Anda di halaman 1dari 26

Ragam dan laras Bahasa

Dalam Penggunaan Bahasa


Baku

Edi Nyoto Setyo M. M.Pd


Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

 Mampu mengidentifikasi ragam dan laras bahasa


 Mampu memahami ragam dan laras bahasa
 Mampu memahami dan menggunakan bahasa baku
 Mampu mengaplikasikan ragam dan laras bahasa dalam bidang sosial, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi
RAGAM DAN
LARAS BAHASA Menurut Dendy Sugono (1999 : 9),
bahwa sehubungan dengan pemakaian
bahasa Indonesia, timbul dua masalah
pokok, yaitu masalah penggunaan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa baku dan tidak baku
bahasa menurut pemakaian, yang
berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan,
serta menurut medium pembicara
(Bachman, 1990).
Ciri-ciri Ragam Lisan dan Tulis
Ragam Lisan Ragam Tulis
1. Memerlukan orang kedua/teman 1. Tidak memerlukan orang
bicara; kedua/teman bicara;
2. Tergantung situasi, kondisi, 2. Tidak tergantung kondisi, situasi
ruang & waktu; & ruang serta waktu;
3. Tidak harus memperhatikan 3. Harus memperhatikan unsur
unsur gramatikal, hanya perlu gramatikal Ciri-ciri ragam lisan
intonasi serta bahasa tubuh dan ragam tulis
Kelebihan ragam lisan dan tulis
KELEBIHAN :
Ragam lisan KELEBIHAN :
1. Dapat disesuaikan dengan situasi; Ragam tulis
2. Faktor efisiensi; 1. Informasi yang disajikan bisa dipilih
3. Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan untuk dikemas sebagai media atau
unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan materi yang menarik dan
agar pendengar mengerti apa yang dikatakan menyenangkan.
seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara;
2. Umumnya memiliki kedekatan budaya
4. Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi dengan kehidupan masyarakat.
pendengar terhadap apa yang dibicarakannya;
5. Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang
3. Sebagai sarana memperkaya kosakata.
memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan 4. Dapat digunakan untuk menyampaikan
oleh penutur; maksud, membeberkan informasi atau
6. Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan mengungkap unsur-unsur emosi
pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, sehingga mampu mencanggihkan
visual dan kognitif. wawasan pembaca
Kekurangan ragam lisan dan tulis
Ragam Lisan
a. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap;
b. bahkan terdapat frase-frase sederhana;
c. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat;
d. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik;
e. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak
formal

Ragam Tulis
f. penggunaan tanda bahasa;
g. ekspresi penuturnya;
h. penggunaan huruf capital;
i. kesalahan yang di tulisnya;
j. makna yg di kandungnya
Faktor timbulnya ragam bahasa

Faktor Faktor
Budaya Demografi

Faktor
Sejarah
Macam Ragam Bahasa
• Ragam Bahasa Ditinjau dari • Ragam Bahasa untuk Kegiatan
Penutur dan Pemakaian Bahasa Ilmiah
ragam bahasa berdasarkan penutur Ragam bahasa yang digunakan untuk
bahasa dapat pula ditinjau dari segi kegiatan ilmiah ialah ragam bahasa
daerah (dialek), pendidikan (misalnya baku dan sekaligus ilmiah. Ditinjau dari
segi penutur/ pemakaian bahasa ragam
orang yang terpelajar dengan orang
ilmiah digunakan oleh kelompok
yang tidak terpelajar), dan sikap masyarakat terpelajar yang cenderung
penutur (memperhatiakan lawan memperhatiakan pemakaian bahasa yang
bicara yang setatus socialnya tinggi baik (sesuai dengan situasi dan tujuan)
atau orang yang lebih tua digunakan dan benar (sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa yang layak dan sopan). bahasa Indonesia baku).
Lanjutan........ • Ragam bahasa menurut hubungan
• Ragam bahasa Berdasarkan antarpembicara, dibedakan menurut
pokok pembicaraan akrab tidaknya pembicara
a. Ragam bahasa undang- a. Ragam bahasa resmi
undang b. Ragam bahasa akrab
b. Ragam bahasa jurnalistik c. Ragam bahasa agak resmi
c. Ragam bahasa ilmiah d. Ragam bahasa santai
d. Ragam bahasa sastra • Ragam dari segi sudut pandangan
bidang atau pokok persoalan
a. Bahasa Bisnis
b. Bahasa Hukum
c. Bahasa Fungsional
d. Bahasa Sastra
LARAS BAHASA
Laras bahasa (linguistic register) adalah
bentuk bahasa yang digunakan untuk suatu
tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Naomi
S. Baron (1979) 

Dwight Bolinger (1981) Dkk, mendefinisikan


laras sebagai bentuk atau variasi bahasa yang
digunakan dalam peristiwa berkomunikasi dan
mereka menambah, laras dengan bentuk bahasa
yang digunakan dalam ucapan umum seperti
yang digunakan oleh seseorang pemidato saling
berkaitan
Macam-macam laras
• LARAS IKLAN 
• LARAS HUKUM
• LARAS SASTRA
• LARAS ILMIAH
Ciri laras iklan :
LARAS IKLAN
1) Menarik
2) Informatif
Laras bahasa iklan adalah
3) Persuasif
bahasa yang digunakan
untuk membuat iklan. 4) Bahasa yang positif
Bahasa yang dapat menarik 5) Mudah dipahami
perhatian pembaca untuk
membeli atau memakai 6) Kalimat kreatif
barang atau jasa yang
ditawarkan.
Contoh Laras Iklan
Ciri Laras Hukum :
• Mempunyai gaya bahasa yang khusus.
LARAS HUKUM • Lugas dan eksak karena menghindari
kesamaran dan ketaksaan.

bahasa Indonesia yang corak


• Objektif dan menekan prasangka pribadi.
penggunaan bahasanya khas dalam • Memberikan definisi yang cermat tentang
dunia hukum, mengingat fungsinya
mempunyai karakteristik tersendiri,
nama, sifat dan kategori yang diselidiki
oleh karena itu bahasa hukum untuk menghindari kesimpang siuran.
Indonesia haruslah memenuhi
syarat-syarat dan kaidah-kaidah
• Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran
bahasa Indonesia. bersensasi
Contoh Laras hukum
Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta
Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan
atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).
Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum
suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Ciri Laras Sastra :
• Kreatif dan imajinatif: mengandung arti
LARAS SASTRA • Mementingkan penyusunan, pengulangan,
pemilihan kata
• Puitis dan hidup: monolog, dialog, dan
bahasa yang merupakan hasil dari sebagainya.
cetusan kreasi, imajinasi dan
pengalaman. Kesusastraan itu • Menggunakan bahas tersirat: perlambangan,
sendiri merupakan pengucapan kiasan, perbandingan, peribahasa, metafora,
atau tulisan yang tergolong dalam simile, ilusi, ambpersonifikasiiguitas dan
jenis kreatif-imajinatif.. sebagainya.
• Ada penyimpangan tata bahasa atau
manipulasi bahasa.
Contoh Laras Sastra
• Sang Rembulan Berharap Rindu Nyata –
Kulihat, rembulan berbincang dengan malam
Langit mulai meredup
Bercerita kisahnya yang kelam Hujan di matamu kembali tumpah
Aku kembali memandang malam
Yang penuh kehampaan biru lebam Deras membasahi muka
Tak biasanya rembulan begitu gamang Sebab rindu terbayang nyata
Sinarnya redup pun remang
Sungguh rembulan yang malang Tak kuasa ku menahan duka
Berharap sapa sang mentari kala siang
Atas rindu yang ada
Memang tragis nasibmu rembulan
Tak dihirau, apalagi mau berkawan Segala doa beriringan dengan derasnya Hujan
Rembulan yang dulu diatas awan
Kini tak lagi menawan
semoga kelak akan di kabulkan
Sesungguhnya kau tak perlu bersedih hatiKar Hanya harap yang bisa ku semogakan
ena tanpamu malam pun tak berarti
Cahayamu selalu dinanti
Perihal terwujud biarlah itu rencana Tuhan
Tiap-tiap jiwa yang dipeluk sunyi Kita cukup siap menerima kenyataan
LARAS ILMIAH

Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya


Sebuah karya tulis ilmiah ilmiah tidak disebut pengarang melainkan
merupakan hasil rangkaian disebut penulis (Soeseno, 1981: 1)
gagasan yang merupakan hasil
pemikiran, fakta, peristiwa, gejala,
dan pendapat. Jadi, seorang
penulis karya ilmiah menyusun
kembali berbagai bahan informasi
menjadi sebuah karangan yang
utuh
Ciri-ciri laras ilmiah
1) Baku.
2) Denotatif
3) Obyektif
4) Kohesif
5) Koheren
6) Mengutamakan Kalimat Pasif
7) Konsisten
8) Logis
9) Efektif
10)Kuantitatif/Kualitatif
Lanjutan.....
•Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam tulis menggunakan
ejaan yang baku, yakni EYD, dan dalam ragam lisan menggunakan ucapan yang baku, menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
•Contoh:
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga ahli, dan lain sebagainya, maka proyek pembangunan
sarana telekomunikasi di Indonesia bagian timur kita terpaksa serahkan kepada pengusaha asing. (tidak
baku)
Perbaikan:
Karena kekurangan modal, tenaga, dan lain-lain, maka proyek pembangunan sarana telekomunikasi di
Indonesia timur terpaksa kita serahkan kepada pengusaha asing. (baku)
Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.

• Contoh:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh penerangan yang memadai.
(konotatif/tidak lugas)
Maksud kalimat diatas tidak jelas karena kata penerangan mengandung makna ganda, yaitu
informasi atau listrik.
Perbaikan:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh informasi yang memadai.
(denotative)
Atau:
Sampai saat ini masyarakat desa Bojongsoang belum memperoleh listrik yang memadai
(denotative)
 Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan tidak emosional

• Contoh:
Sebaiknya letak kampus tidak dekat dengan pasar, stasiun, terminal, atau
tempat-tempat ramai lain-lainnya, sebab jika dekat dengan tempat-tempat
ramai seperti itu kegiatan belajar akan mengalami gangguan. (tidak efisien)
Perbaikan:
Sebaiknya letak kampus tidak berdekatan dengan tempat-tempat yang ramai
supaya kegiatan belajar tidak terganggu. (efisien).
• Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea

yang lainnya bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan kata-kata penghubung .

• Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.

• Mengutamakan Kalimat Pasif


Contoh: Penulis melakukan penelitian ini dilaboratorium.
Perbaikan: Penelitian ini di lakukan dilaboratorium
• Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-tanda,
dan juga penggunaan kata ganti diri.
.  Logis
Ide atau pesan yang  disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh: Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi juga akan menguap. (tidaklogis)
Perbaikan: Alat itu basah kena bensin, tetapi sebentar lagi bensin itu akan menguap.

• Efektif
Ide yang  diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau oleh
penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca
• Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh: Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang yang cukup dalam.
Perbaikan: Untuk menanam pohon itu, diperlukan lubang dengan kedalaman satu meter.
CONTOH :Paragraf dalam Bahaya Mie Instan Bagi Kesehatan
Setiap orang sudah pasti kenal dengan makanan cepat saji bernama mie instan Kecuali mudah
diperoleh, variasi makanan yang satu ini juga mempunyai rasa yang sedap.Hanya saja, dibalik sifat
praktis dan rasanya yang sangat sedap, mie instan juga mempunyai sejumlah resiko.
Menurut sejumlah hasil penelitian, Terlalu kerap mengonsumsi mie instan dapat meningkatkan resiko
timbulnya penyakit kanker, ginjal dan usus buntu. Pada beberapa kasus orang yang mengkonsumsi
mie instan berlebihan juga dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.
Sekiranya Anda umumnya mengonsumsi mie instan tiap-tiap hari, mulailah untuk menguranginya
dengan tenggang waktu 2hingga 3 hari dan lakukan sampai Anda terbebas dari mie instan sama sekali.
Menurut penelitian rupanya didalam mie instan terdapat kandungan lilin yang sangat membahayakan
bagi kesehatan manusia.
Mie instan mengandung kandungan lilin yang berguna untuk membuat mie tak lengket satu dengan
lainnya. Dengan seringnya kita mengonsumsi mie instan berarti kita juga sudah memasukkan banyak
kandungan lilin ke dalam tubuh kita. Dengan seringnya kita mengonsumsi mie instan berarti kita juga
sudah memasukkan banyak kandungan lilin ke dalam tubuh kita. Kandungan lilin tersebut akan
merusak metode kerja pencernaan dalam tubuh karena baru dapat dicerna oleh tubuh dalam waktu
minimal 2 hari.

Anda mungkin juga menyukai