dikurangi.

Umur sisa aset


SOYDt = (I −S)
∑ of year digitsdepresiasi
(2.4)

Keterangan :
SOYDt =¿Depresiasi SOYD periode ke-t
Umur sisa aset = n, yaitu umur aset - jumlah periode depresiasi yang telah
dibayarkan atau : n = N-(t-1)
N
Sum of year digits depreciation = ∑ digit= ( N +1)
2
Maka:

N −(t−1)
SOYDt = ( I −S )
∑ digit (2.5)

Gambar 2. 2 Sum of
Years Digits Depresiation (SOYD)
Sumber : (Giatman. 2006.)
C. Declinning Balance Depreciation (DBD)
Metode Declining Balance Depreciation (DBD) mempunyai asumsi bahwa
nilai aset menurun lebih cepat pada tahun-tahun permulaan daripada tahun-tahun
akhir dari usia kegunaannya. Yang amat penting dengan metode ini ialah nilai jual
10

(nilai sisa) harus lebih besar daripada nol. Depresiasi dihitung berdasarkan laju
tingkat penyusutan tetap (R) yang dikalikan dengan nilai aset tahun sebelumnya.
Sebagai contoh, jika harga awal aset 100 juta rupiah dikenakan laju depresiasi
10%, maka besarnya depresiasi tahun pertama adalah 70Vo x Rp100 juta = Rp10
juta; depresiasi tahun kedua adalah 10% x (Rp100 juta - Rp10 juta): Rp9 juta,
tahun ketiga 10% x (Rp90 juta - Rp9 juta) : Rp8,1 juta, dan seterusnya.
Selanjutnya, secara matematis rumus perhitungan DBD adalah sebagai berikut:
D. Doible Declinning Balance Deprection (DDBD)
Jika metode penyusutan DBD digunakan untuk tujuan-tujuan perhitungan
pembayaran pajak, tingkatan penyusutan maksimum yang dibenarkan dua kali
tingkat penyusutan metode garis lurus (SLD). Jadi, untuk suatu aset dengan usia
pemakaian diperkirakan "n" tahun, maka tingkat penyusutan maksimum yang
diizinkan adalah 2 (l/n). Metode penyusutan semacam ini disebut Double
Declining Balance Depreciation (DDBD). Dalam keadaan lainnya dimungkinkan
tingkat penyusutan sebesar 1,50 atau 1,25 kali tingkat penyusutan garis lurus.
Double Declining Balance Depresiation merupakan kelipatan 200% x SLD

1
Dimana SLD t= ( I−S ), Jika I – S = Book Valuet-1
N
1
Maka SLD t= (Book Value t−1 )
5

1 (2.6)
DDBD = 200% x SLD t=200 % × (Book Valuet −1)
N

2
Maka DDBD t = (Book Value t −1 )
N
Pada saat t= 0, nilai buku (BV) : Investasi (l), maka:

t=1 => DDBD 1=


2 ( ) 2I
N
I=
N
I−
2 0
N ( )
(
) ( )
1
2 2 2I 2
t=2 => DDBD 2= I− = I−
N N N N

N[ N ] N
I− − (I− ) =
[ N ]
I −2 ( ) +( )
2
2 2I 2I 2 2I 2 2
t=3=> DDBD = 3
N N N
11

( )
2
2I 2
¿ I
N N
dari persamaan di atas bila dilanjutkan sampai t = n akan diperoleh DDBD tahun
ke- n sebagai berikut:

( )
n−1
2I 2
DDBD n= I− (2.7)
N N
Total depresiasi DDBD pada tahun ke-n adalah:

[( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ]
0 1 2 3 n−1
∑ DDBD n = 2NI I−
2
N
+ I−
2
N
+ I−
2
N
+ I−
2
N
+ I−
2
N

(2.8)
Dikalikan dengan I ( −2n ), maka
∑ DDBD n ( I − N2 )= 2NI ( I − N2 ) +( I− N2 ) +( I − N2 ) +( I − N2 )
1 2 3 n

(2.9)
Jika persamaan (2.9) – (2.8) akan diperoleh sebagai berikut:

[ ( )]
n
−2
N
∑ DDBD= 2NI −I+ I− N2 (2.10)

[ ( )]
n
2
∑ DDBD =I I− I − N (2.11)

Nilai buku (book value) pada tahun ke – n, adalah:

[ ( )]
n
2
BVn = I −I I − I − (2.12)
N

E. Declinning Balance Depreciation to Convertion Depreciation


Salah satu persoalan dalam metode DDBD adalah nilai buku pada periode
akhir tidak selalu sama dengan nilai sisa. Terdapat beberapa kemungkinan dari
nilai buku akhir periode dibandingkan dengan nilai sisa, yaitu:
1. Book valuet-1 > Nilai Sisa
2. Book valuet-1 = Nilai Sisa
3. Book valuet-1 < Nilai Sisa
12

Jika BVn > S akan menimbulkan masalah dalam menetapkan nilai aset
perusahaan, karena akan berpotensi munculnya biaya semu (sunk cost), untuk
itu perlu dihindarkan. Ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Melanjutkan perhitungan depresiasi sampai ditemukan nilai sisa
2. Menggabungkan metode DDBD dengan SLD
13
14

Gambar 2. 3 Grafik Hubungan Nilai Buku dan Nilai Sisa


Sumber : (Giatman. 2006.)
Metode pertama tidak selalu dapat dilakukan, terutama jika umur aset
tidak mungkin lagi ditambah atau aset betul-betul tidak produktif lagi. Metode
kedua yaitu menggabungkan metode DDBD dengan SLD yang disebut dengan
Metode DDBD to Convertion SLD.

Gambar 2. 4 Grafik DDBD to Convertion SLD


Sumber : (Giatman. 2006.)
Dalam menentukan kapan DDBD dikonversikan pada SLD, kita dapat
melakukan dua pendekatan, yaitu:
1) Metode Pemakaian Tabel
Di mana kolom tahun awal penggunaan SLD dipandu dengan nilai rasio
antara nilai sisa dengan investasi. Jika angka rasio yang diperoleh 0 s-d < 0,05
dipakai kolom ke-2, jika rasionya 0,05 s-d < 0,12 dipakai kolom ke-4, sedangkan
jika rasionya > O,l2 dipakai kolom ke-5. kolom ke-l menyatakan umur
investasi,/aset yang akan didepresiasikan, maka nilai sel yang berada antara hasil
rasio dengan umur aset menyatakan tahun awal penggantian metode DDBD ke
SLD.
Tabel 2. 1 Metode Pemakaian Tabel

N Tahun awal penggunaan SLD (n)


(Umur Aset) S/I S/I S/I S/I
0 - < 0,05 0 ,05- < 0,10 0,10 - < 0,12 ≥0,12
3 3
15

4 4 4
5 4 5
6 5 5
7 5 6
8 6 6 8
9 6 7 9
10 7 7 9
11 7 8 10
12 8 9 11
13 8 9 11
14 9 10 12
15 9 10 13
16 10 11 13
17 10 11 14
18 11 12 15 18
19 11 13 16 19
20 12 13 16 19
Sumber : (Giatman. 2006.)
2) Metode Perhitungan Langsung
Metode perhitungan langsung, di mana masing-masing metode menghitung
depresiasi tiap tahtinnya, depresiasi yang rerbesar untuk tahun yang sama
dipakai sebagai pilihan. Hanya saja dalam perhirungan SLD tidak memakai
rumui 1/N (I-S), tetapi rumus yang dipakai adalah:

1
SLD t= (BV t −1−S)
N− ( n−1 ) (2.13)

Keterangan :
N-(n-l) = umur aset yang tersisa
BV t−1 = nilai buku periode tahun sebelumnya dari metode DDBD
Langkah perhitungan adalah sebagai berikut.
a) Hitung depresiasi dengan merode SLD dan DDBD secara bersamaan.
b) Bandingkan nilai SLD dan DDBD unruk masing-masing tahun yang sama.
c) Saat nilai SLD > DDBD, maka konversi dilakukan.
16

Tabel 2. 2 Metode Perhitungan Langsung

( ) ( )
T 1 21 2 n−1 2 Keterangan
n
SLD= (B V t −1DDBD=
−S ) 1− BV n=1 1
N −(n−1) N N N
0 900

( )
1 1 540 DDBD
( 900−30 )=1742(900) 1− 2
1−1
=360
5−(1−1) 5 5

( 1− ) =216
2 1 2(900) 2 2−1 324 DDBD
( 540−30 )=127,5
5−(2−1) 5 5

5 ( 5)
3 1
( 324−30 )=98 2(900) 1− 2
3−1 194 DDBD
=130
5−(3−1)

5 ( 5)
1
( 194−30 )=82 2(900) 1 2
4 4 −1 112 KONVEKSI
=78 SLD
5−(4−1)
5 1 30 KONVEKSI
( 194−30 )=82 SLD
5−(4−1)
Sumber : (Giatman. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta:Rajawali pers)
F. Unit Production of Depreciation
Beberapa jenis aset tidak begitu terpengaruhi oleh variabel waktu, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh produktivitas kerjanya, seperti pesawat terbang, mesin-
mesin tertentu yang sangat terpengaruh oleh aktivitas produksinya, dan berbagai
aser dalam bentuk deposit alam. Aset-aset tersebut depresiasinya dihitung tidak
selalu merupakan fungsi waktu, tetapi berdasarkan fungsi produksinya. Misalnya,
umur pesawat terbang tersebut tidak dihitung berdasarkan indikator tahun berapa
dia dibuat, atau seberapa tahun dia telah dioperasikan, tetapi sudah berapa lama
jam terbangnya, begitu juga untuk nilai sisa doposit yang terkandung dalam perut
bumi setelah dieksploitasi tidak ditentukan oleh sudah berapa lama dia
17

dieksploitasi, rerapi sebaliknya, sudah berapa banyak deposit tersebur diambil dan
seberapa banyak yang masih tersisa.

Produksi t
UPDt = n
( I −S )
(2.14)
∑ Produksi
I

Keterangan :
Produksit = Jumlah produksi pada tahun dimaksud
n

∑ Produksi = Jumlah produksi keseluruhan (sesuai estimasi)


I

2.3 Pemilihan Alternatif dengan Metode NPV


Metode Net Present Value (NPV) merupakan metode yang dilakukan
dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih
(proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays).
Oleh karena itu, untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan metode
NPV diperlukan data aliran kas keluar awal (initial cash outflow), aliran kas
masuk bersih di masa yang akan datang (future net cash inflows), dan rate of
return minimum yang diinginkan (M. Giatman, 2017). Suatu cash flow investasi
tidak selalu dapat diperoleh secara lengkap, yang terdiri dari dari cash-in dan
cash-out, dapat juga diukur langsung aspek biayanya saja.

Contohnya jika melakukan investasi dalam rangka memperbaiki dan


menyempurnakan salah satu bagian dapat dihitung hanya komponen biayanya
saja, sedangkan benefitnya tidak dapat dihitung karena merupakan rangkaian dari
suatu system tunggal. Jika demikian maka cash flow tersebut hanya terdiri dari
cash-out dan cash-in. Cash flow yang hanya benefit, perhitungannya disebut
Present Worth Of Benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya
cash-out ialah Present Worth Of Cost (PWC) sementara NPV diperoleh dari :
NPV = PWB – PWC.

Untuk menentukan layak atau tidaknya rencana suatu investasi secara


ekonomis, dibutuhkan syarat dalam menentukan NPV, yaitu: Apabila: NPV > 1
maka investasi tersebut menguntungkan atau layak (Feasible). NPV < 1 maka
18

investasi tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak (Unfeasible) Jika


investasi dinyatakan layak, maka direkomendasikan untuk dilakukan, tapi jika
ternyata tidak layak, maka rencana tersebut tidak disarankan untuk dilanjutkan.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung Net Present Value (NPV)


adalah sebagai berikut:

n
ct
NPV ( N )=∑
t −1 (1+r )t
(2.15)

Keterangan :

R = Discount rate yang digunakan


Ct = Cashflow pada periode t
N = Periode yang terakhir dimana cashflow

2.4 Pemilihan Alternatif dengan Metode AE


Metode Annual Equivalent (AE) konsepnya merupakan kebalikan dari
metode NPV. Jika pada metode NPV seluruh aliran cash ditarik pada posisi
present, sebaliknya pada metode AE ini aliran cash justru didistribusikan secara
merata pada setiap periode waktu sepanjang umur investasi, baik cash-in maupun
cash-out.

Gambar 2. 5 Cashflow format non – annual (kiri) dan format annual (kanan)
Sumber : (Giatman. 2006.)
Hasil pendistribusian secara merata dari cash-in menghasilkan rata-
pendapatan per tahun dan disebut dengan Equivalent Uniform Annual of Benefit
(EUAB). Sedangkan hasil pendistribusian cash-out secara merata disebut dengan
19

Equivalent Uniform Annual of Cost (EUAC). EUAB dikurangi EUAC disebut


dengan Annual Equivalent (AE).

Berdasarkan konsep tersebut diperoleh persamaan umum (formula)


sebagai berikut :

n
(2.16)
EUAB = ∑ Cbt (FBA )t
t =0

n
(2.17)
EUAC = ∑ Cc t (FBA )t
t =0

n
(2.18)
AE = ∑ Cf t (FBA )t = EUAB −¿ EUAC
t =0

Keterangan :

Cb = cash flow benefit

Cc = cash flow cost

Cf = cash flow utuh (benefit + cost)

FBA = faktor bunga annual

t = periode waktu n = umur investasi

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak secara


ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu dalam metode AE,
yaitu :

a) Jika AE > 0, artinya investasi akan menguntungkan/layak (feasible)


b) Jika AE < 0 artinya investasi tidak menguntungkan/tidak layak (unfeasible)

Kalau rencana investasi tersebut dinyatakan layak, maka


direkomendasikan untuk dilaksanakan. Jika ternyata tidak layak, rencana tersebut
tidak direkomendasikan untuk dilanjutkan. Namun, layak atau tidaknya suatu
rencana investasi belumlah merupakan keputusan akhir, sering kali pertimbangan-
20

pertimbangan tertentu ikut pula memengaruhi keputusan yang akan diambil.


(Zacoeb, 2014)

2.5 Pemilihan Alternatif dengan Metode BCR


Umumnya metode benefit cost ratio (BCR) digunakan pada tahap awal
evaluasi perencanaan investasi sebagai analisis tambahan dalam rangka validasi
hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lain. Metode ini sangat
bermanfaat untuk evaluasi proyek pemerintah yang berdampak langsung kepada
masyarakat banyak (public government project), baik dampak positif maupun
dampak negatif. Metode ini memberi penekanan terhadap ratio antara aspek
manfaat (benefit) dengan aspek biaya (cost) yang ditanggung akibat adanya
investasi tersebut.

Aspek benefit dan cost pada proyek pemerintah mempunyai makna yang
lebih luas daripada pengertian biasa, dimana aspek tersebut seringkali ditemukan
dalam bentuk tidak langsung. Sebagai contoh, investasi pembukaan jalan baru
tidak sekedar menjadikan waktu perjalanan lebih pendek atau efisien, tetapi juga
akan menghasilkan manfaat yang lain seperti peningkatan produktivitas lahan di
sekitar jalan pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan sebagainya.

Selain manfaat, adapula biaya lain yang harus dikeluarkan masyarakat


yang berupa dampak negatif seperti biaya terhadap dampak perubahan
lingkungan, menurunnya tingkat keamanan dan kenyamanan, intrusi nilai sosial
budaya dan sebagainya akibat adanya pembukaan jalan baru.

Secara umum, metode analisis BCR dapat dijelaskan sebagai berikut :

BCR =
∑ Benefit (2.19)
∑ cost
Jika analisis dilakukan terhadap present worth :

n
(2.20)
PWB
∑ Cbt ( FBP)t
i=0
BCR = atau
PWC n

∑ Cct ( FBP)t
i=0

Jika analisis dilakukan terhadap equivalent uniform annual :


21

n
(2.21)
EUAB
∑ Cbt ( FBA )t
i=0
BCR = atau
EUAC n

∑ Cct ( FBA )t
i=0

Kriteria untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak
secara ekonomis dengan metode BCR adalah :

a) Jika BCR  1  investasi layak (feasible)


b) Jika BCR < 1  investasi tidak layak (unfeasible) (Zacoeb, Benefit Cost Ratio,
2014)

2.6 Pemilihan Alternatif dengan Metode IRR


Umumnya nilai equivalent cash flow dicari dengan menggunakan suku
bunga sebagai faktor penentunya. Metode Internal Rate of Return (IRR) justru
mencari suku bunga pada saat NPV = 0. Informasi yang dihasilkan berkaitan
dengan tingkat kemampuan cash flow dalam pengembalian investasi yang
dijelaskan dalam bentuk persentase per periode waktu. Informasi tersebut juga
akan menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modal
dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.

Kemampuan pengembalian inilah yang disebut dengan Internal Rate of


Return (IRR), sedangkan kewajibannya disebut dengan Minimum Activate Rate of
Return (MARR). Suatu rencana investasi secara ekonomi dapat dikatakan
layak/feasible jika IRR  MARR. MARR umumnya ditentukan secara subyektif
melalui suatu pertimbangan-pertimbangan tertentu dari investasi, yaitu :

a) Suku bunga investasi (i)


b) Biaya lain yang harus dikeluarkan untuk investasi (Cc)
c) Faktor resiko investasi ()

Jadi MARR = i + Cc +  Jika Cc dan  tidal ada atau nol, maka MARR =
i, sehingga MARR  i untuk dikatakan feasible.
22

Faktor resiko dipengaruhi oleh sifat resiko dari usaha, tingkat persaingan
usaha sejenis, dan gaya pimpinan perusahaan (management style). Dalam
management style dikenal tiga kategori utama tipe pimpinan, yaitu :

a) Optimistic
b) Most likely
c) Pesimistic

MARR biasanya ditentukan secara subyektif dengan memperhatikan


faktor-faktor di atas, sedangkan IRR ditentukan berdasarkan estimasi cash flow
investasi. Suatu cash flow investasi dihitung nilai NPV-nya pada tingkat suku
bunga berubah/variabel, dan pada umumnya akan menghasilkan grafik NPV,
seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2. 6 Gambar NPV dengan nilai IRR tunggal


Sumber : (Giatman. 2006. Ekonomi Teknik. Jakarta:Rajawali pers)

Dari Gambar diatas, jika cash flow suatu investasi dicari NPVnya pada
suku bunga i = 0%, umumnya akan menghasilkan nilai NPV maksimum.
Selanjutnya, jika suku bunga (i) diperbesar, nilai NPV akan cenderung menurun
sampai pada i tertentu, NPV akan mencapai nilai negatif (artinya pada suatu i
tertentu, NPV akan memotong sumbu nol). Pada saat NPV sama dengan nol (NPV
= 0), nilai i = i* atau disebut juga dengan IRR (internal rate of return). Hal lain
yang perlu diketahui :

a) Tidak semua cash flow akan menghasilkan IRR.


b) Jika menghasilkan IRR ada kalanya dapat ditemukan lebih dari satu.

Cash flow tanpa IRR biasanya ditandai dengan terlalu besarnya rasio
antara aspek benefit dengan aspek cost. Cash flow dengan banyak IRR biasanya
ditandai dengan netto cash flow yang bergantian antara positif dan negatif.
23

Gambar 2. 7 Gambar NPV tanpa IRR (kiri) Gambar NPV dengan IRR lebih dari
satu (kanan)
Sumber : (Giatman. 2006.)
Meskipun ada berbagai kemungkinan nilai NPV, namun untuk saat inin
dibatasi hanya untuk persoalan cash flow yang menghasilkan nilai IRR tunggal.
Untuk memperoleh nilai IRR dilakukan dengan mencari besarnya NPV dengan
nilai i variabel (berubah-ubah) sedemikian rupa, sehingga diperoleh suatu nilai i
saat NPV mendekati nol, yaitu NPV (+) dan NPV (-). Dengan cara coba-coba
(trial and error), setelah diperoleh nilai NPV (+) dan NPV (-), selanjutnya
dilakukan interpolasi untuk mendapatkan IRR dengan asumsi nilai diantaranya
sebagai garis lurus. Untuk mendapatkan NPV = 0 dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

1. Hitung NPV untuk suku bunga dengan interval tertentu sampai diperoleh
NPV  0, yaitu NPV (+) dan NPV(-).
2. Lakukan interpolasi pada NPV (+) dan NPV(-), sehingga didapatkan i*
pada NPV = 0.

Kriteria keputusan : Investasi dikatakan layak(feasible), jika IRR  MARR


(Zacoeb, Internal Rate of Return, 2014)
3 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4 BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Giatrnan, D. M., Buku, D., Tinggi, P., Rajagrafindo, P. T., & Jakarta, P. (n.d.). EKONOMI TEKNIK.

Imam Suseso, M., & Sri Handayani, F. (2016). ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN
OPTIMALISASI KOMPOSISI JUMLAH TIPE RUMAH UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN
OPTIMUM PADA PERUMAHAN TIRTASANI RESIDENCE KARANGANYAR.

Kuliah, M., & Teknik, E. (n.d.-a). Benefit Cost Ratio.

Kuliah, M., & Teknik, E. (n.d.-b). Internal Rate of Return.

Kuliah, M., & Teknik, E. (n.d.-c). SESI 10 Annual Equivalent.

 
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai