15416025 Martha Jesica S Mendrofa 15416037 Chika Ramdhani Nurindah Sari 15416045 Muhammad Nomidhia Ikhsanul
15416029 Rifqi M Syahrial A 15416039 Mochamad Primasakti Satyagraha 15416047 Gabriel Bagas Hertanto Merung
15416033 Azka Gunawan Hanifa 15416041 Fajar F S Kartasasmita 15416051 Gabriella Mayang Larasati
03 Kegagalan Pasar
04 Pendekatan Perencanaan
05 Epistemologi Perencanaan
07 Peran Perencana
Apa itu RIT Jabodetabek?
Pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Perpres RI no. 55 tahun
Presiden
• Non-Rivalry
• Non-excludability
Public Goods dalam RIT Jabodetabek
Transportasi Perkotaan yang diatur:
Di dalam RIT Jabodetabek public goods yang ➢ BRT
diatur didalamnya memenuhi transportasi ➢ Kereta api dan sistem perkeretaapian
perkotaan yang dirumuskan dalam 5 dari 9 pilar ➢ Jalan, trotoar, jembatan penyebrangan
kebijakan pengembangan transportasi, yaitu: ➢ Sistem dan simpul transportasi udara
➢ Sistem dan simpul transportasi perairan
Pengembangan jaringan
Pengembangan sistem Pengembangan
prasarana transportasi
transportasi perkotaan transportasi perkotaan
perkotaan
berbasis rel yang ramah lingkungan
WEBER Negara memiliki kemampuan untuk menentukan dan merumuskan agenda yang tidak ditentukan
1843 oleh kepentingan individu dan privat, kemampuan itu disebut otonomi negara.
Otonomi yang dilakukan aparatur negara, dan fungsi yang dijalankan negara harus dapat digunakan
CARNOY untuk memulihkan ketidaksempurnaan atau inefisiensi pasar. Termasuk menghadapi masalah
1984 kelangkakaan penyediaan barang untuk publik.
Ketidaksempurnaan pasar tampak dari kesenjangan sosial, redistribusi sumber daya, kesehatan,
CAPORASO pendidikan, dan juga transportasi. Dimana campur tangan pemerintah melalui keputusan atau
1996
kebijakan politik adalah untuk memperbaiki pasar yang telah menjalankan fungsinya tidak sempurna.
Pasar sebagai tempat terjadinya konsep supply-demand, termasuk dalam hukum pasar dimana
MARSHALL terjadi interaksi antara faktor mekanisme pasar (sebagai komponen ekonomi) dan faktor kebijakan
1890
pemerintah (komponen politik) dan perubahan sosial (komponen sosial)
Kegagalan Pasar
Dari teori yang disebutkan Dalam sejarah pembangunan transportasi, Salah satu bentuk kontrol dari
sebelumnya, salah satu contoh negara membuat regulasi untuk melayani pemerintah ini dengan menerbitkan
terjadinya kegagalan pasar adalah kebutuhan warga negaranya. Regulasi yang Peraturan Presiden Republik Indonesia
disaat adanya kesenjangan dibuat oleh pemerintah dalam pembangunan Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana
ketersediaan transportasi bagi transportasi massal adalah pengaturan yang Induk Transportasi (RIT) Jabodetabek.
masyarakat. Dan pemerintah bersifat teknis seperti pengaturan penggunaan Dari bunyi visi RIT yang berbunyi
bertanggung jawab untuk jalan, pembatasan penggunaan kendaraan “mewujudkan pembangunan,
mengatur hal tersebut. Seperti bermotor, fasilitas park and ride, dll. Penetapan pengembangan, dan pengoperasian
contoh sederhananya dengan tsb dilakukan untuk menciptakan kondisi lalu transportasi Jabodetabek dalam rangka
melakukan pemerataan akses lintas yang nyaman, aman dan tertib. Selain itu integrasi pelayanan transportasi yang tertib,
transportasi bagi masyarakat, ruang jalan juga dianggap sebagai ruang publik lancar, efektif, efisien, aman, selamat,
sehingga supply akan setara muncul sebagai bagian dari civil society, sebagai nyaman, dan terjangkau oleh masyarakat
dengan demand dari masyarakat. ranah tempat terjadinya pertukaran komoditas tanpa dibatasi oleh wilayah administratif”,
dan kerja sosial yang diatur oleh kaidah-kaidah mencerminkan usaha Pemerintah untuk
tersendiri. Dimana kontrol dari ruang publik ini melayani kebutuhan warganya dan
didominasi oleh negara. mencegah adanya kegagalan pasar
dalam konteks transportasi.
Kegagalan Pasar
2. Pemberian Subsidi dan Public Service Obligation (PSO) Angkutan Umum Massal
Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, akan dilakukan pemberian subsidi dan penerapan PSO pada angkutan umum massal
yaitu Transjakarta, MRT dan LRT. Tarif sebenarnya tanpa subsidi sebesar Rp 13.522 untuk Transjakarta, Rp 31.659 untuk MRT Jakarta dari
Lebak Bulus sampai Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan Rp 41.655 untuk LRT Jakarta. Namun, dengan adanya subsidi, tarif yang
dibebankan kepada penumpang, yakni Rp 3.500 untuk transjakarta, Rp 14.000 untuk MRT Jakarta dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI,
dan Rp 5.000 untuk LRT Jakarta.
Hal tersebut sesuai dengan konsep yang sebelumnya dijelaskan, dimana pemerintah sebagai birokrat bertanggung jawab untuk
memberikan kemudahan pada seluruh kalangan masyarakat. Apabila tidak diberlakukan subsidi, tarif dari angkutan umum massal
tersebut sudah dipastikan tidak dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat, sehingga masyarakat tidak mampu memenuhi
kebutuhannya untuk berpindah tempat. Namun, dengan adanya penerapan kebijakan subsidi, pemerintah telah mengurangi kemungkinan
adanya kegagalan pasar atas transportasi.
Kegagalan Pasar
3. Pembangunan dan/atau peningkatan akses pejalan kaki dari/ke angkutan umum (trotoar, jembatan
penyeberangan orang, terowongan penyeberangan dan penerangan jalan umum)
Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, akan dilakukan pengembangan kapasitas dan kualitas jalan yang
mempertimbangkan aksesibilitas masyarakat terhadap transportasi publik, dengan salah satu programnya berupa pembangunan
dan/atau peningkatan akses pejalan kaki dari/ke angkutan umum (trotoar, jembatan penyeberangan orang, terowongan penyeberangan
dan penerangan jalan umum).
Kualitas fasilitas pejalan kaki dari atau menuju transportasi umum pada beberapa lokasi dinilai belum optimal dalam mendorong
peralihan penggunaan ke moda transportasi umum. Oleh karena itu, pembangunan fasilitas pejalan kaki dan JPO akan dilakukan di ruas-
ruas jalan yang terhubung dengan transportasi umum massal seperti Moda Raya Terpadu (MRT), Lintas Raya Terpadu (LRT), Halte
Transjakarta, dan Kereta Commuter yang bertujuan untuk mewujudkan mobilitas kawasan yang terintegrasi, mendorong peralihan ke
moda transportasi umum dan meningkatkan kenyaman pejalan kaki. Dengan adanya penerapan kebijakan pembangunan dan
peningkatan akses pejalan kaki dari/ke angkutan umum pemerintah telah memperluas cakupan pelayanan dan memastikan seluruh
masyarakat mendapat kemudahan dalam mengakses transportasi umum.
Kegagalan Pasar
Berdasarkan RIT Jabodetabek 2019-2029, akan dilakukan pembangunan dan pengembangan sistem angkutan umum massal
perkotaan berbasis rel yang menghubungkan wilayah Jabodetabek, dengan salah satu programnya berupa pembangunan jalur ganda (double
track).
Berdasarkan data PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) jumlah penumpang KRL sepanjang 2017 mencapai 315,8 juta penumpang,
naik 12,55 persen dari tahun sebelumnya. Dengan demikian rata-rata ada sekitar 868 ribu penumpang/hari. Dapat dibayangkan kekacauan
yang timbul jika terjadi persoalan kapasitas penumpang terhadap moda transportasi umum tersebut bila hanya terdapat satu rel yang dapat
dilalui. Oleh karena itu, diberlakukan strategi kebijakan untuk meningkatkan kapasitas KRL Commuter Line salah satunya dengan
pembangunan jalur ganda.
Pendekatan Perencanaan
Comprehensive rationality Advocacy Planning
- Dilandasi keinginan untuk mencapai tujuan yang utuh, lengkap , - Merupakan strategi dari model perencanaan Decentralized
menyeluruh, dan terpadu Rationality
- Peramalan yang tepat serta ditunjang oleh sistem informasi yang - Peran perencana ialah memfasilitasi pengambilan keputusan
lengkap, handal dan rinci, serta pada tujuan jangka panjang yang didasari pada kepentingan rakyat
Mempertimbangkan hal umum dan fokus pada salah satu unsur yang strategis dalam kedudukan sistem
RITJ mempertimbangkan pembangunan dan pengembangan kawasan Jabodetabek dalam mendukung pembangunan nasional secara umum,
kemudian fokus terhadap transportasi yang dikaji secara komprehensif
Epistemologi Perencanaan
EPISTEMOLOGY PLANNING
et cetera
Epistemologi Perencanaan
Pembahasan Contoh
Orientasi
Epistemologi perencanaan yang dominan pada Hal ini terlihat dari penyusunannya yang product oriented,
Rencana Induk Transportasi Jabodetabek adalah susbtansi yang technocratic, dan implementasinya yang
Instrumental Rationality lebih berfokus pada means-end relationship
Kelemahan Proses Perencanan
Dalam proses perencanaan selalu terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari
bentuk proses yang dipilih. Proses penyusunan RITJ menggunakan Mixed Scanning.
Pendekatan ini berusahan menyempurnakan kekurangan dari teori inkremental yang
diarahkan pada teori rasional komprehensif. Meskipun begitu, teori yang digagas Amitai
Etzioni ini masih memiliki beberapa kelemahan di dalamnya.
Pengaruh Politis
Pendekatan ini berupaya untuk menggabungkan analisis yang dilakukan secara
komprehensif dengan masukkan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Pada pelaksanaannya hal ini dapat menyebabkan bias terhadap hasil analisis
yang telah dibuat sehingga rencana yang akhirnya tersusun belum tentu
merupakan alternatif terbaik. Meskipun RITJ ini mencakup wilayah
Jabodetabek, rencana yang disusun lebih menititkberatkan pada wilayah
DKI Jakarta.
Kemampuan Perencana
Pendekatan ini memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat keputusan
yang berbeda-beda. Pada pelaksanaannya diperlukan kemampuan
perencana yang sangat baik untuk melakukan penyusunan dari pendekatan
inkremental dan rasional komprehensif sesuai dengan porsi dari rencana yang
diperlukan. Hal ini menjadi penting agar tidak terjadi hilang fokus dalam
penyusunan rencana.
Kelemahan Proses Perencanan
Dalam proses perencanaan selalu terdapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari
bentuk proses yang dipilih. Proses penyusunan RITJ menggunakan Mixed Scanning.
Pendekatan ini berusahan menyempurnakan kekurangan dari teori inkremental yang
diarahkan pada teori rasional komprehensif. Meskipun begitu, teori yang digagas Amitai
Etzioni ini masih memiliki beberapa kelemahan di dalamnya.
Waktu Pelaksanaan
Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai “middle-ground” dari kedua
pendekatan yang telah disebutkan. Hal ini berimplikasi pada proses
penyusunan rencana yang lebih lama dibandingkan pendekatan
inkremental namun memiliki hasil yang tidak selengkap pendekatan rasional
komprehensif.
Penilaian Keluaran
Penilaian keluaran dari pendekatan ini akan lebih sulit untuk dilakukan. Hal
ini disebabkan perlu pemahaman dan penelusuran yang lebih kompleks untuk
memahami kekurangan yang dihasilkan rencana berasal dari pendekatan
rasional komprehensif atau pendekatan inkremental.
Peran Perencana sebagai Teknokrat
aktor : akademisi, pengamat tranpsortasi, operator transportasi
1
Mengumpulkan data
melalui survei primer, survei
sekunder
FUNGSI :
● Memposisikan rasionalitas yang
perencana sebagai teknokrat
mengambil posisi sebagai advisor bagi
para pengambil kebijakan dengan
hendak dibuat sebagai
pemenuhan kepentingan publik
● Mengartikulasikan kepentingan
2
masyarakat umum kepada sebuah
berporos kepada rasionalitas dan rasionalitas yang acceptable
Menganalisis Data
pertimbangan ilmiah. Informasi ● Mengkomunikasikan rasionalitas
dan kepentingan yang dibuat analisis data spasial, analisis tata
dimanfaatkan sebagai sebuah ruang, analisis transportasi, analisis
kepada aktor lain
landasan dalam membangun pembiayaan, analisis kelembagaan
kekuasaan dan kepentingan
3
Menyusun Naskah Akademik
untuk selanjutnya ditetapkan menjadi
peraturan perundang-undangan
Peran Perencana sebagai Advokat
aktor : akademisi, pengamat tranpsortasi, Pemerintah Daerah
1
Konsultasi Publik
Sebagai fasilitator dalam kegiatan-
FUNGSI kegiatan konsultasi publik rencana
● Mengajukan rasionalitas sebagai induk dengan berbagai stakeholder
argumen dalam memobilisasi dan
Peran ini menjembatani masyarakat menarik keberpihakan masyarakat
● Menjembatani pemahaman
terhadap hal-hal yang bersifat teknis dari
sebuah produk rencana. Selain itu
terdapat peran dalam melakukan
mobilisasi kekuatan dan potensi
rasionalitas masyarakat
● Menggunakan infrastruktur
kelembagaan yang ada sebagai
2
masyarakat untuk melakukan perlawanan media dalam melakukan advokasi
terhadap dominasi Pemerintah. Informasi ● Menggunakan tindakan-tindakan Survei Data Primer
dan proses komunikasi diperlakukan politik sebagai upaya memberi Mengetahui kebutuhan, persepsi,
sebagai usaha membangun pemahaman tekanan publik dan menarik dan preferensi masyarakat terkait
masyarakat dan counter-opinion terhadap dukungan dari kelompok lain perencanaan transportasi di
kebijakan yang merugikan masyarakat. ● Melakukan komunikasi dengan Jabodetabek
Kekuasaan didapatkan melalui mobilisasi pihak lain
kekuatan massa atau klaim dukungan
masyarakat.
3
Analisa Kondisi Saat ini
Menganalisa hasil data yang
didapatkan perihal kebutuhan,
persepsi, dan preferensi
masyarakat
Peran Perencana sebagai Birokrat
aktor : pemerintah pusat atau pemerintah daerah
1
Mendukung proses kemudahan
perizinan, sesuai dengan
kententuan peraturan perundang-
undangan