(Studi Kasus Proyek Preservasi Jalan Ruas Girian - Likupang pada STA 32+500-
32+600)
Disusun Oleh :
17014002
FAKULTAS TEKNIK
MANADO
2021
PENERAPAN METODE PELAKSANAAN SUPERELEVASI
(Studi Kasus Proyek Preservasi Jalan Ruas Girian – Likupang pada STA 32+500-
32+600)
(TEKNIK SIPIL)
Disusun Oleh :
17014002
FAKULTAS TEKNIK
MANADO
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
( Studi Kasus Proyek Pelebaran Jalan Ruas Girian – Likupang STA 32+500-
32+600 )
Oleh :
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Yang Menyatakan,
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
iii
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
FORM KP - 003
WAKIL PERUSAHAAN
Tanggal : …………………………………………………………
Nama : Jerry Seon ST
Jabatan :
iv
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
FORM KP - 004
A. UMUM
Nama Mahasiswa : Andre Leo Endo Turang
Terhitung Mulai :
Target Selesai :
v
21/November/2021 Bab II dan Bab III disetujui oleh
5.
Dosen Pembimbing
Manado,......................................
Dosen Pembimbing KP
(…………………………………)
vi
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
FORM KP - 005
Nilai
= 50 60 70 80 90 100
Sikap
Kerajinan = 50 60 70 80 90 100
Prestasi = 50 60 70 80 90 100
vii
KOMENTAR/SARAN
NILAI RATA-RATA :
…………………………………………………………….
TANGGAL :
…………………………………………………………….
NAMA PENILAI :
…………………………………………………………….
JABATAN :
…………………………………………………………….
viii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena segala berkat dan kemurahanNYA saya dapat menyelesaikan Laporan
Kerja Praktek yang berjudul PENERAPAN METODE PELAKSANAAN
SUPERELEVASI PADA TIKUNGAN STA 31+850 – 32+050 dengan tepat
waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Keja Praktek ini adalah untuk
memenuhi syarat tugas dari mata kuliah Kerja Praktek itu sendiri. Selain itu juga
laporan ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang apa itu
superelevasi, seberapa penting superelevasi pada jalan, dan juga cara
pelaksanaannya bagi saya penulis dan juga para pembaca dari laporan ini.
Saya juga banyak berterima kasih kepada para dosen yang telah meberikan
tugas ini karena dengan membuat tugas ini bisa menambah wawasan saya di
bidang Teknik Sipil ini. Tidak lupa juga saya berterimah kasih kepada pihak-
pihak yang sudah membantu saya dengan membagi ilmu selama proses Kerja
Praktek berlangsung.
Saya tahu laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu jika ada
kritik dan saran dengan senang hati akan saya terima.
ix
DAFTAR ISI
x
3.1.3. Gaya – Gaya Yang Bekerja ................................................... 9
3.1.4. Alinyemen Horizontal ......................................................... 11
3.1.5. Dasar-Dasar Pengantar Pengukuran .................................... 22
3.1.6. Jarak dan Sudut .................................................................... 23
3.2. Langkah Pemecahan Masalah ....................................................... 25
3.2.1. Sumber Data ............................................................................ 25
3.2.2. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 25
3.2.3 Bagan Alir Pemecahan Masalah ........................................... 26
BAB IV ................................................................................................................. 27
PEMBAHASAN ................................................................................................... 27
4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data ............................................... 27
4.1.1 Observasi Selama Masa Pekerjaan ........................................... 27
4.1.2 Pengambilan Data Elevasi jadi Lapangan (data collect).......... 27
4.2 Analisis dan Pemecahan Masalah ................................................... 28
4.2.1. Metode Pelaksanaan ................................................................ 28
4.2.2. Perbandingan Data Jadi Lapangan Dengan Data Perencanaan
Awal ............................................................................................ 38
BAB V................................................................................................................... 43
KESIMPULAN ..................................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 43
5.2 Saran ............................................................................................... 43
LAMPIRAN A ...................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 gaya-gaya yang bekerja pada tikungan .............................................. 9
Gambar 3. 2 Gaya-gaya yang bekerja pada tikungan ditinjau dalam bentuk
potongan melintang ............................................................................................... 10
Gambar 3. 3 Koerelasi antara derajat lengkung (D') dan radius lengkung (R) ..... 12
Gambar 3. 4 Tikungan Full Circle ........................................................................ 17
Gambar 3. 5 Tikungan Spiral-Circle-Spiral .......................................................... 18
Gambar 3. 6 Tikungan Spiral-Spiral ..................................................................... 19
Gambar 3. 7 Superelevasi Tikungan Full-Circle................................................... 20
Gambar 3. 8 Superelevasi Tikungan Spiral-Circle-Spiral..................................... 21
Gambar 3. 9 Supelevasi Tikungan Spiral-Spiral ................................................... 21
Gambar 3. 10 Sketsa Jarak .................................................................................... 23
Gambar 3. 11 Sketsa Sudut Vertikal ..................................................................... 24
Gambar 4. 1 Total Station ..................................................................................... 28
Gambar 4. 2 Tripod ............................................................................................... 29
Gambar 4. 3 Prisma Poligon ................................................................................. 29
Gambar 4. 4 Stik ................................................................................................... 29
Gambar 4. 5 Motor Grader .................................................................................. 30
Gambar 4. 6 Vibro Roller ...................................................................................... 30
Gambar 4. 7 langkah – langkah Stake Out ............................................................ 32
Gambar 4. 8 langkah-langkah stake out ................................................................ 33
Gambar 4. 9 langkah-langkah stake out ................................................................ 33
Gambar 4. 10 langkah-langkah stake out .............................................................. 33
Gambar 4. 11 langkah-langkah stake out .............................................................. 34
Gambar 4. 12 langkah-langkah stake out .............................................................. 34
Gambar 4. 13 langkah-langkah stake out .............................................................. 34
Gambar 4. 14 langkah-langkah stake out .............................................................. 35
Gambar 4. 15 langkah-langkah stake out .............................................................. 35
Gambar 4. 16 langkah-langkah stake out .............................................................. 35
Gambar 4. 17 langkah-langkah stake out .............................................................. 36
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Jalan raya merupakan salah satu sarana darat yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat sehari – hari. Dimana baik buruknya sarana jalan raya itu
sendiri sangat berdampak bagi kegiatan kita sebagai pengguna jalan raya. Jala
raya juga bisa sangat membantu perkembangan di suatu daerah karena pada
zaman sekarang. Selain itu juga jalan raya sangat berperan penting dalam
kemajuan pembangunan suatu daerah bahkan negara, karena pada saat ini jalan
raya masih menjadi salah satu sarana transportasi yang utama digunakan dalam
pemabangunan suatu wilayah.
Di dalam pelaksanaan pembangunan suatu sarana jalan raya ada suatu
elemen jalan yang disebut SUPERELEVASI atau KEMIRINGAN JALAN.
Dalam j raya kadang kala terjadi ketidaksesuaian antara standar pengerjaan jalan
yang berlaku dengan hasil pengerjaan di lapangan. Hal itu dapat terjadi karena
kurangnya pengawasan dari pihak – pihak terkait selama masa proses pelaksanaan
pengerjaan jalan. Tentunya hal tersebut sangat disayangkan karena akat berakibat
buruk bagi para pengguna jalan tersebut.
Oleh karena itu, agar dapat mengetahui apakah proyek pelebaran ruas jalan
Girian – Likupang telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang sudah di
tentukan atau tidak, maka saya sebagai penulis akan membahas tentang
bagaimana Metode Pelaksanaan Superelevasi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
laporan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Metode Pelaksanaan Superelevasi pada Paket Pelebaran Ruas Jalan
Girian-Likupang ?
2. Membandingkan hasil akhir superelevasi dengan perencanaan awal ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Metode Pelaksanaan Superelevasi Pada Paket
Pelebaran Ruas Jalan Girian-Likupang.
2. Mengentahui Perbandingan antara hasil akhir Superelevasi dengan perencanaan
awal.
1
2
Pada tanggal 22 Juni 2007 PT. Berlian Aseals Murni telah terdaftar, pada
kemenkumham RI. Tepat pada tanggal 19 Desember 2016 terjadi perubahan
direksi dan komisaris, pada tanggal 05 Januari 2017 telah disetujui perubahan
penyesuaian anggaran dasar, pada 21 Januari 2019 PT. Berlian Aseals
Murnisudah memiliki Surat Izin Tempat Usaha. Pada Tanggal 25 Februari 2020,
telah dikeluarkan izin usaha dengan jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang yang tercantum pada Pasal 38 Ayat (1) dengan tetap
memperhatikan ketentuan pada Pasal 38 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 2018.
Dengan telah adanya izin usaha jasa konstruksi maka PT. Berlian Aseals
Murni dapat melakukan kegiatan pada Jasa pelaksanaan konstruksi di seluruh
wilayah Indonesia dengan bidang usaha konstruksi jalan raya, jembatan, dan jalan
layang. Dan selanjutnya pada tanggal 24 Januari 2020 telah memiliki sertifikat
badan usaha juga jasa pelaksanaan konstruksi.
PT. Berlian Aseals Murni merupakan badan usaha yang bergerak pada jasa
pelaksanaan konstruksi yang memiliki kedudukuan di Kotamobagu, Jl. Gatot
Subroto, Kelurahan Mongkodai Kecamatan Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara
.
3
4
Visi :
Menjadi Perusahan Jasa Konstruksi terkemuka, yang mampu memberikan
kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan yang berkualitas.
Misi :
- Menjadikan PT. Berlian Aseal Murni sebagai perusahaan kontraktor
profesional yang mengutamakan kepuasan pelanggan dengan memberikan
harga bersaing untuk mengerjakan produk tepat waltu dan berkualitas
- Memberikan layanan nilai tambah kepada pemegang saham, karyawan dan
pelanggan, serta mitra perusahaan dan masyarakat untuk mencapai
kesuksesan bersama
- Menjadikan perusahaan kontraktor yang dikelila dengan professional dan
mampu berkompetisi
PT. Berlian Aseals Murni menjadi salah satu penyedia jasa pelaksanaan
Paket Preservasi Jalan Girian-Likupang. Proyek tersebut memiliki nilai kontrak
sebesar Rp 32 miliyar. Pekerjaan yang dilakukan pada proyek tersebut mulai dari
pembersihan lahan kerja, pekerjaan galian timbunan, dan sampai pada finishing.
Mahasiswa menjalani Kerja Praktek selama kurang lebih 3 bulan, dimulai
pada tanggal 20 Juli 2021 sampa pada tanggal 31 Oktober 2021. Selama masa
pekerjaan tersebut mahasiswa di beri kesempatan untuk turut campur dalam
berbagai pekerjaan dilapangan. Berikut pekerjaan yang mahasiswa lakukan
selama masa kerja praktek :
1. Pekerjaan Pasangan Batu
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
4. Pengujian Sandcone
5. Pekerjaan Pengaspalan Aspal AC-BC dan AC-WC.
6. Pengujian Core Drill
7. Pengecoran Beton Kurus
8. Pekerjaan Box Culvert
9. Pekerjaan Pelat Duiker
10. Pengujian Slump
11. Surveying
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Landasan Teori
Rancangan geometrik jalan pada suatu proyek merupakan salah satu
bagian penting. Salah satunya adalah superelevasi atau kemiringan melintang
badan jalan. Pada dasarnya jalan yang dibuat tidak memiliki badan jalan yang rata
khususnya pada tikungan, itu dikarenakan disaat berbelok kendaraan akan
mengalamai gaya sentrifugal yang dapat menyebabkan kendaraan bisa terpental
keluar dari jalur dan mengalami kecelakaan.
Pelakasanaan dilapangan pun harus dilaksanakan dengan baik dan sesuai
dengan apa yang direncanakan agar dapat terealisasikan dengan baik. Karena
superelevasi merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah pembangunan
jalan.
2. Sistem Jaringan
Perbukitan 100 80
Pegunungan 80 60
Dalam kita memilih kecepatan rencana yang akan digunakan semakin tinggi
kecepatan rencana maka akan mengakibatkan meningkatnya biaya pembangunan
jalan. Berikut hal-hal yang menyebabkan meningkatnya biaya pembangunan jalan
:
- Memerlukan Radius Lengkung horisontal yang besar, sehingga diperlukan
pembebasan lahan yang lebih luas.
- Meningkanya kecepatan rencana, menuntu kelandaian yang semakin kecil,
sehingga diperlukan konstruksi jalan yang khusus.
- Dampak terhadap diperlukannya elemen bagian jalan seperti bahu jalan,
lebar lajur lalu-lintas yang lebih, jarak pandang, berdampak pada
meningkatnya biaya konstruksi
Selain hal-hal diatas pemilihan kecepatan rencana juga dipengaruhi oleh kondisi
Medan terrain trase jalan, seperti :
- Kondisi Medan Datar
- Kondisi Medan Perbukitan
- Kondisi Medan Pergunungan
Jika perencanaan geometrik jalan tidak memperhatikan hal-hal tersebut maka akan
berdampak pada peningkatan biaya karena tidak seimbangnya antara galian dan
tibunan tanan yang juga tentunya akan berdampak pada rencana trase dan juga
superelevasi jalan.
9
Gambar 3. 2 Gaya-gaya yang bekerja pada tikungan ditinjau dalam bentuk potongan melintang
b. Derajat Lengkung
Derajat lengkung adalah besarnya sudut lengkung yang
menghasilkan panjang busur 25 m. semakin besar nilai R maka
semakin kecil nilai D dan semakin tumpul lengkung horizontal
rencana. Sebaliknya, semakin kecil nilai R maka nilai D akan
semakin besar dan semakin tajam lengkung horizontal yang
direncanakan.
12
Gambar 3. 3 Koerelasi antara derajat lengkung (D') dan radius lengkung (R)
c. Jari-Jari Tikungan
Perencanaan alinyemen horizontal radius tikungan dipengaruhi
oleh nila e dan f serta nilai kecepatan rencana yang ditetapkan.
Artinya terdapat nilai radius minimum untuk nilai superelevasi
maksimum dan koefisien gesekan melintang maksimum.
𝑉
Rmin = 127.(𝑒
𝑚𝑎𝑘𝑠 +𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠 )
Dengan :
Rmin = jari-jari minimum (m)
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
emaks = superelevasi maksimum (%)
f = koefisien gesekan melintang
e. Lengkung Peralihan
Lengkung Peralihan (Ls) adalah lengkung yang berada di antara
bagian lurus jalan dan bagian tikungan jalan. Hal ini berfungsi
untuk mengantisipasi dari adanya perubahan alinyemen jalan dari
lurus ke bagian tikungan atau bagian bentuk jalan berjari-jari agar
gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berada
ditikungan berubah sedikit demi sedikit.
f. Bentuk Tikungan
1) Full Circle (FC) adalah jenis tikungan yang berbentuk
busur lingkaran penuh, dan hanya memiliki satu bagian
lingkaran saja. Tikungan ini biasanya digunakan pada
tikungan yang memiliki jari-jari yang besar agar tidak
terjadi patahan. Jika kita menerapkan tikungan FC pada
jari-jari yang kecil maka akan menyebabkan superelevasi
yang bernilai besar. Tikungan FC ini termasuk tikungan
yang tidak memerlukan Lengkung peralihan karena
memiliki jari-jari yang besar.
Keterangan :
PI = Point Of Intersection (titik potong tangen)
∆ = Sudut tikungan alinyemen horizontal (º)
TC = Titik dari tangen ke circle
CT = Titik dari circle ke tangen
Tc = Panjang Tangen dari TC ke titik PI atau
sebaliknya (m)
Rc = Jari-jari tikungan
∆c = Sudut Lingkaran (◦)
Ec = Jarak luar dari PI ke busur kingkaran (m)
Lc = Panjang busur lingkaran, panjang titik TC ke titik
CT (m)
1
Tc = 𝑅𝑐 . tan 2 ∆
1
Ec = 𝑇𝑐 . tan 4 ∆
∆.2.𝜋.𝑅𝑐
Lc = 360°
18
∆𝑐
Lc = 360 ∙ 2𝜋. 𝑅𝑐
Ltot = 𝐿𝑐 + 2. 𝐿𝑠
𝐿𝑠2
Xc = 𝐿𝑠. (1 − 40.𝑅𝑐 2)
𝐿𝑠2
Yc = 6.𝑅𝑐
p = 𝑌𝑐 − 𝑅𝑐. (1 − cos 𝜃𝑠)
k = 𝑋𝑐 − 𝑅𝑐. sin 𝜃𝑠
1
Ts = (𝑅𝑐 + 𝑝). tan(2 ∆) + 𝑘
1
Es = (𝑅𝑐 + 𝑝). sec (2 ∆) . 𝑅𝑐
Gambar 3. 6: Hendarsin,
(Sumber Tikungan Spiral-Spiral
2000)
Keterangan :
PI = Ponit Of Intersection (titik potongan tangen)
∆ = Sudut tangen (º)
Rc = Jari-jari lingkaran spiral (m)
TS = Titik temu tangen ke spiral
ST = Titik temu spiral ke tangen
θs = Sudut dalam lengkung spiral (m)
k = Absis dari p pada garis tangen terhdap spiral (m)
Ls = Panjang lengkung spiral (m)
Xc = Absis titik SC pada garis tangen (m)
Yc = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis
tangen, jarak tegak lurus garis tangen ke titik SC pada
lengkung (m)
Ec = Jarak luar PI ke busur lingkaran (m)
Ts = Panjang tangen dari titik TS ke titi PI atau dari
titik PI ke titik TS (m)
LC =0
20
1
θs = 2.∆
𝜃𝑠.𝜋.𝑅𝑐
Ls = 90
Ltot = 2.Ls
g. Superelevasi
Superelevasi adalah kemiringan melintang jalan di tikungan yang
memiliki fungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang
diterima kendaraan pada saat melaju di tikungan. Selain pada jalur
lalulintas superelevasi juga berlaku pada bahu jalan. Superelevasi
sangat penting dibuat pada tikungan kecuali pada tikungan yang
memiliki radius yang lebih besar dari Rmin tanpa superelevasi.
Hubungan pada perancangan lengkung horizontal dengan
kecepatan rencana dapat dilihat pada nilai superelevasi. Pada
superelvasi ditikungan Full Circle tidak memiliki lengkung
peralihan (Ls) melainkan hanya memiliki lengkung peralihan semu
(Ls’). Lengkung peralihan semu sebagai pencapaian superelevasi
yang secara bertahap dari kemiringan melintang normal pada
bagian lurus jalan sampai pada kemiringan penuh jalan
(superelevasi).
selain hal-hal tersebut, pengukuran jarak dan sudut juga sangat diperlukan
dalam dunia teknik sipil, seperti halnya :
1. Konstruksi bangunan gedung
2. Konsruksi jalan raya dan jembatan
3. Konstruksi bendungan dan bangunan air lainnya
4. Pembuatan Terowongan
5. Pembuatan sistem jaringan air bersih, jalur pipa, dan saluran
pembungan air.
6. Perhitungan volume gaian dan timbunan
7. Pembangunan pelabuhan, dermaga, dan bandara.
Sesuai dengan lingkupannya, pengukuran dibagi menjadi dua yaitu Pengukuran
Tanah Datar ( Plane Surveying ) dan Pengukuran Geodesi Tinggi ( Geodetic
Surveying ).
23
1. Jarak
Dalam Ilmu Ukur Tanah ada beberapa istilah jarak yang perlu kita ketahui
yaitu :
- Jarak Miring (Slope Distance), merupakan jarak yang diukur sepanjang
garis penghubung lurus antara dua titik yang ada dimuka bumi.
- Jarak Datar (Horizontal Distance), merupakan jarak penghubung antar dua
buah titik, yang posisinya telah dipryeksikan pada bidang datar, atau bisa
disebut juga dengan jarak yang diukur pada peta.
- Jarak Vertikal (Vertikal Distance), merupakan jarak yang selisihnya
dihitung antara panjang dua buah garis proyeksi yang melalui kedua titik,
atau bisa juga dikatakan sebagai sebuah jarak terpendek antara dua buah
bidang datar yang melalui kedua titik tersebut.
2. Sudut
Ada beberapa pengertian tentang sudut yang harus kita pahami, yaitu :
- Sudut Mendatar, merupakan sudut yang dibentuk oleh dua buah bidang
yang melalui titik tersebut. Untuk menhitng besar dari sudut mendatar
adalah dengan melihat selisih angka dari bacaan kedua arah, searah
putaran jarum jam.(bacaan akhir dikurangi bacaan awal). Yang dimaksud
dengan tujuan atau arah adalah arah dari bidikan teropong alat ukur ke
suatu target tertentu.
- Sudut Jurusan, merupakan besar sudut yang mendatar pada suatu titik
dengan berpatokan pada sumbu Y positif dari salib sumbu kartesian.
Dalam hal ini sumbu Y menyatakn arah utara peta dan perhitungan besar
dari sudut menurut arah putaran jarum jam, mulai dari utara yang ada di
peta sebagai titik nol.
- Azimuth, merupakan besarnya sudut mendatar pada sebuah titik dengan
berpatokan pada arah utara geografi dan besarnya dihitung menurut araha
putaran jarum jam. Dimulai dari arah utara geografi sebagai patokan titik
nol.
- Sudut Vertikal, merupakan sudut yang diukur pada bidang vertikal dan
besarnya dapat dihitung dengan dua macam patokan, yaitu :
• Sudut Miring, merupakan sebuah sudut yang diukur pada lngkaran
vertikal yang besarnya dihitung dengan berpatokan pada arah
mendatar sebagai awal perhitungan. (+) untuk arah vertikal ke atas
dan (-) untuk arah vertikal ke bawah.
• Sudut Zenith, merupakan sudut yang diukur pada lingkaran vertikal
yang besarnya dihtung deng berpatokan pada arah vertikal atas
(titik zenith) sebagai titik nol.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang penulis ambil dari instansi
atau perusahaan dimana penulis melaksanakan Kerja Praktek.
Data sekunder diambil berdasarkan pemasalahan yang diteliti
oleh penulis.
3.2.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah yang penulis menggunakan dua buat metide yaitu :
1. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengamati atau meninjau secara langsung pada lokasi
penelitian/lapangan.
Mulai
Melaksanakan Penelitian
Analisis Data
Melakukan
Evaluasi data
Mendapatkan Hasil
jadi lapangan
dengan data
Mendapatkan Kesimpulan perencanaan
sebagai
pembanding.
Selesai
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.1.1 Observasi Selama Masa Pekerjaan
Selama masa pekerjaan berlangsung penulis melakukan observasi dengan
mengkuti setiap pekerjaan yang bersangkutan dengan judul Laporan Kerja
Praktek dilapangan lebih khususnya pada proses pekerjaan pengukuran dan
penghamparan.
27
28
2. Tripod
Gambar 4. 2 Tripod
1 Motor Grader
Motor grader merupakan alat berat yang digunakan untuk meratakan
material-material yang digunakan pada pekerjaan jalan. Alat ini dilengkapi
pisau yang berukuran cukup besar dan panajang. Pisau inilah yang
digunaan untuk meratakan material-material jalan.
2 Vibro Roller
Vibro Roller merupakan alat berat yang berfungsi untuk memadatkan dan
menggilas material untuk pekerjaan jalan. Selain itu juga alat ini bisa
untuk pembasah lahan pekerjaan agar bersih dari debu yang beterbangan.
Karena terdapat tangki air pada alat berat ini.
IV. Sejajar kan posisi alat dengan paku Bench Mark (BM)
V. Setelah itu kencangkan sekrup yang ada dibawah
penampang tripod
VI. atur gelembung nivo agar berada berada ditengah dengan
menggunakan sekrup penyeimbang nivo
VII. setelah itu hidupkan alat untuk mengatur sumbu vertikal
dan horizontal yang biasa disebut sumbu x dan y hingga
indikator pada layar alat sudah menunjukan angka 0,00
yang mengindikasikan gelembung nivo sudah benar-benar
berada ditengah.
VIII. Setelah itu cek kembali kesejajaran alat dengan paku
Bench Mark (BM).
IX. Jika bergeser atur kembali kembali posisi alat agar sejajar
dengan paku Bench Mark (BM)
X. Cek kembali apakah gelembung nivo bergeser atau tidak.
Jika gelembung bergeser ulangi langkah ke 7.
XI. Ulangi langkah-langkah diatas sampai posisi alat sudah
benar-nar sejajar dengan paku Bench Mark (BM) dan
posisi gelembung nivo sudah berada ditengah lingkaran.
XII. Jika posisi alat sudah sejajar dengan paku Bench Mark
(BM) dan posisi gelembung nivo sudah berada ditengah
lingkaran, kencangkan kemabali sekrup yang berada di
bawah penampang tripod, dan alat total station sudah siap
untuk digunakan.
I. Pasang alat pada paku Bench Mark atau pada titik kontrol
yang sudah ada dilapangan, usahakan paling sedikit ada
dua paku Bench Mark karna kita akan melakukan
pengikatan sudut dilapangan atau Backsighting nantinya.
II. Hidupkan alat total station.
III. Masuk ke pilihan MENU dengan menekan tombol no.7
Gambar 4. 11 langkah-langkah
stake out
1. Penghamparan
Penghamparan Lapis Pondasi Agregat dilakukan dengan
menggunakan alat berat Motor Grader. Tebal hamparan harus
sesuai dengan perencanaan, lebar juga dilaksanakan sesuai
perencanaan, dan dirapihkan sesuai dengan yang apa yang
menjadi kebutuhan dilapangan.
2. Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat berat Vibro
Roller yang dikendalikan oleh tenaga manusia (operator). Selama
proses pemadatan, kadar air material harus di jaga pada keaadaan
optimum agar material bisa padat dengan baik.
38
1. Data Rencana
Data Rencana berikut diminta oleh penulis dari instansi/perusahaan
diaman penulis melakukan Kerja Praktek.
NB :
emaks untuk jalan lurus = -3%
emaks untuk tikungan = ± 8%
39
Gambar 4. 21 Perbandingan antara Elevasi Rencana dengan Elevasi Aktual STA 32+575
Gambar 4. 22 Perbandingan antara Elevasi Rencana dengan Elevasi Aktual STA 32+600
43
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari penilitian yang penulis laksanakan bisa dikatakan bahawa Metode
Pelaksanaan SUPERELEVASI pada proyek Pelebaran Ruas Jalan Girian-
Likupang sudah terlaksana dengan cukup baik waalaupun pada proses
penghamparan masih ada yang kurang
5.2 Saran
Berdasarkan Penilitian yang penulis lakukan, maka ada beberapa saran
yang dapat penulis sampaikan, yaitu sebagai berikut :
1. Dibutuhkan ketelitian yang lebih baik lagi dalam proses pengukuran dan
penghamparan agar tidak terjadi keliru dan hasil pekerjaan bisa sesuai
dengan yang diinginkan
2. Dari semua STA yang penlis tinjau tidak ada yang memenuhi atau
mencapai superelevasi yang direncanakan, oleh sebab itu harus dibutuhkan
kerja sama yang lebih lagi antara pelaksana lapangan denga surveyor dan
para karyawan yang ikut andil dalam pekerjaan.
44
LAMPIRAN A
45
DAFTAR PUSTAKA
1) KPUPR, (2017) Modul 3 Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Ruas Jalan.
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/08/a5ee1_MOD
UL_3_DASAR-
DASAR_PERENCANAAN_GEOMETRIK_RUAS_JALAN.pdf
2) BINA MARGA, (1997) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota
No. 038 TBM 1997.
https://kupdf.net/download/pedoman-bina-marga-1997-tata-cara-
perencanaan-geometrik-jalan-antar-kota-no-038-tbm-
1997_58e5d210dc0d60da49da97e5_pdf
3) Akhmad, S. Pengantar Survey dan Pengukuran.
http://repositori.kemdikbud.go.id/11605/1/PENGANTAR%20SURVEY%2
0DAN%20PEMETAAN-1.pdf
4) Politeknik Negeri Malang, Dasar-dasar Ilmu Ukur Tanah.
https://www.researchgate.net/publication/342886185_Dasar-
Dasar_Ilmu_Ukur_Tanah
5) PT. Berlian Aseals Murni. Data Perencanaan Jalan Awal.
6) Dokumentasi Proyek.