Anda di halaman 1dari 2

Biografi Tokoh Keperawatan di Dunia

I. Florence Nightingale
Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12
Mei 1820 – meninggal di London, Inggris, 13
Agustus 1910  pada umur  90 tahun) adalah pelopor
perawat modern, penulis dan ahli statistik. Ia dikenal
dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady
With The Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut
mengumpulkan korban perang pada perang
Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia.
Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep penjagaan kebersihan
rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada
pemerhatian teliti terhadap keperluan pasiendan penyusunan laporan mendetil
menggunakan statistiksebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik
pada bidang keperawatan di hadapan pemerintahan Inggris.
Semasa kecilnya ia tinggal di Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah
milik ayahnya,William Nightingale yang merupakan seorang tuan tanah kaya di
Derbyshire, London, Inggris.Sementara ibunya adalah keturunan ningrat dan
keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale
memiliki seorang saudara perempuan bernama Parthenope.
Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence
untuk berkarier sebagai perawat mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya
sangat keberatan dengan jaluryang hendak ditempuh Florence. Sedangkan
ayahnya, meski mendukung kegiatan kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini,
juga tidak ingin Florence menjadi perawat.

Pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang


hina, alasannya:
 
 Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga
tentara yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi;

 Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam


keadaan terbukasehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang
kurang sopan untuk wanita baik-baik,selain itu banyak pasien
memperlakukan wanita yang tidak berpendidikan yang berada dirumah
sakit dengan tidak senonoh;

 Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada


perempuan karenaalasan-alasan tersebut di atas;

 Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak. 

Namun hasrat Florence adalah tetap menjadi perawat. Ketika berumur 20 tahun


ia meminta ijin kepada orang tuanya untuk memasuki rumah sakit dan
mempelajari keperawatan, tetapi orang tuanya tetap tidak mengijinkan karena
rumah sakit pada saat itu keadaannya sangat memprihatinkan. Walaupun
dilarang, semangat Florence untuk menjadi perawat tidak pupus.Tercatat dalam
sejarah, Florence menjadi satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri menjadi
relawan pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang
terhadap Rusia untuk menguasai Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang
menuju Timur Tengah). Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun
yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit
yang sakit dan luka-luka. Selain sebagai tokoh di bidang keperawatan , Florence
juga merupakan tokoh dibidang kepalang merahan khususnya relawan –relawan
palang merah.

Anda mungkin juga menyukai