Oleh:
1. Faktor Objektif
Angka kecelakaan yang terjadi di Bali sangatlah besar hal ini tidak terlepas dari
masih banyaknya para pemakai jalan yang belum paham tentang rambu-rambu lalu
lintas. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Polda Bali, kecelakaan lalu lintas
di Bali rata-rata terjadi 1.500 kasus setiap tahunnya. Korban yang meninggal
mencapai rata-rata 550 orang. Artinya, hampir dua manusia meninggal tiap hari
akibat kecelakaan lalu lintas. Tahun 2011 (Januari-April) ini terjadi kecelakaan 912.
Korban meninggal dunia 173 orang, LB 482 dan LR 985 orang serta kerugian Rp
1,28 miliar. Sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, kecelakaan didominasi
oleh pengendara motor (http://www.balipost.co.id). Menurut Prof. Dr. Ir. Harnen
Sulistio MSc, Dosen Senior Fakultas Teknik Unibraw, terdapat lima faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. Beliau menyebutkan
faktor-faktor tersebut yaitu faktor pengemudi (manusia), lalu lintas, jalan, kendaraan
dan lingkungan. Dari beberapa faktor tersebut, faktor manusia merupakan faktor
yang paling dominan yang mempengaruhi kecelakaan. Hampir semua kejadian
kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas. Rambu lalu lintas
adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat
lambang, huruf, angka kalimat dan/atau perpaduan di antaranya, yang digunakan
untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan.
Pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas ini dapat terjadi karena sengaja
melanggar, ketidaktahuan terhadap arti aturan yang berlaku ataupun tidak melihat
ketentuan yang diberlakukan atau pula pura-pura tidak tahu.
(http://www.brawijaya.ac.id).
1
mengajarkan kebiasaan baik di usia dini daripada menyingkirkan kebiasaan buruk
nantinya. Taman kanak-kanak merupakan suatu lembaga pendidikan pra sekolah
yang tepat untuk memperkenalkan rambu- rambu lalu lintas sejak dini. Untuk
memperkenalkan rambu rambu lalu lintas pada anak-anak TK ada beberapa cara
yang bisa dilakukan, salah satunya dengan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu
lintas. Alat peraga merupakan salah satu sarana pendidikan yang sangat penting
dalam proses belajar karena dengan menggunakan alat peraga guru TK dapat lebih
mudah menyampaikan materi atau pelajaran dan anak akan lebih mudah
menerimanya.
Keterbatasan alat peraga selalu menjadi kendala utama dalam proses pengenalan
rambu-rambu lalu lintas ini. Seperti halnya yang terjadi di TK Saraswati I Denpasar.
Dengan demikian penulis berinisiatif merancang alat peraga pengenalan rambu
rambu lalu lintas yang menarik dan komunikatif demi peningkatan pemahaman
anak- anak tentang rambu rambu lalu lintas. Sehingga nantinya dapat mematuhi
peraturan lalu lintas bukan karena takut terhadap hukuman atau sanksi yang akan
dijatuhkan, namun murni karena kesadaran masing-masing.
2. Faktor Subjektif
Alat peraga merupakan salah satu media yang digunakan guru TK untuk
mempermudah dalam proses pengajaran. Dengan menggunakan alat peraga dalam
proses belajar, dapat membuat anak-anak lebih tertarik, lebih mudah dalam
menerima dan mengingat pelajaran yang diberikan serta mudah dalam penyampaian
materi.
Keterbatasan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas di TK Saraswati I
Denpasar, menjadi kendala utama proses pengenalan rambu rambu lalu lintas ini.
Dengan demikian penulis sebagai desainer grafis berinisiatif merancang media alat
peraga pengenalan yang efektif dan komunikatif sesuai dengan kriteria desain.
Desainer dapat mengembangkan berbagai ide/gagasan dalam bentuk, warna, ilustrasi,
teks, dan tipografi dalam perancangan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu
lintas ini. Demi peningkatan pemahaman anak- anak tentang rambu rambu lalu lintas,
sehingga nantinya bisa mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku dan angka
kecelakaan pun dapat ditekan.
2
B.METODE PERANCANGAN
Lokasi dan Objek Perancangan
Lokasi perancangan di TK Saraswati I Denpasar yang beralamat di Jalan
Gadung No. 28 A Denpasar dan sasaran yang dituju adalah anak-anak TK. Objek
perancangannya adalah berupa alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas.
Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang
diperlukan untuk penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini
tidak tersedia dalam bentuk file tetapi harus dicari melalui nara sumber atau
responden, yaitu orang yang dijadikan objek riset atau orang yang kita
gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan informasi atau data (Sarwono
dan Lubis, 2007 : 88). Dalam penelitian ini, responden adalah Ni Wayan Siti,
S.pd selaku kepala sekolah dan guru-guru TK Saraswati I. Metode
pengumpulan data primer yang digunakan sebagai berikut:
1) Metode Observasi
Kegiatan observasi meliputi pencatatan secara sistematis atas kejadian-
kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang
diperlukan guna mendukung penelitian yang sedang dilakukan (Sarwono
dan Lubis, 2007 : 100).
2) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui kontak atau
hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data yang
disebut dengan responden dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung (Nawawi, 1988 : 110).
Wawancara dapat dibedakan menjadi dua yaitu wawancara terstruktur
dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang digunakan penulis
adalah wawancara terstruktur dengan narasumber kepala sekolah dan
guru pengajar. Wawancara terstruktur dilakukan apabila telah diketahui
informasi apa saja yang akan diperlukan dan telah disiapkan daftar
pertanyaan yang akan diajukan kepada responden.
3
b. Data Sekunder
Metode pengumpulan data sekunder adalah metode pengumpulan data yang
didasarkan pada penelitian sebelumnya atau laporan dari lembaga yang
memberikan informasi atau data yang dibutuhkan (Nazir, 1988 : 109). Data
yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkannya
(Sarwono dan Lubis, 2007 : 82). Metode pengumpulan data sekunder yang
digunakan sebagai berikut:
1) Metode Kepustakaan
Meliputi metode konvensional yaitu metode kepustakaan yang merupakan
suatu pengumpulan data yang ditempuh dengan menguraikan hasil-hasil
penelitian, pengamatan lapangan dan informasi, serta menganalisa dengan
kajian pustaka sebagai landasan teori dan membahasnya sebagai jawaban
atas permasalahan yang dihadapi. (Soehardi, 2001 : 356). Metode ini
dilakukan dengan cara mencari data literatur yang berhubungan dengan
kasus.
2) Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif. (Sugiyono. 2010:240).
Instrumen Penelitian: Instrumen penelitian menggunakan buku catatan
dan kamera saku
3) Pencarian secara Online
Pencarian secara online atau kajian internet adalah pencarian dengan
menggunakan komputer yang dilakukan melalui internet dengan alat
pencarian tertentu pada server yang tersambung dengan internet yang
tersebar di berbagai penjuru dunia (Sarwono dan Lubis, 2007 : 105).
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui internet
memiliki data-data yang berkaitan dengan kasus.
4
metode dalam meneliti suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, yang bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2005: 54). Analisa
kualitatif dibagi menjadi lima langkah: 1) mengorganisasikan data; 2) menentukan
tema, pola dan kategori; 3) menguji hipotesa (jika menggunakan hipotesis); 4)
mencari ekplansi alternatif data;5) menulis laporan. (Sarwono&Lubis, 2007: 110).
Jadi metode analisis deskritif kualitatif adalah suatu metode dimana dalam
penelitian didasarkan pada adanya hubungan antar variabel yang diteliti untuk
mendapatkan makna dari hubungan sebab akibat antar variabel. Kemudian dilakukan
melalui berbagai kajian historis, kajian dokumen, interpretasi peristiwa, kajian
informasi, perekaman suatu kejadian, hingga penafsiran suatu fenomena sosial yang
didapat melalui pencatatan di lapangan yang kemudian ditampilkan dalam bentuk
yang terarah dan terolah secara teoritis. Metode ini bertujuan untuk membuat
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai variabel-veriabel
sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam
penelitian.
5
a.Kartu
6
b. Ular Tangga
7
c.Buku pop up
8
d. Poster
9
e. Buku mewarnai rambu-rambu lalu lintas
10
f. Mainan menaati rambu-rambu
11
g. Papan permainan menempatkan rambu-rambu
12
h. Buku rambu-rambu lalu lintas
13
i.Rambu-rambu untuk simulasi
D.KESIMPULAN
Berikut ini adalah simpulan yang dapat diambil dari proses perancangan yang
telah dilakukan:
1. Media yang dirancang sebagai alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas di
TK Saraswati I Denpasar,berdasarkan anilisis wawancara serta analisis data baik
secara aktual maupun faktual adalah.Buku mewarnai ,Kartu,Ular tangga,Buku
rambu-rambu,Papan permainan menempatkan rambu-rambu,Buku pop up, Mainan
menaati rambu-rambu,Poster,Rambu-rambu untuk simulasi.
2. Dalam perancangan alat peraga pengenalan rambu-rambu lalu lintas TK Saraswati
I Denpasar melalui proses pengerjaan desainnya meliputi pengolahan alternatif
desain dan akhirnya menghasilkan desain terpilih dengan visualisai desainnya
berdasarkan ilustrasi,teks/tipografi dan warna. Dimana penggunaan dari
ilustrasi,teks/tipografi dan warna harusnya disesuaikan dengan konsep. Adapun
konsep dasar dalam merancang media komunikasi visual ini adalah “fun learning”
dimana fun berarti menyenangkan menggambarkan alat peraga pengajaran
memberikan kesenangan,karena dunia anak-anak adalah dunia yang ceria,gembira
dan menyenangkan. Sedangkan learning berarti mempelajar, anak –anak
mulaidiperkenalkan pengetahuan dan sebagai hal baru melalui alat peraga
14
pengajaran,tentu saja dalam hal ini adalah pengetahuan tentang rambu-rambu lalu
lintas.
15