Anda di halaman 1dari 12

Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018

Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Pengaruh Budaya Kerja Pengemudi Angkutan Umum Kota


Terhadap Kepuasan Penumpang di Kota Padang

Influence of work culture of the city transport driver to the passenger satisfaction in
Padang City

Digna Kasandra, Aldri Frinaldi, Dasman Lanin


Jurusan Ilmu Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang
Email : dignakasandra281@gmail.com

Abstrak
Keluhan yang lazim diungkapkan oleh masyarakat pengguna layanan angkutan kota berkaitan
dengan budaya kerja pengemudi angkutan kota antara lain pengemudi angkutan kota yang
mengambil dan menurunkan penumpang di luar pangkalan dan suka ngetem, memutar musik
dengan volume tinggi, ugal-ugalan dan mengemudikan angkutan kota dengan kecepatan
tinggi dan kebut-kebutan di jalan raya dan rem mendadak jika melihat ada calon penumpang
di pinggir jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh budaya kerja
pengemudi angkutan kota terhadap kepuasan penumpang di Kota Padang. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah 400
penumpang angkutan kota di Kota Padang. Pengambilan sampel menggunakan rumus slovin
dan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket dengan pengukuran skala likert dan wawancara. Data dianalisis menggunakan teknik
analisis uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terbukti adanya
pengaruh yang signifikan budaya kerja pengemudi angkutan kota terhadap kepuasan
penumpang di Kota Padang sebesar 19,1%. Berdasarkan hasil ini perlu upaya pemerintah
kota Padang merumuskan suatu bimbingan teknis kepada para pengemudi angkutan kota
tentang nilai-nilai budaya kerja yang dapat meningkatkan kepuasan penumpang.
Keywords: Budaya Kerja; Kepuasan Penumpang ; Angkutan Kota

Abstract
Complaints that are commonly expressed by the community of users of urban transport
services associated with the working culture of the city's transport drivers include city
transport drivers who take and drop off passengers outside the base and like to stop waiting
passengers, play music with high volume, reckless and drive city transportation at high speed
on the highway and brake suddenly if they see a prospective passenger on the roadside. The
purpose of this research is to analyze the influence of work culture of city transport driver to
passenger satisfaction in Padang City. The method used in this research is quantitative
method with descriptive approach. The sample in this research were 400 passenger of city
transportation in Padang City. Sampling using slovin formula and Simple Random Sampling
38
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

technique. Data collected by using questionnaires with likert scale measurements and
interviews and also Data were analyzed using simple linear regression analysis technique.
The results of this study indicate that there is a significant effect of the work culture of the
city transport driver to the satisfaction of passengers in the city of Padang by 19.1%. Based
on these results it is necessary that the Padang city government efforts to formulate technical
guidance to the drivers of urban transport on the values of work culture that can improve
passenger satisfaction
Keywords: Work Culture; Passengers Satisfaction ; Urban Transportation

A. Pendahuluan Sumatera Barat. Salah satu bentuk


Sektor transportasi dewasa ini memegang angkutan umum ini adalah kendaraan
peranan penting untuk menunjang kegiatan angkutan dalam kota yang melayani
perekonomian dan pembangunan suatu rute/trayek tertentu berdasarkan perizinan
Negara serta untuk membantu masyarakat dari instansi yang berwenang. Angkutan
memenuhi kebutuhan hidup dalam umum tersebut disebut juga dengan istilah
kegiatan sehari-hari. Zulfiar Sani (2013:1) Angkutan Kota (Angkot). Angkutan Kota
menyatakan bahwa transportasi merupakan (Angkot) di Kota Padang berdasarkan
sebuah proses pemindahan manusia atau peraturan daerah Kota Padang nomor 11
barang dari satu tempat ke tempat lainnya tahun 2005 tentang ketertiban umum dan
dengan menggunakan sebuah angkutan ketentraman masyarakat adalah angkutan
yang digerakkan oleh manusia atau mesin. dari suatu tempat ke tempat lain dalam
Setiap masyarakat yang melakukan kota Padang dengan menggunakan mobil
perpindahan untuk memenuhi kebutuhan bus umum atau mobil penumpang umum
hidup maka akan bergerak dari satu tempat yang terikat dalam trayek.
ke tempat lain seperti dari rumah ke
tempat tujuan, misalnya ke pasar, tempat Angkot di Kota Padang Berjumlah 2145
bekerja, rumah sakit, sekolah atau ke armada dalam 72 trayek. Angkot Padang
tempat lain yaitu ke tempat rekreasi memiliki bagian luar badan mobil dihiasi
maupun untuk melaksanakan kegiatan dengan berbagai macam stikter yang
sosial. Untuk itu diperlukan alat penunjang menutupi sebagian badan mobil, bumper
transportasi untuk melaksanakan berbagai mobil dibuat rendah hampir menyentuh
kegiatan. Salah satu alat transportasi yang aspal jalan, sedangkan pada bagian dalam
menjadi alternatif bagi masyarakat yang dihiasi dengan lampu klap-klip warna-
tidak memiliki kendaraan pribadi agar warni, televisi dan pemasangan sound
cepat sampai di tempat tujuan adalah system di dalam angkot. Sering kali upaya
angkutan umum. pengemudi angkot mengejar target setoran,
maka dalam mengemudikan angkot
Angkutan umum merupakan salah satu dirasakan oleh masyarakat pengguna
urat nadi penyokong kehidupan layanan pada ketidaknyamanan. Keluhan
masyarakat di kawasan perkotaan, yang lazim diungkapkan oleh masyarakat
termasuk di Kota Padang, Provinsi pengguna layanan angkutan kota berkaitan
39
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

dengan budaya kerja pengemudi angkot kekuatan pendorong, tertanam dalam


Kota Padang antara lain dalam bentuk kelompok masyarakat atau organisasi,
sikap pengemudi angkot yang mengambil yang tercermin dalam sikap kemudian
dan menurunkan penumpang di luar menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita,
pangkalan dan pengemudi angkot yang pandangan, dan tindakan).
suka ngetem (sedang berhenti menunggu
penumpang) di berbagai tempat di luar Menurut Asyrori (2014:1722) budaya kerja
pangkalan untuk mendapatkan penumpang merupakan sebagai sikap dan perilaku
yang lebih banyak dengan waktu yang individu dan kelompok yang didasari atas
cukup lama seperti di Pasar Raya dan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan
sikap pengemudi angkot yang memutar telah menjadi sifat serta kebiasaan dalam
musik dengan volume tinggi membuat melaksakan tugas dan pekerjaan sehari-
penumpang menjadi tidak nyaman berada hari. Budaya kerja menurut Budi Paramita
di dalam angkot (Sumber: Koran Online dalam Taliziduhu Ndraha (2005:208)
Padang Ekpress 2015).Selanjutnya budaya mengemukakan bahwa “sebagai
kerja (dalam bentuk suatu perilaku) sekelompok pikiran dasar atau program
pengemudi angkot yang ugal-ugalan dan mental yang dapat dimanfaatkan untuk
mengemudikan angkot dengan kecepatan meningkatkan efisiensi kerja dan
tinggi dan kebut-kebutan di jalan raya serta kerjasama manusia yang dimiliki oleh
saling mendahului dan rem mendadak, jika suatu golongan masyarakat”.
melihat ada calon penumpang di pinggir
jalan sehingga membuat penumpang Moeheriono (2014:346) menyatakan
cemas dan tidak nyaman (Sumber: Koran budaya kerja adalah “cara pandang
Online Padang Ekpress 2015). seseorang disertai dengan suasana hati
Berdasarkan permasalahan tersebut yang didasari pada keyakinan yang
peneliti tertarik untuk menganalisis diyakini terhadap kerja”. Selain itu budaya
pengaruh budaya kerja pengemudi kerja dapat diartikan secara praktis seperti
angkutan kota terhadap kepuasan pola nilai, sikap, tingkah laku, sistem
penumpang di Kota Padang. kerja, teknologi dan bahasa yang
digunakan. Berdasarkan beberapa
B. Tinjauan Pustaka pendapat diatas maka penulis menarik
a. Budaya Kerja kesimpulan bahwa budaya kerja
Aldri Frinaldi, (2011; 2012; 2014; 2017a), merupakan sikap dan perilaku seseorang
mengungkapkan bahwa “Work culture is ataupun sekelompok orang yang didasari
aphilosophy that is based on a view of life atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya
as values into the nature, habits and dan telah menjadi kebiasaan dalam
driving forces, entrenched in a community menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.
group or organization, which is reflected
in the attitude then becomes behaviors, Berdasarkan beberapa pendapat diatas
beliefs, ideals, views , and actions” maka penulis menarik kesimpulan bahwa
(Budaya kerja adalah filsafat yang budaya kerja merupakan sikap dan
didasarkan pada pandangan hidup sebagai perilaku seseorang ataupun sekelompok
nilai ke dalam sifat, kebiasaan dan orang yang didasari atas nilai-nilai yang

40
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

diyakini kebenarannya dan telah menjadi believed and become a habit by a mass
kebiasaan dalam menyelesaikan pekerjaan transporation driver in doing their work
sehari-hari. Ada tiga indikator budaya and will come up consciously while
kerja menurut Taliziduhu Ndraha driving the vehicle, dealing with the
(2005:212-214), antara lain: (1) Sikap passengers and other stakeholders in their
terhadap kerja merupakan kecenderungan work” (Budaya Kerja Pengemudi adalah
jiwa terhadap sesuatu dalam bekerja. adalah nilai yang diyakini dan menjadi
Kecenderungan itu berkisar antara kebiasaan oleh pengemudi transportasi
menerima sepenuhnya dengan menolak massal dalam melakukan pekerjaan
sekeras-kerasnya. Sikap terhadap mereka dan mendatangkan kesadaran dan
pekerjaan dipengaruhi melalui: Informasi ketidaksadaran saat mengemudi
dan pengetahuan tentang kerja yaitu kendaraan, berurusan dengan penumpang
memperbesar volume ruang kognitif dan stakeholder lainnya dalam pekerjaan
manusia dan dapat memperluas alternatif mereka).
dan kesempatan kerja, sedangkan
kesadaran akan kepentingan tertentu yaitu b. Transportasi
apabila kepentingan berubah maka sikap Transportasi menurut Zulfiar Sani (2010:2)
terhadap kerja juga berubah. Sikap juga adalah perpindahan orang atau barang dari
bisa berubah dari positif (menerima), ragu- satu tempat ke tempat lainnya atau dari
ragu, negatif (menolak) terhadap kerja dan tempat asal ke tempat tujuan dengan
sebaliknya. (2) Perilaku di waktu bekerja menggunakan sebuah wahana yang
merupakan sesuatu yang muncul setelah digerakkan oleh manusia, hewan atau
sikap yang semangat dalam bekerja maka mesin. Transportasi menurut Miro dalam
akan berwujud perilaku seperti rajin, tidak Ardiansyah, (2015:1) diartikan sebagai
cepat lelah, sungguh-sungguh, ramah, usaha memindahkan, menggerakkan,
sabar, dan sebagainya. (3) Lingkungan mengangkut atau mengalihkan suatu objek
kerja yaitu Lingkungan kerja dalam arti dari suatu tempat ke tempat lain, di mana
fisik dibangun berdasarkan prinsip-prinsip di tempat lain ini objek tersebut lebih
ergonomik. Ergonomics adalah studi bermanfaat atau dapat berguna untuk
tentang hubungan bioteknikal antara sifat- tujuan-tujuan tertentu. Jadi, dapat
sifat fisik manusia dengan tuntutan fisik disimpulkan bahwa transportasi
pekerjaan. Hal ini pengkajian tentang merupakan suatu pemindahan barang atau
hubungan manusia dengan alat kerja. orang dari suatu tempat ke tempat lain
Dalam bekerja manusia membangun dengan menggunakan alat penggerak
lingkungan kerja yang nyaman dan untuk mencapai tempat yang dituju.
menggunakan alat (teknologi) agar dapat
bekerja efektif, efisien dan produktif. Mulyono Sadyohutomo (2008:153-154)
Dalam lingkungan kerja perilaku menjelaskan ada enam prinsip-prinsip
menentukan cara bagaimana seseorang dalam Penyelenggaraan layanan
menggunakan alat kerja. transportasi antara lain:
1) Aman yaitu pada prinsip ini mencakup
Aldri Frinaldi, (2017b) mengungkapkan rasa aman bebas dari cidera atau sampai
bahwa, “Driver work culture is a value merenggut jiwa.

41
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

2) Nyaman yaitu manusia perlu Dalam Abbas Salim (2012:101) Ada


mendapatkan rasa nyaman sejak empat fungsi angkutan jalan raya antara
persiapan, selama perjalanan, maupun lain: (a) penyediaan angkutan kota, antar
sesudah menempuh perjalanan. kota dan pendesaan berdasaran pada
3) Mudah yaitu tingkat kemudahannya kebutuhan masyarakat, (b) untuk
diukur dengan seberapa banyak pilihan mengetahui layak jalan atau tidak dan alat
yang tersedia bagi konsumen, seperti angkut yang ada maka digunakan alat uji
jenis kendaraan, rute perjalanan, jadwal kendaraan bermotor, (c) angkutan jalan
waktu pelayanan, dan biaya. Semakin raya mengoperasikan pula jembatan
banyak pilihan tersedia menunjukkan timbang untuk menentukan kapasitas muat
tingkat kemudahan dan fleksiblitas kendaraan, dan (d) fungsi lain yang
perjalanan bagi masyarakat. dijalankan oleh transportasi darat ialah
4) Ekonomis yaitu murah, terjangkau menyangkut rambu-rambu dan jalan,
semua lapisan masyarakat. lampu lalu lintas serta meningkatkan
5) Lancar yaitu pada perinsip ini keselamatan.
menjamin ketepatan waktu dalam
penyediaannya dan waktu tempuh yang d. Kepuasan
sesingkat-singkatnya. Menurut Gibson, dkk dalam (Harbani
6) Ramah lingkungan yaitu tidak Pasolong, 2010:144) menyatakan bahwa
berdampak negatif (misalnya getaran, kepuasan pada hakikatnya berkaitan
kebisingan, dan gas buang) yang dapat dengan faktor kebutuhan seseorang
merusak lingkungan. (pelanggan), jika kebutuhan seseorang
terpenuhi maka orang tersebut merasa
c. Angkutan Kota puas, demikian pula sebaliknya. Kepuasan
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan menurut Oliver (dalam Supranto
nomor 35 tahun 2003 pasal 1 butir 9 2011:233) kepuasan adalah tingkat
tentang penyelenggaraan angkutan orang perasaan seseorang setelah
di jalan dengan kendaraan umum membandingkan kinerja atau hasil yang
mendefinisikan angkutan kota adalah dirasakannya dengan harapannya.
angkutan dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu daerah kota atau wilayah Di sisi lain, kepuasan pelanggan Ryzin
ibukota kabupaten dengan menggunakan mengatakan bahwa kepuasan (Dasman
mobil bus umum atau mobil penumpang Lanin, 2017; Aldri Frinaldi, 2017c)
umum yang terikat dalam trayek. “satisfaction is the consumenrs’ or citizen
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. summary’ summary jugment about the
74 Tahun 2014 pasal 1 butir 10 product or service” (ringkasan konsumenrs
mendefinisikan mobil penumpang adalah atau ringkasan warga negara tentang
kendaraan bermotor angkutan orang yang produk atau layanan”. Vigoda dan Gadot
memiliki tempat duduk maksimal 8 (dalam Dasman Lanin, 2014) mengatakan
(delapan) orang, termasuk untuk bahwa “Satisfaction is related to the
pengemudi atau yang beratnya tidak lebih variable information that details of the
dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram. views of citizen with a variety of public
services at the national, local and

42
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

community” (kepuasan berkaitan dengan penyelenggraan besarnya diteteapkan


variabel informasi yang detail pandangan berdasarkan kesepakatan antara
warga dengan berbagai layanan publik di penyelenggara dan masyarakat. (5) Produk
tingkat nasional, lokal dan masyarakat). spesifikasi jenis adalah hasil pelayanan
Dan selanjutnya Muhammad Ali Embi yang diberikan dan diterima sesuai dengan
(2015) mengatakan bahwa, “satisfaction ketentuan yang telah ditetapkan. Produk
or dissatisfaction of consumers or clients pelayanan ini merupakan hasil dari setiap
can be measured by their positive or spesifikasi janis pelayanan. (6)
negative response about the services they Kompetensi pelaksana adalah kemampuan
receive” (kepuasan atau ketidakpuasan yang harus dimiliki oleh pelaksana
konsumen atau klien dapat diukur dengan meliputi pengetahuan, keahlian, dan
respon positif atau negatif mereka terhadap pengalaman. (7) Perilaku pelaksana adalah
layanan yang mereka terima). Berdasarkan sikap petugas dalam memberikan
beberapa pendapat diatas maka penulis pelayanan. (8) Maklumat merupakan
menarik kesimpulan bahwa kepuasan yaitu pernyataan kesanggupan kewajiban
perasaan seseorang setelah penyelenggara untuk melaksanakan
membandingkan sesuatu yang diterima pelayanan sesuai dengan standar
dengan yang diharapkan. pelayanan. (9) Penanganan pengaduan,
saran dan masukan adalah tata cara
Dalam Permenpan Nomor 16 tahun 2014 pelaksanaan penanganan pengaduan dan
tentang Pedoman Survei Kepuasan tindak lanjut.
Masyarakat terhadap Penyelenggaraan
Pelayanan Publik, untuk melakukan survei C. Metode Penelitian
kepuasan pelanggan, pemerintah telah Penelitian ini menggunakan metode
mengatur indikator-indikator yang kuantitatif deskriptif. Penelitian ini
digunakan untuk mengukur tingkat dilakukan disepanjang lintasan kode trayek
kepuasan masyarakat yaitu ada terdapat 9 419 mulai dari M.Yamin - Bundo
(sembilan) ruang lingkup survei kepuasan Kandung – Gereja – Diponegoro - Hang
masyarakat yang digunakan untuk Tuah – Samudera - Simpang Sayonara –
mengukur tingkat kepuasan masyarakat, Damar – Veteran – Juanda - S.Parman –
yaitu : (1) Persyaratan adalah syarat yang Hamka – Tabing - Adinegoro - Lubuk
harus dipenuhi dalam pengurusan suatu Buaya - Batas Kota. Populasi dalam
jenis pelayanan, baik persyaratan teknis penelitian ini adalah penumpang angkutan
maupun administratif. (2) Prosedur adalah kota kode trayek 419 Pasar Raya-Lubuk
tata cara pelayanan yang dibakukan bagi Buaya Kota Padang sebanyak 1.184.400
pemberi dan penerima pelayanan, orang. Sampel dalam penelitian ini
termasuk pengaduan. (3) Waktu adalah diseleksi menggunakan rumus Slovin
jangka waktu yang diperlukan untuk dengan tingkat kesalahan 5% dan
menyelesaikan seluruh proses pelayanan menghasilkan sebanyak 400 sampel
dari setiap jenis pelayanan. (4) Biaya/tarif penumpang angkutan kota kode trayek 419
adalah ongkos yang dikenakan kepada Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota Padang.
penerima layana dalam mengurus dan/atau Pengambilan sampel dalam penelitian ini
memperoleh pelayanan dari menggunakan teknik Simple Random

43
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Sampling. Pengumpulan data Pendidikan


menggunakan angket yang dibagikan Terakhir
kepada penumpang angkutan kota kode SD 29 7.3%
trayek 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota SMP 90 22.5%
Padang dan wawancara kepada SMA 209 52.3%
penumpang dan pengemudi angkutan kota D3/S1 69 17.3%
kode trayek 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya S2 3 0.8%
Kota Padang sebagai data sekunder. Pekerjaan
Variabel dalam penelitian ini adalah (a) Pelajar/Mahasi
224 56.0%
budaya kerja sebagai variabel independent swa
(X); dan (b) variabel kepuasan penumpang PNS 27 6.8%
sebagai variabel terikat (Y). Pengukuran Karyawan
61 15.3%
data menggunakan skala likert. Data Swasta
diperoleh kemudian dianalisis dengan Lain-lain 88 22.0%
menggunakan teknik regresi linear Telah
sederhana digunakan untuk menganalisis Menggunakan
pengaruh budaya kerja pengemudi Angkot
angkutan kota terhadap kepuasan 2-14 kali 214 53.5%
penumpang angkutan kota kode trayek 419 > 14 kali 186 46.5%
Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota padang.
Dalam pengolahan data menggunakan Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa
SPSS versi 17 dari 400 responden, penumpang angkot
kode trayek 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya
D. Hasil dan Pembahasan Kota Padang paling banyak adalah berjenis
1. Karakteristik Responden kelamin perempuan sebanyak 247 orang
Dalam penelitian ini responden berjumlah dengan persentase 61.8%. Usia responden
400 orang penumpang angkot kode trayek paling banyak berkisar dari 21-30 tahun
419 Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota sebanyak 137 orangdengan persentase
Padang, karakteristik responden dalam 34.5%, dan penumpang angkot paling
penelitian ini disajikan pada tabel berikut banyak dengan berpendidikan terakhir
ini: adalah SMA sebanyak 209 orang dengan
Tabel 1. Karakteristik Responde persentase 52,3% yang memiliki pekerjaan
Karakteristik Frekuen Persentase sebagai pelajar/ mahasiswa sebanyak 224
si orang dengan persentase 56% dan
Jenis Kelamin responden yang telah menggunakan angkot
Laki-laki 153 38.3% berkisar 2-14 kali sebanyak 214 orang
Perempuan 247 61.8% dengan persentase 53.5%.
Umur
<20 tahun 126 31.5% 2. Deskripsi Variabel Budaya Kerja
21-30 tahun 137 34.5% Pengemudi Angkot
31-40 tahun 50 12.5% Hasil Rata-rata skor variabel budaya kerja
41-50 tahun 29 7.3% pengemudi angkot dan mean pada
>50 tahun 58 14.5%

44
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

penelitian ini dapat dilihat pada tabel Sesuai perlakuan pengemudi


berikut: terhadap penumpang saat
menaikkan dan menurunkan 3.12
Tabel 2 Deskripsi penumpang dengan standar
Variabel Budaya Kerja yang berlaku.
Pengemudi angkot ngetem
3.03
Item Pernyataan Mean dengan waktu yang lama
Ongkos angkot sesuai dengan
Sikap pengemudi angkot (X1.1) 3.31 ketentuan yang telah ditetapkan 3.91
Perilaku pengemudi angkot oleh pemerintah daerah
3.31
(X1.2) Pengemudi angkot menurunkan
Lingkungan Kerja pengemudi penumpang sampai pada 3.31
3.32
angkot (X1.3) tempat tujuan.
Rata-rata Variabel Budaya Pengemudi memiliki keahlian
3.32 3.45
Kerja pengemudi angkot dalam mengemudikan angkot.
Pengemudi mentaati peraturan
3.07
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat lalu lintas di jalan raya.
bahwa nilai mean variabel budaya kerja Pengemudi menyediakan
pengemudi angkot dapat dikategorikan tempat sampah di dalam 2.95
cukup baik dan nilai meannya adalah 3,33 angkot.
sebanyak 195 responden atau 49% dari Pengemudi angkot cepat
3.18
400 responden. Jadi, dapat dikatakan merespon keluhan penumpang
bahwa sebagian responden menilai aspek Rata-rata indikator kepuasan
3.22
budaya kerja dalam kategori cukup baik, penumpang
karena nilai mean dan jawaban responden
yang berada pada rentang 41%-60% Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat
termasuk ke dalam kategori cukup baik. bahwa nilai mean variabel kepuasan
penumpang dapat dikategorikan sedang
3. Deskripsi Variabel Kepuasan dengan nilai mean adalah 3,22 sebanyak
Penumpang 177 responden dengan persentasi 44% dari
Rata-rata skor indikator kepuasan 400 responden. Angka tersebut
penumpang dan mean pada penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang telah
dapat dilihat pada tabel berikut: menggunakan angkot kode trayek 419
Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota Padang
Table 3. Deskripsi Variabel menilai bahwa jelas informasi lintasan
kepuasan penumpang trayek tertempel pada bagian depan dan
belakang angkot, sesuai perlakuan
Item Pernyataan Mean pengemudi terhadap penumpang saat
menaikkan dan menurunkan penumpang
Jelas informasi lintasan trayek dengan standar yang berlaku, pengemudi
yang dilayani tertempel pada angkot ngetem denganwaktu yang lama,
2.96
bagian depan dan belakang ongkos angkot sesuai dengan ketentuan
angkot. yang telah ditetapkan oleh pemerintah

45
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

daerah, pengemudi angkot menurunkan Temuan ini memperkuat penelitian


penumpang sampai pada tempat tujuan, sebelumnya seperti penelitian yang
pengemudi memiliki keahlian dalam dilakukan Gunadi, dkk (2016); Aldri
mengemudikan angkot, pengemudi angkot Frinaldi (2017) bahwa budaya kerja
mentaati peraturan lalu lintas di jalan pengemudi mempunyai signifikan
raya,menyediakan tempat sampah di dalam kepuasan penumpang. Selanjutnya sejalan
angkot serta pengemudi angkot merespon hasil penelitian Aldri (2017) dalam hasil
keluhan penumpang. Jadi, dapat dikatakan penelitian angkutan kota di Kota Padang,
bahwa rata-rata responden menilai bahwa sama hal dengan angkutan di Kota Painan
aspekkepuasan penumpang angkot kode Kabupaten Pesisir Selatan yaitu pada para
trayek 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota pengemudi mempunyai budaya kerja yang
Padang berada dalam kategori cukup baik. melaju dengan kecepatan tinggi pada jam-
jam sibuk, karena alasan mengejar.
Table I. Pengaruh Budaya Kerja Sedangkan di luar jam sibuk mereka sering
Pengemudi Angkot terhadap Kepuasan berjalan pelan sekali dan ngetem dalam
Penumpang waktu lama, dengan alasan di luar jam
Model Summaryb sibuk jumlah penumpang tidak sebanyak
Std. pada jam-jam sibuk tersebut.
Error of
R Adjuste the Selanjutnya untuk penelusuran lebih lanjut
Mo Squar d R Estimat Durbin- dari hasil analisis data kuantitatif diatas,
del R e Square e Watson maka peneliti melakukan wawancara
dengan beberapa penumpang yang mana
1 .439a .193 .191 3.999 1.712
mereka mengungkapkan pengalaman
a. Predictors: (Constant), Budaya Kerja mereka bahwa angkot kode trayek 419
Pengemudi Angkot Pasar Raya-Lubuk Buaya bahwa beberapa
b. Dependent Variable: Kepuasan faktor penyebab kurang puas para
Penumpang penumpang disebabkan budaya kerja
pengemudi terlihat dari sikap pengemudi
Berdasarkan tabel di atas menghasilkan angkot yang tidak bertanggung jawab
nilai Adjusted R Square sebesar 0,191 atau dengan menurunkan penumpang tidak
sebesar 19,1% yang berarti kekuatan sampai tempat tujuan, lalu dipindahkan ke
pengaruh budaya kerja mempengaruhi angkot lain atau diturunkan di tengah jalan
kepuasan penumpang., sedangkan sisanya begitu saja. Dan sikap pengemudi
80,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang angkutan kota terkadang sopan dan
tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal terkadang tidak sopan dengan
tersebut berarti budaya kerja pengemudi mengemudikan angkutan kota kebut-
angkutan kota mempengaruhi kepuasan kebutan, terjadi kecelakaan, keserempetan
penumpang angkot kode trayek 419 Pasar dengan kendaraan lain. pengemudi
Raya-Lubuk Buaya Kota Padang sebesar angkutan kota tidak sopan juga dibuktikan
19,1%. dengan pengemudi menurunkan
penumpang masih keadaan mobil belum
berhenti dengan baik, sehingga membuat

46
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

penumpang terjatuh sebelum turun. Selain standar ketentuan berlaku dapat menjadi
itu, pengemudi tetap menaikkan jera.
penumpang dengan keadaan tempat duduk
penumpang dalam angkot sudah terisi E. Kesimpulan
penuh.Selanjutnya penumpang menilai Berdasarkan hasil analisis data dari
perilaku pengemudi angkot masih kebut- pembahasan yang telah dijabarkan maka
kebutan dengan mengemudikan kendaraan dapat disimpulkan bahwa budaya kerja
mobil dengan kecepatan tinggi, sehingga pengemudi angkot kode trayek 419 Pasar
penumpang menjadi cemas dan duduk raya-Lubuk Buaya Kota Padang dapat
penumpang menjadi bergeser maka dikategorikan sedang, karena berada pada
membuat penumpang mejadi tidak rentang nilai 41%-61% dengan nilai mean
nyaman. Dan pengemudi angkutan kota budaya kerja adalah 3,33 karena jawaban
(angkot) pada lingkungan kerjanya responden yang berada di atas mean 3,33
menyetelkan musik di dalam angkutan sebanyak 195 responden atau 49% dari
kota tergantung diwaktu tertentu saja 400 responden. Angka tersebut
seperti disaat sepi menyetelkan musik menunjukkan bahwa penumpang menilai
dengan volume keras dalam angkutan kota budaya kerja dalam kategori sedang.
tetapi di saat ramai penumpang dalam Sementara kepuasan penumpang angkot
angkutan kota tidak dinyalakan musik kode trayek 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya
dengan volume yang keras. Kota Padang pada budaya kerja
pengemudi angkot berada dalam kategori
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku sedang karena berada pada rentang 41%-
dibidang perhubungan (trasnportasi) 60% yaitu sebanyak 177 responden 44 %
kendaraan angkutan kota tidak dibenarkan dari 400 responden menyatakan bahwa
menggunakan peralatan musik yang budaya kerja sedang.
bervolume keras, termasuk mengubah
standar keadaan kendaraan (tidak boleh Berdasarkan analisis data yang telah
kendaraan di “ceper”kan, knalpot dengan dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
keras, kaca gelap). Meskipun pernah budaya kerja berpengaruh secara
dilakukan razia oleh pihak yang signifikan terhadap kepuasan penumpang.
berwenang terhadap kendaraan yang Variabel budaya kerja berpengaruh secara
melanggar ketentuan tersebut, tetapi signifikan terhadap kepuasan penumpang
setelah razia berlalu, angkutan kota karena signifikansi 0,000. Budaya kerja
tersebut kembali “memoles” kendaraan berkontribusi terhadap kepuasan sebesar
seperti semula lagi. 19,1% sedangkan sisanya 80,9%
berkontribusi oleh variabel lain yang tidak
Oleh sebab itu, menurut peneliti bahwa diteliti dalam penelitian ini. Sehingga
pihak berwenang harus senantiasa secara dapat dikatakan semakin besar kekuatan
rutin melakukan razia kendaraan angkutan budaya kerja maka semakin besar juga
kota ini, misal seminggu sekali setiap kepuasan penumpang angkot kode trayek
bulannya, sehingga mereka (angkot) yang 419 Pasar Raya-Lubuk Buaya Kota
“memoles” kendaraan tidak berdasarkan Padang. Sementara kepuasan penumpang
yang ada baru berkategori sedang

47
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

sebanyak 44% saja. Aldri Frinaldi, Muhamad Ali Embi.


(2014). “Budaya Kerja Ewuh
Daftar Pustaka Pakewuh di Kalangan Pegawai
Negeri Sipil Etnik Jawa (Studi Pada
Abbas Salim. 2012. Manajemen Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi
Transportasi. Jakarta: Rajawali Pers. Sumatera Barat)” dalam Jurnal
Ardiansyah. 2015. Manajemen Humanus Vol.13 No.1. (pp:68-75).
Transportasi dalam Kajian dan Aldri Frinaldi. (2012). “Budaya Kerja
Teori. Jakarta Pusat: Penerbit Galie: (Studi Kasus Budaya Kerja
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Kalangan Pegawai Negeri Sipil
Politik Universitas Prof. Dr. Etnik Minangkabau di Kabupaten
Moestopo Beragama. Pasaman Barat)” dalam Jurnal
Aldri Frinaldi. (2017a). “The Influence of Humanus Vol.11 No.2. (pp:103-
Work Culture on Work Performance 111).
of employees in Department of Aldri Frinaldi, Muhamad Ali Embi.
Transportation, Communcation and (2011). “Pengaruh Budaya Kerja
Informatics of West Sumatera” Etnik Terhadap Budaya Kerja
dalam Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Keadilan dan Keterbukaan PNS
Praja Vol.7 No.2. (pp:83-92). dalam Membangun Masyarakat
Aldri Frinaldi. (2017b). “The Influence of Madani dan Demokrasi (Studi Pada
Driver Work Culture and Service Pemerintah Kabupaten Pasaman
Quality on Citizen Satisfaction with Barat)” dalam Jurnal Humanus
Mass Transportation at South Pesisir Vol.10 No.1. (pp:52-61).
Region West Sumatera, Indonesia” Asyrori. 2014. “Hubungan Budaya Kerja
dalam Proceeding Advances in dengan Kinerja Pegawai di Kantor
social science, Education and Kecamatan Sambutan Kota
Humanities Research Vol.84. Samarinda. ejournal administrasi
(pp:450-453). Negara” dalam Vol.5 No.3.
Aldri Frinaldi, Muhamad Ali Embi, Yulvia (pp:1720-1733).
Chrisdiana. (2017c). “The Effect of Dasman Lanin. (2014). “Citizen
Work Culture and Service Quality Satisfaction with Local Governance
on Train Service User's Satisfaction Service: The Influence of Manager
in West Sumatera” dalam Journal of Role on Public Service Inprovement
Government and Politics Vol.10 in Local Government” dalam Jurnal
No.2. (pp:415-435) Tingkap Vol.10 No.2. (pp:114-129).
Aldri Frinaldi, Muhamad Ali Embi. Dasman Lanin, Nailuredha Hermanto.
(2015). “Influence of Public Service (2017). “The Reinforcement of
Quality in Citizen Satisfaction Foreigner Satisfaction Concept in
(Study in Private Hospital Y in Immigration service in Indonesia”
Padang, West Sumatra Province)” dalam Journal of Government and
dalam Journal of Government and Politics Vol.8 No.2, (pp:201-227).
Politics Vol.6 No.1. (pp:102-114). Gunadi, dkk. (2015). “Kualitas Pelayanan
Sebagai Variabel Intervening antara

48
Spirit Publik Volume 13, Nomor 1, April 2018
Halaman 38-49
P-ISSN. 1907-0489 E-ISSN 2580-3875

Kompetensi Pegawai dan Budaya http://www.koran.padek.co/read/deta


Kerja terhadap Kepuasan Mitra di il/21367
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Padang Ekspres. “Angkot Masih Ngetem
Pengusahaan Kawasan diluar Pangkalan”, 02 Februari 2017
Perdaganagan Bebas dan Pelabuhan pada pukul 07:40 WIB.
Bebas Batam” dalam Jurnal http://www.news.padek.co.detail/a/2
Akuntasi, Ekonomi dan Manajemen 3433
Bisnis, Vol.3 No.1. (pp:56-65). Taliziduhu Ndraha. 2005. Teori Budaya
Harbani Pasolong. 2010. Teori Organisasi. Jakarta : PT Rineka
Administrasi Publik. Bandung : Cipta
Alfabeta Zulfiar Sani. 2010. Transportasi : Suatu
J. Supranto. 2011. Pengukuran Tingkat Pengantar. Universitas Indonesia
kepuasan pelanggan : Untuk (UI-Press) : Jakarta
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja
Berbasis Kompetensi Edisi Revisi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Mulyono Sadyohutomo. 2008. Manajemen
Kota dan Wilayah Realita dan
Tantangan. Jakarta : Bumi Aksara
Peraturan Pemerintah Republik Indoensia
Nomor 74 Tahun 2014 Tentang
Angkutan Jalan
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor:
KM. 35 Tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di
Jalan dengan Kendaraan Umum
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014
tentang Pedoman Survei Kepuasan
Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 11
Tahun 2005 Tentang Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat
Padang Ekspres. “Tertibkan Angkot Ugal-
Ugalan”. 02 Januari 2017 pada pukul
7:42 WIB

49

Anda mungkin juga menyukai