Anda di halaman 1dari 52

“EJAAN”

Kelompok 1
Kelompok 1
Anggota Kelompok

• Rizka Fadilla Fadli ( 1913101010001 )


• Alia Nafisa ( 1913101010002 )
• Muharrir Ammarul Ikram ( 1913101010018)
• Raisa Amalia Yerman ( 1913101010020)
• Adha Mulyana ( 1913101010039)
• Andara Salsabiella ( 1913101010045)
• Lama Al-Gunaid (1913101010057)
Defenisi

Ejaan adalah keseluruhan aturan melambangkan


bunyi ujaran bagaimana hubungan antara
lambang-lambang tersebut dalam suatu bahasa
Ejaan yang pernah digunakan indonesia

1. Ejaan Van ophuysen ( Ejaan Balai pustaka )


• Dipergunakan pertama kali tahun 1901-1947
• Hasil karya Ch. A van Ophuysen
• Dimuat dalam kitab logat melayu
• Hal yang menonjol dalam ejaan ini:
a. Huruf “y” ditulis dengan “j”
e.g : Sayang > Sajang
b. Huruf “u” ditulis dengan “oe”
e.g : Sempurna > Sempoerna
c. Huruf “k” ditulis dengan tanda “koma”
e.g : Rakyat > Ra’yat
d. Huruf “j” ditulis dengan “dj”
e.g : Jakarta > Djakarta
e. Huruf “c” ditulis dengan “tj”
e.g : Pacar > Patjar
f. Gabungan konsonan “kh” ditulis dengan “ch”
e.g : Khawatir > Chawatir
2. Ejaan Republik ( Ejaan Suwandi )
• Hasil penyederhanaan ejan “ Van Ophuysen”
• Berlaku tanggal 19 Maret 1947- 1972

Perbedaan dengan ejaan “Van Ophuysen”


a. Oe diganti dengan u
b. ‘ diganti dengan k
c. Kata ulang boleh ditandai dengan angka dua
d. Huruf e taling dan e pepet tidak dibedakan
e. Tanda trema (“) dihilangkan
e.g : Oemoer > umur
Ma’loem > Maklum
3. Ejaan Pembaharuan ( 1957 )
• Untuk memperbaharui Ejaan Republik
• Ketua Panitia ejaan : Prof.Prijono dan E.Katoppo
• Ejaan ini belum pernah diberlakukan
• Disederhanakannya huruf yang berupa gabungan konsonan menjadi huruf
tunggal

e.g : Dj J
Tj Ts
Ng ⴄ
Nj ⴄ’ e
Sj S’

Kecuali itu, gabungan ai,au,dan oi menjadi ay,aw dan oy


Santai > Santay
Gulai > Gulay
Harimau > Harimaw
4. Ejaan Melindo ( Melayu- Indonesia )
• Perumusan tahun 1959
• Penyempurna Ejaan Pembaharuan
• Karna adanya masalah politik antara Indonesia
dan Malaysia sehingga ejaan ini tidak
diresmikan
• Penyempurnaan ejaan ini :
Tj > C : Tjinta > Cinta
5. Ejaan Baru ( Ejaan LBK )
• Lanjutan ejaan Melindo
• Panitianya terdiri dari Panitian Ejaan LBK dan
Panitia Ejaan dari Malaysia

Perubahannya antara lain:


a. Dj dan Tj > J : Djakarta > Jakarta
b. Nj > Ny : Njala > Nyala
c. Sj > Sy : Sjarat > Syarat
d. Ch > Kh : Machluk > Makhluk
6. Ejaan Yang Berlaku Sekarang
• PUEBI pengganti EYD
• Sesuai Peraturan Menteri dan Kebudayaan RI
Nomor 50 Tahun 2015
• Perubahan,akibat :
“Dampak kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang telh menyebabkan
penggunaan bahasa indonesia dalam berbagai
ranah pemakaian,baik secara tertulis maupun
tulisan, menjadi semakin luas.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam PUEBI :
a. Perubahan huruf
Ejaan Lama : Djika, tjakap,njata,sjarat,supaja
Ejaan Baru : Jika ,Cakap,Nyata,Syarat,Supaya
b. Huruf f,v,z merupakan unsur serapan dari bahasa asing
yang diresmikan . Misalnya:
Khilaf, Valuta, Zakat, Fisik,Universitas, Khazanah
c. Pengetahuan tetap digunakan. Misalnya kata “ Furqan”
dan “Xenon”
d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di-
sebagai kata depan. Misalnya:
Awalan :dicuci, dibelikan,dicium,dilatarbelakangi
Kata depan : di kantor, di sekolah, di samping
Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia ( PUEBI )

Pemakaian Huruf
1. Abjad
yang dipakai dalam ejaan Bahasa Indonesia ada 26
2. Huruf Vokal

3. Huruf Konsonan

Catatan:
• Huruf k melambangkan bunyi hamzah
• Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama sendiri dan keperluan ilmu
• X diawal kata diucapkan s
4. Huruf diftong :
Di dalam Bahasa Indonesia terdapat diftong
yang dilambangkan dengan ai, au , oi dan ei
Posisi akhir Posisi tengah Posisi awal Huruf diftong

Pandai Malaikat Ain Ai

Harimau Saudara Aula Au

Amboi Boikot - Oi

Survei Geiser Eigendom Ei


5. Gabungan huruf konsonan (cluster) :
Gubungan huruf konsonan kh , ng , ny dan
sy masing2 melambangkan satu bunyi
konsonan
Posisi akhir Posisi tengah Posisi awal cluster

Tarikh Akir Khusus Kh

Senang Bangun Ngilu Ng

- Banyak Nyata Ny

Arasy Isyarart Syarat Sy


6. Huruf kapital :
A. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.
B. Huruf kapital di pakai sebagai huruf pertama unsur nama
orang termasuk julukan
Catatan :
• Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran .
• Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf
pertama kata tang bermakna
• Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan
langsung
• Huruf kapital dipakai sebagai hurus pertama setiap kata
nama ,agama ,kitab cuci , dan tuhan ,termauk sebutan dan
kata ganti untuk tuhan
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
gelar kehormatan ,keturunan ,keagamaan atau akademik
yang diikuti nama orang,termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang .
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang yang dopakai
sebagai pengganti ama nama orang tertentu, nama ins-
tansi ,atau nama tempat
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa
sukubangsa
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tuhan ,
bulan , hari dan hari besar atau hari raya
• Huruf kapital dipakai sebaga ihuruf pertama unsur nama
peristiwa sejarah
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap
kata di dalam judul buku , karangan ,artikel ,dan
makalah serta nama majalah dan surat kabar kecuali
kata tugas seoerti di ,ke ,dari, dan , yang , dan untuk
yang tidak terletak pada posisi awal
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
signgkatan nama gelar ,pangkat atau sapaan
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak
,ibu ,kakak, adik , dan paman serta kata atau
ungkapan lain yang di pakai dalam penyapaan atau
pengacuan .
7. Huruf miring :

A. Huruf miring dalam catakan dipaki untuk menuliskan


nama buku ,majalah ,dan surat yang dikutip dalam
tulisan .
B. Huruf miring dalam catakan dipaki untuk menegaskan
atau menghususkan huruf bagian kata ,kata atau
kelompok kata .
C. Huruf miring dalam catakan dipaki untuk menuliskan
kata atau ungkapan yang bukan Bahasa Indonesia .
Judul buku, bagian bab, daftar isi, daftar
table, daftar lambing, daftar pustaka,
indeks, dan lampiran

8. Huruf Tebal
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH
TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
PENULISAN KATA

Ditulis terpisah antar kata satu dengan


lainnya

Kata Dasar

Buku itu sangat menarik


Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)
ditulis serangkai dengan kata dasarnya

Berjalan, dipermainkan, gemetar

Jika bentuk dasarnya berupa gabungan


kata, awalan atau akhiran ditulis
Kata serangkaian dengan kata yang langsung
Turunan mengikuti atau mendahuluinya

Bertepuk tangan, garis bawahi

Terdapat imbuhan diawal dan diakhir,


maka unsur gabungan kata itu ditulis
serangkai

Dilipatgandakan, menggarisbawahi
Jika salah satu unsur gabungan kata
hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata ditulis serangkai
Kata
Turunan

Pascasarjana, swadaya, demoralisasi


Unsur-unsur gabungan kata yang lazim
disebut kata majemuk ditulis terpisah

Pascasarjana, swadaya, demoralisasi

Gabungan kata yang dpat menimbulkan


Gabungan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
menambahkan tanda hubung diantara
Kata unsur-unsurnya untuk menegaskan pertalian
unsur yang bersangkutan

Anak-istri Ali, ibu-bapak kami

Gabungan kata yang dirasakan sudah padu


benar ditulis serangkai

Radioaktif, bilamana, dukacita


Pemenggalan kata pada kata dasar

Bu-ah, ma-in, ni-at

Huruf dipotong ai, au, dan oi tidak


Suku Kata dipenggal

Pan-dai, au-la, sau-da-ra

Jika di tengah kata dasar ada dua huruf


konsonan yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan diantara dua huruf konsonan itu

Man-di, som-bong, sang-gup


Jika di tengah kata dasar ada tiga huruf konsonan atau
lebih yang masing-masing melambangkan satu bunyi,
pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan
yang pertama dan huruf konsonan yang kedua

Ins-tru-men, in-fra

Pemenggalan kata dengan awalan, akhiran atau


partikel dilakukan di antara bentuk dasar dan imbuhan
Suku Kata atau partikel itu

Ber-jalan, pergi-lah, ter-bawa

Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada


kata dasar

Ge-lem-bung, ge-ri-gi
Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih
dan salah satu unsurnya itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di
antara unsur-unsur itu. Tiap-tiap unsur
gabungan itu dipenggal seperti pada kata dasar

Suku Kata Bio-data, bi-o-da-ta

Nama orang, badan hokum, atau nama diri lain


yang terdiri atas dua unsur atau lebih dipenggal
pada akhir baris di antara unsur-unsurnya (tanpa
tanda pisah). Unsur nama yang berupa
singkatan tidak dipisahkan
11) Kata Sandang si dan sang

Kata si dan
sang

ditulis
terpisah dari
kata yang
mengikutinya
Contoh:

• Surat itu dikembalikan kepada si


pengirim
• Ibu membelikan sang suami sebuah
laptop

Catatan:
Huruf awal si dan sang ditulis dengan huruf kapital jika sang
merupakan unsur nama Tuhan.
Misalnya:
Kita harus berserah diri kepada Sang Pencipta
2.3.3 Pemakaian Tanda Baca
Catatan:
a) Tanda titik tidak dipakai pada angka
1. Tanda Titik atau huruf yang sudah bertanda kurung
(.)
dalam suatu perincian
a. Tanda titik dipakai pada akhir Misalnya: 1) bahasa nasional yang

kalimat yang bukan pertanyaan atau berfungsi, antara lain,

seruan.
Misalnya: Aku tinggal di Ie Masen. b) Tanda titik tidak dipakai pada akhir
penomoran digital yang lebih dari satu
angka.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka
atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
c) Tanda titik tidak dipakai di belakang
atau daftar.
angka atau angka terakhir dalam
Misalnya: 1.1 Isi Karangan
penomoran deret digital yang lebih dari
satu angka dalam judul tabel, bagan,
grafik, atau gambar.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya: Pukul 00.00.30 jam (30 detik)

d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis,


judul tulisan, dan tempat terbit.
Misalnya: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta
Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau
Catatan:
a. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya: Dia lahir pada tahun 2002 di Bandung.

b. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan


kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya: Gambar 3 Alat Ucap Manusia

c. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat penerima dan


pengirim surat serta tanggal surat.
Misalnya:
Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73 Menteng
Jakarta 10330
2. Tanda Koma
(,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Misalnya: Telepon seluler, komputer, atau internet

b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung dalam kalimat majemuk.


Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului


induk kalimatnya.
Misalnya: Kalau diundang, Bang Mia akan datang.
Catatan:
Tanda koma tidak dipakai jika induk
kalimat mendahului anak kalimat.
Misalnya: Saya akan datang kalau
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
Misalnya: Anak itu emang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia
menjadi juara kelas.

e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seri atau kata sapaan
Misalnya: Wah, bukan main nakalnya!

f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya: Kata nenek saya, ‘’Kita harus rajin menabung dalam hidup ini.’’

Catatan:
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan
langsung yang berupa kalimat tanya, perintah, atau seru dari
bagian lain yang mengikutinya.
Misalnya: ‘’Dimana Saudara tinggal?’’ Tanya Reje.
g. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat
dan tanggal, dan nama wilayah.
Misalnya: Tokyo, Jepang

h. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Misalnya: Gunawan, Ilham

i. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir.
Misalnya: Hadikusuma Ilham, Ensiklopedia Hukum Adat.

j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya.
Misalnya: drg. Ilham, Sp.KGA
k. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupisah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya: 12,5 meter

l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan


aposisi.
Misalnya: Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang
belum diolah.

m. Tanda koma dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal


kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.
Misalnya: Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
3. Tanda Titik Dua (:)
• Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian atau penjelasan (Cth.
Mereka memerlukan perabotan rumah tangga:
Kursi, meja, dan lemari).
• Tidak dipakai dalam perincian atau penjelasan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
• Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian. (Cth. Ketua : drg. Alia
Nafisa).
• Dipakai dalam naskah drama. (Cth. Ibu : “Pergi
dari rumah ini!”)
• Dipakai diantara jilid atau nomor halaman,
surah dan ayat kitab suci, judul dan anak judul
suatu karangan, serta nama kota da penerbit
dalam daftar pustaka.
4. Tanda Hubung (-)
• Menandai sebagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris. (Cth. Kami saat ini sedang
berupaya untuk per-
gi ke Laut Merah.)
• Pada kata ulang. (Cth. Kupu-kupu, kura-kura,
kunang-kunang, mengorek-ngorek, dll.)
• Memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan. (Cth. Ber-evolusi, ber-ubah, meng-
ukur.)
Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. Se- yang kata di depannya dimulai dengan huruf kapital. (Cth.
Se-Indonesia, se-Jerman Timur.)
b. Ke- dengan angka. (Cth. Ke-4).
c. Angka dengan –an. (Cth. 1900-an)
d. Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital
(Cth. Hari-H, sinar-X, ber-KTP.)
e. Kata dengan kata ganti untuk Tuhan. (Cth. Ciptaan-Nya.)
f. Unsur Bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa asing.
(Cth. Keponakanku akan di-peusijuk.)
g. Untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
pembahasan. (Cth. Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.)
Tanda pisah (--)
• Membatasi penyisipan kata atau kaimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat. (Cth. Kemerdekaan
bangsa itu– saya yakin akan tercapai. Dicapainya hal
tersebut– kami sependapat– dapat dicapai jika kita mau
bekerja keras.)
• Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
lain. (Cth. Amin– yang merupakan anak emas Ibu
Suhaimah– mengatakan bahwa nilai kami jelek.
• Menggantikan kata sampai dengan dan sampai ke pada
penulisan dua bilangan. (Cth. Tahun 1997– 2020.)
6. Tanda Tanya (?)
• Pada akhir kalimat tanya. (Cth. Apa kabarmu,
mantanku?)
• Tanda tanya diapit tanda kurung untuk
menyatakan kalimat yang disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya. (Cth.
Mie yang dibuat dari tinta cumi(?) )
7. Tanda Seru (!)
• Untuk mengakhiri ucapan atau pernyataan
yang menggambarkan kesungguhan,
ketidakpercayaan, keanehan, ataupun emosi
yang kuat.
• Cth.
Sungguh busuk hatimu!
Makanya berpikir!
Hidup Mahasiswa!
8. Tanda Elipsis ( … )
• Menunjukkan ada bagian yang dihilangkan
dalam suatu kalimat. (Cth. Penyebab defisit
pada ekonomi negara disebabkan oleh … yang
kian merebak di masyarakat.)
• Dalam menuliis ujaran yang tidak selesai
dalam dialog. (Cth. “Aku rasa … aku suka …
pada Bambang.”)
9. Tanda petik dua (“…”)
• Dipakai dalam mengapit perkataan langsung di naskah,
pembicaraan, atau bahan tertulis lain. (Cth. Dokter
Spesialis Bedah Mulut di RSUZA mengatakan,
“Odontektomi bukanlah suatu hal yang bisa disepelekan.”)
• Untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. (Cth.
Trailer film “Fast and Furious 9” malam tadi benar-benar
membuatku terkejut. Han kembali!
• Mengapit istilah ilmiah atau kata yang memiliki arti khusus.
(Cth. Yang aku sukai dari berkunjung ke rumah teman orang
tuaku adalah sesi “salam tempel”.
10. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
• Mengapit petikan yang berada dalam petikan
lain. (Cth. “Sungguh! Aku benar-benar
mendengar korban berteriak ‘Tolong! Jangan
siksa adikku! Bunuh saja aku!’ sebelum
akhirnya suara sirine polisi terdengar.”
• Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
kata dan/atau ungkapan. (Cth. Tergugat ‘yang
digugat’).
11. Tanda Kurung ((…))
• Mengapit keterangan atau penjelasan. (Cth. Om Jean
tidak punya SIM (Surat Izin Mengemudi) saat ditanyai
polisi.)
• Mengapit plasane yang bukan bagian dari kalimat
utama. (Cth. Bu Zainab (Ibu dari pihak pengantin laki-
laki) tampak menangis haru.)
• Mengapit kata yang di dalam teks dapat dihilangkan.
(Cth. Pemenang lomba itu berasal dari (Kota) Langsa.)
• Mengapit angka atau huruf perincian. (Cth. (a), (b), (3),
(4).)
12. Tanda Kurung Siku ([…])
• Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan
di naskah asli yang ditulis orang lain. (Cth. Sang
Prabu men[d]engar bunyi gemerisik.)
• Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung. (Cth.
Persamaan kedua proses ini (Perbedaannya
terdapat dalam Bab II [lihat halaman 35—38])
perlu dibentangkan di sini.
Tanda Garis Miring(/)
• Tanda garis miring dipakai di dalam :
a. Nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi
menjadi dua tahun takwin (tahun ajaran).
Contoh:

• Jl. Melati I/20 Pagerluyung – Gempol


• Kotak Pos No. 111/ JKT Malang
• Tahun ajaran 2015/2016
b. Sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Contoh :
mahasiswa/mahasiswi = 'mahasiswa dan mahasiswi‘
dikirimkan lewat darat/laut = 'dikirimkan lewat darat atau lewat
laut'
buku dan/atau majalah = 'buku dan majalah atau buku atau
majalah'
harganya Rp2.000,00/lembar = 'harganya
Rp2.000,00 setiap lembar‘
c. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan
atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh :
Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

Anda mungkin juga menyukai