(PUEBI)
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan, misalnya :
S.H.sarjana hukum S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra M.A. master of arts
M.Hum. magister humaniora M.Si. magister sains K.H. kiai haji
a. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
Misalnya:
Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia.
Kata et dalam ungkapan ora et labora berarti ‘dan’.
b. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Misalnya :
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh bahasa standar dan nonstandar, ratusan bahasa
daerah,dan ditambah beberapa bahasa asing, membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa.
Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut .
1.1.1 Latar Belakang
Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan
munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga
terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa
Indonesia.
1.1.2 Masalah
Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap bahasa-bahasa
yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan
bahasa yang diambil.
B. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar 4. Gabungan Kata
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: a. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,
Kantor pajak penuh sesak. termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Misalnya :
Saya pergi ke kampus. duta besar model linear
Buku itu sangat tebal kambing hitam persegi panjang
b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian
2. Kata Berimbuhan
ditulis dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan
unsur-unsurnya, misalnya :
dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
Misalnya:
c. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis
berjalan
terpisah jika mendapat awalan atau akhiran, misalnya :
Perbaikan
bertepuk tangan
b. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang
menganak sungai
mengikutinya.
Infrastruktur
Kontraindikasi
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-)
diantara unsur-unsurnya, misalkan :
kuda-kuda kura-kura
lauk-pauk berjalan-jalan
mondar-mandir mencari-cari
5. Kata Depan b. (i) Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
yang mengikutinya, misalnya : organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital
Di mana dia sekarang? tanpa tanda titik. Misalnya :
Saya pergi ke sana mencarinya PPI Politeknik Perkeretaapian Indonesia
6. Partikel (ii) Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda
a. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata titik. Misalnya:
yang mendahuluinya. Misalnya: hlm. halaman
Bacalah buku itu baik-baik! dll. dan lain-lain
Apakah yang tersirat dalam surat itu? dsb. dan sebagainya
b. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis (iii) Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai dalam
terpisah dari kata yang mengikutinya, misalnya : surat- menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya :
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu. a.n. atas nama
Harga kain itu Rp50.000,00 per meter. s.d. sampai dengan
Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari
7. Singkatan dan Akronim
a. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang-
kat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan
itu. Misalnya:
A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
A.Md. KA Ahli Madya Kereta Api
C. PEMAKAIAN TANDA BACA
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya:
I. Dampak Perekonomian Indonesia di masa pandemik
A. Ekonomi Mikro
1. Kondisi
2. Strategi
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
c. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Misalnya:
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta:Gramedia.
Lanjutan.....
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan
Satu, dua, ... tiga!
b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk
(setara)
Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya
Kalau diundang, saya akan datang.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan peng- hubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan
demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian
Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
Lanjutan......
3. Tanda Titik Koma (;) 5. Tanda Hubung (-)
Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. a. Tanda hubung dipakai untuk menyambung
Misalnya: tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyam- bung huruf dalam
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
kata yang dieja satu-satu. Misalnya : 11-11-
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
2013
(2) berijazah sarjana S-1;
b. Tanda hubung dipakai untuk merangkai,
(3) berbadan sehat; dan
misalnya :
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
a) ke- dengan angka (peringkat ke-2);
b) angka dengan –an (tahun 1950-an);
4. Tanda Titik Dua (:) c) kata atau imbuhan dengan singkatan yang
berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP,
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang di-SK-kan);
diikuti pemerincian atau penjelasan. Misalnya : d) kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya,
Kita membutuhkan alat perlindungan diri seperti : helm, safety shoes, atas rah- mat-Mu);
sarung tangan. c. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang bahasa Indo- nesia dengan unsur bahasa daerah
memerlukan pemerian, misalnya : atau bahasa asing. Misalnya :
Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi di-back up
Pemandu : Abdul Gani, M.Hum. me-recall
Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd. di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)
Lanjutan......
1. Carilah artikel, jurnal, atau karya tulis Ilmiah dengan kurang lebih 500 kata.
2. Analisalah masing-masing hasil pencarian anda dalam unsur yang terkandung dalam PUEBI 2015
3. Dikerjakan secara berkelompok (6 kelompok terdiri 4 orang) kemudian minggu depan dipresentasikan
masing-masing taruna/i dengan durasi waktu 20 menit