Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Lembut, karena berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi pembahasan
mengenai Metode Pengumpulan Data.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Kontruksi
Instrumen Penelitian yang selalu memberikan ilmu pengetahuan dan membuka paradigma
baru yang berguna bagi penyusun. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada orangtua dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam proses belajar
daring di perkuliahan ini. Semoga dukungan dan semangat tersebut dapat menjadi motivasi
penyusun dalam mengembangkan diri dan berkarya.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi motivasi belajar bagi kami yang sedang dalam
proses belajar dan memperkaya wawasan kami mengenai Metode Pengumpulan Data.
Semoga kita semua selalu memiliki semangat dalam belajar dan berkarya.
Daftar Isi
III.Tujuan Masalah.......................................................................................................................
I.Kesimulan ..................................................................................................................................
II.Saran .........................................................................................................................................
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita
harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu,
sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu
konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian
merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi
penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Sebelum memilih metode pengumpulan data yang tepat, peneliti perlu memastikan
jenis data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Berdasarkan jenis
atau tipenya data dapat dibedakan menjadi dua kategori.
1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan kumpulan data numerik, yang dapat dianalisis dengan
teknik statistik atau matematika. Data kuantitatif sering kali diklasifikasikan menurut
skala seperti nominal, ordinal, interval dan rasio. Hasilnya, data ini biasanya lebih
akurat, andal, dan kredibel. Metode pengumpulan data yang paling sering digunakan
adalah survei dan kuesioner, observasi, eksperimen, dll.
2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka, dengan kata lain data kualitatif
adalah data yang berupa kata, frasa, konsep. Kumpulan data ini biasanya menangkap
persepsi, niat, emosi, dll., dari individu pada topik tertentu. Beberapa metode yang
sering digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif antara lain wawancara
mendalam, focus group discussion, dokumen, dll.
Data primer adalah jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber
utama melalui wawancara, survei, eksperimen, dll. Data primer biasanya dikumpulkan
langsung dari sumbernya sebagai asal mula data dan dianggap sebagai jenis data terbaik
dalam penelitian. Sumber data primer biasanya dipilih dan disesuaikan secara khusus
untuk memenuhi tuntutan atau persyaratan penelitian tertentu. Sebelum memilih
metode pengumpulan data, hal-hal seperti tujuan penelitian dan target populasi dan
sampel perlu diidentifikasi.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada dan tersedia, yang telah dikumpulkan
sebelumnya oleh peneliti lain dan tersedia untuk dapat digunakan dalam penelitian
orang lain. Dengan demikian data sekunder adalah jenis data historis yang telah
dikumpulkan di masa lalu. Seorang peneliti mungkin telah mengumpulkan data untuk
proyek tertentu, kemudian data tersebut di share sehingga dapat digunakan oleh peneliti
lain. Data sekunder mungkin saja telah dikumpulkan untuk keperluan yang bersifat
umum dan bukan untuk tujuan penelitian khusus. Data yang diklasifikasikan sebagai
data primer untuk penelitian tertentu bisa jadi akan menjadi data sekunder untuk
penelitian lain. Hal ini terjadi ketika data yang sama digunakan kembali.
III. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data Primer
Metode pengumpulan data primer yang paling banyak digunakan dalam penelitian
adalah metode survei. Metode survei merupakan metode untuk memperoleh informasi
dengan menggunakan kuesioner ataupun wawancara yang diberikan kepada responden
ataupun informan yang terpilih dengan kriteria tertentu. Responden dapat diberi
pertanyaan tentang perilaku, niat, sikap, kesadaran, motivasi dan karakteristik
demografis maupun gaya hidup mereka. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditanyakan
secara lisan, tertulis atau melalui perangkat elektronik (komputer ataupun seluler).
1) Kuesioner
Barangkali metode survey yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah
kuesioner. Mulai dari kuesioner pendek sampai yang lebih terperinci. Kuesioner
merupakan sebuah teknik terstruktur untuk m elakukan pengumpulan data yang terdiri
dari rangkaian pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner
dapat digunakan untuk memperoleh informasi subjektif tentang responden dan untuk
mendokumentasikan dampak yang objektif dan terukur atas suatu persoalan. Karena
kemanfaatannya ini, kuesioner merupakan metode yang disukai peneliti (terutama
peneliti kuantitatif) untuk menangkap informasi yang dibutuhkan. Namun tentu saja
Survei menggunakan kuesioner ini dapat dilakukan dalam situasi di mana informasi
yang didapat memang hanya diperoleh melalui kuesioner seperti sikap, keyakinan, dan
opini yang ingin diperoleh oleh peneliti. Kuesioner umumnya dirancang untuk
mengumpulkan sejumlah besar data kuantitatif, dan kuesioner dapat dikelola secara
pribadi, didistribusikan secara elektronik melalui form, media sosial atau email yang
dikirimkan kepada responden. Kuesioner umumnya lebih murah namun lebih
membutuhkan waktu dibandingkan wawancara dan observasi, namun kuesioner sering
kali ditemukan kesalahan respon yang jauh lebih besar.
Ada beberapa jenis kuesioner yang umum digunakan dalam penelitian antara lain
kuesioner dikelola mandiri, kuesioner menggunakan surat (fisik), kuesioner
menggunakan perangkat elektronik. Masing-masing jenis kuesioner memiliki
keunggulan dan kekurangan.
2) Wawancara
Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap
muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.
Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari antara
lain: (1) pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal
sebelumnya; (2) responden selalu menjawab pertanyaan; (3) pewawancara selalu
bertanya; (4) pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi
harus selalu bersifat netral; (5) pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang
telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
Tujuan utama dari wawancara tidak terstruktur adalah untuk mengeksplorasi dan
menyelidiki beberapa faktor dalam situasi yang mungkin menjadi pusat area masalah
yang luas. Selama proses ini mungkin menjadi jelas bahwa masalah, seperti yang
diidentifikasi, hanyalah gejala dari masalah yang lebih serius dan mengakar.
Melakukan wawancara tidak terstruktur dengan banyak orang dapat menghasilkan
identifikasi beberapa faktor kritis dalam situasi tersebut yang kemudian akan dikejar
lebih lanjut selama wawancara terstruktur untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam.
(3) Keunggulan Wawancara
Berikut ini adalah beberapa kelemahan pengumpulan data pada wawancara, (1)
Wawancara mendalam cukup memakan waktu, karena wawancara harus di transkrip,
diatur, dianalisis, dan dilaporkan; (2) Jika pewawancara tidak sangat terampil dan
berpengalaman, seluruh proses wawancara tidak akan jauh berbeda dengan kuesioner;
(3) Prosesnya bisa relatif mahal dibandingkan dengan metode lain. (Namun, wawancara
mendalam melalui telepon vs. tatap muka dapat mengurangi biaya secara signifikan.);
(4) Peserta harus dipilih dengan hati-hati untuk menghindari bias, dan ini dapat
mengakibatkan proses yang lebih lama; (5) Peserta biasanya mengharapkan insentif
untuk ikut berpartisipasi, dan ini harus dipilih dengan cermat untuk menghindari bias.
(5) Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses wawancara
FGD adalah metode riset kualitatif yang paling sering digunakan. Focus group
adalah diskusi yang dilakukan oleh moderator terlatih dalam suasana yang tidak
terstruktur dan secara alami dengan sekelompok kecil peserta. Seorang moderator
memimpin dan mengembangkan diskusi. Tujuan utama dari kelompok fokus adalah
untuk mendapatkan wawasan dengan membuat forum di mana peserta merasa cukup
nyaman dan santai. Dalam forum seperti itu, diharapkan para peserta dapat
merefleksikan dan menggambarkan perasaan dan perilaku mereka, dengan langkah
mereka dan menggunakan bahasa, sarana ekspresi, dan logika. Telah dikatakan bahwa
yang paling menarik dari FGD adalah untuk menjembatani perbedaan sosial dan budaya
antara peneliti dan target pesertanya.
4) Observasi
Salah satu metode pengumpulan data yang banyak digunakan pada penelitian
kualitatif adalah observasi yaitu pengamatan terencana, perekaman, analisis, dan
interpretasi perilaku, tindakan, atau kejadian/fenomena. Terdapat lima langkah
pendahuluan yang harus diambil pada waktu melakukan pengamatan langsung, yaitu,
(1) Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih; (2) Tingkah laku yang masuk
ke dalam kategori yang telah dipilih harus dirumuskan dengan jelas; (3) Orang yang
akan melakukan pengamatan harus dilatih; (4) Suatu sistem untuk mengukur
pengamatan harus dikembangkan; (5) Prosedur terperinci untuk mencatat tingkah laku
harus dikembangkan.
- Lebih dahulu kita harus terapkan bahwa metode observasi merupakan metode yang
tepat untuk tujuan penelitian.
- Bila telah jelas bahwa observasi adalah teknik yang tepat, kita harus memulai
memerinci segala unsur data misalnya sifatnya, banyaknya dan unsur-unsur lain
lagi yang mungkin penting sekali dalam penelitian.
- Bila telah jelas jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dan penggunaannya,
maka perlu kemudian dipikirkan bagaimana cara kita mencatat dan menyusun data
tersebut.
- Apabila poin 3, ternyata dibutuhkan alat-alat pembantu data, maka alat-alat tersebut
harus disediakan.
- Kini barulah tiba saatnya benar-benar mengadakan observasi untuk pengumpulan
data
(2) Jenis-jenis teknik observasi
Terdapat jenis-jenis teknik observasi dalam pengambilan data, teknik tersebut ialah
- Partisipasi VS nonpartisipasi
- Sistematis VS nonsistematis
Observasi sistematis atau observasi berkerangka (structured observation) ialah
observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka itu memuat
faktor-faktor yang akan diobservasi menurut kategorinya. Sedangkan observasi non
sistematik merupakan observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
Yang menjadi ciri utama jenis pengamatan ini adalah mempunyai kerangka atau
struktur yang jelas, dimana di dalamnya berisikan faktor-faktor yang akan diobservasi,
dan sudah dikelompokkan ke dalam kategori-kategori. Dengan demikian maka materi
observasi mempunyai cakupan yang lebih spesifik dan terbatas, sehingga pengamatan
lebih terarah. Pada umumnya observasi sistematis ini didahului suatu observasi
pendahuluan, yakni dengan observasi partisipatif guna mencari penemuan dan
perumusan masalah yang akan dijadikan sasaran observasi.
- Eksperimental VS noneksperimen
Dalam pengamatan ini tidak perlu menunggu terlalu lama timbulnya suatu gejala
atau tingkah laku yang diperlukan. Sebab gejala/tingkah laku yang sulit timbul dalam
keadaannormal, dengan stimulus/kondisi yang sengaja diciptakan itu, gejala-gejala
tersebut dapat muncul. Misalnya gejala agresi, frustasi, kreasi dan sebagainya.
Pengamatan jenis ini sering mengalami “bias”. Hal ini karena observee seolah-olah
dipaksa untuk meninggalkan lingkungan mereka yang asli, dan memasuki suatu tempat
atau ruangan yang baru yang dikondisikan mereka. Sehingga apa yang dilakukan
mereka di tempat/situasi yang baru ini berbeda dengan tingkah laku mereka di tempat
asal mereka. Jadi kemungkinan tingkah laku mereka selama di dalam percobaan dibuat-
buat.
5) Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.
Observasi
Partisipatif
Wawancara Sumber
Mendalam Data Sama
Dokumentasi
Wawancara
Mendalam B
C
Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa
fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari
kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam
memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan subyek salah, karena
tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum.
Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui
data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena
itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang
diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Melalui triangulasi triangulasi akan
lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.
Dokumen dapat dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi
adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman
dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk
memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar
subjek penelitian.
Jika peneliti meminta atau subjek untuk menuliskan pengalaman berkesan mereka,
hal itu dipandang juga sebagai dokumen pribadi. Di antara berbagai macam dokumen
pribadi yang dibahas disini hanyalah tiga buah yang bukan dimintakan oleh peneliti
untuk disusun, melainkan memang sudah ada. Ketiganya adalah buku harian, surat
pribadi, dan otobiografi.
Salah satu keunggulan dasar dari analisis dokumen adalah memungkinkan peneliti
untuk melakukan penelitian tentang subjek, yang peneliti tidak memiliki akses data.
Analisis dokumen memungkinkan untuk melakukan penelitian yang bersifat
longitudinal. Dokumen-dokumen yang tergabung dalam satu waktu tertentu dapat
menjadi rujukan peneliti untuk melihat perubahan yang dialami suatu obyek dari waktu
ke waktu. Dokumen memungkinkan untuk merekam “pengakuan” penulisnya yang
sering kali akan lebih jujur (terutama yang hanya dapat dibaca, setelah kematian
penulisnya), dibandingkan dengan wawancara atau kuesioner. Sedangkan kerugian
analisis dokumen adalah, sebagian besar dokumen ditulis dengan tujuan berbeda oleh
penulis sebelumnya sehingga dapat menimbulkan bias. Sehingga dokumen-dokumen
tersebut cenderung dibesar-besarkan dan dibuat-buat agar terlihat bagus.
Pada saat pengumpulan data terkait dengan data individu peneliti harus memiliki
pertimbangan etis (ethical consideration). Pertimbangan etis mengacu kepada praktik
etis tentang bagaimana data dikumpulkan, disimpan, atau dibagikan. Pertimbangan etis
dapat mencakup kemampuan peneliti untuk menyimpan data dengan aman, atau izin
untuk menggunakan data atau berbagi data. Berikut adalah beberapa pertimbangan etis
yang perlu dipikirkan sebelum mengumpulkan data penelitian :
1. Persetujuan etis
Persetujuan etis adalah persetujuan tertulis responden/informan untuk ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan penelitian di mana data dan informasi yang bersifat
pribadi dikumpulkan. Sebuah dokumen harus disiapkan yang menguraikan tujuan
penelitian, mengapa data dikumpulkan, bagaimana cara mengumpulkannya, bagaimana
data akan disimpan, untuk berapa lama dan siapa yang akan memiliki akses. Fasilitator
atau emunerator penelitian diminta untuk memastikan bahwa peserta memahami
informasi ini dan memberikan persetujuan.
2. Rahasia dan Anonim.
Rahasia mengacu pada informasi yang terhubung ke individu tertentu akan tetapi
tetap bersifat rahasia seperti catatan medis atau layanan. Data anonim adalah informasi
yang tidak dapat dilacak ke individu tertentu. Kedua jenis data ini mungkin berguna,
tetapi penting untuk memastikan bahwa peserta mengetahui bahwa informasi yang
mereka berikan bersifat rahasia dan anonym
3. Komunikasi yang jelas dan data sharing
Meskipun sangat penting untuk memiliki SOP yang jelas ketika mengumpulkan
data, namun prosedur untuk berbagi data jangan sampai terabaikan. Data individu
bersifat pribadi dan sensitive sehingga jangan sampai peneliti baik sadar atau tidak
sadar berbagi data. Hal ini perlu dikomunikasikan kepada responden bahwa setiap
informasi yang dikumpulkan dan dianalisis dengan prosedur untuk menjamin privasi
data individu.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.
Daftar Pustaka
Rahman, dkk. 2022. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Bandung: Widina Bhakti Persada