(LAPORAN KASUS)
Oleh :
DESVA YUNIKA
NIM. 1812401034
1
PROSEDUR PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN
LEPASAN AKRILIK RAHANG ATAS KLASIFIKASI
KENNEDY KELAS II MODIFIKASI 3 DAN RAHANG
BAWAH KELAS II MODIFIKASI 2 DENGAN
KASUS EKSTRUSI DAN ROTASI GIGI
(LAPORAN KASUS)
Oleh :
DESVA YUNIKA
NIM. 1812401034
Desva Yunika
RINGKASAN
Riwayat Pendidikan
Penulis
Telah diterima dan disetujui tim pembimbing Karya Tulis Ilmiah Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Teknik Gigi
Bandar Lampung, 5 Maret 2021
Disetujui oleh,
Tim Pembimbing KTI
PEMBIMBING UTAMA
PEMBIMBING PENDAMPING
Mengetahui
Penanggung jawab KTI
Penulis
Diterima dan disahkan oleh tim penguji Karya Tulis Ilmiah Ujian Akhir Program
Diploma III Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Teknik Gigi, sebagai
persyaratan menyelesaikan pendidikan diploma III.
Bandar Lampung, September 2021
PEMBIMBING UTAMA
PEMBIMBING PENDAMPING
Mengetahui
Penanggung jawab KTI
NIM : 1812401034
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan karya
tulis ilmiah yang berjudul :
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Desva Yunika
KATA PENGANTAR
1. Ayahanda Alm Efendi walaupun telah tiada penulis selalu bersyukur dan
berdoa kepada Allah SWT semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT
dan dilapangkan kuburnya, dan untuk Ibu Dawati terimakasih karena telah
dengan iklas selalu mendoakan dan memberi semangat yang luar biasa dengan
penuh ketulusan kepada penulis, serta memberikan dukungan baik secara
moral maupun doa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. drg. Bintang H. Simbolon, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Teknik Gigi dan
pembimbing utama yang telah membimbing, memberikan saran dan nasihat
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. drg. Sri Wahyuni, M.Pd. selaku pembimbing kedua yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi nasihat dan
saran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. drg. Suryani Catur S, M.Kes selaku penguji yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk mengarahkan dan memberi saran kepada penulis.
5. drg. Aryudhi Armis, M.D.Sc selaku dokter gigi yang telah mengizinkan untuk
melaporkan kasus sebagai laporan tugas akhir.
6. Seluruh dosen pengajar, staff dan instruktur di Jurusan Teknik Gigi Politeknik
Kesehatan Tanjung Karang yang telah memberikan banyak ilmu, dan nasihat
kepada penulis.
7. Kakak saya Meylisa Efriliyanti, Dennie Asepina dan keluarga besar yang
selalu mendoakan, memberi dukungan dan memberi semangat kepada penulis.
8. Teman dekat saya Selvi Yulianti, dan Nia Arbella yang selalu jadi tempat
bercerita jika penulis lelah mengerjakan Karya Tulis Ilmiah.
9. Untuk Dea dan Cika yang telah banyak membantu, dan selalu mendengarkan
keluh kesah penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini hingga akhir.
10. Untuk sahabat tercinta saya Denia Awanda Putri dan Nafifa Ayu Maulida
yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk selalu maju sekalipun saya
sedang terjatuh, terimakasih telah menjadi pendengar dan pendukung yang
baik. Cepat menyusul untuk gelar nya masing-masing karna ada Labuan Bajo
dan Raja Ampat yang harus kita datangi.
11. Teman-teman seperjuangan Jurusan Teknik Gigi angkatan 2018 yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaan, bantuan dan
dukungan selama kurang lebih tiga tahun kita bersama, terimakasih juga canda
tawa yang diciptakan kebersamaan ini akan selalu menjadi kenangan yang
tidak terlupakan.
12. Keluarga asuh di kampus terimakasih atas doa, kebersamaan dan dukungan
kalian selama ini.
13. Teman-teman PKL, Ulin, Ayu, Anggun, Laras, Bella Tiara, dan Fadly
terimakasih telah memberikan kebersamaan yang tidak bisa dilupakan.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini yang tidak dapat penulis tulis satu persatu.
Penulis menyadari atas keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada
sehingga masih terdapat kekurangan baik isi maupun penggunaan kalimat
yang kurang tepat dalam pemaparan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karna itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga hasil Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diterima dan memberi manfaat bagi penulis, institusi
pendidikan dan masyarakat yang telah membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................................i
RINGKASAN...............................................................................................iii
BIODATA PENULIS..................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL..........................................................v
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL........................................vi
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................vii
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................viii
KATA PENGANTAR.................................................................................ix
DAFTAR ISI................................................................................................xi
DAFTAR TABEL......................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................3
D. Manfaat Penulisan..............................................................................3
E. Ruang Lingkup ..................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran Halaman
Lampiran 1 Surat Perintah Kerja
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Model Kerja
Lampiran 3 Lembar Tahapan Pekerjaan Model Kerja
Lampiran 4 Lembar Penilaian Model Kerja
Lampiran 5 Lembar Quesioner Dokter Gigi
Lampiran 6 Lembar Quesioner Pasien
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan gigi biasanya terjadi pada setiap orang dengan penyebab yang
beragam, diantaranya kerusakan gigi, pencabutan gigi, kecelakaan, serta
operasi karena adanya kelainan pada gigi. Kehilangan beberapa gigi
menyebabkan seseorang merasa tidak nyaman, berkurangnya fungsi
pengunyahan, terganggunya fungsi bicara dan estetik sehingga pasien merasa
kurang percaya diri. Kehilangan beberapa gigi dapat diatasi dengan
pembuatan gigi tiruan cekat, implant, atau gigi tiruan sebagian lepasan
(Sumartati, dkk, 2013).
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan protesa yang menggantikan satu
atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas maupun rahang bawah dan
dapat dibuka pasang oleh pasien (Ozkan, 2012).Komponen gigi tiruan
sebagian lepasan terdiri dari elemen gigi, cengkram, dan basis (Aschi, 2013).
Berdasarkan bahan basis yang digunakan, gigi tiruan sebagian lepasan dibagi
menjadi dua yaitu gigi tiruan sebagian lepasan akrilik dan kerangka
logam.Bahan yang sering digunakan sampai saat ini adalah akrilik karena
mempunyai kelebihan estetik yang cukup baik, warna sesuai gingiva, lebih
ringan dan nyaman digunakan. (Wahjuni; dkk,2017). Selain itu bahan akrilik
relatif murah, mudah direparasi, proses pembuatannya mudah, sifat serap air
yang rendah, bersifat keras dan padat (Anggraini R;dkk, 2005).
Pembuatan gigi tiruan harus dilakukan sedini mungkin untuk mencegah
terjadinya ekstrusi dan rotasi pada gigi. Ekstrusi adalah pergerakan gigi keluar
dari tulang alveolar dimana akar mengikuti mahkota, akibat tidak mempunyai
gigi antagonis. Gigi tidak lagi menempati posisi yang normal untuk menerima
beban saat pengunyahan, sehingga terjadi kerusakan jaringan periodontal
(Gunadi, 1991).
Rotasi gigi adalah pergerakan gigi berputar di sekeliling sumbu
panjangnya (Seikel; et all, 2010). Rotasi gigi termasuk kedalam salah satu
jenis malposisi gigi dan dapat terjadi pada semua gigi (Lischer, 1912). Ada
beberapa penyebab terjadinya rotasi gigi seperti trauma, kista, odontoma, gigi
supernumerary, crowding, diastema, dan kebiasaan buruk menggigit kuku
(Harfin; et all, 2017).
Klasifikasi kehilangan gigi yang sering digunakan adalah yang dibuat oleh
Kennedy, dimana membagi keadaan tidak bergigi menjadi empat kelas yaitu
I,II,III,IV. Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada kasus ini untuk rahang
atas termasuk klasifikasi Kennedy kelas II karena daerah tidak bergigi terletak
dibagian posterior dari gigi yang masih ada pada salah satu sisi rahang saja
(unilateral). Modifikasi 3 karena jumlah ruangan tidak bergigi selain
klasifikasi ada tiga ruangan. Untuk rahang bawah termasuk klasifikasi
Kennedy kelas II modifikasi 2 karena jumlah ruangan tidak bergigi selain
klasifikasi ada dua ruangan (Gunadi, 1991).
Berdasarkan model studi yang penulis dapatkan dari klinik dokter gigi,
diketahui bahwa pasien usia 50 tahun jenis kelamin perempuan
mengalamikehilangan gigi74336dengan kasus ekstrusi pada gigi 5 yang
terlihat 76 57
lebih memanjang mengikuti mahkota ke arah gigi antagonis serta rotasi pada
gigi 4. Dokter gigi memberikan rekomendasi untuk dibuatkan gigi tiruan
sebagian lepasan akrilikpada rahang atas dan rahang bawah.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik
untuk membuat karya tulis ilmiah dengan judul “Prosedur pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy kelas II
modifikasi 3 dan rahang bawah kelas II modifikasi 2 dengan kasus ektrusi
dan rotasi gigi”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis
mengangkat rumusan masalah bagaimana teknik penyusunan gigi tiruan
sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy kelas II modifikasi 3
dan rahang bawah kelas II modifikasi 2dengan kasus ekstrusi gigi 5dan rotasi
gigi 4 agar didapatkan fungsi pengunyahan, retensi dan stabilisasi yang baik.
C. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahuiprosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik
rahang atas klasifikasi Kennedy kelas II modifikasi 3 dan rahang bawah
kelas II modifikasi 2 dengan kasus ekstrusi gigi 5 dan rotasi gigi 4 agar
didapatkan fungsi pengunyahan, retensi dan stabilisasi yang baik.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui teknik penyusunan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik
rahang atas klasifikasi Kennedy kelas II modifikasi 3 dan rahang
bawah kelas II modifikasi 2 dengan kasus ekstrusi gigi 5 dan rotasi
gigi 4 agar didapatkan fungsi pengunyahan dan stabilisasi yang baik.
b. Untuk mengetahui desain gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang
atas klasifikasi Kennedy kelas II modifikasi 3 dan rahang bawah kelas
II modifikasi 2 dengan kasus ekstrusi gigi 5 dan rotasi gigi 4 agar
mendapatkan fungsi pengunyahan, retensi dan stabilisasi yang baik.
c. Mengetahui kendala dan cara mengatasinya pada posedur pembuatan
gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy
kelas II modifikasi 3 dan rahang bawah kelas II modifikasi 2 dengan
kasus ekstrusi gigi 5 dan rotasi gigi 4.
D. Manfaat Penulis
1. Bagi Penulis
Manfaat bagi penulis yaitu menambah dan meningkatkan pengetahuan,
wawasan dan keterampilan terutama mengenai posedur pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy kelas II
modifikasi 3 dan rahang bawah kelas II modifikasi 2 dengan kasus ekstrusi
gigi 5 dan rotasi gigi 4agar didapatkan fungsi pengunyahan, retensi dan
stabilisasi yang baik.
2. Manfaat Bagi Institusi
Menambah perbendaharaan perpustakaan jurusan Teknik Gigi sehingga
dapat memberi informasi bagi mahasiswa khususnya pada mata kuliah Gigi
Tiruan Sebagian Lepasan.
E. Ruang Lingkup
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis membatasi ruang lingkup
pembahasan hanya tentangposedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy kelas II modifikasi 3 dan rahang
bawah kelas II modifikasi 2 dengan kasus ekstrusi gigi 5 dan rotasi gigi 4 yang
dikerjakan di laboratorium jurusan Teknik Gigi Poltekkes Tanjungkarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Cengkeram S
Cengkeram ini seperti huruf S bersandar pada cingulum gigi
Caninus. Bisa dipakai untuk gigi Caninus bawah dan atas bila
ruang interoklusal cukup.
Gambar 2.3CengkeramS
(Gunadi; dkk,1991)
e) CengkeramFull Jackson
Dipakai pada gigi molar maupun premolar yang mempunyai
kontak yang baik di bagian mesial dan distalnya.
Gambar 2.7CengkeramMeacock
(Gunadi; dkk,1991)
c) Cengkeram C
Lengan retentif cengkram ini seperti cengkeram half jackson
dengan pangkal ditanam pada basis.
Gambar 2.9CengkeramC
(Gunadi; dkk,1991)
2) Kelas II; daerah tidak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi
yang masih ada, tetapi pada salah satu sisi rahang saja (unilateral ).
3) Kelas III; daerah tidak bergigi terletak diantara gigi yang masih ada
dibagian posterior maupun anterior
4) Kelas IV; daerah tidak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi –
gigiyang masih ada dan melewati garis tengah rahang.
Gambar 2.13 Kelas IV
(Gunadi, dkk, 1995)
Pada bab ini penulis akan menguraikan prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan akrilik rahang atas klasifikasi kelas II modifikasi 3 dan rahang bawah
kelas II modifikasi 2 dengan kasus ekstrusi dan rotasi gigi berupa laporan kasus
yang didapat dari klinik dokter gigi di Bandar Lampung.
A. Data Pasien
Nama pasien : Ny. X
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Dokter : drg. Aryudhi Armis, M.D.Sc.
Warna Elemen Gigi :IE
Kasus :Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik
dengan kehilangan gigi 743 36 dengan kasus
76 57
ekstrusi pada gigi 5 dan rotasi pada gigi 4
3. Transfer desain
Desain yang telah dibuat ditransfer pada model kerja dengan cara
menggambarkannyadengan pensil. Desain rahang atas menggunakan
jenisdua sadle dengan perluasan basis dari gigi Caninus sampai distal
Molar dua kanan dan dari Insisivus dua sampai distal Molar dua kiri.
Bagian sayap anterior dan posterior sampai batas mukosa bergerak dan
tidak bergerak. Cengkeram C ditempatka pada gigi Premolar dua kanan
dan Premolar satu kiri serta half jackson pada Molar dua kiri.
Pada rahang bawah menggunakan desain dua sadle dengan perluasan basis
dari Premolar satu sampai Molar dua kanan dan dari Premolar dua sampai
Molar dua kiri rahang bawah.Cengkeram C ditempatkan pada gigi
Premolar satu kanan dan Premolar dua kiri.
4. Pembuatan Cengkeram
Untuk cengkeram C menggunakan kawat dengan diameter 0,7 mm dan
half Jackson 0,8 mm. Lengan cengkeram dibentuk kemudian diletakkan
dibawah kontur terbesar gigi, kemudian naik ke bagian distal dan
dibuatkan koil membulat menggunakan tang tiga jari untuk retensi.
5. Pembuatan biterim
Model kerja direndam dalam air terlebih dahulu selama 3-5 menit agar
biterim mudah dilepaskan. Lakukan pembuatan basis menggunakan base
plate wax yang dilunakkan menggunakan api bunsen, kemudian letakkan
pada model kerja sesuai batas desain yang telah ditentukan. Ukuran
biterim dibuat sesuai dengan tinggi gigi yang masih ada pada rahang atas
dan rahang bawah.
Gambar 3. 8 Pembuatan Biterim
8. Wax Counturing
Wax countering adalah membentuk pola malam gigi tiruan sesuai dengan
anatomis gusi dan jaringan lunak mulut menggunakan lecron. Pada bagian
interdental dibentuk melandai dan daerah akar gigi bagian bukal dibentuk
agak cembung untuk memperbaiki kontur pipi. Kemudian dipoles
menggunakan kain satin sampai mengkilap.
Gambar 3.11Wax Counturing
9. Flasking
Metode yang digunakan adalah pulling the cast yang menutup bagian
model kerja, tetapi elemen gigi tiruannya terbuka agar setelah tahap
boiling out elemen gigi tiruan pindah ke cuvet atas. Tujuannya untuk
memudahkan saat pengulasan CMS dan proses packing. Adapun
tahapannya adalah sebagai berikut:
a. Bagian dalam cuvet dan dasar model kerja diolesi vaselin
b. Adonan gips diaduk dan dituang kedalam cuvet bawah, lalu model
kerja ditanam dan dirapikan.
c. Setelah gips mengeras, permukaan gips pada cuvet bawah diolesi
vaselin, kemudian pasang cuvet atas dan diisi dengan gips sampai
penuh, lalu ditutup dan dipress menggunakan press statis sampai gips
mengeras. Setelah itu pindahkan ke handpress.
12. Curing
Cuvet dimasukkan kedalam panci berisi air yang lebih tinggi dari cuvet
yang dipress dari suhu kamar sampai mendidih selama 1 jam. Cuvet
dibiarkan dingin sampai pada suhu kamar, lalu dibuka.
Gambar 3.15Curing
13. Deflasking
Deflasking dilakukan hati-hati agar model kerja dan protesa akrilik tidak
patah ataupun retak dengan cara memisahkan cuvet atas dan bawah
dengan wax knife. Bahan tanam dibuang dengan tang gips dan protesa
akrilik dipisahkan dari model kerja dengan lecron, kemudian protesa
akrilik dan model kerja dibersihkan dari sisa-sisa gips yang menempel.
3.16 Deflasking
14. Finishing
Tahap finishing dilakukan sebagai berikut :
a. Kelebihan akrilik pada tepi protesa dikurangi dengan mata bur frezzer
b. Pada bagian sekitar elemen gigi tiruan dan interdental yang masih ada
nodul dan sisa gips dibersihkan dengan mata bur fissure dan round bur.
c. Bagian tepi dibuat bulat agar tidak tajam menggunakan mata bur stone
d. Protesa akrilik diamplas dan dihaluskan menggunakan amplas kasar
dan halus dengan mandril.
Pada saat melakukan finishing penulis melakukan pengeburan terlalu
banyak sehingga basis gigi tiruan menjadi tipis dan patah pada bagian
sadel kanan rahang bawah, penulis menanganinya dengan melakukan
reparasi. Langkah-langkah reparasi :
1) model kerja di ulasi vaseline
2) Gigi tiruan yang patah dibuatkan dove tail untuk menambah retensi
3) Powder dan liquid diaduk dan diisikan pada daerah yang patah
4) selanjutnya dilaukukan tahapan flasking sampai dengan polishing
seperti pembuatan gigi tiruan pada umumnya.
Gambar 3. 17Finishing
15. Polishing
Tahap terakhir dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik adalah
tahap polishing sebagai berikut:
a. Permukaan protesa dipoles dengan sikat hitam dan pumice sampai
tidak ada guratan-guratan.
b. Poles protesa dengan blue angel sampai mengkilap menggunakan sikat
putih.
c. Bersihkan dari bahan poles dengan sikat dibawah air mengalir
A B
Pada saat insersi ke pasien saddle bagian kanan kiri rahang atas dan rahang
bawah tidak masuk pada rahang pasien akibat bahan cetak mengalami
perubahan dimensi karena tidak langsung diisi dengan bahan moldano,
sehingga dilakukan pencetakan sebanyak dua kali. Dalam hal ini alginate
mengalami sineresis yaitu pengerutan kerena penguapan kandungan air
sehingga alginate menyusut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pembuatan gigi tiruan sebagian akrilik rahang atas klasifikasi Kennedy
kelas II modifikasi 3 dan rahang bawah kelas II modifikasi 2 dengan kasus
ekstrusi dan rotasi gigi yang telah penulis lakukan di laboratorium Teknik
Gigi Poltekkes Tanjung Karang setelah diinsersikan ke pasien didapatkan
hasil sebagai berikut:
1. Hasil akhir protesa sesuai dengan desain yang telah ditentukan.
2. Warna elemen gigi tiruan sesuai dengan surat perintah kerja (SPK)
3. Basis gigi tiruan tidak porus, halus dan mengkilap
4. Retensi dan stabilisasi gigi tiruan cukup baik sehingga gigi tiruan tidak
longgar (cekat), dan mudah dilepas pasang oleh pasien
5. Fungsi pengunyahan dapat kembali karena oklusi rahang atas dan bawah
dapat berkontak dengan baik.
B. PEMBAHASAN
Karya tulis ilmiah ini ditulis berdasarkan laporan kasus yang penulis
dapatkan dari klinik dokter gigi di Bandar Lampung tentang prosedur
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik rahang atas klasifikasi
Kennedy kelas II modifikasi 3 dan rahang bawah kelas II modifikasi 2 dengan
kasus ekstrusi dan rotasi gigi yang dikerjakan di laboratorium Teknik Gigi
Poltekkes Tanjung Karang.
Gigi tiruan sebagian lepasan akrilik ini terdiri dari tiga komponen
yaitu basis, cengkeram dan elemen gigi tiruan. Teknik penyusunan elemen
gigi tiruan pada kasus ekstrusi dan rotasi gigi ini disusun mesioklusi dimana
cuspmesio buccal gigi Molar satu kiri rahang atas berkontak diantara Molar
satu dan Molar dua kiri rahang bawah. Cusp mesio bukal Molar satu rahang
bawah berada lebih ke mesial dari cusp mesio bukal Molar satu rahang atas.
Gigi Caninus rahang atas kanan dan kiri disusun sedikit miring ke
distal mengikuti gigi Insisivus dua rahang atas yang masih tersisa berkontak
diantara gigi Caninus dan Premolar satu rahang bawah.Gigi Premolar satu
kanan atas pada bagian servikal dikurangi agar dapat beroklusi dengan gigi
Premolar satu kanan rahang bawahyang mengalami rotasipada bagian distal
kearah lingual dan bagian mesial berputar kearah buccal.Gigi Premolar dua
kanan rahang bawah pada bagian servikal dikurangi agar mendapatkan oklusi
yang baik dengan gigi Premolar dua kanan atas. Cusp buccal diradir cukup
banyak karena gigi Premolar dua kanan rahang atas mengalami ekstrusi.
Tujuan dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik ini adalah
untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, retensi dan stabilisasi yang baik.
Desain gigi tiruan sebagian lepasan yang digunakan pada kasus ini adalah
paradental saddle yang dibuat pada dua sisi kiri dan kanan rahang atas serta
dua sisi kiri dan kanan posterior rahang bawah. Jenis desain ini digunakan
agar pasien merasa nyaman karena tidak banyak menutupi jaringan mulut.
Untuk rahang atas perluasan basis dibuatdari bagian mesial gigi Incisivus dua
sampai distal gigi Molar dua.Bagian sayap anterior dan posterior dibuat
sampai batas mukosa bergerak dan tidak bergerak. Cengkeram C ditempatkan
pada gigi Premolar dua kanan dan Premolar satu kiri serta half jackson pada
Molar dua kirirahang atas. Pada rahang bawah kanan perluasan basis dibuat
dari Premolar satu sampai Molar dua dan rahang bawah kiri dari Premolar dua
sampai Molar dua. Sayap diperluas pada bagian buccal sampai batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak. Cengkeram C ditempatkan pada gigi Premolar
satu kanan dan Premolar dua kiri.
Retensi pada gigi tiruan sebagian lepasan ini diperoleh dari perluasan
basis dan cengkeram. Pada rahang atas retensi didapat dari cengkram C yang
diletakkan pada gigi Premolar dua kanan dan Premolar satu kiri serta half
jackson pada Molar dua kiri yang berada dibawah kontur terbesar gigi
tersebut. Pada rahang bawah retensi didapatkan dari cengkram C pada gigi
Premolar satu kanan dan Premolar dua kiri yang berada dibawah kontur
terbesar gigi. Retensi juga didapatkan dari perluasan basis sadel rahang atas
dan rahang bawah.
Stabilisasi gigi tiruan sebagian lepasan rahang atas dan rahang bawah
diperoleh dari perluasan sayap bagian buccal dan labial sampai batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak. Lengan pengimbang cengkeram C dan half
Jackson yang memeluk hampir setengah bagian lingual atau palatal dari gigi
penyangga dan penempatan cengkeram pada pada gigi rahang atas dan rahang
bawah secara diagonal dengan satu garis fulkrum juga menambah stabilisasi.
Kendala- kendala yang penulis alami selama proses pembuatan gigi
tiruan sebagian lepasan akrilik pada kasus ini adalah pada saat pembuangan
gips yang menempel pada protesa, penulis melakukan pengurangan terlalu
banyak sehingga basis gigi tiruan menjadi tipis dan patah pada bagian sadel
kanan rahang bawah. Penulis mengatasinya dengan melakukan reparasi.
sehingga didapatkan basis gigi tiruan yang sesuai dengan ketebalan yang
ditentukan.
Pada saat melakukan insersi ke pasien, sadel pada bagian kanan kiri
rahang atas dan rahang bawah gigi tiruan tidak masuk pada rahang pasien
akibat bahan cetak alginate yang tidak segera diisi menggunakan moldano
sehingga alginate mengalami sineresis yaitu pengerutan akibat penguapan
kandungan air yang mengakibatkan ketidakakuratan bahan cetak. Penulis
mengatasinya dengan melakukan pembuatan ulang gigi tiruan dari tahap awal,
sehingga didapatkan gigi tiruan yang sesuai dengan dimensi rahang pasien.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kasus ekstrusi dan rotasi gigi pada gigi tiruan sebagian lepasan
akrilik ini, Gigi Premolar satu kanan atas pada bagian servikal dikurangi
agar dapat beroklusi dengan gigi Premolar satu kanan rahang bawahyang
mengalami rotasi pada bagian distal kearah lingual dan bagian mesial ke
arah buccal. Gigi Premolar dua kanan rahang bawah pada bagian servikal
dikurangi agar mendapatkan oklusi yang baik dengan gigi Premolar dua
kanan atas. Cusp buccal diradir cukup banyak karena gigi Premolar dua
kanan rahang atas mengalami ekstrusi.
2. Desain gigi tiruan sebagian lepasan akrilik untuk kasus ini adalah
paradental saddle pada dua sisi kiri dan kanan rahang atas serta dua sisi
kiri dan kanan posterior rahang bawah. Cengkeram C ditempatkan pada
gigi Premolar dua kanan dan Premolar satu kiri serta half jackson pada
Molar dua kiri rahang atas dengan perluasan basis dari mesial gigi
Incisivus dua sampai distal gigi Molar dua. Pada rahang bawah perluasan
basis dari Premolar satu sampai Molar dua kanan dan dari Premolar dua
sampai Molar dua kiri. Cengkeram C ditempatkan pada gigi Premolar satu
kanan dan Premolar dua kiri agar didapatkan fungsi pengunyahan, retensi
dan stabilisasi yang baik.
3. Kendala- kendala yang penulis alami selama proses pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan akrilik ini adalah saat pembuangan gips yang menempel
pada protesa, penulis melakukan pengurangan terlalu banyak sehingga
basis gigi tiruan menjadi tipis dan patah pada bagian sadel kanan rahang
bawah. Pada saat melakukan insersi ke pasien, sadel bagian kanan kiri
rahang atas dan rahang bawah tidak masuk pada rahang pasien akibat
bahan cetak mengalami perubahan dimensi karena tidak langsung diisi
dengan moldano.
.
B. SARAN
1. Pada prosedur finishing sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, agar gigi
tiruan tidak patah yang menyebabkan penulis harus melakukan rebasing.
2. Sebaiknya penulis dapat mengefisiensikan waktu agar tidak terjadi
kegagalan pada saat insersi.
3. Kerjasama dan komunikasi antara teknisi dengan dokter gigi harus baik,
agar hasil yang didapatkan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M.N; Permatasari Nur, 2016. Aspek Biologis Pergerakan Gigi Secara
Orthodonsi. Jurnal FKG Universitas Jember, 27 Halaman.
Asmawati, 2012. Malposisi Rahang Atas dan Rahang Bawah Dengan Status
Gingiva, di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Poltekkes Yogyakarta.
Fidya. 2018, Antomi Gigi dan Mulut, Malang: Universitas Brawijaya Press.
Gunadi A. Haryanto, dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan
Jilid 1. Hipokretes; Jakarta. 214 Halaman.
. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2. Hipokretes;
Jakarta. 214 Halaman.
Harfin, Julia; Somchai Satravaha; Kurt Faltin (Ed). 2017. Clinical Cases in Early
Orthodontic Treatment. Gewerbestrasse: Springer International. 350
Halaman.
Itjiningsih, W.H, 1991. Geligi Tiruan Lengkap Lepasan Lepas. Jakarta: Buku
Kedokteran Gigi EGC.
1996. Geligi Tiruan Lengkap Lepasan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
209 halaman.
Lengkong, dkk, 2015, Gambaran dan Perilaku dan Cara Merawat Gigi Tiruan
Sebagaian Lepasan pada Lansia di Panti Wardana Minahasa Induk, FKG
Universitas Sam Ratulangi, Manado, 31 halaman.
Siagian, Krista V, 2016. Kehilangan Sebagian Gigi pada Rongga Mulut. Jurnal e-
Clinik (ECL) Vol 4 No 1.
Silviana, Nur Masita; dkk, 2014. Buku Panduan Skills Lab. FKG Universitas
Brawijaya, 25 Halaman.
Thomson, Hamish. Alih Bahasa Oleh Suta, T; Liliana Juwono, 2007. Oklusi.
Jakarta: EGC.