Anda di halaman 1dari 20

Training for Module 2.

1
trainers
(TOT)
CBDRM
Perencanaan & Paradigma
Management Bencana

Facilitator: Jonatan Lassa


TOT CBDRM HIVOS Aceh Program
Sabang Hill, 11 Juni 2007
Sabang Hill, JULY 2007
Yang dibahas di sesi ini:
• Elemen-elemen ‘disaster planning’
• Modeling ‘disaster planning’ (siklus DM etc.)
• Trend paradigma pengelolaan bencana dunia &
Indonesia
• Memahami jebakan ‘samaritan dilema’
• Memahami ‘pressure model & release model’
• Membedakan paradigma convensional & alternatif
Elemen utama dalam
perencanaan bencana (disaster
planning) dan Response

Fasilitator: Jonatan Lassa


Basic properties of Disaster Planning (1)

• Preparedness/kesiapsiagaan
• Disaster mitigation
• Emergency response
(disaster relief)
• Recovery (rehabilitation &
rehabilitation)
-+ ++

Pembangunan dapat Pembangunan


meningkatkan dapat mereduksi
kerentanan dan kerentanan dan
ancaman dan ancaman
bencana

Bencana dapat Bencana


menghancurkan memberikan
dan mengganggu peluang/proyek
pembangunan pembangunan

-- +-

Source: UNDP DRM Training Module


Model Cuny (1984)

Post Disaster Management


Disaster
Disaster Risk Management

Warning
Humanitarian
Emergency
Disaster Response
Preparedness
Rehabilitation
Disaster
Mitigation
Reconstruction

Disaster
Prevention
Model kembang-kempis

Kejadian
Kritis

Total spending DM Budget


Pencegahan

Mitigasi

Tanggap Darurat
Rehabilitasi Kejadian
Kritis

PRA-BENCANA KEDARURATAN PASCA-BENCANA

►II
Unit Price
Real Disaster Recovery Cycle
(Modified from Frerks et al. 1995 in Middleton & O'Keef 1998)
Tambahan APBD – Kesepakatan Damai

Relief Cumulative distribution curve

Rehabilitation

Reconstruction

Development
activities

Time/Duration
5-year period of intervention
Phasing in Phasing out
DRM Cycle – versi RedR Australia
Disaster Risk Management Actions
(Asghar, Alahakoon & Churilov, undated, p. 10)
Advanced properties of disaster planning (2)
Identifikasi dan • Analisis kerentanan dan kapasitas
pengkajian risiko • Analisis dan pemantauan ancaman/hazard
(risk identification & • Identifikasi risiko dan kajian dampak
analysis) • Peringatan dini & kesiapsiagaan
Pengurangan risiko • Manajemen lingkungan
(risk reduction alias • Praktik-2 pembangunan ekososbudhankampol
treatment/perlakuan thd • Upaya-2 fisik dan teknis
resiko bencana) • Jejaringan & kemitraan
• Regulasi & legislasi
Penanggulangan dampak • Kesiapan, perencanaan kontinjensi
risiko bencana • Penanggulangan kedaruratan
• Pemulihan (recovery, rehabilitasi & rekonstruksi)

►II
Trend DRM di Indonesia & Dunia

• Keniscayaan bencana – emerging concept “hidup bersama resiko bencana”


alias “living with risk”, “living with flood” etc.
• Fokus pada mitigasi & management resiko bencana ketimbang reaktif pada
management bencana
• Integrasi & re-integrasi bencana dalam pembangunan (dialektika
pembangunan & bencana)
• Mandat penanggulangan bencana (UU No 24/2007: Badan Penanggulangan
Bencana Nasional & Daerah)
• Professionalisation (trainings, standards)
• Keterlibatan sektor swasta (contoh: Munich Re dengan klaim bencana di
Jerman), perubahan paradigma perbankan: tabungan sekaligus proteksi –
contoh Prudentia Insurance.
• Konsep “national security” yang berubah – dari musuh negara external &
personal ke musuh “bencana alam” – impersonal > keterlibatan militer
Jebakan “Samaritan dilemma”
• Disaster budgeting – focus spending ke emergency
kemanusiaan dan rekonstruksi paska bencana >90%
tiap tahunnya
• Spending anggaran ke pra-bencana ECHO & most
donors =< 1 % as
• CNN factor & limitasi fundraising for DRR
• Another dilemma: Case study Indonesia: Spending ke
pendekatan padat teknologi/mitigasi, teknis EWS >>>
ketimbang sosial prosesnya
ICE BREAKER
Cyberinfrastructure for Disaster Management
(Asghar, Alahakoon & Churilov, undated, p. 13)
Proses terjadinya bencana
(Modifikasi “Pressure Model”nya Blaikie et. al. 1994)
Produksi Kerentanan
(Progression of vulnerability)
A: Hazards
BENCAN
AKAR MASALAH Faktor Pemicu Kondisi Rapuh
ilang
• Orang h
ati
•Orang m Ancaman
nen
Masalah yg berkaitan KERAPUHAN FISIK: Gagal pa geologis
dengan minimnya ng
erahu hila
Masalah 1. Lokasi yang berbahaya
kapasitas atau kurangnya: • P •Gempa
kurangnya akses 2. Rumah/Gedung dan
R u m ah rusak •Tsunami
1. Institusi Lokal untuk • olah
masyarakat pada: Infrastruktur yang tidak
• G e dung sek
management Bencana terproteksi dengan baik ntuh •Gunung api
1. Kekuasaan,
2. Pelatihan dan skill kurang •kantor ru
2. Struktur,
3. Minimnya investasi lokal KERAPUHAN EKONOMI: • Mangrove r
usak
3. Sumber Daya ak Ancaman
4. Minimnya pasar 1. Penghidupan yang rapuh • jalan rus hidroklimatis
Ideologi-Ideologi 5. <<< kebebasan pers 2. TIngkat income yang
H e w a n h ilang/mati
• ggu •Banjir
yang menjadi 6. Index korupsi >>>> rendah
L iv e lih o od tergan ang
• onc •El-nino
akar masalah:
• e k o nomi KK g gu
1. Orientasi Makro Forces (Kekuatan KERAPUHAN SOSIAL: n tergang •Kekeringan
e n d id ik a
2. Ekonomi kapitalistik Makro) 1. Kelompok marginal •P re hancur •Siklon/badai
1. Pertumbuhan Penduduk a str u c tu
3. HAM <<< 2. Kondisi masyarakat yang • infr lera &diar
e
yang tinggi terpecah n y a k it ko
4. Kebijakan LSM, • Pe asi rusak Ancaman
2. Urbanisasi yang tinggi in g a n irig
GO,donor: • Jar Jebol Konflik &
emergency oriented 3. Utang Luar Negeri AKSI PUBLIK •Tanggul ur
dan bukan orientasi 4. Penebangan hutan 1. Minimnya kesiapan thd
d a n g an bibit hanc perang
5. Penurunan kualitas tanah •Ca i
mitigasi
6. Globalisasi perdagangan
bencana
Malnutris
2. Meratanya penyebaran
penyakit?
Progression of safety: lingkungan yg aman
(Modifikasi “release model”nya Blaikie et. al. 1994: 120)

Progression of safety
Solusi thd akar Reduksi tekanan Kondisi aman Reduksi hazard/
masalah ancaman

PENGEMBANGAN: (1)Lingkungan yg Reduksi


•Institusi 2x lokal terproteksi: Resiko
Peningkatan akses •Pendikan & Training •Lokasi Yang aman, Bencana
kelompok rentan •Skill tepat guna •Bangunan dan
terhadap: •Insvestasi lokal infrastruktur yang Upaya
•Struktur kekuasaan •Kebebasan pers tahan bencana & Mitigasi/Penjinakan
(power simetris) •Anti korupsi •Diversifikasi income multi hazards:
•Sumber daya •Investasi DRR
(2) Ekonomi lokal • Mitigasi banjir & flood
MACRO FORCES: yg Resilient: Aim for a controls
Reformasi sistim •Program Penghidupan & controlled • Mitigasi gempa
ekonomi politik & •Kependudukan income yg stabil situation • Bangunan rumah yang
sistim ideologi: •Reduksi Urbanisasi tahan terhadap angin
yang dapat •&/rural development (3) Aksi publik: topan & siklon
meningkatkan •Pengurangan/hapus kesiapsiagaan thd. •No loss of life • Mitigasi gunung api
kerentanan atau •utang LN banjir,kekeringan,siklon, •No cassualties • Mitigasi kekeringanz
Merentankan; •Re-afforestation gempa,tsunami & •Kerusakan diperkecil
Input DRR into •Adaptasi perubahan MultihazardEWS •Food security
MDGs •iklim dunia; Alokasi
APBN u/ DRR
Contoh konflik cara pandang dalam melihat realitas:
kebakaran hutan di Kalimantan tahun 97-98

• GOI (pemerintah): Menyalahkan El-NINO & Global Warming akibat


penggunaan bahan bakar fosil super masif dr dunia I (Faktor alam
dominan).
• Donor: orang yg tinggal dihutan miskin-kemiskinan sebagai akar masalah
untuk ekspoloitasi demi penghidupan mereka. Blame bahwa kebiasaan
bertani slash & burn.
• LSM/Ornop: membangun analisis/opini dg menunjukan bahwa hot-spotnya
berada pada zona logging & lokasi kelapa sawit – juga ketidak-konsistenan
dalam menerapkan kebijakan Zero Burn yg dicanangkan 1995
• Petani/akar rumput: mencurigai bahwa mereka adl korban arson sebagai
siasat sistimatis pemodal untuk menciptakan displaced atau mengusir
mereka secara halus demi penguasaan atas lahan mereka.
Paradigma penanganan bencana
PANDANGAN KONVENSIONAL PERSPEKTIF ALTERNATIF/BARU
1. Bencana dilihat sebagai kejadian yang 1. Bencana bagian dari proses yang normal dalam
terisolasi, penyimpangan dari kenormalan pembangunan: bencana adalah masalah yang
praktek pembangunan. tidak terselesaikan dalam proses pembangunan.
2. Keterkaitan dengan kondisi (konstruksi 2. Analisis konstruksi sosial pra bencana
sosial) di masyarakat kurang dianalisa. merupakan pondasi dalam memahami bencana
(kontra political ecology perspektif) Relasi kuasa dan struktur menentukan tingkat
distribusi kerentanan masyarakat
3. Dominasi ‘engineering/technical minded/ 3. Solusi ditekankan pada perubahan relasi
solusi dan solusi hukum/aturan semata. kuasa/struktur dan sikap/perilaku yang
merentankan masyrakat
4. Desentralisasi pengambilan keputusan intervensi.
4. Dominasi pusat dalam strategi intervensi;
tendensi untuk top-down dan kaku dalam Partisipasi penuh merupakan dasar strategi
pengambilan keputusan. Minimnya intervensi; masyarakat diperlakukan sebagai
partisipasi public; Pihak terkena dampak mitra. Memperkuat kapasitas masyarakat untuk
diperlakukan sebagai ‘korban’ yang pasif memproteksi diri terhadap bencana.
5. Memastikan akuntibilitas & transparansi dalam
5. Kurangnya akuntibilitas dan tranparansi
lembaga pelaksana. implementasi
6. mitigasi bencana & reduksi resiko bencana
6. Intervensi dilakukan paska kejadian bencana
menjadi platform utama.
7. Tujuan intervensi adalah kembali kepada
7. Intervensi sebagai kesempatan transformasi
“normal”. sosial
Questions?

Anda mungkin juga menyukai