Anda di halaman 1dari 23

METODE PENGUMPULAN DATA

Mata Kuliah : Kontruksi Instrumen Penelitian

Dosen Pengampu : Yeni Rostikawati, M.Pd

Disusun Oleh :

Amelia Solihah 20010188


Chintia Pratiwi 20010147
Citra Bilqisty 20010332
Dewi Nurhalifah 20010265
Dusep Durman 20010208
Irfan Nasrudin Alawy 20010010
Risma Oktaviani 20010244
Sonia Depi Wahyuni 20010197
Sulaeman 20010351

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Lembut, karena berkat dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi pembahasan
mengenai Metode Pengumpulan Data.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Kontruksi
Instrumen Penelitian yang selalu memberikan ilmu pengetahuan dan membuka paradigma
baru yang berguna bagi penyusun. Selain itu, penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada orangtua dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dalam proses belajar
daring di perkuliahan ini. Semoga dukungan dan semangat tersebut dapat menjadi motivasi
penyusun dalam mengembangkan diri dan berkarya.

Makalah ini diharapkan dapat menjadi motivasi belajar bagi kami yang sedang dalam
proses belajar dan memperkaya wawasan kami mengenai Metode Pengumpulan Data.
Semoga kita semua selalu memiliki semangat dalam belajar dan berkarya.
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................

Daftar Isi ......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................

I. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................................

II.Rumusan Masalah ....................................................................................................................

III.Tujuan Masalah.......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................

I.Pengertian Pengumpulan Data...................................................................................................

II.Klasifikasi Data ........................................................................................................................

1.Berdasarkan Tipe Data ..............................................................................................................

2.Berdasarkan Cara Mengumpulkannya ......................................................................................

III.Metode Pengumpulan Data .....................................................................................................

1.Metode Pengumpulan Data Primer ...........................................................................................

2Metode Pengumpulan Data Sekunder ........................................................................................

IV.Etika Dalam Pengumpulan Data .............................................................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................

I.Kesimulan ..................................................................................................................................

II.Saran .........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita
harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu,
sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu
konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian
merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi
penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.

II. Rumusan Masalah


1. Apa itu pengumpulan data?
2. Apa saja yang termasuk pada pengklasifikasian data?
3. Apa saja metode pengumpulan data?
4. Bagaimana etika dalam pengumpulan data?
III. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari teknik atau metode pengumpulan data.
2. Untuk mengetahui klasifikasi data.
3. Untuk mengetahui metode pengumpulan data.
4. Untuk mengetahui etika dalam pengumpulan data.
BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN HASIL ANALISIS TEORI

I. Pengertian Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam
berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data
dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboraturium dengan
metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi,
di jalan dan lain-lain.
Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan keempatnya.

II. Klasifikasi Data

Sebelum melangkah lebih jauh mengenai metode untuk mengumpulkan data,


peneliti perlu mengenal beberapa tipe data sesuai dengan metode pengumpulan data
yang digunakan. Metode pengumpulan data yang berbeda akan menghasilkan tipe data
yang berbeda, yang pada akhirnya akan mempengaruhi peneliti untuk menentukan alat
analisis yang relevan.

1. Berdasarkan Tipe Data

Sebelum memilih metode pengumpulan data yang tepat, peneliti perlu memastikan
jenis data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Berdasarkan jenis
atau tipenya data dapat dibedakan menjadi dua kategori.
1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan kumpulan data numerik, yang dapat dianalisis dengan
teknik statistik atau matematika. Data kuantitatif sering kali diklasifikasikan menurut
skala seperti nominal, ordinal, interval dan rasio. Hasilnya, data ini biasanya lebih
akurat, andal, dan kredibel. Metode pengumpulan data yang paling sering digunakan
adalah survei dan kuesioner, observasi, eksperimen, dll.

2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka, dengan kata lain data kualitatif
adalah data yang berupa kata, frasa, konsep. Kumpulan data ini biasanya menangkap
persepsi, niat, emosi, dll., dari individu pada topik tertentu. Beberapa metode yang
sering digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif antara lain wawancara
mendalam, focus group discussion, dokumen, dll.

2. Berdasarkan Cara Mengumpulkannya


1) Data Primer

Data primer adalah jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber
utama melalui wawancara, survei, eksperimen, dll. Data primer biasanya dikumpulkan
langsung dari sumbernya sebagai asal mula data dan dianggap sebagai jenis data terbaik
dalam penelitian. Sumber data primer biasanya dipilih dan disesuaikan secara khusus
untuk memenuhi tuntutan atau persyaratan penelitian tertentu. Sebelum memilih
metode pengumpulan data, hal-hal seperti tujuan penelitian dan target populasi dan
sampel perlu diidentifikasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah ada dan tersedia, yang telah dikumpulkan
sebelumnya oleh peneliti lain dan tersedia untuk dapat digunakan dalam penelitian
orang lain. Dengan demikian data sekunder adalah jenis data historis yang telah
dikumpulkan di masa lalu. Seorang peneliti mungkin telah mengumpulkan data untuk
proyek tertentu, kemudian data tersebut di share sehingga dapat digunakan oleh peneliti
lain. Data sekunder mungkin saja telah dikumpulkan untuk keperluan yang bersifat
umum dan bukan untuk tujuan penelitian khusus. Data yang diklasifikasikan sebagai
data primer untuk penelitian tertentu bisa jadi akan menjadi data sekunder untuk
penelitian lain. Hal ini terjadi ketika data yang sama digunakan kembali.
III. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data primer yang paling banyak digunakan dalam penelitian
adalah metode survei. Metode survei merupakan metode untuk memperoleh informasi
dengan menggunakan kuesioner ataupun wawancara yang diberikan kepada responden
ataupun informan yang terpilih dengan kriteria tertentu. Responden dapat diberi
pertanyaan tentang perilaku, niat, sikap, kesadaran, motivasi dan karakteristik
demografis maupun gaya hidup mereka. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat ditanyakan
secara lisan, tertulis atau melalui perangkat elektronik (komputer ataupun seluler).

1) Kuesioner

Barangkali metode survey yang paling banyak digunakan dalam penelitian adalah
kuesioner. Mulai dari kuesioner pendek sampai yang lebih terperinci. Kuesioner
merupakan sebuah teknik terstruktur untuk m elakukan pengumpulan data yang terdiri
dari rangkaian pertanyaan secara tertulis yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner
dapat digunakan untuk memperoleh informasi subjektif tentang responden dan untuk
mendokumentasikan dampak yang objektif dan terukur atas suatu persoalan. Karena
kemanfaatannya ini, kuesioner merupakan metode yang disukai peneliti (terutama
peneliti kuantitatif) untuk menangkap informasi yang dibutuhkan. Namun tentu saja
Survei menggunakan kuesioner ini dapat dilakukan dalam situasi di mana informasi
yang didapat memang hanya diperoleh melalui kuesioner seperti sikap, keyakinan, dan
opini yang ingin diperoleh oleh peneliti. Kuesioner umumnya dirancang untuk
mengumpulkan sejumlah besar data kuantitatif, dan kuesioner dapat dikelola secara
pribadi, didistribusikan secara elektronik melalui form, media sosial atau email yang
dikirimkan kepada responden. Kuesioner umumnya lebih murah namun lebih
membutuhkan waktu dibandingkan wawancara dan observasi, namun kuesioner sering
kali ditemukan kesalahan respon yang jauh lebih besar.

Setiap kuesioner memiliki tiga tujuan khusus. Pertama, kuesioner harus


menerjemahkan informasi yang diperlukan menjadi satu set pertanyaan spesifik yang
responden dapat dan sudi untuk menjawab. Mengembangkan pertanyaan yang
responden sudi menjawab, yang akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan, bukan
pekerjaan mudah. Kedua, kuesioner harus memotivasi dan mendorong peserta untuk
terlibat, bekerja sama dan menyelesaikan tugas. Sebelum merancang kuesioner peneliti
harus memikirkan 'apa yang akan diperoleh responden dari menjawab kuesioner ini'.
Dengan kata lain, peneliti harus memiliki empati terhadap responden dan menghargai
atas waktu dan informasi yang responden miliki. Peneliti harus mengapresiasi
responden atas kerja sama ambil bagian penelitian. Ketiga, kuesioner harus
meminimalkan kesalahan respon. Kesalahan respon adalah kesalahan yang muncul
ketika peserta memberikan jawaban yang tidak akurat atau ketika jawaban mereka salah
(dicatat) atau salah analisis. Kuesioner dapat menjadi sumber utama kesalahan respon.
Meminimalkan kesalahan adalah tujuan penting dari desain kuesioner.

Ada beberapa jenis kuesioner yang umum digunakan dalam penelitian antara lain
kuesioner dikelola mandiri, kuesioner menggunakan surat (fisik), kuesioner
menggunakan perangkat elektronik. Masing-masing jenis kuesioner memiliki
keunggulan dan kekurangan.

Jenis Kuesioner Keunggulan Kekurangan


Kuesioner dikelola Dapat menjalin hubungan dan Penjelasan dapat
mandiri oleh peneliti memotivasi responden. menimbulkan bias. Butuh
Keraguan dapat diklarifikasi waktu lebih lama dan
dengan mudah. Lebih murah usaha lebih besar.
bila diberikan kepada
kelompok responden. Tingkat
respons rate tinggi.
Anonimitas responden tinggi.
Kuesioner berupa Anonimitasnya tinggi. Dapat Tingkat respon cukup
surat (fisik) menjangkau geografis yang rendah. Tidak dapat
luas. Hadiah berupa voucher mengklarifikasi
dapat dilampirkan untuk pertanyaan. Diperlukan
mengikatkan respon rate. Prosedur tambahan untuk
Responden dapat berpikir dulu nonrespon.
sebelum menjawab. Bisa
dikelola secara secara
elektronik
Kuesioner elektronik Mudah untuk dikelola. Dapat Harus Melek
(internet, form, pc, menjangkau geografis yang komputer/teknologi Non-
seluler dll) luas Sangat murah. Pengiriman respon tinggi. Sulit untuk
cepat. Responden dapat menggeneralisasi temuan.
menjawab pada waktu Orang-orang menganggap
responden nyaman. undangan melalui email
Pemrosesan jawaban otomatis tidak sopan dan ofensif

2) Wawancara

Wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap
muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.
Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari antara
lain: (1) pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal
sebelumnya; (2) responden selalu menjawab pertanyaan; (3) pewawancara selalu
bertanya; (4) pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban, tetapi
harus selalu bersifat netral; (5) pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang
telah dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.

(1) Tujuan Wawancara

Sebagai metode pengumpulan data, wawancara memiliki tiga tujuan, yaitu :


Pertama, wawancara dapat digunakan sebagai sarana utama untuk mengumpulkan
informasi untuk mencapai tujuan penelitian, memperoleh informasi tentang apa yang
membuat individu berpikir, bersikap, menyukai, menghargai, dan percaya terhadap
sesuatu fenomena. Kedua, wawancara dapat digunakan untuk menguji hipotesis atau
justru menyarankan hipotesis baru; atau menjadi alat penjelas untuk membantu
mengidentifikasi variabel dan hubungan antar variabel. Dan yang ketiga, wawancara
dapat digunakan bersamaan dengan metode pengumpulan data lainnya ketika
melakukan penelitian. Di dalam suatu relasi variabel wawancara dapat digunakan untuk
menindaklanjuti hasil survei atau untuk memvalidasi metode lain (triangulasi sumber),
atau untuk mengetahui lebih dalam motivasi dan alasan responden ketika melakukan
suatu perilaku tertentu. Setidaknya terdapat dua jenis wawancara yaitu wawancara tidak
terstruktur dan wawancara terstuktur.
(2) Jenis Wawancara

Wawancara tidak terstruktur disebut demikian karena pewawancara tidak


memasuki setting wawancara dengan rencana urutan pertanyaan yang akan ditanyakan
kepada responden. Tujuan wawancara tidak terstruktur adalah untuk menemukan
masalah awal penelitian sehingga peneliti dapat menemukan faktor-faktor apa yang
perlu dilakukan penelitian mendalam. Wawancara tidak terstuktur sering kali
digunakan untuk menggali informasi awal sebelum melakukan penelitian, oleh karena
itu pilot study sering kali menggunakan metode ini. Situasi di mana peneliti masih
samar-samar tentang masalah yang dihadapi, atau faktor apa saja yang terlibat
membutuhkan wawancara tidak terstruktur dengan orang-orang yang dianggap terlibat.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan ketika peneliti sudah


mengetahui informasi yang dibutuhkan sejak awal. Untuk peneliti pemula, akan lebih
baik menggunakan wawancara terstruktur sehingga tujuan wawancara serta informasi
yang akan di gali tidak akan jauh melenceng, karena isi wawancara terstruktur dapat
disiapkan terlebih dahulu. Wawancara terstruktur biasanya terdiri dari:

- Perkenalan: pewawancara memperkenalkan dirinya, tujuan wawancara, menjamin


kerahasiaan, meminta izin untuk merekam wawancara
- Satu set topik (biasanya pertanyaan) dalam urutan logis: pertanyaan "pemanasan"
pertama (yang mudah dijawab) dan kemudian pertanyaan utama yang mencakup
tujuan wawancara
- Saran untuk pertanyaan yang sifatnya menyelidik, yaitu pertanyaan lanjutan yang
dilakukan ketika jawaban pertama tidak jelas atau tidak lengkap, pewawancara
tidak sepenuhnya memahami jawabannya, atau dalam kasus lain di mana
pewawancara membutuhkan informasi yang lebih spesifik atau mendalam.

Tujuan utama dari wawancara tidak terstruktur adalah untuk mengeksplorasi dan
menyelidiki beberapa faktor dalam situasi yang mungkin menjadi pusat area masalah
yang luas. Selama proses ini mungkin menjadi jelas bahwa masalah, seperti yang
diidentifikasi, hanyalah gejala dari masalah yang lebih serius dan mengakar.
Melakukan wawancara tidak terstruktur dengan banyak orang dapat menghasilkan
identifikasi beberapa faktor kritis dalam situasi tersebut yang kemudian akan dikejar
lebih lanjut selama wawancara terstruktur untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam.
(3) Keunggulan Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai keunggulan sebagai


berikut: (1) dapat memperoleh informasi yang lebih kompleks; (2) tidak terikat dengan
umur dan pendidikan; (3) dapat untuk menggali data pribadi untuk seseorang; (4)
metode ini tidak akan menemui kesulitan meskipun respondennya buta huruf sekalipun,
atau pada lapisan masyarakat yang manapun, karena alat utamanya adalah bahasa
verbal. Dengan pengertian bahwa interviewer harus dapat menyesuaikan bahasa dan
cara dengan latar belakang responden; (5) Pewawancara dapat membangun hubungan
dengan peserta untuk membuat mereka merasa lebih nyaman, yang dapat menghasilkan
tanggapan yang lebih mendalam – terutama mengenai topik sensitive; (6) Pewawancara
memiliki kesempatan lebih besar untuk mengajukan pertanyaan lanjutan, menggali
informasi tambahan, dan melingkari kembali pertanyaan kunci dalam wawancara untuk
menghasilkan pemahaman yang lebih mendalam tentang sikap, persepsi, motivasi, dll;
(7) Pewawancara dapat memantau perubahan nada dan pilihan kata untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih dalam. (Perhatikan, jika wawancara mendalam dilakukan
secara tatap muka, peneliti juga dapat fokus pada bahasa tubuh.); (8) Kualitas sampel
yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa metode pengumpulan data lainnya;
(9) Peneliti membutuhkan lebih sedikit peserta untuk mendapatkan wawasan yang
bermanfaat dan relevan; (10) Tidak ada gangguan potensial atau dinamika tekanan
teman sebaya yang terkadang muncul dalam FGD; (11) Karena wawancara berpotensi
untuk menemukan sesuatu yang sangat mendalam, maka peneliti harus dapat
mengidentifikasi temuan yang sangat berharga dengan cepat.

(4) Kelemahan Wawancara

Berikut ini adalah beberapa kelemahan pengumpulan data pada wawancara, (1)
Wawancara mendalam cukup memakan waktu, karena wawancara harus di transkrip,
diatur, dianalisis, dan dilaporkan; (2) Jika pewawancara tidak sangat terampil dan
berpengalaman, seluruh proses wawancara tidak akan jauh berbeda dengan kuesioner;
(3) Prosesnya bisa relatif mahal dibandingkan dengan metode lain. (Namun, wawancara
mendalam melalui telepon vs. tatap muka dapat mengurangi biaya secara signifikan.);
(4) Peserta harus dipilih dengan hati-hati untuk menghindari bias, dan ini dapat
mengakibatkan proses yang lebih lama; (5) Peserta biasanya mengharapkan insentif
untuk ikut berpartisipasi, dan ini harus dipilih dengan cermat untuk menghindari bias.
(5) Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses wawancara

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses wawancara antara


lain: (1) pertanyaan-pertanyaan pembukaan, yang informal dan ringan; (2) gaya bicara,
nada dan irama yang menarik; (3) ajukan kalimat pertanyaan yang pendek dan tegas;
(4) hindari pertanyaan yang bersifat intimidasi; (5) mengadakan paraphase
(menguraikan dengan kata-katanya sendiri); (6) melakukan pencatatan; (7) melakukan
prodding (dorongan) atau probing (pertanyaan pendalaman); (8) menilai jawaban
responden.

3) Focus Grup Discussion (FGD)

FGD adalah metode riset kualitatif yang paling sering digunakan. Focus group
adalah diskusi yang dilakukan oleh moderator terlatih dalam suasana yang tidak
terstruktur dan secara alami dengan sekelompok kecil peserta. Seorang moderator
memimpin dan mengembangkan diskusi. Tujuan utama dari kelompok fokus adalah
untuk mendapatkan wawasan dengan membuat forum di mana peserta merasa cukup
nyaman dan santai. Dalam forum seperti itu, diharapkan para peserta dapat
merefleksikan dan menggambarkan perasaan dan perilaku mereka, dengan langkah
mereka dan menggunakan bahasa, sarana ekspresi, dan logika. Telah dikatakan bahwa
yang paling menarik dari FGD adalah untuk menjembatani perbedaan sosial dan budaya
antara peneliti dan target pesertanya.

Berikut ini adalah karakteristik dari FGD :

Manfaat utama Anggota kelompok “memberi umpan” satu


sama lain dan secara kreatif mengungkapkan
ide-ide yang mungkin tidak terpikirkan atau
berani ditangani oleh peneliti
Kelemahan utama Anggota kelompok mungkin merasa
terintimidasi atau malu dan mungkin tidak
mengungkapkan sesuatu yang sebetulnya
penting
Anggota FGD 6 s/d 10 orang
Komposisi kelompok Homogen peserta disaring terlebih dahulu dengan
kuesioner atau melalui karakteristik yang
diketahui, dan tidak dipilih secara random
Setting Lingkungan Suasana santai, informal, 'nyaman' dari sudut
pandang Peserta, interaktif
Stimuli diskusi Penggunaan papan cerita, papan suasana hati,
produk, iklan, film,musik, situs web, brosur
Durasi 1,5 jam s/d 6 jam
Alat Perekaman Penggunaan perekam audio, video, dan catatan
dari pengamatan Skill Moderator Memiliki
Keterampil
Skill Moderator Memiliki Keterampilan observasi,
interpersonal dan komunikasi

4) Observasi

Salah satu metode pengumpulan data yang banyak digunakan pada penelitian
kualitatif adalah observasi yaitu pengamatan terencana, perekaman, analisis, dan
interpretasi perilaku, tindakan, atau kejadian/fenomena. Terdapat lima langkah
pendahuluan yang harus diambil pada waktu melakukan pengamatan langsung, yaitu,
(1) Aspek tingkah laku yang akan diamati harus dipilih; (2) Tingkah laku yang masuk
ke dalam kategori yang telah dipilih harus dirumuskan dengan jelas; (3) Orang yang
akan melakukan pengamatan harus dilatih; (4) Suatu sistem untuk mengukur
pengamatan harus dikembangkan; (5) Prosedur terperinci untuk mencatat tingkah laku
harus dikembangkan.

(1) Petunjuk Mengadakan Observasi


Observasi sebagai metode pengumpulan data dapat mencapai hasil yang baik
apabila observasi tersebut dilaksanakan berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ada.
Petunjuk yang bersifat umum yang mendasari setiap pelaksanaan observasi adalah :

- Lebih dahulu kita harus terapkan bahwa metode observasi merupakan metode yang
tepat untuk tujuan penelitian.
- Bila telah jelas bahwa observasi adalah teknik yang tepat, kita harus memulai
memerinci segala unsur data misalnya sifatnya, banyaknya dan unsur-unsur lain
lagi yang mungkin penting sekali dalam penelitian.
- Bila telah jelas jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dan penggunaannya,
maka perlu kemudian dipikirkan bagaimana cara kita mencatat dan menyusun data
tersebut.
- Apabila poin 3, ternyata dibutuhkan alat-alat pembantu data, maka alat-alat tersebut
harus disediakan.
- Kini barulah tiba saatnya benar-benar mengadakan observasi untuk pengumpulan
data
(2) Jenis-jenis teknik observasi
Terdapat jenis-jenis teknik observasi dalam pengambilan data, teknik tersebut ialah
- Partisipasi VS nonpartisipasi

Observasi partisipasi (participant observation) ialah jika observer telibat langsung


secara aktif dalam objek yang teliti atau ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang
dobservasi. Keadaan yang sebaliknya disebut nonobservasi partisipasi karena observer
tidak berperan serta ikut ambil bagian kehidupan observe. Yang perlu diperhatikan di
dalam observasi partisipasi ini adalah jangan sampai observee tahu bahwa pengamat
yang sedang berada di tengah-tengah mereka sedang memperhatikan gerak-gerik
mereka. Oleh karena itu pada pencatatanpencatatan yang dibuat oleh pengamat jangan
sampai terlihat oleh sasaran pengamatan. Apabila observasi tahu bahwa mereka sedang
dijadikan obyek pengamatan, maka akan terjadi kemungkinan-kemungkinan pada diri
observee sebagai berikut, (1) Bertingkah laku yang tidak sebenarnya (dibuat-buat; (2)
Kepercayaan mereka terhadap pengamat akan berkurang atau bahkan hilang yang
akhirnya mereka menutup diri serta mempunyai prasangka; (3) Dapat mengganggu
situasi kegiatan penelitian dan hubungan pribadi antara peneliti dengan observe.

Ketiga kemungkinan ini, manakala terjadi sungguhan dalam proses pengamatan


maka semua data yang diperoleh dari hasil observasi merupakan data yang bias. Agar
observasi partisipan memperoleh data yang valid, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut, (1) Dirumuskan gejala apa saja yang akan diobservasi; (2) Bersikaplah
sedemikian rupa agar tidak menampakkan bahwa kita melakukan pengamatan; (3)
Upayakan cara pencatatan yang baik, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan; (4)
Ciptakan dan pelihara hubungan baik dengan observe; (5) Membatasi intensitas
partisipasi (partisipasi sebagian dan atau partisipasi penuh); (6) Menjaga agar situasi
dan iklim psichologis stabil dan tetap wajar saja.

- Sistematis VS nonsistematis
Observasi sistematis atau observasi berkerangka (structured observation) ialah
observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya. Kerangka itu memuat
faktor-faktor yang akan diobservasi menurut kategorinya. Sedangkan observasi non
sistematik merupakan observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak
menggunakan instrumen pengamatan.
Yang menjadi ciri utama jenis pengamatan ini adalah mempunyai kerangka atau
struktur yang jelas, dimana di dalamnya berisikan faktor-faktor yang akan diobservasi,
dan sudah dikelompokkan ke dalam kategori-kategori. Dengan demikian maka materi
observasi mempunyai cakupan yang lebih spesifik dan terbatas, sehingga pengamatan
lebih terarah. Pada umumnya observasi sistematis ini didahului suatu observasi
pendahuluan, yakni dengan observasi partisipatif guna mencari penemuan dan
perumusan masalah yang akan dijadikan sasaran observasi.
- Eksperimental VS noneksperimen

Observasi eksperimental ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang


disiapakan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan. Pengamatan ini
dilakukan dengan cara observee dimasukkan ke dalam suatu kondisi atau situasi
tertentu. Kondisi dan situasi itu diciptakan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga
gejala yang akan dicari/diamati akan timbul. Faktor-faktor dan semua kondisi dapat
diatur dan dikendalikan peneliti. Pengamatan dilakukan dengan amat teliti, karena pada
umumnya gejala-gejala sosial itu sulit untuk ditimbulkan lagi meskipun dalam situasi
dan kondisi yang sama.

Dalam pengamatan ini tidak perlu menunggu terlalu lama timbulnya suatu gejala
atau tingkah laku yang diperlukan. Sebab gejala/tingkah laku yang sulit timbul dalam
keadaannormal, dengan stimulus/kondisi yang sengaja diciptakan itu, gejala-gejala
tersebut dapat muncul. Misalnya gejala agresi, frustasi, kreasi dan sebagainya.

Pengamatan jenis ini sering mengalami “bias”. Hal ini karena observee seolah-olah
dipaksa untuk meninggalkan lingkungan mereka yang asli, dan memasuki suatu tempat
atau ruangan yang baru yang dikondisikan mereka. Sehingga apa yang dilakukan
mereka di tempat/situasi yang baru ini berbeda dengan tingkah laku mereka di tempat
asal mereka. Jadi kemungkinan tingkah laku mereka selama di dalam percobaan dibuat-
buat.

(3) Alat observasi


Berikut ini adalah alat bantu yang digunakan dalam observasi antara lain adalah :

- Daftar riwayat kelakuan (anecdotal record): pengamat mencatat mengenai


kelakuan-kelakuan luar biasa. Pengamat memiliki kebebasan untuk mencatat
kelakuan-kelakuan yang dianggap penting. Penyelidik segera mencatat tentang apa
dan bagaimana kejadiannya, bukan bagaimana menurut pendapatnya.
- Catatan berkala: dalam hal ini pengamat tidak selalu mencatat kejadian yang ada,
melainkan hanya pada waktuwaktu tertentu. Apa yang pengamat lakukan adalah
mengadakan observasi cara-cara orang bertindak dalam jangka waktu tertentu,
kemudian mencatat kesan-kesan umumnya.
- Daftar catatan (check list): merupakan alat observasi yang terdiri dari daftar item
yang berisi nama-nama subyek dan faktor-faktor yang diselidiki. Ada atau tidaknya
item itu ditandai dengan mengecek “ya” atau “tidak”. Jenis alat ini mensistematisasi
dan memudahkan perekaman hasil observasi.
- Skala penilaian (rating scale): adalah pencatatan obyek atau gejala penelitian
menurut tingkat-tingkatnya. Alat ini untuk memperoleh gambaran mengenai
keadaan obyek menurut tingkatannya masing-masing. Klasifikasi dapat bergerak
antara tiga sampai lima atau tujuh kategori, misal: selalu, kadang-kadang, tidak
pernah, atau sangat baik, baik, sedang, kurang dan sangat kurang
(4) Keuntungan-keuntungan observasi

Keuntungan-keuntungan digunakan teknik pengumpulan data dengan observasi


adalah, (1) Sebagai alat langsung yang dapat meneliti gejala; (2) Observee yang selalu
sibuk lebih senang diteliti melalui observasi daripada diberi angket atau mengadakan
wawancara; (3) Memungkinkan pencatatan serempak terhadap berbagai gejala, karena
dibantu oleh observee lainnya; (4) Tidak tergantung pada self-report.

(5) Kelemahan-kelemahan observasi

Kelemahan-kelemahan penggunaan teknik pengumpulan data dengan observasi


adalah: (1) banyak kejadian langsung tidak dapat diobservasi, misalnya rahasia pribadi
observee; (2) observee yang menyadari dirinya sebagai objek penelitian cenderung
untuk memberikan kesan-kesan yang menyenangkan observer; (3) kejadian tidak
selamanya dapat diramalkan, sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama; (4) tugas
observer akan terganggu jika terjadi peristiwa tak terduga seperti hujan, kebakaran, dan
lain-lain; dan (5) terbatas kepada lamanya kejadian berlangsung.

5) Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan
data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,
maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data,
yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang


berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang
sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal ini dapat digambarkan seperti
gambar berikut.

Observasi
Partisipatif

Wawancara Sumber
Mendalam Data Sama

Dokumentasi

Wawancara
Mendalam B

C
Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa
fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah
ditemukan. Tujuan penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari
kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalam
memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan subyek salah, karena
tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan hukum.

Nilai dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui
data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi. Oleh karena
itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang
diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti. Melalui triangulasi triangulasi akan
lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.

2. Metode Pengumpulan Data Sekunder


Sering kali peneliti pemula menganggap remeh data sekunder sehingga sering kali
diabaikan. Data sekunder membantu mendefinisikan masalah penelitian sosial dan
sering kali digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya. Selain itu,
sebelum mengumpulkan data primer, peneliti harus mencari dan menganalisis data
sekunder yang relevan sebagai bagian dari studi pendahuluan. Dengan demikian, data
sekunder merupakan menjadi komponen penting dari desain penelitian yang baik. Data
sekunder dapat membantu dalam desain penelitian secara keseluruhan dan mendesign
kerangka sampel yang tepat. Namun demikian keuntungan dan kerugian dari
penggunaan data sekunder perlu dipertimbangkan sebelum memulai mendesign
penelitian. Data sekunder dapat berasal dari internal peneliti sendiri jika peneliti
merupakan bagian dari suatu institusi dan akan melakukan penelitian terkait
institusinya. Data sekunder dapat data sekunder eksternal, yaitu data sekunder yang
dimiliki, dikumpulkan atau diterbitkan oleh pihak lain seperti laporan keuangan
publikasi, basis data online dan offline, penelitian pihak lain dsb.

1) Analisis Dokumen atau Dokumentasi

Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan


data sekunder. Analisis dokumen adalah prosedur sistematis untuk mereview atau
mengevaluasi dokumen, baik berupa hardcopy dan maupun softcopy. Seperti metode
analisis lainnya dalam penelitian kualitatif, analisis dokumen mengharuskan data
diperiksa dan ditafsirkan untuk memperoleh makna, memperoleh pemahaman, dan
mengembangkan empiris pengetahuan. Dokumen yang akan dianalisis dapat berupa
bermacam-macam bentuk. Dokumen dapat berbentuk iklan, brosur, agenda kegiatan,
jurnal, daftar hadir, dan notulen rapat, buku, surat, peta, grafik, berita surat kabar dan
majalah. Dokumen-dokumen ini dapat ditemukan di perpustakaan, arsip surat kabar,
buku sejarah, kantor layanan publik, ataupun file internal organisasi/institusi. Peneliti
biasanya melakukan review literatur (sebelumnya) sebagai bagian dari penelitian.
Tentunya penelitian-penelitian sebelumnya merupakan sumber data yang penting
sebagai salah satu dasar peneliti untuk melakukan analisis data. Namun demikian
prosedur analisis dokumen memerlukan pencarian, pemilihan, penilaian (memahami),
dan sintesis data yang terkandung dalam setiap dokumen. Analisis dokumen
menghasilkan data, kutipan sebagian atau seluruh bagian yang kemudian disusun
menjadi kategori atau tema utama penelitian.

Terdapat bermacam-macam metode dalam analisis dokumen, seperti narative


review, systematic literature review, meta analisis, scientometric /bibliometric analisis
dsb. Metode metode tersebut sering kali digunakan sebagai bagian dari sebuah
penelitian namun tidak jarang menjadi sebuah penelitian yang mandiri.

(1) Jenis Dokumen

Dokumen dapat dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi
adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman
dan kepercayaannya. Maksud mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk
memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar
subjek penelitian.

Jika peneliti meminta atau subjek untuk menuliskan pengalaman berkesan mereka,
hal itu dipandang juga sebagai dokumen pribadi. Di antara berbagai macam dokumen
pribadi yang dibahas disini hanyalah tiga buah yang bukan dimintakan oleh peneliti
untuk disusun, melainkan memang sudah ada. Ketiganya adalah buku harian, surat
pribadi, dan otobiografi.

(2) Keunggulan dan Kelemahan Analisis Dokumen

Salah satu keunggulan dasar dari analisis dokumen adalah memungkinkan peneliti
untuk melakukan penelitian tentang subjek, yang peneliti tidak memiliki akses data.
Analisis dokumen memungkinkan untuk melakukan penelitian yang bersifat
longitudinal. Dokumen-dokumen yang tergabung dalam satu waktu tertentu dapat
menjadi rujukan peneliti untuk melihat perubahan yang dialami suatu obyek dari waktu
ke waktu. Dokumen memungkinkan untuk merekam “pengakuan” penulisnya yang
sering kali akan lebih jujur (terutama yang hanya dapat dibaca, setelah kematian
penulisnya), dibandingkan dengan wawancara atau kuesioner. Sedangkan kerugian
analisis dokumen adalah, sebagian besar dokumen ditulis dengan tujuan berbeda oleh
penulis sebelumnya sehingga dapat menimbulkan bias. Sehingga dokumen-dokumen
tersebut cenderung dibesar-besarkan dan dibuat-buat agar terlihat bagus.

IV. Etika Dalam Pengumpulan Data

Pada saat pengumpulan data terkait dengan data individu peneliti harus memiliki
pertimbangan etis (ethical consideration). Pertimbangan etis mengacu kepada praktik
etis tentang bagaimana data dikumpulkan, disimpan, atau dibagikan. Pertimbangan etis
dapat mencakup kemampuan peneliti untuk menyimpan data dengan aman, atau izin
untuk menggunakan data atau berbagi data. Berikut adalah beberapa pertimbangan etis
yang perlu dipikirkan sebelum mengumpulkan data penelitian :

1. Persetujuan etis
Persetujuan etis adalah persetujuan tertulis responden/informan untuk ikut
berpartisipasi dalam setiap kegiatan penelitian di mana data dan informasi yang bersifat
pribadi dikumpulkan. Sebuah dokumen harus disiapkan yang menguraikan tujuan
penelitian, mengapa data dikumpulkan, bagaimana cara mengumpulkannya, bagaimana
data akan disimpan, untuk berapa lama dan siapa yang akan memiliki akses. Fasilitator
atau emunerator penelitian diminta untuk memastikan bahwa peserta memahami
informasi ini dan memberikan persetujuan.
2. Rahasia dan Anonim.
Rahasia mengacu pada informasi yang terhubung ke individu tertentu akan tetapi
tetap bersifat rahasia seperti catatan medis atau layanan. Data anonim adalah informasi
yang tidak dapat dilacak ke individu tertentu. Kedua jenis data ini mungkin berguna,
tetapi penting untuk memastikan bahwa peserta mengetahui bahwa informasi yang
mereka berikan bersifat rahasia dan anonym
3. Komunikasi yang jelas dan data sharing
Meskipun sangat penting untuk memiliki SOP yang jelas ketika mengumpulkan
data, namun prosedur untuk berbagi data jangan sampai terabaikan. Data individu
bersifat pribadi dan sensitive sehingga jangan sampai peneliti baik sadar atau tidak
sadar berbagi data. Hal ini perlu dikomunikasikan kepada responden bahwa setiap
informasi yang dikumpulkan dan dianalisis dengan prosedur untuk menjamin privasi
data individu.
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Pengumpulan data adalah prosedur ekstensif untuk mengumpulkan detail tentang


topik penelitian tertentu yang dilakukan dengan cara yang sistematis. Informasi yang
dikumpulkan harus dalam bentuk tertentu sehingga mampu digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Satu hal yang harus diingat oleh peneliti adalah akurasi dan
integritas data penelitian, terlepas dari metode dan pendekatan yang digunakan, peneliti
harus memastikan bahwa data dikumpulkan dengan benar dengan jujur apa adanya.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti
biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia gunakan, dugaan tersebut
disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis secara empiris, seorang
peneliti membutuhkan pengumpulan data untuk diteliti secara lebih mendalam.

Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam


hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya dan
masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai wujud,
mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan. Semua hal
tersebut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan sebagai bahan untuk
melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu konsep.

II. Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber lebih banyak dan lebih bertanggung jawab.
Daftar Pustaka

Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitaif. Yogyakarta: CV


Pustaka Ilmu

Rahman, dkk. 2022. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Bandung: Widina Bhakti Persada

Jailani, M. S. (2023). Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian Ilmiah


Pendidikan Pada Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. IHSAN: Jurnal
Pendidikan Islam, 1(2), 1-9.

Anda mungkin juga menyukai