Anda di halaman 1dari 18

Artikel ini membahas cara memotong (cropping) citra yang berupa data raster dengan

menggunakan software ArcGIS. Area yang akan diambil dibatasi oleh data vektor yang
berformat shapefile (.shp). Data yang digunakan sama dengan data yang digunakan pada
artikel cropping citra menggunakan ERMapper. Berikut caranya:
1.

Buka ArcGIS, lalu pada ArcToolbox pilih Data Management Tools > Raster > Raster
Processing > Clip.

2. Pada window Clip, masukkan citra yang akan dipotong pada kolom Input Raster dan
shapefile yang akan dijadikan batas pada kolom Output Extent (optional). Berikan tanda
centang pada Use Input Features for Clipping Geometry (optional). Lalu tempatkan citra
hasil cropping pada kolom Output Raster Dataset.

3. Tunggu sampai proses selesai.

4.

Berikut hasilnya.

5. Data yang dihasilkan berformat .img. Jika Anda ingin meng-convert-nya ke format lain
(misalnya ke TIFF), Anda bisa menggunakan software Global Mapper.

I. Nilai Skor Parameter dan Kriteria Area


Tiga komponen utama (kelerengan, jenis tanah, curah hujan) diberi angka penimbang (bobot)
masing-masing sebagai berikut : faktor kelerengan = 20, jenis tanah = 15 dan intensitas hujan
= 10. Adapun skor parameter menurut aturan-aturan di atas untuk tiap komponen faktor
sebagai berikut :

Skor setiap kelas kelerengan sesui SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

Skor setiap kelas jenis tanah sesui SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

Skor setiap kelas curah hujan sesui SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80 (diolah)
Untuk membuat rekomendasi fungsi kawasan hutan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah
penentuan batas area yang akan dianalisis. Area tersebut dapat berstatus sebagai kawasan
hutan atau calon kawasan hutan. Idealnya, kawasan yang akan dilakukan proses skoring
(hutan produksi tetap dan hutan produksi terbatas) hendaknya berada di luar kawasan lindung
sesuai aturan yang berlaku, seperti :
1. Kawasan hutan yang mempunyai kelas lereng lapangan > 40 %
2. Kawasan hutan yang mempunyai ketinggian lapangan di atas permukaan laut 2.000 m
atau lebih.
3. Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah regosol, litosol, organosol, renzina
dengan lereng lapangan > 15 %
4. Merupakan jalur pengamanan aliran sungai/air, sekurang-kurangnya 100 meter di kiri
dan kanan sungai/aliran air
5. Merupakan pelindung mata air, sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di
sekeliling mata air
6. Tanah bergambut dengan ketebalan 3 m atau lebih yang terdapat di bagian hulu sungai
dan rawa
7. Daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan
kondisi fisik pantai minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat
8. Memenuhi kriteria sebagai kawasan hutan konservasi, seperti Taman Nasional, Cagar
Alam, Suaka Margasatwa, dll.

9. Guna keperluan/kepentingan khusus, ditetapkan oleh Menteri sebagai hutan lindung.

Tahapan Skoring Fungsi Kawasan Hutan


dengan ArcGIS 10
Juni 26, 2013 by dwi putro sugiarto
Analisis Spasial dengan metode skoring dapat dilakukan dengan software ArcGIS 10. Dalam
tutorial ini, data-data yang digunakan hanya sekedar contoh dan tidak menggambarkan lokasi
tertentu. Berikut ini langkah-langkah untuk membuat skoring dalam rangka rekomendasi
fungsi kawasan hutan :

Siapkan data shapefiles dari peta-peta pendukung, seperti data batas kawasan,
kelerengan, jenis tanah, curah hujan dan data-data terkait kawasan lindung seperti
data sungai, garis pantai, sebaran gambut, elevasi, mata air atau batas area yang
memiliki kepentingan khusus (budaya, RTH, dll).

Data kelerengan, jenis tanah dan curah hujan disimpan dalam bentuk data vektor
(shp), jika masih berupa raster rubah menjadi shp. Data kelerengan dapat diekstrak
dari data DEM yang bersumber pada GDEM atau SRTM. Untuk mendapatkan data
SRTM dan DEM lainnya dapat diakses dari situs ini. Unduh data SRTM saja silahkan
mengunjungi link : ini , atau Aster GDEM : link ini.

Kelaskan data kelerengan, jenis tanah dan curah hujan sesuai pengkelasan data pada 3
tabel mengacu SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80.

Skor setiap kelas kelerengan sesui SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

Skor setiap kelas jenis tanah sesui SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

Skor setiap kelas curah hujan sesui SK Mentan Nomor 837/Kpts/Um/11/80 (diolah)

Buka tabel pada layer kelerengan dengan klik kanan dan Open Table (langkah 1),
buat kolom baru untuk menempatkan skor kelas lereng dengan tool Add Field
(langkah 2) dan beri nama kolom dengan type Double (langkah 3).

Tekan tombol Editor (langkah 1), masukkan nilai skor pada masing-masing kelas
(langkah 2).

Kalau sudah selesai tekan Stop Editing

Simpan hasil pengeditan dengan memilih tombol Yes. Lakukan hal yang sama untuk
layer jenis tanah dan curah hujan.

Lakukan operasi union : Analysis Tools >> Overlay >> Union (langkah 1), lalu
masukkan ketiga layer (langkah 2), lihat hasilnya (langkah 3), beri nama file out put
(langkah 4) lalu tekan OK (langkah 5).

Buka tabel file hasil operasi Union dengan klik kanan Open Table (langkah 1), hapus
kolom-kolom ID yang tidak diperlukan dengan klik kanan dan pilih Delete Field
(langkah 2).

Tambahkan kolom untuk skor total dengan Add Field (langkah 1) dan beri nama
kolom dengan type Double (langkah 2). Lalu klik tombol OK (langkah 3).

Sorot kolom skor total dan klik kanan, pilih Field Calculator.

Masukkan formula penjumlahan skor kelerengan + skor jenis tanah + skor curah
hujan (langkah 1), klik OK (langkah 2).

Lakukan Select by attribute dan masukkan kriteria skor (langkah 1), klik tombol
Apply (langkah 2) dan beri nama Kawasan Hutan Produksi Tetap (langkah 3).
Klik tombol OK (langkah 4).

Lakukan hal yang sama untuk kawasan hutan produksi terbatas dan kawasan hutan
lindung.

Atur tampilan file out put jenis kawasan hutan dengan klik kanan layer : Properties >>
Symbology. Hasilnya tampak seperti gambar berikut.

Untuk mengeluarkan area-area yang memiliki kriteria sebagai kawasan lindung,


masukkan layer-layer shp yangmenunjukkan kriteria kawasan lindung, misalnya peta
sebaran gambut dengan kedalaman > 3 m. Lakukan operasi Union : Analysis Tools >>
Overlay >> Union (langkah 1), lalu masukkan kedua layer (langkah 2), lihat hasilnya
(langkah 3), beri nama file out put (langkah 4) lalu tekan OK (langkah 5).

Lakukan pemblokan untuk select/ pemilihan baris-baris di luar atribut area gambut >
3 m (langkah 1), klik kanan pada kolom keterangan untuk memilih Field Calculator
dan masukkan nama kolom jenis kawasan hutan (langkah 2). Klik tombol OK
(langkah 3).

Tampilkan hasilnya dengan klik kanan layer : Properties >> Symbology. Hasilnya
tampak seperti gambar berikut.

Lakukan pula identifikasi kawasan lindung lainnya selain kriteria terkait gambut
dengan operasi Union. Beberapa kriteria kawasan lindung dapat dibaca pada artikel :
Kawasan Lindung dan Metode Skoring (Kelerengan, Tanah, Hujan) Fungsi
Kawasan Hutan

Rekomendasi fungsi kawasan hutan telah jadi.

Membuat Peta Skoring Kelerengan dari Kontur (ArcGIS)


Teknik pembuatan peta kelerengan sangat diperlukan dalam kajian berbagai
bidang yang berhubungan dengan penggunaan areal. Dalam postingan kali ini
saya akan menjelaskan teknik pembuatan slope (peta kelerengan) dengan
menggunakan software ArcGIS. Untuk langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :

Aktifkan Extentions 3D Analyst


Add data kontur

Create TIN

Sebelumnya buat class break number di notepad > save, data tersebut
digunakan sebagai sebuah class breaks table. Table tersebut membutuhkan
sebuah kolom sebagai class break values dan sebuah kolom lagi sebagai class
code. Table tersebut harus memiliki header dari dua kolom.

TIN Slope

Dari jendela TIN Slope, isikan seperti gambar berikut

Hasil Slope

SEMOGA BERMANFAAT

Artikel ini adalah artikel ketiga setelah sebelumnya dijabarkan mengenai cara cropping citra
menggunakan ER Mapper dan ArcGIS. Data yang digunakan masih sama. Berikut adalah
cara memotong citra dengan menggunakan software Global Mapper.
1.

Buka citra yang akan di-crop pada Global Mapper.

2. Kemudian pada workspace yang sama, buka juga data vektor yang akan digunakan untuk
meng-crop citra.

3. Klik Edit, lalu pilih Select All Features with Digitizer Tool.

4. Pilih File > Export Raster and Elevation Data > Export GeoTIFF (jika format yang
diinginkan GeoTIFF).

5. Pada tab Export Bounds pilih Crop to Selected Area Feature(s).

6. Klik OK. Berikut hasilnya.

Anda mungkin juga menyukai