Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
Influence of work culture of the city transport driver to the passenger satisfaction in
Padang City
Abstrak
Keluhan yang lazim diungkapkan oleh masyarakat pengguna layanan angkutan kota berkaitan
dengan budaya kerja pengemudi angkutan kota antara lain pengemudi angkutan kota yang
mengambil dan menurunkan penumpang di luar pangkalan dan suka ngetem, memutar musik
dengan volume tinggi, ugal-ugalan dan mengemudikan angkutan kota dengan kecepatan
tinggi dan kebut-kebutan di jalan raya dan rem mendadak jika melihat ada calon penumpang
di pinggir jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja
pengemudi angkutan kota terhadap kepuasan penumpang di Kota Padang. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah 400
penumpang angkutan kota di Kota Padang. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin
dan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket dengan pengukuran skala likert dan wawancara. Data dianalisis menggunakan teknik
analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti adanya
pengaruh yang signifikan budaya kerja pengemudi angkutan kota terhadap kepuasan
penumpang di Kota Padang sebesar 19,1%. Berdasarkan hasil ini perlu upaya pemerintah
kota Padang merumuskan suatu bimbingan teknis kepada para pengemudi angkutan kota
tentang nilai-nilai budaya kerja yang dapat meningkatkan kepuasan penumpang.
Keywords: Budaya Kerja; Kepuasan Penumpang ; Angkutan Kota
Abstract
Complaints that are commonly expressed by the community of users of urban transport
services associated with the working culture of the city's transport drivers include city
transport drivers who take and drop off passengers outside the base and like to stop waiting
passengers, play music with high volume, reckless and drive city transportation at high speed
on the highway and brake suddenly if they see a prospective passenger on the roadside. The
purpose of this research is to analyze the influence of work culture of city transport driver to
passenger satisfaction in Padang City. The method used in this research is quantitative
method with descriptive approach. The sample in this research were 400 passenger of city
transportation in Padang City. Sampling using slovin formula and Simple Random Sampling
38
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
technique. Data collected by using questionnaires with likert scale measurements and
interviews and also Data were analyzed using simple linear regression analysis technique.
The results of this study indicate that there is a significant effect of the work culture of the
city transport driver to the satisfaction of passengers in the city of Padang by 19.1%. Based
on these results it is necessary that the Padang city government efforts to formulate technical
guidance to the drivers of urban transport on the values of work culture that can improve
passenger satisfaction
Keywords: Work Culture; Passengers Satisfaction ; Urban Transportation
40
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
diyakini kebenarannya dan telah menjadi believed and become a habit by a mass
kebiasaan dalam menyelesaikan pekerjaan transporation driver in doing their work
sehari-hari. Ada tiga indikator budaya and will come up consciously while
kerja menurut Taliziduhu Ndraha driving the vehicle, dealing with the
(2005:212-214), antara lain: (1) Sikap passengers and other stakeholders in their
terhadap kerja merupakan kecenderungan work” (Budaya Kerja Pengemudi adalah
jiwa terhadap sesuatu dalam bekerja. adalah nilai yang diyakini dan menjadi
Kecenderungan itu berkisar antara kebiasaan oleh pengemudi transportasi
menerima sepenuhnya dengan menolak massal dalam melakukan pekerjaan
sekeras-kerasnya. Sikap terhadap mereka dan mendatangkan kesadaran dan
pekerjaan dipengaruhi melalui: Informasi ketidaksadaran saat mengemudi
dan pengetahuan tentang kerja yaitu kendaraan, berurusan dengan penumpang
memperbesar volume ruang kognitif dan stakeholder lainnya dalam pekerjaan
manusia dan dapat memperluas alternatif mereka).
dan kesempatan kerja, sedangkan
kesadaran akan kepentingan tertentu yaitu b. Transportasi
apabila kepentingan berubah maka sikap Transportasi menurut Zulfiar Sani (2010:2)
terhadap kerja juga berubah. Sikap juga adalah perpindahan orang atau barang dari
bisa berubah dari positif (menerima), ragu- satu tempat ke tempat lainnya atau dari
ragu, negatif (menolak) terhadap kerja dan tempat asal ke tempat tujuan dengan
sebaliknya. (2) Perilaku di waktu bekerja menggunakan sebuah wahana yang
merupakan sesuatu yang muncul setelah digerakkan oleh manusia, hewan atau
sikap yang semangat dalam bekerja maka mesin. Transportasi menurut Miro dalam
akan berwujud perilaku seperti rajin, tidak Ardiansyah, (2015:1) diartikan sebagai
cepat lelah, sungguh-sungguh, ramah, usaha memindahkan, menggerakkan,
sabar, dan sebagainya. (3) Lingkungan mengangkut atau mengalihkan suatu objek
kerja yaitu Lingkungan kerja dalam arti dari suatu tempat ke tempat lain, di mana
fisik dibangun berdasarkan prinsip-prinsip di tempat lain ini objek tersebut lebih
ergonomik. Ergonomics adalah studi bermanfaat atau dapat berguna untuk
tentang hubungan bioteknikal antara sifat- tujuan-tujuan tertentu. Jadi, dapat
sifat fisik manusia dengan tuntutan fisik disimpulkan bahwa transportasi
pekerjaan. Hal ini pengkajian tentang merupakan suatu pemindahan barang atau
hubungan manusia dengan alat kerja. orang dari suatu tempat ke tempat lain
Dalam bekerja manusia membangun dengan menggunakan alat penggerak
lingkungan kerja yang nyaman dan untuk mencapai tempat yang dituju.
menggunakan alat (teknologi) agar dapat
bekerja efektif, efisien dan produktif. Mulyono Sadyohutomo (2008:153-154)
Dalam lingkungan kerja perilaku menjelaskan ada enam prinsip-prinsip
menentukan cara bagaimana seseorang dalam Penyelenggaraan layanan
menggunakan alat kerja. transportasi antara lain:
1) Aman yaitu pada prinsip ini mencakup
Aldri Frinaldi, (2017b) mengungkapkan rasa aman bebas dari cidera atau sampai
bahwa, “Driver work culture is a value merenggut jiwa.
41
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
42
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
43
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
44
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
45
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
46
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
penumpang terjatuh sebelum turun. Selain standar ketentuan berlaku dapat menjadi
itu, pengemudi tetap menaikkan jera.
penumpang dengan keadaan tempat duduk
penumpang dalam angkot sudah terisi E. Kesimpulan
penuh.Selanjutnya penumpang menilai Berdasarkan hasil analisis data dari
perilaku pengemudi angkot masih kebut- pembahasan yang telah dijabarkan maka
kebutan dengan mengemudikan kendaraan dapat disimpulkan bahwa budaya kerja
mobil dengan kecepatan tinggi, sehingga pengemudi angkot kode trayek 419 Pasar
penumpang menjadi cemas dan duduk raya-Lubuk Buaya Kota Padang dapat
penumpang menjadi bergeser maka dikategorikan sedang, karena berada pada
membuat penumpang mejadi tidak rentang nilai 41%-61% dengan nilai mean
nyaman. Dan pengemudi angkutan kota budaya kerja adalah 3,33 karena jawaban
(angkot) pada lingkungan kerjanya responden yang berada di atas mean 3,33
menyetelkan musik di dalam angkutan sebanyak 195 responden atau 49% dari
kota tergantung diwaktu tertentu saja 400 responden. Angka tersebut
seperti disaat sepi menyetelkan musik menunjukkan bahwa penumpang menilai
dengan volume keras dalam angkutan kota budaya kerja dalam kategori sedang.
tetapi di saat ramai penumpang dalam Sementara kepuasan penumpang angkot
angkutan kota tidak dinyalakan musik kode trayek 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya
dengan volume yang keras. Kota Padang pada budaya kerja
pengemudi angkot berada dalam kategori
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku sedang karena berada pada rentang 41%-
dibidang perhubungan (trasnportasi) 60% yaitu sebanyak 177 responden 44 %
kendaraan angkutan kota tidak dibenarkan dari 400 responden menyatakan bahwa
menggunakan peralatan musik yang budaya kerja sedang.
bervolume keras, termasuk mengubah
standar keadaan kendaraan (tidak boleh Berdasarkan analisis data yang telah
kendaraan di “ceper”kan, knalpot dengan dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
keras, kaca gelap). Meskipun pernah budaya kerja berpengaruh secara
dilakukan razia oleh pihak yang signifikan terhadap kepuasan penumpang.
berwenang terhadap kendaraan yang Variabel budaya kerja berpengaruh secara
melanggar ketentuan tersebut, tetapi signifikan terhadap kepuasan penumpang
setelah razia berlalu, angkutan kota karena signifikansi 0,000. Budaya kerja
tersebut kembali “memoles” kendaraan berkontribusi terhadap kepuasan sebesar
seperti semula lagi. 19,1% sedangkan sisanya 80,9%
berkontribusi oleh variabel lain yang tidak
Oleh sebab itu, menurut peneliti bahwa diteliti dalam penelitian ini. Sehingga
pihak berwenang harus senantiasa secara dapat dikatakan semakin besar kekuatan
rutin melakukan razia kendaraan angkutan budaya kerja maka semakin besar juga
kota ini, misal seminggu sekali setiap kepuasan penumpang angkot kode trayek
bulannya, sehingga mereka (angkot) yang 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota
“memoles” kendaraan tidak berdasarkan Padang. Sementara kepuasan penumpang
yang ada baru berkategori sedang
47
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
48
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875
49