Anda di halaman 1dari 21

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2018

RENCANA INDUK TRANSPORTASI


JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI
Tahun 2018-2029

PL4101 Teori Perencanaan


Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Aristektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan
2020
anggota kelompok

15416025 Martha Jesica S Mendrofa 15416037 Chika Ramdhani Nurindah Sari 15416045 Muhammad Nomidhia Ikhsanul

15416029 Rifqi M Syahrial A 15416039 Mochamad Primasakti Satyagraha 15416047 Gabriel Bagas Hertanto Merung

15416033 Azka Gunawan Hanifa 15416041 Fajar F S Kartasasmita 15416051 Gabriella Mayang Larasati

15416035 Devi Martina Azizah 15416043 Syahida Asma Amanina


01 Apa itu RIT Jabodetabek?
Outline
Pembahasan 02 Public Goods

03 Kegagalan Pasar

04 Pendekatan Perencanaan

05 Epistemologi Perencanaan

06 Kelemahan Proses Perencanaan

07 Peran Perencana
Apa itu RIT Jabodetabek?
Pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Perpres RI no. 55 tahun
Presiden

Perpres RI no. 103 dalam perencanaan pembangunan, pengembangan,


20158
tahun 2015
RITJ tahun 2018- dan pengelolaan, serta pengawasan dan evaluasi
BPTJ transportasi di wilayah perkotaan Jakarta, Bogor, Depok
2019
Tangerang, dan Bekasi

Permen Menhub PM Permen Menhub PM no. 66


Permen Menhub PM no.
Menteri

no. 66 tahun 2016 tahun 2016


110 tahun 2018
Delegasi Pencabutan Permen
Tata organisasi dan
wewenang Menhub Menhub PM no. 66 tahun
tata kerja BPTJ
ke BPTJ 2016

PENYUSUNAN MUATAN EVALUASI


Dalam menyusun dokumen a. Indikator Kinerja Utama Evaluasi (berupa rekomendasi
RIT Jabodetabek, Badan b. Sistem Jaringan perubahaan) dilakukan sekali
Pengelola Transportasi Prasarana dalam 5 tahun oleh Menteri
Jabodetabek (BPTJ) c. Kebijakan yang menyelenggarakan
melibatkan Badan Penelitian d. Pembiayaan urusan pemerintahan di bidang
dan Pengembangan transportasi dan hasil
Perhubungan serta unit kerja rekomendasi dilaporkan
terkait di lingkungan kepada Presiden
Kementrian Perhubungan
Teori Singkat Public Goods
Definisi
Barang publik (public goods) adalah barang yang
apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak
akan mengurangi konsumsi orang lain akan
barang tersebut. Suatu barang publik merupakan
barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa
penggunanya dan sebisa mungkin bahkan
seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk mendapatkannya.

Public Goods ada untuk masyarakat secara umum


(keseluruhan) sehingga dari semua kalangan
dapat menikmatinya

Karakteristik Public Goods

• Non-Rivalry

• Non-excludability
Public Goods dalam RIT Jabodetabek
Transportasi Perkotaan yang diatur:
Di dalam RIT Jabodetabek public goods yang ➢ BRT
diatur didalamnya memenuhi transportasi ➢ Kereta api dan sistem perkeretaapian
perkotaan yang dirumuskan dalam 5 dari 9 pilar ➢ Jalan, trotoar, jembatan penyebrangan
kebijakan pengembangan transportasi, yaitu: ➢ Sistem dan simpul transportasi udara
➢ Sistem dan simpul transportasi perairan

Pengembangan jaringan
Pengembangan sistem Pengembangan
prasarana transportasi
transportasi perkotaan transportasi perkotaan
perkotaan
berbasis rel yang ramah lingkungan

Pengembangan sistem Pengembangan


transportasi perkotaan transportasi perkotaan
berbasis jalan terintegrasi
Kegagalan Pasar

WEBER Negara memiliki kemampuan untuk menentukan dan merumuskan agenda yang tidak ditentukan
1843 oleh kepentingan individu dan privat, kemampuan itu disebut otonomi negara.

Otonomi yang dilakukan aparatur negara, dan fungsi yang dijalankan negara harus dapat digunakan
CARNOY untuk memulihkan ketidaksempurnaan atau inefisiensi pasar. Termasuk menghadapi masalah
1984 kelangkakaan penyediaan barang untuk publik.

Ketidaksempurnaan pasar tampak dari kesenjangan sosial, redistribusi sumber daya, kesehatan,
CAPORASO pendidikan, dan juga transportasi. Dimana campur tangan pemerintah melalui keputusan atau
1996
kebijakan politik adalah untuk memperbaiki pasar yang telah menjalankan fungsinya tidak sempurna.

Pasar sebagai tempat terjadinya konsep supply-demand, termasuk dalam hukum pasar dimana
MARSHALL terjadi interaksi antara faktor mekanisme pasar (sebagai komponen ekonomi) dan faktor kebijakan
1890
pemerintah (komponen politik) dan perubahan sosial (komponen sosial)
Kegagalan Pasar

Dari teori yang disebutkan Dalam sejarah pembangunan transportasi, Salah satu bentuk kontrol dari
sebelumnya, salah satu contoh negara membuat regulasi untuk melayani pemerintah ini dengan menerbitkan
terjadinya kegagalan pasar adalah kebutuhan warga negaranya. Regulasi yang Peraturan Presiden Republik Indonesia
disaat adanya kesenjangan dibuat oleh pemerintah dalam pembangunan Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana
ketersediaan transportasi bagi transportasi massal adalah pengaturan yang Induk Transportasi (RIT) Jabodetabek.
masyarakat. Dan pemerintah bersifat teknis seperti pengaturan penggunaan Dari bunyi visi RIT yang berbunyi
bertanggung jawab untuk jalan, pembatasan penggunaan kendaraan “mewujudkan pembangunan,
mengatur hal tersebut. Seperti bermotor, fasilitas park and ride, dll. Penetapan pengembangan, dan pengoperasian
contoh sederhananya dengan tsb dilakukan untuk menciptakan kondisi lalu transportasi Jabodetabek dalam rangka
melakukan pemerataan akses lintas yang nyaman, aman dan tertib. Selain itu integrasi pelayanan transportasi yang tertib,
transportasi bagi masyarakat, ruang jalan juga dianggap sebagai ruang publik lancar, efektif, efisien, aman, selamat,
sehingga supply akan setara muncul sebagai bagian dari civil society, sebagai nyaman, dan terjangkau oleh masyarakat
dengan demand dari masyarakat. ranah tempat terjadinya pertukaran komoditas tanpa dibatasi oleh wilayah administratif”,
dan kerja sosial yang diatur oleh kaidah-kaidah mencerminkan usaha Pemerintah untuk
tersendiri. Dimana kontrol dari ruang publik ini melayani kebutuhan warganya dan
didominasi oleh negara. mencegah adanya kegagalan pasar
dalam konteks transportasi.
Kegagalan Pasar

1. Pengembangan Rute Transjabodetabek Ekspres dan Reguler


Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, dilakukan pengembangan sistem transportasi perkotaan berbasis jalan. Salah satunya
adalah pengembangan rute transjabodetabek ekspres dan reguler. Terdapat 37 penambahan rute baru baik untuk transjabodetabek
ekspres dan regular dalam sepuluh tahun kedepan. Pengembangan rute tersebut menunjukkan adanya keinginan pemerintah untuk
memberikan layanan bagi seluruh masyarakat yang tidak masuk dalam cakupan rute transjabodetabek sebelumnya.

2. Pemberian Subsidi dan Public Service Obligation (PSO) Angkutan Umum Massal
Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, akan dilakukan pemberian subsidi dan penerapan PSO pada angkutan umum massal
yaitu Transjakarta, MRT dan LRT. Tarif sebenarnya tanpa subsidi sebesar Rp 13.522 untuk Transjakarta, Rp 31.659 untuk MRT Jakarta dari
Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan Rp 41.655 untuk LRT Jakarta. Namun, dengan adanya subsidi, tarif yang
dibebankan kepada penumpang, yakni Rp 3.500 untuk transjakarta, Rp 14.000 untuk MRT Jakarta dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI,
dan Rp 5.000 untuk LRT Jakarta.

Hal tersebut sesuai dengan konsep yang sebelumnya dijelaskan, dimana pemerintah sebagai birokrat bertanggung jawab untuk
memberikan kemudahan pada seluruh kalangan masyarakat. Apabila tidak diberlakukan subsidi, tarif dari angkutan umum massal
tersebut sudah dipastikan tidak dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, sehingga masyarakat tidak mampu memenuhi
kebutuhannya untuk berpindah tempat. Namun, dengan adanya penerapan kebijakan subsidi, pemerintah telah mengurangi kemungkinan
adanya kegagalan pasar atas transportasi.
Kegagalan Pasar

3. Pembangunan dan/atau peningkatan akses pejalan kaki dari/ke angkutan umum (trotoar, jembatan
penyeberangan orang, terowongan penyeberangan dan penerangan jalan umum)

Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, akan dilakukan pengembangan kapasitas dan kualitas jalan yang
mempertimbangkan aksesibilitas masyarakat terhadap transportasi publik, dengan salah satu programnya berupa pembangunan
dan/atau peningkatan akses pejalan kaki dari/ke angkutan umum (trotoar, jembatan penyeberangan orang, terowongan penyeberangan
dan penerangan jalan umum).

Kualitas fasilitas pejalan kaki dari atau menuju transportasi umum pada beberapa lokasi dinilai belum optimal dalam mendorong
peralihan penggunaan ke moda transportasi umum. Oleh karena itu, pembangunan fasilitas pejalan kaki dan JPO akan dilakukan di ruas-
ruas jalan yang terhubung dengan transportasi umum massal seperti Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Halte
Transjakarta, dan Kereta Commuter yang bertujuan untuk mewujudkan mobilitas kawasan yang terintegrasi, mendorong peralihan ke
moda transportasi umum dan meningkatkan kenyaman pejalan kaki. Dengan adanya penerapan kebijakan pembangunan dan
peningkatan akses pejalan kaki dari/ke angkutan umum pemerintah telah memperluas cakupan pelayanan dan memastikan seluruh
masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses transportasi umum.
Kegagalan Pasar

4. Pembangunan Jalur Ganda (Double Track)

Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, akan dilakukan pembangunan dan pengembangan sistem angkutan umum massal
perkotaan berbasis rel yang menghubungkan wilayah Jabodetabek, dengan salah satu programnya berupa pembangunan jalur ganda (double
track).

Berdasarkan data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) jumlah penumpang KRL sepanjang 2017 mencapai 315,8 juta penumpang,
naik 12,55 persen dari tahun sebelumnya. Dengan demikian rata-rata ada sekitar 868 ribu penumpang/hari. Dapat dibayangkan kekacauan
yang timbul jika terjadi persoalan kapasitas penumpang terhadap moda transportasi umum tersebut bila hanya terdapat satu rel yang dapat
dilalui. Oleh karena itu, diberlakukan strategi kebijakan untuk meningkatkan kapasitas KRL Commuter Line salah satunya dengan
pembangunan jalur ganda.
Pendekatan Perencanaan
Comprehensive rationality Advocacy Planning
- Dilandasi keinginan untuk mencapai tujuan yang utuh, lengkap , - Merupakan strategi dari model perencanaan Decentralized
menyeluruh, dan terpadu Rationality
- Peramalan yang tepat serta ditunjang oleh sistem informasi yang - Peran perencana ialah memfasilitasi pengambilan keputusan
lengkap, handal dan rinci, serta pada tujuan jangka panjang yang didasari pada kepentingan rakyat

Incrementalism Communicative Action


Perencanaan dipandang sebagai kegiatan yang
- Rencana terpilah tidak ditunjang oleh penelaahan Mixed Scanning bersifat interpretasi, komunikasi, dan
serta evaluasi alternatif rencana secara menyeluruh
menggambarkan para perencana ditanam
- Hanya mempertimbangkan bagian umum yang
dalam jalinan komunitas, politik, dan pembuatan
berkaitan langsung saja dengan unsur yang
keputusan publik.
diprioritaskan
- Kurang komprehensif dan dianggap sebagai
penyelesaian jangka pendek

Mixed Scanning RITJ menggunakan Mixed Scanning


- Merupakan kombinasi dari komprehensif rasionalistik dengan disjointed incremental yaitu menekankan pada
penyederhanaan tujuan yang menyeluruh dengan cara sekilas dan memperdalam subsistem yang strategis dalam
kedudukan system yang menyeluruh
- Perencanaan mengacu pada kebijakan umum yang ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi/luas
- Dapat ditangani secara terpusat dan desentralisasi tergantung kebijaksanaan yang dibuat
Pendekatan Perencanaan
Sentralisasi Tidak sepenuhnya Applied Science
RITJ ditangani secara sentralisasi karena disusun oleh Tim RITJ tidak sepenuhnya berbasis applied science, karena
Penyusunan RITJ dan dikelola oleh Badan Pengelola terdapat uji publik pada proses penyusunannya dan
Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang bertanggung jawab adanya masukan dari berbagai organisasi
langsung kepada pemerintah pusat yaitu Kementerian (kementerian/lembaga) yang menjadikan RITJ terpengaruh
Perhubungan. oleh politik.

Bukti Melewati proses politis


Mengacu pada kebijakan yang lebih
umum Mixed Scanning RITJ merupakan sebuah rencana yang
sudah menjadi kebijakan sehingga
RITJ mengacu pada kebijakan umum yang pada RITJ dapat dikatakan sudah melewati
ditetapkan pada tingkat yang lebih tinggi/luas
proses politis, karena jika suatu
yaitu UUD 45, UU Penataan Ruang, dan UU
rencana murni applied science maka
sektoral terkait transportasi
rencana tersebut hanya akan menjadi
rancangan teknokratis

Mempertimbangkan hal umum dan fokus pada salah satu unsur yang strategis dalam kedudukan sistem
RITJ mempertimbangkan pembangunan dan pengembangan kawasan Jabodetabek dalam mendukung pembangunan nasional secara umum,
kemudian fokus terhadap transportasi yang dikaji secara komprehensif
Epistemologi Perencanaan
EPISTEMOLOGY PLANNING

epistēmē logia Make Choices Process Decision Making


KNOWLEDGE STUDY

The STUDY of KNOWLEDGE Formulating Arguments


The The
MEANS MEANS
What is of production of of production of
knowledge? RATIONALITY
KNOWLEDGE PLAN
How KNOWLEDGE
is produced?
INSTRUMENTAL COMMUNICATIVE
How do we know what we
know? Orientation Product Oriented Production Oriented
Substance Technocratic Democratic
What does it mean to say that we Means-End
know something? Implementation Fairness Oriented
Relationship

et cetera
Epistemologi Perencanaan
Pembahasan Contoh
Orientasi

Penyusunannya didasarkan pada pertimbangan yang


berbasis pasar, yakni berupa adanya nilai startegis
dari sistem transportasi jabodetabek
Substansi

Sasaran telah ditetapkan secara baku berdasarkan


pertimbangan yang ideal sehingga eksekutor
menerima sasaran tersebut sebagai suatu yang
given
Implementasi

Strategi, program, dan kegiatan sebagai alat untuk


mewujudkan sasaran telah dimuat. Namun
demikian, belum terdapat rincian cara dan proporsi
beban bagi eksekutor untuk melaksanakan
strategi/program/kegiatan tersebut

Epistemologi perencanaan yang dominan pada Hal ini terlihat dari penyusunannya yang product oriented,
Rencana Induk Transportasi Jabodetabek adalah susbtansi yang technocratic, dan implementasinya yang
Instrumental Rationality lebih berfokus pada means-end relationship
Kelemahan Proses Perencanan
Dalam proses perencanaan selalu terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari
bentuk proses yang dipilih. Proses penyusunan RITJ menggunakan Mixed Scanning.
Pendekatan ini berusahan menyempurnakan kekurangan dari teori inkremental yang
diarahkan pada teori rasional komprehensif. Meskipun begitu, teori yang digagas Amitai
Etzioni ini masih memiliki beberapa kelemahan di dalamnya.

Pengaruh Politis
Pendekatan ini berupaya untuk menggabungkan analisis yang dilakukan secara
komprehensif dengan masukkan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Pada pelaksanaannya hal ini dapat menyebabkan bias terhadap hasil analisis
yang telah dibuat sehingga rencana yang akhirnya tersusun belum tentu
merupakan alternatif terbaik. Meskipun RITJ ini mencakup wilayah
Jabodetabek, rencana yang disusun lebih menititkberatkan pada wilayah
DKI Jakarta.

Kemampuan Perencana
Pendekatan ini memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat keputusan
yang berbeda-beda. Pada pelaksanaannya diperlukan kemampuan
perencana yang sangat baik untuk melakukan penyusunan dari pendekatan
inkremental dan rasional komprehensif sesuai dengan porsi dari rencana yang
diperlukan. Hal ini menjadi penting agar tidak terjadi hilang fokus dalam
penyusunan rencana.
Kelemahan Proses Perencanan
Dalam proses perencanaan selalu terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari
bentuk proses yang dipilih. Proses penyusunan RITJ menggunakan Mixed Scanning.
Pendekatan ini berusahan menyempurnakan kekurangan dari teori inkremental yang
diarahkan pada teori rasional komprehensif. Meskipun begitu, teori yang digagas Amitai
Etzioni ini masih memiliki beberapa kelemahan di dalamnya.

Waktu Pelaksanaan
Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai “middle-ground” dari kedua
pendekatan yang telah disebutkan. Hal ini berimplikasi pada proses
penyusunan rencana yang lebih lama dibandingkan pendekatan
inkremental namun memiliki hasil yang tidak selengkap pendekatan rasional
komprehensif.

Penilaian Keluaran
Penilaian keluaran dari pendekatan ini akan lebih sulit untuk dilakukan. Hal
ini disebabkan perlu pemahaman dan penelusuran yang lebih kompleks untuk
memahami kekurangan yang dihasilkan rencana berasal dari pendekatan
rasional komprehensif atau pendekatan inkremental.
Peran Perencana sebagai Teknokrat
aktor : akademisi, pengamat tranpsortasi, operator transportasi

1
Mengumpulkan data
melalui survei primer, survei
sekunder
FUNGSI :
● Memposisikan rasionalitas yang
perencana sebagai teknokrat
mengambil posisi sebagai advisor bagi
para pengambil kebijakan dengan
hendak dibuat sebagai
pemenuhan kepentingan publik
● Mengartikulasikan kepentingan
2
masyarakat umum kepada sebuah
berporos kepada rasionalitas dan rasionalitas yang acceptable
Menganalisis Data
pertimbangan ilmiah. Informasi ● Mengkomunikasikan rasionalitas
dan kepentingan yang dibuat analisis data spasial, analisis tata
dimanfaatkan sebagai sebuah ruang, analisis transportasi, analisis
kepada aktor lain
landasan dalam membangun pembiayaan, analisis kelembagaan
kekuasaan dan kepentingan

3
Menyusun Naskah Akademik
untuk selanjutnya ditetapkan menjadi
peraturan perundang-undangan
Peran Perencana sebagai Advokat
aktor : akademisi, pengamat tranpsortasi, Pemerintah Daerah

1
Konsultasi Publik
Sebagai fasilitator dalam kegiatan-
FUNGSI kegiatan konsultasi publik rencana
● Mengajukan rasionalitas sebagai induk dengan berbagai stakeholder
argumen dalam memobilisasi dan
Peran ini menjembatani masyarakat menarik keberpihakan masyarakat
● Menjembatani pemahaman
terhadap hal-hal yang bersifat teknis dari
sebuah produk rencana. Selain itu
terdapat peran dalam melakukan
mobilisasi kekuatan dan potensi
rasionalitas masyarakat
● Menggunakan infrastruktur
kelembagaan yang ada sebagai
2
masyarakat untuk melakukan perlawanan media dalam melakukan advokasi
terhadap dominasi Pemerintah. Informasi ● Menggunakan tindakan-tindakan Survei Data Primer
dan proses komunikasi diperlakukan politik sebagai upaya memberi Mengetahui kebutuhan, persepsi,
sebagai usaha membangun pemahaman tekanan publik dan menarik dan preferensi masyarakat terkait
masyarakat dan counter-opinion terhadap dukungan dari kelompok lain perencanaan transportasi di
kebijakan yang merugikan masyarakat. ● Melakukan komunikasi dengan Jabodetabek
Kekuasaan didapatkan melalui mobilisasi pihak lain
kekuatan massa atau klaim dukungan
masyarakat.
3
Analisa Kondisi Saat ini
Menganalisa hasil data yang
didapatkan perihal kebutuhan,
persepsi, dan preferensi
masyarakat
Peran Perencana sebagai Birokrat
aktor : pemerintah pusat atau pemerintah daerah
1
Mendukung proses kemudahan
perizinan, sesuai dengan
kententuan peraturan perundang-
undangan

Perencana sebagai seorang birokrat


memiliki peran dalam menjaga
FUNGSI
● Menggunakan rasionalitas sebagai
landasan dalam membuat
2
kebijakan
stabilisasi organisasi dan jalannya ● Memperlakukan masyarakat Menjamin ruang partisipasi
roda pemerintahan. Informasi sebagai konstituen dan pihak yang
terkena kebijakan terbangun secara wajar dan sehat,
dimanfaatkan sebagai sebuah alat
dalam menjaga kepentingan dan ● Mengartikulasikan kepentingan sehingga masyarakat warga
publik dalam kebijakan yang semakin berperan optimal dalam
keberlangsungan organisasi. Peran ini dibuat mengeskpresikan kemampuannya
biasanya disertai oleh kekuasaan yang ● Memberi informasi kepada menjadi warga (civic competence)
datang secara formal dan legal kepada masyarakat tentang kebijakan
perencana. yang akan dibuat
● Melakukan komunikasi dengan
legislatif 3
menampilkan kekuatan civil society
dalam mengaktualisasikan posisi
tawar terhadap pemerintah dalam
penyelenggaraan urusan publik
DAFTAR PUSTAKA
• Aminah, S. (2016). Penataan transportasi publik-privat dan pengembangan aksesibilitas masyarakat. Pusat
Penerbitan dan Percetakan Unair, Airlangga University Press.
• Kompas.com - "Pemangkasan Subsidi dan Jaminan Tak Berubahnya Tarif Transjakarta, MRT, LRT“
• Tirto.id - " Kenapa Warga Jabodetabek Sulit Beralih ke Transportasi Umum?”
• Beritagar.id - "Jalur dua rel ganda Manggarai-Cikarang selesai 2020”

Anda mungkin juga menyukai