Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LITERATUR RIVIEW

A. Pengertian PUEBI
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 2015. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang direvisi pada tahun 1987.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyiujaran dan hubungan
antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam satu bahasa).
Secara teknis ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca
(Arifin, 2008:164).
Menurut Suryanto (2011:90)ejaan adalah ilmu yang mempelajari tentang
ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan perantara lambang-
lambang atau gambar-gambar bunyi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ejaan dalah
segala bentuk aturan terkait penulisan tata bahasa dalam bahsa indonesia.

B. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti urutan huruf. Abjad yang
digunakan dalam ejaan bahsa indonesia terdiri atas huruf-huruf berikut yang
diurutkan dari a sampai z. Nama huruf disertakan di sebelahnya.

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama


A a a J j je S es
B b be K k ka T te
C c ce L l el U u
D d De Mm em V ve
E e e N n en W we
F f ef O o o X ex
G g ge P p pe Y ye
H h ha Q q ki Z Zet
I i i R r er
2. Huruf vokal
Huruf yang melambangkan vokal, dalam bahsa Indonesia huruf vokal terdiri dari:
a,e,i,o,dan u
Cara Pemakaian
Huruf di depan di tengah di belakang
A api Padi lusa
E enak Serat sore
I indah biru murni
O oleh kota radio
U udang turis Waktu
Catatan:
*Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.
Contohnya:
Kakak suka menonton film seri (seri).
Pertandingan sepakbola emarin berakhir seri.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa indonesia, terdiri atas huruf-
huruf b, c ,d ,f ,g ,h ,j ,k ,l ,m ,n ,p ,q ,r ,s ,t ,v ,w ,x ,y , z
Contoh Pemakaian
Huruf
di depan di tengah di belakang
b bahasa sebut adab
c cakap kaca -
d dua ada abad
f fakir kafan maaf
g guna tiga gudeg
h hari saham tuah
j jalan manja mikraj
k* paksa rakyat* bapak*
l lekas alsa akal
m maka kami diam
n nama tanah daun
p pasang apa siap
q** Quran status-quo Taufiq
r raih bara putar
s sampai asli tangkas
t tali mata rapat
V varia lava -
w** wanita hawa -
X xerox - sina-x
y yakin payung -
z zeni lazim juz
Keterangan:
*Huruf k melambangkan bunyi hamzah.
**Huruf q dan x khusus dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox) dan
keprluan ilmu (seperti statud quo dan sinar-x).

4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au,
dan oi.
Huruf Contoh Pemakaian Dalam Kata
Diftong Posisi awal Posisi tengah Posisi akhir
Ai ain malaikat pandai
Au Aula saudara Harimau
Oi - boikot amboi

5. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan
satu bunyi konsonan.
Gabungan Contoh Pemakaian dalam Kata
Huruf
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Konsonan
kh khusus akhir tarikh
ng ngilu bangun senang
ny nyata banyak -
Sy syarat isyarat arsy
Catatan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
6. Huruf Kapital
a. Huruf kapital atau hururf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
c. Huruf kapital kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan
yang berhubungna dengan agama, kitab suci dan Tuhan, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
d. 1).Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
ketururnan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
2).huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
ketururnan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
e. 1).Hururf kapital dipakai sebagai hururf pertama unsur nama jabatan yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai
pengganti nama orang tertentu.

2).Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama instansi
yang merujuk kepad abentuk lengkapanya.

3).Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat
tertentu.

f. Huruf kapital dipakai sebagai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
g. Huruf tidak kapital dipakai sebagai hururf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau sebutan ukuran.
h. Hururf kapital dipakai sebagai hururf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
raya.
i. Huruf kapital dipakai sebagai hururf pertama unsur-unsur nama diri geograpi
j. Hururf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,
kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
k. Hururf kapital dipakai sebgaai hururf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi,lembaga ketatanegaraan,
badan, dan dokumen resmi, dan judul karangan.
l. Hururf kapital dipakai sebagai hururf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah surat kabar, dan
makalah, kecu;ai kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
m. Hururf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
n. Huruf kapital dipakai sebgaia huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan.
p. Huruf kapital diapakai sebagai huruf pertama pada kata seperti keterngan,
catatan, adan misalnya yang didahului oleh penyataan lengkap dan diikuti oleh
paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.
7. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contohnya: Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
Catatan: Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk
dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan
tanda petik.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contohnya: Huruf pertama kata abad adalah a.
c. 1). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
yang bukan bahsa Indonesia.
Contohnya: nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia mangostana

2). Ungkapan asing yang telas diserap ke dalam bhasa Indonesia penulisannya
diperlukan sebagai kata Indoensia.

Contohnya: Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.


Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring digarisbawahi.

8. Huruf Tebal
a. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
b. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata; untuk keperluan
itu digunakan huruf miring.
c. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan sublema
serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
C. Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai kestauan.
Contohnya: Buku itu sangat menarik
2. Kata Turunan
a. 1).Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Contohnya: berjalan, dipermainkan, kemauan, menengok, lukisan.
2).Imbuhan dirangkai dengan tanda hubung jika ditambahkan pada bentuk
singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indonesia.
b. Jika dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata yang mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan
kaa itu ditulis serangkai.
Catatan:
1. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf
kapital, tanda hubung (-) digunakan di antara kedua unsur itu.
Contohnya: non-Indonesia
2. Jika kata maha sebagai unsur gabungan merujuk kepada Tuhan yang
diikuti oleh kata berimbuhan, gabungan itu ditulis terpisah dan
unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.
Contohnya: kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.
3. Jika kata maha, sebagai unsur gabungan, merujuk kepada Tuhan dan
diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa, gabungan itu ditulis
serangkai.
Contohnya: Tuhan Yang Mahakuasa menetukan hidup kita.
4. Bentuk-bentuk terikat dari bahsa asing yang diserap ke dalam bahsa
Indoensia, seperti pro, kontra, dananti, dapat digunakan sebagai
bentuk dasar.
Contohnya: Mereka memperlihatkan sikap anti terhadap kejahatan.
5. Kata tak sebagai unsur gabungan dalam peristilahan ditulis
serangkai dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetap
ditulisterpisah jika diikuti oleh bentuk berimbuhan.
Contohnya: taktembus cahaya, tak bersuara.
3. Bentuk Ulang
a. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung diantara unsur-
unsurnya.
Contohnya: anak-anak, mata-mata.
Catatan:
1). Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur pertama saja.
Contohnya:
kapal barang: kapal-kapal barang
2). Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya adjektiva dituliskan
dengan mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang
berbeda.
Contohnya:
Orang besar: Orang-orang besar
Orang besar-besar
b. Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang.
Contohnya:
kekanak-kanakan
dibesar-besarkan
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan
khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kulaih.
4. Gabungan Kata
a. Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk
menegaskan pertalian unsur bersangkutan.
c. Gabungan kata yang dirasa sudah padu benar ditulis serangkai.
5. Suku Kata
a. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakuka sebagai berikut.

b. Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran, atau partikel dilakukan di antara


bentuk dasar dan imbuhan atau partikel itu.
c. Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satunya itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-
unsur itu. Tiap-tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar.
d. Nama orang, atau badan hukum, atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur
atau lebih dipenggal pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa tanda
pisah). Unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.
6. Kata Depan di, ke dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada
dan daripada.
Contohnya:
Bermalam sajalah di sini
Mari kita berangkat ke sekolah
Kalung itu terbuat dari perak
Kata-kata yang di bawah ini ditulis serangkai
Kepadanya, daripada, keluar, kemari, kesampingkan.
7. Partikel
a. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Siapakah gerangan dia?
b. Partikel pun ditu;is terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contohnya:
Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah main ke rumahku.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
c. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Contohnya:
Harga kain itu Rp45.000,00 per meter.
Catatan:
Partikel per dalam bilangan pecahan yang ditulis dengan huruf
dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.
8. Singkatan dan Akronim
a. Sinkatan ialah bentuk singkat yang terdiri dari atas satu huruf atau lebih.
1). Singkatan nama orang, nama gelar, nama sapaan, jabatan, atau
pangkatdiikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan.
2). Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
oraganisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf
awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik
3). a). Singkatan yang berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
b). Singkatan gabungan kata yang terdiri atsa tiga huruf diakhiri dengan
tanda titik
4). Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam
surta menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
5). Lembaga kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang tidak diikuti tanda dengan titik.
b. AkrobilNGnim ialah sngkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan
sebagai sebuah kata.
1). Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
2). Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberpa unsur ditulis dengan
huruf awal kapital.
3). Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
ditulis dengan huruf kecil.
9. Angka dan Bilangan
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai lambang
bilangan atau nomor. Didalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka
romawi.
a. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecualijika bilangan itu dipakai secara berurutan sepertian dalam
rincian atau paparan.
b. Bilangan pada awal kalimat ditu;is dengan huruf, jika lebih dari dua kata,
susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat di tulis dengan huruf itu
tidak ada pada awal kalimat.
c. Angka yang menunjukan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian supaya
mudah dibaca.
d. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang berat, luas, dan isi; satuan
waktu; nilai uang; dan jumlah.
e. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, nomor rumah, apartemen,
atau kamar.
f. Angka digunakan untuk memori bagian karangan atau ayat kitab suci.
g. Penulisan bilangan dengan huruf.
h. Penulisan bilangan tingkat.
i. Penulisan bilangan yang dapat akhiran –an
j. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
(kecuali di dalam dokument resmi seperti akta atau kuitansi).
k. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
Kata ganti ku-, dan kau-, ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -
mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contohnya:
Buku inin boleh kaubaca.
Catatan: kata-kata ganti itu (-ku, -mu, dan -nya) dirangkaikan dengan tanda hubung
apabila digabung dengan bentuk yang berupa singkatan atau kata yang diawali
dengan huruf kapital, seperti: KTP-mu
11. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
Siti mematuhi perintah sang kakak.
Catatan: huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital apabila di peruntukkan
untuk nama.
D. Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda Titik
2. Tanda Koma
3. Tanda Titik Koma
4. Tanda Titik Dua
5. Tanda Hubung
6. Tanda Pisah
7. Tanda Tanya
8. Tanda Seru
9. Tanda Elipsis
10. Tanda Petik
11. Tanda Petik Tunggal
12. Tanda Kurung
13. Tanda Kurun Siku
14. Tanda Garis Miring
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof
E. Penulisan Unsur
Bahasa Indonesia menyerap dari perlbagai bahasa, baik dari bahsa daerah
maupun bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, Inggris. Unsur
serpan dalam bahasa Indonesia dpat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama,
unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, seperti
reshuffle, cock, dan shuttle. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi cara pengucapan dan penulisannya mash mengikuti cara asing. Kedua, asing yang
penulisan dan pengucapannya disesuiakan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal
itu, diusahakan ejaannya disesuaikan dengan Pedoman Umum Pembentukan Istilah
Edisi Ketiga agar bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
asalnya.
F. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahsa melayu yang dijadikan sebagai bahs aresmi
Republik Indonesia dan bahsa persatuan bangsa Indoensia. Bahasa Indonesia diremikan
penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari
sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Timur Leste, bahasa
Indoensia bersatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahsa Indonesia adalah salah satu dari banyak
ragam bahsa Melayu. Dasar yang digunakan bahsa Indonesia adalah bahasa Melayu
Riau (wilayah Kepulauan Riau) dari abad ke-19. Penamaan bahsa Indonesia diawali
sejak dicanangkannya Sumpag Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
imperialisme bahasa apabila nama bahasa Mmelayu tetap digunakan.
Bahasa Indonesia adlah bahasa yang mudah dipahami, sehingga lebih dari 90%
warga Indoensia mudah untuk menuturkannya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu.
Meskipun demikian, bahasa Indoensia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan
tinggi, di media massa, sastra, perangkat lunak, sehingga dapatlah dikatakan bahawa
bahsa Indonesia digunakan semua warga Indonesia.

G. Tata Bahasa
Tata bahasa Indonesia adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang
mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang
mempelajari bahasa yaitu linfuistik. Tata bahasa Iindonesia telah diatur dalam buku
Tata Bahasa Baku Bahsa Indonesia Indoensia (TBBBI).
Gambaran umum dari tata bahasa, antara lain:
1. Pembentukan kata dilihat dari afikasi (penghimbuhan) dan reduplikasi
(pengulangan).
2. Sarana-sarana dari tingkat leksikal maupun di tingkat gramatikal dapat
digunakan untuk menyatakan arti.
3. Satuan sintaksis bersifat senyawa.
4. Jalinan tingkat gramatikal dan leksikal yang perlu diperhatikan.
a. Sistem Gramatikal Bahsa Indonesia
Tingkat-tingkat struktur gramatikal bahsa indonesia dimulai dari bawah
ke atasa, yaitu:
1). Ciri-ciri morfem: meliputi morfem akar, morfem bebas dan terikat,
dan penjenisan morfem secara gramatikal.
2). Ciri-ciri kata: meliputi kata penuh dan kata tugas, kata akar, dan kata
turunan.
3.)hubungan kata dalam setiap segmentasi kalimat.
Tipe-tipe struktur kalimat, dalam segmentasi kalimat.
b. Tata Bahasa Modern
1). Fonetik atau fonetika adalah bagian ilmu dalam linguistik yang
mempelajari atau menyelidiki bunyi bahasa yang diproduksi oleh
manusia tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna
dalam suatu bahasa.
2). Fonologiadalah ilmu tentang perbendaharaan bunyi-bunyi (fonem)
bahsa dan distribusinya.
3). Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-
satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.
4). Sintaks adalah ilmu mengenai prinsip dan perturan untuk membuat
kalimat dalam bahasa alami.
5). Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari arti atau makna
yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi
lain.
c. Penulisan Artikel Karya Ilmiah
1). Format Penulisan
2). Pilihan Kata (Diksi)
3). Kalimat Efektif
4). Paragraf
5). Pedoman Penulisan
Referensi

Drs. Suparlan. 2014. Panduan Lenkap Ejaan Yang Disempurnakan. Edisi Pertama. Yogyakarta:

Pustakabarupress.

Anda mungkin juga menyukai