Anda di halaman 1dari 117

i

BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

Program Book
Forum Ilmiah Tahunan dan Musyawarah Nasional XVII
Ikatan Surveyor Indonesia 2020

ii
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

INFORMASI KEGIATAN

Hari/Tanggal Rabu, 27 Oktober 2021

Penyelenggara ISI Komwil Jawa Tengah dan Departemen Teknik

Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Ramayana Room, Patra Hotel & Convention

Jl. Sisingamaraja, Candi Baru – Semarang

Media Eventy

Waktu 08.30 WIB – 16.00 WIB (Seminar Nasional)

13.00 WIB – 20.00 WIB (Musyawarah Nasional)

Sekretariat Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro

GKB Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang, Semarang 50275

Telepon : 024-76480788

Email : gd.undip@gmail.com

Website https://isi.or.id/forum-ilmiah-tahunan-musyawarah-nasional-ke-xvii-isi-2020/

iii
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

SAMBUTAN KETUA UMUM ISI 2017 – 2021

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Assalaamualaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh,

Anggota ISI yang saya cintai.


Pandemi covid-19 memaksa kita menunda
penyelenggaraan FIT dan MUNAS ISI 2020 ke
tahun ini. Ada beberapa Surveyor yang wafat
karena covid-19. Dari lubuk hati yang paling
dalam kami segenap DPP ISI menyampaikan bela sungkawa yang mendalam,
semoga mereka mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
Pada pelaksanaan FIT dan MUNAS ini juga terjadi perubahan tempat dan tata cara
pelaksanaan, yang sedianya diselenggarakan di Surabaya secara offline digeser
ke kota Semarang secara hybrid, Kerjasama Komwil ISI Jawa Tengah dan Jurusan
Teknik Geodesi dan Geomatika Universitas Diponegoro.
Rangkaian acara FIT dan MUNAS ISI 2020 mengusung tema “Smart Surveyor in The
New Normal Era” dengan rangkaian kegiatan, meliputi pameran virtual yang
diikuti para sponsor, ATR/BPN, dan BIG, Seminar Nasional/Forum Ilmiah Tahunan
dan MUNAS ISI. Dalam rangakain event ini juga diadakan knowledge sharing untuk
memberikan pencerahan bagi mahasiswa dan khayalak umum dengan kemasan
Surveyor Week yang diselenggarakan secara kreatif oleh civitas akademik Teknik
Geodesi dan Geomatika Undip.
Pada FIT ISI kali ini terkumpul sejumlah 85 makalah dari berbagai perguruan tinggi
dan Kementerian/Lembaga dengan tema Pertanahan, Tata Ruang dan Batas
Wilayah, Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Konstruksi, Infrastruktur
dan Pertambangan, Mitigasi Bencana Alam, Lingkungan dan Sosial, Aplikasi dan
Inovasi Teknologi Informasi Geospasial, dan Pendidikan dan Profesi Bidang Survey
dan Pemetaan.
Kegiatan FIT ISI yang selenggarakan tiap tahun ini tentu dapat membekali para
Surveyor dalam memelihara kompetensinya untuk menyongsong implementasi
Peraturan Pemrintah Nomor 45 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi
Geospasial dan Peraturan Badan Nomor 14 tahun 2021 tentang Tenaga Profesional
Yang Tersertifikasi di Bidang Informasi Geospasial, serta MRA on Surveying.

iv
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman panitia DP Komwil ISI Jawa
Tengah, Teknik Geodesi dan Geomatika Undip, para pemakalah, para sponsor dan
donator, narasumber, dan para tamu undangan serta para Surveyor semua yang
telah bekerja keras, berpartisipasi, dan berkolaborasi dalam penyelenggaraan
kegiatan ini.

Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Jakarta, 25 Oktober 2021


Virgo Eresta Jaya

v
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas


segala karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan acara Surveyor Week dari tanggal
19 hingga 26 Oktober 2021 dan mempersiapkan
acara puncak FIT dan MUNAS ISI 2020 pada tanggal
27 Oktober 2021. Acara ini tentu saja dapat
terlaksana atas kerjasama dan dukungan
berbagai pihak. Terimakasih Kepada segenap
Pengurus Pusat Ikatan Surveyor Indonesia,
Pengurus Komwil ISI Jawa Tengah, segenap dosen dan mahasiswa di Departemen
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, para sponsor, dan tentu
saja seluruh pemakalah dan peserta yang sangat luar biasa.
Tercatat ada lebih dari 700 peserta yang mengikuti acara Surveyor Week, lebih dari
80 makalah, lebih dari 300 yang akan mengikuti FIT dan MUNAS ISI ini. Angka-angka
yang menggambarkan kepercayaan dan antusiasme yang sangat tinggi di
tengah situasi pandemik COVID-19 yang serba tak menentu. Harapan besar kami,
semoga Surveyor Week - yang baru pertama kali diselenggarakan ini - dan FIT
dan MUNAS ISI - yang sempat tertunda satu tahun – akan menjadi tonggak baru
dalam perjalanan Surveyor di Indonesia di masa depan.
Kami telah berusaha mencurahkan segenap pikiran dan tenaga untuk
menyukseskan acara tahunan yang dipercayakan kepada kami ini. Selayaknya
gading yang tak retak, kami memohon maaf ada kinerja kami yang tidak optimal.
Semoga kami dapat memperbaikinya di masa depan.
Jaya selalu Ikatan Surveyor Indonesia. Terus berkarya, para Surveyor. Terus
berkarya untuk negeri.

Salam,

Dr. L M Sabri, ST, MT


Ketua Panitia FIT dan MUNAS ISI 2020.

vi
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

DAFTAR ISI

INFORMASI KEGIATAN ......................................................................................................................................... iii

SAMBUTAN KETUA UMUM ISI 2017 – 2021 ................................................................................................. iv

SAMBUTAN KETUA PANITIA .............................................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................................vii

KEPANITIAAN ............................................................................................................................................................. 1

SUB TEMA MAKALAH............................................................................................................................................. 3

SUSUNAN ACARA FORUM ILMIAH TAHUNAN DAN MUSYAWARAH NASIONAL ....................... 4

PETUNJUK LOGIN FIT DAN MUNAS DARING ............................................................................................. 6

SESI PARALEL............................................................................................................................................................. 7

SUB TEMA 1 ………………………………………………………….......................................................................................................19

SUB TEMA 2 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….48

SUB TEMA 3 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….67

SUB TEMA 4 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………76

SUB TEMA 5 …………………………………………………………………………………………………………………………………………………….…..90

SUB TEMA 6 ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………106

vii
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

KEPANITIAAN

Pembina ISI – Jateng : Dwi Purnama,SH.,M.Kn.

(Panitia Kehormatan) (Ka Kanwil ATR/BPN Jawa Tengah)

: 1. Ir. Virgo Eresta Jaya,M.Eng.Sc

(Ketua Umum ISI)

2. Ir. Syartoni

(Wakil Ketua Umum ISI)

Ketua Panitia Pengarah : 1. Ir. Harto Widodo

(Sekjen ISI)

2. Benny Prawira, ST

(Wasekjen ISI – 1)

Ketua Pelaksana FIT ISI : Dr. LM Sabri, ST, MT

Direktur MUNAS : Ir. N. Sutopo

Sekretaris : 1. Arief Laila Nugraha, ST, M.Eng

2. Dinar Trisnandittya,ST

Bendahara : 1. Arief Waskito Aji, ST

2. Fauzi Janu Amarrohman, ST, M.Eng

Acara : 1. Ir. Bambang Sudarsono, MS, IPM

2. Ir. Sawitri Subiyanto, M.Si

3. Dr. Yudo Prasetyo, ST, MT

4. M. Awaluddin, ST, MT

5. Nur Sigit Pramana, ST

6. Taufik Eka Ramadhan, ST

Publikasi dan Dokumentasi : 1. Bandi Sasmito ST, MT

2. Dr. Firman Hadi S.Si, MT

3. Dr. Yasser Wahyudin ST, M.T, M.Sc

4. Ambang Kristianto, ST

1
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

5. Nur Haryono, A.Md

Perlengkapan/Logistik/Pameran : 1. Nurhadi Bashit, ST, M.Eng

2. Baskoro Bowoleksono,S.Kom

3. Ubet Samlan

Koordinator Sponsor : 1. Ir. Bambang Sudarsono, MS, IPM

2. Arief Waskito Aji, ST

Tim Evaluasi Makalah/Prosiding : 1. Abdi Sukmono, ST, MT

2. Hana Sugiastu Firdaus, ST, MT

2
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

SUB TEMA MAKALAH

• Pertanahan,Tata Ruang dan Batas Wilayah

• Manajemen Sumber Daya Alam

• Konstruksi, Infrastruktur dan Pertambangan

• Mitigasi Bencana Alam, Lingkungan dan Sosial

• Aplikasi dan Inovasi Teknologi Geospasial

• Pendidikan dan Profesi di Bidang Survey dan Pemetaan

3
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

SUSUNAN ACARA FORUM ILMIAH TAHUNAN DAN MUSYAWARAH


NASIONAL
(FIT & MUNAS ISI 2020)
Semarang, 27 Oktober 2021
WAKTU ACARA KETERANGAN
Registrasi Peserta
Pemutaran Video : Ikatan Surveyor Indonesia, Dep. T. Geodesi
08:00 – 08:30
UNDIP, BPN, BIG
Pembacaan Susunan Acara dan Tata Cara Seminar
Menyanyikan lagu Indonesia Raya
08:30 – 08:45
Pembacaan Doa

Sambutan Panitia FIT & MUNAS ISI 2020 (Dr. L M Sabri, ST., MT)
Sambutan Dekan Fakultas Teknik Undip (Prof.Ir. M. Agung Wibowo,
08:45 – 09:05
MM, MSc, PhD.)
Ketua Ikatan Surveyor Indonesia (Ir Virgo Eresta Jaya, M.Eng.Sc)

09:05 – 09:15 Upacara Pembukaan (Ketua ISI)


Pembicara Utama:

• Gubernur Jawa Tengah

(Ganjar Pranowo, SH., M.IP.)

• Kepala Badan Informasi Geospasial Lokasi:


(Prof. Dr.Rer.Nat. Muh Aris Marfai, M.Sc.) Ruang Pertemuan
09:15 – 10:45
• Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Virtual Utama
Nasional (Zoom & Live
Youtube)
(Dr. Sofyan A. Djalil, SH., MA., M.ALD)
event.isi.or.id
Moderator:
Ketua Departemen Teknik Geodesi-FT UNDIP (Dr. Yudo Prasetyo, ST.,
MT)
10:45 – 11.30 Diskusi & Tanya Jawab
Presentasi Sponsor Silver
• PT Geoswara
• Badan Informasi Geospasial
• SuperMap
• Badan Pertanahan Nasional
• eSurvey
• PT Reycom Document Solusi (RDS)
• IKAGD
• Bhumi Varta Technology
• PT Adiccon Mulya
• PT GPS Land Indosolution
• PT Laser Tiga Dimensi
• KJSKB Ihsan Pakaya
11.30 – 12.00 • UTM Geo Map
• PT Exsol Innovindo
• PT Leica Geosystems Indonesia
• PT Kesuma
• PT WebGIS Indonesia
• PT Pratama Persada Airborne
• PT Kesuma
• PT Kantara Indonesia Group
12:00 – 13:00 Istirahat

4
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

WAKTU ACARA KETERANGAN

13:00 – 16:45 Sesi Paralel (Oral Presenter)

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang 7


1 2 3 4 5 6 Hybrid

PTB (A) PTB (B) MSL MBA AIG PSP MUNAS

Dr.
Ir. Fauzi J. Nurhadi Bandi Ir.
Firman Arief L N,
Moderator Sawitri A, ST. Bashit, Sasmito, Bambang
Hadi, ST., M.Eng
S., M.Sc M.Eng ST., MT ST., MT S., MS
S.Si., MT
13.00 - 13.15 PTB-01 PTB-15 MSL-01 MBA-01 AIG-01 PSP-01 Registrasi Ruang
13.15 - 13.30 PTB-02 PTB-16 MSL-02 MBA-02 AIG-02 PSP-02 dan Pertemuan
Validasi Virtual
13.30 - 13.45 PTB-03 PTB-17 MSL-03 MBA-03 AIG-03 PSP-03
Peserta Paralel untuk
13.45 - 14.00 PTB-04 PTB-18 MSL-04 MBA-04 AIG-04 KIP-01 MUNAS Sub Tema
14.00 - 14.15 PTB-05 PTB-19 MSL-05 MBA-05 AIG-05 KIP-02 Seminar
Registrasi
14.15 - 14.30 PTB-06 PTB-20 MSL-06 MBA-06 AIG-06 KIP-03
dan
14.30 - 14.45 PTB-07 PTB-21 MSL-07 MBA-07 AIG-07 KIP-04 Validasi
14.45 - 15.00 PTB-08 PTB-22 MSL-08 MBA-08 AIG-08 KIP-05 Bakal
Calon
15:00 – 15.15 PTB-09 PTB-23 MSL-09 MBA-09 AIG-09 KIP-06

15.15 - 15.30 Break


15.30 - 15.45 PTB-10 PTB-24 MSL-10 MBA-10 AIG-10 KIP-07
15.45 - 16.00 PTB-11 PTB-25 MSL-11 MBA-11 AIG-11 KIP-08 Laporan
Pertanggu
16.00 - 16.15 PTB-12 PTB-26 MSL-12 MBA-12 AIG-12 MSL-15
ng
16.15 - 16.30 PTB-13 PTB-27 MSL-13 MBA-13 AIG-13 MSL-16 Jawaban
16.30 – 16.45 PTB-14 PTB-28 MSL-14 AIG-15 AIG-14 MSL-17 Pengurus
ISI
16.45 – 17.00 MSL-18

17.00 Penutupan Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia (FIT ISI 2020)

17.00 – 19.00 Break


Online
19.00 – 20.00 (Zoom & Live
Youtube)
20.00 – 20.30
Penetapan event.isi.or.id
20.00 – 21.00 Ketua ISI Offline on
2020-2024 Hotel Patra
21.00 – 21.20
Semarang
21.00 – 21.50

21.50 – 22.00 Penutupan Musyawarah Nasional Ikatan Surveyor Indonesia (MUNAS ISI 2020)

Keterangan :

PTB (A) : Pertanahan, Tata Ruang, Batas Wilayah (A)


PTB (B) : Pertanahan, Tata Ruang, Batas Wilayah (B)
MSL : Manajemen SDA dan Lingkungan
MBA : Mitigasi Bencana
AIG : Aplikasi dan Inovasi Teknologi Informasi Geospasial
PSP : Pengembangan Profesi bidang Survey Pemetaan

5
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

PETUNJUK LOGIN FIT DAN MUNAS DARING

1. Ke laman http://event.isi.or.id/
2. Klik Login

3. Mengisi
Email : (email yang didaftarkan pada saat registrasi FIT & MUNAS ISI 2020)
Pass : FITISI

6
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

SESI PARALEL
RUANG 1

Topik : Pertanahan, Tata Ruang, Batas Wilayah


Moderator : Ir. Sawitri S., M.Sc
13.00 - 13.15 PTB-01 INFORMASI PERTANAHAN SEBAGAI ENGINE
PEMBANGUNAN
Mulyadi,Albertus Yogo Dwi Sancoko, Hasnim Kaulani

13.15 - 13.30 PTB-02 ANALISIS KUALITAS DATA PETA PENDAFTARAN TANAH


PADA GEOKKP DUSUN JETIS DESA PAGERHARJO,
KECAMATAN SAMIGALUH, KULONPROGO
DS Richasari, A Juliyani

13.30 - 13.45 PTB-03 BATAS DAERAH SEBAGAI DASAR PENENTU KEBEBIJAKAN


PEMBANGUNAN
Ardi Eko WIjoyo, Yuliana Uswatun Hasanah

13.45 - 14.00 PTB-04 KAJIAN STRATEGI PERCEPATAN SERTIPIKASI TANAH


DALAM RANGKA PENGAMANAN BARANG MILIK NEGARA
Yuri Gama Rivandi, Latho Muhammad

14.00 - 14.15 PTB-05 ANALISIS SWOT-AHP UNTUK ARAHAN JENIS


PEMANFAATAN TANAH DESA
Agung Nugroho Bimasena

14.15 - 14.30 PTB-06 URGENSI INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN


RUANG: PROTOTYPE SEDERHANA MENGGUNAKAN
ZONA RUANG DALAM RENCANA DETAIL TATA RUANG
Alifia Nurhikmahwati, Sutaryono,Asih Retno Dewi

14.30 - 14.45 PTB-07 PERBANDINGAN UJI AKURASI DATA PADA ORTOFOTO


MENGGUNAKAN TEKNIK PEMOTRETAN TEGAK DAN
MIRING BERDASARKAN STANDAR KETELITIAN
PLANIMETRIS BPN (BADAN PERTANAHAN NASIONAL)
(STUDI KASUS : KECAMATAN LOWOKWARU, MALANG,
JAWA TIMUR)
Fransisca Dwi Agustina*, M Edwin Tjahjadi

14.45 - 15.00 PTB-08 PEMETAAN TEMATIK DAN TATA RUANG KEPULAUAN


LENGKAP BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
AGAR TERCAPAINYA MANAJEMEN PERTANAHAN
Baskara Suprojo, Fikri Ainur Rosyidi, Sukmo Pinuji

7
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

15:00 – 15:15 PTB-09 KAJIAN PERMASALAHAN KONSOLIDASI TANAH


SINDUADI
Hary Listantyo Prabowo

15.30 - 15.45 PTB-10 OPTIMALISASI JARING KONTROL GEODESI STASIUN INA-


CORS UNTUK MEMBANGUN KERANGKA DASAR
KADASTRAL NASIONAL
Eko Budi Wahyono, Sunarto , Taufik Ihsanudin

15.45 - 16.00 PTB-11 PEMETAAN DESA MENGGUNAKAN FOTO UDARA


MENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN (STUDY KASUS: DESA TAWANGSARI,
KEC. TERAS, BOYOLALI)
Raden Putra1*, Restu Maheswara A L2

16.00 - 16.15 PTB-12 PEMBANGUNAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA


SPASIAL KADASTER 3D MENGGUNAKAN 3DCITYDB DAN
QUANTUMGIS
Deni Suwardhi, Rizqia Grandis Pratiwi*, Aberham Christomus
Amadeo
16.15 – 16.30 PTB-13 KAJIAN PEMETAAN KELURAHAN LENGKAP TERDAFTAR
BERDASARKAN IMPLEMENTASI DI KOTA PONTIANAK
Renaud Saputra Purba, Farizal Arma Bandhono*

16.30 – 16.45 PTB-14 PENGGUNAAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED


(IDW) UNTUK PEMETAAN ZONA NILAI TANAH (STUDI
KASUS: KELURAHAN GEDONG MENENG, BANDAR
LAMPUNG)

8
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

RUANG 2

Topik : Pertanahan, Tata Ruang, Batas Wilayah


Moderator : Fauzi J. A, ST. M.Eng

13.00 - 13.15 PTB-15 PENGEMBANGAN MODEL NILAI TANAH DENGAN


METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION
(GWR) BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT (STUDI
KASUS: KECAMATAN COBLONG, KOTA BANDUNG)
Rizky Ahmad Yudanegara1*, Andri Hernandi2, Alfita Puspa
Handayani2
13.15 - 13.30 PTB-16 STATUS DAN TANTANGAN PENDAFTARAN TANAH
SISTEMATIS LENGKAP MENUJU INDONESIA TERPETAKAN
LENGKAP 2024
Hendry Yuli Wibowo
13.30 - 13.45 PTB-17 PENGEMBANGAN INFORMASI SPASIAL PENILAIAN ASET
DINAMIS TANAH DAN BANGUNAN MENUJU
MANAJEMEN KONTROL TOWER DASHBOARD
PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS: PEMERINTAH
KABUPATEN PANGANDARAN)
Muhammad Adie Brilian Anugrah*, Bambang Edhi Leksono
13.45 - 14.00 PTB-18 SENSUS PERTANAHAN DALAM RANGKA MENDUKUNG
PERCEPATAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS
LENGKAP
Kariyono1*, Bambang Sudarsono2
14.00 - 14.15 PTB-19 PEMODELAN PERTUMBUHAN BANGUNAN TEMPAT
TINGGAL DI KABUPATEN KULON PROGO
MENGGUNAKAN COMMUNITYVIZ
Yofita Indah Saputri*, Heri Sutanta
14.15 - 14.30 PTB-20 PENINGKATAN KUALITAS DATA SERTIPIKAT DALAM
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP: STUDI
KASUS KELURAHAN KOMET KOTA BANJARBARU
KALIMANTAN SELATAN
Rizal Adhi Pratama,S.T.*, M.Eng, Kurniawan Budi Santoso, S.Si

14.30 - 14.45 PTB-21 VALIDASI KESESUAIAN PENETAPAN GARIS PANGKAL


LURUS DENGAN ARAH UMUM GARIS PANTAI DI PANTAI
UTARA SULAWESI
Eka Djunarsjah, Andika Permadi Putra*, Ben William Rogers

9
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

14.45 -15.00 PTB-22 MODEL KONSEP DAN MANAJEMEN SEAMLESS


CADASTRE (WILAYAH STUDI: PULAU PRAMUKA)
Eka Djunarsjah, Ben William Rogers*, Andika Permadi Putra

15.00 - 15.15 PTB-23 PEMODELAN KADASTER TIGA DIMENSI (3D) UNTUK


PENGHITUNGAN NILAI BANGUNAN BAGI PENENTUAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Eka Djunarsjah, Aulia Try Atmojo, Alvin Indra Saputra
15.30 – 15.45 PTB-24 IMPLEMENTASI IP4T DALAM ADMINISTRASI
PERTANAHAN
Muhammad Rifqi Andikasani, S.T.1*, Sesotya Ariani, S.P.2

15.45 – 16.00 PTB-25 MANAJEMEN KUALITAS DAN INTEROPERABILITAS


INFORMASI BIDANG TANAH MENGGUNAKAN STANDAR
INTERNASIONAL DAN TOPOLOGI KADASTER
Dwi Budi Martono, ST., MT.1, Dr. Agung Indrajit ST., M.Sc2, , Dr.
Trias Aditya, ST. M.Sc3

16.00 – 16.15 PTB-26 PENGGUNAAN CITRA SATELIT DAN DATA KERUANGAN


UNTUK PEMUTAKHIRAN PETA DASAR SKALA MENENGAH
SELURUH INDONESIA
Elyta Widyaningrum, Aji Putra Perdana, Rosita Andari, Ratna
Mayasari, Andita Putri Damayanti

16.15 – 16.30 PTB-27 EVALUASI HASIL PENENTUAN TINGGI TITIK DASAR TEKNIK
MENGGUNAKAN MODEL GEOID SRGI 2013
STUDI KASUS: DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Dedi Atunggal, Bilal Ma’ruf, Nurrohmat Widjajanti

16.30 – 16.45 PTB-28 ANALISIS PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH


LAUT PROVINSI BANGKA BELITUNG
Khomsin, Cherie Bhketi Pribadi, Danar Guruh Pratomo,
Burhanuddin Nur

10
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

RUANG 3

Topik : Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan


Moderator : Dr. Firman Hadi, S.Si., MT

13.00 - 13.15 MSL-01 DETEKSI AREA BEKAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 TAHUN 2018 – 2020
(STUDI KASUS: PULAU RUPAT, BENGKALIS)
Annisa Baroroh1 dan Harintaka2
13.15 - 13.30 MSL-02 ANALISIS PERUBAHAN STOK KARBON BERDASARKAN
PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DARI TAHUN 1990 S/D
TAHUN 2020 DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN
LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR
Billiyan Mochammad Rizaldi, Fajar Setiawan, Wiga Alif
Violando, Andik D Muttaqin
13.30 - 13.45 MSL-03 ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN
MENGGUNAKAN GOOGLE EARTH ENGINE DENGAN
ALGORITMA CART STUDI KASUS: WILAYAH PESISIR
KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR
Ahmad Syamsurizal Fikri, Wiga Alif Violando, Andik D
Muttaqin, Fajar rahmawan

13.45 - 14.00 MSL-04 ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN


PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA PROBOLINGGO, JAWA
TIMUR
Akbar M Saputra, Andik D Muttaqin, Asri Sawiji, Rizqi A
Perdanawati1

14.00 - 14.15 MSL-05 ESTIMASI CADANGAN KARBON ATAS PERMUKAAN


TANAH TANAMAN KELAPA SAWIT DI KEBUN PERCOBAAN
CIKABAYAN, BOGOR
Mohammad Ilham Ramadhani

14.15 - 14.30 MSL-06 POLA KONVERSI PENGGUNAAN LAHAN DAN


KETAHANAN PANGAN UNTUK ARAHAN LAHAN PANGAN
BERKELANJUTAN DI KABUPATEN SLEMAN, INDONESIA
Rochmat Martanto, Vida Andriani

14.30 - 14.45 MSL-07 PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH


SUNGAI (WS) YAMDENA-WETAR PROVINSI MALUKU
MENGGUNAKAN ANALISA SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG)

11
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

Irfan Baharudin S.T.*, Syahrizal Mufrodi S.T., Indah Tri


Wahyuni S.T
14.45 - 15.00 MSL-08 ESTIMASI PERUBAHAN NILAI SIMPANAN AIR DI WILAYAH
PULAU KALIMANTAN BERDASARKAN KOMBINASI DATA
GAYABERAT SATELIT GRACE DAN GRACE FOLLOW-ON
Popppy Andriani Wirawan1*, Leni Sophia Heliani2

15:00 – 15:15 MSL-09 PEMODELAN 3D VEGETASI PADA LEVEL OF DETAIL 2


DALAM RUANG LINGKUP HUTAN KOTA MENGGUNAKAN
METODE ELLIPSOID
Kamal Nur Fauzan*, Deni Suwardhi
15.30 - 15.45 MSL-10 URGENSI PENAMAAN UNSUR RUPABUMI BAWAH LAUT DI
KAWASAN ZEE INDONESIA
Dyah Pangastuti*, Fajar Triady Mugiarto

15.45 - 16.00 MSL-11 REGRESI SPASIAL UNTUK PREDIKSI PENDAPATAN PETANI


BERDASARKAN RELASI INDEKS VEGETASI, HASIL PANEN
PADI, DAN PERUBAHAN JUMLAH HUJAN
Mochamad Firman Ghazali1*, Fitria Melinia Dewi2
16.00 - 16.15 MSL-12 PERAN TEKNOLOGI KELAUTAN UNTUK PEMBANGUNAN
KELAUTAN BERKELANJUTAN
Imam Mudita

16.15 – 16.30 MSL-13 PEMANTAUAN PERUBAHAN GARIS PANTAI


MENGGUNAKAN METODE NET SHORELINE MOVEMENT
(NSM) DI WILAYAH KABUPATEN KULONPROGO,
YOGYAKARTA
Bandi Sasmito*, Bagus Dewo Pratomo, Nurhadi Bashit
16.30 – 16.45 MSL-14 PENAMAAN UNSUR RUPABUMI WILAYAH LAUT PADA
PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI
Atika Kumala Dewi*, Fajar Triady Mugiarto

12
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

RUANG 4

Topik : Mitigasi Bencana


Moderator : Arief L N, ST., M.Eng

13.00 - 13.15 MBA-01 TINGKAT KERENTANAN FISIK BANGUNAN TERHADAP


POTENSI ERUPSI GUNUNGAPI KELUD
Yan Abdi Rahmanu, Danang Sri Hadmoko, Djaka Marwasta

13.15 - 13.30 MBA-02 PROSEDUR PELAKSANAAN PEMETAAN CEPAT UNTUK


BENCANA DI INDONESIA
Lufti Rangga Saputra1, Akhira Mutiara2

13.30 - 13.45 MBA-03 Pemetaan Cepat Inundasi Banjir Sungai Sail


Menggunakan Integrasi Data Citra Drone dan
Analisis Spasial
Dandi Arianto Pelly1, Anwari, ST2

13.45 - 14.00 MBA-04 PEMODELAN REGRESI DOUBLE LOG DAN SEMI LOG
UNTUK NILAI TANAH DI DAERAH RAWAN TANAH
LONGSOR (STUDI KASUS: KECAMATAN SONGGON,
KABUPATEN BANYUWANGI)
Fauziah Larasati, Desi Suci Richasari, Arifatul Mu’amalah

14.00 - 14.15 MBA-05 KAJIAN KORELASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP


BERBASIS LAHAN DAN KERENTANAN TANAH LONGSOR:
STUDI KASUS WILAYAH KABUPATEN GARUT
Bambang Setyadji1, Irwan Meilano2, Vera Sadarviani3, Ahmad
Syauki Asshiddiq4
14.15 - 14.30 MBA-06 PEMETAAN ANCAMAN BANJIR KOTA SEMARANG
BERDASARKAN ATLAS BMKG
Arief Laila Nugraha*, Moehammad Awaluddin, Abdi
Sukmono, Viona Yashinta, Fakhry Dimas Salahuddin

14.30 - 14.45 MBA-07 ANALISIS KAWASAN RISIKO BENCANA BANJIR DAN


TANAH LONGSOR DI KAMPUNG CODE UTARA, KOTA
YOGYAKARTA
Bilal Ma'ruf1*, Naufal Azhar Pratama5, Aris Sunantyo1,
Nurrohmat Widjajanti1, Parseno1, Joko Sujono2, Tarcicius
Yoyok Wahyu Subroto3, Tri Mulyani Sunarharum3, Donatus
Hendra Amijaya4, Moh. Arief Heru Siswoyo5, Ghea Ayunda
Siami5, Ruzaldi Puluala5

13
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

14.45 – 15.00 MBA-08 TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA WISATAWAN KORBAN


KECELAKAAN ARUNG JERAM DI SUNGAI TELAGAWAJA,
DAS UNDA, BALI
Moh Saifulloh1*, Djati Mardiatno2*, Retnadi Heru Jatmiko3

15.00 - 15.15 MBA-09 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERANCANGAN


JALUR DAN TITIK EVAKUASI SEMENTARA SEBAGAI
UPAYA MITIGASI BENCANA GUNUNG MERAPI MELALUI
METODE NETWORK ANALYSIS-CLOSEST FACILITY (Studi
di Kecamatan Kemalang, Klaten)
Fajar Buyung Permadi1*, Ahmad Rasis Sholikin2, Dony
Ferdiansyah3
15.30 - 15.45 MBA-10 INTERGRASI REMOTE SENSING DAN GIS UNTUK
PENENTUAN KEKRITISAN LINGKUNGAN BESERTA
HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI DEMOGRAFIS KOTA
BANDAR LAMPUNG
Kireina Putri Iwasaki*, Mirnawati, Mochamad Firman Ghazali,
Muhammad Farrel Syuhada, Muhammad Naimullah

15.45 – 16.00 MBA-11 KAJIAN SPASIAL EVALUASI RENCANA TATA RUANG DARI
ASPEK KERENTANAN BENCANA BANJIR DI KOTA AMBON
Joseba Kristina Helwend, Ferdinand Salomo Leowol, Daniel
Anthoni Sihasale, Heinrich Rakuasa*

16.00 – 16.15 MBA-12 PEMETAAN DAERAH RISIKO BENCANA LONGSOR DI


KOTA AMBON MENGGUNAKAN SISTIM INFORMASI
GEOGRAFI (SIG)
Aprilia Manusiwa, Ferdinand Salomo Leowol, Melianus
Salakory, Heinrich Rakuasa*

16.15 – 16.30 MBA-13 PEMBUATAN DIGITAL ELEVATION MODEL (DEM)


MENGGUNAKAN UAV UNTUK KEPERLUAN IDENTIFIKASI
TANAH LONGSOR DI RUAS JALAN DESA LIANG BUNYU,
KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA
Bambang Sudarsono*, Tasya Nugraha, Raihan Deo Annaafi

16.30 – 16.45 AIG-15 PEMBUATAN APLIKASI WEBGIS DANAU BANDUNG


PURBA MENGGUNAKAN DATA DEMNAS
Bebas Purnawan, Rina Muthia Harahap

14
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

RUANG 5

Topik : Aplikasi dan Innovasi Teknologi Informasi Geospasial

Moderator : Nurhadi Bashit, ST., MT

13.00 - 13.15 AIG-01 A PROPOSED APPROACH FOR MAP GENERALIZATION IN


INDONESIA FROM LARGE TO MEDIUM SCALE
Danang Budi Susetyo, Fahrul Hidayat, Mochamad Irwan
Hariyono, Nugroho Purwono, Rizka Windiastuti, Tia Rizka
Nuzula Rachma
13.15 - 13.30 AIG-02 PEMANFAATAN APLIKASI ONLINE PROCESSING
INACORS UNTUK PENENTUAN POSISI TELITI
Agung Syetiawan1 , Febrylian Fahmi Chabibi2

13.30 - 13.45 AIG-03 ANALISIS PENGARUH STRIP ADJUSTMENT TERHADAP


KETELITIAN DATA UAV LIDAR
Der Derian A. Bainus, Deni Suwardhi, Budhy Soeksmantono

13.45 - 14.00 AIG-04 ANALISIS AKURASI ELEVASI FOTO UDARA FORMAT KECIL
MENGGUNAKAN TEKNIK PENGOLAHAN POINT CLOUD
FOTOGRAMETRI PADA PEKERJAAN PEMETAAN
TOPOGRAFI MENGGUNAKAN UAV-DRONE
Yunus Susilo, ST, MT1, Abdurrahman Mz, ST2

14.00 - 14.15 AIG-05 PENERAPAN 3D AS-BUILT MODEL PIPA DISTRIBUSI DARI


POINT CLOUD
Nabila Rahmawati*, Taufik Kusetiyohadi

14.15 - 14.30 AIG-06 PEMANFAATAN TEKNOLOGI UAV LIDAR UNTUK


PERCEPATAN PENYEDIAAN DATA TOPOGRAFI SKALA
BESAR PADA TAHAP READINESS CRITERIA JALAN TOL
TRANS SUMATERA
Halim Wiranata

14.30 - 14.45 AIG-07 DEVELOPMENT OF KANDRI TOURISM VILLAGE


INFORMATION BASED ON CARRYMAP AND ARCGIS
ONLINE
Yudo Prasetyo, Nurhadi Bashit, Riantika Dena

14.45 – 15.00 AIG-08 PENERAPAN KONSEP GEOPARK DALAM PEMBANGUNAN


KAWASAN BERBASIS GEOKONSERVASI
Sri Kistiyah, Setiowati, Dwi Wulan Titik Andari

15
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

15.00 - 15.15 AIG-09 MANAJEMEN ASET DAN FASILITAS MENGGUNAKAN


TEKNOLOGI AUGMENTED REALITY GIS
Deni Suwardhi1, Lea Kristi Agustina2, Fatwa Cahya Mustika3*,
Lulu Firyal Luthfiyah4

15.30 - 15.45 AIG-10 ANALISIS SPASIAL DAN VISUALISASI BERBASIS PETA


ONLINE WISATA PANTAI KABUPATEN LINGGA PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
Afriyanto Herman

15.45 – 16.00 AIG-11 ESTIMASI TINGGI BANGUNAN MENGGUNAKAN


MACHINE LEARNING UNTUK PEMODELAN PETA HISTORIS
3D
Deni Suwardhi*, Riantini Virtriana, An Nisya Fitri

16.00 – 16.15 AIG-12 PEMODELAN BANGUNAN 3D MENGGUNAKAN


FOOTPRINT BANGUNAN HASIL EKSTRAKSI MASK R-CNN
DAN DENSE POINT CLOUD DARI FOTO UDARA UAV
Tata Bahtera Negara*, Harintaka

16.15 – 16.30 AIG-13 TINJAUAN KRITIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMETAAN


FOTOGRAMETRI DENGAN UAV-PPK UNTUK
MENDUKUNG PRODUKSI PETA SKALA BESAR
Catur Aries Rokhmana*, Bagus Eko Saputra

16.30 – 16.45 AIG-14 OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUNA UNTUK AKUISISI


CITRA YANG AKTUALL MELALUI SHARING SESSION
Angga Ramadhan Prayogi1*, Akhmad Misbakhul Munir2

16
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

RUANG 6

Topik : Pengembangan Profesi bidang Survey Pemetaan

Moderator : Bandi Sasmito, ST., MT

13.00 - 13.15 PSP-01 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG


GEOMATIKA UNTUK MENDUKUNG PENYELENGGARAAN
KEGIATAN PERTANAHAN (STUDI KASUS PADA PUSAT
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN
PERTANAHAN NASIONAL)
Hadi Arnowo

13.15 - 13.30 PSP-02 PERANAN PROFESI SURVEYOR BERLISENSI DALAM


SISTEM KADASTER MULTIGUNA UNTUK PENENTUAN
BATAS RUANG MENGGUNAKAN BUILDING
INFORMATION MODELING
Ketut Tomy Suhari1,2,3,4
13.30 - 13.45 PSP-03 PENGEMBANGAN KOMPETENSI PETUGAS PENGELOLA
PERTANAHAN DAERAH DI ERA PANDEMI COVID-19
DENGAN METODE BLENDED LEARNING
Kariyono*, Ulvi Ratnaningsih Sa’adah

13.45 - 14.00 KIP-01 SURVEI DIMENSIONAL UNTUK PEMASANGAN


MULTIBEAM ECHOSOUNDER LAUT DALAM DI KR BARUNA
JAYA III
Dwi Haryanto
14.00 - 14.15 KIP-02 APLIKASI WEBGIS TERINTEGRASI UNTUK PEMANTAUAN
KEGIATAN PENAMBANGAN DI PT BERAU COAL
Herman Maraden

14.15 - 14.30 KIP-03 EVALUASI PERGERAKAN TITIK KONTROL PEMANTAUAN


WADUK SERMO UNTUK MENDUKUNG MITIGASI
MULTIDISASTER
Hilmiyati Ulinnuha1, Nurrohmat Widjajanti1, Yulaikhah1,
Purnama Budi Santosa1, Suci Tresna Novianti2

14.30 - 14.45 KIP-04 PENYUSUNAN STANDAR SURVEI TERESTRIAL DALAM


RANGKA AKSELERASI PEMETAAN DASAR SKALA BESAR
UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN NASIONAL

17
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020

Winhard Tampubolon*, Fakhruddin Mustofa, Garri Martha


Kusuma Wardhana, Hayu Rianasari
14.45 – 15.00 KIP-05 IMPLEMENTASI MOBILE LASER SCANNER UNTUK
PENILAIAN INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI)
JALAN TOL TRANS SUMATERA
Audita Widya Astuti

15.00 - 15.15 KIP-06 ANALISIS UJI BEBAN JEMBATAN MENGGUNAKAN


METODE LEVELLING
Bilal Ma'ruf1*, Moh Arief Herusiswoyo2
15.30 - 15.45 KIP-07 PEMANFAATAN INDOORGML UNTUK ANALISIS
AKSESIBILITAS SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR
KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
Satrio Ramadanto*, Shafarina Wahyu Trisyanti, Deni
Suwardhi
15.45 – 16.00 KIP-08 PEMANTAUAN PERGERAKAN LERENG MENGGUNAKAN
TOTAL STATION PADA TAMBANG BATUBARA TERBUKA
DI PIT X PT. KHOTAI MAKMUR INSAN ABADI
Radik Khairil Insanu

16.00 – 16.15 MSL-15 ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN


KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
Marhelin Ch Mehdila, Daniel Anthoni Sihasale, Robert Berty
Riry, Heinrich Rakuasa*

16.15 – 16.30 MSL-16 IDENTIFIKASI WILAYAH POTENSIAL WIND FARM DI


KECAMATAN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN
Suci Fitria Rahmadhani Z*, Usqo Irwanto, Aesya Nida Avrila,
Muhammad Ikhwan Bagus

16.30 – 16.45 MSL-17 PERBANDINGAN METODE OTOMATISASI SUPERVISED


MACHINE LEARNING TERHADAP PERUBAHAN TUTUPAN
LAHAN
Wening Aisyah Fauziana Koman1, Afif Janur2, Fikriya Nisaul
Islamiyah2, Galih Pratiwi3

16.45 – 17.00 MSL-18 ANALISA PENENTUAN ZONA PENGELOLAAN WILAYAH


LAUT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN
RUU TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
KEPULAUAN
Khomsin, Cherie Bhketi Pribadi, Danar Guruh Pratomo,
Wiryadana Prakoso

18
27
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-01

INFORMASI PERTANAHAN SEBAGAI ENGINE PEMBANGUNAN


Mulyadi,Albertus Yogo Dwi Sancoko, Hasnim Kaulani
Pusat Data Dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(PUSDATIN) Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Indonesia.
E-mail: mulyadi01@atrbpn.go.id, albertus.yogo@atrbpn.go.id, Hasnim.kaulani@atrbpn.go.id

ABSTRAK
Revolusi Industri 4.0 telah merubah pola konsumsi masyarakat yang menuntut layanan publik yang
murah dan mudah. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menyadari
bahwa untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan erat kaitannya dengan pemanfaatan data dan informasi.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi literatur dan focus grup discussion untuk memperoleh
gambaran dan rekomendasi terkait monetisasi informasi pertanahan. Penelitian ini menemukan bahwa kajian
tentang monetisasi akan memberikan pengertian yang beragam tergantung dari konteks yang akan dibicarakan,
namun secara garis besar monetisasi adalah proses mengubah sesuatu agar bisa menjadi penghasilan. Selama
pandemi COVID, ATR/BPN telah melayani berbagai prosedur layanan pertanahan sebanyak 4.940.764 berkas
dengan nilai PNBP yang dihasilkan sekitar 1,320 T di tahun 2021 ini. Layanan teratas adalah layanan pengecekan
sertipikat sebanyak 1.905.377 berkas, dengan nilai PNBP sebesar 95,269 M. Sebagaimana diketahui bahwa
layanan tersebut merupakan layanan informasi pertanahan. Hasil analis menunjukkan bahwa “penambahan nilai”
adalah kunci untuk monetisasi data. Data bukanlah sumber daya gratis, tetapi negara telah melakukan investasi
dan membelanjakan untuk membuat dan memperoleh data. Pemerintah harus memperlakukan data sebagai
“asset”. Responden menyatakan bahwa ATR/BPN telah melakukan investasi dan pembelanjaan untuk manajemen
data untuk siklus hidup aset data. Layanan informasi pertanahan akan terdisrupsi apabila tidak beradaptasi dengan
kemajuan teknologi dan bertumbuhnya start-up. Penelitian ini merekomendasikan agar strategi-strategi yang
terdapat pada pembahasan dapat dijadikan rujukan dalam monetisasi pertanahan. Untuk memudahkan layanan
publik bidang pertanahan seperti yang dilakukan oleh negara Singapura dan Australia, dibutuhkan dukungan
kebijakan dan regulasi sebagai payung hukum implementasi monetisasi informasi pertanahan.
Kata kunci: Data pertanahan, informasi pertanahan, monetisasi informasi, kadastral, ATR/BPN

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 20


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-02

ANALISIS KUALITAS DATA PETA PENDAFTARAN TANAH PADA GEOKKP


DUSUN JETIS DESA PAGERHARJO, KECAMATAN SAMIGALUH,
KULONPROGO
DS Richasari1, A Juliyani2
1
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jl. Tata Bumi No.5, Area Sawah, Banyuraden, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55293, e-mail: drichasari@gmail.com
2
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jl. Tata Bumi No.5, Area Sawah, Banyuraden, Kec. Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55293, e-mail: agellyjlyn@gmail.com

ABSTRAK
Kualitas data pertanahan menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL). Data pertanahan meliputi data yuridis dan data fisik. Penataan atribut yuridis dan fisik data
pertanahan dilakukan melalui Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) atau dikenal dengan GeoKKP. Data yang
telah diakuisisi kemudian ditindaklanjuti dengan digitalisasi. Hasil dari digitalisasi data tersebut diklasifikasikan
kembali sesuai dengan kualitasnya antara lain KW1, KW2, KW3, KW4, KW5 dan KW6. Setelah dilakukan
pengklasifikasian kualitas data hasil digitalisasi peta pendaftaran ditemukan permasalahan antara lain adanya
overlap dengan bidang tanah yang sudah terpetakan sebelumnya, perbedaan luas, hingga bentuk dan posisi bidang
yang tidak sesuai. Kondisi ini perlu dievaluasi agar kualitas data dapat terjaga dari segi fisik dan yuridis. Penelitian
ini dimaksudkan untuk melakukan uji kualitas data yang terdapat pada GeoKKP (Data PTSL 2018) dengan data
hasil ukur bidang tanah dengan menggunakan GPS RTK yang direferensikan dengan data GPS statik di Dusun
Jetis. Hasil dari penelitian ini berupa tingkat ketelitian dari segi luas bidang tanah, kesesuaian bentuk dan posisi
serta dari klasifikasi kepemilikan sertipikat. Total bidang tanah hasil overlay GeoKKP dengan hasil pengkuran
adalah 228 bidang, dengan rincian bidang pada GeoKKP sejumlah 146 dan bidang hasil ukur sejumlah 82. Bentuk,
luas, dan posisi menunjukkan hasil yang signifikan berbeda karena ada beberapa faktor, diantaranya alat
pengukuran yang digunakan mempunyai tingkat ketelitian yang berbeda , tidak adanya peta kerja (basemap) yang
dapat dijadikan acuan, dan perubahan batas bidang yang dapat terjadi dari waktu ke waktu.

Kata kunci : bidang tanah, Dusun Jetis, GeoKKP, GPS, Kualitas Data

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 21


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-03

BATAS DAERAH SEBAGAI DASAR PENENTU KEBEBIJAKAN


PEMBANGUNAN
Ardi Eko WIjoyo1, Yuliana Uswatun Hasanah2
1
Analis Kebijakan Ahli Muda pada Subdit Batas Antar Daerah Wil II Kemendagri
Jl. Medan Merdeka Utara No 7 Jakarta Pusat, e-mail: ardi.manyoo@gmail.com
2
Teknik Geodesi Angkatan tahun 2008.
Jl. Kecubung No 38 Jakarta Timur, e-mail: yulianauswatun@gmail.com

ABSTRAK

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah Provinsi selanjutnya Provinsi dibagi atas
Kabupaten dan Kota, Kabupaten dan Kota dibagi atas Kecamatan serta Kecamatan dibagi atas
Kelurahan/Desa. Pasca tahun 1999, terjadi perubahan paradigma Pemerintahan daerah dari sentralistik
menjadi desentralisasi yang mana terdapat penyerahan kewenangan Pemerintah kepada Daerah Otonom
dalam kerangka Negara Kesatuan. Dalam hal ini, suatu Pemerintah Daerah diberikan kewenangan yang
seluas-luasnya untuk mengelola daerah secara mandiri sehingga pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan
Provinsi memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pemekaran wilayah, mulai dari tingkat
Kabupaten, Kota, dan Provinsi.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, sampai dengan tahun 2014 jumlah
total DOB di Indonesia sebanyak 542 yang terdiri dari 34 Provinsi, 415 Kabupaten dan 93 Kota yang
terbentuk dari tahun 1956 sampai tahun 2014. Sedangkan daerah Otonomi Baru (DOB) yang terbentuk
pasca reformasi birokrasi sebanyak 223 yang terdiri Provinsi, Kabupaten dan Kota, berarti ada kenaikan
sekitar 41,14%. Implikasi yang muncul dari DOB, setiap Pemerintah Daerah dituntut untuk berperan
aktif dalam mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumber daya yang ada di wilayahnya. Oleh karena
itu daerah-daerah menjadi terdorong untuk mengetahui secara pasti sampai sejauh mana wilayah
kewenangannya terutama pada daerah yang memiliki potensi sumber daya untuk mendukung
Pendapatan Asli Daerah. Untuk mengetahui sampai dimana wilayah kewenangannya, maka
Pemerintah Daerah perlu untuk melakukan penegasan batas daerah.
Pada tahun 2020, Pemerintah menerbitkan UU Nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja
dengan turunannya PP Nomor 43 tahun 2021 tentang tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata
Ruang, Kawasan Hutan, Izin, dan/ atau Hak Atas Tanah, bahwa batas daerah harus diselesaikan paling
lama 5 (lima) bulan dengan pemerintah daerah maka Kemendagri melakukan percepatan penyelesaian
batas daerah. Hal ini dikarenakan batas daerah merupakan layer dasar informasi geospasial yang menjadi
pedoman bagi peta-peta tematik lain yang dibuat oleh Kementerian/Lembaga.
Dalam penulisan makalah ini, metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif
yang mendeskripsikan arti pentingnya batas daerah dan langkah percepatan yang dilakukan Kemendagri.
Hasil yang diharapkan pada penulisan makalah ini dapat mendorong pemerintah daerah yang belum
selesai segmen batasnya agar segera bersepakat untuk percepatan investasi di wilayahnya masing-masing

Kata kunci: otonom, batas daerah, percepatan, layer dasar, informasi geospasial, investasi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 22


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-04

KAJIAN STRATEGI PERCEPATAN SERTIPIKASI TANAH DALAM RANGKA


PENGAMANAN BARANG MILIK NEGARA
Yuri Gama Rivandi 1, Latho Muhammad 2
1
Biro Pengelolaan Barang Milik Negara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Telp./Faks: 081296045161, e-mail:
yuri.rivandi@pu.go.id 2Direkorat Barang Milik Negara Kementerian Keuangan
Jl. Lapangan Banteng Timur Nomor 2-4 Jakarta, Telp./Faks: 081219413265, e-mail:
latho.muhamma@kemenkeu.go.id

ABSTRAK

Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dimana BMN berupa tanah menyumbang 71% nilai dari total neraca
Laporan BMN. Besarnya nilai tanah tersebut perlu didukung dengan pengamanan administrasi, fisik, dan hukum
atas BMN berupa tanah. Berdasarkan Lampiran Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Atas Sistem Pengendalian Intern Nomor 19b/LHP/XV/06/2020 Tanggal 15 Juni 2020, terdapat aset tetap yang
belum didukung dengan dokumen kepemilikan sebesar Rp22.415.116.586.743 pada 24 Kementerian/Lembaga
(K/L) dan dari temuan BPK tersebut diketahui masih terdapat BMN berupa tanah yang belum didukung dokumen
kepemilikan. Sebagai upaya pengamanan BMN berupa tanah sekaligus dalam rangka melengkapi dan
memperkuat status hak kepemilikan atas BMN berupa tanah, Kementerian Keuangan selaku Pengelola Barang,
Kementerian ATR/BPN selaku instansi yang berwenang menerbitkan sertipikat, bersama seluruh K/L melakukan
program Sertipikasi BMN berupa tanah secara nasional yang diharapkan tuntas pada tahun 2022. Kajian ini
dimaksudkan untuk menguraikan strategi percepatan sertipikasi BMN atas beberapa permasalahan yang ada guna
mengoptimalkan pelaksanaan percepatan sertipikasi BMN berupa tanah. Metode yang digunakan dalam penulisan
ini menggunakan metode kualitatif dengan (1) melakukan kajian literatur terkait sertipikasi BMN, (2) melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan sertipikasi BMN secara berkala, dan (3) melakukan analisis untuk percepatan
sertipikasi BMN. Hasil dari kajian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mempercepat pelaksanaan
sertipikasi BMN berupa tanah.

Kata kunci : Sertipikat atas Tanah, Barang Milik Negara, Pengamanan Aset

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 23


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-05

ANALISIS SWOT-AHP UNTUK ARAHAN JENIS PEMANFAATAN TANAH


DESA

Agung Nugroho Bimasena


Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jl. Tata Bumi No.5, Banyuraden, Gamping, Sleman-55239 Hp: 08562878424, e-mail:
an.bimasena@stpn.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi pemanfaatan lahan “Tanah Desa” beserta
sebarannya; (2) menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pemerintah desa dalam menentukan
arahan jenis pemanfaatan tanah desa. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terdiri dari 128 Tanah Desa. Unit analisis penelitian adalah
seluruh bidang Tanah Desa. Pengumpulan data melalui: (1) Interpretasi Peta Desa; (2) Interpretasi Citra Satelit
Resolusi Tinggi (CSRT); (3) Wawancara dengan perangkat desa dan penguasa lahan; (4) Pengamatan lapangan.
Teknik analisis data mencakup: (1) Teknologi GIS sebagai cara analisis spasial; (2) Teknik analisis metode
SWOT-AHP (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats-Analytic Hierarcy Process). Setiap elemen
SWOT yang dirumuskan dikaitkan dengan masing-masing jenis pemanfaatan tanah, sehingga dapat dilakukan
penentuan prioritas pemanfaatan tanah desa berdasarkan SWOT. Hasil penelitian adalah: (1) Tanah Desa tersebar
secara sporadis di 3 tipe wilayah yaitu zona Desa-Kota, Urban Fringe, dan Kota-Desa. Tanah Desa didominasi
oleh Tanah Kas Desa dengan bentuk pemanfaatan lahan terbesar berupa permukiman; (2) Faktor yang
mempengaruhi jenis pemanfaatan tanah desa adalah ragam pertimbangan pemerintah desa atau penguasa lahan
dalam memilih pemanfaatan lahan saat ini berupa: (a) Saluran irigasi tidak berfungsi; (b) Nilai ekonomi hasil
pertanian tidak tinggi; dan (c) Perubahan penggunaan lahan di wilayah seputaran tanah desa. Arah pemanfaatan
tanah desa ditentukan oleh dampak pada ketersediaan air tanah sebagai faktor mayor, sedangkan dampak pada
kesuburan tanah dan kerapatan vegetasi sebagai faktor minor.

Kata kunci : pemanfaatan tanah desa, analisis AHP-SWOT, sustainable development

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 24


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-06

URGENSI INSTRUMEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG:


PROTOTYPE SEDERHANA MENGGUNAKAN ZONA RUANG DALAM
RENCANA DETAIL TATA RUANG
Alifia Nurhikmahwati1, Sutaryono2, dan Asih Retno Dewi2
1
Staf Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Selatan
Jl. Dharmabakti 4, Pulutan, Salatiga, e-mail: fiaalhamidi@gmail.com
2
Staf Pengajar Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jl. Tata Bumi 5, Yogyakarta, e-mail: sutaryon@stpn.ac.id, asihretno@stpn.ac.id

ABSTRAK

Pengendalian pemanfaatan ruang diorientasikan untuk mewujudkan tertib ruang. Persoalannya, hingga
saat ini belum ada instrumen yang bersifat operasional untuk pelaksanaan kegiatan pengendalian pemanfaatan
ruang. Naskah ini bertujuan untuk merancang instrumen pengendalian pemanfaatan ruang dengan menggunakan
Zona Ruang dalam Peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Instrumen ini memanfaatkan teknologi informasi
yang disajikan dalam wujud aplikasi WASTARU (Awasi Tata Ruang) berbasis web dan mobile. Metode content
analysis digunakan untuk memastikan urgensi adanya instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang
operasional. Research and development digunakan untuk membangun protoype instrumen pengendalian
pemanfaatan ruang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ketersediaan instrumen pengendalian pemanfaatan
ruang adalah suatu keharusan; (2) prototype aplikasi WASTARU (Awasi Tata Ruang) dapat digunakan sebagai
instrumen pengendalian pemanfaatan ruang yang bersifat operasional.
Kata kunci : pengendalian pemanfaatan ruang, WASTARU, instrumen pengendalian, aplikasi web, aplikasi
Mobile

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 25


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-07

PERBANDINGAN UJI AKURASI DATA PADA ORTOFOTO MENGGUNAKAN


TEKNIK PEMOTRETAN TEGAK DAN MIRING BERDASARKAN STANDAR
KETELITIAN PLANIMETRIS BPN (BADAN PERTANAHAN NASIONAL)
(Studi Kasus : Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur)
Fransisca Dwi Agustina*, M Edwin Tjahjadi
Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang
Jl. Sigura-Gura No. 2, Kota Malang, Jawa Timur Telp./Faks: (0341) 551431,
e-mail: siscaagustina@lecturer.itn.ac.id, edwin@lecturer.itn.ac.id

ABSTRAK
Perkembangan teknologi saat ini sangatlah pesat di bidang pemetaan. Salah satunya pemetaan dengan
metode fotogrametri menggunakan wahana drone atau disebut pesawat tanpa awak. Peraturan Menteri Negara
Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 (PMNA/KBPN 3/1997) pasal 142 ayat 1
menerangkan bahwa peta kadaster dibuat dengan memetakan hasil pengukuran bidang tanah, sedangkan pada
peraturan yang sama pasal 12 ayat 1 menerangkan bahwa pengukuran dan pemetaan untuk pembuatan peta
kadaster diselenggarakan dengan cara terrestrial, fotogrametrik, atau metode lainnya. Pada penelitian ini
menerapkan pengukuran dan pemetaan menggunakan metode fotogrametri dengan teknik pemotretan tegak dan
miring (oblique).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan uji akurasi berdasarkan standar ketelitian
planimetris BPN (Badan Pertanahan Nasional) pada ortofoto. Pasal 17 ayat 2 huruf b pada Peraturan Menteri
Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional menyatakan bahwa peta dasar skala 1 :1000 harus mempunyai
ketelitian planimetris lebih kecil dari 0,3 mm pada peta. Hal tersebut menjadi acuan / standar ketelitian yang dipakai
dalam pengujian akurasi data terhadap pemotretan tegak dan miring (oblique). Area pemotretan yang digunakan
untuk uji akurasi sekitar ± 100 Ha, dengan persebaran titik GCP berjumlah 8 titik yang digunakan untuk koreksi
geometrik.
Pengujian akurasi data dengan cara menganalisis ketelititan nilai RMSE (Root Mean Square Error) dan
menganalisis hasil perbandingan pengukuran terrestris dengan pengamatan GPS metode RTK (Real Time
Kinematic) terhadap delineasi (penarikan garis batas) pada ortofoto, yang mana digunakan untuk toleransi
pengukuran luas berdasarkan standar ketelitian planimetris BPN (Badan Pertanahan Nasional).
Hasil uji akurasi data pada ortofoto berdasarkan standar ketelitian titik uji yang dikeluarkan BPN (Badan
Pertanahan Nasional) untuk peta dasar skala 1 : 1000, yaitu ortofoto dengan teknik pemotretan tegak memenuhi
syarat, sedangkan ortofoto dengan teknik pemotretan miring (oblique) tidak memenuhi syarat. Berdasarkan standar
ketelitian jarak yang dikeluarkan BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk peta dasar skala 1 : 1000, yaitu ortofoto
dengan teknik pemotretan tegak dan miring (oblique) memenuhi syarat. Berdasarkan ketelitian luas yang
dikeluarkan BPN (Badan Pertanahan Nasional) untuk peta dasar skala 1 : 1000, yaitu ortofoto dengan teknik
pemotretan tegak dan miring (oblique) pada keseluruhan area uji akurasi memenuhi syarat. Maka dapat
disimpulkan bahwa hasil perbandingan ketelitian titik uji, jarak, dan luas antara data teknik pemotretan tegak dan
miring (oblique) yaitu teknik pemotretan tegak lebih akurat dan presisi daripada pemotretan miring (oblique).
Kata kunci : Ortofoto, Planimetris, Foto Tegak, Foto Miring

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 26


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-08

PEMETAAN TEMATIK DAN TATA RUANG KEPULAUAN LENGKAP


BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS AGAR TERCAPAINYA
MANAJEMEN PERTANAHAN
Baskara Suprojo, Fikri Ainur Rosyidi, Sukmo Pinuji
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jl. Tata Bumi No.5, Yogyakarta-55293 Telp./Faks: (0274) 587239, e-mail:
baskarasuprojoo@gmail.com , fikrirosyid21@gmail.com , sukmo.pinuji@stpn.ac.id

ABSTRAK

Kegiatan Pemetaan Tematik dan Tata Ruang (PTPR) dilaksanakan sebagai wujud penerapan
manajemen pertanahan yang mencakup aspek tenure, use, value, dan land development. Seiring berkembangnya
teknologi, kegiatan PTPR dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penggunaan
SIG dalam pemetaan bidang tanah akan menghasilkan informasi geospasial tematik yang terkomputerisasi, yang
selaras dengan tujuan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk menyelenggarakan
pengelolaan pertanahan berbasis komputer yang berkepastian hukum dan produktif. Studi ini bertujuan untuk
melakukan pemetaan tematik seluruh bidang tanah di Pulau Derawan, Kalimantan Timur, yang merupakan salah
satu destinasi wisata yang memiliki reputasi internasional. Dengan melimpahnya kekayaan agraria di Pulau
Derawan, diperlukan kepastian hak (rights), batasan (restrictions), dan tanggung jawab (responsibilities) dari tiap-
tiap stakeholder yang berkaitan dengan pemilikan, penguasaan, penggunaan maupun pemanfaatan bidang-bidang
tanah di pulau tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan pendekatan
SIG. Data bidang tanah diidentifikasi menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV), sementara data tekstual
dengan kolaborasi seluruh stakeholder terkait P4T, yang meliputi pegawai BPN, pihak desa, dan masyarakat Pulau
Derawan. Penelitian ini juga merancang geodatabase sebagai basic layers berbagai kegiatan tematik pertanahan.
Hasil studi ini yaitu foto udara yang memiliki nilai CE90 sebesar 0,294 m akan dijadikan basemap kegiatan survey
pemetaan, serta 14 (empat belas) jenis peta tematik yang terdiri dari (i) peta foto udara 2D, (ii) peta penguasaan
tanah, (iii) peta pemilikan tanah, (iv) peta penggunaan tanah, (v) peta pemanfaatan tanah, (vi) peta administrasi dan
tempat penting, (vii) peta sebaran bidang tanah, (viii) peta tata ruang, (ix) peta kawasan fungsional, (x) peta
kemampuan tanah, (xi) peta lokasi sertipikasi tanah secara massal, (xii) peta masalah pertanahanan, (xiii) peta
infrastruktur wilayah, dan (xiv) peta rawan bencana alam.
Kata Kunci: P4T, Peta Tematik, SIG, UAV, Manajemen Pertanahan

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 27


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-09

KAJIAN PERMASALAHAN KONSOLIDASI TANAH SINDUADI


Hary Listantyo Prabowo
Kantor Pertanahan Kabuapaten Sleman
Jl. Dr. Radjmin, Sucen, Triharjo, Sleman-55514 Telp./Faks: (0274) 869502, e-mail:
bersihbersinar@yahoo.co.id

ABSTRAK

Konsolidasi Tanah dirumuskan sebagai kebijakan penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah dan ruang sesuai rencana tata ruang serta usaha penyediaan tanah untuk kepentingan umum
dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan dan pemeliharaan sumber daya alam dengan melibatkan
partisipasi aktif masyarakat. Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman melaksanakan konsolidasi tanah di Desa
Sinduadi pada tahun anggaran 1989/1990. Konsolidasi tanah Sinduadi tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan
dalam satu tahun anggaran. Perlu waktu lebih dari duapuluh tahun untuk mengurai permasalahannya. Tahun 2013
menjadi titik balik penyelesaian masalah konsolidasi tanah Sinduadi. Permasalahan konsolidasi tanah Sinduadi
dapat dikatakan tuntas pada tahun 2021.
Tulisan ini memaparkan identifikasi permasalahan dan upaya penyelesaiannya melalui kajian tahapan
pelaksanaan konsolidasi tanah Sinduadi pada waktu itu, kajian upaya-upaya penyelesaian masalah dalam periode
waktu tertentu dan kajian perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah di lokasi konsolidasi tanah Sinduadi.
Hasil kajian terhadap konsolidasi tanah Sinduadi diketahui adanya kelemahan koordinasi, permasalahan
anggaran kegiatan konsolidasi tanah, permasalahan teknis konsolidasi tanah, permasalahan perubahan penggunaan
tanah dan ketidakpastian kebijakan pemerintah.

Kata kunci : Konsolidasi tanah, Sinduadi, Perubahan penggunaan tanah.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 28


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-10

OPTIMALISASI JARING KONTROL GEODESI STASIUN INA-CORS UNTUK


MEMBANGUN KERANGKA DASAR KADASTRAL NASIONAL
Eko Budi Wahyono1, Sunarto2 , Taufik Ihsanudin 3
1, 2, 3
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta
Jl. Tata Bumi No. 5, Banyuraden Kec. Gamping Kab. Sleman DI Yogyakarta, e-mail:
ekobudiwahyono3@gmail.com

ABSTRAK

Keberadaan Kerangka Dasar kadastral Nasional belum terdistribusi merata di seluruh wilayah Indonesia.
Tujuan penulisan ini adalah memanfaatkan Jaring Kontrol Geodesi Stasiun INA-CORS untuk membangun
Kerangka Dasar Kadastral Nasional menggunakan survei GNSS pengamatan static dengan pengolahan data Post
Processing. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan survei GNSS suatu Titik Dasar Teknik diamati secara
static dengan moda jaringan yang terikat 2 titik referensi Stasiun INA-CORS yang terdekat. Nilai hasil pengolahan
post processing ini digunakan sebagai nilai yang benar. Titik Dasar Teknik tersebut lalu diukur kembali dengan
metode static secara radial dengan titik referensi seluruh stasiun INA-CORS yang tersebar di seluruh pulau Jawa.
Hasil pengamatan diolah secara post processing dan dibandingkan dengan hasil pengamatan mode jaringan dan
dilakukan analisis menggunakan metode statistik sederhana. Hasil penelitian sebagai berikut : 1. Perbandingan
koordinat hasil ukuran Statik dan Radial memiliki nilai perbedaan rata – rata dE = 0,046 m, dN = 0,047 m dan dH
= 0,046 m. 2. Terhadap base station INA-CORS terjauh perbedaan nilai koordinat dE = 0,090 m, dN = 0,097 m
dan dH = 0,006 m. 3. Terhadap base station INA-CORS terdekat perbedaan nilai dE = 0,021 m, dN = 0,05 m dan
dH = 0,059 m. 4. Nilai pergeseran linier tertinggi dari base station CRKS sebesar dL = 0,1901 m jarak dari TDT
pengamatan 479 Km 5. Nilai pergeseren linier terendah dari base station CMGL sebesar dL = 0,0153 m jarak dari
TDT pengamatan 37 Km. Ketelitian nilai tersebut memenuhi syarat digunakan sebagai KDKN.
Kata kunci : Stasiun INA-CORS, Post Processing, Kerangka Dasar Kadastral Nasional.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 29


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-11

PEMETAAN DESA MENGGUNAKAN FOTO UDARA MENDUKUNG


PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (STUDY KASUS: DESA
TAWANGSARI, KEC. TERAS, BOYOLALI)
Raden Putra1*, Restu Maheswara A L2
1
Program Studi Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sumatera, Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui,
Kec. Jati Agung, Lampung Selatan-35365, e-mail: raden.putra@tl.itera.ac.id
2
Geoswara Survey dan Pemetaan Konsultan, Jl. Swatantra V, Jatirasa, Kec. Jatiasih, Bekasi-17424, e-
mail: ayyar.lamarolla@gmail.com

ABSTRAK

Pembangunan desa merupakan salah satu isu strategis di Indonesia dalam dua dekade terakhir. Pembangunan
desa yang berkelanjutan membutuhkan perencanaan terukur berdasarkan kondisi terkini dari desa. Salah satu
pendekatan untuk merepresentasikan kondisi suatu desa adalah memanfaatkan peta yang menampilkan kondisi
spasial desa secara utuh dengan data terbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan peta desa menggunakan
metode foto udara yang akan dimanfaatkan dalam merencanakan arah pembangunan. Wahana foto udara
menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dengan tipe quadcopter, sedangkan titik kontrol foto udara
ditentukan dengan metode rapid statik. Hasil penelitian berupa peta desa dengan skala 1: 2.500 dan resolusi hasil
foto 1,94 cm/pixel untuk luas wilayah observasi 260 hektar. Peta desa tersebut merupakan hasil dari mozaik
orthofoto yang berjumlah 1.489 buah foto, pada ketinggian terbang 150 meter. Berdasarkan peta desa yang
dihasilkan, perencanaan pembangunan ditetapkan dengan memperhatikan karakteristik penggunaan lahan, kondisi
infrastruktur desa, dan prioritas pembangunan. Untuk periode 2020-2022, pembangunan desa Tawangsari
diarahkan pada perbaikan infrastruktur jalan, saluran drainase dan fasilitas umum. Kuantitas kegiatan yang akan
dilaksanakan pada setiap tahap ditentukan berdasarkan digitasi pada peta desa, sehingga kesalahan estimasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dapat dihindari. Perencanaan pembangunan dengan model pendekatan
spasial yang dilakukan, mampu meningkatkan efisiensi pembangunan sehingga aspek keberlanjutan dari
pembangunan desa untuk setiap periode dapat dicapai.
Kata kunci : Peta Desa, Foto Udara, Pembangunan Berkelanjutan, Unmanned Aerial Vehicle, Orthofoto

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 30


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-12

PEMBANGUNAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA SPASIAL KADASTER


3D MENGGUNAKAN 3DCITYDB DAN QUANTUMGIS
Deni Suwardhi, Rizqia Grandis Pratiwi*, Aberham Christomus Amadeo
Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No.10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat - 40132
Telp./Faks: (022) 2500935, e-mail: deni@gd,itb,ac,id, aberhamchrstt@gmail.com, rizqiagrandis21@gmail.com

ABSTRAK

Ketersediaan lahan yang terbatas menyebabkan perlu dikembangkannya pembangunan dengan


memanfaatkan ruang secara vertikal. Pencatatan objek yang dibangun secara vertikal lebih sulit
dilaksanakan menggunakan kadaster dua-dimensi (2D) dibandingkan dengan kadaster tiga-dimensi (3D).
Kadaster 3D dapat diwujudkan melalui pembuatan model bangunan digital secara 3D yang dapat
digunakan sebagai representasi dalam dokumen resmi, seperti pada dokumen sertifikat tanah digital.
Sebelumnya telah dikembangkan model bangunan untuk kadaster 3D berbasiskan LADM profil
Indonesia menggunakan geometri multipatch, namun model tersebut belum memiliki dasar IFC ataupun
CityGML. Manajemen basis data kadaster dalam model CityGML dapat dilakukan menggunakan
3DCityDB, hanya saja belum ada tools terkait yang dapat digunakan untuk memanipulasi sekaligus
memvisualisasikan data model 3D secara bersamaan. Penelitian ini akan mengkaji model bangunan 3D
dari model data IFC dan CityGML sebagai representasi batas dalam dokumen kadaster 3D yang disimpan
ke dalam basis data kadaster 3D sesuai dengan LADM profil Indonesia. Selanjutnya melalui metode
prototyping akan dilakukan pengembangan plugin yang digunakan untuk visualisasi model 3D
menggunakan QGIS dengan dataset tertentu.
Kata kunci : QGIS, LADM, CityGML, Kadaster 3D, Basis data

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 31


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-13

KAJIAN PEMETAAN KELURAHAN LENGKAP TERDAFTAR BERDASARKAN


IMPLEMENTASI DI KOTA PONTIANAK
Renaud Saputra Purba, Farizal Arma Bandhono*
Kantor Pertanahan, Kota Pontianak, Indonesia
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.1, Benua Melayu Darat, Pontianak Telp/Faks (0561) 732372, e-mail:
reuspurba@gmail.com

ABSTRAK

Kota Pontianak adalah ibu kota Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah 107,82 km2, terdiri
dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan. Perkiraan jumlah bidang tanah sejumlah 214.776 bidang, dengan bidang tanah
terdaftar sejumlah 210.823 (98,16%). Dari jumlah tersebut bidang tanah terpetakan secara digital sejumlah 164.326
atau 76,51% sehingga masih memerlukan kegiatan peningkatan kualitas data bidang tanah. Berdasarkan dashboard
aplikasi KKP2 tanggal 17 februari 2021 bidang tanah KW456 sejumlah 45.521 persil atau sekitar 21,17% dari
total seluruh bidang tanah di Kota Pontianak. Metode yang digunakan untuk memetakan bidang KW456 itu adalah
pemetaan secara studio yang berdasarkan pada arsip pertanahan (GS/SU/GU/Peta Analog dan Warkah) dan
pemetaan langsung dilapangan. Tujuan dari pemetaan bidang KW456 ini adalah untuk mewujudkan pemetaan
kepemilikan bidang tanah yang telah terlandingkan dengan tepat dan tertata dengan rapi (tidak terdapat gap dan
overlap) sehingga dapat mewujudkan kelurahan lengkap terdaftar yang lebih menjamin kepastian hukum
kepemilikan bidang tanah (terhindar dari sengketa dan konflik pertanahan). Hasil dari penelitian ini adalah
Kelurahan Tengah dapat diwujudkan menjadi kelurahan lengkap terdaftar (PTKL) yang telah mendapat
persetujuan deklarasi oleh Dirjend SPPR dan Dirjend PHPT. Perwujudan kelurahan lengkap terdaftar di Kelurahan
Tengah membutuhkan dukungan dari berbagai elemen pemerintahan dan masyarakat dan memberikan berbagai
manfaat untuk Pemerintah Kota, Masyarakat dan Kantor Pertanahan.
Kata kunci : Deklarasi, Kajian, PTKL

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 32


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-14

PENGGUNAAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED (IDW) UNTUK


PEMETAAN ZONA NILAI TANAH (STUDI KASUS: KELURAHAN GEDONG
MENENG, BANDAR LAMPUNG)
Rizky Ahmad Yudanegara*, Dewi Astutik, Eko Alexander
Prodi Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera
Jl. Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Lampung Selatan-35365 Telp./Faks: (0721) 8030189, e-mail:
rizky.yudanegara@gt.itera.ac.id, dewi.astutik@students.itera.ac.id, eko.118230084@student.itera.ac.id

ABSTRAK

Pertumbuhan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan tanah mengalami peningkatan. Hal ini
mendorong kenaikan permintaan pada tanah yang berakibat pada penawaran harga tanah yang semakin tinggi. dari
tahun ke tahun. Zona Nilai Tanah (ZNT) dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep- 16/PJ.6/1998
proses pembuatan ZNT terdiri dari enam tahapan besar, yakni tahap persiapan, pengumpulan data harga jual,
kompilasi data, rekapitulasi data dan memplot data transaksi pada peta kerja ZNT, analisis data, dan pembuatan
peta ZNT akhir. pembuatan ZNT kecenderungan dengan melakukan pendekatan individu (survei lapangan) dan
mengintegrasikan setiap variabel dalam penentuan nilai tanah sehingga membutuhkan waktu dan tahapan yang
cukup lama.
Oleh karena itu, diperlukan suatu metode lain untuk membuat peta ZNT sebagai alternatif untuk
mempersingkat proses pembuatan peta ZNT. Salah satu alternatif untuk mebuat peta ZNT adalah dengan
melakukan proses interpolasi data harga tanah. Pada penelitian ini dikaji kelayakan metode interpolasi Inverse
Distance Weighted (IDW) untuk pembuatan peta ZNT. Metode IDW memiliki asumsi bahwa setiap titik input
mempunyai pengaruh yang bersifat lokal yang berkurang terhadap jarak. Metode ini dipengaruhi oleh inverse jarak
yang diperoleh dari persamaan matematika dan kita dapat menyesuaikan pengaruh relatif dari titik – titik sampel.
Pembuatan ZNT dibuat dengan memanfaatkan data survei lapangan terhadap harga penawaran yaitu titik sampel
yang berjumlah 31 sampel harga tanah. Pembentukan ZNT yang bertujuan untuk mengelompokkan bidang-bidang
tanah sesuai dengan Nilai Indikasi Rata-rata (NIR). Data yang digunakan adalah sampel data harga tanah di
Kelurahan Gedong Meneng, Kota Bandarlampung. Berdasarkan perhitungan standar deviasi dan nilai Mean
Square Error, yang memiliki ketelitian data yang paling baik dan semakin mirip data hasil prediksi dari suatu
pemodelan dengan data sebenarnya adalah hasil interpolasi IDW dengan power 5, input 12, dan radius 2000 meter.
Dengan demikian, metode interpolasi Inverse Distance Weighted layak digunakan untuk pembuatan peta ZNT.
Kata kunci : daftarkan hingga 5 kata kunci di sini.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 33


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-15

PENGEMBANGAN MODEL NILAI TANAH DENGAN METODE


GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) BERDASARKAN
PERSEPSI MASYARAKAT (STUDI KASUS: KECAMATAN COBLONG, KOTA
BANDUNG)
Rizky Ahmad Yudanegara1*, Andri Hernandi2, Alfita Puspa Handayani2
1
Prodi Teknik Geomatika Institut Teknologi Sumatera
Jl. Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Lampung Selatan-35365 Telp./Faks: (0721) 8030189, e-mail:
rizky.yudanegara@gt.itera.ac.id
2
Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi
Bandung
Jl. Ganesa No.10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132 Telp./Faks:
(022) 2500935, e-mail: andri@gd.itb.ac.id, alfitapuspa@gmail.com

ABSTRAK

Nilai tanah ditentukan berdasarkan aspek yang mempengaruhi sangat beragam seperti aksesbiltas, ekonomi,
sosial, jalan, jarak ke perguruan tinggi, kondisi alam, regulasi pemerintah, fasilitas dan inflasi. Oleh karena itu, pada
penelitian ini diperlukan uji persepsi masyarakat untuk mengetahui aspek yang mempengaruhi nilai tanah di kota
Bandung dengan uji validitas dan reliabilitas terhadap aspek aksesibilitas, jalan, jarak ke perguruan tinggi, jarak ke
fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan, jarak ke transportasi darat (stasiun dan terminal), jarak ke transportasi udara
(bandara), dan inflasi.
Aspek – aspek yang mempengaruhi nilai tanah tersebut terdapat faktor spasial dan aspasial. Suatu metode
yang cukup efektif untuk mengestimasi data yang memiliki ketidakseragaman dalam spasial salah satunya adalah
Geographically Weighted Regression (GWR). Berdasarkan pada hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa model
nilai tanah dengan metode GWR berdasarkan persepsi masyarakat dihasilkan lebih baik dibandingkan model
regresi global dengan fungsi pembobotan Fixed Gaussian – CV yang paling optimum, serta hasil uji persepsi
masyarakat semua aspek yang paling mempengaruhi nilai tanah dengan kondisi ketika adanya pandemi Covid-19
adalah faktor aksesibilitas, kedekatan dengan jalan, kedekatan dengan perguruan tinggi.
Kata kunci : daftarkan hingga 5 kata kunci di sini.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 34


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-16

STATUS DAN TANTANGAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP


MENUJU INDONESIA TERPETAKAN LENGKAP 2024
Hendry Yuli Wibowo
Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Kadastral – Kementerian ATR/BPN
Jalan Kuningan Barat I no 1, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, DKI Jakarta-12710, e-mail:
wibowo.hendry@gmail.com

ABSTRAK

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap atau yang lazim diakronimkan sebagai PTSL saat ini sudah
dijalankan selama 5 (lima) tahun. Berbagai dinamika, masalah, kendala terjadi pada pelaksanaannya dari tahun ke
tahun. Tahun demi tahun pula, solusi-solusi berupa troubleshoot baik secara teknis, legal, maupun sistem telah
diimplementasikan sehingga PTSL tahun ke-5 ini dianggap telah menyempurnakan pelaksnakan PTSL tahun-
tahun sebelumnya.
Namun pada kenyataannya, kegiatan PTSL belum berjalan sempurna. Petunjuk teknis yang telah disusun
tidak dijalankan secara maksimal di daerah. Terdapat celah pada aspek pengumpulan data fisik, pengumpulan data
yuridis maupun pada saat penentuan output. Selain itu, terjadi pula pandemi COVID pada tahun 2019 yang
menyebabkan perlambatan program pemerintah termasuk PTSL. Dan yang sedang menjadi masalah saat ini
adalah dianggapnya produk K3 pada kegiatan PTSL sebagai produk backlog, atau dibahasakan sebagai ‘produk
K1 yang tertunda’.
Sebagai kerja besar, Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap semasif yang dilaksanakan di Indonesia, patut
diapresiasi sebagai langkah untuk memperbaiki tata administrasi pertanahan yang masih dianggap berbelit, sulit
dan penuh birokrasi, dan dapat dianggap sebagai pembelajaran bagi pelaksanaan pendaftaran masif di belahan
dunia yang lain. Makalah ini menyampaikan perubahan-perubahan teknis dan institusional kegiatan PTSL dari
tahun 2017 hingga tahun 2021, beserta target dan capaian serta uraian permasalahan yang dihadapi sekaligus
tantangan yang dihadapi untuk menuju Indonesia lengkap terpetakan tahun 2024 sesuai rencana strategis
Kementerian ATR/BPN.

Kata kunci : PTSL, COVID-19, K3 Backlog, Juknis PTSL

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 35


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-17

PENGEMBANGAN INFORMASI SPASIAL PENILAIAN ASET DINAMIS


TANAH DAN BANGUNAN MENUJU MANAJEMEN KONTROL TOWER
DASHBOARD PEMERINTAH DAERAH (STUDI KASUS: PEMERINTAH
KABUPATEN PANGANDARAN)
Muhammad Adie Brilian Anugrah*, Bambang Edhi Leksono
Departemen Teknik Geodesi dan Geomatika-Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut
Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10, Lb. Siliwangi, Coblong, Bandung-40132 Telp./Faks: 082179514131, e-mail:
madiebriliana24@gmail.com, bleksono2013@gmail.com

ABSTRAK

Aset adalah suatu objek berwujud maupun tidak berwujud yang dimiliki dan dikendalikan oleh suatu
organisasi untuk menghasilkan nilai ekonomi positif. Aset perlu dikelola dengan baik agar dapat memberikan
kontribusi positif bagi pemiliknya. Permasalahan terjadi ketika organisasi belum memiliki kesadaran dalam
mengelola aset. Sebagai contoh di Indonesia 70% kasus korupsi berasal dari pengadaan barang atau jasa yang
merupakan aset negara dengan kerugian sebesar Rp.114,9 triliun. Pemerintah Kabupaten Pangandaran merupakan
salah satu daerah yang memiliki permasalahan terkait aset. Permasalahannya seperti belum terdata keberadaan
fisik aset tanah dan bangunan dari Kabupaten Ciamis ke Kabupaten Pangandaran dengan nilai total sekitar Rp.70
Miliar. Penyebab utama kerugian dikarenakan pengelolaan aset masih bersifat statis, yaitu kontrol nilai dan kontrol
properti belum dilakukan terhadap perubahan kapasitas dan keberadaan dari aset dalam waktu tertentu. Maka dari
itu, untuk memahami aset daerah secara dinamis diperlukan pengembangan informasi spasial seperti pemetaan
nilai aset dan sistem informasi pengelolaan aset. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pemetaan aset,
sistem informasi pengelolaan aset beserta skema akses informasi, serta melakukan prediksi nilai aset pada masa
yang akan datang untuk melakukan kontrol aset tanah dan bangunan. Data-data yang digunakan berupa peta dasar
kabupaten pangandaran, citra satelit, data aset tanah dan bangunan, data penilaian aset, serta dokumentasi. Metode
yang digunakan adalah metode penilaian yang didukung sistem informasi geografis berbasis web (WebGIS) dalam
penyajian informasi pengelolaan aset. Melalui penelitian ini dapat dihasilkan: (1) Pemetaan aset yang tidak terbatas
pada lokasi dari aset saja. (2) Sistem informasi beserta skema akses yang menampilkan informasi serta skema
secara lengkap, detail dan mudah diakses untuk kontrol aset menuju manajemen kontrol tower dashboard. (3)
Prediksi total nilai aset tanah 10 tahun yang akan datang sebesar Rp.386.003.893.814 serta prediksi nilai aset
bangunan menghasilkan penyusutan nilai aset sebesar Rp.70.653.675.843 per tahun.
Kata kunci : Aset, Pemetaan Aset, Penilaian Aset, WebGIS.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 36


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-18

SENSUS PERTANAHAN DALAM RANGKA MENDUKUNG PERCEPATAN


PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP
Kariyono1*, Bambang Sudarsono2
1
PPSDM Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Jl. Akses Tol Cimanggis Cikeas Udik Gunung Putri Bogor Jawa Barat-16966 Telp/Faks (021)
8674586, e-mail: kariyono.atrbpn@gmail.com
2
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang-50277 Telp./Faks: (024) 76480788, e-mail:
bambangsudarsono1309@gmail.com

ABSTRAK

Dalam rangka percepatan pendaftaran tanah di Indonesia, sejak 2017 Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melaksanakan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL). Kantor Pertanahan Kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan,
masyarakat, karang taruna, melaksanakan sensus pertanahan terhadap seluruh bidang tanah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peran, kualitas data dan kendali mutu hasil sensus pertanahan dalam mendukung
PTSL. Peta desa/kelurahan lengkap hasil sensus pertanahan dengan pendekatan kerangka spasial Fit For Purpose
Land Administration (FFP-LA) menghasilkan data informasi lengkap baik bidang tanah terdaftar maupun belum
terdaftar dan juga bidang tanah terindikasi berada dalam keadaan sengketa, konflik dan perkara dalam satu wilayah
desa/kelurahan sehingga dapat digunakan sebagai data awal dalam mendukung percepatan kegiatan PTSL. Faktor
penyebab kualitas data spasial bidang tanah hasil sensus pertanahan kurang baik adalah pada saat identifikasi
terhalangnya batas bidang tanah oleh vegetasi dan bangunan, dan adanya perbedaan informasi batas bidang tanah
dari pemilik dan tetangga yang berbatasan. Kendali mutu hasil sensus pertanahan dalam mendukung percepatan
pelaksanaan PTSL adalah dengan melaksanakan pengukuran tambahan (suplesi) mengunakan metode pengikatan
kemuka dan metode kombinasi (GNSS dan terestris) oleh surveyor BPN atau surveyor berlisensi. Kendali mutu
tersebut harus sesuai peraturan yang berlaku di Kementerian ATR/BPN.
Kata kunci : Sensus Pertanahan, PTSL, Kualitas Data Spasial, Peta Desa/Kelurahan Lengkap, Pemetaan
Partisipatif, FFP-LA

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 37


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-19

PEMODELAN PERTUMBUHAN BANGUNAN TEMPAT TINGGAL DI


KABUPATEN KULON PROGO MENGGUNAKAN COMMUNITYVIZ
Yofita Indah Saputri*, Heri Sutanta
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika 2, Sleman, DI Yogyakarta Telp./Faks: (0274) 520226, e-mail: yofita.indah.saputri@mail.ugm.ac.id,
hr.sutanta@gmail.com

ABSTRAK

Ledakan pembangunan akibat meningkatnya perkembangan teknologi mungkin saja dapat


terjadi tanpa kendali. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya lingkungan dan menurunnya kualitas hidup
masyarakat. Maka, diperlukan suatu perencanaan yang baik sebagai tindakan antisipasi terhadap dampak
yang mungkin terjadi akibat dari pertumbuhan pembangunan. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah
satu wilayah yang aktif akan pembangunan infrastruktur dan bangunan. Salah satu dampak dari
pembangunan tersebut ialah terjadinya alih fungsi lahan di beberapa area. Sebagai langkah awal dalam
penataan wilayah, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah mengeluarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032.

Pemodelan atau simulasi pertumbuhan bangunan tempat tinggal yang potensial terbangun di
Kabupaten Kulon Progo dapat digunakan untuk memprediksi dan melihat pertumbuhan pembangunan
baik dari sisi jumlah dan spasial. Simulasi dilaksanakan dengan memanfaatkan perangkat lunak
CommunityViz yang berasosiasi dengan ArcGIS. Beberapa analisis yang disediakan CommunityViz
dalam pemodelan yaitu analisis Build-Out dan Timescope. Simulasi dilakukan untuk jangka waktu 22
tahun dengan terlebih dahulu melakukan validasi pemodelan. Data yang diperlukan dalam proses
pemodelan ialah data Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon Progo, data bangunan eksisting,
citra tegak, data jaringan jalan, dan data kenampakan rupabumi.

Penelitian ini menghasilkan pemodelan pertumbuhan bangunan tempat tinggal yang potensial
terbangun di Kabupaten Kulon Progo tahun 2021-2038. Parameter pemodelan pertumbuhan
pembangunan diperoleh dari hasil pemodelan tahun 1994-2016 di masing-masing kecamatan yang telah
divalidasi dengan data bangunan eksisting tahun 2016. Pertumbuhan bangunan di Kabupaten Kulon
Progo sampai tahun 2038 diperkirakan sekitar 15.681 bangunan. Jumlah pertumbuhan bangunan tempat
tinggal paling banyak di Kecamatan Panjatan dan paling sedikit di Kecamatan Samigaluh. Dari
pemodelan tersebut juga dapat dianalisis dampak umum yang diprediksikan akan muncul. Dampak
umum tersebut berupa perkiraan emisi CO, emisi CO2, emisi hidrokarbon, emisi NOx, penggunaan air
residensial, penggunaan energi residensial, dan jumlah perjalanan perhari.
Kata kunci : Pemodelan, Pertumbuhan Pembangunan, Communityviz, Dampak Umum, Kabupaten Kulon
Progo.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 38


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-20

PENINGKATAN KUALITAS DATA SERTIPIKAT DALAM PENDAFTARAN


TANAH SISTEMATIS LENGKAP: STUDI KASUS KELURAHAN KOMET
KOTA
BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN
Rizal Adhi Pratama,S.T.*, M.Eng, Kurniawan Budi Santoso, S.Si
Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional,
Jl. Panglima Batur Timur No 1, Banjarbaru-70711 Telp./Faks: (05114) 782171, e-mail:
rizal.apratama@atrbpn.go.id, kurniawan.bsantoso@atrbpn.go.id

ABSTRAK

Komputerisasi dalam Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


(ATR/BPN) merupakan langkah awal dalam mewujudkan visi dan misi untuk mencapai pelayanan
berkualitas dunia. Proses yang terjadi pada kenyatannya menimbulkan permasalahan dan tantangan yang
salah satunya adalah digitalisasi bidang tanah yang tidak lengkap sehingga dalam proses melengkapi data
tersebut tercipta istilah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang bertujuan untuk membentuk
data lengkap yang dimulai dalam lingkup desa disebut sebagai desa lengkap. Penelitian ini meliputi
proses yang terjadi dalam studi kasus Kelurahan Komet Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan
yang meliputi proses pra kondisi, pengukuran, pemetaan, dan validasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk membentuk desa lengkap pada Kota Banjarbaru dan mengevaluasi proses yang terjadi.
Pelaksanakan diawali dengan pembuatan peta kerja yang berisikan informasi data bidang tanah yang
telah terupload dalam sistem Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP) maupun data offline pada
database Kantor Pertanahan Kota Banjarbaru. Peta kerja digunakan sebagai acuan petugas ukur dalam
penentuan pengukuran potensi bidang tanah yang belum terpetakan. Pemetaan dilaksanakan dengan
melakukan plotting secara studio dan pengukuran lapang berdasarkan data arsip Kantor Pertanahan serta
pendataan langsung terhadap sertipikat yang tidak terdata pada sistem KKP yang menjadi dasar validasi
bidang tanah dalam proses peningkatan kualitas data. Kelurahan Komet memiliki luas wilayah 1.206.926
m2 dengan jumlah sertipikat terdaftar pada sistem KKP 980 sertipikat, Nilai Desa Lengkap (NDL) yang
diperoleh Kelurahan Komet pada PTSL 2021 adalah 99,28% dengan salah satu syarat NDL adalah luas
bidang terpetakan sama dengan luas wilayah administrasi kelurahan. Berdasarkan data KKP 63,33% dari
luas wilayah Kelurahan Komet terpetakan dan bersertipikat, sedangkan 36,66% dari luas wilayah
Kelurahan Komet merupakan deliniasi. Dari 36,66% luas persil deliniasi merupakan fasilitas umum,
bidang tanah belum bersertipikat dan bidang tanah bersertipikat namun belum terpetakan (KW4,5,6).
Secara keseluruhan Kelurahan Komet didominasi oleh aset Pemerintah Kota Banjarbaru, Pemerintah
Provinsi, BUMN dan rumah dinas golongan III yang dihibahkan kepada masyarakat. Namun, partisipasi
masyarakat dalam mendukung PTSL, ketersediaan arsip buku tanah dan surat ukur, indikasi bidang
tumpang tindih, serta perubahan penguasaan fisik bidang tanah menjadi kendala dalam rangka
peningkatan kualitas data menuju kelurahan lengkap.
Kata kunci : PTSL, Desa Lengkap, Kualitas Data.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 39


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-21
VALIDASI KESESUAIAN PENETAPAN GARIS PANGKAL LURUS DENGAN
ARAH UMUM GARIS PANTAI DI PANTAI UTARA SULAWESI
Eka Djunarsjah, Andika Permadi Putra*, Ben William Rogers
Kelompok Keahlian Hidrografi – Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
Gedung LabTek IXC Lt.4 Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp.: (022) 2514990, e-mail:
lautaneka@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia telah meratifikasi United Nations Convention on The Law of The Sea (UNCLOS) III
sebagai acuan pengaturan wilayah laut. Salah satu implementasinya adalah penetapan garis pangkal yang
mengacu pada kriteria UNCLOS III. Sebagai negara kepulauan, Indonesia bisa menggunakan tiga jenis
garis pangkal dan tiga jenis garis penutup, salah satunya garis pangkal lurus yang memiliki kriteria
khusus dalam penentuannya. Pasal 7 ayat 3 UNCLOS III menyebutkan bahwa penentuan garis pangkal
lurus tidak boleh menyimpang jauh dari arah umum garis pantai. Ketentuan ini menjadi batasan bagi
sebuah negara pantai untuk menentukan garis pangkal lurus yang optimal.
Penentuan kesesuaian garis pangkal lurus dengan arah umum garis pantai menggunakan metode
statistik t-test dengan melihat perbedaan rata-rata dari dua kelompok data yang berbeda. Data yang
dibandingkan dari garis pangkal lurus dan garis pantai adalah sudut jurusan yang dibentuk oleh keduanya.
Arah umum garis pantai direpresentasikan dengan grafik dari garis pangkal normal yang ditentukan dari
Peta Laut Indonesia dengan nilai rata-rata dari hasil linearisasi. Garis pangkal lurus direpresentasikan
oleh nilai rata-rata dari sudut jurusan yang dibentuk oleh setiap segmen. Hasil hitungan dari perbandingan
rata-rata kedua data tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel,
maka rata-rata kedua data tersebut berbeda signifikan.
Penerapan metode t-test untuk penetapan garis pangkal lurus di pantai utara Sulawesi menunjukkan
bahwa bentukan geografis pantai sangat berpengaruh terhadap signifikansi perbedaan arah umum garis
pantai dengan garis pangkal lurus. Kondisi pantai yang menjorok ke daratan memiliki peluang untuk
memenuhi kriteria tidak menyimpang jauh dari arah umum garis pantai dengan tetap memaksimalkan
klaim luas laut.
Kata kunci : UNCLOS III, Garis Pangkal Lurus, Arah Umum, Linearisasi, T-test

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 40


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-22
MODEL KONSEP DAN MANAJEMEN SEAMLESS CADASTRE (WILAYAH
STUDI: PULAU PRAMUKA)
Eka Djunarsjah, Ben William Rogers*, Andika Permadi Putra
Kelompok Keahlian Hidrografi – Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
Gedung LabTek IXC Lt.4 Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp.: (022) 2514990, e-mail:
lautaneka@gmail.com

ABSTRAK

Sebagai negara kepulauan, wilayah Indonesia didominasi oleh pulau-pulau kecil yang tersebar di
dalamnya. Kompleksitas kegiatan di pulau-pulau kecil, seperti halnya pada Pulau Pramuka di Kepulauan
Seribu, baik itu di wilayah darat maupun laut, menyebabkan pemerintah harus bekerja keras untuk
menjalankan fungsi pemerintahannya menyangkut hak, kewajiban, dan batasan yang terdapat di wilayah
tersebut. Selain itu kemampuan manajemen sumber daya serta kegiatan pengelolaan wilayahnya baik di
laut maupun di darat menjadi lebih kompleks karena kegiatannya melibatkan berbagai sektor. Dalam
rangka menjalankan pemerintahan di laut dan darat khususnya pada pulau kecil, diperlukan Sistem
Kadaster Terintegrasi (Seamless Cadastre). Sistem Seamless Cadastre mampu menyimpan dan
menunjukkan data spasial maupun non-spasial pada tiap persil yang terdaftar di dalamnya. Selain itu,
suatu sistem Seamless Cadastre dapat digunakan untuk mengelola berbagai kegiatan yang dilakukan di
daerah pulau kecil secara berdampingan melalui satu sistem guna mendukung penataan ruang di pulau-
pulau kecil.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Studi literatur dilakukan dengan
mengkaji sistem kadaster yang berlaku di Indonesia serta sistem kadaster kelautan yang telah diterapkan
di beberapa negara lain sebagai tolak ukur. Kajian dilakukan dari aspek legal, teknis, maupun
kelembagaan. Kemudian, kajian tersebut disatukan dengan informasi spasial maupun non-spasial tentang
wilayah studi dalam suatu kerangka untuk menghasilkan model konsep dan manajemen sistem
terintegrasi dari Seamless Cadastre yang dapat diterapkan di wilayah studi, Pulau Pramuka.
Menggunakan sistem Seamless Cadastre untuk menjalankan pemerintahan dapat meningkatkan
efektivitas pemerintah dan membantu masyarakat dengan mendorong terciptanya kepaduan lintas
program antar sektor di wilayah pulau kecil, menyediakan informasi spasial dan tematik yang terpadu
sesuai dengan Kebijakan Kelautan Indonesia, serta mendukung percepatan administrasi pada wilayah
pulau kecil. Supaya dapat mengakomodasi wilayah laut yang terdiri dari kolom air, dasar laut, dan tanah
di bawah dasar laut, sistem kadaster kelautan terintegrasi perlu mengadopsi sistem tiga dimensi atau
setidaknya 2,5 dimensi. Mewujudkan sistem kadaster kelautan terintegrasi untuk pulau kecil akan
memerlukan komitmen dan kerjasama dari berbagai sektor untuk melakukan integrasi sistem yang dapat
berdampak positif bagi pemerintahan di wilayah pulau-pulau kecil.
Kata kunci : Seamless Cadastre, Pulau Kecil, Manajemen Sumber Daya, Integrasi Sistem

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 41


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-23

PEMODELAN KADASTER TIGA DIMENSI (3D) UNTUK PENGHITUNGAN


NILAI BANGUNAN BAGI PENENTUAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Eka Djunarsjah, Aulia Try Atmojo, Alvin Indra Saputra
Kelompok Keahlian Hidrografi – Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
Prodi Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan
Gedung LabTek IXC Lt.4 Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp.: (022) 2514990, e-mail:
lautaneka@gmail.com

ABSTRAK

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pungutan atas tanah dan bangunan yang diadakan karena
adanya keuntungan atau kedudukan sosial ekonomi bagi seseorang maupun badan yang memiliki suatu hak. Pajak
Bumi dan Bangunan bersifat kebendaan dan besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yakni bumi,
tanah dan bangunan. Faktor yang mempengaruhi dalam penunjang penghitungan PBB ialah Nilai Jual Objek Pajak
(NJOP), yang nilainya ditentukan melalui penilaian dari luas dan zona suatu objek pajak. Tujuan penelitian adalah
upaya peningkatan pendapatan pemerintah melalui perubahan konsep kadaster dua dimensi (2D) menjadi kadaster
tiga dimensi (3D), yang semula hanya memperhitungkan luas bangunan menjadi volume bangunan.
Penelitian ini menggunakan konsep model tiga dimensi (3D) terhadap objek pajak, dimana gambaran yang
didapat mempresentasikan kondisi dari objek tersebut baik dari luas maupun volume. Pemodelan kadaster tiga
dimensi (3D) dilakukan dengan menggunakan alat Terrestrial Laser Scanner (TLS) yang menghasilkan data point
cloud. Penghitungan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) menggunakan metode pendekatan biaya dari objek yang
dinilai, sehingga metode ini dapat dinilai dengan melihat suatu bangunan yang dibeli dengan harga yang sama
dengan biaya pembangunannya.
Penerapan kadaster dua dimensi (2D) kepada hunian vertikal kurang tepat, dikarenakan kurangnya
pengambaran keadaan sebenarnya. Keterbatasan dua dimensi (2D) ini mendorong lahirnya konsep kadaster tiga
dimensi (3D) yang diharapkan dapat memberikan kepastian hukum bagi kepemilikan atas bagian dari hunian
vertikal dan penggunaan model kadaster tiga dimensi (3D) ini diharapkan pendapatan pemerintah menjadi
bertambah dengan adanya peningkatan NJOP yang memperhitungkan volume bangunan lebih dari sekedar luas
bangunan..
Kata kunci : Pajak Bumi dan Bangunan, Kadaster 3D, Nilai Jual Objek Pajak

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 42


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-24
IMPLEMENTASI IP4T DALAM ADMINISTRASI PERTANAHAN
Muhammad Rifqi Andikasani, S.T.1*, Sesotya Ariani, S.P.2
1
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Tengah
Jl. S. Parman No.58, Besusu Tengah, Kec. Palu Tim., Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118, e-mail:
m.rifqiandikasani@gmail.com
2
Kantor Pertanahan Kabupaten Tolitoli
Jl. Samratulangi No.8, Tuweley, Baolan, Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah 94512, e-mail:
sesotyaa@gmail.com

ABSTRAK

Pembangunan berkelanjutan tidak akan mewujud tanpa adanya perencanaan yang baik. Pemetaan
partisipatif yang menyeluruh terhadap Informasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah (IP4T) yang baik dapat menjadi data awal implementasi administrasi pertanahan yang
berkelanjutan. Kantor Pertanahan Kabupaten Tolitoli melaksanakan kegiatan IP4T sebagai perancangan
basis data pertanahan yang dapat dikelola dan dikembangkan sebagai acuan terhadap perencanaan
pengembangan daerah, baik dalam lingkup desa atau kelurahan. Pada 2021 hasil kegiatan IP4T mulai
dikembangkan dan dipublikasikan kedalam bentuk digital yang dapat diakses oleh pemerintah daerah,
instansi terkait maupun masyarakat luas. Saat ini telah terbangun peta sistem informasi geografis berbasis
mobile dan web, serta dalam bentuk infografis poster (atlas pertanahan) yang memuat hasil dan analisa
informasi IP4T dalam satu kecamatan, yaitu kecamatan Baolan Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi
Tengah.

Kata kunci : IP4T, SIG, Desa Lengkap, Land Tenure, Land Use.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 43


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-25
MANAJEMEN KUALITAS DAN INTEROPERABILITAS INFORMASI BIDANG
TANAH MENGGUNAKAN STANDAR INTERNASIONAL DAN TOPOLOGI
KADASTER
Dwi Budi Martono, ST., MT.1, Dr. Agung Indrajit ST., M.Sc2, , Dr. Trias Aditya, ST. M.Sc3
1
Badan Pertanahan Nasional
Jl. Taman Jati Baru No.1, Cideng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10150, email:
dwibudimartono@gmail.com
2
Badan Informasi Geospasial dan Sekretariat Satu Data Indonesia
Jl. Jakarta-Bogor KM 46, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16911, email: agung.indrajit@big.go.id
3
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada
Jl. Grafika Bulaksumur No.2, Sleman, DI Yogyakarta 55281, e-mail: triasaditya@ugm.ac.id

ABSTRAK

Banyak tantangan yang dihadapi dalam mengelola tanah dan ruang, terutama dalam aspek hukum
dan spasial. Dalam transformasi digital kepemerintahan, keberhasilan proses bisnis di pengelolaan tanah
dan ruang akan sangat tergantung kepada manajemen kualitas data. Konsep tepat guna (fit for purpose)
diterapkan sejak awal daur hidup informasi geospasial. Produsen dan konsumen atas data pendaftaran
tanah diharapkan dapat mengetahui apakah data yang akan diproduksi atau dipakai telah sesuai dengan
penggunaannya, khususnya dalam mendukung aktivitas Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(SDGs) dan perbaikan kemudahan berusaha dan berinvestasi. Peraturan dan perundangan di terkait
dengan pertanahan dan informasi geospasial, baik secara langsung ataupun tidak langsung, telah
mengarahkan penyelenggara pendaftaran tanah untuk membangun manajemen kualitas, baik dari proses
penyelenggaraan dan produk keluaran. Prinsip kualitas data spasial secara umum sudah diatur dalam
standar internasional, sudah banyak diadopsi oleh komunitas informasi geospasial di Indonesia menjadi
Standar Nasional Indonesia. Badan Pertanahan Nasional mengenal enam elemen tipologi kadaster dalam
menentukan kualitas penyelenggaraan pendaftaran tanah, yaitu: kehadiran pihak penunjuk batas,
persetujuan batas, keberadaan penanda batas, keterlibatan petugas penetapan batas, metode pengukuran
batas, dan kualitas peta dasar pendaftaran tanah. Makalah ini menjelaskan pemanfaatan elemen tipologi
kadaster untuk memenuhi SNI/ISO 19157 tentang kualitas data geospasial dan SNI/ISO 19158 tentang
jaminan kualitas penyediaan data geospasial. Saat ini ISO 19152 tentang model domain administrasi
pertanahan sedang dilakukan revisi untuk lebih mencakup administrasi pertanahan dan ruang, Tipologi
kadaster diharapkan dapat membantu tercapainya interoperabilitas yang diinginkan ISO tesebut.
Kombinasi konsep kadaster tepat guna interoperabilitas, dan penjaminan kualitas akan membantu
mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindakan prioritas untuk menjamin proses
perbaikan yang berkelanjutan atas penyelenggaraan pendaftaran tanah. Makalah ini juga membahas
relevansi elemen tipologi kadaster yang sudah diimplementasikan dan kemungkinan penambahan elemen
baru untuk memenuhi standar nasional terkait manajemen kualitas data geospasial.

Kata kunci : Tipologi Kadaster, Manajemen Kualitas, Fit For Purpose, Pendaftaran Tanah, Pengelolaan Tanah Dan
Ruang

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 44


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-26
PENGGUNAAN CITRA SATELIT DAN DATA KERUANGAN UNTUK
PEMUTAKHIRAN PETA DASAR SKALA MENENGAH SELURUH INDONESIA
Elyta Widyaningrum, Aji Putra Perdana, Rosita Andari, Ratna Mayasari, Andita Putri Damayanti
Badan Informasi Geospasial
Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong, e-mail: elyta.widyaningrum@big.go.id

ABSTRAK

Teknologi informasi geospasial terus berkembang dan telah melahirkan data penginderaan jauh dengan
multisensornya yang makin mudah diakses dan diunduh oleh pengguna. Ketersediaan dan kemudahan akses
tersebut telah memperluas pemanfaatan citra satelit resolusi menengah, salah satu potensi yang dapat dioptimalkan
adalah penggunaan citra multisensor untuk pemutakhiran peta dasar skala menengah (skala 1:25.000 dan/atau
1:50.000). Penyelenggaraan unsur peta dasar untuk peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota juga
merupakan sumber data utama akurat dan terkini untuk pemutakhiran peta dasar Rupabumi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji kemudahan akses dan pengolahan, terutama dari konteks kedetailan dan kesesuaian
resolusi spasial citra dan data keruangan lainnya terhadap unsur peta dasar yang harus ada pada peta dasar skala
menengah. Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Sentinel-2, Mosaik SPOT-6, dan Landsat-
8, sedangkan unsur peta dasar hasil penyelenggaraan Pemerintah Daerah antara lain adalah unsur bangunan, jalan,
dan perairan. Beberapa metode digunakan untuk kompilasi unsur peta dasar skala menengah. Beberapa tahapan
proses digunakan untuk dapat melakukan kompilasi data antara lain mencakup tahapan validasi, generalisasi,
ekstraksi unsur dari citra satelit, dan penyesuaian basis data.
Kata kunci : Unsur Peta Dasar, Citra Satelit, Data Keruangan, Pemutakhiran, Kompilasi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 45


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-27

EVALUASI HASIL PENENTUAN TINGGI TITIK DASAR


TEKNIK MENGGUNAKAN MODEL GEOID SRGI 2013
STUDI KASUS: DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Dedi Atunggal, Bilal Ma’ruf, Nurrohmat Widjajanti
Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2 Bulaksumur, Yogyakarta, 55281
E-mail: dediatunggal@ugm.ac.id

ABSTRAK

Koordinat Titik Dasar Teknik (TDT) yang dikelola Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN) hingga saat ini masih mengacu pada elipsoid World Geodetic System
1984 (WGS84) atau tereferensi ke Datum Geodetik Nasional 1995 (DGN95) yang direalisasikan
menggunakan International Terrestrial Reference Frame 1991 (ITRF91) epok 1992.0. Penelitian tentang
evaluasi pembaharuan koordinat TDT hingga saat ini masih sangat jarang dilakukan, terutamanya terkait
pengikatan ke Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI 2013). Analisis tentang penentuan
tinggi TDT mengacu SRGI 2013 bahkan belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji potensi dan mengidentifikasi permasalahan terkait pemanfaatan model geoid SRGI 2013
(InaGeoid) untuk pendefinisian tinggi TDT. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel TDT dan
titik JKVN yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penentuan koordinat 3D titik-titik sampel
dilakukan dengan menggunakan metode Real Time Kinematic Network Transported RTCM via Internet
Protocol (RTK NTRIP) menggunakan layanan InaCORS. Nilai tinggi elipsoid hasil pengamatan RTK
NTRIP dikonversi menjadi tinggi orthometrik menggunakan layanan online InaGeoid. Analisis pertama
dilakukan dengan membandingkan tinggi hasil konversi layanan online InaGeoid dengan nilai tinggi
yang tertera pada deskripsi titik JKVN dari web SRGI 2013. Analisis kedua dilakukan dengan
membandingkan beda tinggi hasil konversi layanan online InaGeoid dengan beda tinggi hasil pengukuran
sipat datar.
Kata Kunci: Sentinel-2, Tutupan Lahan, Machine Learning, Matriks Konfusi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 46


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PTB-28

ANALISIS PENENTUAN BATAS PENGELOLAAN WILAYAH


LAUT PROVINSI BANGKA BELITUNG
Khomsin, Cherie Bhketi Pribadi, Danar Guruh Pratomo, Burhanuddin Nur
Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh November
Gedung Teknik Geomatika, Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya-60111, e-mail:
khomsin.asad@gmail.com, guruh@geodesy.its.ac.id

ABSTRAK

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 telah menjadi acuan dan dasar hukum dalam melakukan
penetapan batas wilayah maritim. Adapun batas maritim pada tingkat daerah terdapat dua batas, yaitu
batas wilayah pengelolaan laut yang menjadi wewenang pemerintah provinsi dan batas bagi hasil
kelautan kabupaten/kota. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, garis pangkal yang digunakan adalah
normal baseline, yaitu garis pangkal yang mengikuti garis pantainya. Provinsi Bangka Belitung sendiri
memiliki potensi yang besar di bidang maritim, oleh karena itu sangat penting untuk melakukan
penetapan batas wilayah maritimnya. Untuk menentukan batas wilayah pengelolaan lautnya, perlu
dilakukan buffer sejauh 12 mil laut terhadap garis pantai yang mengacu High Water Level (HWL).
Apabila terdapat dua wilayah yang saling berhadapan dengan jarak kurang dari 24 mil laut, maka
penarikan batasnya menggunakan metode median line sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan
batas wilayah maritim di Provinsi Bangka Belitung, metode median line adalah metode penentuan garis
tengah di antara dua daerah yang saling berhadapan. Namun jika terdapat dua wilayah yang
berdampingan, penarikan batasnya menggunakan prinsip equidistance ,metode equidistance adalah
sebuah metode untuk menentukan batas menggunakan garis-garis yang sama jarak . diperoleh luas
wilayah pengelolaan lautnya adalah 37.172,16 km². , sedangkan untuk menentukan batas bagi hasil
kelautannya dilakukan buffer sejauh 4 mil laut dan diperoleh luas keseluruhannya adalah 15.629,04 km².

Kata Kunci: Bangka Belitung, Batas Bagi Hasil, Batas Wilayah Pengelolaan Laut, Median Line, Undang-
Undang No 23 Tahun 2014.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 47


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 48


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-01
DETEKSI AREA BEKAS KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 TAHUN 2018 – 2020
(STUDI KASUS: PULAU RUPAT, BENGKALIS)
Annisa Baroroh1 dan Harintaka2
1
Mahasiswa Sarjana Teknik Geodesi, FT-UGM
2
Departemen Teknik Geodesi, FT-UGM
12
Jl. Grafika no.2 Bulaksumur, Yogyakarta-55281.
E-mail1: annisabaroroh2017@mail.ugm.ac.id dan E-mail2: harintaka@ugm.ac.id

ABSTRAK

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi sebuah fenomena tahunan dan terjadi setiap tahun pada
musim kemarau di Indonesia, salah satunya Pulau Rupat yang ada di Provinsi Riau. Lokasi Pulau Rupat yang
dekat dengan ekuator dan lahan yang bersifat gambut menjadi salah satu penyebab mudah terjadinya karhutla.
Oleh karena itu, diperlukan pemetaan area karhutla dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeteksi area bekas kebakaran hutan dan lahan di Pulau Rupat dari tahun 2018 hingga 2020
dengan memanfaatkan citra satelit Landsat 8 menggunakan metode semi otomatis. Pengolahan dengan metode
semi otomatis dilakukan secara visual dan digital. Pengolahan data citra satelit Landsat 8 dilakukan secara visual
dengan melakukan digitasi berdasarkan unsur interpretasi citra, sedangkan pengolahan data titik panas (hotspot)
dilakukan secara digital dengan memanfaatkan fungsi point density untuk mendapatkan batasan area yang
diindikasikan sebagai area karhutla berdasarkan tingkat kerapatan hotspot. Hasil dari pengolahan kedua metode
tersebut digunakan untuk mendeteksi area bekas karhutla yang lebih akurat. Selanjutnya, hasil dianalisis
berdasarkan lokasi desa, jenis fungsi kawasan hutan, dan jenis penutup lahan sehingga didapatkan informasi
tambahan terkait area bekas karhutla tersebut.Hasil kajian menunjukkan luas area bekas karhutla tahun 2018, 2019,
dan 2020 berturut-turut sebesar 178,06 ha; 3.528,98 ha; dan 2.117,47 ha. Hasil deteksi area bekas karhutla
dianalisis berdasarkan fungsi kawasan hutan termasuk ke dalam HP (hutan produksi tetap), HPK (hutan produksi
konversi), HPT (hutan produksi terbatas), dan APL (area penggunaan lain), sedangkan berdasarkan penutup lahan
termasuk ke dalam jenis kawasan hutan, hutan rimba, perkebunan/kebun, dan semak belukar/alang-alang.
Perhitungan validasi yang sesuai dengan lokasi karhutla dari DLHK Provinsi Riau pada tahun 2018 sebesar
55,55%; tahun 2019 sebesar 30,30%; serta tahun 2020 sebesar 51,61%. Hasil validasi tersebut dipengaruhi oleh
keterbatasan penelitian antara lain tutupan awan serta perbedaan waktu akuisisi perolehan data Landsat 8 dan data
hotspot.
Kata kunci : Kebakaran hutan dan lahan, metode semi otomatis, interpretasi citra, hotspot, point density

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 49


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-02
ANALISIS PERUBAHAN STOK KARBON BERDASARKAN PERUBAHAN
PENUTUPAN LAHAN DARI TAHUN 1990 S/D TAHUN 2020 DI WILAYAH
PESISIR KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI JAWA TIMUR
Billiyan Mochammad Rizaldi, Fajar Setiawan, Wiga Alif Violando, Andik D Muttaqin
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Jl. Ahmad Yani No.117, Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo, Kota SBY, Jawa Timur- 60237 Telp./Faks:
(031) 8410298, e-mail: billiyanmochammad@gmail.com, andik.muttaqin@uinsby.ac.id

ABSTRAK

Wilayah Pesisir Kabupaten Lamongan terbagi menjadi 2 wilayah yaitu Kecamatan Brondong dan
Kecamatan Paciran dengan luas total kurang lebih 133,2 Km2. Terjadinya aktivitas antropogenik di Wilayah Pesisir
Kabupaten Lamongan dapat mengakibatkan banyak sekali perubahan yang dapat menyebabkan pelepasan karbon
serta meningkatya perubahan gas - gas yang ada di atmosfer secara global sehingga dapat menimbulkan
peningkatan emisi gas rumah kaca (GRK). Metode perhitungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode stock different. Data yang digunakan dalam analisis stok karbon adalah data aktivitas
(penutupan lahan) dan data konstanta nilai cadangan karbon per penutupan lahan. Total nilai cadangan karbon di
Wilayah Pesisir Kecamatan Paciran dan Brondong Kabupaten Lamongan selama periode tahun 1990 – tahun 2000
mengalami peningkatan cadangan karbon sebesar 12.232,37 C ton/ha, Kemudian pada periode tahun 2000 – tahun
2020 total nilai cadangan karbon di Wilayah Pesisir Kecamatan Paciran dan Brondong mengalami penurunan
cadangan karbon sebesar 11.586,54 C ton/ha. Hasil perhitungan nilai emisi dan serapan karbon di Wilayah Pesisir
Kecamatan Paciran dan Brondong selama periode tahun 1990 sampai tahun 2020 menunjukkan bahwa
penambahan nilai emisi tertinggi terjadi pada periode antara tahun 2011- tahun 2015 dimana pada periode tersebut
Wilayah Pesisir Kecamatan Paciran dan Brondong mengalami pertambahan emisi sebesar 4.146,99 ton C ton/ha.
Sedangkan nilai serapan karbon tertinggi terjadi pada periode tahun 2000-2006 dimana pada periode tersebut
terjadi penambahan nilai serapan karbon sebesar 269.194,16 C ton/ha.
Kata kunci : Lamongan, Stok karbon, Emisi Karbon, dan Serapan Karbon.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 50


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-03
ANALISIS PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN MENGGUNAKAN GOOGLE
EARTH ENGINE DENGAN ALGORITMA CART
STUDI KASUS: WILAYAH PESISIR KABUPATEN LAMONGAN, PROVINSI
JAWA TIMUR
hmad Syamsurizal Fikri, Wiga Alif Violando, Andik D Muttaqin, Fajar rahmawan
Program Studi Ilmu Krelautan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Jalan Ahmad Yani 1 No.117, Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya
E-mail: arisfikri633@gmail.com, andik.muttaqin@uinsby.ac.id

ABSTRAK

Kawasan pesisir Kabupaten merupakan kawasan prioritas pembangunan industri serta menjadi salah satu
kawasan minapolitan di Indonesia. dari adanya rencana pengembangan di kawasan pesisir Kabupaten Lamongan,
maka akan mempengaruhi penggunaan lahan dari tahun ke tahun seiring berkembangnya industri di wilayah
tersebut. Oleh sebab itu pentingnya dilakukannya penelitian mengenai evaluasi penutupan lahan yang ada di
wilayah pesisir kabupaten Lamongan guna untuk mengetahui dampak dari rencana tata ruang wilayah kabupaten
Lamongan. Salah satu metode untuk pemantauan data perubahan penutupan lahan yaitu menggunakan metode
penginderaan jauh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi terbimbing dengan
algoritma Classification and Regression Trees (CART) yang dijalankan melalui google earth engine. Berdasarkan
hasil Penelitian, peta penutupan lahan tahun 2020 memperoleh ketepatan interpretasi sebesar 90,9%. Tren
perubahan penutupan lahan yang mengalami kenaikan pada rentang tahun 1990 hingga 2020 adalah kelas
pemukiman, tambak, pertambangan, dan pelabuhan. Tren perubahan penutupan lahan yang mengalami penurunan
pada rentang tahun 1990 hingga 2020 adalah kelas hutan tanaman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering
campur semak, Hutan mangrove sekunder, sawah, dan kelas awan.
Kata kunci : kawasan pesisir, Penutupan Lahan, Google Earth Engine, algoritma CART, sistem informasi
geografis

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 51


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-04
ANALISIS PERUBAHAN GARIS PANTAI DAN PENGGUNAAN LAHAN DI
KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR
Akbar M Saputra, Andik D Muttaqin, Asri Sawiji, Rizqi A Perdanawati1
Ilmu Kelautan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Ampel Surabaya
Jl. A. Yani no.117, Surabaya, e-mail: andik.muttaqin@uinsby.ac.id

ABSTRAK

Wilayah Pesisir Kota Probolinggo merupakan kawasan yang rentan terjadi perubahan garis pantai, yang
diakibatkan oleh dua faktor. Faktor tersebut berupa faktor alami yang terjadi diakibatkan oleh erupsi Gunung
Bromo, sedangkan faktor manusia sendiri diakibatkan telah terjadinya pembangunan pelabuhan dipesisir Kota
Probolinggo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetehui ;(1) Perubahan Garis Pantai yang terjadi pada tahun 2004,
2009, 2014, 2019 di Kota Probolinggo, Jawa Timur; (2) Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada tahun
2004, 2009, 2014, 2019 di Kota Probolingggo,Jawa Timur. Alur penelitian ini terdiri atas studi pendahuluan,
pengumpulan data, pengolahan data, validasi dan analisis data serta pembahasan. Adapun untuk pengolahan data
menggunakan citra satelit landsat 7 dan citra landsat 8, serta menggunakan Difital Shoreline Analysis System
(DSAS) versi 5 pada peranngkat lunak ArcGis 10.5.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perubahan Garis
Pantai pada tahun 2004 - 2019 di Pesisir Kota Probolinggo mengalami akresi, terjadi pada Desa Mayangan dengan
laju rata-rata akresi sebesar 21,94 meter/tahun dan rata-rata jarak akresi sebesar 112,25 meter. Sedangkan akresi
terendah terjadi pada Desa Sukabumi dengan laju rata-rata akresi sebesar 1,84 meter/tahun dan rata-rata jarak akresi
sebesar 10,12 meter;(2) Perubahan Guna Lahan yang terjadi di Kota Probolinggo yaitu berupa lahan pemukiman,
lahan kosong, tambak, sawah, mangrove, dan pelabuhan. Perubahan guna lahan terbesar pada rentang tahun 2004
sampai dengan tahun2019 pada lahan pemukiman terjadi penambahan lahan sebesar 352.43 Ha, Sedangkan
perubahan guna lahan yang paling kecil adalah lahan kosong dengan pengurangan luas lahan sebesar 8.91 Ha.
Kata kunci : Perubahan Garis Pantai, Guna Lahan, Digital ShorelineAnalysis System, Pengolahan data citra
satelit

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 52


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-05
ESTIMASI CADANGAN KARBON ATAS PERMUKAAN TANAH TANAMAN
KELAPA SAWIT DI KEBUN PERCOBAAN CIKABAYAN, BOGOR
Mohammad ILham Ramadhani
Departemen Geografi-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat 16424 Telp./Faks: (+62) 1500 002, e-mail:
mohammad.ilham71@ui.ac.id

ABSTRAK

Kelapa sawit memiliki beragam fungsi diantaranya memiliki fungsi ekonomis dan fungsi ekologis
yakni dalam penyerapan serta penyimpanan karbon. Penyerapan karbon dilakukan sebagai upaya
mengurangi gas rumah kaca. Kapasitas penyerapan atau cadangan karbon dapat dilihat dari nilai
cadangan karbon yang salah satunya dimiliki oleh tanaman kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan
menganalisis sebaran cadangan karbon atas permukaan tanah yang tersimpan khususnya pada tanaman
kelapa sawit di Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor menggunakan satelit Sentinel-1
dan Sentinel-2. Pengukuran cadangan karbon didapatkan dari memasukkan nilai tinggi tanaman kedalam
perhitungan persamaan allometrik dari tanaman kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit pada Kebun
Percobaan Cikabayan ini termasuk kedalam perkebunan rakyat. Cadangan karbon atas permukaan tanah
dianalisis dengan indeks vegetasi dan backscatter serta analisis statistik. Indeks dan backscatter dari
citra dianalisis dengan regresi linier serta dilakukan uji akurasi dengan RMSE Root Mean Square Error
dengan data pengukuran lapangan. Citra satelit yang digunakan adalah satelit Sentinel-1 dengan
backscatter VH Vertical Horizontal dan satelit Sentinel-2 dengan algoritma NDVI Normalize Difference
Vegetation Index, SAVI Soil Adjusted Vegetation Index, dan EVI Enhanced Vegetation Index. Indeks
EVI memiliki nilai RMSE 60,495 dengan R2 0,403. Indeks SAVI memiliki nilai RMSE 72,008 dengan
R2 0,155. Indeks NDVI memiliki nilai RMSE 65,769 dengan R2 0,295. Pada backscatter memiliki nilai
RMSE 78,105 dengan R2 0,006. Nilai total cadangan karbon atas permukaan tanah pada tanaman kelapa
sawit menggunakan indeks EVI. Total estimasi cadangan karbon atas permukaan tanah tanaman kelapa
sawit sebesar 168.988,8 Kg.
Kata kunci : cadangan karbon, kelapa sawit, sentinel-1, sentinel-2.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 53


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-06
POLA KONVERSI PENGGUNAAN LAHAN DAN KETAHANAN PANGAN
UNTUK ARAHAN LAHAN PANGAN BERKELANJUTAN
DI KABUPATEN SLEMAN, INDONESIA
Rochmat Martanto, Vida Andriani
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta - Indonesia
Jl. Tata Bumi No. 5 PO BOX 12216 Kode Pos 55293 Yogyakarta Telp/Faks: (0274) 587138
e-mail: rochmatmartanto@stpn.ac.id, vidahendra37@gmail.com

ABSTRAK

Kabupaten Sleman merupakan daerah lumbung pangan (daerah surplus beras), namun pada saat
ini banyak lahan pertaniannya mengalami konversi penggunaan lahan, sehingga dapat mengakibatkan
penurunan produksi beras dan pada akhirnya nanti dapat menjadi minus ketahanan pangan bila tidak
dikendalikan. Tujuan penelitian yaitu menganalisis sebaran konversi penggunaan lahan dan ketahanan
pangan untuk arahan penggunaan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian
dikaitkan dengan sebaran konversi penggunaan lahan pertanian ke non pertanian dianalisis dengan
kebutuhan lahan untuk komsumsi penduduk, sedangkan data sebaran konversi penggunaan lahan
pertanian ke non pertanian dilakukan dengan bantuan Citra Satelit LANDSAT. Sebagai populasinya
adalah seluruh kecamatan, semua kecamatan diamati sebagai unit penelitian (metode survei). Hasil
penelitian didasarkan pada perhitungan konsumsi pangan penduduk (ketahanan pangan di setiap
kecamatan) dan besarnya konversi lahan setiap kecamatan. Secara keseluruhan hasil penelitian di
kabupaten Sleman terjadi konversi penggunaan lahan sebesar11.610,06 Ha, dengan jumlah penduduk
pada tahun 2019 sebesar 1,075,575 jiwa. Arahan penggunaan lahan untuk lahan pertanian (sawah abadi)
terdapat di 5 kecamatan yaitu: Kecamatan: Mlati, Mayudan, Pakem, Sleman, dan Tempel. Sedangkan
arahan penggunaan lahan yang diperuntukkan sebagai daerah penyangga lahan pertanian terdapat di 6
kecamatan yaitu Kecamatan: Berbah, Depok, Gamping, Ngaglik, Ngemplak, dan Prambanan. Dan yang
dapat diarahkan sebagai lahan dengan penggunaan sebagau pemukiman (perkembangan perkotaan)
terdapat di 6 kecamatan yaitu Kecamatan: Cangkringan, Godean, Kalasan, Minggir, Prambanan, dan
Turi.
Kata kunci : Konversi Penggunaan Lahan, Konsumsi, Lahan Abadi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 54


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-07
PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI (WS)
YAMDENA-WETAR PROVINSI MALUKU MENGGUNAKAN ANALISA
SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Irfan Baharudin S.T.*, Syahrizal Mufrodi S.T., Indah Tri Wahyuni S.T.
Balai Wilayah Sungai Maluku, Ditjen. Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Jl. Mr. CHR. Soplanit, Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon Email :
irfan.baharudin@pu.go.id

ABSTRAK

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memiliki tugas untuk mengelola sumber daya air
yang ada di Indonesia baik pendayagunaan, pemanfaatan, konservasi hingga pengendalian daya rusak yang
disebabkan oleh air tersebut. Pengelolaan tersebut berbasis Wilayah Sungai (WS) yang ditetapkan oleh Menteri
PUPR, sehingga setiap Balai Wilayah Sungai (BWS) memiliki wilayah sungai yang dikelola masing-masing.
Dalam pengelolaan tiap WS, perlu dibuat suatu studi berisi kebijakan dan program berkaitan dengan hal tersebut
dilihat dari aspek teknis, sosial, ekonomi, budaya dan ebrbagai hal lainnya. BWS Maluku sebagai pengelola WS
yang terdapat di Provinsi Maluku memiliki tanggungjawab dalam penyusunan rencana pola, salah satunya di WS
Yamdena-Wetar. WS Yamdena-Wetar merupakan WS yang meliputi 153 daerah aliran sungai (DAS) yang
tersebar dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar sampai dengan Kabupaten Maluku Barat Daya termasuk pulau-
pulau yang ada di sekitarnya dengan luas WS sekitar 9.040,887 km2 . Dalam penyusunan rencana pola tersebut,
sistem informasi geografis (SIG) memiliki peranan penting dalam hal analisa data-data spasial yang menjadi dasar
untuk penyusunan rencana pola di WS Yamdena-Wetar. Dari analisa SIG data geologi dan data jenis tanah yang
telah dilakukan, diketahui bahwa pada WS Yamdena-Wetar memiliki sebaran formasi yang cukup beragam. Pada
Kepulauan Tanimbar didominasi formasi Saumlaki (1018,33 km2) dan batilemburi (1109,099 km2) sedangkan
untuk pulau- pulau Maluku Barat Daya didominasi oleh batu gamping koral (477,569 km2), formasi tanahau
(527,110 km2), dan formasi Noil Toko (971,905 km2). Untuk jenis tanah di WS Yamdena-Wetar didominasi tanah
kambisol distrik, Renzina, Latosol Kromik dan Akrisol/Utisol. Berdasarkan hasil analisa ini, maka tim
perencanaan pola dapat menyusun kebijakan dan program yang akan dilaksanakan untuk 20 tahun ke depan di
WS Yamdena-Wetar..
Kata kunci : Rencana Pola, SIG, Sumber Daya Air

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 55


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-08
ESTIMASI PERUBAHAN NILAI SIMPANAN AIR DI WILAYAH PULAU
KALIMANTAN BERDASARKAN KOMBINASI DATA GAYABERAT SATELIT
GRACE DAN GRACE FOLLOW-ON
Popppy Andriani Wirawan1*, Leni Sophia Heliani2
1
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No 2, Sinduadi, Mlati, Sleman -55284 Telp./Faks: (+62274) 520226, e-mail:
poppy.andriani.wirawan@ugm.ac.id
2
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No 2, Sinduadi, Mlati, Sleman -55284 Telp./Faks: (+62274) 520226, e-mail: lheliani@ugm.ac.id

ABSTRAK

Pulau Kalimantan memiliki bentang alam yang bentuk geomorfologinya sangat bervariasi, selain
itu bentang alam di wilayah ini mengalami perubahan yang sangat cepat dari waktu ke waktu. Perubahan
yang sangat dinamis ini terjadi akibat adanya alih fungsi lahan secara masif yang kian marak dilakukan
untuk berbagai sektor dan kepentingan. Alih fungsi lahan menyebabkan terjadinya permasalahan dan
kerusakan pada ekosistem lahan tersebut, diantaranya perubahan keseimbangan pola hidrologi. Dalam
rangka memastikan keseimbangan fungsi hidrologis di wilayah Pulau Kalimantan, maka perlu dilakukan
studi monitoring perubahan simpanan air di wilayah Pulau Kalimantan. Terrestrial Water Storage atau
simpanan air tanah merupakan salah satu komponen yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai
perubahan simpanan air. Dalam penelitian ini, nilai simpanan air diestimasi berdasarkan data gaya berat
satelit GRACE dan GRACE Follow-On dari tiga model data, yaitu CSR, GFZ, dan JPL. Proses
perhitungan dilakukan dengan menggunakan toolbox GRAMAT yang dikembangkan oleh Wei Feng
dengan perhitungan komponen spherical harmonic. Output yang dihasilkan berupa nilai tinggi air rerata
(equivalent water height), nilai trend EWH, dan nilai-nilai analisis harmonik. Hasil penelitian diperoleh
nilai perubahan simpanan air tahunan dari data satelit GRACE untuk tahun 2002 hingga 2017 di wilayah
Pulau Kalimantan bernilai negatif dengan nilai rentang -0.126 hingga -.0.617, sedangkan nilai perubahan
simpanan air tahunan dari data GRACE Follow-On untuk tahun 2018 hingga 2020 terbagi menjadi 2
hasil, yakni positif dan negatif, dengan nilai rentang -0.74 hingga 0.3 cm. Nilai ketelitian dan standar
deviasi data satelit GRACE CSR memiliki nilai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dua model data
lainnya. Perbandingan nilai EWH pada tahun 2018 hingga 2020 antara data satelit GRACE dan GRACE
Follow On dengan uji t student menunjukkan bahwa kedua nilai tersebut tidak berbeda secara signifikan.
Kata kunci : Gayaberat, GRACE, Kalimantan, Terrestrial Water Storage, Hidrologi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 56


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-09
PEMODELAN 3D VEGETASI PADA LEVEL OF DETAIL 2 DALAM RUANG
LINGKUP HUTAN KOTA MENGGUNAKAN METODE ELLIPSOID
Kamal Nur Fauzan*, Deni Suwardhi
Kelompok Keahlian Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat-40132 Telp./Faks:
(022) 2500935, e-mail: kamal.fauzan55@gmail.com, deni@gd.itb.ac.id

ABSTRAK
Pemodelan 3D merupakan salah satu aspek yang penting dalam perencanaan dan analisis suatu wilayah.
Model 3D wilayah urban dapat digunakan dalam berbagai aplikasi (Yao, dkk., 2018). Contoh dari aplikasi
penggunaan model 3D pada suatu wilayah adalah estimasi perambatan kebisingan, kadaster 3D, dan manajemen
fasilitas. Model 3D pada suatu wilayah mencakup objek bangunan, jalan, vegetasi, badan air, dan tanah. Objek-
objek dari model 3D dapat disimpan dalam suatu model data CityGML. CityGML adalah model data berbasis
XML yang digunakan untuk mendeskripsikan geometri dan atribut dari objek 3D. Pada saat ini pemodelan 3D
beserta aplikasinya banyak berfokus pada objek bangunan. Pemodelan 3D vegetasi hanya digunakan pada ruang
lingkup visualisasi. Pemodelan 3D vegetasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan apabila analisis wilayah
akan dilakukan secara komprehensif. Tingkatan Level of Detail (LOD) untuk objek vegetasi belum terdefinisi
secara jelas dalam standar CityGML 2.0. Perbedaan tingkatan LOD pada pohon mempengaruhi hasil dari analisis
yang dilakukan. Sebuah model 3D dapat diperoleh dari berbagai teknik akuisisi. Pada penelitian ini, sumber data
yang digunakan adalah data awan titik hasil akuisisi Light Detection and Ranging (LiDAR) dan fotogrametri di
wilayah Kampus ITB Jatinangor. Awan titik dari vegetasi yang dihasilkan dari hasil akuisisi LiDAR dan
fotogrametri dimodelkan dengan menggunakan persamaan ellipsoid secara otomatis dan menghasilkan model
vegetasi pada LOD 2. Hasil pemodelan dengan menggunakan persamaan ellipsoid memiliki nilai R2 pada rentang
0.05 – 0.3. Hasil pemodelan disimpan dalam format CityGML yang selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai
analisis.
Kata kunci : Model 3D, Vegetasi, Level of Detail, Ellipsoid, CityGML

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 57


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-10
URGENSI PENAMAAN UNSUR RUPABUMI BAWAH LAUT DI KAWASAN
ZEE INDONESIA
Dyah Pangastuti*, Fajar Triady Mugiarto
Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai Badan Informasi Geospasial
Jl. Raya Jakarta Bogor KM.46, Cibinong-16911 Telp./Faks: (021) 8752062, 8752064, e-mail:
dyah.pangastuti@big.go.id

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas laut 6.4 juta km2 memiliki banyak unsur rupabumi yang
berada di bawah permukaan laut, seperti cekungan, parit, palung, gunung bawah laut, dan lain sebagainya.
Penamaan unsur rupabumi bawah laut tersebut diatur oleh Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2021 dan Dokumen
B-6 yaitu Standardisasi Penamaan Rupabumi di Bawah Laut yang merupakan hasil kolaborasi antara GEBCO
SCUFN yang ditunjuk oleh IHO-IOC dan working group unsur rupabumi wilayah laut dari UNGEGN. Dokumen
B-6 memperbolehkan negara lain untuk memberikan nama suatu unsur di bawah permukaan laut yang berada di
negara lain selama fisik unsur tersebut berada 50% atau lebih di luar teritorial suatu negara. Indonesia memiliki
banyak unsur rupabumi di bawah laut yang berada di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
Mayoritas, unsur rupabumi tersebut belum bernama. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk
memberikan nama unsur rupabumi tersebut sebelum negara lain memberikan nama dengan nama asing atau yang
tidak sesuai dengan kepentingan Indonesia. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan dari penamaan rupabumi yang
tercantum dalam PP No 2 Tahun 2021 yaitu melindungi kedaulatan dan keamanan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Untuk memberikan nama terhadap unsur rupabumi tersebut diperlukan strategis di mana
memerlukan kerjasama dan koordinasi dari beberapa kementerian dan lembaga terkait di Indonesia. Kerja sama
yang diperlukan mencakup penyediaan data yang akurat sehingga menghasilkan aspek spasial yang tepat dan
pemberian nama yang sesuai dengan kaidah toponim. Penamaan rupabumi dari unsur tersebut selanjutnya
diberikan kepada Badan Informasi Geospasial untuk ditelaah dan dimasukkan ke dalam Gazeter Republik
Indonesia dan dilaporkan ke GEBCO agar dapat diterima oleh negara lain.
Kata kunci : Rupabumi, Unsur , GEBCO, IHO, Gazeter

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 58


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-11
REGRESI SPASIAL UNTUK PREDIKSI PENDAPATAN PETANI
BERDASARKAN RELASI INDEKS VEGETASI, HASIL PANEN PADI, DAN
PERUBAHAN JUMLAH HUJAN
Mochamad Firman Ghazali1*, Fitria Melinia Dewi2
1
Teknik Geodesi dan Geomatika, Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1, Gedong Meneng, Bandar Lampung-354145 Telp./Faks: (0721) 704624,
e-mail: firman.ghazali@eng.unila.ac.id
2
Departemen Pendidikan Geografi-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Gedong Meneng, Lampung-35141 Telp./Faks: (0721) 704624,
e-mail: fitria.melinia4006@students.unila.ac.id

ABSTRAK

Menjadi petani di negara beriklim tropis seperti Indonesia, kemampuan memahami kondisi iklim sebagai
faktor utama yang dapat membantu menentukan keberhasilan budidaya pertanian yang dilakukan. Tidak terkecuali
pada petani padi sawah, kondisi iklim berupa pergantian musim berpengaruh pada terjadinya fluktuasi jumlah
curah hujan dan menjadi penentu baik atau tidaknya tumbuh tanaman padi. Studi ini fokus untuk mengkaji relasi
spasial dari adanya perubahan jumlah hujan yang didapat dari hasil interpolasi inverse distance weighted (IDW)
dan perubahan indeks vegetasi dari Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dari multi-temporal citra
Sentinel 2, terhadap jumlah hasil panen padi petani yang diperoleh dari hasil wawancara. Relasi dari ketiganya
akan menghasilkan suatu prediksi pendapatan petani dalam setiap musim tanam berdasarkan model regresi tunggal
dan berganda. Hasil dari kajian ini diperoleh adanya variasi nilai akurasi prediksi pendapatan petani yang
bertambah baik berdasarkan nilai Root Mean Square Error (RMSE), yakni 0.5-0.6 untuk relasi tunggal antara hasil
panen padi terhadap jumlah curah hujan dan NDVI, dan 0.2 untuk model regresi berganda dari ketiga faktor
tersebut. Dari nilai RMSE terbaik, diperoleh prediksi pendapatan petani padi berkisar antara Rp. 200.000 -
Rp.4.500.000 per ¼ hektar di setiap musim tanamnya.
Kata kunci : daftarkan hingga 5 kata kunci di sini.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 59


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-12
PERAN TEKNOLOGI KELAUTAN
UNTUK PEMBANGUNAN KELAUTAN BERKELANJUTAN
Imam Mudita
Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Wilayah - BPPT
Jl. MH Thamrin No.8, Jakarta-10340 Telp./Faks: (021) 3108149, e-mail: imam.mudita@bppt.go.id

ABSTRAK

Pendekatan penglelolaan kelautan yang benar dan tepat adalah alasan mengapa pendekatan IpTek Kelautan
menjadi salah satu kekuatan utama investasi pemerintah dalam pembangunan di sektor kelautan. Di sisi lain,
tantangan-tantangan strategis pembangunan kelautan berkelanjutan di Indonesia antara lain masih kurangnya
pemahaman atas lingkungan laut Indonesia, belum optimalnya pemanfaatan dan perlindungan lingkungan laut,
serta belum tertatanya koordinasi infrastruktur-infrastruktur IpTek kelautan dalam rangka pemahaman,
pemanfaatan dan perlindungan lingkungan laut tersebut. Oleh karena itu, guna mengatasi tantangan-tantangan
strategis pembangunan kelautan berkelanjutan tersebut, Teknologi Kelautan memiliki peran yang penting dan
strategis yang dapat memberikan gambaran tentang model sistem kelautan, yang pada akhirnya dapat
dimanfaatkan untuk membuat kebijakan dan pengambilan keputusan terkait pemanfaatan, perlindungan dan
pelaksanaan program pembangunan kelautan berkelanjutan.
Kata kunci : Teknologi Kelautan, Tantangan Strategis Pembangunan Kelautan, Sistem Kelautan.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 60


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-13
PEMANTAUAN PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN
METODE NET SHORELINE MOVEMENT (NSM) DI WILAYAH KABUPATEN
KULONPROGO, YOGYAKARTA
Bandi Sasmito*, Bagus Dewo Pratomo, Nurhadi Bashit
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang-50277 Telp./Faks: (024) 76480788, e-mail:
bandy.geo96@gmail.com

ABSTRAK

Pemantauan garis pantai merupakan hal yang penting dilakukan untuk mengetahui abrasi dan akresi garis
pantai, terutama di sepanjang pantai selatan Yogyakarta karena perairan Pantai Selatan Yogyakarta merupakan
wilayah dari pesisir Pantai Jawa yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Hal tersebut
mempengaruhi adanya perubahan garis pantai di wilayah tersebut serta rawannya bencana alam yang
dapat terjadi di wilayah tersebut seperti abrasi, akresi, longsor dan gerakan tanah. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti ini mengkaji mengenai perubahan garis pantai di Kabupaten Kulonprogo. Metode dalam pengolahan
perubahan garis pantai pada penelitian ini menggunakan Net Shoreline Movement (NSM). Penelitian ini
menggunakan citra Landsat 7 dan 8 dengan menerapkan metode Normalized Difference Water Index (NDWI) dan
Thresholding untuk mengektraksi garis pantainya. Penelitian ini menggunakan data citra Landsat 7 dan 8 pada
tahun 2010, 2012, 2014, 2016, 2018, dan 2020 sehingga dapat mengetahui laju perubahan dari garis pantai pada
wilayah tersebut. Hasil penelitian ini adalah laju perubahan garis pantai tahun 2010 hingga 2020 menggunakan
metode NSM pada DSAS. Pada hasil pengolahan memperlihatkan perubahan garis pantai yang didominasi oleh
abrasi. Abrasi yang terjadi memiliki jarak sejauh -18,04 meter pada Kecamatan Temon, lalu pada Kecamatan
Panjatan mengalami abrasi dengan jarak sejauh-12,96 meter dan Kecamatan Galur mengalami abrasi sejauh -16,80
meter. Tidak hanya terjadi abrasi namun ada juga kecamatan yang mengalami akresi dengan jarak sejauh 11,64
meter pada Kecamatan Wates. Dari hasil pengolahan NSM pada Kabupaten Kulonprogo didapatkan hasil rata-
rata abrasi sejauh -9,04 meter dari tahun 2010 hingga 2020.
Kata kunci : Abrasi, Akresi, DSAS, Garis Pantai, dan NSM.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 61


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-14
PENAMAAN UNSUR RUPABUMI WILAYAH LAUT PADA
PENYELENGGARAAN NAMA RUPABUMI
Atika Kumala Dewi*, Fajar Triady Mugiarto
Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai-Badan Informasi Geospasial
Jalan Raya Bogor Km. 46, Nanggewer Mekar, Cibinong, Bogor, Jawa Barat-16912 Telp./Faks: (021)
8754601, e-mail*: atika.kumala@big.go.id

ABSTRAK

Salah satu unsur penting yang terdapat di dalam peta dasar adalah nama rupabumi. Penamaan suatu unsur
rupabumi berguna sebagai identitas pengenal dari unsur itu sendiri. Penamaan atau toponim dapat diberikan pada
unsur penyusun rupabumi terdiri dari unsur alami dan buatan yang tersebar di darat ataupun di laut. Banyaknya
unsur yang tersebar sudah memiliki nama dan belum bernama, serta sebagian besar nama unsur rupabumi tersebut
belum memiliki kekuatan hukum dan belum dibakukan dalam gazeter nasional Republik Indonesia. Untuk
mengatur dan menertibkan penamaan rupabumi, pemerintah telah mengatur melalui PP no 2 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Pada tulisan ini, kajian mengenai aturan penamaan unsur rupabumi
difokuskan pada unsur rupabumi wilayah laut baik yang berada di atas permukaan ataupun di bawah laut seperti
laut/samudera, teluk, selat, cekungan, dan gunung bawah laut. Penulisan paper ini untuk mengevaluasi apakah
penamaan unsur rupabumi wilayah laut telah sesuai dengan amanat PP no 2 tahun 2021. Selain itu, untuk
mengkategorisasi asal penamaan unsur rupabumi. Dalam menganalisis penamaan unsur rupabumi, metode
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggali informasi dari setiap unsur. Sumber informasi yang
digunakan berasal dari data yang dikumpulkan dari beberapa instansi dan hasil kegiatan penelaahan unsur
rupabumi wilayah laut yang telah dilaksanakan tahun 2020 dan pertengahan 2021. Hasil paper ini menunjukkan
bahwa penamaan dari setiap unsur telah mengikuti peraturan PP no 2 tahun 2021 dan kecenderungan penamaan
unsur berasal dari area atau wilayah administrasi terdekat. Selanjutnya, hasil pada paper dapat digunakan sebagai
masukan penyusunan peraturan kepala BIG dalam penyelenggaraan nama rupabumi.
Kata kunci : Penamaan, Rupabumi, Unsur Rupabumi Wilayah Laut, PP No 2 Tahun 2021

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 62


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-15
ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN
KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA
Marhelin Ch Mehdila, Daniel Anthoni Sihasale, Robert Berty Riry, Heinrich Rakuasa*
Program Studi Pendidikan Geografi-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena, Kota Ambon-19728, e-mail: heinrichrakuasa02@gmail.com

ABSTRAK

Pembangunan yang terjadi sangat pesat sehingga tutupan lahan di Kabupaten. Maluku Barat Daya
berubah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prubahan tutupan lahan Kabupaten. Maluku Barat
Daya yang berubah yaitu tahun 2010, 2015, 2020. Perkembangan perubahan tutupan lahan sangat penting
untuk dipahami, agar pola perubahan tutupan lahan di masa depan dapat diprediksi dan dampak
negatifnya dapat dicegah atau dikurangi. Analisis spasial perubahan tutupan lahan di Kabupaten. Maluku
Barat Daya dilakukan dengan pengolahan citra Landsat 4-5 TM, Landsat 8 OLI dan Citra SPOT 7 terdiri
dari proses pre-processing dan klasifikasi citra dengan menggunakan metode Maximum Likelihood
Classification. Perubahan tutupan lahan Kabupaten. Maluku Barat Daya dianalisis menggunakan
perangkat lunak Arc.GIS 10.8. Hasil penelitian menunjukkan, secara umum lahan terbangun di
Kabupaten. Maluku Barat Daya terpusat pada Kecamatan Moa Lakor, Kecamatan Pulau Letti dan
Kecamatan Pulau pulau Terselatan. Distribusi penggunaan lahan permukiman dan lahan terbangun di
pusat Kabupaten. Maluku Barat Daya tersebar di seluruh kecamatan dengan variasi luas yang beragam
tergantung dari luasan administrasi wilayah tersebut. Wilayah permukiman yang mengalami perubahan
paling besar yaitu di Keluarahan Tiakur yang merupahkan ibukota Kabupaten. Maluku Barat Daya.
Perkembangan lahan terbangun terus mengalami perubahan yaitu 2070,80 Ha di Tahun 2010 dan 5509,78
Ha di Tahun 2020. Peningkatan populasi menyebabkan lebih banyak ruang untuk perumahan dan
berbagai kegiatan, selain kondisi sosial ekonomi dan arah kebijakan pemerintah yang mempengaruhi
tutupan lahan Kabupaten. Maluku Barat Daya menjadi berubah.

Kata kunci: Spasial, Tutupan Lahan, Maluku Barat Daya, Maximum Likelihood
Classification.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 63


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-16
IDENTIFIKASI WILAYAH POTENSIAL WIND FARM DI KECAMATAN
PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN
Suci Fitria Rahmadhani Z*, Usqo Irwanto, Aesya Nida Avrila, Muhammad Ikhwan Bagus
Renewable Team
Jl. Prof M Yamin , SH, Kampar-58412 Telp.: (+628) 2288153764, e-mail: sucifitria2899@gmail.com
Jl. Soekarno-Hatta, Pekanbaru Telp.: (+628) 7773567649, e-mail: usqo.irwanto@outlook.com

ABSTRAK

Banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan oleh penggunaan energi fosil sebagai penyedia listrik,
menyebabkan banyak negara mengembangkan berbagai macam energi alternatif yang ramah lingkungan.
Penggunaan angin sebagai energi utama dalam pembangkit listrik tidak lepas dari kemampuan kincir
angin dalam menghasilkan energi untuk memenuhi kebutuhan. Berdasarkan studi literatur, Kementrian
ESDM tahun 2018 merilis data terkait total potensi energi listrik tenaga angin pada Provinsi Banten
sebesar 300 MW yang tersebar di dua daerah, yaitu Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang dengan
potensi yang dimiliki pada masing-masing daerah sebesar 150 MW, dengan demikian perlu dilakukan
kajian spasial terkait lokasi yang sesuai untuk pembangunan wind farm yang baru. Faktor topografi
(elevasi, viewshed, slope, aspect direction, dan luas area), teknis (kecepatan angin dan power grid
proximity), lingkungan (jarak dari danau, sungai, waduk dan bendungan, serta land cover), dan sosial-
ekonomi (permukiman dan transportasi) menjadi parameter yang menentukan kesuksesan dan potensi
penempatan kincir angin sebagai energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan. Metode yang
digunakan untuk menganalisis parameter-parameter tersebut adalah Multi-Weighted Criteria Modeler,
dengan memberikan bobot pada tiap parameter berformat raster dan diklasifikasi dengan metode statistik
tertentu serta seleksi wilayah dengan luasan tertentu (≥ 10.000 m2) menggunakan boolean. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lebih dari tujuh cluster lokasi yang sesuai untuk dilakukannya
pembangunan wind farm baru di Kabupaten Pandeglang, yang membuktikan bahwa Kabupaten ini
berpotensi untuk pembangunan wind farm.
Kata kunci : Energi Terbarukan, Kincir Angin, PLTB.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 64


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-17
PERBANDINGAN METODE OTOMATISASI SUPERVISED MACHINE
LEARNING TERHADAP PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN
Wening Aisyah Fauziana Koman1, Afif Janur2, Fikriya Nisaul Islamiyah2, Galih Pratiwi3
1
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada,
JL. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-6492121. Faks (0274) 520226, e-mail:
weningaisyahfauzianakoman@mail.ugm.ac.id
2
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang-50277 Telp./Faks: (024) 76480788, e-mail:
afifjanur@alumni.undip.ac.id,fikriyanidp@students.undip.ac.id
3
PT Multi Areal Planning Indonesia (MAPID)
Jalan Cicukang No. II B/7 RT 001 / RW 003 Kampung Malayu, Kec. Margaasih, Kab. Bandung, Jawa
Barat 40218: Telp (022) 54420880, e-mail: galih.pratiwi@mapid.co.id

ABSTRAK

Jumlah dan kepadatan penduduk suatu daerah seiring bergulirnya waktu akan mengalami
peningkatan sangat pesat, hal ini terjadi bukan hanya dari aspek demografis dan kependudukan tetapi
juga berdampak pada perubahan penggunaan lahan. Pemantauan fenomena perubahan tutupan lahan
setiap tahunnya di suatu daerah dapat dilakukan dengan berbagai metode. Salah satunya adalah metode
machine learning. Tujuan dari penelitian ini adalah penerapan metode otomatisasi supervised machine
learning untuk pemantauan perubahan tutupan lahan sehingga didapatkan metode machine learning yang
memiliki akurasi tinggi dan cocok untuk pemantauan perubahan lahan dengan cepat.
Metode dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode otomatisasi machine learning yaitu
Support Vector Machine (SVM), Random Forest (RF), dan Gaussian Mixture Model (GMM) untuk
diterapkan dalam pengolahan citra Sentinel-2. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan
luasan tutupan lahan pada tahun 2016 dan 2021. Klasifikasi lahan terdiri dari pemukiman, badan air,
sawah, hutan, dan lahan kosong. Selain itu, diperlukannya uji akurasi untuk melihat seberapa baik model
yang dihasilkan. Tahun 2016 menghasilkan akurasi keseluruhan dari metode SVM, RF dan GMM
sebesar 78%, 76% dan 71% sedangkan tahun 2021 menunjukkan hasil akurasi keseluruhan SVM, RF
dan GMM sebesar 72%, 69% dan 71%. Berdasarkan nilai akurasi keseluruhan menunjukkan bahwa
metode SVM menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya untuk identifikasi
perubahan tutupan lahan.
Kata Kunci: Sentinel-2, Tutupan Lahan, Machine Learning, Matriks Konfusi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 65


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MSL-18

ANALISA PENENTUAN ZONA PENGELOLAAN WILAYAH


LAUT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN
RUU TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH
KEPULAUAN
Khomsin, Cherie Bhketi Pribadi, Danar Guruh Pratomo, Wiryadana Prakoso
Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh November
Gedung Teknik Geomatika, Kampus ITS, Keputih, Sukolilo, Surabaya-60111, e-mail:
khomsin95@yahoo.com, guruh@geodesy.its.ac.id

ABSTRAK

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dikatakan
sebagai provinsi kepulauan karena selain memiliki luas wilayah perairan yang lebih luas dari luas
daratnya, kedua provinsi ini memiliki banyak gugusan pulau di sekitarnya. Dalam menentukan wilayah
pengelolaan laut suatu provinsi sesuai dengan UU No. 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
disebutkan bahwa suatu provinsi dapat mengklaim wilayah lautnya maksimal sejauh 12 mil laut. Wilayah
perairan yang membatasi Provinsi NTB pada Selat Lombok yang berhadapan dengan Provinsi Bali hanya
memilki jarak sejauh 11,61 mil laut, sedangkan pada Selat Sape yang berhadapan dengan Provinsi NTT
memiliki jarak sejauh 1,57 mil laut. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan delimitasi wilayah
pengelolaan laut. Pada penelitian ini menggunakan dua metode penarikan baseline yang berbeda, yaitu
normal baseline sesuai dengan UU No. 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan juga archipelagic
baseline sesuai dengan Rancangan Undang-Undang tentang Percepatan Pembangunan Daerah
Kepulauan untuk menentukan batas dan luas wilayah pengelolaan laut Provinsi NTB dan Provinsi NTT.
Hasil yang di dapatkan dari titik acuan sebagai dasar pembentukan median line berdasarkan penarikan
normal baseline pada Selat Lombok sebanyak 17 titik, dan 19 titik pada Selat Sape, sedangkan dalam
penarikan archipelagic baseline pada Selat Lombok sebanyak 18 titik, dan 23 titik pada Selat Sape.
Untuk luas wilayah pengelolaan laut Provinsi NTB berdasarkan penarikan normal baseline didapatkan
hasil sebesar sebesar 27.780,320 km2, sedangkan dalam penarikan archipelagic baseline sebesar
31.204,905 km2. Untuk luas wilayah pengelolaan laut Provinsi NTT berdasarkan penarikan normal
baseline didapatkan hasil sebesar 80.434,775 km2, sedangkan luas wilayah dalam penarikan archipelagic
baseline sebesar 159.146,355 km2. Jika RUU RI ini terealisasi, maka Provinsi NTB dapat mengklaim
tambahan luas wilayah pengelolaan lautnya sebesar 3.424,585 km2 dan Provinsi NTT sebesar 78.711,580
km2, sehingga secara tidak langsung kedua provinsi ini dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi
sumber daya alam secara lebih luas lagi.
Kata Kunci : Archipelagic Baseline, Normal Baseline, Provinsi NTB, Provinsi NTT, Wilayah Pengelolaan
Laut

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 66


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 67


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-01
SURVEI DIMENSIONAL UNTUK PEMASANGAN MULTIBEAM
ECHOSOUNDER LAUT DALAM
DI KR BARUNA JAYA III
Yan Abdi Rahmanu*, Danang Sri Hadmoko, Djaka Marwasta
1
Gedung BJ Habibie lt. 12 1Balai Teknologi Survei Kelautan-Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi
Jl. MH Thamrin no. 8, Jakarta Pusat, 10340 Telp./Faks: (021) 326924/3108149,
e-mail: dwi.haryanto@bppt.go.id

ABSTRAK
Data batimetri hasil survei multibeam echosounder (MBES) mencakup kesalahan-kesalahan yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor miss-alignment transduser dan sensor offset dari peralatan yang
terpasang di kapal sebagai satu kesatuan sistem multibeam echosounder. Kesalahan-kesalahan ini dapat dikoreksi
dengan melakukan kalibrasi multibeam echosounder (patch test). Patch test memerlukan inputan data miss-
alignment transduser dan sensor offset yang merupakan hasil dari survei dimensional pada saat pemasangan
transducer. Survei dimensional dilakukan dengan metode terestrial dan menggunakan kombinasi peralatan GNSS
dan total station. Prosedur survei dimensional dan alignment transduser harus mengacu pada manual sensor-sensor
yang dikeluarkan pabrikan. Paper ini bertujuan menjelaskan survei dimensional dan alignment transduser sistem
MBES Kongsberg EM 304 di KR Baruna Jaya III yang selanjutnya hasilnya divalidasi dan disempurnakan selama
proses patch test. Hasil penelitian menunjukan bahwa survei dimensional pemasangan transducer TX memenuhi
toleransi sesuai spesifikasi pabrikan untuk nilai roll: 0,146˚ (± 0.20˚), sedangkan untuk nilai yaw: 0,334˚ (± 0.1˚)
dan pitch: 0,161˚ (± 0.05˚) tidak memenuhi toleransi. Hasil survei dimensional pemasangan transducer RX
memenuhi toleransi sesuai spesifikasi pabrikan untuk pitch: -0,096˚ (± 0.20˚), sedangkan untuk nilai roll: 0,212˚
(±0.02˚) dan yaw: 0,219˚ (± 0.1˚) tidak memenuhi toleransi. Nilai kesalahan pemasangan transducer tersebut
divalidasi dengan hasil kalibrasi patch test MBES dan mendapatkan nilai roll: 0,270°, pitch: 0,179°, dan yaw:
0,100°.
Kata kunci : Bangunan, Desa Puncu, Kerentanan Fisik, SMCE, Gunungapi Kelud

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 68


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-02

APLIKASI WEBGIS TERINTEGRASI UNTUK PEMANTAUAN KEGIATAN


PENAMBANGAN DI PT BERAU COAL
Herman Maraden
PT Berau Coal-Surveying and Geospatial Department
Jl. Pemuda, No. 40, Tanjungredeb, Tj. Redeb, Berau, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur 77311, Telp
: +6281381915814, e-mail : herman.maraden@beraucoal.co.id, hermanmaraden@yahoo.co.id

ABSTRAK

Saat ini perkembangan teknologi informasi geospasial sangat pesat dan sudah mulai banyak
diaplikasikan di berbagai bidang. Salah satu bidang yang sedang berkembang dalam memanfaatkan teknologi
informasi geospasial adalah bidang pertambangan. Berbagai kegiatan operasional pada bidang pertambangan
dapat dibantu dengan menggunakan teknologi informasi geospasial. PT Berau Coal sebagai salah satu perusahaan
tambang batubara terbesar di Indonesia, saat ini sedang mengembangkan pemanfaatan teknologi informasi
geospasial berbasis WebGIS yang dapat membantu pemberian informasi beserta analisis terhadap kegiatan
pertambangan yaitu BeGesit (Berau Coal Geospatial Information System). Sistem ini merupakan suatu sistem
teknologi informasi geospasial dikembangkan dengan menggunakan berbagai perangkat lunak open source.
Sistem ini memiliki fungsi untuk memberikan informasi kegiatan penambangan seperti data titik bor geologi,
realisasi penambangan (land use), sequence monitoring, road geometry monitoring, prakiraan cuaca, rainfall and
water level monitoring dan lain sebagainya. Selain dengan menggunakan sarana WebGIS, sistem ini juga
terintegrasi dengan sarana pengiriman dan penyajian informasi menggunakan e-mail, pesan Telegram dan
penyimpanan Google Drive. Sistem ini juga dilengkapi isi proses untuk pengecekan data serta pembuatan analisis
secara otomatis. Dengan adanya sistem ini maka kegiatan operasional dapat berjalan dengan memanfaatkan
informasi spasial secara cepat dan aktual.
Kata kunci : : WebGIS, otomasi, spasial, open sources, pertambangan batubara

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 69


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-03
EVALUASI PERGERAKAN TITIK KONTROL PEMANTAUAN WADUK
SERMO UNTUK MENDUKUNG MITIGASI MULTIDISASTER
Hilmiyati Ulinnuha1, Nurrohmat Widjajanti1, Yulaikhah1, Purnama Budi Santosa1, Suci Tresna Novianti2
1
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Sleman, Yogyakarta-55281 Telp./Faks: (024) 74520226, e-mail:
hilmiyatiulinnuha01@ugm.ac.id
2
Alumni Program Studi Sarjana Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No.2, Sleman, Yogyakarta-55281 Telp./Faks: (024) 74520226, e-mail:
suci.tresna.novianti@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK

Yogyakarta merupakan daerah dengan tingkat resiko bencana yang tinggi, termasuk daerah Kabupaten
Kulon Progo. Dengan topografi yang cenderung berbukit, menjadikan daerah Kulon Progo merupakan area
dengan kerawanan tanah longsor. Selain itu, di Kulon Progo juga terdapat Waduk Sermo sebagai sumber irigasi
dan air bersih. Waduk ini terletak disekitar area sesar normal, sehingga Waduk Sermo memiliki resiko
multidisaster yaitu seismik dan tanah longsor. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan secara berkala untuk
mengurangi dampak resiko multidisaster tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pergerakan titik
control pemantauan waduk sermo untuk mitigasi atau pengurangan resiko multidisaster di area Waduk Sermo.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengamatan GPS pada tahun 2015 sampai dengan 2020
pada lima titik kontrol pemantauan di sekitar Waduk Sermo, yaitu MAK1, MAK2, MAK3, MAK4, dan MAK5.
Pengolahan data GPS tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GAMIT/GLOBK. Selanjutnya
dilakukan evaluasi hasil pengolahan GAMIT/GLOBK, dan perhitungan untuk mendapatkan posisi dan arah
pergerakan masing-masing titik kontrol pemantauan. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan bahwa
pergerakan horizontal titik kontrol pemantauan Waduk Sermo berkisar antara 0,006 m sampai dengan 0,016 m
kearah Timur Laut. Sedangkan pergerakan vertikal berkisar antara 0,006 m sampai dengan 0,033 m dengan arah
pergerakan keatas permukaan tanah kecuali untuk titik MAK3 yang bergerak kebawah. Pergerakan hingga level
cm menunjukkan bahwa daerah Waduk Sermo harus terus dipantau secara berkala untuk mengurangi resiko
multidisaster.
Kata kunci : titik control, waduk sermo, GPS, mitigasi, multidisaster

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 70


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-04
PENYUSUNAN STANDAR SURVEI TERESTRIAL DALAM RANGKA
AKSELERASI PEMETAAN DASAR SKALA BESAR UNTUK MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL
Winhard Tampubolon*, Fakhruddin Mustofa, Garri Martha Kusuma Wardhana, Hayu Rianasari
Center for Geospatial Standards and Institutional Affairs
Jl. Raya Jakarta-Bogor KM 46 16911 Cibinong, Bogor, Indonesia, e-mail : winhard.r@big.go.id

ABSTRAK

Penyelenggaraan Informasi Geospasial Skala Besar untuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan cakupan area daratan seluas 5 kali wilayah Republik Federal Jerman tentunya membutuhkan strategi
terobosan namun tetap memprioritaskan aspek kualitas produk geospasial yang dihasilkan. Salah satu langkah
yang ditempuh adalah melalui penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG) melalui proses percepatan (akselerasi)
yang inovatif dengan tetap mempertimbangkan faktor efisiensi biaya produksi terutama terkait kesiapan Sumber
Daya Manusia (SDM) bidang Informasi IG sebagai motor penggerak utamanya. Sebagai perbandingan, Republik
Federal Jerman memiliki unit teknis pemetaan dasar skala besar yang dilengkapi perangkat peralatan mutakhir
termasuk SDM bidang IG dengan kompetensi teknis meliputi proses akuisisi data, pemrosesan geospasial serta
penyajian dan pemutakhiran data geopasial (geodata) di setiap wilayah 16 negara bagian.
Dalam implementasinya, survei terestrial muncul sebagai salah satu alternatif teknologi pemetaan dasar skala
besar, terutama bila dikaitkan dengan semakin tingginya resolusi data geospasial yang dihasilkan dengan tingkat
akurasi tertinggi. Sebagaimana kita ketahui, teknologi pemetaan lain pada umumnya terkendala oleh berbagai
faktor khususnya terkait tutupan awan yang senantiasa menjadi kendala utama dalam proses akusisi data geospasial
skala besar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun demikian, tetap dibutuhkan suatu standar
pelaksanaan survei terestrial yang dapat diacu oleh para pemangku kepentingan. Selain kebutuhan akan teknologi
dan metodologi yang terstandar secara baik, tentunya dibutuhkan tenaga profesional tersertifikasi dengan
kualifikasi pengetahuan, ketrampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas
dan syarat jabatannya dalam apa yang disebut sebagai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Selain SKKNI, standar kompetensi juga dapat mengacu pada standar internasional atau standar khusus. Standar
kompetensi menjadi persyaratan dasar utama dalam kegiatan penyelenggaraan IG nasional. Berdasarkan analisis
kebutuhan SDM nasional, dapat dilakukan identifikasi kualifikasi yang membutuhkan kajian secara spesifik terkait
proses bisnis dan industri IG, baik ditinjau dari segi kualifikasi nasional/internasional maupun secara spesifik dalam
industri sebagaimana dimaksud.
Pada akhirnya, tulisan ini mengkaji dan merumuskan standar survei terestrial yang dapat digunakan oleh para
pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses penyelenggaraan IG nasional baik ditinjau dari aspek
peraturan/regulasi maupun perkembangan teknologi geospasial terkini. Standar survei terestrial ini menjadi sangat
fundamental dan esensial peranannya, terutama dalam situasi di mana begitu beragamnya teknologi dan metode
pemrosesan yang tersedia di tengah-tengah masyarakat dan/atau industri IG nasional. Dalam hal ini, penetapan
ketentuan sertifikasi profesi yang memiliki kesesuaian dengan standar teknis survei terestrial akan diterapkan
secara konsisten dan kontinu. Hal tersebut, selain akan mengakselerasi terwujudnya SDM bidang IG unggul
sebagai salah satu faktor penentu terwujudnya penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial (DG/IG), juga
akan mendukung penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar (IGD) yang dapat dipertanggungjawabkan
kualitasnya khususnya untuk kegiatan perencanaan pembangunan nasional.
Kata kunci : Terestrial, Survei, Akurasi, Geospasial, Sertifikasi, Standar

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 71


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-05
IMPLEMENTASI MOBILE LASER SCANNER UNTUK PENILAIAN
INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) JALAN TOL TRANS
SUMATERA
Audita Widya Astuti
Divisi Perencanaan Jalan Tol PT. Hutama Karya (Persero)
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) - HK Tower, Lt. 5th Jalan MT Haryono Kav. 8
Cawang, Jakarta Timur Telp./Faks: (021) 8193708, e-mail: audita.astuti@hutamakarya.com

ABSTRAK

Pemerintah melalui Peraturan Presiden No.100 tahun 2014 dan Peraturan Presiden No.117 Tahun 2015
memberikan penugasan kepada Hutama Karya untuk melaksanakan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
sepanjang 2.789 km. Tahapan utama yang dilaksanakan oleh meliputi perencanaan, pendanaan, pembangunan,
operasional dan pemeliharaan. Pasca selesainya tahap pembangunan Jalan Tol, selanjutnya dilaksanakan
pengujian berupa Uji Laik Fungsi, dimana salah satu kegiatan yang dilaksanakan meliputi penilaian Indeks
Kerataan Jalan atau International Roughness Index (IRI) untuk mengetahui tingkat keamanan dan kenyamanan
pengendara. IRI diatur dalam Peraturan Menteri PU No.16/PRT/M/2014 dengan batas nilai maksimal 4m/km pada
jenis perkerasan kaku maupun jenis perkerasan lentur.Untuk mengefektifkan proses penilaian IRI, Hutama Karya
memanfaatkan teknologi Mobile Laser Scanner untuk menghitung nilai IRI berdasarkan data 3D Point Cloud
Jalan Tol. Salah satu lokasi pengukuran dilaksanakan pada Jalan Tol Pekanbaru – Dumai STA33+650 –
STA43+600. Proses pengambilan data dilakukan dengan sensor yang dipasang pada wahana mobil. Wahana
tersebut akan yang bergerak pada lintasan Jalur A dan B jalan tol untuk merekam data Laser Scanner, Image
Capture, GNSS, dan IMU yang selanjutnya akan direferensikan terhadap titik eksisting base station. Secara
simultan, dilakukan pengukuran dengan metode GNSS Statik pada titik Bench Mark konstruksi yang berfungsi
sebagai base station pada kegiatan survey Mobile Laser Scanner. Proses pengolahan data meliputi pengolahan
trajectory, ekstraksi image dan scanfile, georeferensi, filtering dan klasifikasi, pemotongan jejak ban, dan
perhitungan IRI. Pada Ruas Pekanbaru – Dumai STA 33+650 – STA 43+600, nilai IRI yang dihasilkan oleh
Mobile Laser Scanner berada pada rentang 1,282 – 2,783 m/km, sedangkan IRI yang dihasilkan oleh metode
konvensional dengan alat Roughometer berada pada rentang 0,9 – 3,5 m/km. Selanjutnya, nilai IRI pada Ruas
Pekanbaru – Dumai STA 33+650 – STA 43+600 yang dihasilkan oleh Hutama Karya dan Pusjatan dengan
menggunakan dua sensor yang berbeda telah memenuhi standar sesuai dengan peraturan dari PUPR.
Kata kunci :

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 72


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-06
ANALISIS UJI BEBAN JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE LEVELLING
Bilal Ma'ruf1*, Moh Arief Herusiswoyo2
1)
Dosen Teknik Geodesi FT UGM, 2) Mahasiswa Teknik Geodesi FT UGM
Jl. Grafika Bulaksumur No.2, Senolowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281 Telp./Faks: (0274) 520226.
e-mail: bilal.maruf@ugm.ac.id

ABSTRAK

Berdasarkan Permen PUPR No. 41 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan
dan Terowongan Jalan, jembatan yang sudah selesai tahap konstruksi, sebelum operasional harus
disertifikasi oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Salah satu pengecekan
yang harus dilakukan tim KKJTJ adalah uji beban. Penelitian ini berusaha mengkaji bagaimana
melakukan uji beban statis terhadap jembatan menggunakan metode levelling dengan alat sipat datar
untuk mendapatkan nilai lendutan jembatan pada saat jembatan belum terbebani, terbebani dan sesudah
terbebani. Tahapan yang dilakukan pada kegiatan ini meliputi perencanaan titik kontrol dan titik objek,
pembebanan jembatan, pengamatan jembatan, dan perhitungan nilai lendutan.
Penelitian ini dilakukan di Jembatan Situ Gintung Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alat
yang digunakan adalah Waterpass Topcon DL503 dengan ketelitian 1 mm. Titik pengamatan yang
digunakan sebanyak 4 buah yang terletak di ¼ bentang panjang, ½ bentang panjang, ¾ bentang panjang,
dan pilar tumpuan jembatan. Beban yang digunakan berupa truk yang diberi muatan 11 ton. Pembebanan
dan pengamatan lendutan dilakukan dengan 16 tahap dimulai dari kondisi tanpa truk, 2 truk, 4 truk, 8
truk, 12 truk, 16 truk, 20 truk, dan 24 truk. Kemudian dilakukan pengurangan beban secara bertahap
hingga kembali ke kondisi tanpa truk. Nilai lendutan akan didapatkan dari perubahan posisi titik
pengamatan untuk tiap kondisi.
Pengukuran beda tinggi metode levelling dengan alat sipat datar mampu mendeteksi lendutan
jembatan. Hasil pengukuran dengan metode levelling tersebut terhadap 4 buah titik pengamatan
mendapatkan nilai lendutan maksimal jembatan sebesar -9,7 mm pada ¾ bentang panjang, -1,19 cm pada
½ bentang panjang, -7,2 mm pada ¼ bentang panjang, dan 2,8 mm pada pilar tumpuan jembatan.

Kata kunci : Jembatan, Lendutan, Uji Beban Statis, Waterpass

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 73


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-07
PEMANFAATAN INDOORGML UNTUK ANALISIS AKSESIBILITAS SEBAGAI
SALAH SATU FAKTOR KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG
Satrio Ramadanto*, Shafarina Wahyu Trisyanti, Deni Suwardhi
Kelompok Keahlian Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa No.10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132 Telp./Faks:
(022) 2500935, e-mail: satrioramadanto@gmail.com

ABSTRAK
Tingkat keandalan bangunan gedung merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk menentukan
kelaikan sebuah bangunan sebelum digunakan. Bangunan yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dapat dikatakan andal
dan berhak untuk mendapatkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF). Salah satu aspek yang perlu untuk dianalisis dalam
persyaratan kemudahan bangunan gedung adalah aksesibilitas, yang berkaitan dengan kemudahan hubungan ke,
dari, dan di dalam bangunan gedung. Analisis aksesibilitas umumnya dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung ke lapangan, sehingga diperlukan sistem otomatisasi yang dapat menunjang pihak terkait untuk
melakukan keseluruhan proses analisis tersebut secara efisien. Saat ini sistem yang umum digunakan dalam sektor
Architecture, Engineering, and Construction/Facility Management (AEC/FM) adalah Building Information
Modeling (BIM). Namun BIM memiliki keterbatasan dalam melakukan analisis spasial yang diperlukan untuk
menunjang analisis aksesibilitas di dalam bangunan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem lain yang dapat
menyimpan informasi bangunan sekaligus melakukan analisis spasial di dalamnya, yaitu Indoor Geography
Markup Language (IndoorGML). IndoorGML adalah format standar penyimpanan data interior bangunan
berbasis Extensible Markup Language (XML) pada domain Geographic Information System (GIS) yang dapat
memberikan informasi spasial untuk melakukan penentuan posisi objek di dalam bangunan beserta
pemanfaatannya dalam berbagai aspek. Tujuan dari penelitian ini yaitu membangun mekanisme konversi model
3D bangunan pada format data penyimpanan IFC ke dalam format data penyimpanan IndoorGML dan
membangun mekanisme analisis aksesibilitas pada tingkat keandalan bangunan gedung dengan menggunakan
IndoorGML. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pembuatan modul ekstensi IndoorGML untuk
aksesibilitas, konversi model 3D IFC ke dalam IndoorGML, dan analisis aksesibilitas menggunakan IndoorGML.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, IndoorGML dapat menunjang proses analisis aksesibilitas sehingga proses
analisis dapat dilakukan dengan efisien. Namun keputusan akhir mengenai tingkat aksesibilitas pada keandalan
bangunan gedung tetap harus diputuskan oleh pihak yang berwenang dalam melakukan penilaian keandalan
bangunan gedung.
Kata kunci : Aksesibilitas, IFC, Indoorgml, Keandalan Bangunan Gedung

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 74


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : KIP-08

PEMANTAUAN PERGERAKAN LERENG MENGGUNAKAN TOTAL STATION


PADA TAMBANG BATUBARA TERBUKA DI PIT X
PT. KHOTAI MAKMUR INSAN ABADI
Radik Khairil Insanu
Program Studi Teknologi Geomatika-Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Jl. Samratulangi Samarinda-75131Telp : (0541) 260421, e-mail: radik.khairil@politanisamarinda.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan permasalahan pada kegagalan desain atau kegagalan perhitungan
lereng yang disebabkan minimnya informasi geologi dan geoteknik yang dapat mencerminkan kondisi nyata
material yang ada di lapangan. Kegagalan tersebut berupa kejadian longsor atau pergeseran lereng yang dapat
membahayakan kegiatan penambangan batubara. Untuk meminimalkan dampak negatif yang akan ditimbulkan
dari kegagalan tersebut, maka dilakukan pengamatan yang mendetail, dengan tingkat ketelitian yang tinggi, dan
peninjauan keberhasilan desain dengan melakukan proses pendekatan kualitatif dan kuantitatif menggunakan
beberapa metode yang telah ada. Salah satu metode tersebut adalah dengan melakukan pemantauan kestabilan
lereng tambang terbuka dengan survei monitoring menggunakan Total Station.
Metode yang digunakan adalah metode pengambilan data lapangan dengan melakukan pengukuran
monitoring menggunakan Total Station untuk pengambilan data koordinat Easting, Northing dan Elevasi. Titik
patok pemantauan atau disingkat titik pemantauan (TP), menggunakan patok TP 40 dan Patok TP 36. Data
pengukuran lapangan diproses dan dianalisa menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dalam bentuk tabel
serta grafik untuk mengetahui pergerakan lereng. Lokasi dari penelitian ini di tambang batubara terbuka Pit X PT.
Khotai Makmur Insan Abadi, Kabupaten Kutai Kartanegara. Survei monitoring dilaksanakan setiap pukul 09.00
WITA selama bulan Mei tahun 2020.
Berdasarkan hasil dari survei monitoring kedua titik pemantauan (TP) dapat disampaikan, pergeseran di titik
pemantauan 40 (TP 40) relatif stabil, meski ada beberapa tanggal yang terjadi pergeseran yang melebihi ambang
batas 0,100 m dengan status hati - hati. Dan untuk pergeseran di titik pemantauan 36 (TP 36) terjadi pergeseran
yang melebihi ambang batas maximum 0,300 m ditanggal tertentu. Dari hal ini harus dilakukan evakuasi terhadap
aktifitas yang berada di sekitar area TP 36, karena dapat menyebabkan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan.
Hasil dari pemantauan ini berdampak positif terhadap personil dan peralatan yang melakukan penambangan di
sekitar area titik pemantauan, serta dapat dijadikan referensi untuk pembuatan desain lereng yang lebih aman.

Kata Kunci : Survei Monitoring, Pergerakan Lereng, Tambang Batubara Terbuka, Total Station.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 75


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 76


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-01
TINGKAT KERENTANAN FISIK BANGUNAN TERHADAP POTENSI ERUPSI
GUNUNGAPI KELUD
Yan Abdi Rahmanu, Danang Sri Hadmoko, Djaka Marwasta
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada
Sekip Utara Jalan Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta-55281Telp./Faks: (024) 6492332
e-mail: yanabdir@gmail.com

ABSTRAK

Gunungapi Kelud mengalami erupsi yang bersifat eksplosif dengan mengeluarkan material batuan, pasir dan
abu vulkanik mencapai 200 juta m3 pada tahun 2014 dengan skala Volcanic Eruption Index (VEI) 4. Desa Puncu
yang berada pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) I dan II mengalami dampak kerusakan bangunan sebanyak
2.195 bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi karakteristik bangunan yang berpengaruh
terhadap kerentanan fisik bangunan di Desa Puncu dan (2) Menganalisis tingkat kerentanan fisik bangunan di Desa
Puncu. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara, studi literatur, identifikasi lapangan dan melakukan
pemodelan kerentanan pada software ILWIS 3.3 melalui Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE). Variabel yang
digunakan yakni terdiri dari kemiringan atap, material atap, rangka atap, tipe bangunan, umur bangunan, orientasi
bangunan dan jarak bangunan dari pusat erupsi. Jumlah sampel bangunan yang digunakan yakni terdiri dari 416
bangunan dengan berbagai macam jenis bangunan. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik bangunan dominan
yakni kemiringan atap 6-350 (61,5%), material atap genteng dan asbes (50,2%), rangka atap kayu (92,3%), tipe
bangunan permanen (88,5%), umur bangunan 0-20 tahun (46,9%), orientasi bangunan 22,50-67,50 (63%) dan
jarak bangunan dari pusat erupsi sejauh 6-10 km (100%). Tingkat kerentanan fisik bangunan di Desa Puncu yakni
terdiri dari kelas sangat rendah (0,7%), rendah (4,6%), sedang (40,1%), tinggi (52,6%) dan sangat tinggi (1,9%).
Kata kunci : Bangunan, Desa Puncu, Kerentanan Fisik, SMCE, Gunungapi Kelud

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 77


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-02
PROSEDUR PELAKSANAAN PEMETAAN CEPAT UNTUK BENCANA DI
INDONESIA
Lufti Rangga Saputra1, Akhira Mutiara2
1
Magister Sains Kebumian - FITB Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat Telp: (022) 2514990, e-mail: lufti.rangga@gmail.com
2
Magister Studi Pembangunan - SAPPK Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, Jawa Barat Telp: (022) 2514990

ABSTRAK

Pemetaan cepat (Rapid mapping) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan saat tanggap darurat
(emergency response) dari bencana yang terjadi. Tujuan utama dari penilaian ini adalah untuk memberikan
gambaran yang jelas dan ringkas tentang situasi pascabencana, untuk mengidentifikasi kebutuhan bantuan, dan
untuk mengembangkan strategi untuk pemulihan. Pelaksanaan pemetaan cepat untuk bencana salah satunya
dilaksanakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Kegiatan tersebut pada pelaksanaannya berpedoman pada
Peraturan Kepala BIG Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria Pemetaan Cepat
Untuk Bencana Gempa Bumi, Gunung Api, Tsunami Dan Banjir. Target dari pemetaan cepat untuk bencana yaitu
menghasilkan peta situasi bencana terkini serta hasil analisis yang mendukung kegiatan tanggap darurat dan juga
rencana pemulihan kembali lokasi terdampak bencana. Pada peraturan tersebut berisi rangkaian kegiatan dan target
keluaran yang harus didapatkan saat kegiatan berlangsung. Kemudian untuk operasional dalam melakukan survei
lapangan di lokasi bencana dibagi menjadi dua yaitu metode terrestrial dan metode aerial. Metode terrestrial
melakukan survei dan memperoleh data langsung dilokasi terdampak bencana. Metode aerial menggunakan
metode remote sensing yaitu foto udara dengan wahana pesawat nirawak. Pada tulisan ini juga memaparkan
peralatan, personil dan standar survei pada kedua metode tersebut. Standar durasi pemetaan cepat untuk
menghasilkan peta lokasi terdampak bencana yaitu selama tiga hari menghasilkan peta skala terbesar yang dapat
dibuat kemudian dalam tujuh hari menghasilkan peta pada skala operasional dan hasil analisis. Hasil pemetaan
cepat telah dimanfaatkan pada berbagai sector dan kebutuhan baik untuk jangka pendek dan jangka Panjang.

Kata kunci : Pemetaan, Cepat, Bencana

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 78


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS ISI 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-03

PEMETAAN CEPAT INUNDASI BANJIR SUNGAI SAIL MENGGUNAKAN


INTEGRASI DATA CITRA DRONE DAN ANALISIS SPASIAL
Dandi Arianto Pelly1, Anwari, ST2
1
PT.Hasanah Surveyor Raya
1
Jl. Jl. Hasanah Indah Perum. Pratama Asri No. 6A Tangkerang Timur / Tenayan Raya, Kota Pekan
Baru, Riau Telp./Faks: 0812-7615-390, e-mail: dandi.pelly21@gmail.com
2
ISI Korwil Riau
2
Jl. Komplek Puri Nagkasari Blok D No. 7, Jl. Tuanku Tambusai, Kota Pekanbaru Telp./Faks: (0761)
8406493, e-mail: anwari6913.as@gmail.com

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi pesawat tanpa awak UAV (Unmanned Aerial Vehicle) semakin progresif
digunakan pada situasi tanggap darurat bencana. Ini dikarenakan teknologi UAV bersifat portabel, handal, dan
semakin terjangkau. Selain itu, teknologi UAV juga dapat digunakan untuk pemetaan cepat daerah terdampak
bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan secara cepat (rapid mapping) kawasan
terdampak bencana banjir sungai Sail dengan menggunakan teknologi UAV, Serta memberikan rekomendasi
pengendalian banjir berupa arahan rencana pola ruang RDTR yang tepat di bantaran sungai Sail Kota Pekanbaru.
Metode yang digunakan adalah survey pemotretan udara (aerial surveying) dengan UAV dan Spatial Analysis
menggunakan Geographic Information System (GIS). Aerial Surveying dilakukan pada saat realtime kejadian
banjir sesaat setelah hujan berhenti dengan ketinggian jelajah wahana antara 100-120 meter di atas permukaan
tanah. Resolusi spasial yang dihasilkan antara 4,5 - 6,5 cm. Wilayah yang berhasil dipetakan adalah wilayah yang
terdampak banjir di bantaran Sungai Sail Kota Pekanbaru. Berdasarkan hasil pemotretan udara, dapat diketahui
luasan daerah terdampak banjir adalah 18,7 ha meliputi Kawasan Pertanian seluas 6,2 Ha; kawasan perumahan
dan pemukiman seluas 4,25 Ha; Kebun Campuran 1,38 Ha; Perdagangan dan Jasa seluas 0,6 Ha; serta Semak
Belukar 6,2 Ha. Rekomendasi yang diberikan untuk pengendalian banjir berdasarkan hasil analisis spasial adalah
berupa rencana pembuatan tanggul di sisi sungai dengan jalan inspeksi di atas nya, menertibkan pertambangan
pasir ilegal pada hulu sungai Sail, pemasangan alat peringatan dini bencana di beberapa titik lokasi rawan serta
mitigasi melalui pendidikan disekolah.
Kata kunci :

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 79


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-04

PEMODELAN REGRESI DOUBLE LOG DAN SEMI LOG UNTUK


NILAI TANAH DI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR (STUDI KASUS:
KECAMATAN SONGGON, KABUPATEN BANYUWANGI)
Fauziah Larasati, Desi Suci Richasari, Arifatul Mu’amalah
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional Yogyakarta.
Jl. Tata Bumi No. 5 PO BOX 1216 Kode Pos 5523 Telp./Faks: (0274) 587239 / (0274) 587138,
e-mail: fauziahlarasati79@gmail.com

ABSTRAK

Bencana tanah longsor merupakan fenomena alam berupa gerakan massa tanah dalam mencari
keseimbangan baru akibat adanya gangguan dari luar yang menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah dan
meningkatnya tegangan geser tanah. Longsor seringkali terjadi akibat adanya pergerakan tanah pada kondisi
daerah lereng yang curam, serta tingkat kelembaban tinggi, tumbuhan jarang (lahan terbuka) dan material kurang
kompak. Curah hujan juga menjadi salah satu faktor terjadinya longsor. Seperti yang pernah terjadi di Kecamatan
Songgon Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2018 tepatnya tanggal 22 Juni. Pada penelitian ini akan dilakukan
kajian pemodelan Double Log dan Semi Log pada nilai tanah di Kecamatan Songgon dengan menggunakan data
harga pasar. Dimana pada pemodelan ini akan didapatkan model matematis. Hasilnya adalah didapatkan peta zona
nilai tanah dengan metode regresi Double Log dan Semi Log. Kemudian dilakukan uji F, uji T, dan perhitungan
nilai R-Square. Pada uji F dan uji T hasilnya semua variabel (x) memiliki pengaruh terhadap nilai tanah.
Sedangkan pada perhitungan nilai R-Square hasilnya adalah memiliki nilai R-Square sebesar 85,5% untuk
menjelaskan semua variabel (x) terhadap variabel (y). Dari hasil nilai R-Square dapat dilihat bahwa variabel (x)
yang digunakan dalam pemodelan Double Log dan Semi Log memiliki pengaruh yang besar untuk menjelaskan
variabel (y), sehingga pemodelan yang digunakan bersifat signifikan.

Kata kunci : Double Log, Semi Log, R-Square, Uji F, Uji T

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 80


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-05

KAJIAN KORELASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS LAHAN DAN


KERENTANAN TANAH LONGSOR: STUDI KASUS WILAYAH KABUPATEN GARUT
Bambang Setyadji1, Irwan Meilano2, Vera Sadarviani3, Ahmad Syauki Asshiddiq4
1
Kelompok Keilmuan Geodesi - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung
Labtek IX-C, Lt. 4, Kampus Ganesha, Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2534286, e-mail:
bsetyadji@gd.itb.ac.id
2
Kelompok Keilmuan Surveying dan Kadaster - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi
Bandung,Labtek IX-C, Lt. 4, Kampus Ganesha, Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2534286, e-mail:
irwan.meilano@gmail.com
3
Kelompok Keilmuan Geodesi - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Labtek
IX-C, Lt. 4, Kampus Ganesha, Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2534286, e-mail:
vsadarviana@gmail.com
4
Kelompok Keilmuan Geodesi - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Labtek
IX-C, Lt. 4, Kampus Ganesha, Jl. Ganesha 10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2534286, e-mail:
adiqqie@gmail.com

ABSTRAK

Paper ini memberikan satu kajian awal terkait korelasi spasial antara daya dukung lingkungan berbasis lahan (DDLL)
(environmental carrying capacity) dengan kerentanan tanah (soil vulnerabilty) menggunakan pendekatan korelasi fungsi
polinomial dua-dimensi. Pendekatan ini ditujukan untuk membentuk suatu model spasial dalam upaya mengurangi risiko
akibat bahaya tanah longsor yang selanjutnya diharapkan dapat berguna untuk membantu upaya pengendalian pemanfaatan
tata ruang, pemantauan dinamika DDLL. Wilayah Kabupaten Garut yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Barat
dipilih sebagai area studi dengan melihat keadaan bahwa daerah termasuk wilayah dengan kerawanan tinggi terkait bencana
longsoran (landslides). Informasi spasial terkait mekanisme bahaya longsoran dan perubahan fungsi lahan digunakan untuk
membentuk model korelasi yang diinginkan. Kajian potensi bahaya longsoran diperoleh dari data bentang alam yaitu
informasi kondisi morfologi kawasan kabupaten Garut yang dapat diperoleh dari data yang tersedia di Badan Informasi
Geospasial (BIG), yaitu data citra satelit resolusi tinggi (CSRT), data citra satelit optis, serta data model elevasi digital
nasional (DEMNAS), serta dari sejumlah kunjungan lapangan untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Informasi
spasial terkait perubahan tata guna lahan diperoleh dari interpretasi citra satelit serta informasi kunjungan lapangan untuk
mendapatkan informasi kualitatif primer pada kawasan terpilih yang terindikasi tinggi potensi bahaya longsorannya. Dua
tahapan analisis dilakukan pada kajian ini, yaitu kajian analisis statistik spasial secara deskriptif yang kemudian dilanjutkan
dengan kajian inferensial untuk melihat korelasi spasial antara potensi bahaya longsoran dengan perubahan tata guna lahan.
Kelanjutan dari analisis ini adalah menurunkan suatu model dinamika pergerakan tanah terkait dengan perubahan tata guna
lahan. Diharapkan, model tersebut nantinya dapat membantu kajian kebijakan-kebijakan untuk mempertahankan atau
meningkatkan daya dukung lingkungan berbasis lahan.
Kata kunci: Daya dukung lingkungan lahan (DDLL), kerentanan tanah, tanah longsor, analisis spasial, korelasi
polinomial.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 81


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-06
PEMETAAN ANCAMAN BANJIR KOTA SEMARANG BERDASARKAN ATLAS
BMKG
Arief Laila Nugraha*, Moehammad Awaluddin, Abdi Sukmono, Viona Yashinta, Fakhry Dimas Salahuddin
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang-50277 Telp./Faks: (024) 76480788,
e-mail: arief.nugraha@ft.undip.ac.id

ABSTRAK

Melihat banyaknya kejadian banjir di Kota Semarang belakangan ini, maka perlu dilakukan suatu upaya dalam rangka
penanggulangan bencana. Menurut Undang-undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, beberapa
tindakan yang dapat dilakukan pada penanganan bencana antara lain tindakan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan
penanggulangan kedaruratan. Salah satu tindakan yang terpenting adalah tindakan mitigasi bencana. Mitigasi bencana
merupakan salah satu poin terpenting yang harus dipersiapkan dalam upaya penanganan bencana. Salah satu faktor yang
harus dianalisis dalam upaya mitigasi bencana yakni penilaian ancaman wilayah terhadap bencana yang akan terjadi. Atas
dasar tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan Atlas BMKG guna mengetahui
potensi bencana banjir yang berada di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG)
berperan dalam melakukan pemodelan spasial yang mampu menjawab permasalahan yang berkaitan dengan geospasial.
Dengan berpedoman Atlas BMKG dan SIG, penulis mencoba melakukan pemetaan ancaman banjir Kota Semarang
sehingga menjadi bahan kajian bagi Kota Semarang dalam melaksanakan kegiatan mitigasi bencana banjir.
Kata kunci : Banjir, Kota Semarang, Atlas BMKG, SIG

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 82


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-07
ANALISIS KAWASAN RISIKO BENCANA BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI
KAMPUNG CODE UTARA, KOTA YOGYAKARTA

Bilal Ma'ruf1*, Naufal Azhar Pratama5, Aris Sunantyo1, Nurrohmat Widjajanti1, Parseno1, Joko Sujono2,
Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto3, Tri Mulyani Sunarharum3, Donatus Hendra Amijaya4, Moh. Arief Heru
Siswoyo5, Ghea Ayunda Siami5, Ruzaldi Puluala5.
1
Dosen Teknik Geodesi FT UGM, 2 Dosen Teknik Sipil FT UGM, 3 Dosen Teknik Arsitektur dan Perencanaan
FT UGM, 4 Dosen Teknik Geologi FT UGM, 5 Mahasiswa Teknik Geodesi FT UGM
Jl. Grafika Bulaksumur No.2, Senolowo, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281 Telp./Faks: (0274) 520226.
e-mail: bilal.maruf@ugm.ac.id

ABSTRAK

Kampung Code Utara merupakan salah satu kawasan di sekitar bantaran sungai Code, DIY yang rawan
terhadap bencana banjir dan tanah longsor. Kondisi ini dikarenakan kawasan ini memiliki kelerengan yang relatif
ekstrim, jenis tanah yang liat dan berpasir, serta penggunaan lahan yang tidak sesuai peraturan sempadan sungai.
Penelitian ini bertujuan menganalisis risiko bencana banjir dan tanah longsor di kawasan ini. Data yang digunakan
pada penelitian ini adalah ortofoto dari foto udara format kecil, data penggunaan lahan, jenis tanah, hidrologi,
serta sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Kriteria dalam menentukan kawasan risiko bencana menggunakan
kriteria Risiko Bencana Indonesia BNPB tahun 2016. Proses deliniasi kawasan risiko bencana dilakukan dengan
metode overlay dan scoring menggunakan perangkat lunak ArcMap. Tahap scoring dilakukan dengan
memberikan bobot dan nilai pada setiap kriteria sesuai dengan klasifikasinya, selanjutnya dilakukan proses
overlay untuk menghasilkan mendapat kawasan risiko bencana banjir dan tanah longsor. Hasil yang diperoleh
berupa peta risiko bencana banjir dan tanah longsor di kampung code utara yang dibagi menjadi 3 kelas, yaitu
kawasan risiko tinggi, sedang, dan rendah. Kawasan bantaran sungai memiliki risiko yang tinggi terhadap bencana
banjir dan tanah longsor dikarenakan kelerengan tebing yang ekstrim dan terdapat beberapa kawasan permukiman
yang dibangun tidak sesuai peraturan sempadan sungai.
Kata Kunci : Peta Risiko Bencana, Kampung Code Utara, Overlay Dan Scoring.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 83


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-08
TEMPAT EVAKUASI SEMENTARA WISATAWAN KORBAN KECELAKAAN ARUNG
JERAM DI SUNGAI TELAGAWAJA, DAS UNDA, BALI
Moh Saifulloh1*, Djati Mardiatno*2, Retnadi Heru Jatmiko3
1
Magister Geografi Minat Perencanaan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai, Fakultas Geografi, UGM
Sekip Utara Jalan Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta-55281, e-mail : moh9saifulloh@gmail.com
2*
Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi, UGM
Sekip Utara Jalan Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta-55281, e-mail korespondensi : djati.mardiatno@ugm.ac.id
3
Departemen Sains Informasi Geografi, Fakultas Geografi, UGM
Gedung D, Lantai 2 Sekip Utara, Bulaksumur, Yogyakarta-55281, e-mail: retnadih@ugm.ac.id

ABSTRAK

Arung jeram merupakan salah satu kegiatan wisata minat khusus yaitu kegiatan wisata yang hanya dapat dinikmati
oleh sebagian kelompok tertentu. Kegiatan arung jeram merupakan kegiatan dengan resiko tinggi, terutama bagi orang awam
yang belum memiliki kemampuan dasar berarung jeram, namun kegiatan ini terus berkembang dari waktu ke waktu. Wisata
arung jeram mulai digemari wisatawan, salah satunya adalah wisata arung jeram di Sungai Telagawaja Daerah Aliran Sungai
(DAS) Unda, Provinsi Bali. Bagian sungai yang digunakan untuk berwisata arung jeram adalah bagian sungai yang melewati
desa Muncan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem sampai Desa Selat, Kecamatan Klungkung, Kabupaten
Klungkung dengan panjang arungan 18 km. Mengingat wisata arung jeram memiliki resiko yang tinggi serta riskan terjadi
kecelakaan hingga menimbulkan adanya korban jiwa, maka perlu dilakukan analisis secara spasial lokasi sementara untuk
evakuasi terhadap wisatawan selama mengarungi jalur arung jeram. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif
tempat evakuasi sementara untuk wisatawan ketika mengalami kecelakaan dalam mengarungi sungai Telagawaja. Metode
penelitian ini menggunakan Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) dengan memanfaatkan data penginderaan jauh.
Parameter yang digunakan meliputi; kemiringan lereng yang di ekstraksi dari Digital Elevation Model (DEM) Terrasar-X ,
Bare Soil Index (BSI) melalui ektraksi Citra Sentinel 2A (Band Nir, Red, Blue, SWIR), dan jarak dari aksesbilitas. Hasil
penelitian ini menunjukkan sebaran spasial tempat evakuasi sementara dengan 3 (tiga) kategori yakni sangat sesuai, sesuai
dan kurang sesuai. Alternatif terbaik (sangat sesuai) sebagai tempat evakuasi sementara berada pada kemiringan lereng yang
datar (0-8%), threshold BSI (0,5 – 0,7) yakni pada tutupan lahan terbuka dan pemukiman, serta jarak sungai dengan
aksesbilitas kurang dari 100 m. Sebaran spasial alternatif evakuasi terbaik terletak di bagian start point serta 1 km sebelum
menuju finish point pada jalur arung jeram Sungai Telagawaja.
Kata kunci : Evakuasi, Wisata Arung Jeram, Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE), DEM Terrasar X, Citra
Sentinel 2A

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 84


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-09
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERANCANGAN JALUR DAN TITIK
EVAKUASI SEMENTARA SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA GUNUNG
MERAPI MELALUI METODE NETWORK ANALYSIS-CLOSEST FACILITY
(STUDI DI KECAMATAN KEMALANG, KLATEN)
Fajar Buyung Permadi1*, Ahmad Rasis Sholikin2, Dony Ferdiansyah3
1
Kantor Wilayah Kementerian ATR/BPN Provinsi Kalimantan Timur,
e-mail: fajar.bpermadi@atrbpn.go.id
2
Kantor Wilayah Kementerian ATR/BPN Provinsi Kalimantan Tengah,
e-mail: ahmad.rsholikin@atrbpn.go.id
3
Kantor Wilayah Kementerian ATR/BPN Provinsi Sumatera Selatan,
e-mail: dony.ferdiansyah@atrbpn.go.id

ABSTRAK

Jalur evakuasi yang telah dirancang sejatinya dapat melayani masyarakat dengan cepat dan efisien sehingga
memudahkan masyarakat untuk menghindari bencana yang terjadi. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga
mengenai penentuan titik evakuasi sebagai tempat berkumpul sementara selama situasi tanggap bencana. Tujuan
dari kajian ini adalah menyajikan data terbaru terkait jalur evakuasi dan titik evakuasi khususnya di Kecamatan
Kemalang, Klaten. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Analisis datanya menggunakan analisis
spasial, dengan menganalisa jaringan network analysis untuk menemukan jalur yang paling kecil impedansinya.
Selain itu, penulis menggunakan metode closest facility analysis untuk menentukan fasilitas mana yang lebih
dekat dari suatu titik untuk penentuan jalur terdekat dan tercepat menuju titik kumpul. Hasil penelitian
menunjukkan selain tiga shelter yang disediakan oleh BPBD Klaten, terdapat 19 titik baru yang berpotensi
dijadikan titik evakuasi sementara. Selain itu, terdapat 204 titik pusat permukiman yang telah dirancangkan jalur
evakuasinya. Jalur evakuasi diolah dengan membagi menjadi tiga kelas, yakni: kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Hasil
pengolahan data ditampilkan menggunakan portal ArcGIS Online yang divisualisasikan melalui tampilan
dashboard. Diharapkan kajian ini bisa bermanfaat bagi masyarakat di sekitar lokasi rawan bencana dan menjadi
usulan bagi pemerintah dalam melakukan updating penentuan titik evakuasi dan jalur evakuasi dalam upaya
mitigasi bencana untuk mengurangi dampak kerugian akibat bencana Gunung Merapi.
Kata Kunci: Jalur Evakuasi, Titik Evakuasi, Network Analysis, Closest Facility Analysis

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 85


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-10
INTERGRASI REMOTE SENSING DAN GIS UNTUK PENENTUAN KEKRITISAN
LINGKUNGAN BESERTA HUBUNGANNYA DENGAN KONDISI DEMOGRAFIS
KOTA BANDAR LAMPUNG
Kireina Putri Iwasaki*, Mirnawati, Mochamad Firman Ghazali, Muhammad Farrel Syuhada, Muhammad
Naimullah
Teknik Geodesi dan Geomatika, Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1, Gedong Meneng, Bandar Lampung-354145 Telp./Faks: (0721) 704624, e-mail:
kireina.putri301119@students.unila.ac.id

ABSTRAK

Adanya pertambahan penduduk yang terjadi di Kota Bandar Lampung pada tahun 1990-2020, berhasil mengubah
wajah kota ini menjadi kota terpadat ke-32 di Indonesia. Hal ini berdampak pada terjadinya perubahan di beragam aspek
lingkungan seperti kualitas udara, kebisingan, limbah padat, area hijau, badan air, dan distribusi pola ruang kawasan
terbangun. Melalui penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis dapat membantu untuk
memperkirakan tingkat kekritisan lingkungan berdasarkan perubahan parameter kualitas udara, berkurangnya lahan hijau,
dan indeks kepadatan bangunan dari ekstraksi suhu permukaan (Land Surface Temperature), indeks vegetasi dari
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Percent Building Index (PBI) berdasarkan data citra satelit LANDSAT 5
dan LANDSAT 8. Keduanya akan digunakan untuk menentukan Environmental Critical Index (ECI) dan direlasikan
terhadap perubahan kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung menggunakan Geographically Weighted Regression
(GWR). Hasil yang diperoleh adalah dari 32 kecamatan di Kota Bandar Lampung, 5 diantaranya dikategorikan mempunyai
ECI paling rendah dan menunjukkan relasi yang sangat kuat antara kondisi ECI dan bertambahnya jumlah penduduk dengan
nilai R2 0,8-0,9 dari analisis GWR.

Kata kunci : daftarkan hingga 5 kata kunci di sini.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 86


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-11
KAJIAN SPASIAL EVALUASI RENCANA TATA RUANG DARI ASPEK
KERENTANAN BENCANA BANJIR DI KOTA AMBON
Joseba Kristina Helwend, Ferdinand Salomo Leowol, Daniel Anthoni Sihasale, Heinrich Rakuasa*
Program Studi Pendidikan Geografi-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena, Kota Ambon-19728, e-mail: heinrichrakuasa02@gmail.com

ABSTRAK

Berdasarkan evaluasi dari BPBD Kota Ambon, terjadinya banjir di daerah Kota Ambon diakibatkan oleh
rusaknya kawasan hulu sungai, Daerah Aliran Sungai (DAS), daerah hilir sungai, dan daerah resapan air.
Diperkirakan telah terjadi perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya berdasarkan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ambon. Terjadi peningkatan curah hujan di Kota Ambon dalam 5 tahun
terakhir dan mengakibatkan terjadinya banjir terbesar pada bulan oktober 2020. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi rencana tata ruang Kota Ambon dari aspek keretanan bencana banjir. Metode yang digunakan
adalah analisis overlay data spasial rawan bencana terhadap pola ruang dan struktur ruang serta menggunakan
wighting/scoring. Hasil analisis spasial menunjukkan pola ruang yang terdampak rawan bencana banjir yang
dibagi menjadi tiga kelas yaitu tidak rawan 9,872,83 ha (28,90%), rawan banjir seluas 22,461,27 (65,37%) dan
sangat rawan yaitu 1,833,07 ha (5,37%). Struktur ruang khususnya jaringan jalan dapat memberikan akses ke
wilayah terdampak longsor maupun banjir dengan baik sehingga evakuasi mudah dilaksanakan. Implementasi
pola ruang maupun struktur ruang selanjutnya perlu kajian rekayasa penanggulangan wilayah rawan bencana
dengan cara struktural berupa bangunan fisik, maupun peningkatan kapasitas masyarakat dan pemasangan
instrumen peringatan dini yang akan dipasang baik pada wilayah rawan longsor maupun banjir.
Kata kunci : Keruangan, Kebencanaan, Kota Ambon, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 87


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-12
PEMETAAN DAERAH RISIKO BENCANA LONGSOR DI KOTA AMBON
MENGGUNAKAN SISTIM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

Aprilia Manusiwa, Ferdinand Salomo Leowol, Melianus Salakory, Heinrich Rakuasa*


Program Studi Pendidikan Geografi-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena, Kota Ambon-19728, e-mail: heinrichrakuasa02@gmail.com

ABSTRAK

Kota Ambon merupakan ibukota provinsi Maluku yang berpotensi mengalami bencana tanah longsor.
Topografi Kota Ambon didominasi oleh perbukitan dengan kelerengan curam yang menyebabkan Kota Ambon
rawan bencana longsor dan banjir berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia tahun 2020 Kota Ambon
memiliki indeks risiko bencana tanah longsor 8.5 (sedang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kerentanan longsor, sebaran longsor dan upaya mitigasi di Kota Ambon. Untuk menghindari kerugian akibat
bencana tersebut dilakukan tindakan pengelolaan risiko bencana yaitu dengan Pemetaan kerentanan bencana tanah
longsor berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
ketinggian lahan/elevasi, jenis tanah, curah hujan, geologi, dan penggunanan lahan/land use. Penentuan titik
sampel berdasarkan daerah yang sering terjadi tanah longsor, Sedangkan pengambilan data menggunakan metode
observasi dan dokumentasi. Pembuatan peta risiko bencana tanah longsor ini dilakukan dengan beberapa tahapan,
yaitu pemodelan peta ancaman, pemodelan peta kerentanan, pemodelan peta kapasitas, serta pemodelan peta
risiko. Pemodelan ancaman dihasilkan dari pembobotan menggunakan metode overlay. Pemodelan kerentanan
dan kapaitas mengacu pada telaah dokumen dengan penilaian kerentanan menggunakan pembobotan. Sedangkan
pada pemodelan peta risiko diproses dengan menggunakan rumusan Peraturan Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Alam No. 2 Tahun 2012 dan VCA (Vulnerability Capacity Analysis) modifikasi untuk mementukan
klasifikasi risiko bencana tanah longsor. Hasil penelitian menunjukan kecamatan yang memiliki Resiko tertinggi
terluas yaitu Kecamatan Teluk Ambon dengan luas 3061,14 Ha, sedangkan Kecamatan Nusaniwe memiliki luasan
terendah yaitu 2204,84 Ha.
Kata kunci : Bencana Longsor, Ancaman, Bahaya, Kerentanan, Risiko

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 88


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : MBA-13
PEMBUATAN DIGITAL ELEVATION MODEL (DEM) MENGGUNAKAN UAV UNTUK
KEPERLUAN IDENTIFIKASI TANAH LONGSOR DI RUAS JALAN DESA LIANG
BUNYU, KABUPATEN NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA
Bambang Sudarsono*, Tasya Nugraha, Raihan Deo Annaafi
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang-50277 Telp./Faks: (024) 76480788
e-mail: bambangsudarsono1309@gmail.com

ABSTRAK

Peristiwa bencana alam antara lain banjir, gempa bumi, erupsi gunung api dan tanah longsor sudah sering terjadi di
wilayah Indonesia. Hal ini terjadi karena wilayah Indonesia sangat luas dan terletak pada tiga lempeng benua yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Australia. Selain itu, adanya curah hujan yang tinggi sering mengakibatkan terjadinya
banjir dan tanah longsor. Kejadian tanah longsor yang sering terjadi perlu mendapatkan perhatian antara lain dengan
melakukan penelitian untuk keperluan mitigasi bencana alam khususnya tanah longsor. Permasalahan tanah longsor yang
terjadi pada ruas jalan kolektor di daerah Desa Liang Bunyu, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara perlu
dilakukan penelitian awal dengan melakukan survei pendahuluan untuk keperluan identifikasi tanah longsor.
Penelitian ini dilakukan untuk keperluan identifikasi lokasi tanah longsor dan untuk merekonstruksi volume tanah
yang rusak akibat tanah longsor di ruas jalan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Metode penelitian
menggunakan ekstraterestris dengan GPS Real Time Kinematic (GPS RTK) dan fotogrametri untuk mendapatkan
model ortomozaik menggunakan data foto udara dari Drone atau pesawat tanpa awak Unmanned Aerial Vehicle
(UAV). Data dari UAV diolah untuk menghasilkan foto vertikal (Orthopoto) dan Digital Elevation Model (DEM).
Penelitian dilakukan di lokasi rawan longsor pada STA 9+500 dan STA 9+600. Dari hasil akuisisi data foto udara
dan pengukuran lapangan, dihasilkan peta foto dan peta garis dan informasi planimetris (XY), informasi tinggi
(Z) sehingga dihasilkan produk turunan DTM (Digital Terrain Model) kontur, titik tinggi, Cross Section, dan
Longitudinal Section. Berdasarkan identifikasi dengan menggunakan data tersebut, maka dapat dilakukan
perhitungan besaran volume dan luas area longsor pada area ruas jalan STA 9+500 dan STA 9+600.
Kata kunci : Kalimantam Utara, GPS RTK, UAV, DEM, Kontur

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 89


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 90


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-01
A PROPOSED APPROACH FOR MAP GENERALIZATION IN INDONESIA FROM
LARGE TO MEDIUM SCALE
Danang Budi Susetyo, Fahrul Hidayat, Mochamad Irwan Hariyono, Nugroho Purwono, Rizka Windiastuti, Tia
Rizka Nuzula Rachma
Geospatial Information Agency
Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46, Cibinong, Jawa Barat 16911, e-mail: danang.budi@big.go.id

ABSTRACT

Generalization process (both for model and cartographic) from large to medium or small scale is an important stage to
support production of multi-scale national maps. The generalization process is implemented for features of topographic maps
from 1:5,000 to 1:25,000 map scale, including regional boundaries, hydrographic, hypsographic, built-up environments,
transportations, and land cover features. Development of generalization methods in this study is more specifically done by
modifying a number of algorithms (by some experiments such as similarity assessment, number of objects based on Radical
Law, and so on) using the tools available in the GIS platform. The result showed some chosen operations for each map
feature based on their characteristics. For stream and shoreline features, the main operations carried out for generalization
were simplification and harmonization. For transportation elements, generalization was done by selection and simplification.
Generalization of building elements was done by selection, aggregation, and simplification. The generalization of land cover
elements was done by selection and interactive harmonization, while the generalization of boundary elements followed the
constructing elements or by simplification.

Keywords : model generalization, topographic, national map, large scale, medium scale

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 91


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-02

PEMANFAATAN APLIKASI ONLINE PROCESSING INACORS UNTUK PENENTUAN


POSISI TELITI
Agung Syetiawan1 , Febrylian Fahmi Chabibi2
1
Badan Informasi Geospasial
Jl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong, e-mail: agung.syetiawan@big.go.id
2
Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha 10, Bandung, e-mail: fahmichabibi@gmail.com

ABSTRAK

Akhir-akhir ini, penggunaan Internet of Thing (IoT) dan cloud computing menjadi populer. Teknologi ini mengizinkan
para pengguna untuk menjalankan program tanpa instalasi, selain itu pengguna tidak perlu khawatir dengan spesifikasi
komputer yang digunakan untuk pengolahan data GNSS. Salah satu layanan yang ada pada sistem InaCORS adalah layanan
pengolahan data GNSS secara online. Layanan ini mempermudah pengguna untuk mengolah data GPS secara langsung
pada server atau cloud. Penelitian ini bertujuan untuk menguji akurasi hasil pengolahan menggunakan online processing
InaCORS. Selain itu, penelitian ini akan membahas parameter dan tahapan apa saja yang harus dilakukan pengguna saat
pengolahan data menggunakan online processing InaCORS. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah beberapa data
stasiun InaCORS yang tidak digunakan sebagai base station pada online processing. Selanjutnya, pengolahan dibagi
menjadi beberapa kriteria untuk melihat performa dari aplikasi online processing InaCORS. Nantinya, hasil koordinat dari
pengolahan menggunakan online processing InaCORS akan dibandingkan dengan koordinat tetap hasil olahan
menggunakan perangkat lunak ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pengolahan online processing berada
pada tingkat ketelitian centimeter. Hasil ini sangat cukup untuk mendukung percepatan penentuan posisi teliti. Aplikasi
InaCORS menjadi masa depan pengolahan data GNSS berbasis IoT di Indonesia dengan ketelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan.

Kata kunci : cloud computing, online processing, InaCORS, penentuan posisi teliti

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 92


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-03
ANALISIS PENGARUH STRIP ADJUSTMENT TERHADAP KETELITIAN DATA UAV
LIDAR
Der Derian A. Bainus, Deni Suwardhi, Budhy Soeksmantono
Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha no. 10, Kota Bandung, Jawa Barat 40132, e-mail: derderianab@gmail.com

ABSTRAK

Kegiatan pemetaan daerah dalam bentuk tiga-dimensi (3D) sering kali dilakukan dalam kegiatan perencanaan,
pembangunan dan pengawasan infrastruktur di muka bumi. Kegiatan tersebut dapat dilakukan menggunakan berbagai
macam metode juga teknologi guna menghasilkan peta 3D dengan akurasi yang baik, salah satunya adalah dengan
Tekonologi LiDAR (Light Detection and Ranging) dengan wahana UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Teknologi ini dapat
menggambarkan permukaan bumi beserta objek-objek yang ada diatasnya dalam bentuk kumpulan titik yang mengambang
(point cloud) yang berorientasi dalam sistem koordinat 3D. Untuk mendapatkan ketelitian yang baik terkait posisi dari titik-
titik tersebut dibutuhkan pemrosesan lebih lanjut yang berkaitan dengan jalur terbang dari UAV, sikap terbang UAV, dan
posisi UAV saat melakukan akuisisi data. Penelitian ini bertujuan untuk memahasi proses peningkatan akurasi data point
cloud dari wilayah Kampus ITB Jatinangor yang diakuisisi menggunakan teknologi LiDAR dengan wahana UAV terutama
dalam proses strip adjustment. Hasil yang didapatkan merupakan data point cloud dan juga DTM (Digital Terrain Model)
yang membentuk kampus ITB Jatitnangor, dimana hasil dari data point cloud yang telah dilakukan strip adjustment ini
memiliki bentuk objek-objek pada permukaan yang terekam lebih rapih dan sejajar yang berdampak pada peningkatan
ketelitian dari data point cloud tersebut.

Kata kunci : UAV-LiDAR, strip adjustment, DTM (Digital Terrain Model), point cloud, akurasi

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 93


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-04
ANALISIS AKURASI ELEVASI FOTO UDARA FORMAT KECIL
MENGGUNAKAN TEKNIK PENGOLAHAN POINT CLOUD FOTOGRAMETRI
PADA PEKERJAAN PEMETAAN TOPOGRAFI MENGGUNAKAN UAV-DRONE
Yunus Susilo, ST, MT1, Abdurrahman Mz, ST2
1
Prodi Teknik Geomatika-Fakultas Teknik Universitas Dr. Soetomo
Jl. Semolowaru 84 Surabaya-60118 Telp./Faks: (031) 5925970, e-mail: yunus.susilo@unitomo.ac.id
2
PT. AMZ Geoinfo Solution, Surabaya.
Jl. Gayungsari XI No 54, Surabaya Telp./Faks: (031) 82516654, e-mail: amzgeoinfo@gmail.com

ABSTRAK

Pada prisipnya akuisisi data dari udara/foto udara pada area canopy (tertutup pohon) dan area pemukiman
padat penduduk menggunakan wahana pesawat udara tanpa awak (UAV-Drone) atau Pesawat ber-awak tidak
akan pernah mampu menembus sampai ke permukaan tanah. Kondisi inilah yang menjadi kendala utama terutama
pada sisi akurasi data ketinggian (Elev Z), sedangkan pada akurasi posisi (X dan Y) masih masuk dalam toleransi
jika dilakukan dengan standard prosedur yang benar. Lokasi pekerjaan yang dijadikan sebagai studi kasus
penelitian adalah lahan dengan luas 4.5 hektar di Kampus Utara UK-Petra, di Jl. Siwalankerto - Surabaya. Di-dalam
area tersebut kami ukur dan pasang beberapa titik kontrol tanah (GCP) sebanyak 5 buah beserta Premark, 2 Buah
BM dikukur dengan GPS Geodetic dan terdapat sekitar 400-an titik koordinat (X,Y,Z) spot hight yang diukur
menggunakan Total Station. Semua titik tersebut diukur secara langsung di lapangan dan menjadi referensi hasil
pemetaan topografi yang dihasilkan dari wahana drone. Tolerasi kesalahan khususnya elevasi adalah RMSE ≤ 10
Cm terhadap semua titik kontrol yang tersebar di lapangan. Bagaimana mendapatkan tinggi permukaan tanah yang
akurat dari pengolahan foto udara agar hasilnya sesuai dengan hasil pengukuran topografi untuk pemetaan skala
besar (1: 200). Bagaimana hasil peta topografi yang dihasilkan dari wahana Drone bisa dipakai untuk kebutuhan
pembangunan konstruksi gedung. Penentuan koordinat untuk BM dan GCP menggunakan GPS-GNSS yang di-
ikatkan dengan station CORS terdekat dengan menggunakan tinggi orthometris.Pengukuran koordinat detail dan
Spot Hight mengguna Total Station dan dijadikan sebagai referensi ketinggian. Pengambilan data udara atau
akuisisi data foto udara menggunakan wahana drone DJI Phantom 4 Pro – Type Obsidian. Akurasi foto udara dengan
point cloud fotogrametri sebesar 7 cm. Hasil ini jauh lebih baik jika hanya dengan metode fotogrametri yaitu 70 cm.
Pembuatan peta topografi menggunakan wahana drone untuk keperluan khususnya pembangunan infrastruktur
dalam pelaksanaannya harus menambahkan bantuan titik-titik spot hight terutama pada daerah yang tertutup oleh
pohon atau bangunan pada area padat pemukiman. Hal tersebut dikarenakan akuisisi data foto udara menggunakan
UAV-Drone pada area tersebut baik dengan peralatan camera/optic atau lidar tidak akan pernah mampu
menembus sampai ke permukaan tanah. Kondisi inilah yang menyebabkan akurasi ketelitian elevasi (Z) menjadi
rendah. Sedangkan pada area terbuka akurasi elevasinya masih masuk dalam toleransi. Adapun untuk akurasi
posisi (X dan Y) penggunaan wahana drone masih bagus selama dilakukan dengan standard prosedur yang benar. .
Kata kunci : orthometris, cloud fotogrametri, titik control tanah.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 94


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-05

PENERAPAN 3D AS-BUILT MODEL PIPA DISTRIBUSI DARI POINT CLOUD


Nabila Rahmawati*, Taufik Kusetiyohadi
PT. Zona Spasial
Jl. Banjarmasin No.1, Antapani Kidul, Antapani, Bandung-40291 Telp./Faks: (022) 20527005, e-mail:
nabilarahhh@gmail.com, taufik.kusetiyohadi@zonaspasial.com

ABSTRAK

Building Information Model (BIM) menjadi sangat popular dalam manajemen proyek karena kemampuannya yang dapat
membuat prototipe, analisis dan konstruksi bangunan secara digital yang memiliki informasi didalamnya. BIM dapat
dilakukan dengan proses as-built. As-built model merupakan kondisi konstruksi yang menyerupai bentuk aslinya dengan
acuan yang digunakan berupa teknologi spasial yang menghasilkan point cloud. Dengan peningkatannya, BIM dapat
digunakan untuk bidang nonstruktural seperti mekanikal, elektrikal dan pipa (MEP). Pipa distribusi merupakan salah satu
jenis MEP yang sangat penting dalam dunia oil dan gas. Pipa distibusi berfungsi sebagai jaringan pipa yang mengalirkan
fluida baik liquid maupun gas. Karena memiliki fungsi yang sangat penting itu, pembuatan pipa distribusi harus dilakukan
pemantauan secara berkala untuk menghindari bentrokan pipa (clash detection) dan kebocoran pipa. 3D as-built model dapat
diterapkan dalam pemantauan pipa distribusi untuk menggapai area pipa yang sulit untuk diidentifikasi. Penelitian ini akan
memperlihatkan cara pembuatan 3D as-built model pada pipa distribusi melalui software Cyclone. Model 3D as-built yang
dihasilkan diintegrasikan ke dalam software 3D Resharper untuk dilakukan penilaian kontrol kualitas. Proses penilaian ini
meliputi analisis deviasi spasial dengan membandingkan dimensi yang dihasikan dari point cloud dan 3D as-built model.
Melalui penelitian ini akan memperlihatkan kelebihan dari pemodelan 3D as-built model yang memiliki potensi besar untuk
penilaian kualitas konstruksi pipa.
Kata kunci : BIM, Kontrol Kualitas, Pipa Distribusi, Point Cloud, dan 3D As-Built Model

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 95


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-06
PEMANFAATAN TEKNOLOGI UAV LIDAR UNTUK PERCEPATAN PENYEDIAAN
DATA TOPOGRAFI SKALA BESAR PADA TAHAP READINESS CRITERIA JALAN
TOL TRANS SUMATERA
Halim Wiranata
Divisi Perencanaan Jalan Tol PT. Hutama Karya (Persero)
Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) - HK Tower, Lt. 5th Jalan MT Haryono Kav. 8 Cawang,
Jakarta Timur Telp./Faks: (021) 8193708, e-mail: halim.wiranata@hutamakarya.com

ABSTRAK

Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Presiden No. 100 tahun 2014 jo. Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015
memberikan penugasan kepada Hutama Karya untuk melaksanakan pengusahaan Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang
2.789 km yang terdiri dari 5 tahapan yaitu pendanaan, perencanaan, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan. Untuk
memenuhi target operasional JTTS seluruhnya di tahun 2024, Hutama Karya berinovasi dengan berinvestasi alat mini-
LiDAR untuk penyediaan data basemap topografi pada tahap readiness criteria. Akuisisi data dilakukan dengan wahana
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) tipe fixed wing. Setiap misi memetakan koridor 200–400 m dengan panjang +13km yang
direferensikan pada benchmark eksisting base station dengan cakupan radius 10km. Pengolahan trajectory dilakukan
dengan metode Post Processing Kinematic (PPK) antara LiDAR dengan base station yang direferensikan pada jaring
kontrol geodesi, dengan elevasi tereferensi terhadap TTG. Proses pengolahan data meliputi strip adjustment, filtering,
klasifikasi ground dan non-ground, sehingga diperoleh data akhir berupa DTM dan Kontur. Ruas Jalan Tol Jambi – Rengat
yang sudah diakuisisi LiDAR, memiliki nilai RMS trajectory pada sumbu easting, northing sebesar 1–2cm, sedangkan
untuk Z berada pada rentang 2–3cm. Selanjutnya, proses QA/QC data LiDAR mengacu pada standar ketelitian peta dasar
BIG didapatkan nilai LE90 sebesar 0,281m dan memenuhi ketelitian peta dasar skala 1:1000 Kelas 2. Pengujian data dengan
mengacu standar ASPRS, didapatkan nilai RMSEZ yang dihitung pada titik cek lokasi non-vegetasi sebesar 0,320m,
sedangkan RMSEZ pada lokasi vegetasi adalah 0,526m. Mengacu pada vertical accuracy class ASPRS, pada kelas 33.3-
cm, Nominal Pulse Density (NPD) dan Nominal Pulse Spacing (NPS) data LiDAR Jambi – Rengat telah memenuhi syarat,
dengan NPD sebesar 71.993 pts/m2 dan NPS 0,1189m. Dapat disimpulkan data topografi yang dihasilkan telah memenuhi
standar ketelitian peta dasar skala 1:1000 dengan interval kontur 1m. Dengan kecepatan akusisi rerata harian 15,54km/hari,
maka UAV LiDAR dapat dimanfaatkan untuk percepatan penyediaan data topografi skala besar pada tahap readiness
criteria jalan tol.
Kata kunci :

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 96


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-07
DEVELOPMENT OF KANDRI TOURISM VILLAGE INFORMATION BASED ON
CARRYMAP AND ARCGIS ONLINE
Yudo Prasetyo, Nurhadi Bashit, Riantika Dena
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Tembalang, Semarang-50277 Telp./Faks: (024) 76480788,
e-mail: yudo.prasetyo@ft.undip.ac.id

ABSTRAK

Desa wisata merupakan salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi karena menampilkan kondisi alam yang
menarik. Desa wisata merupakan kawasan perdesaan,memiliki beberapa karakteristik khusus sehingga dapat dijadikan salah
satu daerah tujuan wisata. Kecamatan Gunungpati memiliki beberapa desa wisata salah satunya adalah desa wisata Kandri.
Objek wisata harus memiliki informasi mengenai objek wisata yang ditawarkan oleh desa tersebut agar menarik wisatawan.
Desa wisata kandri belum memiliki pelayanan informasi digital yang memudahkan wisatwan memperoleh informasi.
Berdasarkan hal tersebut penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk membuat aplikasi informasi Desa Wisata Kandri di
Kecamatan Gunungpati menggunakan metode WEBGIS, dengan memanfaatkan aplikasi Carrymap dan ArcGIS online
sehingga didapatkan aplikasi desa wisata Kandri berbasis mobile dan PC webgis tersebut diharapkan dapat memudahkan
wisatawan dalam mengakses informasi mengenai desa wisata di Kecamatan Gunungpati. Pengujian aplikasi dilakukan
dengan uji lapangan yang dilakukan secara acak dengan cara perekaman titik koordinat pada 25 lokasi yang berbeda,
menghasilkan nilai RMSE yaitu 0,551 m dan didapatkan nilai CE90 sebesar 0,837 m, dengan nilai CE90 sebesar 0,837 m
maka memenuhi syarat ketelitian posisi horizonal berdasarkan PERKA BIG Nomor 15 Tahun 2014, dan uji usability dengan
tingkat keefektifan aplikasi sebesar 74,5%.

Kata kunci : ArcGIS online, CarryMap, Desa Kandri

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 97


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-08
PENERAPAN KONSEP GEOPARK DALAM PEMBANGUNAN KAWASAN BERBASIS
GEOKONSERVASI
Sri Kistiyah, Setiowati, Dwi Wulan Titik Andari
Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional
Jalan Tata Bumi No. 5 PO BOX 1216 Kode Pos 55293 Yogyakarta
Telp. (0274) 587239 Fax.(0274)587138 website: www.stpn.ac.id
e-mail: srikistiyah.stpn.jogja@gmail.com,setiowati@stpn.ac.id, dwiwulan.ta@gmail.com

ABSTRAK

Geokonservasi (geoconservation) adalah aksi yang dimaksudkan untuk melakukan konservasi dan memperluas
manfaat dari fitur, proses, situs, dan bentang geologi dan geomorfologi. Konservasi berarti melestarikan atau melindungi.
Ia bermakna pula mengelola sesuatu secara aktif untuk mempertahankan kualitasnya. Dalam geokonservasi, sesuatu itu
adalah keragaman geologi (geodiversity) yang telah dinilai menjadi warisan atau pusaka geologi (geoheritage) atau
keragaman geologi yang sedemikian penting sehingga perlu diwariskan atau menjadi pusaka dari generasi ke generasi. Bumi
memberi kita berkah, termasuk sumber daya alam dan keindahan bentang alam. Tetapi sesekali juga memberi bencana besar
seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, dan banjir. Pendidikan di dalam geopark tentang planet kita
yang dinamis menjadi cara yang paling efektif untuk membantu masyarakat setempat memahami cara hidup berdampingan
dengan alam. Desa Nglanggeran-Kapanewonan Patuk-Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu Geosite/Geotapak dari
Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Dalam kawasan Desa Nglanggeran terdapat potensi keragaman bentang alam
(geodiversity), keragaman hayati (biodiversity)dan keragaman budaya (culturediversity). Desa Nglanggeran-Kapanewonan
Patuk menyimpan potensi alam, hayati dan budaya yang besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Apabila potensi
tersebut dikelola secara bijaksana dengan memperhatikan aspek geokonservasinya, diharapkan akan memberi manfaat
kepada kesejahteraan masyarakat disekitar Geosite Gunung Api Purba –Nglanggeran pada khususnya dan Desa
Nglanggeran pada umumnya. Melihat latar belakang dari uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana peranan Pemerintah Daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan potensi sumberdaya alam di desa Nglanggeran
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan ketiga
potensi sumberdaya alam daerah ini yang perlu dikembangkan dan dipaduserasikan sehingga menjadi peluang untuk
dimanfaatkan dan dikelola oleh masyarakatnya dan juga untuk mengetahui peranan pemerintah dalam melakukan
pendampingan dan pelatihan/pembinaan mengenai pengelolaan daerahnya serta fasilitasi pemerintah berupa sarana
prasarana dalam menunjang pengembangan daerah. Diharapkan pembangunan daerah berbasis geopark dengan mengelola
dan memanfaatkan sumberdaya alam daerahnya secara lestari’ diharapkan masyarakat local akan dapat ikut menikmati
manfaat ekonomi dari sumberdaya alam yang dimiliki daerahnya secara berkelanjutan. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu deskriptif survey, setelah data diperoleh dari data primer dan sekunder analisis selanjutnya
menggunakan Analisis SWOT- Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman). yaitu untuk mengetahui strategi-strategi dalam pembangunan daerahnya. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini, adalah wawancara, observasi lapangan dan studi literatur untuk mengumpulkan data primer
dan data sekunder yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengukur sampai sejauh mana pemanfaatan konsep geopark
di Desa Nglanggeran-Kapanewonan Patuk-Kabupaten Gunungkidul. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Penerapan Konsep Geopark dalam Pembangunan Kawasan berbasis Geokonservasi di desa Nglanggeran -Kapanewonan
Patuk-Kabupaten Gunungkidul dapat dikatakan sangat baik, baik ditinjau dari segi perencanaan dalam mengikutsertakan
tokoh desa, pemerintah desa dan berbagai lapisan masyarakat dalam perencanaan, pengorganisasian yang terkoordinir yang
tersusun dengan jelas, pengarahan atau proses pengintegrasian proses serta tujuan-tujuan Pokdarwis (Kelompok Sadar
Wisata) dan Pengelola Geosite dalam pengembangan kesejahteraan masyarakat sekitar . Hal ini dibuktikan pula dengan
beberapa penghargaan yang diterima baik tingkat nasional maupun internasional. Pendapatan Asli Desa yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan Pengelola Geosite Nglanggeran, relatip sangat tinggi yaitu sekitar 4 (empat) milyar rupiah per tahun
,sehingga berdampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Nglanggeran-Kapanewonan Patuk-Kabupaten
Gunungkidul.
Kata kunci : geoconservation, geodiversity, biodiversity, culturediversity, geopark, masyarakat lokal

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 98


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-09
MANAJEMEN ASET DAN FASILITAS MENGGUNAKAN TEKNOLOGI AUGMENTED
REALITY GIS
Deni Suwardhi1, Lea Kristi Agustina2, Fatwa Cahya Mustika3*, Lulu Firyal Luthfiyah4
1
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha no.10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2500935, e-mail: deni@gd.itb.ac.id
2
Program Studi Teknik Geomatika-Institut Teknologi Sumatra
Jl. Terusan Ryacudu, Lampung-35365 Telp. /Faks: (071) 8030188, lea.kristi@gt.itera.ac.id
3
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha no.10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2500935, e-mail: fatwa_cahya@mahasiswa.itb.ac.id
4
Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika-Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesha no.10, Bandung-40132 Telp./Faks: (022) 2500935, e-mail: lulu.firyal.luthfiyah@gmail.com

ABSTRAK

Setiap institusi pasti memiliki fasilitas dan aset untuk menunjang aktivitas sehari-hari ataupun kegiatan operasional
yang dilakukannya. Misalnya institusi pendidikan yang memiliki banyak fasilitas dan aset seperti ruang belajar, barang,
peralatan atau entitas lain yang digunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Fasilitas dan aset yang dimiliki oleh
suatu institusi jumlahnya-pun tidak sedikit dan tersebar di berbagai lokasi. Tentunya hal ini dapat menyulitkan untuk
mengelolanya, sehingga perlu adanya manajemen terhadap fasilitas dan aset yang dimiliki. Manajemen fasilitas dan aset ini
mencakup proses kegiatan perencanaan, pengadaan, penyimpanan, inventarisasi, pemeliharaan dan penghapusan (Arifiani
dkk., 2017). Berdasarkan proses tersebut untuk melakukan manajemen fasilitas dan aset secara efisien dibutuhkan suatu
sistem yang tidak hanya terkomputerisasi namun juga memuat informasi geografis sehingga mudah untuk dilakukan
penelusuran fasilitas dan aset secara spasial dan a-spasial. Sistem yang dapat mendukung hal tersebut yaitu Automated
Mapping/Facilities Management (AM/FM). Sistem AM/FM memiliki dua basis data yaitu basis data grafis dan alfanumerik.
Informasi grafis pada AM/FM dapat direpresentasikan dalam vektor atau raster yang nantinya disajikan dalam bentuk peta
digital. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, visualisasi tiga dimensi (3D) semakin akrab untuk
memvisualisasikan data spasial di berbagai bidang, salah satunya yaitu dalam manajemen fasilitas dan aset. Melalui
visualisasi 3D, diharapkan manajemen yang dilakukan tidak dapat hanya berorientasi pada model akan tetapi juga dapat
menghasilkan model virtual yang secara efektif dapat membantu pengambilan keputusan untuk pekerjaan manajemen
fasilitas dan aset. Augmented Reality (AR) dapat menjadi salah satu solusi untuk menyajikan dan memvisualisasikan objek
secara 3D. AR mampu memvisualisasikan data geometrik dan semantik objek spasial dengan memproyeksikannya ke lokasi
sesuai dengan keberadaan objek didunia nyata sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih nyata antara model dengan
objek asli di muka bumi. Proses yang dilakukan meliputi pengkonversian model 3D, proses desain user interface, proses
rendering hingga dihasilkan aplikasi AR untuk memberikan visualisasi fasilitas dan aset secara 3D.

Kata kunci : Augmented Reality (AR), Automated Mapping/Facilities Management (AM/FM), Informasi Geografis,
Manajemen Fasilitas dan Aset, Visualisasi 3D.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 99


BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-10
ANALISIS SPASIAL DAN VISUALISASI BERBASIS PETA ONLINE WISATA PANTAI
KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Afriyanto Herman
e-mail: afriyantohrmn@gmail.com

ABSTRAK

Kabupaten Lingga adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari tiga gugusan
pulau utama yaitu Lingga, Singkep dan Senayang. Daerah ini potensial memiliki wisata pantai yang menarik diantaranya
Pantai Benan, Pantai Pasir Panjang, Pantai Dungun, Pantai Batu Berlubang, Pantai Mempanak, Pantai Payung, Pantai Indah
Sergang Laut dan Pantai Batu Berdaun. Pengkajian kesesuaian lahan terhadap kawasan wisata pantai sebagai salah satu
pertimbangan sebelum melakukan pengembangan kawasan wisata lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kesesuaian kawasan wisata pantai (analisis spasial) serta visualisasi lokasi wisata pantai dan fasilitas pendukung,
perancangan desain aplikasi serta mengetahui uji aplikasi web. Adapun metode yang digunakan adalah Pembobotan AHP
(Analytical Hierarchy Process) untuk penentuan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) sedangkan visualisasi peta wisata
berbasis web atau dikenal WebGIS menggunakan berbagai platform seperti ArcGIS Online, ArcGIS StoryMaps dan desain
antarmuka aplikasi web. Analisis spasial lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui korelasi antara fasilitas terhadap jarak
tempuh maupun akomodasi mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Pasal 25 terdiri atas prasarana
umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata dengan persebaran yang baik. Sementara itu, perancangan secara konseptual
menggunakan Diagram E-R (Entity-Relationship) dan uji kelayakan (usability) desain aplikasi peta online wisata pantai.
Kata kunci : AHP, Indeks Kesesuaian Wisata, Uji Usability, Wisata Pantai

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 100
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-11
ESTIMASI TINGGI BANGUNAN MENGGUNAKAN MACHINE LEARNING UNTUK
PEMODELAN PETA HISTORIS 3D
Deni Suwardhi*, Riantini Virtriana, An Nisya Fitri
Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika-Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB
Jl. Ganesa No.10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat-40132 Telp./Faks: (022)
2500935, e-mail:deni@gd.itb.ac.id, riantini@gd.itb.ac.id, nisyatr@students.itb.ac.id

ABSTRAK

Visualisasi peta dalam model 3D semakin banyak digunakan. Tidak hanya untuk visualisasi, namun juga digunakan
untuk analisis spasial, studi wilayah dan sejarah, serta perencanaan tata wilayah dan kota. Pemodelan 3D pada data masa
lampau masih sulit dilakukan akibat minimnya data yang tersedia, salah satunya yaitu peta historis 2D yang umumnya
menggambarkan objek di permukaan bumi pada masa lampau dengan metode akuisisi dan pengolahan data yang lebih
sederhana, memiliki skala yang besar, dan belum memiliki nilai tinggi pada objek yang ada di dalamnya. Tinggi objek pada
peta penting untuk diketahui nilainya sebagai dasar pembentukan model 3D.
Penambahan unsur tinggi bangunan pada peta dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain pengolahan model
elevasi dan foto udara, pemanfaatan literatur, interpolasi dari data eksisting, dan mengestimasi tinggi bangunan
menggunakan machine learning.
Pada penelitian ini disusun sebuah model regresi random forest untuk mengestimasi tinggi bangunan di Kota Cirebon
pada tahun 1940 dengan mempelajari hubungan prediktor berupa karakteristik bangunan terhadap tinggi bangunan pada
data tahun 2020. Data prediktor dihitung menggunakan perangkat lunak GIS pada data vektor atap bangunan hasil digitasi
foto udara dan data tinggi bangunan didapatkan dari hasil pengolahan DSM dan DTM di kota dan tahun yang sama.
Prediktor pada tahun 1940 dihitung dari data vektor atap bangunan yang didigitasi dari peta historis kota Cirebon tahun 1940.
Model regresi tersebut menghasilkan estimasi tinggi bangunan pada kota Cirebon di tahun 1940 dengan nilai R-
Squared sebesar 61,2%, serta MAE, MSE, dan RMSE secara berturut-turut senilai 1,12 meter, 1,75 meter, dan 1,32 meter.
Nilai estimasi tinggi bangunan kemudian digunakan untuk memvisualisasikan peta historis dalam model 3D LoD1.
Kata kunci : Estimasi Tinggi, Peta Historis, Machine Learning, Regresi Random Forest, Pemodelan 3D.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 101
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-12
PEMODELAN BANGUNAN 3D MENGGUNAKAN FOOTPRINT BANGUNAN HASIL
EKSTRAKSI MASK R-CNN DAN DENSE POINT CLOUD DARI FOTO UDARA UAV
Tata Bahtera Negara*, Harintaka
Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika No 2, Sinduadi, Mlati, Sleman -55284 Telp./Faks: (+62274) 520226, e-mail: tbnegara@gmail.com,
harintaka@ugm.ac.id

ABSTRAK

Bangunan merupakan salah satu objek penting yang secara spasial dibutuhkan dalam berbagai pekerjaan khususnya
untuk perencanaan dan pembangunan kota. Bangunan dalam representasi 3D telah terbukti mampu menunjang kegiatan
perencanaan dengan baik mengingat dunia nyata berada dalam sistem 3D. Salah satu metode yang paling sederhana untuk
membuat model bangunan 3D dalam cakupan wilayah yang luas adalah dengan melakukan ekstrusi footprint bangunan.
Data yang umum digunakan dalam metode ini adalah footprint bangunan hasil digitasi manual pada orthomosaic dan
komponen elevasi berupa point cloud dari Light Detection and Ranging (LiDAR). Pekerjaan digitasi manual umumnya
memakan waktu yang relatif lama dan sumber daya manusia yang cenderung tinggi apabila data yang diproses semakin
besar, selain itu hasil digitasi juga tidak konsisten relatif kepada keterampilan operator. Disisi lain, penggunaan point cloud
LiDAR menyebabkan metode ini kurang terjangkau dari sisi biaya. Dalam penelitian ini, dilakukan pemodelan bangunan
3D menggunakan footprint bangunan yang dihasilkan secara otomatis dengan teknik Mask Region-based Convolutional
Neural Network (Mask R-CNN) dan dense point cloud yang diperoleh dari pengolahan foto udara di kawasan kampus pusat
Universitas Riau yang diakuisisi menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Metode yang diterapkan memberikan
hasil yang cukup baik. Model Mask R-CNN yang dilatih dalam 25 epoch pembelajaran menghasilkan akurasi pembelajaran
senilai 96,8% dan footprint bangunan yang dihasilkan memiliki nilai recall (kelengkapan) 88,83%, kepresisian 91,65%, F1-
score 90,22% dan nilai Intersection over Union (IoU) 91,9% ketika dibandingkan dengan data ground truth. Proses ekstrusi
footprint bangunan hasil ekstraksi otomatis tersebut menghasilkan model bangunan 3D dalam Level of Detail (LOD) 2
dengan nilai Root Mean Square Error (RMSE) < 2,5 meter berdasarkan standar City Geography Markup Language
(CityGML).
Kata kunci : Bangunan, Mask R-CNN, Model 3D, Orthomosaic, UAV.

ABSTRACT

Buildings are one of the notable objects which spatially needed for various jobs, especially for urban planning and
development. Buildings in 3D representation have been proven to be able to support planning activities properly considering
that the real world is in a 3D system. One of the simplest methods to create 3D building models over a wide area is to extrude
the buildings footprint. The data commonly used in this method are the building footprint as result of manual digitizing on
orthomosaic and the elevation component in the form of point cloud from Light Detection and Ranging (LiDAR). Manual
digitizing generally takes a relatively long time and human resources tend to be high if the data processed is getting bigger,
the results are also inconsistent relative to the skills of the operator. On the other hand, the use of LiDAR point cloud causes
this method less affordable in terms of cost. In this study, 3D building modeling was carried out using building footprints
generated automatically with the Mask Region-based Convolutional Neural Network (Mask R-CNN) technique and dense
point cloud obtained from aerial imagery processing in the main campus area of Riau University acquired using Unmanned
Aerial Vehicle (UAV). The method applied gives quite good results. The Mask R-CNN model that was trained in 25 learning
epochs had a learning accuracy of 96.8% and the building footprint had a recall value (completeness) of 88.83%, 91.65%
precision, 90.22% F1-score and 91.9% Intersection over Union (IoU) when compared to ground truth data. The extrusion
process of the auto-extracted building footprint produced 3D building models in Level of Detail (LOD) 2 with a Root Mean
Square Error (RMSE) value of < 2.5 meters based on City Geography Markup Language (CityGML) standards.
Keywords : Building, Mask R-CNN, 3D Model, Orthomosaic, UAV.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 102
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-13
TINJAUAN KRITIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI PEMETAAN FOTOGRAMETRI
DENGAN UAV-PPK UNTUK MENDUKUNG PRODUKSI PETA SKALA BESAR
Catur Aries Rokhmana*, Bagus Eko Saputra
Departemen Teknik Geodesi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,
Jl. Grafika 2, Sleman, DI Yogyakarta Telp./Faks: (0274) 520226, e-mail: caris@ugm.ac.id

ABSTRAK

Seiring dengan kebutuhan peta skala besar yang semakin meningkat, maka topik riset yang terkait dengan upaya
percepatan produksi peta skala besar masih terbuka. Disamping itu, kondisi Indonesia yang spesifik sebagai negara
kepulauan dan keterbatasan sumber dana dan daya juga menjadi tantangan dalam produksi Peta skala besar. Dilain pihak,
teknik pemetaan menggunakan teknologi fotogrametri yang didukung UAV-PPK (Unmanned Aerial Vehicle-Post
Positioning Kinematic) semakin banyak digunakan untuk produksi peta skala besar. Artikel ini bertujuan untuk memberikan
tinjauan kritis pada penggunaan teknologi tersebut. Penjelasan meliputi aspek instrumentasi, kemampuan dan kelemahan
dalam proses produksi, dan contoh kasus aplikasi di lapangan.
Teknologi pemetaan fotogrametri dengan UAV-PPK pada dasarnya adalah penggunaan wahana udara tanpa awak
(UAV) yang membawa sensor kamera digital dan dilengkapi dengan teknologi GNSS-PPK (Global Navigation Satellite
System-Post Positioning Kinematic). Tinjauan kritis ini menjawab sejumlah pertanyaan terkait aspek antara lain:
(1)perkembangan instrumentasi, (2)desain survei, (3)perkembangan algorithma pengolahan data, (4)kualitas hasil yang bisa
dicapai, dan (5)upaya otomatisasi atau percepatan proses produksi. Beberapa contoh kasus pekerjaan disampaikan utuk
memperjelas tinjauan kritis ini.
Beberapa contoh kasus dengan teknologi ini mampu meghasilkan produk peta yang memenuhi skala 1:5.000 sampai
1:2.500 dengan hanya menggunakan 3 titik kontrol tanah. Akurasi geometrik yang bisa di peroleh pada umumnya memenuhi
kriteria < 3 kali nilai GSD (Ground Sampling Distance) dari foto udara. Dimasa mendatang proses penggambaran fitur
obyek menjadi Peta garis secara otomatis masih menjadi topik riset yang perlu di selesaikan.

Kata kunci : Pemetaan Fotogrametri, UAV-PPK, Peta Skala Besar

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 103
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-14
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PUNA UNTUK AKUISISI CITRA YANG AKTUALL
MELALUI SHARING SESSION
Angga Ramadhan Prayogi1*, Akhmad Misbakhul Munir2
1
Kantor Pertanahan Kabupaten Barito Selatan
Jl. Jalan Pahlawan Km. 6 No. 25 Buntok Telp./Faks: (0525) 21020, e-mail: angga.rprayogi@atrbpn.go.id
2
PPSDM Kementerian ATR/BPN
Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Bogor Telp: (021) 8674-586, e-mail: akhmad.mmunir@atrbpn.go.id

ABSTRAK

Dewasa ini perkembangan dan pemanfaatan teknologi Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) untuk keperluan pemetaan
semakin luas dan meningkat. Kantor Pertanahan Kabupaten Barito Selatan turut serta memanfaatkan penggunaan PUNA
ini dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pertanahan, khususnya dalam pengambilan citra yang aktual guna
pemetaan dalam rangka pertimbangan teknis pertanahan. Untuk lebih mengoptimalkan penggunaan PUNA, transfer
pengetahuan dan keterampilan dalam pengoperasian PUNA perlu dilakukan agar semakin banyak personil yang dapat
mengoperasikan PUNA untuk memperoleh citra yang aktual sehingga dapat teridentifikasi penggunaan dan pemanfataan
tanah sesuai pemetaan yang dibutuhkan. Tulisan ini akan menyajikan salah satu bentuk transfer pengetahuan yang telah
dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Barito Selatan dalam bentuk sharing session beserta materi dan sistematika
pelaksanaannya sehingga pada akhir sesi peserta dapat melakukan pengoperasian dan pengolahan data PUNA secara
sederhana. Pembahasan dalam tulisan ini diharapkan dapat menambah pustaka dalam bidang PUNA terutama yang
membahas mengenai metode yang dapat dilakukan dalam peningkatan keterampilan penggunaan PUNA untuk pemetaan
penggunaan tanah. Hasil dari pelatihan yang dijalankan peserta teredukasi akan manfaat penggunaan PUNA, dapat
mengoperasikan PUNA dengan memperhatikan aspek hukum, keamanan dan keselamatan serta dapat mengolah hasil citra
dari PUNA. Selain itu, kegiatan pelatihan ini sebagai wadah meningkatkan keberanian personil dalam mengoperasikan
PUNA.
Kata kunci : PUNA, Pemetaan, Pelatihan, Pengembangan Kompetensi, Citra PUNA

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 104
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : AIG-15

PEMBUATAN APLIKASI WEBGIS DANAU BANDUNG PURBA MENGGUNAKAN


DATA DEMNAS
Bebas Purnawan, Rina Muthia Harahap
Prodi Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Alamat Jl.Pakuan, Tegallega. Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Jawa Barat 16143
e-mail: bebaspurnawan@gmail.com, rinamuthiaharahap@unpak.ac.id

ABSTRAK

Berdasarkan penelitian sejarah geologi, dataran Bandung mulai dari Padalarang sampai Cicalengka dan
dari Bandung Utara sampai Soreang merupakan danau yang disebut danau Bandung Purba. Beberapa penelitian
mencoba meneliti lokasi danau tersebut menggunakan data geospasial dan teknik pembuatan peta yang ada.
Dengan tersedianya data DEMNAS yang dibuat oleh Badan Informasi Geospasial dan teknologi webGIS untuk
membuat peta berbasis web, maka telah dilakukan penelitian pembuatan peta Danau Bandung Purba. Makalah ini
akan mencoba untuk membuat Aplikasi peta Danau Bandung Purba dengan menampilkan berbagai ketinggian
dari danau Bandung purba diatas peta dasar OpenStreetMaps dan Bing Maps. Penelitian ini akan mencoba untuk
mencari dimana letak tepi danau tersebut. Ketinggian tepi danau dapat ditampilkan menggunakan slider per 5
meter.
Kata kunci : Danau Bandung Purba, DEMNAS, WEBGIS

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 105
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 106
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PSP-01
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG GEOMATIKA UNTUK
MENDUKUNG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PERTANAHAN
(STUDI KASUS PADA PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL)
Hadi Arnowo
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
Jalan Akses Tol Cimanggis, Cikeas Udik, Gunung Putri, Kabupaten Bogor 16966.
e-mail: h_arnowo@yahoo.com

ABSTRAK

Kementerian Agararia dan Tata Ruang sebagai penyelenggara kegiatan di bidang pertanahan memerlukan dukungan
Aparatur Sipil Negara (ASN) pertanahan pada tingkat operasional dan manajerial. Kajian kebijakan pada karya tulis ini akan
menitikberatkan pada pembahasan mengenai pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang geomatika oleh
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria Dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (PPSDM
ATR/BPN). Metode penelitian yang digunakan adalah analitik deskriptif yang menggunakan data kualitatif dalam bentuk
hasil wawancara dan observasi serta data sekunder berupa laporan kegiatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola
penyelenggaraan pengembangan sumber daya manusia di bidang geomatika dalam rangka mendukung kegiatan pertanahan.
Hasil yang diperoleh adalah PPSDM ATR/BPN telah membuat rencana strategis dan melaksanakan pengembangan sumber
daya manusia di bidang geomatika. Pada tingkat operasional pelaksana kegiatan diberikan pengetahuan dan ketrampilan di
bidang geomatika dan selanjutnya diintegrasikan dengan jenis kegiatan pertanahan. Sedangkan pada tingkat manajerial
pejabat pengawas dan administrator diberikan pengetahuan dan praktik untuk menggerakkan, mengarahkan dan
mengevaluasi kegiatan. Sarana untuk membentuk sumberdaya manusia yang handal tersebut adalah melalui pelatihan,
webinar dan coaching/ mentoring. Pelatihan teknis diberikan sesuai dengan tujuan kompetensi peserta dalam bentuk tingkat
dasar dan lanjutan. Sasaran pelatihan tingkat dasar adalah untuk untuk memberikan kompetensi dasar di bidang geomatika
untuk kegiatan pertanahan. Sedangkan pelatihan tingkat lanjutan adalah untuk memberikan kompetensi teknis yang lebih
bersifat penguasaan masalah di lapangan dan penguasaan ketentuan yang berlaku untuk pendaftaran tanah. Pada masa
pandemi yang sedang berlangsung, metode pembelajaran menggunakan model campur antara tatap muka dan jarak jauh.

Kata kunci : pola penyelenggaraan, sasaran pelatihan, metode pembelajaran

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 107
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PSP-02
PERANAN PROFESI SURVEYOR BERLISENSI DALAM SISTEM KADASTER
MULTIGUNA UNTUK PENENTUAN BATAS RUANG MENGGUNAKAN BUILDING
INFORMATION MODELING
Ketut Tomy Suhari1,2,3,4
1
Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Malang,
Jl. Sigura-Gura No. 2, SS, Lowokwaru, Malang-65151 Telp.: 081236828055, e-mail: ksuhari@lecturer.itn.ac.id
2
Kelompok Keilmuan Survei dan Kadaster, FITB, Institut Teknologi Bandung,
Jl. Ganesa No.10, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132
3
Masyarakat Ahli Survei Kadaster Indonesia (MASKI),
Kinanti Building Lt.2, Jl. Epicentrum Tengah no.3 H.R.R.S, Karet Kuningan Setia Budi, Jakarta Selatan
4
Ikatan Surveyor Indonesia Komisariat Wilayah Jawa Timur

ABSTRAK

Meningkatnya dinamika penduduk dapat mengakibatkan keterkaitan kebutuhan ruang semakin tinggi sehingga hal ini
menyebabkan terjadinya ekspansi ke atas dan ke bawah. Properti yang sudah ada belum tercatat sebagai informasi tambahan
terkait hak (right), batasan (restriction) dan tanggung jawab (responsibility) (3R) dalam administrasi pertanahan. Belum
tersedianya data spatial yang menjelaskan terkait informasi batasan dan tanggung jawab pada bangunan bertingkat,
komersial maupun bangunan adat, hal ini dapat menjadi masalah jika nantinya terjadi sengketa terkait penggunaan utilitas
yang bocor, rusak dan sebagainya. Teknologi saat ini masih belum dapat mengakomodasi perubahan ruang yang terjadi. Hal
ini mengakibatkan sistem administrasi pertanahan harus diperbaiki dan menuju penerapan sistem kadaster multiguna
modern. Peranan surveyor berlisensi terkait pekerjaan kadaster yang harus bernaung dalam kantor jasa surveyor berlisensi
(KJSB), memiliki peran sebagai eksekutor program strategis pertanahan dalam pemetaan ruang dan kadaster 3D.
Implementasi kadaster 3D dengan pendekatan Building Information Modeling (BIM) telah diteliti sebelumnya. Dengan
menggunakan metode scan to BIM, yang didapat dari data dengan pengukuran High Definition Surveying atau Close Range
Photogrammetry, hasil data berupa point cloud dengan ketelitian yang akurat dapat dijadikan acuan dalam pembuatan as-
built drawing terkait model BIM. Penelitian sebelumnya, bahwa BIM dapat menjelaskan properti dan ruang dalam model
3D dengan informasi kadaster terkait data fisik dan yuridis. Sehingga peranan surveyor berlisensi dapat berperan lebih luas
dalam mengimplementasi kadaster 3D untuk mempercepat pekerjaan terkait penentuan batas ruang, sebagai eksekutor
dalam identifikasi 3R terkait properti dan ruang dalam sistem administrasi pertanahan modern, dan juga pekerjaan
pertanahan dan pencatatan property dan ruang lainnya.
Kata kunci : Surveyor Berlisensi, Kantor Jasa Surveyor Berlisensi, BIM, Kadaster 3D, Batas Ruang

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 108
BUKU PROGRAM FIT DAN MUNAS 2020
@Ikatan Surveyor Indonesia – Teknik Geodesi UNDIP

KODE : PSP-03
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PETUGAS PENGELOLA PERTANAHAN DAERAH
DI ERA PANDEMI COVID-19 DENGAN
METODE BLENDED LEARNING
Kariyono*, Ulvi Ratnaningsih Sa’adah
PPSDM Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Jl. Akses Tol Cimanggis Cikeas Udik Guning Putri Bogor Jawa Barat 16966, e-mail: kariyono.atrbpn@gmail.com,
ulvi.atrbpn@gmail.com

ABSTRAK

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Timur melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan dan Perjanjian
Kerja Sama dengan Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur pada tanggal 25 September 2020 sekaligus Pencanangan
Program Trijuang oleh Menteri ATR/Kepala BPN dalam rangka mewujudkan data pertanahan berbasis bidang di
seluruh Provinsi Jawa Timur. Pelaksanaan Trijuang merupakan kolaborasi 3 (tiga) pemangku kepentingan yaitu
Badan Pertanahan Nasional, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa. Tujuan dari program tersebut untuk
mempercepat penyelesaian proses pemetaan dengan skala peta yang lebih besar sehingga batas tanah dan atribut
informasi tentang tanah akan terlihat jelas dan akurat, dan pada akhirnya dapat meminimalisir permasalahan
pertanahan. Keberhasilan pelaksanaan program Trijuang salah satunya sangat dipengaruhi oleh kompetensi
Sumber Daya Manusia (SDM) yang menyelenggarakan. Dalam rangka pengembangan kompetensi pelaku
program tersebut Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian ATR/BPN bekerja sama
dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menyelenggarakan pelatihan Administrasi
Pertanahan bagi Petugas Pengelola Pertanahan Daerah. Di era pandemi Covid-19 saat ini pengembangan
kompetensi bagi Petugas Pengelola Pertanahan Daerah dilakukan dengan metode blended learning (gabungan e-
learning dan tatap muka/distance learning) serta penambahan kurikulum magang di Kantor Pertanahan agar
peserta dapat langsung terampil dalam pengumpulan data fisik dan yuridis dalam proses pendaftaran tanah.
Sampai dengan Bulan Agustus 2021 telah diselenggarakan pelatihan bagi 194 petugas pengelola pertanahan
daerah di Jawa Timur yang terbagi menjadi 5 (lima) angkatan dalam 2 (dua) periode penyelenggaraan yaitu
periode I terdiri dari Angkatan I, II dan II dan periode II terdiri dari Angkatan IV dan V. Dengan pelatihan
Administrasi Pertanahan bagi Petugas Pengelola Pertanahan Daerah metode blended learning mampu
meningkatkan kompetensi peserta dalam bidang administrasi pertanahan, khususnya dalam membantu
pelaksanaan pengumpulan data fisik dan data yuridis pada kegiatan pendaftaran tanah. Metode pelatihan ini dapat
di implementasikan di wilayah lain sehingga Petugas Pengelola Pertanahan Daerah memiliki kompetensi
administrasi pertanahan dalam mendukung program percepatan pendafataran tanah di Indonesia.
Kata kunci : Program Trijuang, pengembangan kompetensi, Petugas Pengelola Pertanahan Daerah (P3D),
Covid-19, blended learning.

FIT ISI 2020 “SMART SURVEYOR IN THE NEW NORMAL ERA” 109

Anda mungkin juga menyukai