Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
MAUMERE
2022
YAYASAN PENDIDIKAN TINGGI NUSA NIPA
UNIVERSITAS NUSA NIPA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Kesehatan No.3 Telp. (0382) 22388, 21129
MAUMERE 86111
JUDUL
“ANALISIS KINERJA PADA RUAS JALAN NASIONAL MAUMERE -
LARANTUKA (KELURAHAN GELITING – KECAMATAN
KEWAPANTE) KABUPATEN SIKKA - MAUMERE”
ii
YAYASAN PENDIDIKAN TINGGI NUSA NIPA
UNIVERSITAS NUSA NIPA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Jl. Kesehatan No.3 Telp. (0382) 22388, 21129
MAUMERE 86111
Penguji I Penguji II
iii
ABSTRAK
Oleh
022160047
Kata kunci : Kinerja Ruas Jalan, Volume Lalu Lintas, Hambatan Samping,
Derajat Kejenuhan, Geometrik Jalan.
iv
KATA PEGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini yang berjudul ’’ Analisis Kinerja Pada Ruas Jalan Maumere – Larantuka
sebagai syarat untuk meraih gelar akademik Sarjana Teknik pada Program Studi
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengucapkan rasa
1. Bapak Dr. Ir. Angelinus Vincentius, M.Si selaku Rektor Universitas Nusa
Nipa.
2. Bapak Harry Janto Jepira, ST., MEM, selaku Dekan Fakultas Teknik
3. Bapak Dedi Imanuel Pau, ST., M.Eng, selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil Universitas Nusa Nipa Maumere, dan juga selaku Dosen pembimbing
II
4. Bapak Yosef Norbertus Tembu Muda, ST., MT, IPM selaku Dosen
Pembimbing 1
5. Kedua orang tua, kakak, adik serta teman-teman yang selalu memberikan
semangat dukungan moril maupun material dan berkat doa mereka penulis
v
6. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu
Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
program studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Nusa Nipa Maumere.
banyak kekurangan dan kekeliruan yang penulis buat sehingga laporan ini
belumlah sempurna adanya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan penyusunan
Tugas Akhir. Akhirnya penulis hanya bisa menyampaikan bahwa dukungan dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................... 6
viii
3.2.3 Lokasi Penelitian .......................................................................... 28
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 50
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Ekuivalensi Kendaraan Ringan untuk Jalan Tak Terbagi .................... 13
Tabel 2.5 Nilai Penyesuaian Kecepatan Akibat Lebar Jalan (𝑽𝑩𝑳) .................... 16
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas akibat Hambatan Samping
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat hambatan Samping
Tabel 2.8 Faktor Penyesuaian untuk Pengaruh Ukuran Kota (𝑭𝑽𝑼𝑲) ................ 18
Tabel 2.11 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas (𝑭𝑪𝑳𝑱) ......................... 20
(𝐹𝐶𝐻𝑠) pada jalan berkreb dengan jarak dari kreb ke penghalang terdekat. ....... 22
Tabel 4.1 Data Geometrik ruas jalan Maumere-Larantuka tepatnya ( Geliting) ... 35
Tabel 4.2 Volume kendaraan pada hari Kamis, 16 Juni 2022 ( Arah Maumere) .. 36
Tabel 4.3 Volume kendaraan pada hari Kamis, 16 Juni 2022 ( Arah Larantuka) . 37
xi
Tabel 4.4 Volume kendaraan pada hari Jumat, 17 Juni 2022 ( Arah Maumere) ... 38
Tabel 4.5 Volume kendaraan pada hari Jumat, 17 Juni 2022 ( Arah Larantuka) .. 39
Tabel 4.6 Volume kendaraan pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 ( Arah Maumere) ... 40
Tabel 4.7 Volume kendaraan pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 ( Arah Larantuka) .. 41
Tabel 4.8 Total volume kendaraan dalam satuan kendaraan ringan (skr/jam) ...... 42
Tabel 4.9 Perhitungan Hambatan Samping pada hari Jumat pukul 12.00-13.00
Tabel 4.10 Perhitungan Hambatan Samping pada hari Jumat pukul 12.00-13.00
Tabel 4.11 Hasil total Hambatan Samping untuk kejadian per 150 meter per jam
Tabel 4.12 Hasil perhitungan derajat kejenuhan per jam dengan adanya hambatan
samping ............................................................................................................. 47
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
ini akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan dan menjadi pusat kegiatan
baik dalam kegiatan sosial budaya, kegiatan politik, kegiatan pendidikan, maupun
tentunya harus di imbangi dengan sistem lalu lintas yang baik dan prasarana yang
mendukung.
terutama pada jam sibuk. Terganggunya kelancaraan lalu lintas ini di sebabkan
aktifitas keluar masuknya kendaraan, pasar, pedagang kaki lima, hingga tempat
cara menerapkan sistem transportasi dan pengaturan lalu lintas yang tepat.
1
peningatan tundaan pada waktu tertentu karena tingginya aktifitas masyarakat
diikuti kegiatan ekonomi pasar serta hambatan samping yang muncul akibat
Timur, maka dari itu jalan Nasional Maumere-Larantuka merupakan salah satu
jalan yang ramai dikarenakan jalan tersebut dilalui kendaraan dan masyarakat
yang dimana penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas di
(Kewapante) agar nantinya dapat menemukan solusi yang tepat untuk mencegah
terjadinya permasalahan lalu lintas yang lebih besar dan diperlukan adanya
pembagian serta pengalihan sebagaian beban lalu lintas keruas jalan lain yang
Maumere-Larantuka(Geliting)
2
1.2 Rumusan Masalah
di Geliting.
2. Berapa besar tingkat kapasitas dan derajat kejenuhan pada ruas jalan
Maksud dan Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui analisis kinerja
Geliting akibat adanya pedagang kaki lima yang berjualan disepanjang bahu jalan
dan trotoar.
2. Untuk mencari kapasitas dan derajat kejenuhan pada ruas jalan Maumere-
3
3. Kondisi arus lalu lintas yang semakin lama semakin padat serta permasalahan
lalu lintas yang lainnya terutama terkait dengan masalah pengaturan jalan
2. Pengambilan data di lakukan selama 3 hari yaitu hari Kamis , Jumad, Sabtu,
waktunya pagi, siang, dan sore hari dengan panjang jalan 150 meter.
Sistematika penulisan dalam penulisan Tugas Akhir ini dalam lima bab
sebagai berikut :
BAB 1: PENDAHULUAN
Dalam bab ini di bahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
Dalam bab ini di bahas teori–teori yang digunakan dalam penyelesaian masalah
yang ada.
4
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini di bahas mengenai metode yang akan di gunakan dalam penelitian.
Dalam bab ini berisi tentang data perhitungan dan analisis yang dilakukan
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian ini.
Manajemen Lalu Lintas” dengan study kasus di salah satu kota besar Indonesia
yaitu kota Bandung. Di beberapa jalan besar di kota Bandung kemacetan terjadi
yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu maraknya jumlah pedagang kakli lima
(PKL) yang memakai hampir setengah bahu jalan, banyaknya angkutan kota yang
penumpang, banyaknya jumlah kendaraan yang dating dari arah terminal menuju
salah satu jalan utama, banyaknya masyarakat yang menjadikan bahu jalan
Kemacetan Lalu Lintas di Suatu Wilayah (Study Kasus di Jalan Lenteng Agung)”
menyebutkan bahwa kemacetan lalu intas di Jalan Lenteng disebabkan oleh: (a).
aktivitas pejalan kaki atau penyeberang jalan yang cukup banyak. Hal ini
6
memenuhi aktivitas penyeberang jalan. (b). Pengemudi angkutan kota yang
kendaraan yang melewati jalan Lenteng Agung karena merupakan salah satu jalan
kemacetan hingga 24,71 persen. Universitas Sumatera Utara. Selain ketiga hal
detik/kendaraan.
Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas Pada Kasus Simpang Bersinyal di Kota
layanan transportasi umum yang ada yaitu tidak adanya time table (terjadwal),
dan kondektur. (b). jumlah kendaraan bermotor yang sangat banyak baik roda 2
maupun roda 4. (c). arus urbanisasi yang sangat banyak yang tidak bisa dibendung
atau sangat tinggi. (d). infrastruktur yang sangat kurang dibanding dengan jumlah
kendaraan. (e). fasilitas pendukung jalan sangat kurang seperti trotoar sangat
diperlukan untuk mencegah kemacetan, jalan yang sempit masih digunakan oleh
7
pejalan kaki, sepeda dan gerobak sehingga menambah sesaknya jalan tersebut,
sebagai lahan usaha termasuk parker dan lainnya. (f). kesadaran tertib
berlalulintas yang sanagat rendah, hal ini disebabkan gagalnya lembaga yang
berwenang mengeluarkan surat ijin menjadikan proses perolehan ijin ini sebagai
media pembelajaran tertib berlalu lintas. (g). kebebasan melakukan kegiatan usaha
oleh siapa saja dan dimana saja walau sebenarnya Universitas Sumatera Utara
disembarang tempat. (h). penerapan sistem jalan bebas hambatan di jalan umum
akan mengurangi kemacetan maka sistem ini diterapkan karena sangat tidak
mungkin membuat jalan raya bukan jalan tol dibuat bebas hambatan model
simpang susun, dan hal ini memerlukan biayayang sangat besar, maka opsi ini
sulit untuk diwujudkan dan menjadi solusi. Yang terjadi malah distribusi
kendaraan yang tidak merata, karena kendaraan bisa melaju dengan cepat disuatu
atau hal, untuk untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Begitu pula menurut Siregar (1990), transportasi adalah suatu peoses pemisahan
manusia dan distribusi barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Menurut
Warpani (1990), angkutan adalah sarana untuk membantu orang atau sekelompok
8
orang untuk menjangkau berbagai tempat yang dikehendaki atau mengirim barang
1. Pertambahan populasi
dan organisasi
tarikan lalu lintas seperti pertokoan dan perkantoran selalu diikuti kegiatan
kendaraan, naik dan turun penumpang kendaraan umum, kendaraan lambat dan
pedagang kaki lima. Dalam PKJI 2014 kegiatan samping tersebut disebut faktor
menunjukkan keterkaitan antara arus lalu lintas dan kegiatan sepanjang sisi jalan.
Hambatan samping yang telah terbukti sangat berpengaruh pada kapasitas dan
Aktifitas pejalan kaki merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
9
2. Jumlah kendaraan berhenti dan parkir.
kapasitas lebar jalan, dimana kapasitas jalan akan semakin sempit karena
pada samping jalan tersebut telah diisi kendaraan parkir dan berhenti.
3. Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan keluar dari sisi jalan.
Pada daerah-daerah yang lalu lintasnya sangat padat disertai dengan aktifitas
Laju kendaraan yang berjalan lambat pada suatu ruas jalan dapat menggangu
Kategori hambatan samping berdasarkan tipe kejadian dan faktor bobot dapat di
10
Kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan berdasarkan jumlah bobot
kejadian per 200 meter perjam dengan berbagai macam kondisi dapat dilihat pada
Geometrik jalan merupakan salah satu karakteristik utama jalan yang akan
mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani lalu lintas. Dalam
1. Tipe jalan adalah tipe potongan melintang yang ditentukan oleh lajur dan arah
2. Lebar jalur lalu lintas adalah lebar dari jalur jalan yang dilewati.
11
4. Ada atau tidaknya median (terbagi atau tak terbagi), median yang
bergerak lebih lambat daripada di jalan lurus, agar yakin bahwa ban
tergantung pada lengkungan, jarak pandang juga tergantung pada ada dua
lain.
tingkatan kinerja ruas jalan ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan jalan atau
Level Of Service (LOS) sehingga dapat diketahui karakteristik suatu ruas jalan.
12
2.5.1 Volume Lalu Lintas
bermotor yang melewati suatu titik pada ruas jalan per satuan waktu, dinyatakan
dalam satuan kend/jam (Qkend), skr/jam (Qskr) dan LHRT atau Lalu Lintas
kendaraan yang melintas pada satu titik pengamatan dalam satuan waktu.
Sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas
yang umum dipergunakan adalah lalu lintas harian. Dalam analisis perhitungan
arus lalu lintas dengan mengacu pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014
menggunakan ekr atau Ekuivalensi Kendaraan Ringan seperti pada Tabel 2.3
Dalam analisis arus lalu lintas, tipe kendaraan yang diamati di lapangan adalah
sebagai berikut.
13
b. Kendaraan Berat (KB) seperti bus, truk 2 as, truk 3 as, dan kendaraan
Analisis volume lalu lintas dilakukan dalam satuan skr/jam (Qskr) dengan
melakukan konversi volume lalu lintas hasil survei lapangan dalam satuan
Keterangan:
KR = Kendaraan ringan
KB = Kendaraan berat
SM = Sepeda motor
Kecepatan arus bebas (𝑉𝐵 ) adalah kecepatan yang akan dipilih pengemudi
pada saat arus nol atau tidak terpengaruh halangan kendaraan lain yang berada di
kondisi geometri, lingkungan, dan pengendalian lalu lintas yang ada pada ruas
14
Keterangan:
Kecepatan arus bebas suatu ruas jalan untuk kondisi geometri, pola arus lalu lintas
dan faktor lingkungan tertentu. Nilai kecepatan arus bebas dasar dapat dilihat pada
𝑉𝐵𝐷 (km/jam)
Kendaraan
2/2 TT 44 40 40 42
15
Tabel 2.5 Nilai Penyesuaian Kecepatan Akibat Lebar Jalan (𝑽𝑩𝑳 )
Faktor penyesuaian hambatan samping dengan bahu jalan pada kecepatan arus
Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas akibat Hambatan Samping
(𝑭𝑽𝑩𝑯𝑺 ) untuk Jalan Berbahu dengan Lebar Efektif
16
2.6 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas akibat Hambatan Samping
Faktor penyesuaian hambatan samping dengan kereb pada kecepatan arus bebas
kendaraan ringan untuk jalan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat hambatan Samping
(𝑭𝑽𝑩𝑯𝑺 ) untuk Jalan Berkereb dan Jarak ke penghalang Terdekat.
17
Tabel 2.7 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Akibat hambatan Samping
tempat ruas jalan yang diamati berada. Nilai faktor penyesuaian kecepatan bebas
<0,1 0,9
0,1-0,5 0,93
0,5-1,0 0,95
1,0-3,0 1
>3,0 1,03
Sumber : PKJI, 2014
18
2.6 Kapasitas Ruas Jalan
didefinisikan sebagai arus lalu lintas maksimum dalam satuan ekr/jam yang dapat
jalan dua lajur dua arah, kapasitas dipisahkan untuk arus dua arah (kombinasi dua
arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan
Keterangan:
C = Kapasitas (skr/jam)
𝐹𝐶𝑃𝐴 = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)
Kapasitas dasar adalah kapasitas dari suatu segmen jalan saat kondisi
geometri, pola arus lalu lintas dan faktor lingkungan dalam kondisi ideal atau
19
2014, besarnya kapasitas dasar jalan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 2.9
sebagai berikut.
pemisah arah hanya terdapat pada jalan tak terbagi dan dapat di pada Tabel 2.10
berikut :
jalur lalu lintas dapat dilihat pada Tabel 2.11 sebagai berikut.
20
2.11 Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas (𝑭𝑪𝑳𝑱 ) (lanjutan)
hambatan samping pada jalan berbahu dan berkreb di lihat pada Tabel 2.12 dan
Tabel 2.12 Faktor Penyesuaian Kapasitas akibat Kelas Hambatan Samping (𝑭𝑪𝑯𝒔 )
pada jalan berbahu
21
Tabel 2.13 Faktor penyesuaian Kapasitas akibat Kelas Hambatan Samping
(𝑭𝑪𝑯𝒔 ) pada jalan berkreb dengan jarak dari kreb ke penghalang terdekat.
atau Level Of Service (LOS) adalah ukuran kualitatif yang dapat menggambarkan
persepsi pengemudi mengenai mutu berkendara pada suatu ruas jalan atau
22
Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 96 Tahun 2015, tentang Pedoman
sekurangkurangnya 80 km/jam.
sekurangkurangnya 70 km/jam
memengaruhi kecepatan.
km/jam.
b. Kepadatan lalu lintas sedang dan hambatan internal lalu lintas meningkat
atau mendahului.
23
4. Tingkat pelayanan D, dengan kondisi seperti berikut.
a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan
c. Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan
b. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi.
b. Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
24
Tabel 2.15 Tabel Tingkat Pelayanan Derajat Kejenuhan
segmen jalan. Nilai Dj menunjukan kualitas kinerja arus lalu lintas dan bervariasi
antara nol sampai dengan satu. Nilai yang mendekati nol menunjukan arus yang
tidak jenuh yaitu kondisi arus lengang dimana kehadiran kendaraan lain tidak
kondisi arus pada kondisi kapasitas, kepadatan arus sedang dengan kecepatan arus
tertentu yang dapay dipertahankan selama paling tidak satu jam. Dj dihitung
Keterangan :
25
BAB III
METODE PENELITIAN
tersebut.
Sikka. Survry volume lalu lintas dilakukan pada ruas jalan yang dianggap
mewakili volume yang akan ditinjau. Sumber data yang diambil berupa:
1. Data primer
Data yang didapat melalui pengumpulan data yang dilakukan adalah teknik
observasi yaitu suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan
segala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya dapat dilakukan
secara langsung pada tempat dimana suatu peristiwa atau kejadiaan terjadi.
Adapun alat yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu peralatan manual, untuk
yang paling sederhana yaitu dengan mencatat lembar formulir survey. Data yang
26
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari hasil penelitian atau teori-teori
yang lewat pada garis pengamatan dilakukan secara manual yaitu, mencatat semua
kendaraan yang melewati suatu garis injak pada pos pengamatan selama waktu
tersebut, yaitu:
mendapatkan tipe jalan, jumlah lajur, lebar lajur, kreb dan lebar bahu pada saat
gulung dan waktu pengambilan dilakukan pada saat kendaraan tidak banyak
melintas di jalan. Hal ini dilakukan agar tidak menggangu arus lalu lintas di ruas
jalan tersebut.
27
3.2.3 Lokasi Penelitian
Lokasi
Penelitian
28
Depan Toko Anugerah ke Arah Timur Depan Toko Faras ke Arah Barat
29
3.3 Teknik Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang diperoleh dari lapangan merupakan
Analisa data di lakukan untuk mengetahui kinerja ruas jalan yang diteliti
untuk mempermudah penelitian tersebut. Bagan alir penelitian dapat di lihat pada
gambar 3.3
30
Mulai
Survei Pendahuluan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Selesai
31
BAB IV
Larantuka diperlukan data lalu lintas pada lajur tersebut. Dalam bab ini dibahas
hasil dari penelitian mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan,
volume lalu lintas, kecepatan arus lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan
dan tingkat pelayanan jalan. Dalam perhitungan volume lalu lintas di pakai data
primer dari hasil pengamatan lapangan dari data arus lalu lintas dimana sebelum
kedalam satuan kendaraan ringan (skr). Data yang didapat dari hasil survey
Pada ruas jalan ini tingkat kegiatan sangat berpengaruh pada kelancaraan
transportasi jalan tersebut. Pasar ini cukup padat dan perletakan bangunanya
cukup strategis di pinggir jalan , dan juga pertokoan yang terdapat di pinggir jalan
tersebut sangat berpengaruh besar terhadap aktifitas lalu lintas di jalan tersebut.
Selain itu ditambah jumlah pejalan kaki yang berjalan atau menyebrang sepanjang
segmen jalan dan jumlah kendaraan bermotor yang keluar masuk dari lahan
samping jalan serta arus kendaraan yang bergerak lambat seperti sepeda, gerobak,
dan lain-lain.
32
Hal ini sering menimbulkan kepadatan sehingga kemacetan sering terjadi
Berikut adalah data geometik ruas jalan Nasional Maumere – Larantuka tepatnya
Kreb ke penghalang : 0,5 meter pada sisi kiri dan 0,5 meter pada kanan
Penelitian dilakukan pada Hari Kamis tanggal 16 Juni 2022 sampai pada
Hari Sabtu tanggal 18 Juni 2022. Penelitian dilakukan oleh 8 orang surveyor yang
terdiri dari 4 orang menghitung survey arus kendaraan, 4 orang survey hambatan
samping.
pada Pukul 07.00 - 09.00 WITA, pukul 11.00 – 13.00 WITA, 15.00 – 17.00
WITA.
mendapatkan tipe jalan, jumlah lajur, lebar lajur, kreb dan lebar bahu pada saat
survey volume lalu lintas. . Berikut ini adalah gambar penampang melintang dan
33
Kelurahan Geliting Kecamatan Kewapante Kabupaten Sikka, jalan dengan tipe
2/2 TT
34
Tabel 4.1 Data Geometrik ruas jalan Maumere-Larantuka tepatnya ( Geliting)
Data Keterangan
Tipe Jalan Dua Lajur, Dua Arah Tak Terbagi (2/2TT)
Lebar Lajur 6 meter
Lebar Per Lajur 3 meter
Jarak Kreb ke penghalang 0,5 meter sisi kanan dan 0,5 meter sisi kiri
Fungsi Jalan Jalan Kota
Kondisi Jalan Baik
Sumber : Penulis,2022
yang melewati suatu titik pada ruas jalan atau pada suatu jalur per satuan waktu,
dinyatakan dalam satuan kend/jam (Qkend), skr/jam (Qskr) dan LHRT atau Lalu
kendaraan yang melintas pada satu titik pengamatan dalam satuan waktu.
Sehubungan dengan penentuan jumlah dan lebar jalur, satuan volume lalu lintas
yang umum dipergunakan adalah lalu lintas harian. Dalam analisis perhitungan
arus lalu lintas dengan mengacu pada Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia 2014
menggunakan ekr atau Ekuivalensi Kendaraan Ringan seperti pada Tabel 2.3
35
Tabel 4.2 Volume kendaraan pada hari Kamis, 16 Juni 2022 ( Arah Maumere)
36
Tabel 4.3 Volume kendaraan pada hari Kamis, 16 Juni 2022 ( Arah Larantuka)
37
Tabel 4.4 Volume kendaraan pada hari Jumat, 17 Juni 2022 ( Arah Maumere)
38
Tabel 4.5 Volume kendaraan pada hari Jumat, 17 Juni 2022 ( Arah Larantuka)
39
Tabel 4.6 Volume kendaraan pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 ( Arah Maumere)
40
Tabel 4.7 Volume kendaraan pada hari Sabtu, 18 Juni 2022 ( Arah Larantuka)
41
Perhitungan pada hari Jumat Arah Maumere skr/jam (12.00-13.00)
Jadi total dalam skr/jam didapat : 147 + 31.2 + 630 = 808,2 skr/jam
Jadi total volume kendaran adalah : 808,2 + 931,65 = 1739,85 atau 1740
skr/jam
Tabel 4.8 Total volume kendaraan dalam satuan kendaraan ringan (skr/jam)
42
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat volume maksimal pada Hari Jumat Siang pukul
12.00-13.00 WITA sebesar 1740 skr/jam, hal ini disebabkan padatnya aktifitas
pertokoan pasar dan waktu jam pulang kerja yang sangat tinggi.
Data yang diambil dalam survey ini yaitu kendaraan yang berhenti dan
parkir dibahu jalan, pejalan kaki (yang sejajar dan menyebrang jalan),kendaraan
masuk dan keluar jalan serta kendaraan lambat. Setelah didapat data dari
samping. Dalam hal ini survey dilakukan dengan jarak 150 meter dan memilih
data segmen terbanyak. Tabel hasil survey hambatan samping dapat dilihat di
lampiran dan total hambatan samping untuk dua arah dapat di lihat pada Tabel
4.11.
Tabel 4.9 Perhitungan Hambatan Samping pada hari Jumat pukul 12.00-13.00
untuk (Arah Maumere)
43
Tabel 4.10 Perhitungan Hambatan Samping pada hari Jumat pukul 12.00-13.00
untuk (Arah Larantuka)
Jadi total perhitungan Hambatan Samping untuk dua arah adalah 272 + 277 = 549
kejadian/jam.
Tabel 4.11 Hasil total Hambatan Samping untuk kejadian per 150 meter per jam
(dua sisi)
bahwa pada Hari Jumat termasuk dalam kelas hambatan samping yang Tinggi (T)
Hambatan samping yang tinggi pada Hari Jumat dikarenakan banyak pertokoan
44
dan gedung pasar yang berada di pinggir jalan sehingga sangat menggangu
tingkat Rendah (R) yaitu nilai total kejadian mencapai 100-299 kejadian/jam (288
kejadian/jam) dikarenakan aktifitas pada pagi hari pertokoan dan pasar lebih
Kewapante merupakan tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 TT), dengan lebar jalur
lalu lintas 3 meter per lajur. Perhitungan kecepatan arus bebas dihitung
perkotaan. Untuk kecepatan arus bebas dasar dan faktor penyesuaian diambil dari
PKJI 2014, berikut ini perhitungan kecepatan arus bebas kendaraan berdasarkan
PKJI2014.
45
akibat adanya hambatan samping dikawasan yang telah ditinjau adalah 28.29
km/jam.
4.6 Kapasitas
Berikut ini perhitungan kapasitas dengan terjadinya hambatan samping pada jalan
tersebut.
𝑄1
PA = 𝑄1+𝑄2
931,65
= 0,53
1741
Kapasitas
46
4.7 Derajat Kejenuhan
𝐷𝐽 = Q/C
Keterangan :
Q = Volume Kendaraan
C = Kapasitas
Volume Kendaraan terpadat pada hari Jumat pukul 12.00 – 13.00 WITA yaitu
1740 skr/jam
= 0.98
Dari hasil perhitungan derajat kejenuhan berikut kita dapat melihat data
Tabel 4.12 Hasil perhitungan derajat kejenuhan per jam dengan adanya hambatan
samping
47
Berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI 2014) maka hasil
analisa pada hari Jumat pukul 12.00 – 13.00 WITA, volume lalu lintas mendekati
a. Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas mendekati kapasitas
b. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi.
Hal ini menyebabkan kinerja ruas jalan tidak maksimal sehingga perlu
dilakukan suatu tindakan untuk perbaikan manajemen lalu lintas pada ruas jalan
tersebut seperti marka jalan, pengaturan sistem parkir, pemberian rambu lalu
lintas serta menyediakan tempat khusus untuk para pedagang agar tidak berjualan
di pinggir jalan.
4.8 Pembahasan
1. Volume kendaraan tertinggi pada hari jumat di siang hari di jalan Nasional
sebesar 1740 skr/jam. Hal ini disebabkan padatnya aktifitas pertokoan dan
pedagang kaki lima pada waktu jam pulang kerja yang sangat tinggi.
48
2. Hamabatan samping didapat pada hari jumat pukul 12.00-13.00 WITA
termasuk dalam kelas hambatan samping yang tinggi (T) yaitu sebesar 549
jalan tersebut.
3. Hasil analisa didapatkan nilai derajat kejenuhan pada hari Jumat pukul
b. Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi.
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan Analisis Kinerja Ruas Pada Jalan
2. Volume kendaraan yang didapat pada jam sibuk (Peak Hour) selama 3 hari
penelitian yaitu pada hari Jumat pukul 12.00-13.00 dengan jumlah volume
masuk dalam tingkat pelayanan kelas E. Hal ini menunjukan arus tidak
5.2 Saran
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, saran yang diberikan penulis
adalah :
1. Banyaknya sepeda motor yang mendominasi lalu lintas yang ada terutama
50
sosialisai lebih banyak untuk menyadarkan masyarakat menggunakan
2. Memberikan penanganan lebih lanjut bagi para pedagang agar lebih tertib
berjualan, untuk tidak berjualan dibadan jalan atau trotoar demi kelancaran
pengguna jalan.
tersebut, maka perlu dibangun tempat parkir supaya kedepanya tidak ada
51
DAFTAR PUSTAKA
Agung Budiana Hanafiah, (2014). Rekayasa dan Manajemen Lalu Lintas (Studi
Alhadar, A. (2011). Analisis kinerja jalan dalam upaya mengatasi kemacetan lalu
(PKJI)
Firmansyah, D., & Tjahjani, A. R. (2012). Analisis kemacetan lalu lintas di suatu
52
LAMPIRAN
Tabel L1: Volume Hambatan Samping pada Kamis, 16 Juni 2022 (Arah Maumere)
Pejalan Kaki Parkir Kendaraan Kendaraan
Keluar Masuk Lambat
Waktu Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor
Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot
(0.5) (1.0) (0.7) (0.4)
07.00-08.00 105 53 67 67 61 43 8 3
08.00-09.00 112 56 65 65 52 36 16 6
11.00-12.00 126 63 52 52 63 44 11 4
12.00-13.00 107 54 44 44 56 39 11 4
15.00-16.00 110 55 73 73 63 44 13 5
16.00-17.00 96 48 57 57 51 36 8 3
Jumlah 656 328 358 358 331 232 67 27
Tabel L2: Volume Hambatan Samping pada Kamis,16 Juni 2022 (Arah Larantuka)
Pejalan Kaki Parkir Kendaraan Kendaraan
Keluar Masuk Lambat
Waktu Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor
Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot
(0.5) (1.0) (0.7) (0.4)
07.00-08.00 73 37 57 57 54 38 6 2
08.00-09.00 94 47 55 55 72 50 4 2
11.00-12.00 107 54 69 69 91 64 3 1
12.00-13.00 111 56 58 58 54 38 6 2
15.00-16.00 76 38 73 73 78 55 9 4
16.00-17.00 104 52 56 56 78 55 4 2
Jumlah 565 283 368 368 427 299 32 13
Tabel L3: Volume Hambatan Samping pada Jumat,17 Juni 2022 (Arah Maumere)
Pejalan Kaki Parkir Kendaraan Kendaraan
Keluar Masuk Lambat
Waktu Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor
Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot
(0.5) (1.0) (0.7) (0.4)
07.00-08.00 115 58 103 103 90 63 6 2
08.00-09.00 102 51 100 100 80 56 10 4
11.00-12.00 143 72 101 101 86 60 8 3
12.00-13.00 164 82 115 115 98 69 14 6
15.00-16.00 133 67 74 74 59 41 3 1
16.00-17.00 112 56 73 73 52 36 3 1
Jumlah 769 385 566 566 465 326 44 18
Tabel L4: Volume Hambatan Samping pada Jumat,17 Juni 2022 (Arah Larantuka)
Pejalan Kaki Parkir Kendaraan Kendaraan
Keluar Masuk Lambat
Waktu Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor
Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot
(0.5) (1.0) (0.7) (0.4)
07.00-08.00 113 57 61 61 68 48 5 2
08.00-09.00 141 71 90 90 71 50 7 3
11.00-12.00 129 65 99 99 80 56 10 4
12.00-13.00 175 88 124 124 87 61 11 4
15.00-16.00 91 46 73 73 68 48 5 2
16.00-17.00 78 39 66 66 51 36 9 4
Jumlah 727 364 513 513 425 298 47 19
Tabel L5: Volume Hambatan Samping pada Sabtu,18 Juni 2022 (Arah Maumere)
Pejalan Kaki Parkir Kendaraan Kendaraan
Keluar Masuk Lambat
Waktu Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor
Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot
(0.5) (1.0) (0.7) (0.4)
07.00-08.00 83 42 66 66 59 41 12 5
08.00-09.00 86 43 64 64 78 55 9 4
11.00-12.00 85 43 58 58 88 62 12 5
12.00-13.00 115 58 57 57 83 58 8 3
15.00-16.00 70 35 57 57 77 54 9 4
16.00-17.00 88 44 53 53 64 45 8 3
Jumlah 527 264 355 355 449 314 58 23
Tabel L6: Volume Hambatan Samping pada Sabtu,17 Juni 2022 (Arah Larantuka)
Pejalan Kaki Parkir Kendaraan Kendaraan
Keluar Masuk Lambat
Waktu Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor Hasil Faktor
Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot Survey Bobot
(0.5) (1.0) (0.7) (0.4)
07.00-08.00 68 34 55 55 61 43 5 2
08.00-09.00 60 30 55 55 55 39 6 2
11.00-12.00 68 34 63 63 73 51 8 3
12.00-13.00 114 57 48 48 59 41 9 4
15.00-16.00 87 44 64 64 72 50 8 3
16.00-17.00 93 47 72 72 87 61 7 3
Jumlah 490 245 357 357 407 285 43 17
Gambar L.1 : Kegiatan pedagang berjualan yang memakai ruas jalan
Gambar L.4 : Keadaan ruas jalan dengan hambatan samping yang tinggi