Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MASALAH TRANSPORTASI KOTA PADANG

AFRI TRIWANDA : 1920922047

MATA KULIAH : KEBIJAKAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

PASCASARJANA TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan


semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun
tugas ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “MASALAH
TRANSPORTASI KOTA PADANG” disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Kebijakan Transportasi Berkelanjutan.

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Padang , 15 September 2019


BAB 1

PENDAHULUAN

Transportasi didefinisikan sebagai kegiatan pemindahan


penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di
dalamnya terdapat unsur pergerakan (movement). Transportasi sangat
memegang peranan penting dalam pembangunan dan pengembangan
infrastruktur kawasan perkotaan. Suatu interaksi yang baik dan ideal
antara komponen – komponen transportasi (penumpang, barang, sarana
dan prasarana) membentuk suatu sistem transportasi yang komprehensif,
efisien dan efektif sehingga diharapkan mampu mengoptimalkan fungsi
transportasi dalam suatu kawasan perkotaan. Pentingnya peranan
transportasi tersebut tentunya diimbangi dengan keterlibatan / partisipasi
aktif dari pihak – pihak yang terkait di dalamnya. Dalam ruang lingkup
transportasi, setidaknya terdapat tiga pihak yang harus terlibat aktif dalam
hubungan yang kooperatif dan berkesinambungan. Pihak yang pertama
yaitu pemakai (user), dimana kita (masyarakat) sebagai pengguna dan
pemakai harus memberikan kontribusi yang maksimal terhadap
ketersediaan sarana transportasi. Pihak kedua, yaitu pemilik dan pengelola
(operator), dalam perannya diharapkan mampu memberikan pelayanan
(service) dan pengadaan sarana transportasi secara optimal. Pihak terakhir
adalah regulator, dimana dalam hal ini pemerintah sebagai pengatur sistem
transportasi, berperan memberi dan mengeluarkan kebijakan bagi pihak
user dan operator dalam sistem transportasi tersebut. Mengingat
pentingnya peranan masing – masing pihak tersebut, hubungan yang
kondusif dan berkesinambungan harus tercipta di dalamnya.
Selaras dengan hal di atas, kota Padang sebagai kota metropolitan,
memiliki aktivitas lalu lintas yang padat dan ramai tentunya harus
terdapat suatu sistem transportasi yang komprehensif dan optimal. Banyak
upaya – upaya pengembangan yang dilakukan pemerintah kota Padang
untuk merealisasikan hal tersebut. Namun kota Padang masih memiliki
banyak masalah di bidang transportasi. Oleh karena itu disini akan
membahas permasalahan transportasi yang terjadi di kota Padang.
BAB II

PEMBAHASAN

Kepadatan lalu lintas di Kota Padang dari hari ke hari semakin


bertambah, terlebih pada setiap akhir pekan. Kenyamanan kota Padang
sudah tidak dapat dirasakan lagi seperti pada masa lalu, terutama di
kawasan-kawasan dengan aktivitas tinggi, seperti kawasan Pasar Raya dan
jalan Prof Dr. Hamka (depan Basko Hotel). Banyaknya kendaraan
bermotor yang lewat dan berhenti, menyebabkan kawasan tersebut
menjadi sesak dan sempit.
Membicarakan masalah lalu lintas merupakan hal yang sangat
penting karena masalah ini sangat dekat dengan sendi kehidupan.
Permasalahan di atas harus dipecahkan secara bersama dan setiap warga
berhak memikirkan masalah ini. Adapun beberapa permasalahan
transportasi yang terjadi di kota padang, diantaranya:
1. Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
sehingga melebihi kapasitas jalan. Ada beberapa indikator terjadinya
kemacetan di kota Padang
a. Peningkatan jumlah penduduk
Setidaknya ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya
kemacetan di Kota Padang. Berdasarkan data Pusat Statistik Kota
Padang terjadinya peningkatan jumlah penduduk, pada 2003 tercatat
sebanyak 764.700 jiwa dan pada tahun akhir tahun 2018 mencapai
939.112 jiwa. Kondisi tersebut secara tidak langsung akan menambah
sarana transportasi dalam mobilitas kehidupan. Bertambahnya jenis
kendaraan, mulai dari sepeda motor, mobil pribadi dan angkutan
masal, hingga truk yang menganggut semua kebutuhan tidak
tertampung lagi pada ruas-ruas jalan yang kecil dan padat sehingga
menimbulkan kepadatan lalu lintas. Tidak heran kalau ketimpangan
prasarana jalan dengan kendaraan semakin besar.
b. Faktor budaya masyarakat

Sebagian masyarakat di kota Padang seperti tidak terlalu


menghiraukan peraturan transportasi lalu lintas. Dimana kita melihat
masih banyak masyarakat yang melangggang peraturan lalu lintas,
seperti pengemudi yang tidak memperhatikan rambu rambu lalu lintas,
pedagang kaki lima yang berada di trotoar, pejalan kaki yang berjalan
di badan jalan dan kesadaran masyarakat akan keselamatan diri sendiri.
Hal ini merupakan indikator terjadinya macet di kota Padang.

c. Angkutan Umum
Di kota Padang sangat terkenal dengan angkutan umum (Angkot)
yang di desain sedemikian rupa sehingga menarik penumpang untuk
naik angkutan umum. Namun hal ini tidak diiringi dengan kualitas
angkutan umum di kota Padang, dimana masih banyak kita lihat
angkutan umum di kota Padang yang berhenti di badan jalan untuk
menunggu penumpang dan sopir angkutan umum yang ugal-ugalan.
Hal ini merupakan indikator penyebab terjainya macet dan sangat
membahayakan keselamatan masyarakat kota Padang.

d. Adanya kendaraan yang diparkir sembarangan di pinggir jalan.

Hal ini sudah tentu seringkali menyebabkan terjadinya kemacetan


lalu lintas. Di wilayah perkotaan biasnya seringkali ditemui kendaraan
yang diparkir secara sembarangan. Hal tersebut bisa terjadi karena
minimnya tempat untuk parkir bagi kendaraan yang ada di wilayah
perkotaan. Kendaraan yang diparkir di pinggir jalan sudah tentu akan
memakan sebagian dari badan jalan yang mana itu akan memicu
terjadi kemacetan transportasi lalu lintas.
2. Moda angkutan umum yang belum memadai

Di Kota Padang, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah


moda transportasi massal. Di Kota Padang ini tersedia bus kota, angkot
yang beragam warna, dan juga ada bus TransPadang. Saat ini angkot
masih jadi idola banyak orang karena rute yang dicakupnya sangat luas
hingga pinggir Kota Padang. Sedangkan Bus Kota dan TransPadang
hanya melintasi jalur Koridor 1 yaitu dari Batas Kota Lubuk Buaya
hingga Pasar Raya Padang via Khatib Sulaiman.
TransPadang mulai beroperasi pada bulan Februari 2014.
Beroperasinya TransPadang mengurangi jumlah bus kota yang
beroperasi. Hanya bus kota yang kondisi mesin dan fisiknya masih
layak yang bisa beroperasi.

TransPadang berwarna biru ini memuat 40 orang maksimal


dengan 20 bangku duduk dan 20 gantungan tangan. Dan bagi
penumpang yang lanjut usia, hamil, dan cacat akan diprioritaskan
untuk mendapatkan bangku duduk. Di dalam bus TransPadang juga
disediakan CCTV untuk mengawasi bus dari dalam.

Semenjak beroperasi Bulan Januari tahun 2014 lalu, muatan


TransPadang selalu saja ramai apalagi di jam-jam tertentu seperti jam
berangkat kerja, pulang sekolah dan jam pulang kerja. TransPadang
selalu ramai penumpang karena masyarakat lebih memilih naik
TransPadang yang disediakan AC dan juga bertarif lebih murah
dibandingkan bus kota. Tetapi karena jumlah armada TransPadang
yang masih sedikit sedangkan penumpang terus mengalami
peningkatan, maka kepadatan penumpang tidak bisa dielakkan lagi.

Namun antusias yang baik dari masyarakat untuk


menggunakan transportasi massal transPadang ini tidak diiringi dengan
penambahan rute dan armada oleh pemerintah kota Padang. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya penumpukan penumpang di halte dan
lama waktu tunggu bagi masyarakat untuk naik transpadang akan lebih
lama, apalagi di jam-jam sibuk seperti pagi hari dan sore hari. Hal ini
juga yang membuat masyarakat enggan untuk menggunakan
tranposrtasi massal ini, karena tidak efisiennya waktu. Contohnya saja
jika ada mahasiswa yang berada di lubuk minturun, jika ia ingin pergi
ke kampus UNAND maka ia akan beberapa kali sambung transportasi
untuk mencapai tujuan. Maka ia berpikir akan menggunakan kendaran
pribadi, selain dari menghemat waktu ia juga akan menghemat uang.
Hal yang juga terjadi di transportasi massal angkot di kota
Padang. Dimana angkot dikota masih sangat jauh dari faktor
keselamatan. Kita sering melihat angkot yang ugal-ugalan dan sopir
angkot yang tidak melengkapi surat surat kendaraan. Hal ini sangat
membahayakan keselaman penumpang maupun keselamatan pengguna
jalan. Maka dengan pertimbangan itu masnyarakat akan memilih
angkutan pribadi daripada angkutan umum

3. Tidak adanya terminal

Terminal bus adalah sebuah prasarana transportasi jalan untuk


keperluan menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra
dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan umum.

Kota Padang sering disebut sebagai “satu-satunya kota di


Indonesia yang tidak punya terminal”. Kota Padang dulu punya
Terminal Andalas yang kini sudah disulap menjadi pusat perbelanjaan.
Ketika Terminal Andalas disulap menjadi pusat perbelanjaan, lalu para
pemilik PO (Perusahaan Otobus) diminta pindah ke TRB (Terminal
Regional Bingkuang), tidak sedikit protes yang diterima dari para
pengemudi bus karena pendapatan mereka menurun ketika pindah ke
TRB. Akibatnya TRB tutup usia dan lahirlah terminal bayangan.
Beberapa diantaranya adalah di sepanjang gerbang UNP. Ada beberapa
Bus dari berbagai daerah yang parkir disana, seperti dari Pasaman dan
Bukittinggi.

Kehadiran terminal bayangan di beberapa titik di jalan utama


ini juga membantu kelahiran pedangan makanan dan minuman kecil di
trotar jalan yang merupakan daerah pedestrian. Ketiadaan terminal
juga berefek pada sistem penurunan penumpang. Penumpang
diturunkan dipinggir jalan dimanapun penumpang minta.

Hal ini merupakan sesuatu hal yang sangat disayangkan bisa


terjadi, di salah satu kota metropolitan. Namun ada kabar baik bagi
pengguna tranportasi massal di kota padang, dimana akan dibuka nya 7
trayek transpadang pada tahun 2021. Ini merupakan angin segar bagi
masyarakat pengguna transportasi massal di kota padang.
4. Perlintasan kereta api sebidang

Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara


jalur kereta api dengan jalan. Isu yang menonjol pada perlintasan
sebidang adalah tingginya angka kecelakaan lalu-lintas antara
kendaraan dengan kereta api, terutama pada perlintasan yang tidak
dijaga. Ini adalah isu klasik yang sangat membahayakan keselamatan
bagi pengguna jalan. Sangat banyak korban jiwa yang ditimbulkan
oleh perlintasan sebidang ini. Dari data PT. KAI Divre II Suamtera
Barat, sejak tahu 2016-2017 setidaknya telah terjadi 35 kali
kecelakaan. Dari 35 kecelakaan tersebut, 27 kali melibatkan kendaraan
roda 2 dan roda 4. Sebagian terjadi di perlintasan sebidang yang tidak
memiliki palang pintu. Sisanya adalah kecelakan mengenai pejalan
kaki. Akibat dari kecelakaan tersebut, sebanyak 48 orang menjadi
korban jiwa dan luka-luka.
Hal ini merupakan permasalahan yang sangat serius dan
pemerintah seharusnya mencari solusi terbaik untuk mengurangi
kecelakaan kereta api khususnya di perlintasan sebidang. Bagi
masyarakat sebaiknya lebih hati hati dan waspada dalam berkendara
khususnya di perlintasan sebidang.
BAB III

PENUTUP

Permasalahan transportasi di kota Padang sudah sangat meresahkan


masyarakat kota Padang. Adapun beberapa permasalahan transportasi di kota
Padang adalah kemacetan, moda angkutan yang belum memadai, tidak adanya
terminal bus dan masalah klasik perlintasan kereta api sebidang. Hal ini
merupakan tugas besar bagi pemerintah untuk memperbaiki transportasi massal di
kota Padang dan diiringi dengan kesadaran masyarakat kota Padang akan tertib
dalam lalu lintas

Anda mungkin juga menyukai