Anda di halaman 1dari 90

LEMBAR JUDUL

SKRIPSI

PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA


KOROLOLAMA KECAMATAN PETASIA KABUPATEN
MOROWALI UTARA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 (S1) pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Diajukan oleh :
TOMAS DIDIMUS ONGKI
91911410141042

Kepada

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2023
i
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso

LEMBAR PENGESAHAN JUDUL

PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA KOROLOLAMA


KECAMATAN PETASIA KABUPATEN MOROWALI UTARA

Diajukan oleh :

TOMAS DIDIMUS ONGKI


91911410141042

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. David S,V,L Bangguna, S.T., M.T


NIDN. 0908066801

Pembimbing II

Orva E. Wuon, S.T., M.T


NIDN. 0011107204

ii
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso

LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN

Panitia Ujian Skripsi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sintuwu Maroso setelah meneliti dan mengetahui cara pembuatan Skripsi dengan
judul:
PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA KOROLOLAMA
KECAMATAN PETASIA KABUPATEN MOROWALI UTARA

Telah dipertanggungjawabkan oleh mahasiswa:


Nama : TOMAS DIDIMUS ONGKI
NPM : 91911410141042
Hari/Tanggal :
Nomor :
Tertanda yang menyetujui perbaikan Skripsi:
Poso, 2023
Penguji
1. Ketua Sidang : Dr. David S,V,L Bangguna, S.T., M.T (……………)
2. Sekretaris : Orva E. Wuon, S. T., M. T (……………)
3. Anggota : Pujiono, S. T., M. Sc (……………)
: Irnovia B. Pakpahan, S. T., M. Eng (……………)
: Riwan F. Kelo, S. T., M. T (….…...……)

Mengetahui
Ketua Jurusan

Orva E. Wuon, S.T., M.T


NIDN. 0011107204

iii
PENGESAHAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : TOMAS DIDIMUS ONGKI

NPM : 91911410141042

Program Studi : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

Judul Skripsi : Perencanaan Distribusi Air Bersih Desa Korolama

Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara

Dengan ini menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak dapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengtahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

di tulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Poso, Juni 2023

TOMAS DIDIMUS ONGKI

iv
ABSTRACT

v
ABSTRAK

Kebutuhan air bersih di Desa Korolama bukan karena kurangnya sumber air, namun
yang menjadi persoalannya ialah bagaimana cara pengaturan dan
pendistribusiannya. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu menganalis
jumlah penduduk Desa Korolama sampai 20 tahun yang akan dating, menganalisis
kapasitas air bersih yang dapat disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih
masyarakat Desa Korolama sampai 20 tahun ke depan, dan merencanakan distribusi
air bersih agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Korolama sampai 20
tahun ke depan. Dari hasil penelitian menunjukkna bahwa perkiraan jumlah
penduduk Desa Korolama tahun 2042 berjumlah 1.539 jiwa, kapasitas air yang
dibutuhkan masyarakat Desa Korolama sampai tahun 2042 yaitu sebesar 0,00385
m3/detik (3,85 liter/detik), sedangkan kapasitas produksi air bersih saat ini sebesar
0,00395 m3/detik (3,95 liter/detik) yang meliputi kebutuhan air masyarakat =
0,0034 m3/detik (3,4 liter/detik), fasilitas pendidikan = 0,00028 m3/detik (0,28
liter/detik), fasilitas peribadatan = 0,00008 m3/detik (0,08 liter/detik), fasilitas
kesehatan = 0,00007 m3/detik (0,07 liter/detik), dan fasilitas perkantoran = 0,00004
m3/detik (0,04 liter/detik), dan kebutuhan distribusi jaringan air bersih dari mata air
Lokom sampai ke penduduk dibutuhkan pipa  4” (0,102 m) panjang 598 m,  3”
(0,076 m) panjang 568 m,  2,5” (0,064 m) panjang 577 m,  1,5” (0,038 m)
panjang 250 m,  1” (0,025 m) panjang 1,209 m.

Kata kunci: perencanaan, distribusi air bersih, desa Korolama

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan anugra-Nya, yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia, serta petunjuk-

Nya., sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini sesuai

dengan doa dam harapan penulis. Penulisan Tugas akhir ini adalah salah syarat

dalam rangka penyelsaian studi pada program studi Strata Satu (S1) Teknik Sipil

pada Fakultas Teknik Universitas Unsimar Poso, untuk memenuhi syarat tersebut

penulis memelih judul:

PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA KOROLOLAMA

KECAMATAN PETASIA KABUPATEN MOROWALI UTARA

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari banyak hambatan

dan kesulitan yang dialami, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak terutama dari dosen pembimbing, maka hambatan dan kesulitan tersebut

dapat teratasi. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tulus dan rasa hormat kepada :

1. Bapak Dr. Suwardhi Pantih, S. Sos., M. M, selaku Rektor Universitas

Sintuwu Maroso.

2. Bapak Ebelhart O. Pandoyu, ST., M. Eng, selaku Dekan Fakultas Teknik.

3. Bapak Pujiono, ST., M. Sc, sebagai Wakil Dekan Fakultas Teknik.

4. Ibu Orva E. Wuon, S.T., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik dan juga selaku dosen Pembimbing Pendamping.

vii
5. Bapak Dr. David S.V.L Bangguna, S. T., M. T sebagai dosen Pembimbing

Utama yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan kami.

6. Bapak/ibu dosen dan para staf Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil

Universitas Sintuwu Maroso

7. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak sempat penulis

sebutkan namanya satu persatu atas segala bantuan serta dorongan, sehingga

tulisan ini terselesaikan.

8. Pemerintah Desa Korolama Kabupaten Poso yang telah mengijinkan untuk

melakukan penelitian dan memberikan data sekunder untuk penelitian ini.

Akhirnya rasa syukur dan terima kasih kepada saudara - saudara dan orang

tua tersayang serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan dorongan,

semangat, serta dukungan doa dalam mengikuti pendidikan sampai penyelesaian

penulisan ini.

Harapan penulis, semoga penulisan Skripsi ini akan memberi manfaat bagi

yang membutuhkannya. Untuk kesempurnaan penulisan ini, maka saran-saran serta

koreksi dari semua pihak sangat kami harapkan, dan kesemuanya itu penulis

ucapkan terima kasih.

Poso, Juli 2023

TOMAS DIDIMUS ONGKI

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN JUDUL....................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN ........................................................... iii
PENGESAHAN KEASLIAN ................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................1
B. Perumusan Masalah ............................................................................2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................2
D. Pembatasan Masalah...........................................................................3
E. Sistematika Penulisan .........................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................5
A. Siklus Hidrologi..................................................................................5
B. Air .......................................................................................................6
C. Sumber-sumber Air ............................................................................9
D. Syarat-syarat Air Minum ..................................................................14
E. Kebutuhan Air Bersih Masyarakat....................................................16
F. Terjadinya Air Tanah ........................................................................19
1. Asal Air Tanah .............................................................................19
2. Sifat-sifat batuan yang Mempengaruhi Air Tanah .......................20
3. Sungai ...........................................................................................21
4. Danau ...........................................................................................22
G. Metode Perkiraan Jumlah Penduduk ................................................22
1. Metode Arithmatik .......................................................................23
2. Metode Geometrik........................................................................24
ix
3. Metode Least Square ....................................................................24
H. Hidrolika Jaringan Perpipaan ...........................................................25
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................32
A. Lokasi Daerah Penelitian ..................................................................32
B. Metode dan Tahapan Penelitian........................................................32
C. Pelaksanaan Penelitian......................................................................33
D. Data Yang Dibutuhkan .....................................................................34
1. Jumlah Penduduk Desa Korolama ...............................................34
2. Sarana Yang Ada ..........................................................................34
E. Sistem Air Bersih Yang Ada.............................................................35
F. Prosedur Penelitian............................................................................36
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................38
A. Perkiraan Pertambahan Jumlah Penduduk .......................................38
1. Metode Aritmatika .......................................................................38
2. Metode Geometri..........................................................................40
3. Metode Last-Square .....................................................................41
B. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih .......................................................44
1. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Seluruh Masyarakat ......44
2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan ......45
3. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan .....45
4. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Kesehatan .......46
5. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perkantoran.....47
C. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Masyarakat Desa Korolama .....47
D. Perencanaan Distribusi Jaringan Air Bersih .....................................49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................73
A. Kesimpulan ......................................................................................73
B. Saran .................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................75
LAMPIRAN ..........................................................................................................76

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Hidrologi .....................................................................................5


Gambar 2. Air sungai .............................................................................................11
Gambar 3. Air rawa................................................................................................12
Gambar 4. Bagan skematis yang menggambarkan terjadinya air tanah ................19
Gambar 5. Kontinuitas pengaliran dalam pipa.......................................................26
Gambar 6. Lokasi penelitian ..................................................................................32
Gambar 7. Bagan alir penelitian ............................................................................37
Gambar 8. Perbandingan jumlah penduduk dengan ketiga metode .......................44

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Beberapa Sifat Air ...................................................................................8


Tabel 2. Syarat-syarat kadar kekeruhan dan warna untuk air minum .................15
Tabel 3. Jumlah kebutuhan air maksimum per orang per hari ............................18
Tabel 4. Jumlah air yang dipakai per orang dan waktu pemakaiannya ...............18
Tabel 5. Porositas beberapa bahan sedimen ........................................................21
Tabel 6. Koefisien gesek rata-rata pipa komersial ..............................................28
Tabel 7. Nilai koefisien C Hazen-Williams.........................................................29
Tabel 8. Koefisien kehilangan tinggi tekan (Kb) ................................................31
Tabel 9. Pertumbuhan penduduk Desa Korolama ...............................................34
Tabel 10. Fasilitas-fasilitas pendidikan..................................................................34
Tabel 11. Sarana Peribadatan yang ada di Desa Korolama ...................................35
Tabel 12. Perhitungan debit air Lokom .................................................................36
Tabel 13. Pertambahan jumlah penduduk menggunakan metode Aritmatika .......39
Tabel 14. Pertambahan jumlah penduduk menggunakan metode Geometri .........41
Tabel 15. Penentuan data regresi metode Last-Square ..........................................41
Tabel 16. Pertambahan jumlah penduduk menggunakan metode Last-Square .....42
Tabel 17. Rekapitulasi perkiraan jumlah penduduk Desa Korolama.....................43
Tabel 18. Data jumlah siswa dan guru fasilitas pendidikan...................................45
Tabel 19. Data jumlah tempat ibadah ....................................................................45
Tabel 20. Perhitungan debit air Lokom .................................................................48
Tabel 21. Analisa Hidrolika Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Desa Korolama 72

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat sekarang ini sebagai

dampak dari pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk adalah kebutuhan akan

air bersih, tak terkecuali dengan masyarakat Desa Korolama yang juga sangat

membutuhkan keberadaan air bersih tersebut.

Air merupakan faktor yang sangat penting dalam kelangsungan mahluk

hidup dimuka bumi. Dengan pertumbuhaan penduduk yang sangat pesat, sumber-

daya air di dunia telah menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Air

merupakan hal pokok bagi konsumsi dan sanitasi umat manusia, untuk produksi

berbagai barang industri, serta untuk produksi makanan dan serat kain (Linsley dan

Franzini, 1991).

Kebutuhan air bersih di Desa Korolama bukan karena kurangnya sumber

air, namun yang menjadi persoalannya ialah bagaimana cara pengaturan dan

pendistribusiannya. Kebutuhan air bersih akan terus mengalami peningkatan setiap

tahun, sehingga membuat manusia berusaha untuk mencari sumber air yang baik,

layak dan terjamin kualitasnya, salah satu cara untuk mendapatkan sumber air yang

baik adalah membuat sumur-sumur gali atau menggunakan pompa. Cara-cara

seperti ini memang bisa diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan air perkapita

yang meningkat sesuai dengan peningkatan taraf hidup manusia.

1
Hal ini merupakan tantangan bagi Desa Korolama yang mengatur distribusi

air bersih dalam upaya meningkatkan pelayanannya, guna memenuhi kebutuhan air

bersih masyarakat Desa Korolama untuk 20 tahun mendatang. Perkembangan

sistem penyediaan air bersih terus berlanjut, dan perencanaan yang teliti serta cara

yang praktis dan ekonomis sangatlah diperlukan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa banyakkah jumlah penduduk Desa Korolama sampai 20 tahun yang

akan datang?.

2. Berapa kapasitas air bersih yang dapat disalurkan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama sampai 20 tahun ke

depan?.

3. Bagaimana perencanaan distribusi air bersih agar dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat Desa Korolama sampai 20 tahun ke depan?.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menganalis jumlah penduduk Desa Korolama sampai 20 tahun yang akan

datang.

2. Menganalisis kapasitas air bersih yang dapat disalurkan untuk memenuhi

kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama sampai 20 tahun ke depan.

2
3. Merencanakan distribusi air bersih agar dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat Desa Korolama sampai 20 tahun ke depan.

D. Pembatasan Masalah

Mengingat sangat luasnya permasalahan yang bisa didapatkan dalam

penelitian ini, maka perlu adanya batasan-batasan yaitu :

1. Penelitian ini difokuskan pada kebutuhan air bersih untuk masyarakat di

Desa Korolama.

2. Penelitian pengembangan jumlah penduduk sampai 20 tahun kedepan.

3. Perkiraan kebutuhan air bersih sampai 20 tahun kedepan.

E. Sistematika Penulisan

Guna memperjelas dan mempermudah bagi pembaca dalam memahami atau

mengkaji kandungan skripsi ini, perlu disusun sistematika skripsi yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini memuat teori-teori yang terpakai dalam penelitian, antara lain:

siklus hidrologi, sumber-sumber air, syarar air minum, kebutuhan air

minum, metode perkiraan jumlah penduduk.

3
BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat metode dan tahapan penelitian, pelaksanaan penelitian,

data yang dibutuhkan, dan prosedur penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang analysis perkiraan pertambahan penduduk,

perkiraaan kebutuhan air bersih, perhitungan kebutuhan air bersih

masyarakat, dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran dari

hasil analisis yang telah dilakukan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang

dihasilkan dan dibawa oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang

memungkinkan, uap air tersebut terkondensasi membentuk awan, dan pada

akhirnya dapat menghasilkan hujan (presipitasi). Hujan yang jatuh ke bumi

menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari

hujan tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan

akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer melalui penguapan (evaporasi) dan

penguapan oleh tanaman (transpirasi).

Gambar 1. Siklus Hidrologi


Sumber: Linsley dan Franzini, 1991

5
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas

tanah menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam

tanah menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Dibawah pengaruh gaya

gravitasi mengakibatkan aliran air-permukaan (surface streamflow) maupun air

dalam tanah bergerak menuju tempat yang lebih rendah yang akhirnya mengalir ke

laut. Namun, sebagian besar air permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke

atmosfer oleh penguapan sebelum sampai ke laut (Paulhus, 1986).

B. Air

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat

penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, air merupakan kebutuhan

pokok bagi kehidupan, karena kehidupan di dunia tak dapat berlangsung terus tanpa

tersediaan air yang cukup. Penyebab susahnya mendapatkan air bersih adalah

adanya pencemaran air yang di sebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, dan

limbah pertanian. Selain itu disebabkan oleh adanya pembangunan dan penebangan

hutan secara liar menyebabkan berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan

sehingga mengakibatkan air bersih terkadang menjadi barang langka.

Bagi kebutuhan manusia air adalah salah satu kebutuhan mutlak karena

sebenarnya zat pembentuk tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air yang

jumlah airnya menurut penelitian kira-kira 60 – 70% dari berat badannya. Untuk

kelangsungan hidupnya, tubuh manusia membutuhkan air yang jumlahnya antara

lain tergantung pada berat badannya. Untuk orang dewasa kira-kiranya memerlukan

air 2.200 gr setiap harinya.

6
Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas,

karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan tinggi pula tingkat

kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan air minum maka

dibutukan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari, sehingga secara keseluruhan kebutuhan

air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 120

liter/hari.

Air murni merupakan suatu persenyawaan kimia yang sangat sederhana

yang terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom oksigen (O).

secara simbolik air dinyatakan sebagai H2O. Air serta bahan-bahan dan energi yang

terkandung di dalamnya merupakan lingkungan bagi jasad – jasad air. Pengaruhnya

terhadap kehidupan yang ada didalamnya, yaitu :

1. Dengan sifat-sifat fisiknya yaitu sebagai medium tempat hidup tumbuh-

tumbuhan dan hewan.

2. Dengan sifat-sifat kimianya sebagai pembawa zat-zat hara yang

diperlukan bagi pembentukan bahan-bahan organik oleh tumbuh-

tumbuhan dengan produksi primernya.

Sifat-sifat fisik air ini yang memisahkan lingkungan air dari lingkungan

udara. Berat jenis, kekentalan dan tegangan permukaan adalah factor-faktor yang

paling banyak mempengaruhi kehidupan. Berat jenis air murni adalah 775 kali lebih

besar dari udara. Demikian pula pengaruhnya terhadap daya apung suatu benda.

Air mempunyai sifat yang khusus di antara zat-zat cair, karena molekul-

molekulnya cenderung membentuk kelompok akibat sifat-sifat listriknya dan sifat

– sifat tersebut tergantung pada suhu. Pada suhu rendah molekul – molekul air

7
tersusun dalam bidang empat, yaitu satu molekul berada di tengah-tengah dan

empat molekul disudut suatu bidang empat. Struktur seperti ini terdapat dalam

bentuk es. Dalam bentuk cair bidang empat ini rusak dan membentuk agregasi, yang

dengan bertambahnya suhu sedikit demi sedikit berubah kedalam keadaan

peralihan sampai akhirnya pada bentuk bola yang mempunyai susunan yang rapat.

Susunan bidang empat mempunyai volume yang terbesar dan berat jenis yang

terbesar. Jika hanya proses ini yang terjadi maka volume akan berkurang atau berat

jenis akan bertambah pada waktu pemanasan. Akan tetapi penuaian zat cair juga

terjadi pada waktu yang bersamaan (Soemarto, 1995).

Tabel 1. Beberapa Sifat Air


Sifat Dibandingkan Dengan Zat lain
Paling tinggi dari semua zat cair pada
Tegangan permukaan
umumnya.
Paling tinggi dari semua zat cair pada
Penghantaran panas
umumnya, kecuali air raksa
Relatif rendah untuk suatu zat cair
Viskositas
(menurun dengan meningkatnya suhu).
Panas laten penguapan, jumlah
pertambahan atau kehilangan panas per
Paling tinggi dari semua zat pada
satuan massa oleh perubahan zat dari fase
umumnya.
padat ke gas atau gas ke padat tanpa
disertai kenaikan suhu (kal/g).
Panas laten peleburan; jumlah
pertambahan atau kehilangan panas per
Paling tinggi dari semua zat pada
satuan massa oleh perubahan zat dari fase
umumnya dan sebagian besar zat padat.
padat ke cair atau cair ke padat tanpa
disertai kenaikan suhu (kal/g).
Kapasitas panas; jumlah kebutuhan panas
Paling tinggi dari semua zat cair pada
untuk menaikkan suhu 1 g zat 10C
umumnya.
(kal/g/0C)
Berat jenis ditentukan oleh : (1) suhu; (2)
salinitas; (3) tekanan. Berat jenis
Kerapatan : massa persatuan volume
maksimum air murni adalah pada 4oC.
(gram/cm3 atau gram/ml).
untuk air laut, titik beku menurun dengan
meningkatnya salinitas.
Melarutkan zat dalam jumlah lebih besar
Kemampuan melarutkan
dari pada zat cair lain pada umumnya.
Sumber: Kordi dan Tancung, 2010

8
C. Sumber-sumber Air

Menurut Sutrisno (2006) sumber-sumber air ada empat yaitu:

1. Air laut

Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl, dimana kadar

garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak

memenuhi syarat untuk diminum.

2. Air atmosfir, air meteriologik

Dalam keadaan murni, sangat bersih, karena dengan adanya pengotoran

udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran industri/debu dan lain

sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air minum

hendaknya pada waktu menempung air hujan jangan dimulai pada saat

hujan mulai turun, karena masih banyak mengandung kotoran.

Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa

penyalur maupun bak-bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat

terjadinya korosi (karatan).

3. Air permukaan

Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air

permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya

oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan

sebagainya.

Beberapa pengotoran ini, untuk masing-masing air permukaan akan

berbeda-beda, tergantung pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis

pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologi.

9
Setelah mengalami suatu pengotoran, pada suatu air permukaan itu akan

mengalami suatu proses pembersihan sendiri yang dapat dijelaskan sebagai

berikut: udara yang mengandung oksigen atau gas O2 akan membantu

mengalami proses pembusukan yang terjadi pada air permukaan yang telah

mengalami pengotoran, karena selama dalam perjalan , O2 akan meresap ke

dalam air permukaan.

Panjangnya daerah perusakan ini tergantung pada :

a. Sifat dan banyak pengotoran

1) Aliran sungai (cepat atau lambat)

2) Suhu/temperature

b. Kadar oksigen yang terlarut

Air permukaan ada 2 macam yaitu :

a. Air sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah mengalami suatu

pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada

umumnya mempunyai derejat pengotoran yang tinggi sekali. debit yang

tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya

dapat mencukupi.

10
Gambar 2. Air sungai
Sumber: bps.org.my

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya zat-zat

organis yang telah membusuk, misalnya asam humus yang larut dalam

air yang menyebabkan warna kuning coklat. Dengan adanya

pembusukan kadar zat organis tinggi, maka kadar Fe dan Mn akan tinggi

dan dalam keadaan kelarutan O2 sangat kurang (anaerob), maka unsur-

unsur Fe dan Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae

(lumut) karena adanya sinar matahari dan O2.

Untuk pengambilan air, sebaiknya pada kedalaman tertentu di tengah –

tengah agar endapan-endapan Fe dan Mn tak terbawa, demikian pula

pada lumut yang ada pada permukaan rawa/telaga.

11
Gambar 3. Air rawa
Sumber: dephut.go.id

4. Air Tanah

Menurut Soemarto (1995) Yang dimaksud dengan air tanah adalah air yang

menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang

terletak di bawah permukaan air tanah dinamakan daerah jenuh (saturated

zone), sedangkan daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh sampai ke

permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara. Karena air

tersebut meliputi lengas tanah (soil moisture) dalam daerah perakaran (root

zone), maka air mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian, botani

dan ilmu tanah. Antara daerah jenuh dan daerah tidak jenuh tidak ada garis

batas yang tegas, karena keduanya mempunyai batas yang independen, di

mana air dari kedua daerah tersebut dapat bergerak ke daerah yang lain atau

sebaliknya. Air tanah merupakan sumber daya penting dalam penyediaan

12
air di seluruh dunia. Penggunaannya dalam irigasi, industri dan air minum

makin meluas.

Sedangkan menurut Soemarto (1995) air tanah terbagi atas :

a. Air tanah dangkal

Terjadi karena adanya proses peresapan air dari permukaan tanah,

lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga

air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-

garam yang terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai

unsur-unsur kimia tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapisan

tanah di sini berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan,

pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang

dekat dengan muka tanah, setelah menemui lapisan rapat air, air akan

terkumpul merupakan air tanah dangkal di mana air tanah ini

dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal.

b. Air tanah dalam

Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah

dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus

digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu

kedalaman (biasanya antara 100 – 300 m) akan didapatkan suatu lapis

air.

Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur ke luar dan

dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis. Jika air tak

13
dapat ke luar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk

membantu pengeluaran air tanah dalam ini.

c. Mata Air

Adalah air tanah yang ke luar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

Mata air yang berasal dari tanah dalam, hamper tidak terpengaruh oleh

musim dan kua litas/kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.

Berdasarkan keluarnya (mata air) terbagi atas :

1. Rembesan, dimana air ke luar dari lereng-lereng gunung.

2. Umbul, di mana air ke luar ke permukaan pada suatu dataran.

D. Syarat-syarat Air Minum

Pada umumnya ditentukan pada beberapa standar (patokan) yang pada

beberapa negara berbeda-beda menurut :

1. Kondisi Negara masing-masing

2. Perkembangan ilmu pengetahuan

3. Perkembangan teknologi

Dengan demikian dikenal beberapa standar air minum, antara lain :

1. American drinking Water Standard.

2. British Drinking Water Standard.

3. WHO Drinking Water Standard.

Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi :

1. Syarat Fisik

a. Air tidak boleh berwarna.

14
b. Air tidak boleh berasa

c. Air tidak boleh berbau.

d. Suhu air hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 250 C).

e. Air harus jernih.

Syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air

minum dimana dilakukan penyaringan dalam pengolahannya. Kadar yang

disyaratkan dan tidak boleh dilampaui seperti dalam tabel berikut.

Tabel 2. Syarat-syarat kadar kekeruhan dan warna untuk air minum


Kadar (bilangan) yang Kadar (bilangan) yang tidak
disyaratkan boleh dilampaui
Keasaman sebagai PK 7,0 – 8,5 Di bawah 6,5 dan di atas 9,5
Bahan-bahan padat Tidak melebihi 50 mg/l Tidak melebihi 1.500 mg/l
Warna (skala Pt CO) Tidak melebihi kesatuan Tidak melebihi 50 kesatuan
Rasa Tidak mengganggu -
Bau Tidak mengganggu -
Sumber: Sutrisno, 2004

2. Syarat-syarat Kimia

Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat

kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan.

3. Syarat-syarat Bakteriologik

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen)

sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli

melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli/100 ml air.

Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar (faeces) dan tanah. Bakteri

pathogen yang mungkin ada dalam air tanah antara lain :

a. Bakteri typhsum

15
b. Vibrio colerae

c. Bakteri dysentriae

d. Entamoeba hystolotica

e. Bakteri enteritis

E. Kebutuhan Air Bersih Masyarakat

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan, untuk itu

manusia memerlukan air yang baik, dalam arti layak untuk digunakan, yaitu air

minum yang memenuhi syarat kesehatan. Air yang layak digunakan dibagi atas dua

yaitu air minum dan air bersih. Air minum adalah air yang dapat langsung untuk di

konsumsi (di minum), sedangkan yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang

harus mengalami suatu proses atau pengolahan tertentu sebelum menjadi air yang

dapat di konsumsi (di minum). Air minum tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat

untuk kebutuhan domestik tapi juga oleh tempat-tempat komersil maupun industri

sangat perlu akan air minum.

1. Keperluaan Rumah Tangga (Domestik)

Dalam kebutuhan domestik air tidak hanya difungsikan sebagai kebutuhan

utama bagi aktivitas individual semata sebagai air bersih, oleh karena itu

maka setiap masyarakat pada saat ini memerlukan air bersih mulai dari

makan dan minum hingga kebutuhan MCK (Mandi,Cuci, Kakus) dan juga

kebutuhan tersier yaitu sebagai media estitika dan rekreasi.

2. Keperluan Industri (Non Domestik)

16
Aktivitas produksi pada industri membutuhkan air dalam jumlah dan

kualitas yang bervariasi tergantung dari jenis industrinya. Secara umum air

bagi kalangan industri dibutuhkan sebagai:

a. Elemen produksi primer : industri makanan dan minuman

b. Elemen penunjang : kondensat, pelarut, pencuci, pengisi ketel.

Meski kebutuhan industri secara keseluruhan masih sangat kecil

dibandingkan dengan kebutuhan domestik namun tingkat konsumsi per

unitnya jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan domestik secara

individual. Selain itu meski sebagiaan industri menyediakan dan

memanfaatkan air baku secara mandiri namun masih banyak industri yang

menggantungkan pemenuhan kebutuhan air bersihnnya dari sumber air

PDAM.

3. Keperluan Umum dan Perkotaan

Untuk keperluan umum dan perkotaan penggunaan air bermacam-macam,

diantaranya :

a. Menyiram taman kota dan jalur hijau, air mancur dan lain-lain.

b. Penggelontoran saluran riol kota.

c. Cadangan air bagi pemadam kebakaran (Fire Hydrant).

d. Kepentingan sosial dan pendidikan seperti tempat ibadah, rumah sakit,

panti sosial, sekolah dan lain-lain.

e. Kegiatan komersil seperti perkantoran, perkotaan dan pasar.

Jumlah kebutuhan air maksimum per orang per hari menurut kelompok

jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel berikut.

17
Tabel 3. Jumlah kebutuhan air maksimum per orang per hari
Jummlah Penduduk Kebutuhan Air
(satuan 10.000 orang) (liter/orang/hari)
Kurang dari satu 150 – 300
1–5 200 – 350
5 – 10 250 – 400
10 – 30 300 – 450
30 – 100 350 – 500
Lebih dari 100 Lebih dari 400
Sumber : Sularso, 2004

Tabel 4Jumlah air yang dipakai per orang dan waktu pemakaiannya
Pemakaian air rata- Waktu pemakaian
No Jenis gedung Keterangan
rata per hari (liter) air rata-rata (jam)
1 Kantor 100 – 120 8 Per karyawan
Per tempat tidur
- Pasien luar = 8 : l
2 Rumah sakit 250 – 1000 10
- Karyawan = 120 :l
- Perawat = 160 : l
3 Sarana ibadah 1500 – 2000 5 -
Gedung
4 bioskop dan 10 3 Per pengunjung
sandiwara
Per pengunjung
Toko,
- karyawan = 100 : l
5 department 3 8
- karyawan penghuni
store
= 160 : l
6 Rumah makan 15 7 -
7 Cafeteria 30 5 -
8 Perumahaan 160 – 250 8 – 10 Per penghuni
9 Hotel, losmen 150 – 300 10 Per tamu
Sekolah dasar,
10 sekolah 40 – 50 5–6 Per murid dan guru
lanjutan
11 Laboratorium 100 – 200 8 Per karyawan
Per orang per shif
12 Pabrik 60 – 140 8 - pria = 80 : l
- wanita = 100 : l
Stasiun kereta
13 3 15 Per penumpang
api
Sumber : Sularso, 2004

18
F. Terjadinya Air Tanah

Untuk menguraikan terjadinya air tanah diperlukan peninjauan kembali

bagaimana dan dimana air tanah tersebut berada. Distribusinya di bawah

permukaan tanah dalam arah vertikal dan horizontal harus dimasukkan dalam

pertimbangan. Zona geologi yang sangat mempengaruhi air tanah, dan strukturnya

dalam arti kemampuaannya untuk menyimpan dan menghasilkan air harus

diidentifikasikan. Dengan anggapan bahwa kondisi hidrologi menyediakan air

kepada zona bawah tanah, maka lapisan-lapisan bawah tanah akan melakukan

distribusi dan mempengaruhi gerakan air tanah, sehingga peranan geologi terhadap

air tanah tidak dapat diabaikan.

Gambar 4. Bagan skematis yang menggambarkan terjadinya air tanah


Sumber: Soemarto, 1995

1. Asal Air Tanah

Hampir semua air tanah dapat dianggap sebagai bagian dari daur hidrologi,

termasuk air permukaan dan air atmosfir. Sejumlah kecil air tanah yang berasal dari

sumber lain dapat pula masuk kedalam dasar tersebut. Air connate adalah air yang

terperangkap dalam rongga-rongga batuan sedimen pada saat diendapkan. Air


19
tersebut dapat berasal dari air laut atau air tawar, dan bermineral tinggi. Air yang

berasal dari magma gunung berapi atau kosmik yang bercampur dengan air terestik

dinamakan air juvenile. Dilihat menurut sumbernya, air juvenile dapat disebut air

magma, air vulkanik atau air kosmik.

2. Sifat-sifat batuan yang Mempengaruhi Air Tanah

Air tanah berada dalam formasi geologi yang tembus air (permeable) yang

dinamakan akuifer, yaitu formasi-formasi yang mempunyai struktur yang

memungkinkan adanya gerakan air melaluinya dalam kondisi medan (field

condition) biasa. Sebaliknya formasi yang sama sekali tidak tembus air

(impermeable) dinamakan aquiclude. Formasi tersebut mengandung air tetapi tidak

memungkinkan adanya gerakan air yang melaluinya, sebagai contoh air dalam

tanah liat.

Aquifuge adalah formasi kedap air yang tidak mengandung atau

mengalirkan air, dan yang termasuk dalam kategori ini adalah granit yang keras.

Bagian batuan yang tidak terisi oleh bagian padatnya akan diisi oleh air tanah.

Ruang-ruang tersebut dinamakan rongga-rongga atau pori-pori. Karena rongga-

rongga tersebut dapat bekerja sebagai pipa air tanah, maka rongga-rongga tersebut

ditandai oleh besarnya, bentuknya, ketidakaturannya (irregularity) dan

distribusinya. Rongga-rongga primer terbentuk selama proses geologi yang

mempengaruhi asal dari formasi geologi, yang didapatkan pada batuan sedimen dan

batuan beku. Rongga-rongga sekunder terjadi setelah batuan terbentuk; sebagai

contoh joints, fractures, lubang-lubang yang dibuat oleh binatang dan tumbuh-

20
tumbuhan. Mengingat besarnya rongga-rongga tersebut dapat diklasifikasikan

sebagai kapiler, super kapiler dan sub kapiler. Rongga-rongga kapiler cukup kecil,

sehingga menimbulkan adanya tegangan permukaan yang menahan air. Rongga-

rongga super kapiler lebih besar daripada rongga-rongga kapiler, sedangkan

rongga-rongga sub kapiler lebih kecil, sehingga dapat menahan air karena gaya-

gaya adhesinya.

Porositas batuan atau tanah merupakan ukuran rongga-rongga yang terdapat

didalamnya. Ini dinyatakan dalam persentasi antara ruang-ruang kosong terhadap

volume massa.

Tabel 5. Porositas beberapa bahan sedimen


Bahan Porositas (%)
Tanah 50 – 60
Tanah liat 45 – 55
Lanau (silt) 40 – 50
Pasir medium sampai kasar 35 – 40
Pasir berbutir serba sama (uniform) 30 – 40
Pasir halus sampai medium 30 – 35
Kerikil 30 – 40
Kerikil berpasir 20 – 35
Batu pasir 10 – 20
Shale 1 – 10
Batu kapur 1 – 10
Sumber: Soemarto, 1995

3. Sungai

Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat

yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah.

Karena itu, dikenal istilah sungai dan sungai bawah tanah. Dalam tulisan ini hanya

21
dibahas sungai permukaan. Sebuah sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, dan

muara.

Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit,

tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat. Sungai bagian hilir

umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, aliran

air lambat. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbatasan dengan laut. Di

bagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air dalam, keruh

serta mengalir lambat (Kordi dan Tancung, 2010).

4. Danau

Danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun serta

terbentuk secara alami. Pembentukan danau terjadi karena gerakan kulit bumi

sehingga bentuk dan luasnya sangat bervariasa. Danau yang terbentuk sebagai

akibat gaya tektonik kadang-kadang badan airnya mengandung bahan-bahan dari

perut bumi seperti belerang dan panas bumi. Bahan belerang bersifat racun bagi

organisme, sedangkan panas bumi dalam batas tertentu menyuburkan perairan

(Kordi dan Tancung, 2010).

G. Metode Perkiraan Jumlah Penduduk

Perkiraan dan pertambahan jumlah penduduk erat sekali hubungannya

dengan perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih pada suatu daerah.

Perkembangan dan pertambahan jumlah penduduk akan menentukan besarnya

22
kebutuhan air bersih dimasa yang akan datang, dimana hasilnya merupakan

pendekatan dari hasil sebenarnya.

Dalam memperkirakan jumlah penduduk dimasa yang akan datang, kita

dapat ditentukan dengan tiga metode yaitu,

1. Metode Arithmatik

2. Metode Geometrik

3. Metode Least Square

1. Metode Arithmatik

Metode perhitungan dengan cara aritmatik didasarkan pada kenaikan rata-

rata jumlah penduduk dengan menggunakan data terakhir dan rata-rata sebelumnya.

Dengan cara ini perkembangan dan pertambahan penduduk akan bersifat linier.

Perhitungan ini menggunakan persamaan berikut :

Pn = Po + r(n) (1)

Pn − Po
r= (2)
n

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n.

Pt = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke t.

Po = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir.

n = jumlah tahun yang diketahui.

r = laju pertumbuhan penduduk

23
2. Metode Geometrik

Perhitungan perkembangan populasi berdasarkan pada angka kenaikan

penduduk rata – rata pertahun. Presentase pertumbuhan penduduk rata – rata dapat

dihitung dari data sensus tahun sebelumnya. Persamaan yang digunakan untuk

metode Geometrik ini adalah :

Pn = Po(1 + r)n (3)


1
Po t
r=( ) −1 (4)
Pt

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n.

Po = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir.

r = laju pertumbuhan penduduk.

n = jumlah tahun yang diketahui.

3. Metode Least Square

Metode ini umumnya digunakan pada daerah yang tingkat pertambahan

penduduk cukup tinggi. Perhitungan pertambahan jumlah penduduk dengan metode

ini didasarkan pada data tahun-tahun sebelumnya dengan menganggap bahwa

pertambahan jumlah penduduk suatu daerah disebabkan oleh kematiaan, kelahiran,

dan migrasi. Persamaan untuk metode ini adalah :

= aX + b (5)

[N . (∑ XY)] − [(∑ X) . (∑ Y)]


a= (6)
N . (∑ X 2 ) − (∑ X)2

24
[(∑ X)2 . (∑ Y)] − [(∑ X) . (∑ XY) ]
b= (7)
N . (∑ X 2 ) − (∑ X)2

dengan:

Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi.

X = variabel independen (tetap).

a = konstanta.

b = koefisien arah regresi linear.

H. Hidrolika Jaringan Perpipaan

Menurut (Triatmodjo, 2017) sistim aringan pipa biasa digunakan pada

bidang teknik sipil khususnya untuk distribusi air bersih. Sistem perpipaan

berfungsi untuk mengalirkan zat cair atau fluida dari satu tempat ke tempat lain.

Timbulnya aliran dapat diakibatkan karena adanya perbedaan elevasi atau karena

pompa. Perancangan sistem jaringan pemipaan harus dirancang dengan teliti agar

sistem dapat bekerja secara optimal dan efisien. Jaringan pipa harus memenuhi

persamaan kontinuitas dan tenaga. Beberapa sifat zat cair yang dapat dibahas dalam

bentuk persamaan sebagai berikut.

1. Persamaan Kontinuitas

Menurut (Triatmodjo, 2017) apabila zat cat cair tak kompresibel mengalir

secara kontinyu melalui pipa atau saluran terbuka, dengan tampang aliran

konstan ataupun tidak konstan, maka volume zat cair yang lewat tiap satuan

waktu adalah sama di semua tampang. Keadaan ini disebut dengan hukum

kontinuitas aliran zat cair atau sederhananya Hukum kontinuitas

menyatakan bahwa pada suatu aliran air di dalam pipa, jumlah air yang

25
masuk sama dengan jumlah air yang keluar, seperti terlihat pada gambar

berikut :

Gambar 5. Kontinuitas pengaliran dalam pipa


Sumber: Triatmodjo, 2017

Q1 = Q2 (8)

A1 x V1 = A2 x V2 (9)

2. Persamaan energi

Setiap benda atau zat mempunyai energi atau dengan kata lain setiap benda

mempunyai kemampuan untuk melakukan kerja, begitu juga airmempunyai

energi. Tinggi energi pada sistem hidraulika diwakili dengan tiga bagian,

yaitu tekanan, elevasi, dan kecepatan. Keseimbangan energi antara dua titik

dalam sistem diterangkan dalam persamaan Bernaulli:

p1 V1 2 p2 V2 2
Z1 + + = Z1 + + + hf (10)
γ 2g γ 2g

dimana:

Z1 = energi potensial
p
= tinggi tekanan
γ

V2
= energi kecepatan
2g

hf = kehilangan energi

26
3. Kehilangan energi pada pipa

Fluida dalam pipa akan megalami tegangan geser dan gradien kecepatan

pada seluruh medan karena adanya kekentalan. Tegangan geser tersebut

menyebabkan kehilangan energi utama. Faktor lain yang berperan dalam

kehilangan energi aliran adalah adanya belokan, penyempitan maupun

pembesaran penampang secara mendadak pada pipa katup dan sambungan

sehingga menimbulkan turbulensi. Faktor ini disebut kehilangan energi

minor.

a. Kehilangan energi utama

Ada beberapa persamaan empirik yang digunakan masing-masing

dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri yaitu persamaan Darcy-

Weisbach dan persamaan Hazen-Williams.

Persamaan Darcy-Weisbach

L V2
hf = f. + (11)
D 2g

hf = kehilangan energi (m)

L = panjang pipa (m),

D = diameter pipa (m),

g = percepatan gravitasi (m/detik²)

V = kecepatan aliran pada pipa (m/detik)

f = koefisien gesek

Koefisien gesek permukaan untuk aliran turbulen tergantung pada

kekasaran dari dinding pipa. Koefisien gesek rata-rata dinding pipa

untuk pipa komersial ditunjukkan pada tabel berikut.


27
Tabel 6. Koefisien gesek rata-rata pipa komersial
No Jenis Pipa Koefisien gesek
1 Wrought Iron 0,04
2 Asbestos cement 0,05
3 Poly (vinyl chloride) 0,05
4 Steel 0,05
5 Asphalted cast iron 0,13
6 Galvanized iron 0,15
7 Cast/ductile iron 0,25
8 Concrete 0,3 – 3,0
9 Riveted steel 0,9 – 9,0
Sumber : Dharmasetiawan, 2012

Koefisien tahanan permukaan juga tergantung pada angka Reynolds Re dari

aliran yang dituliskan sebagai:

VD
Re = (12)

Dimana

 = viskositas kinematik fluida yang dapat diperoleh menggunakan

persamaan yang diberikan oleh Triatmojo (2017):


−1
𝑇 1,165
 = 1,792 x 10 −6
(1 + ( ) ) (13)
25

Dimana

T = temperature air dalam °C.

Untuk aliran turbulen (Re ≥ 4000),


−2
𝜀 2,51
f = 1,325 x (𝑙𝑛 + ( + )) (14)
3,7𝐷 𝑅𝑒√𝑓

Untuk aliran laminar (Re ≤ 2000), nilai f hanya tergantung pada nilai Re dan

besarnya:

28
64
f= (15)
𝑅𝑒

Persamaan Hazen-Williams

Q = 0,278 . Chw . D2,63 . I 0,54 (16)

hf
I= (17)
L

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL (18)
CH D

𝑄 𝑄
V= = (19)
𝐴 1
𝜋𝐷2
4

dengan :

Q = debit aliran pada pipa (mᶟ/dt)

Ch = koefisien kekasaran Hazen-Williams (Tabel 2.5)

D = diameter pipa (m)

I = kemiringan garis energy

hf = kehilangan tinggi tekan mayor

L = panjang pipa (m)

V = kecepatan lairan pada pipa (m/dt)

Tabel 7. Nilai koefisien C Hazen-Williams


No Jenis Pipa Nilai C
1 New Cast Iron 130 – 140
2 Poly Vinil Chlorine (PVC) 120 – 140
3 Galvanized Iron 120
4 Plastic 140 – 150
5 Stell 140 – 150
6 Vetrivield Clay 110
Sumber : Dharmasetiawan, 2012

29
b. Kehilangan energi minor

Disamping adanya kehilangan tenaga akibat gesekan pipa, terjadi pula

kehilangan tenaga dalam pipa yang diesebabkan karena perubahan

penampang pipa, sambungan, belokan, dan katub. Kehilangan tenaga

akibat gesekan pada pipa panjang biasanya jauh lebih besar dari pada

kehilangan tenaga sekunder, sehingga pada keadaan tersebut biasanya

kehilangan tenaga sekunder diabaikan. Pada pipa pendek kehilangan

tenaga sekunder harus diperhitungkan. Apabila kehilangan tenaga

sekunder lebih dari 5% dari kehilangan tenaga akibat gesekan maka

kehilangan tenaga tersebut bisas diabaikan. Untuk memperkecil

kehilangan tenaga sekunder, perubahan penampang jangan dibuat

mendadak tetapi berangsur-angsur. Persamaan matematis dari

kehilangan energi minor adalah;

Q2
hf = k 2 (20)
2A g

dengan :

hf = kehilangan energi (m),

V = kecepatan (m/s),

A = luas penampang pipa (m²),

g = percepatan gravitasi (m/s²),

Q = debit pipa (m³/d),

k = koefisien kehilangan energi minor.

Koefisien k tergantung pada bentuk fisik belokan, penyempitan, katup,

dan sambungannya. Namun, nilai k masih berupa nilai pendekatan,


30
karena sangat dipengaruhi oleh bahan, kehalusan membuat sambungan,

serta umur sambungan itu sendiri (Triatmodjo, 2017).

Tabel 8. Koefisien kehilangan tinggi tekan (Kb)


Perubahan Bentuk Pipa Kb Perubahan Bentuk Pipa Kb
Awal masuk ke pipa Belokan 900
Bell 0,03 – 0,05 R/D = 4 0,16-0,18
Melengkung 0,12 – 0,25 R/D = 2 0,19-0,25
Membelok tajam 0,5 R/D = 1 0,35-0,40
Projecting 0,8 Belokan tertentu
θ = 150 0,05
Pengecilan tiba-tiba θ = 300 0,1
D2/D1 = 0,80 0,18 θ = 450 0,2
D2/D1 = 0,50 0,37 θ = 600 0,35
D2/D1 = 0,20 0,49 θ = 900 0,8

Pengecilan mengerucut T (Tee)


D2/D1 = 0,80 0,05 aliran searah 0,30-0,40
D2/D1 = 0,50 0,07 aliran bercabang 0,75-1,80
D2/D1 = 0,20 0,08
Pembesaran tiba-tiba Persilangan
D2/D1 = 0,80 0,16 aliran searah 0,5
D2/D1 = 0,50 0,57 aliran bercabang 0,75
D2/D1 = 0,20 0,92
Pembesaran mengerucut 450 Wye
D2/D1 = 0,80 0,03 aliran searah 0,3
D2/D1 = 0,50 0,08 aliran bercabang 0,5
D2/D1 = 0,20 0,13
Sumber: Triatmadja, 2006.

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Korolama Kecamatan Petasia Kabupaten

Poso. Berikut lokasi desa Korolama yang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Lokasi penelitian


Sumber: Google map

B. Metode dan Tahapan Penelitian

Tugas akhir ini disusun dengan tahapan sebagai berikut :

1. Mengumpulkan beberapa literatur dari buku, dan catatan kuliah yang

berkaitan dengan studi pustaka.

2. Pengumpulan data primer, dengan melakukan pengamatan dan pengukuran

langsung di Desa Korolama. Data primer yang diperlukan yaitu:

a. Data debit air yang mengalir ke Desa Korolama.


32
b. Data debit air dari mata air disektar Desa Korolama.

3. Mengumpulkan data sekunder berupa data jumlah penduduk, fasilitas

umum. Data sekunder merupakan data dari kantor pmerintah, lembaga

masyarakat, dan pihak terkait yang berhubungan dengan pembahasan.

4. Menganalisis data jumlah penduduk dan fasilitas umum untuk menghitung

kebutuhan air, dengan menggunakan metode Arithmatik, metode

Geometrik dan metode Least Square.

5. Membuat kesimpulan dan saran.

C. Pelaksanaan Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Menentukan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan langsung di Desa Korolama, selain itu, data

sekunder diambil di kantor Lurah, SD, MTSN, Polindes, Masjid/Mushollah

Desa Korolama untuk melengkapi analisis dalam penulisan tugas akhir ini.

2. Wawancara

Dalam kegiatan ini pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan atau diskusi dengan pegawai kantor Lurah, SD,

MTSN, Polindes, Gereja, dan masyarakat pengguna air bersih di Desa

Korolama .

3. Metode analisis

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

perkiraan jumlah penduduk berupa metode Aritmatika, Geometrik, dan

33
Last-square dimana nantinya digunakan untuk mengetahui perkiraan total

debit air, ditambah penggunaan air oleh fasilitas-fasilitas umum yang ada.

D. Data Yang Dibutuhkan

1. Jumlah Penduduk Desa Korolama

Dari data jumlah penduduk Desa Korolama bertambah dari tahun 2019 ke

tahun 2022 seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 9. Pertumbuhan penduduk Desa Korolama


No Tahun Jumlah penduduk
1 2019 937
2 2020 1.007
3 2021 1.022
4 2022 1.032
Sumber: Desa Korolama, 2022

2. Sarana Yang Ada

Sarana yang ada di Desa Korolama adalah sebagai berikut.

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Korolama sudah cukup memadai

untuk ukuran desa seperti ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 10. Fasilitas-fasilitas pendidikan


Jumlah guru dan
No Jenis sarana Jumlah Jumlah guru Jumlah murid
murid
1 TK 1 4 24 28
2 SD 1 10 92 102
3 SMA 1 17 201 218
Sumber : Desa Korolama, 2022

b. Fasilitas Peribadatan

Desa Korolama mayoritas penduduknya beragama Kristen, sarana

peribadatan di Desa Korolama dapat dilihat dalam tabel berikut.

34
Tabel 11. Sarana Peribadatan yang ada di Desa Korolama
No Jenis sarana Jumlah
1 Gereja 2
2 Masjid -
Sumber : Desa Korolama 2022

c. Fasilitas Kesehatan.

Fasilitas kesehatan yang melayani kebutuhan masyarakat Desa Korolama

terdapat Puskesmas dan Posyandu dengan jumlah tempat tidur 14 buah.

d. Fasilitas Perkantoran

Perkantoran yang ada di Desa Korolama hanya Kantor Lurah saja dengan

jumlah pegawai 9 orang.

E. Sistem Air Bersih Yang Ada

Dari hasil survey di Desa Korolama menunjukkan bahwa cara pengadaan

air untuk berbagai macam keperluan bagi masyarakat dapat digolongkan atas

beberapa macam, yaitu :

1. Sistem Individu

Sistem pengadaan air bersih secara individu pada umumnya menggunakan

sumur-sumur terbuka maupun sumur bor dangkal. Atau dengan

membendung mata air dan mengalirkan air langsung menggunakan pipa air.

2. Sistem Air Bersih Desa

Dari hasil wawancara dengan masyarakat di Desa Korolama menunjukkan

bahwa sealama ini masyarakat Desa Korolama untuk mencukupi kebutuhan

air bersih menggunakan air dari bak penampungan air Lokom. Besarnya

35
debit air Lokom yang mengalir ke Desa Korolama dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 12. Perhitungan debit air Lokom


Debit
No Volume (liter) Waktu (detik)
(liter/detik) (m3/detik)
1 5 24,70 0,20 0,00020
2 5 20,92 0,24 0,00024
3 5 18,37 0,27 0,00027
4 5 23,16 0,22 0,00022
5 5 22,19 0,23 0,00023
Rata-rata 0,23 0,00023
Sumber: Hasil perhiungan

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitiandilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menghitung perkiraan jumlah penduduk Desa Korolama dengan

menggunakan tiga metode yaitu Aritmatika, Last-square dan Geometri. Dari

ketiga metode ini diambil nilai terbesar.

2. Menghitung perkiraan kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama

berdasarkan proyeksi dari jumlah penduduk dan fasilitas-fasilitas di Desa

Korolama.

3. Menganalisis solusi-solusi yang dapat dilakukan dalam memenuhi

kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama.

4. Alur prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar berikut.

36
Gambar 7. Bagan alir penelitian

37
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Perkiraan Pertambahan Jumlah Penduduk

Untuk membuat perkiraan pertambahan jumlah penduduk sampai tahun

2042, digunakan tiga metode yaitu metode Aritmatika, metode Last-square, dan

metode Geometri. Hal ini dilakukan untuk membandingkan metode mana yang

menghasilkan perkiraan jumlah penduduk yang paling besar dan selanjutnya akan

digunakan sebagai dasar memperkirakan jumlah kebutuhan air bersih penduduk

pada masa yang akan datang.

1. Metode Aritmatika

Contoh perhitungan pertambahan penduduk untuk tahun 2023

menggunakan metode Aritmatika sebagai berikut.

P2019 = 937 jiwa.

P2022 = 1.032 jiwa.

n = 4 tahun.

Pn = Po + (r . n)

Pn − Po
r=
n
P2022 − P2019
r=
4
1.032 − 937
r=
4

r = 23,75

38
P2023 = P2019 + (r . n)

P2023 = P2019 + (23,75 x 5)

P2023 = 1.056 jiwa

Perkiraan pertambahan jumlah penduduk hingga 20 tahun ke depan yang

dihitung dari tahun 2019. Hasil perhitungan pertambahan jumlah penduduk sampai

tahun 2042 (20 tahun) menggunakan metode Aritmatika dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 13. Pertambahan jumlah penduduk menggunakan metode Aritmatika


No Tahun Jumlah penduduk (jiwa)
1 2019 937
2 2020 1017
3 2021 1.022
4 2022 1.032
5 2023 1.056
6 2024 1.080
7 2025 1.103
8 2026 1.127
9 2027 1.151
10 2028 1.175
11 2029 1.198
12 2030 1.222
13 2031 1.246
14 2032 1.270
15 2033 1.293
16 2034 1.317
17 2035 1.341
18 2036 1.365
19 2037 1.388
20 2038 1.412
21 2039 1.436
22 2040 1.460
23 2041 1.483
24 2042 1.507
Sumber: Hasil perhitungan

39
2. Metode Geometri

Perkiraan pertambahan jumlah penduduk Desa Korolama menggunakan

metode Geometri dilakukan dengan menentukan besarnya rasio pertambahan

jumlah penduduk sebagai berikut.

Pn = Po(1 + r)𝑛

n = 4 tahun.
1
Pn n
r=( ) −1
Po

P2019 = 937 jiwa.

P2022 = 1.032 jiwa.

t = 4 tahun.
1
Po t
r=( ) −1
Pt
1
P2022 4
r=( ) −1
P2019
1
1.032 4
r=( ) −1
937

r = 0,024

P2023 = P2019 (1 + r)𝑛

P2023 = P2019 (1 + 0,024)5

P2023 = 1.057 jiwa

Perkiraan pertambahan jumlah penduduk hingga 20 tahun ke depan yang

dihitung dari tahun 2019. Hasil perhitungan pertambahan jumlah penduduk sampai

tahun 2042 (20 tahun) menggunakan metode Geometri seperti dalam tabel berikut.

40
Tabel 14. Pertambahan jumlah penduduk menggunakan metode Geometri
No Tahun Jumlah penduduk (jiwa)
1 2019 937
2 2020 1.017
3 2021 1.022
4 2022 1.032
5 2023 1.057
6 2024 1.083
7 2025 1.110
8 2026 1.137
9 2027 1.164
10 2028 1.193
11 2029 1.222
12 2030 1.252
13 2031 1.282
14 2032 1.314
15 2033 1.346
16 2034 1.379
17 2035 1.412
18 2036 1.447
19 2037 1.482
20 2038 1.519
21 2039 1.556
22 2040 1.594
23 2041 1.633
24 2042 1.673
Sumber: Hasil perhitungan

3. Metode Last-Square

Dari data jumlah penduduk tahun 2019 – 2022, data tahun dijadikan data X

dan jumlah penduduk dijadikan data Y. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 15. Penentuan data regresi metode Last-Square


No Tahun X Y X2 XY
1 2019 1 937 1 937
2 2020 2 1.017 4 2.034
3 2021 3 1.022 9 3.066
4 2022 4 1.032 16 4.128
Jumlah 10 4.008 30 10.165
Sumber: Hasil perhitungan

41
 Perhitungan konstanta (a)

[N . (∑ XY)] − [(∑ X) . (∑ Y)]


a=
N . (∑ X 2 ) − (∑ X)2

(4 x 10.165) − (10 x 4.008)


a=
(4 x 30) − 102

a = 29 jiwa

 Perhitungan koefisien arah regresi linear (b)

[(∑ X 2 ). (∑ Y)] − [(∑ X) . (∑ XY) ]


b=
N . (∑ X 2 ) − (∑ X)2

(30 x 4.008) − (10 x 10.165)


b=
(4 x 30) − 102

b = 929,5 jiwa

Pertambahan jumlah penduduk tahun berikutnya adalah sebagai berikut.

Y = aX + b

Perkiraan pertambahan jumlah penduduk hingga 20 tahun ke depan yang

dihitung dari tahun 2019. Hasil perhitungan pertambahan jumlah penduduk sampai

tahun 2042 (20 tahun) menggunakan metode Last-Square dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 16. Pertambahan jumlah penduduk menggunakan metode Last-Square


No Tahun a (jiwa) b (jiwa) X (tahun ke) Y (jiwa)
1 2022 29 929,5 1 959
2 2023 29 929,5 2 988
3 2024 29 929,5 3 1.017
4 2025 29 929,5 4 1.046
5 2026 29 929,5 5 1.075
6 2027 29 929,5 6 1.104
7 2028 29 929,5 7 1.133
8 2029 29 929,5 8 1.162
9 2030 29 929,5 9 1.191
10 2031 29 929,5 10 1.220
11 2032 29 929,5 11 1.249
42
Lanjutan Tabel 16.
No Tahun a (jiwa) b (jiwa) X (tahun ke) Y (jiwa)
12 2033 29 929,5 12 1.278
13 2034 29 929,5 13 1.307
14 2035 29 929,5 14 1.336
15 2036 29 929,5 15 1.365
16 2037 29 929,5 16 1.394
17 2038 29 929,5 17 1.423
18 2039 29 929,5 18 1.452
19 2040 29 929,5 19 1.481
20 2041 29 929,5 20 1.510
21 2042 29 929,5 21 1.539

Sumber: Hasil perhitungan

Rekapitulasi hasil perhitungan ke tiga metode perkiraan pertambahan

jumlah penduduk dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17. Rekapitulasi perkiraan jumlah penduduk Desa Korolama


Metode
No Tahun
Aritmatika (jiwa) Geometri (jiwa) Last-Square (jiwa)
1 2022 1.032 1.032 959
2 2023 1.056 1.057 988
3 2024 1.080 1.083 1.017
4 2025 1.103 1.110 1.046
5 2026 1.127 1.137 1.075
6 2027 1.151 1.164 1.104
7 2028 1.175 1.193 1.133
8 2029 1.198 1.222 1.162
9 2030 1.222 1.252 1.191
10 2031 1.246 1.282 1.220
11 2032 1.270 1.314 1.249
12 2033 1.293 1.346 1.278
13 2034 1.317 1.379 1.307
14 2035 1.341 1.412 1.336
15 2036 1.365 1.447 1.365
16 2037 1.388 1.482 1.394
17 2038 1.412 1.519 1.423
18 2039 1.436 1.556 1.452
19 2040 1.460 1.594 1.481
20 2041 1.483 1.633 1.510
21 2042 1.507 1.673 1.539
Sumber: Hasil perhitungan
43
2.000
y = 23,75x - 46991
1.800 R² = 1
y = 31,922x - 63537
1.600 R² = 0,9958
1.400
Penduduk (jiwa)

1.200
1.000
y = 29x - 57680
800 R² = 1
600
400
200
0
2020 2022 2024 2026 2028 2030 2032 2034 2036 2038 2040 2042 2044
Tahun
Aritmatika Geometri Last Square

Gambar 8. Perbandingan jumlah penduduk dengan ketiga metode


Sumber: Hasil perhitungan

Untuk analisis jumalah penduduk selanjutnya dipilih data jumlah penduduk dari

metode Geometri karena nilai jumlah penduduknya paling besar.

B. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih

1. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Seluruh Masyarakat

Standar kebutuhan air untuk setiap orang dengan jumlah penduduk kurang

dari 10.000 jiwa adalah 150 – 300 liter/orang/hari (Sularso, 2004). Digunakan 175

liter/orang/hari, maka kebutuhan air bersih penduduk Desa Korolama sebagai

berikut.

= 1.673 x 175 liter/hari

= 292.697,00 liter/hari

= 292,70 m3/hari

= 0,0034 m3/detik

44
2. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Pendidikan

Tabel 18. Data jumlah siswa dan guru fasilitas pendidikan


Jumlah guru dan
No Jenis sarana Jumlah Jumlah guru Jumlah murid
murid
1 TK 1 4 24 28
2 SD 1 10 74 84
3 SMA 1 17 173 190
Jumlah 302
Desa Korolama, 2022

Perkiraan jumlah siswa, guru dan pegawai untuk sarana pendidikan tahun

sebagai berikut.

r = 0,024

P2042 = P2022 (1 + i)𝑛

P2042 = 302(1 + 0,024)20

P2042 = 489 siswa

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan adalah 40 – 50

liter/orang/hari (Sularso, 2004). Digunakan 50 liter/orang/hari, maka jumlah

kebutuhan air untuk fasilitas pendidikan sebagai berikut.

= 489 × 50 liter/orang/hari

= 24.472,45 liter/orang/hari

= 24,47 m3/hari

= 0,00028 m3/detik

3. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Peribadatan

Tabel 19. Data jumlah tempat ibadah


No Jenis sarana Jumlah
1 Gereja 2
2 Masjid -
Jumlah 2
Sumber : Desa Korolama 2022
45
r = 0,024

P2042 = P2022 (1 + i)𝑛

P2042 = 2(1 + 0,024)20

P2042 = 3 tempat ibadah

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan adalah 1500 –

2000 liter/tempat ibadah/hari (Sularso, 2004). Digunakan 2000 liter/tempat

ibadah/hari, maka jumlah kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan sebagai berikut.

= 3 × 2000 liter/tempat ibadah/hari

= 6.000 liter/tempat ibadah/hari

= 6 m3/hari

= 0,00008 m3/detik

4. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Kesehatan

Puskesmas dan Posyandu Desa Korolama yang memiliki 14 tempat tidur,

perkiraan jumlah fasilitas kesehatan sebagai berikut.

r = 0,024

P2042 = P2022 (1 + i)𝑛

P2042 = 14(1 + 0,024)20

P2042 = 23 tempat tidur

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan adalah 250 – 1000

liter/tempat tidur/hari (Sularso, 2004). Digunakan 250 liter/tempat tidur/hari, maka

jumlah kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan sebagai berikut.

= 23 × 250 liter/tempat tidur/hari

46
= 5.672,42 liter/tempat ibadah/hari

= 5,67 m3/hari

= 0,00007 m3/detik

5. Perkiraan Kebutuhan Air Bersih Untuk Fasilitas Perkantoran

Perkantoran Desa Korolama yang memiliki 9 orang pegawai, perkiraan

jumlah pegawai kantor Desa Korolama sebagai berikut.

r = 0,024

P2042 = P2022 (1 + i)𝑛

P2042 = 9(1 + 0,024)20

P2042 = 15 pegawai

Adapun standar kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran adalah 100 – 120

liter/pegawai/hari (Sularso, 2004). Digunakan 120 liter/pegawai/hari, maka jumlah

kebutuhan air untuk fasilitas perkantoran sebagai berikut.

= 15 × 120 liter/pegawai/hari

= 3.646,56 liter/pegawai/hari

= 3,65 m3/hari

= 0,00004 m3/detik

C. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Masyarakat Desa Korolama

Kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama untuk tahun 2042 adalah

penjumlahan seluruh kebutuhan air bersih masyarakat ditambah dengan kebutuhan

air bersih untuk semua fasilitas yang ada di Desa Korolama sebagai berikut.

47
= 0,0034 + 0,00028 + 0,00008 + 0,00007 + 0,00004

= 0,00385 m3/detik

Dari hasil survey yang telah dilakukan bersama masyarakat Desa Korolama,

terdapat mata air diatas pemukiman masyarakat yang berjarak kurang lebih 500 m.

Mata air tersebut selama ini sudah dimanfaatkan oleh sebagaian masyarakat yang

tempat tinggalnya dekat dengan mata air tersebut. Pelaksanana pengukuran dan

perhitungan debit mata air dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 20. Perhitungan debit air Lokom


Debit
No Volume (liter) Waktu (detik)
(liter/detik) (m3/detik)
1 20 4,7 4,25532 0,00426
2 20 4,92 4,06504 0,00407
3 20 5,37 3,72439 0,00372
4 20 5,16 3,87597 0,00388
5 20 5,19 3,85356 0,00385
Rata-rata 3,95486 0,00395
Sumber: Hasil perhitungan

Berdasarkan data diatas maka :

Kapasitas produksi air bersih saat ini Qada = 0,00395 m3/detik

Kapasitas air bersih yang dibutuhkan tahun 2042 Qbutuh = 0,00385 m3/detik

Kelebihan debit air Qsisa = 0,00010 m3/detik

Kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama hingga tahun 2042

tercukupi, tetapi dari hasil perhitungan menunjuikkan bahwa kelebihan air untuk

kebutuhan masyarakat desa Korolama tahun 2042 sangat minim yaitu 0,00010

m3/detik atau 0,1 liter/detik. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan air bersih sudah

harus dicarikan alternative sumber air yang lain agar tercukupu kebutuhan

masyarakat pada tahun 2042 dan seterusnya.

48
D. Perencanaan Distribusi Jaringan Air Bersih

Di desa Korolama saat ini terlah terpasang jaringan distribusi air bersih,

tetapi karena sistem perpipaan yang terpasang saat ini kurang maksimal

mendistribusikan air bersih dengan baik dan umur pipa yang sudah cukup lama,

sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang distribusi pipa jaringan air bersih

berkut ini.

1. Jalur pipa P0 – P1

- Elevasi P0 = 722 m

- Elevasi P1 = 688 m

- Beda tinggi (∆h) = 34 m

- Panjang pipa (L) = 514 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 34/514 = 0,066

- Diameter pipa (D) = 4 inchi = 4 x 2,54 = 10,16 cm = 0,1016 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,1016/4 = 0,0254 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,10162,63 x 0,0660,54 = 0,022 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)

V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,02540,63 x 0,0660,54

49
= 2,714 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0221,852
= x 514
1401,85 x 0,10162

= 0,048 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

2,7142
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,469 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,048 + 0,469

= 0,518 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 722 – 0,518

= 721,482 m

h. Tinggi kecepatan

V2 2,7142
=
2g 2 x 9,81

50
= 0,376 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 721,482 – 0,376 m

= 721,107 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 722 - 721,107

= 0,893 m > 0, maka air dapat mengalir.

2. Jalur pipa P1 – P2

- Elevasi P1 = 688 m

- Elevasi P2 = 660 m

- Beda tinggi (∆h) = 8 m

- Panjang pipa (L) = 84 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 8/84 = 0,333

- Diameter pipa (D) = 4 inchi = 4 x 2,54 = 10,16 cm = 0,1016 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,1016/4 = 0,025 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,10162,63 x 0,3330,54 = 0,053 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)

V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

51
= 0,85 x 140 x 0,0250,63 x 0,3330,54

= 6,5 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0531,852
= x 84
1401,85 x 0,10162

= 0,040 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

6,52
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 2,692 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,040 + 2,692

= 2,732 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 688 – 2,732

= 685,268 m

h. Tinggi kecepatan

52
V2 6,52
=
2g 2 x 9,81

= 2,154 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 685,268 – 2,154 m

= 683,114 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 688 - 683,114

= 4,886 m > 0, maka air dapat mengalir.

3. Jalur pipa P2 – P5

- Elevasi P2 = 660 m

- Elevasi P5 = 611 m

- Beda tinggi (∆h) = 49 m

- Panjang pipa (L) = 568 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 49/568 = 0,086

- Diameter pipa (D) = 3 inchi = 3 x 2,54 = 7,62 cm = 0,0762 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,0762/4 = 0,019 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,07622,63 x 0,0860,54 = 0,012 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


53
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0190,63 x 0,0860,54

= 2,614 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0121,852
= x 568
1401,85 x 0,07622

= 0,031 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

2,6142
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,435 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,031 + 0,435

= 0,466 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 660 – 0,466 = 659,534 m

h. Tinggi kecepatan
54
V2 2,6142
=
2g 2 x 9,81

= 0,348 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 659,534 – 0,348 m

= 659,186 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 660 - 659,186

= 0,814 m > 0, maka air dapat mengalir.

4. Jalur pipa P3 – P4

- Elevasi P3 = 648 m

- Elevasi P4 = 633 m

- Beda tinggi (∆h) = 15 m

- Panjang pipa (L) = 122 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 15/122 = 0,123

- Diameter pipa (D) = 1,5 inchi = 1,5 x 2,54 = 3,80 cm = 0,038 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,038/4 = 0,010 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0382,63 x 0,1230,54 = 0,002 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


55
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0100,63 x 0,1230,54

= 2,045 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0021,852
= x 122
1401,85 x 0,0382

= 0,268 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

2,0452
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,266 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,268 + 0,266

= 0,268 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 633 – 0,268 = 647,732 m

h. Tinggi kecepatan
56
V2 2,0452
=
2g 2 x 9,81

= 0,213 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 647,732 – 0,213 m

= 647,519 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 648 - 647,519

= 0,481 m > 0, maka air dapat mengalir.

5. Jalur pipa P5 – P6

- Elevasi P5 = 611 m

- Elevasi P6 = 592 m

- Beda tinggi (∆h) = 19 m

- Panjang pipa (L) = 128 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 19/128 = 0,148

- Diameter pipa (D) = 1,5 inchi = 1,5 x 2,54 = 3,80 cm = 0,038 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,038/4 = 0,010 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0382,63 x 0,1480,54 = 0,003 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


57
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0100,63 x 0,1480,54

= 2,264 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0031,852
= x 128
1401,85 x 0,0382

= 0,002 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

2,2642
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,327 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,002 + 0,327

= 0,328 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 633 – 0,328 = 610,672 m

h. Tinggi kecepatan
58
V2 2,2642
=
2g 2 x 9,81

= 0,261 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 610,672 – 0,261 m

= 610,411 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 611 - 610,411

= 0,589 m > 0, maka air dapat mengalir.

6. Jalur pipa P5 – P9

- Elevasi P5 = 611 m

- Elevasi P9 = 592 m

- Beda tinggi (∆h) = 59 m

- Panjang pipa (L) = 577 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 59/577 = 0,148

- Diameter pipa (D) = 2,4 inchi = 2,5 x 2,54 = 6,40 cm = 0,064 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,064/4 = 0,016 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0642,63 x 0,1480,54 = 0,008 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


59
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0160,63 x 0,1480,54

= 2,554 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0081,852
= x 577
1401,85 x 0,0642

= 0,022 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

2,5542
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,416 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,022 + 0,416

= 0,437 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 633 – 0,437 = 610,563 m

h. Tinggi kecepatan
60
V2 2,5542
=
2g 2 x 9,81

= 0,332 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 610,563 – 0,332 m

= 610,230 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 611 - 610,230

= 0,770 m > 0, maka air dapat mengalir.

7. Jalur pipa P7 – P13

- Elevasi P7 = 580 m

- Elevasi P13 = 444 m

- Beda tinggi (∆h) = 136 m

- Panjang pipa (L) = 274 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 136/274 = 0,496

- Diameter pipa (D) = 1 inchi = 1 x 2,54 = 2,54 cm = 0,025 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,025/4 = 0,006 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0252,63 x 0,4960,54 = 0,002 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


61
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0060,63 x 0,4960,54

= 3,365 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0021,852
= x 274
1401,85 x 0,0252

= 0,004 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

3,3652
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,722 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,004 + 0,722

= 0,725 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 580 – 0,725 = 579,275 m

h. Tinggi kecepatan
62
V2 3,3652
=
2g 2 x 9,81

= 0,577 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 579,275 – 0,577 m

= 678,698 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 580 - 678,698

= 1,302 m > 0, maka air dapat mengalir.

8. Jalur pipa P8 – P14

- Elevasi P14 = 572 m

- Elevasi P14 = 444 m

- Beda tinggi (∆h) = 134 m

- Panjang pipa (L) = 274 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 134/274 = 0,219

- Diameter pipa (D) = 1 inchi = 1 x 2,54 = 2,54 cm = 0,025 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,025/4 = 0,006 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0252,63 x 0,2190,54 = 0,001 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


63
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0060,63 x 0,2190,54

= 2,163 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0011,852
= x 274
1401,85 x 0,0252

= 0,004 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

2,1632
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,298 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,004 + 0,298

= 0,302 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 572 – 0,302 = 571,698 m

h. Tinggi kecepatan
64
V2 2,1632
=
2g 2 x 9,81

= 0,238 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 571,698 – 0,238 m

= 571,460 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 572 - 571,460

= 0,540 m > 0, maka air dapat mengalir.

9. Jalur pipa P9 – P10

- Elevasi P9 = 552 m

- Elevasi P10 = 537 m

- Beda tinggi (∆h) = 15 m

- Panjang pipa (L) = 146 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 15/146 = 0,219

- Diameter pipa (D) = 1 inchi = 1 x 2,54 = 2,54 cm = 0,025 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,025/4 = 0,006 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0252,63 x 0,2190,54 = 0,001 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


65
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0060,63 x 0,2190,54

= 1,438 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0011,852
= x 146
1401,85 x 0,0252

= 0,0004 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

1,4382
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,132 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,0004 + 0,132

= 0,132 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 552 – 0,132 = 551,868 m

h. Tinggi kecepatan
66
V2 1,4382
=
2g 2 x 9,81

= 0,105 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 551,868 – 0,105 m

= 551,763 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 552 - 551,763

= 0,237 m > 0, maka air dapat mengalir.

10. Jalur pipa P7 – P10

- Elevasi P9 = 580 m

- Elevasi P10 = 537 m

- Beda tinggi (∆h) = 15 m

- Panjang pipa (L) = 86 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 15/86 = 0,500

- Diameter pipa (D) = 1 inchi = 1 x 2,54 = 2,54 cm = 0,025 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,025/4 = 0,006 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0252,63 x 0,5000,54 = 0,002 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


67
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0060,63 x 0,5000,54

= 3,379 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0021,852
= x 86
1401,85 x 0,0252

= 0,0001 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

3,3792
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,727 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,0001 + 0,727

= 0,728 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 580 – 0,728 = 579,272m

h. Tinggi kecepatan
68
V2 3,3792
=
2g 2 x 9,81

= 0,582 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 579,272– 0,582 m

= 578,690 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 580 - 578,690

= 1,310 m > 0, maka air dapat mengalir.

11. Jalur pipa P11 – P12

- Elevasi P11 = 495 m

- Elevasi P12 = 457 m

- Beda tinggi (∆h) = 38 m

- Panjang pipa (L) = 91 m

- Kemiringan (S) = ∆h/L

= 38/91 = 0,418

- Diameter pipa (D) = 1 inchi = 1 x 2,54 = 2,54 cm = 0,025 m

- Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,025/4 = 0,006 m

- Koefisien kekasaran pipa (CH) = 140 (pipa PVC) Tabel 2.7

a. Q aliran (dalam pipa)

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54

= 0,2785 x 140 x 0,0252,63 x 0,4180,54 = 0,002 m3/detik

b. Kecepatan aliran (V)


69
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 140 x 0,0060,63 x 0,4180,54

= 3,065 m/detik

c. Kehilangan tinggi tekan mayor (hf)

10,675Q1,852
hf = 1,85 2 xL
CH D

10,675 x 0,0021,852
= x 91
1401,85 x 0,0252

= 0,0001 m

d. Koefisien minor (Kb) = 0,5 + 0,75 (Tabel 2.8 )

= 1,25

e. Kehilangan tinggi tekan minor (hm)

V2
hm = ∑ K b
2g

3,0652
= ∑ 1,25
2 x 9,81

= 0,599 m

f. Total hf = hf + h m

= 0,0001 + 0,599

= 0,600 m

g. EGL (garis energi air di titik yang ditinjau)

EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 495 – 0,600 = 494,400 m

h. Tinggi kecepatan
70
V2 3,0652
=
2g 2 x 9,81

= 0,479 m/detik

i. HGL (garis tekanan air di titik yang ditinjau) = EGL + Tinggi kecepatan

HGL = 494,400– 0,479 m

= 493,921 m

j. Kondisi aliran = elevasi air di sumber - HGL

= 495 - 493,921

= 1,079 m > 0, maka air dapat mengalir.

Rekapitulasihasil perhitungan jaringan distribusi air bersih dapat dilihat

tabel berikut.

71
Tabel 21. Analisa Hidrolika Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Desa Korolama
hf hm hf Tinggi
Elevasi ΔH L S D R Chw Q V EGL HGL Kondisi aliran
Titik (mayor) (minor) (Total) kecepatan
m m m inchi m m m m3/dt m/dt m m m m m m Keterangan
P0 722,0
P0-P1 34 514 0,066 4 0,102 0,025 140 0,022 2,714 0,048 0,469 0,518 721,482 0,376 721,107 0,893 Mengalir
P1 688,0
P1 688,0
P1-P2 8 84 0,333 4 0,102 0,025 140 0,053 6,500 0,040 2,692 2,732 685,268 2,154 683,114 4,886 Mengalir
P2 660,0
P2 660,0
P2-P5 49 568 0,086 3 0,076 0,019 140 0,012 2,614 0,031 0,435 0,466 659,534 0,348 659,186 0,814 Mengalir
P5 611,0
P3 648,0
P3-P4 15 122 0,123 1,5 0,038 0,010 140 0,002 2,045 0,001 0,266 0,268 647,732 0,213 647,519 0,481 Mengalir
P4 633,0
P5 611,0
P5-P6 19 128 0,148 1,5 0,038 0,010 140 0,003 2,264 0,002 0,327 0,328 610,672 0,261 610,411 0,589 Mengalir
P6 592,0
P5 611,0
P5-P9 59 577 0,102 2,5 0,064 0,016 140 0,008 2,554 0,022 0,416 0,437 610,563 0,332 610,230 0,770 Mengalir
P9 552,0
P7 580,0
P7-P13 136 274 0,496 1 0,025 0,006 140 0,002 3,365 0,004 0,722 0,725 579,275 0,577 578,698 1,302 Mengalir
P13 444,0
P8 572,0
P8-P14 134 612 0,219 1 0,025 0,006 140 0,001 2,163 0,004 0,298 0,302 571,698 0,238 571,460 0,540 Mengalir
P14 438,0
P9 552,0
P9-P10 15 146 0,103 1 0,025 0,006 140 0,001 1,438 0,0004 0,132 0,132 551,868 0,105 551,763 0,237 Mengalir
P10 537,0
P7 580,0
P7-P10 43 86 0,500 1 0,025 0,006 140 0,002 3,379 0,001 0,727 0,728 579,272 0,582 578,690 1,310 Mengalir
P10 537,0
P11 495,0
P11-P12 38 91 0,418 1 0,025 0,006 140 0,002 3,065 0,001 0,599 0,600 494,400 0,479 493,921 1,079 Mengalir
P12 457,0
Sumber : Hasil Perhitungan

72
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis kebutuhan air bersih masyarakat Desa Korolama penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Merencanakan distribusi air bersih agar dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat Desa Korolama sampai 20 tahun ke depan.

1. Perkiraan jumlah penduduk Desa Korolama tahun 2042 berjumlah 1.539 jiwa.

2. Kapasitas air yang dibutuhkan masyarakat Desa Korolama sampai tahun 2042

yaitu sebesar 0,00385 m3/detik (3,85 liter/detik), sedangkan kapasitas produksi

air bersih saat ini sebesar 0,00395 m3/detik (3,95 liter/detik) yang meliputi

kebutuhan air masyarakat = 0,0034 m3/detik (3,4 liter/detik), fasilitas

pendidikan = 0,00028 m3/detik (0,28 liter/detik), fasilitas peribadatan = 0,00008

m3/detik (0,08 liter/detik), fasilitas kesehatan = 0,00007 m3/detik (0,07

liter/detik), dan fasilitas perkantoran = 0,00004 m3/detik (0,04 liter/detik).

3. Untuk kebutuhan distribusi jaringan air bersih dari mata air Lokom sampai ke

penduduk dibutuhkan pipa  4” (0,102 m) panjang 598 m,  3” (0,076 m)

panjang 568 m,  2,5” (0,064 m) panjang 577 m,  1,5” (0,038 m) panjang

250 m,  1” (0,025 m) panjang 1,209 m.

4. Untuk sumber air di desa Korolama tidak mencukupi untuk itu perlu diubah.

73
B. Saran

1. Perlunya perawatan sumber air Lokom sehingga dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat desa Korolama.

2. Perlunya pemerintah Desa Korolama mengaktifkan kembali panitia air bersih

untuk merawat dan memelihara sumber air dan bangunan penangkap air agar

debit air yang dihasilkan maksimal.

3. Perlunya peraturan desa tentang larangan memotong tanaman di sekitar mata

air untuk menjaga kapasitas debit air yang dihasilkan.

4. Bak Intake diperbesar dan bak penampung diperbesar.

74
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2022. Kabupaten Poso Dalam Angka 2022. BPS Kabupaten
Poso.

Fransini B Joseph dan Linsley K Ray. 1985. Teknik Sumber Daya Air. Penerbit
Erlangga, Jakarta

Ghufran, M dan Andi Baso, 2010. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budi Daya Air.
Reneka Cipta, Jakarta.

Joko. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Kodoatie. 2002. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengelolaan Sumber


Daya Air. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kordi, M. G dan Tancung A. B., 2005. Pengelolaan Kualitas Air. Penerbit


Rineka Cipta. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang


Pengusahaan Sumber Daya Air.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang
Peryaratan Kualitas Air Minum.

Paulhus Joseph L.H dkk., 1986. Hidrologi Untuk Insinyur. Penerbit Erlangga,
Jakarta

Soemarto C.D, 1995. Hidrologi Teknik. Penerbit Erlangga, Jakarta

Sutrisno T. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Reneka Cipta, Jakarta.

75
LAMPIRAN

76
Foto 1. Peta Distribusi Air Bersih Desa Korolama

Foto 2. Sumber mata air Lokom

77
Foto 3. Pengukuran debit sumber air

78

Anda mungkin juga menyukai